PENGEMBANGAN BUKU AJAR PRAKTIKUM MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN DI LABORATORIUM BIOLOGI

  

IJER, 1 (1), 2016, 1-9

PENGEMBANGAN BUKU AJAR PRAKTIKUM MATA

KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN DI LABORATORIUM BIOLOGI *)

  

Suraida

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia

  Abstrak

Penelitian ini dilakukan karena proses pembelajaran di laboratorium Biologi IAIN STS Jambi yang

masih minim sarana prasarana yang ada di laboratorium, sehingga menghambat proses

pembelajaran khususnya untuk mata kuliah Morfologi Tumbuhan. Penelitian ini bertujuan

mengembangkan buku ajar praktikum dan mengetahui praktikalitasnya. Jenis Penelitian ini adalah

penelitian pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan 4-D Models yang

terdiri dari 4 tahap yaitu Define, Design, Develop dan Disseminate. Karena adanya keterbatasan

waktu dan biaya maka tahap disseminate tidak dilakukan. Produk yang dikembangkan berupa buku

ajar praktikum yang divalidasi oleh validator. Produk yang telah divalidasi dan dinyatakan valid

oleh validator, kemudian diujicobakan pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk melihat nilai

praktis buku ajar praktikum di laboratorium Biologi. Analisis data yang digunakan adalah data

deskriptif untuk memvalidasi perangkat pembelajaran oleh pakar pendidikan. Selain itu juga diteliti

data praktikalitas penggunaan perangkat pembelajaran ini yang diperoleh dari observasi dosen dan

respon siswa. Nilai validitas produk 83,31% yang dikategorikan valid. Sementara nilai kepraktisan

berdasarkan data observasi keterlaksanaan SAP, angket respon dosen dan siswa dikategorikan

sangat baik atau sangat praktis. Penelitian menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran di

Laboratorium Biologi yang dikembangkan adalah valid dan sangat praktis digunakan baik dosen

maupun siswa . Kata Kunci : Pengembangan, buku ajar praktikum, laboratorium biologi

  

Abstract

[The development of a course book for plant morphology at biology laboratory] This research was

triggered by the limited facilities of the biology laboratory at the State Institute of Islamic Studies

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi which became a constrain in the teaching and learning process of

Plant Morphology classroom sessions. The objective of this research was to develop a course book as

well as to reveal its practicality. The researcher did a research and development using 4-D Models

consisting of four stages namely; define, design, develop, and disseminate. Considering the limitation

of time and finance, the disseminate stage was not executed. The test revealed the validity score of the

product was 83,31% which categorized as good. For its practicality, the product was considered as

very good based on observation of lesson plan execution and lecturers’ and students’ response. In

summary, the course book developed for the course at Biology Laboratory was categorized as valid

and practical to be used by both students and lecturers.

  Keywords: development, a course book, biology laboratory 1.

  pembelajaran agar peserta didik secara aktif

   Pendahuluan

  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta mewujudkan suasana belajar dan proses keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan merupakan proses

  • )

  Penulis Korespondensi

  sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri

  E-mail: reyda2012@gmail.com

  secara utuh dalam pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagai individu, makhluk sosial dan sebagai makhluk Tuhan. Dalam pendidikan, secara implisit terjalin hubungan antara dua pihak, yaitu pendidik dan pihak peserta didik yang di dalam hubungan itu berlainan kedudukan dan peranan setiap pihak, akan tetapi sama dalam hal dayanya yaitu saling mempengaruhi guna terlaksananya proses pendidikan (transformasi pendidikan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan yang tertuju kepada

  Melihat pentingnya pendidikan, maka peran pendidik di sini sangat signifikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang menghasilkan generasi masa depan yang berkualitas. Pendidik harus jeli dan sigap dalam melihat perkembangan zaman, dan dapat selalu melihat karakteristik dari anak didiknya sehingga dapat membantu dalam mengembangkan pembelajaran.

  Materi Biologi khususnya pada mata kuliah Morfologi Tumbuhan sebagai proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan Biologi diarahkan secara langsung untuk berinteraksi dengan alam sekitar sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Oleh karena itu pembelajaran Biologi menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

  Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Biologi berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan ”apa yang akan dipelajari” ke ”bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara sumber lain.

  Siswa menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti dalam membangun pengetahuannya dalam pembelajaran. Siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti di dalam proses pembelajarantersebut.

  Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang mereka peroleh hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan praktis kehidupan mereka baik di lingkungan kerja maupun masyarakat (Elfis, 2010).

  Salah satu karakteristik dari guru Biologi adalah senang berinteraksi dengan lingkungan, terutama makhluk hidup. Guru Biologi tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium, termasuk alam semesta ini. Dengan kata lain, guru Biologi mencintai makhluk hidup dan senang berinteraksi dengannya dalam rangka menggali ilmu tentang makhluk hidup itu sendiri dan lingkungannya serta mengajarkan kepada anak didiknya.

  Dalam pendidikan kegiatan laboratorium, praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya Biologi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA. laboratorium, berupa pengamatan, penelitian, percobaan, praktikum. Pengertian laboratorium dalam hal ini tidak hanya mengacu pada alat untuk melakukan kegiatan namun merupakan proses inti dari proses belajar mengajar dan tempat orientasi atau pusat kegiatan pembelajaran biologi.

  Kegiatan di dalam laboratorium antara lain berupa praktikum. Praktikum dapat diartikan sebagai kegiatan siswa yang menggunakan bahan dan atau alat serta melakukan pengamatan atau percobaan untuk melatih keterampilan IPA. Tujuan praktikum adalah untuk mengembangkan keterampilan, memecahkan masalah dan berpikir kreatif, meningkatkan pemahaman terhadap biologi dan metode ilmiah, mengembangkan keterampilan percobaan dan penyelidikan ilmiah, menganalisis data dan mengkomunikasikan hasil, melatih kemampuan bekerjasama, menumbuhkan sikap positif dan minat, serta meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap lingkungan (Koesmadji, 2004).

  Pembelajaran dan buku ajar merupakan dua hal yang saling melengkapi. Pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika dilengkapi dengan media pembelajaran, salah satunya adalah buku ajar. Buku ajar dapat dirancang serta digunakan baik jika memperhatikan sejumlah prinsip dalam pembelajaran. Komponen pembelajaran terdiri atas mahasiswa, pengajar atau pendidik, materi/bahan ajar, cara penyajian bahan ajar, dan latihan. Buku ajar yang baik telah mencerminkan kesatuan yang padu atas seluruh komponen, sehingga bahan ajar, cara penyajian bahan ajar, dan latihan bahan ajar dapat dengan mudah dipahami dan dipraktikkan, baik oleh mahasiswa maupun pengajar. Secara teoretis, seorang pengajar dianggap memiliki pengalaman mengajarkan materi keilmuan tanpa panduan buku ajar. Akan tetapi, cara demikian tidak akan berlangsung lama. Banyak pengajar yang memiliki sejumlah keterbatasan untuk menambah materi pelengkap, sehingga mau tidak mau mereka dalam mengajar hanya mengandalkan buku ajar semata. Hal ini berarti buku ajar merupakan media pembelajaran yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, buku ajar harus dirancang sebaik- baiknya, disusun seefektif dan seefisien mungkin sehingga mahasiswa dan pengajar terbantu dalam proses belajar-mengajar disiplin keilmuan tertentu (Kurniawan, 2010). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan laboran biologi serta dosen biologi, didapatkan informasi bahwa selama ini kegiatan pembelajaran biologi di IAIN STS Jambi jarang dilakukan praktikum yang dilakukan di labaratorium. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana-prasarana peralatan laboratorium, seperti kurangnya alat-alat laboratorium berupa mikroskop, preparat, buku ajar praktikum, jaringan air yang tidak lancar, serta jaringan listrik yang tidak memadai. Hal ini akhirnya laboratorium sesuai dengan mata kuliah Biologi khususnya Morfologi Tumbuhan yang sebagian besar membutuhkan praktikum dalam perangkat pembelajarannya.

  Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji tentang pengembangan buku ajar di laboratorium Biologi IAIN STS Jambi khususnya untuk mata kuliah Morfologi Tumbuhan. Sehingga dengan adanya perangkat pembelajaran yang jelas di laboratorium Biologi akhirnya dapat menunjang terlaksananya praktikum dengan baik serta dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi mata kuliah tersebut.

  Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Instrumen kevalidan ; validasi buku ajar praktikum dan Instrumen Praktikalitas

  Dari seluruh item yang diberikan, kemudian ditabulasi dan dicari persentasenya Analisis data praktikalitas diperoleh dari instrumen observasi keterpakaian buku ajar dan

  Penskoran untuk masing-masing digunakan skala likert 1-4, dengan ketentuan: Nilai 4 = Sangat Sesuai (SS) Nilai 3 = Sesuai (S) Nilai 2 = Tidak Sesuai (TS) Nilai 1 = Sangat Tidak Sesuai (STS)

  Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi buku ajar praktikum. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif. Data kelayakan perangkat pembelajaran ini berupa skala likert.

  b. Analisis Data Validitas

  Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diambil dari hasil validitas oleh validator dan data yang diambil dari pelaksanaan uji coba terbatas pada mahasiswa semester II untuk mata kuliah Morfologi Tumbuhan berupa hasil observasi keterpakaian buku ajar praktikum dan respon siswa.

  Praktikalitas perangkat pembelajaran ditinjau dari dua indikator, yaitu : 1). kemudahan pemakaiannya, 2). waktu yang terpakai. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui praktikalitas buku ajar praktikum ini yaitu : 1). observasi terhadap keterlaksanaan dan keterpakaian buku ajar dalam proses pembelajaran, 2). Respon siswa terhadap buku ajar yang telah dikembangkan peneliti.

  a. Instrumen

  Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat dikonstruksi pertanyaan sebagai berikut: 1) Bagaimana validitas pengembangan buku ajar praktikum di laboratorium biologi Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi untuk mata kuliah Morfologi Tumbuhan?, 2) Bagaimana praktikalitas buku ajar praktikum di laboratorium untuk mata kuliah Morfologi Tumbuhan yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung?

  Perangkat pembelajaran berupa buku ajar praktikum yang telah direvisi diujicobakan pada mahasiswa semester III Biologi IAIN STS Jambi. Uji coba bertujuan untuk melihat praktikalitas perangkat pembelajaran yang digunakan dengan aktivitas siswa dalam belajar.

  Selanjutnya produk divalidasi oleh pakar, kemudian diujicobakan pada mahasiswa semester III Biologi IAIN Jambi. Pada saat uji coba akan diamati keterlaksanaan perangkat pembelajaran berupa buku ajar praktikum dan aktivitas siswa oleh pengamat terhadap kegiatan pembelajaran.

  Model penelitian ini adalah model pengembangan 4-D (Four D. Model), yang terdiri dari 4 tahap. Tahap-tahap itu adalah : pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran (disseminate). Tahap- tahap ini dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 2. Pada tahap penyebaran hanya terbatas untuk

  Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran di laboratorium yaitu berupa buku ajar yang berorientasi model pembelajaran langsung.Setelah produk dikembangkan, akan dilakukan analisis validitas, dan analisis uji coba untuk melihat tingkat kepraktisan terhadap kegiatan pembelajaran.

  Berpedoman pada tujuan penelitian yaitu mengembangkan buku ajar praktikum yang valid dan efektif, maka jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku ajar praktikum dan mengetahui praktikalitasnya di laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi untuk mata kuliah Morfologi Tumbuhan. Di samping itu, manfaat dari penelitian ini adalah untuk memudahkan dan membantu siswa dalam memahami materi mata kuliah yang dipelajari serta dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh dosen Biologi dalam pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi laboratorium yang ada, sebagai contoh bagi dosen Biologi dalam penyusunan buku ajar praktikum untuk mata kuliah Morfologi Tumbuhan.

2. Metode

  angket respon siswa terhadap perangkat pembelajaran. Analisis data keterlaksanaan dan keterpakaian buku ajar praktikum di laboratorium biologi selama proses pembelajaran berdasarkan atas hasil lembar observasi. Data yang diperoleh dideskripsikan dengan teknik analisis frekuensi data.

  3) Analisis siswa

  1) Validasi perangkat pembelajaran

  Tahap develop bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid dan praktis. Tahap pengembangan ini terdiri dari :

  c. Tahap Pengembangan (Develop Phase)

  Setelah kelima tahap perancangan buku ajar praktikum yang dikembangkan selesai, dilakukan perencanaan awal secara keseluruhan. Perencanaan awal ini dilakukan dengan penulisan, penelaahan dan pengeditan buku ajar praktikum yang disusun.

  Perancangan buku ajar dilakukan dengan mempertimbangkan : (1). Substansi materinya relevan dengan tingkat pemahaman dan daya nalar siswa, (2). Memiliki tingkat keterbacaan bahasa yang sesuai dengan usia siswa, (3). Materi mengacu pada kurikulum atau adanya kekonsistenan sasaran belajar dengan indikator pokok bahasan, (4). Tersusun secara sistematis antara materi yang satu dengan materi yang lainnya, (5). Disajikan dengan illustrasi yang menarik.

  Tahap ini bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran berupa buku ajar praktikum yang berorientasi model pembelajaran langsung.

  b. Tahap Perancangan (Design Phase)

  Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan oleh guru sesuai dengan perangkat pembelajaran yang akan dibuat.

  4) Analisis Konsep

  Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang meliputi usia, motivasi terhadap mata kuliah dan tingkat perkembangan Menurut Kemp (1994) bahwa pada awal perencanaan sangat penting untuk memperhatikan ciri, kemampuan dan pengalaman siswa, baik secara kelompok maupun perorangan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa semester III Biologi IAIN STS Jambi yang berusia 18-20 tahun. Berdasarkan tahap perkembangan intelektual anak menurut Piaget (Hendro dan Jenny, 1993), siswa pada umur tersebut berada pada tahap operasional atau sudah mampu berpikir secara abstrak dan dapat memahami kemungkinan yang akan terjadi. Hasil analisa ini dapat dijadikan gambaran untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Morfologi Tumbuhan di laboratorium Biologi berorientasi model pembelajaran langsung.

  Analisis kebutuhan bertujuan memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis kebutuhan ini adalah analisis materi kurikulum Morfologi Tumbuhan dan buku pustaka yang beredar di pasaran.

  3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

  2) Analisis kebutuhan

  c) Materi Pokok. Materi pokok yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah struktur morfologi organ tumbuhan.

  b) Kompetensi Dasar (KD). KD yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah memahami morfologi tumbuhan sebagai ilmu serta kaitannya dengan ilmu-ilmu lainnya, menguasai prinsip-prinsip tentang struktur dan perkembangan batang, daun, akar, bunga, buah, dan biji secara menyeluruh.

  a) Standar Kompetensi (SK). SK yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah memahami prinsip- prinsip tentang fungsi, struktur dan perkembangan organ, batang, daun, akar, bunga, buah, dan biji.

  IAIN STS Jambi. Berdasarkan silabus pada mata kuliah Morfologi Tumbuhan diketahui kompetensi yang akan dicapai meliputi :

  Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap silabus kurikulum berbasis kompetensi (KBK) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah

  1) Analisis Kurikulum

  Tahap pendefinisian bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Adapun langkah-langkah kegiatan dalam tahap define yaitu analisis kurikulum, analisis kebutuhan, analisis siswa, dan analisis konsep.

   Tahap Pendefinisian (Define Phase)

  Selanjutnya produk divalidasi oleh pakar, kemudian diuji cobakan pada mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Biologi IAIN STS Jambi pada bulan Mei 2015 yang berjumlah 107 orang. Pada saat uji coba akan diamati keterlaksanaan buku ajar praktikum dan aktivitas siswa oleh pengamat dan terakhir akan diminta respon dosen dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah rancangan pengembangan perangkat pembelajaran berupa buku ajar praktikum model pengembangan 4- D dapat dijelaskan sebagai berikut: a.

  Model penelitian ini adalah model pengembangan 4-D (Four D. Model), yang terdiri pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran (disseminate). Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap development saja. Tahap penyebaran tidak dilaksanakan, karena keterbatasan waktu dan dana.

  Perangkat pembelajaran yang akan digunakan terlebih dahulu divalidasi yaitu validasi isi dan konstruksinya. Validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh validator yang terdiri dari 3 (tiga) orang dosen IAIN STS Jambi yang ahli di bidangnya. Masukan dari validator digunakan untuk memperbaiki atau merevisi perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Validasi dikatakan selesai, apabila validator menyatakan perangkat pembelajaran sudah siap diujicobakan. Revisi ini merupakan revisi awal dari perangkat pembelajaran yang dihasilkan.

   Uji praktikalitas perangkat pembelajaran

  Materi disajikan secara sistematik dan logis.

  3 3 3 3,00 6. Bahasa yang digunakan

  3 3 3 3,00 5. Struktur kalimat yang digunakan baku.

  4 3 3 3,33 4. Bahasa disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa (komunikatif).

  4 3 3 3,33 3. Menggunakan istilah yang sesuai dengan konsep yang menjadi pokok bahasan.

  Menggunakan ejaan yang disempurnakan (EYD).

  4 3 3 3,33 2.

  Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

  Keterbacaan 1.

  4 3 3 3,33 C Aspek Bahasa dan

  3 3 3 3,00 6. Gambar hasil kutipan mencantumkan sumbernya.

  3 3 3 3,00 5. Gambar disajikan dengan jelas dan menarik.

  3 4 3 3,33 4. Judul dan keterangan sesuai dengan gambar.

  3 4 4 3,67 3. Ilustrasi sesuai dan memperjelas konsep.

  3 3 4 3,33 2. Materi disajikan secara sederhana dan jelas.

  B. Aspek Penyajian 1.

  Uji coba dilakukan dengan mengoperasionalkan perangkat pembelajaran yang telah direvisi oleh pakar kepada siswa dalam jumlah terbatas. Uji coba ini dilakukan di Laboratorium Biologi IAIN STS Jambi. Dalam uji coba, peneliti bertindak sebagai guru dan diamati oleh dua orang pengamat untuk mengamati keterlaksanaan perangkat pembelajaran. Data praktikalitas diperoleh berupa : (a) Hasil pengamatan keterlaksanaan buku ajar praktikum, (b). Angket praktikalitas buku ajar praktikum yang dikembangkan.

  3 3 3 3,00

  3 3 3 3,00 6. Notasi, simbol dan satuan sesuai dengan acuan sistem internasional.

  3 3 3 3,00 5. Melakukan observasi terhadap fenomena alam dan benda- benda.

  4 4 4 4,00 4. Mengaplikasikan konsep dalam kehidupan.

  3. Kebenaran konsep (definisi, rumus, hukum dan sebagainya).

  4 4 4 4,00 2. Kelengkapan materi 4 4 4 4,00 sesuai dengan kurikulum.

  Materi menunjang pencapaian kompetensi dasar.

  A. Aspek Materi 1.

  Validator Rata- rata 1 2 3

  NO Standar Penilaian Nilai

  Hasil validasi buku ajar praktikum yang dinilai ketiga validator ditampilkan pada Tabel sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Validasi buku ajar praktikum sesudah direvisi

  Lembar instrumen validasi perangkat pembelajaran diberikan kepada validator untuk divalidasi. Validator terdiri dari dua orang pakar pendidikan yang diambil dari dosen IAIN STS Jambi. Berdasarkan hasil penilaian dan saran yang diberikan maka dilakukan revisi. Selanjutnya dikembalikan lagi kepada validator dan akhirnya validator menyatakan perangkat pembelajaran sudah siap untuk diuji cobakan.

  Perangkat pembelajaran di laboratorium Biologi IAIN STS Jambi yang telah dikembangkan berupa buku ajar praktikum menggunakan 3 tahap dari langkah-langkah 4-D models yang terdiri dari tahap Pendefinisian (Define), Perancangan (Design), dan Pengembangan (Develop). Berikut adalah temuan khusus dari penelitian berupa analisis data dan pembahasan.

  Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah buku ajar praktikum yang yang telah dikembangkan oleh peneliti. Selanjutnya perangkat pembelajaran diujicobakan terbatas pada siswa semester III Lokal A yang berjumlah 37 orang, Lokal B yang berjumlah 36 orang, serta Lokal C yang berjumlah 34 orang.

  3 3 4 3,33 sederhana, lugas, dan mudah dipahami.

  Skor yang diperoleh 59,98 Validitas (%) = 59,98/ 72 X 100% 83,31

  3 4 87,5 Sangat Praktis

  75 Cukup Praktis

  3

  3

  7. Apakah buku ajar praktikum membantu mengatasi keterbatasan waktu dalam

  4 4 100 Sangat Praktis

  6. Apakah buku ajar praktikum dapat memberikan pemahaman konsep materi terhadap siswa.

  3 4 87,5 Sangat Praktis

  5. Apakah buku ajar dapat digunakan guru sebagai acuan untuk memberikan pembelajara n kepada siswa.

  75 Cukup Praktis

  3

  3

  4. Apakah keterbacaan buku ajar praktikum dapat dimengerti oleh siswa.

  4 4 100 Sangat Praktis

  3. Apakah bahan ajar dan media pembelajara n dapat memudahka n guru dalam proses pembelajara n.

  2. Apakah buku ajar praktikum dapat membantu guru dalam proses pembelajara n.

  Kategori

1. Praktikalitas Buku Ajar Praktikum

  1 Pengamat

  Valid

  Hasil validasi buku ajar praktikum yang disajikan pada Tabel 1. Menunjukkan rata-rata skor penilaian dari ketiga validator adalah 83,31%. Hal ini berarti hasil validasi buku ajar praktikum yang akan diujicobakan adalah valid. Setelah bahan ajar dinyatakan valid, baru diujicobakan.

  Praktikalitas perangkat pembelajaran berupa buku ajar praktikum ditentukan dengan mengujicobakannya. Uji coba dilakukan dengan mengoperasionalkan perangkat pembelajaran yang telah direvisi dan dinyatakan valid oleh pakar kepada siswa dalam jumlah yang terbatas. Uji coba terbatas dilakukan pada Lokal Biologi A,B,C semester III dengan empat kali pertemuan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh dua orang observer terhadap keterlaksanaan buku ajar praktikum. Selanjutnya pada pertemuan terakhir akan diminta tanggapan atau respon guru dan respon siswa terhadap model pembelajaran.

  Berdasarkan pengisian lembar pengamatan diperoleh data tentang kepraktisan pelaksanaan buku ajar praktikum sebagai berikut. Tabel 2.. Pengamatan keterlaksanaan buku ajar praktikum di laboratorium biologi

  Pertemuan ke- Pengamat

  2 Rata- rata 1 87,5 87,5 87,50 2 85,0 87,5 86,25 3 82,5 85,0 83,75 4 85,0 82,5 83,75

  3 4 87,5 Sangat Praktis pembelajara n membantu guru dalam proses pembelajara n.

  Rerata 85,31 Kategori Sangat Praktis

  Berdasarkan hasil pengamatan dua orang pengamat terhadap keterlaksanaan buku ajar praktikum di Lokal Biologi Semester III IAIN STS Jambi diperoleh rata-rata nilai 85,31 dengan kategori sangat praktis.

  Angket respon guru terhadap praktikalitas pembelajaran di laboratorium yang diujicobakan pada mahasiswa semester III Biologi IAIN STS Jambi, sebagai berikut : Tabel 3. Hasil analisis Respon Guru (Dosen) terhadap Praktikalitas Buku Ajar Praktikum di Laboratorium Biologi IAIN STS Jambi

  N o Standar Penilaian Responden Rata -rata Katego ri

  1

  2

1. Apakah

  perangkat

  proses pembelajara n Skor yang diperoleh

  23

  26

  49 Sangat Praktis Skor maksimum

  28

  28

56 Praktikalitas 82,1

  6 87,5

  Dari hasil analisis Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa nilai praktikalitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah 87,50% dan berada pada kategori sangat praktis. Selain itu perangkat pembelajaran yang diujicobakan ini juga mendapat respon dari siswa. Pada saat diujicobakan, umumnya siswa merespon positif perangkat pembelajaran ini, melalui pernyataan ketertarikan, kemudahan, kejelasan, kesenangan terhadap perangkat pembelajaran yang diujicobakan peneliti.

  Perangkat pembelajaran di laboratorium Biologi IAIN STS Jambi telah divalidasi oleh 3 validator dari pakar pendidikan untuk memvalidasi isi dan konstruknya. Validator yang menilai validitas perangkat pembelajaran ini adalah orang-orang yang telah lama bertugas di bidang pendidikan. Oleh sebab itu, hasil validasi ini telah dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2007) bahwa suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

  4 92,8

  Berdasarkan analisa hasil validasi terhadap kesesuaian kompetensi dasar, indikator, kebenaran konsep dan bahasa yang digunakan pada perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan berada pada kategori Valid, dengan rata-rata aspek yang dinilai 83,31% . Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berupa buku ajar praktikum yang dikembangkan telah sesuai dengan materi yang disajikan untuk standar kompetensi dan teruji kualitasnya. Sehingga tahap selanjutnya dalam penelitian ini dapat dilanjutkan yaitu berupa tahap uji coba. Hal ini dipertegas oleh pendapat yang dikemukakan oleh Riduwan (2008), bahwa setelah validitas selesai dari para ahli, maka diteruskan dengan langkah selanjutnya yaitu uji coba instrumen.

  Hasil validasi bahan ajar menunjukkan rata- rata skor penilaian dari ketiga validator adalah 83,31%. Hal ini berarti hasil validasi bahan ajar yang akan diuji cobakan adalah valid. Bahan ajar yang dikembangkan peneliti sudah valid berdasarkan penilaian validator sebagai berikut : (1). Buku telah mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar yang jelas, (2). Indikator yang dirumuskan sesuai dengan kompetensi dasar, di mana indikator dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian, (3). Materi yang disampaikan telah sesuai dengan pencapaian indikator, diuraikan dengan bahasa yang mudah dipahami serta dilengkapi gambar-gambar menarik yang menyajikan kaidah materi dengan situasi nyata dalam kehidupan aspek bahasa dan keterbacaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar serta penggunaan istilah yang sesuai dengan pemahaman konsep dan karakteristik siswa.

  Tujuan pembuatan buku ajar praktikum oleh peneliti agar dapat bermanfaat bagi siswa. Siswa dapat terbantu dalam belajar secara mandiri dan terarah di laboratorium sehingga mampu memahami konsep materi yang dipelajari dengan mudah dan pada akhirnya kompetensi dasar dalam pembelajaran dapat tercapai.

  2. Praktikalitas Perangkat Pembelajaran di

  Laboratorium Biologi

  Berdasarkan hasil pengamatan dua orang pengamat terhadap keterlaksanaan perangkat pembelajaran berupa buku ajar praktikum di Laboratorium Biologi Semester III IAIN STS Jambi diperoleh rata-rata nilai 85,31 dengan kategori sangat praktis. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan berjalan lancar dan baik. Hal ini mendukung penilaian pakar pendidikan yang telah memvalidasi perangkat pembelajaran yang dikembangkan dan memberikan nilai rata-rata sangat praktis. Dengan demikian, perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan memperlihatkan nilai praktikalitas yang sangat baik.

  Keterpakaian buku ajar praktikum di laboratorium sangat baik pada pertemuan pertama sampai keempat karena siswa mudah mengerti dan mengerjakan proses kerja kegiatan praktikum yang dibimbing oleh dosen. Siswa dapat mencari informasi dari objek yang diamatinya, siswa diberi motivasi oleh dosen sehingga mereka aktif melakukan kegiatan mengamati, mendiskripsikan media realia yang ada, mencari keterangan, dan mengkomunikasikan hasil temuan mereka.

  Siswa dikondisikan untuk belajar dalam kelompok belajar tersebut membuat mereka dapat berdiskusi, saling bertukar informasi diantara mereka untuk memecahkan masalah. Jika mereka terbentur dengan suatu masalah, siswa meminta bantuan pada dosen yang berada dekat berkeliling kelas untuk melihat dan membantu siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar saat kegiatan praktikum berlangsung.

  Secara umum kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan pembelajaran adalah waktu dan kurangnya tenaga asisten yang disediakan untuk mengerjakan praktikum mengingat jumlah siswa

  Masukan dari validator digunakan untuk merevisi model perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Tujuan validasi ini adalah untuk menguji perangkat pembelajaran. Validitas tersebut pengujiannya dilakukan berdasarkan validitas konstruksi (construct validity) yang menggunakan pendapat ahli (judgment validity) (Riduwan, 2007). yang banyak, sehingga kurang optimal dalam Azhar, A. (2006). Media pembelajaran. Jakarta: pelaksanaan praktikum. Manfaat penggunaan buku Raja Grafindo Persada. ajar praktikum oleh dosen adalah memudahkan kerja

  Bahri, S, D dan Zain, A. (2006). Strategi belajar dosen dalam menyampaikan materi yang cukup

  mengajar . Jakarta: Rineka Cipta.

  padat, sedangkan manfaat yang diperoleh siswa adalah mudah memahami materi yang didapat Depdiknas. (2006). Pengembangan Silabus berdasarkan praktikum yang dilakukan.

  Kurikulum Berbasis Kompetensi . Jakarta: Secara keseluruhan kepraktisan perangkat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  pembelajaran baik dan tidak perlu perbaikan terhadap Hendro, D dan Jenny, R.E.K. (1993). Pendidikan produk perangkat pembelajarann yang telah

  IPA 3 . Jakarta: Depdikbud.

  Respon siswa setelah pembelajaran di Ibrahim, R dan Syaodih, N. (2003). Perencanaan laboratorium Biologi pada umumnya baik, hal ini

  pengajaran . Jakarta : Rineka Cipta.

  ditunjukkan pada angket yang menunjukkan hampir Kemp, J. (1994). Proses perancangan pengajaran. semua siswa merasa senang terhadap perangkat Bandung : ITB Bandung. pembelajaran dengan persentase 100% dan baru kali ini siswa praktikum dengan menggunakan perangkat

  Koesmadji, W. (2004). Teknik laboratorium common pembelajaran yang lengkap. Dengan adanya diskusi

  textbook (Edisi Revisi) . Bandung,

  dalam kelompok selama praktikum telah menambah Universitas Pendidikan Indonesia. motivasi belajar siswa, karena orang biasanya belajar Majid, A. (2006). Perencanaan pembelajaran. paling baik dalam lingkungan kerja sama. Kondisi Bandung: Remaja Rosdakarya. ini sesuai dengan pernyataan Muslich (2007), bahwa pembelajaran konstekstual memberikan kesempatan

  Muslich, M. (2007). KTSP. Jakarta : Bumi Aksara. untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerjasama,

  Nur, M. (2006). Contoh Proposal Penelitian dan saling memahami antara satu dengan yang lain

  Pengembangan. Makalah. Disampaikan

  secara mendalam (learning to know each other pada Workshop Pengembangan Model dan

  deeply ).

  Strategi Pembelajaran Berorientasi Life Skill di Jurusan Studi Fisika dan

4. Kesimpulan

  Peningkatan Pengetahuan Dosen dalam Dari hasil analisis yang diperoleh dari

  Melakukan Penelitian Pengembangan di validasi dan uji coba, dapat ditarik kesimpulan Jurusan Biologi FMIPA Universitas sebagai berikut : Negeri Padang pada tanggal 27-29 Juni a. Perangkat pembelajaran di laboratorium Biologi 2006. berupa buku ajar praktikum yang dirancang sudah valid.

  Riduwan. (2007). Belajar mudah penelitian untuk

  b. perangkat pembelajaran di Praktikalitas guru-karyawan dan peneliti pemula . laboratorium Biologi berdasarkan respon dosen Bandung: Alfabeta. dan siswa menunjukan nilai sangat praktis.

  Rustaman, N Y. dkk. (2003). Strategi pembelajaran Dengan demikian perangkat pembelajaran berupa biologi. Common Text Book (edisi revisi). buku ajar praktikum yang telah dikembangkan

  Technical Cooperation Project for memperlihatkan nilai praktikalitas yang sangat Development of Science and Mathematcs baik. Teaching for Primary and Secondary

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Education in Indonesia (IMSTEP). maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

  a.

  Disarankan untuk ke depannya keterlaksanaan praktikum di laboratorium ini membutuhkan Sadiman, Arief S., dkk. (2007). Media Pendidikan. adanya asisten, sehingga pelaksanaan praktikum

  Jakarta : Raja Grafindo ersada dari persiapan bahan praktikum dan media dapat Sukerni, P. (2014). Pengembangan Buku Ajar berjalan dengan baik.

  Pendidikan IPA Kelas IV Semester I SD b. Disarankan kepada pengembang keilmuan di

  No.4 Kaliuntu Dengan Model Dick and bidang teknologi pembelajaran untuk

  Carey . Volume 3, No.1. Singaraja. Bali.

  mengembangkan perangkat pembelajaran di laboratorium dengan model dan metode yang Thaibin, S., Ernawaty,

  E., dan Lestari, I. bervariasi dan kajian yang lebih sempurna.

  (2010).Pengembangan Buku Ajar IPA SMP Dilengkapi Dengan Media Permainan Ular

  DAFTAR PUSTAKA

  Tangga Chemistry(UTACHI). FKIP UNTAN. Ambiyar. (1989). Media pendidikan I. Padang:

  Slameto. (2003). Belajar dan Faktor yang FPTK IKIP Padang.

  Mempengaruhinya . Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar design) untuk memperbaiki kualitas belajar

  Mengajar . Bandung : PT Remaja mengajar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Rosdakarya.

  Persada. Sugiyono. (2008). Metode Pendidikan Pendekatan Trianto. (2007). Model pembelajaran terpadu dalam Kuantitatif, Kualitatif dan R & D . Teori dan praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu.

  Bandung : Alfabeta.

  Widyarti, S. (2005). Strategi pengelolaan Suhardjono, Soekartiwi, Hartono, T. dan laboratorium biologi . Bahan Pelatihan Ansharullah, A. (1995). Meningkatkan Manajemen Laboratorium. Biologi. UNP.

  rancangan instruksional (Instructional