Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

(1)

BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI TAHUN 2014

AYU FITRIA 135102055

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA TA 2013/2014


(2)

(3)

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai

Timur Kota Binjai Tahun 2014

ABSTRAK

Ayu Fitria

Latar Belakang : Salah satu bentuk kelainan darah adalah defisiensi vitamin K (PDVK) yang dapat menyebabkan perdarahan intracranial apabila terjadi dalam proses persalinan sehingga berakibat kematian atau kecacatan pada bayi baru lahir. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

Metodologi penelitian : Desain penelitian ini bersifat deskritif korelasi dengan besar sampel 31 responden dengan metode pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dengan lembar kuesioner untuk pengetahuan dan sikap bidan praktik swasta dan serta tindakan menggunakan wawancara kuesioner. Analisis data dengan menggunakan chi square.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden mayoritas memiliki pengetahuan baik sebanyak 14 orang (45.2%), sikap positif sebanyak 17 orang (54.8%) dan tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (54.8%). Hasil uji statistik diperoleh tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan nilai p = 0.308. Dan terdapat pengaruh antara sikap terhadap tindakan bidan

praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan nilai p = 0.041 dan ood ratio = 6.72 yang berarti bahwa bidan praktik swasta yang tidak

memiliki sikap baik, maka akan memiliki peluang 6.72 kali tidak melakukan pemberian vitamin K.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan dan ada pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir. Jadi, diharapkan untuk bidan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul

“Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014”. Dimana karya tulis ilmiah ini merupakan tugas akhir dan menjadi salah satu syarat mencapai gelar SST di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengakui banyaknya kekurangan dalam tulisan ini sehingga karya tulis ilmiah ini tidak mungkin penulis sebut sebagai suatu karya yang sempurna. Kekurangan dan ketidaksempurnaan tulisan ini tidak dapat dilepaskan dari berbagai macam rintangan dan halangan yang selalu datang pada diri penulis. Penulis rasakan semua itu sebagai suatu ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta bantuan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns. M. Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus penguji I dalam seminar karya tulis ilmiah.


(5)

3. dr. Ichwanul Adenin, SpOG (K) selaku dosen pembimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah banyak meluangkan waktu serta pikirannya kepada penulis dalam pembuatan KTI ini.

4. Erniyati S.Kep. M.NS selaku penguji II dalam seminar karya tulis ilmiah.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa sembah sujud dan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda (Zulkarnaen B.E) dan ibunda (Dra. Nuratiah) yang tercinta dan tersayang. Yang telah mendidik, membesarkan dan membimbing penulis dengan penuh kasih dan sayang serta memberikan dukungan moril, spiritual, dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI ini. Begitu juga buat Siti Haritsah, SKM dan Wahid Hadi selaku saudara tersayang yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama masa pendidikan.

7. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman- teman yang tidak bisa ditulis satu per satu yang selama ini selalu bersama dalam menuntut ilmu dan bersuka cita dalam hal apapun, juga motivasi dan dorongan yang tiada henti.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas semua dan apapun yang telah diberikan kepada penulis.Semoga Allah SWT selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Medan, Juli 2014

Penulis,

AYU FITRIA


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. PerumusanMasalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1.Tujuan Umum ... 4

2.Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

1.Bagi Peneliti ... 5

2.Bagi Bidan ... 5

3.Bagi Pendidikan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) ... 6

1.Pengertian ... 6

2.Tingkatan Pengetahuan ... 7

3.Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetauan ... 7

B. Sikap (Atitude) ... 9

1.Pengertian ... 9

2.Komponen Pokok Sikap ... 9

3.Tingkatan Sikap ... 9

4.Fungsi Sikap ... 10

5.Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sikap ... 11

6.Pengukuran Sikap Model Likert ... 11

C. Praktik atau Tindakan (Practice) ... 11


(7)

2.Tingkatan Tindakan ... 12

3.Cara Mengukur Tindakan ... 13

D. Bidan ... 14

1.Pengertian Bidan ... 14

2. Pengertian Praktik Bidan Swasta ... 14

3. Praktik dan Kewenangan Bidan ... 14

E. Bayi Baru Lahir ... 16

1. Pengertian Bayi Baru Lahir ... 16

2. Perawatan Rutin Bayi Normal ... 16

F. Vitamin K ... 16

1. Pengertian Vitamin K ... 16

2. Fungsi Vitamin ... 18

3. Akibat Kakurangan dan Kelebihan VitaminK ... 18

G. Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K ... 19

H. Pelaksanaan Pemberian Injeksi K1 Profilaksis ... 19

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 23

B. Hipotesa ... 23

C. Defenisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

C. Tempat Penelitian ... 26

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Pertimbangan Etik ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

1. Aspek Pengukuran Pengetahuan ... 28

2. Aspek Pengukuran Sikap ... 39

3. Askep Pengukuran Tindakan ... 30

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30


(8)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 34

1. Univariat ... 34

2. Bivariat ... 38

B. Pembahasan ... 41

C. Keterbatasan Peneliti ... 48

D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kebidanan ... 48

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 24

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 35

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan pengetahuan dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 36

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan sikap dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 37

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan tindakan dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 38

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase pengaruh pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 39

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 40


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1.Kerangka Konsep Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K ……….. 23


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian dan Surat Selesai Penelitian Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner Lampiran 4 : Lembar Uji Validitas

Lampiran 5 : Rencana Kegiatan Penelitian Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 8 : Hasil Out Put Data Penelitian


(12)

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai

Timur Kota Binjai Tahun 2014

ABSTRAK

Ayu Fitria

Latar Belakang : Salah satu bentuk kelainan darah adalah defisiensi vitamin K (PDVK) yang dapat menyebabkan perdarahan intracranial apabila terjadi dalam proses persalinan sehingga berakibat kematian atau kecacatan pada bayi baru lahir. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

Metodologi penelitian : Desain penelitian ini bersifat deskritif korelasi dengan besar sampel 31 responden dengan metode pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dengan lembar kuesioner untuk pengetahuan dan sikap bidan praktik swasta dan serta tindakan menggunakan wawancara kuesioner. Analisis data dengan menggunakan chi square.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden mayoritas memiliki pengetahuan baik sebanyak 14 orang (45.2%), sikap positif sebanyak 17 orang (54.8%) dan tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (54.8%). Hasil uji statistik diperoleh tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan nilai p = 0.308. Dan terdapat pengaruh antara sikap terhadap tindakan bidan

praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan nilai p = 0.041 dan ood ratio = 6.72 yang berarti bahwa bidan praktik swasta yang tidak

memiliki sikap baik, maka akan memiliki peluang 6.72 kali tidak melakukan pemberian vitamin K.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan dan ada pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir. Jadi, diharapkan untuk bidan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian (Profil Kesehatan, 2012).

Angka Kematian Bayi (AKB) terutama di Negara berkembang masih dikatakan tinggi namun sudah mengalami penurunan. Menurut hasil SDKI penurunan AKB cukup tajam antara tahun 1991 sampai 2003 yaitu dari 68 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup kemudian terjadi penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan, 2012).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007), penyebab kematian neonatal adalah asfiksia, prematuritas dan \BBLR, sepsis, hipotermi, kelainan darah/ikterus, postmatur dan kelainan kongenital. Salah satu bentuk kelainan darah adalah defisiensi vitamin K (PDVK) yang dapat menyebabkan perdarahan intracranial apabila terjadi dalam proses persalinan sehingga berakibat kematian atau kecacatan pada bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2011. hlm. 1).

Di Amerika Serikat, frekuensi Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK) dilaporkan antara 0,25 sampai 1,7 %, di Inggris 10 kasus dari 27 penderita atau sebesar 37 %, dan di beberapa Negara Asia angka kesakitan bayi karena Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K berkisar 1:1.200 sampai 1:1.400 kelahiran hidup. Sedangkan di Thailand dilaporkan sebanyak 82 % atau 524 kasus dari 641 penderita


(14)

ditemukan komplikasi perdarahan dalam otak (midwifery, 2009 dalam dalam Ervinawati, 2010. hlm. 2).

Angka kejadian PDVK di Indonesia berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. Di Indonesia, data mengenai PDVKsecara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004 didapatkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr.Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr.Soetomo Surabaya (Permono, dkk. 2005. hlm. 1 ).

Dalam beberapa kali Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA), dan Kongres Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) ke VIII tahun 1998 dan ke IX tahun 2001 telah direkomendasikan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Hal ini mendorong dilakukannya kajian oleh Health Technology Assesment (HTA) Depkes bekerjasama dengan organisasi profesi terhadap pemberian injeksi vitamin K1 profilaksis pada bayi baru lahir, yang merekomendasikan bahwa semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K, regimen vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1, dan cara pemberian secara intramuskular (Rekomendasi A) (KEMENKES RI, 2011. hlm. 2).

Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi diseluruh dunia, maka dari itu bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawab sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir (Sofyan, dkk. 2006. hlm. 124).

Berdasarkan hasil penelitian Kasmawati (2012), tentang hubungan pengetahuan dan penyediaan obat terhadap pemberian vitamin K pada bayi baru lahir yang dilakukan di kecamatan Linge kabupaten Aceh Tengah menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang pemberian vitamin K, mayoritas pada ketegori baik yaitu


(15)

sebanyak 17 responden (56.7%). Namun sebagian besar bidan tidak memberikan obat vitamin K pada bayi baru lahir yaitu berjumlah 16 orang (53.3 %) dari 30 jumlah responden.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Suwarnisih (2011), menunjukkan bahwa tigkat kepatuhan bidan dalam pelaksanaan pemberian suntikan vitamin K1 termasuk dalam ketegori patuh semua sebanyak 31 bidan (100%) dari 31 sampel yang ada.

Penanganan bayi baru lahir oleh bidan dengan melakukan atau tidak pemberian vitamin K pada bayi dengan baik dan benar tergantung dari pengetahuan yang didapatkan oleh bidan sehingga bidan dapat bersikap dan bertindak benar dalam pemberian vitamin K pada setiap bayi baru lahir. Namun tanpa adanya sikap yang baik tentang pemberian vitamin K oleh bidan akan mempengaruhi kemampuan bidan itu sendiri dalam melaksanakan tindakannya. Ini merupakan suatu masalah yang harus merupakan suatu masalah yang harus menjadi tanggung jawab dari tenaga kesehatan khususnya bidan.

Berdasarkan latar belakang diatas, dengan alasan masih kurangnya informasi dan kesadaran bidan praktik swasta terhadap pemberian vitamin K pada bayi baru lahir maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.


(16)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengidentifikasi Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui pengetahuan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

c. Untuk mengetahui sikap bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir berdasarkan sikap di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

d. Untuk mengetahui tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

e. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

f. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diKecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.


(17)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang luas serta mendapat pengalaman yang nyata dalam melakukan peneletian serta penerapan ilmu pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan yang di dapat penulis selama pendidikan. 2. Bagi Bidan

Sebagai bahan masukan bagi bidan khususnya Bidan Praktik Swasta agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi Ibu dan Bayi khususnya dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir sehingga dapat menurunkan angka kejadian dan kematian penyakit perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PVDK).

3. Bagi Pendidikan

Dapat dijadikan referensi untuk kepentingan kepustakaan pendidikan serta dapat menjadi sumber informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (knowladge)

1. Pengertian

Pengetauan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba (Notoadmodjo, 2007. hlm. 139)..

2. Tingkatan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni : Tahu (know), Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Memahami (comprehension), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Aplikasi (aplication), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Analisis (analysis), analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan meteri atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sintesis (synthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan yang terakhir Evaluasi


(19)

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoadmodjo, 2007. hlm. 139).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 128).

3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetahuan

Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan dalam diri seseorang adalah :

a. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun angka kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Persoalan yang dihadapi adalah umur yang tepat, apakah panjang intervalnya di dalam pengelompokan cukup untuk menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan pada penelitian orang lain.

b. Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan ini terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih matang pada diri individu, kelompok dan masyarakat. Konsep ini berangkat dari asumsi manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan untuk mencapai nilai-nilai hidup didalam


(20)

kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya) dalam mencapai tujuan seorang individu, kelompok, dan masyrakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

c. Pekerjaan

Pekerjaan akan menimbulkan reaksi fisiologi lagi yang melakukan pekerjaan itu, reaksi ini dapat bersifat positif misalnya senang, bergairah, ataupun reaksi yang bersifat negatif misalnya bosan, acuh, tidak serius dan sebagainya.

Melakukan pekerjaan secara efesien tidak hanya tergantung kepada kemampuan atau ketarampilan tetapi juga dipengaruhi oleh penguasaan prosedur kerja, uraian kerja, peralatan kerja yang tepat atau sesuai dengan lingkungan kerja dan lain-lain.

d. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seseorang memperoleh pengetahuan dari pengalaman pada keadaan sebelumnya tentang pengalamanya. Semakin sering seseorang mengalaminya semakin tinggi pengetahuan orang tersebut.

e. Sumber Informasi

Informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh sumber (komunikator) kepada komunikan (penerima). Isi stimulasi berupa peran atau infornasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar seseorng secara positif untuk aktif melakukan sesuatu, berupa prilaku atau tindakan. Sumber informasi juga mempengaruhi pengetahuan, baik dari orang maupun media (Notoatmodjo, 2003).


(21)

B. Sikap (attitude)

1. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoadmodjo, 2007. hlm.142).

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), komponen pokok sikap meliputi hal-hal berikut:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak.

3. Tingkatan Sikap

Sama halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah merupakan salah satu sikap menghargai.


(22)

d. Bertanggung Jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi dalam tingkatan ini adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Notoadmodjo, 2010. Hal 31).

4. Fungsi sikap

a. Sebagai alat untuk menyesuaikan, sikap adalah sesuatu yang bersifat

communicable, artinya sesuatu yang mudah mengajar, sehingga mudah

pula menjadi milik bersama.Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompok atau dengan anggota kelompok lainnya.

b. Sebagai alat pengatur tingkah laku, pertimbangan dan reaksi pada anak, dewasa, dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang itu pada umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu.

c. Sebagai alat pengatur pengalaman manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman secara aktif, artinya semua berasal dari dunia luar tidak semua dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana hal-hal yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman di beri penilaian lalu dipilih.

d. Sebagai pernyataan kepribadian, sikap sering mencerminkan pribadi seseorang ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya, oleh karena itu sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap merupakan pernyataan pribadi (Notoadmojo, 2003, hlm. 126).


(23)

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Maulana (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu : a. Faktor Internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau menolak pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaaan yang sampai kepada individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan sebagainya.

6. Pengukuran Sikap Model Likert

Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala (Hidayat, 2007, hlm. 104).

Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut, subjek yang diteliti akan memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan oleh likert adalah :

a. Sangat setuju (strogly approve) : 4 b. Setuju (apporove) : 3 c. Tidak setuju (Disapporove) : 2 d. Sangat tidak setuju (Strogly disapprove) : 1


(24)

C. Praktik atau Tindakan (practice)

1. Pengertian

Praktik atau tindakan merupakan proses seseorang yang telah mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (Notoadmodjo, 2007 . hlm. 145).

2. Tingkatan Tindakan

Menurut Notoadmodjo (2010), Praktik atau tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yakni:

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objeksehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

b. Respons Terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakanp itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.


(25)

3. Cara Mengukur Tindakan / Praktek

Secara garis besar mengukur tindakan / praktek seseorang dapat dilakukan melalui dua metode, yakni :

a. Langsung

Mengukur tindakan secara langsung, berarti peneliti langsung mengamati atau mengobservasi perilaku subjek yang di teliti. Misalnya : mengukur tindakan bidan dalam memberikan vitamin K pada bayi baru lahir, maka peneliti dapat mengamati langsung bidan – bidan dalam memberikan vitamin K pada bayi baru lahir. Untuk memudahkan pengamatan, maka hal – hal yang akan diamati tersebut dituangkan atau dibuat lembar tilik atau check list, misalnya : sebelum menyuntik bidan cuci tangan atau tidak, memakai sarung tangan atau tidak dan seterusnya.

b. Tidak Langsung

Pengukuran tindakan secara tingkah laku ini, berarti peneliti tidak secara langsung mengamati tindakan orang yang diteliti (responden). Oleh sebab itu metoda pengukuran secara tidak langsung ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1) Metode mengingat kembali atau recall

Metode recall ini dilakukan dengan cara responden atau subjek penelitian diminta untuk mengingat kembali (recall) terhadap tindakan beberapa waktu yang lalu. Lamanya waktu yang diminta untuk diingat responden, berbeda – beda yakni dengan wawancara terhadap kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall).


(26)

2) Melalui orang ketiga (yang dekat dengan subjek atau responden) Pengukuran dengan cara ini dilakukan oleh orang yang terdekat dengan responden yagn diteliti.

3) Melalui indikator atau hasil perilaku responden

Pengukuran tindakan ini dilakukan melalui indikator hasil perilaku orang yang diamati (Notoadmodjo, 2010. Hal 146 – 147).

D. BIDAN

1. Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan, dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalina dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberi asuhan pada bayi baru lahir (Sofyan, dkk. 2006 . hlm. 124).

2. Pengertian Bidan Praktek Swasta

Bidan praktek swasta adalah bidan yang memiliki surat izin praktek bidan (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (Sofyan, 2008, hal. 185).

3. Praktik dan Kewenangan Bidan

Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan dapat berpraktek di semua tatanan pelayanan kesehatan, termasuk di rumah sendiri, komunitas, polindes, puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit bersalin, rumah sakit, klinik kesehatan,


(27)

balai pengobatan dan atau sarana kesehatan lainnya (Sofyan, dkk. 2006 . hlm. 187).

Tentu jika bidan ingin melakukan praktik, bidan tersebut harus melakukan registrasi yakni dimulai dari proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap dirinya, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya (Sofyan, 2006 hlm. 187).

Selain registrasi, bidan harus memiliki Surat Izin Bidan (SIB) yang merupakan bukti terltulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan asuhan kebidanan diseluruh wilayah Republik Indonesia dan Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) yang merupakan bukti terltulis yang diberikan kepada bidan untuk menjalankan prektik bidan (Sofyan, 2006 . 187).

Di dalam melakukan dan menjalankan pelayanan kesehatan, bidan dituntut untuk memiliki kompetensi yang meliputi keterampilan (skill) yaitu kemampuan teknis dalam melaksanakan unjuk kerja tertentu berdasarkan penguasaan pada pengetahuan (knowladge) dan sikap (attitude) serta standar profesi yaitu pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi (Sofyan, 2006 .hlm. 231).

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 900 / menkes / SK / VII / 2002 bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : pelayanan kebidanan kepada ibu, pelayanan keluarga berencana dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kepada ibu juga meliputi pelayanan kepada anak yang diantaranya pemeriksaan bayi baru lahir (Sofyan, 2006 hlm. 168).

Rekomendasi telah diberikan oleh British Paediatric Association (BPA, 1992) untuk memberika profilaksis vitamin K pada masa bayi. Bidan


(28)

bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa ia mematuhinya. Bidan hanya diberi wewenang untuk memberikan vitamin K secara intramuskular (Henderson, 2006. Hlm. 392).

E. Bayi baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Pada saat adaptasi tersebut terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar, cara mencegah infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Rukiyah, 2010 . hlm. 2).

2. Perawatan Rutin Bayi Normal

Bayi baru lahir memiliki kadar vitamin K dan faktor – faktor pembekuan darah yang sangat rendah, sebagian bayi baru lahir dapat mengalami perdarahan dari saluran cerna, kekulit atau ke membran mukosa dan jarang kedalam ke dalam otak. Penyakit perdarahan ini terbatas pada bayi baru lahir yang belum mendapatkan profilaksis (Meadow, 2009 hlm.63).

F. Vitamin K

1. Pengertian Vitamin K

Vitamin adalah senyawa organic yang digunakan untuk mengkatalisator metabolism sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organism, vitamin yang dibutuhkan antara lain adalah


(29)

vitamin A (retinol), B kompleks (thiamin), B2 (riboflavin), B12 (sianokobalamin), C (asam ascorbat), D, E dan vitamin K(Hidayat, 2009).

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah, seperti factor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah (KEMENKES RI, 2011 hlm. 4).

Sebesar 15 – 80% vitamin K diabsorpsi di usus halus dengan bantuan empedu dan cairan pancreas. Kemudian diikatkan dengan kilomikron dan diangkut melalui system limfe ke hati. Simpanan di hati 10 persen dalam bentuk filokinon dan sebesar 90 persen sebagai menakinon (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008. Hlm. 95).

Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu :

a. Vitamin K1 (phytomenadione), mempunyai rantai samping fitil dan hanya

terdapat di dalam tumbuh – tumbuhan berwarna hijau.

b. Vitamin K2 (menakinon), merupakan sekumpulan ikatan yang rantai

sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 – 14 unit). Menakinon disintesis oleh bakteri di dalam saluran cerna.

c. Vitamin K3 (menadion), adalah bentuk vitamin K sintetik. Menadion terdiri

atas cincin naftakinon tanpa rantai samping, oleh karena itu mempunyai sifat larut air. Menadion baru aktif secara biologic setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh (Almatsier, 2005 hlm. 180).


(30)

2. Fungsi Vitamin

Vitamin K berfungsi dalam pembekuan darah, walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Sejak tahun 1970-an para ahli mengetahui peranan vitamin K dalam tubuh tidak hanya dalam pembekuan darah saja melainkan merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat (glu) menjadi gama – karboksiglutamat (gla) (Almatsier, 2005 hlm. 181).

Enzim karboksilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membran hati dan tulang dan di lain jaringan. Pada proses pembekuan darah, gama – karboksilasis terjadi didalam hati pada residu asam glutamat yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah, seperti faktor II (protrombin), VII, VIII, IX, dan X. Kemampuan gla – protein untuk mengikat kalsium merupakan langkah esensial dalam pembekuan darah (Almatsier, 2005. hlm. 181).

Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat mineral – mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Gla – protein juga ditemukan didalam jaringan tubuh lain seperti ginjal, pankreas, limpa, paru – paru, dan endapan aterosklerotik namun fungsinya belum diketahui dengan pasti. Gla – protein di dalam otak diduga berperan dalam metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk pengembangan otak (Almatsier, 2005 hlm. 181).

3. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Vitamin K

Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan.Kekurangan vitamin K karena makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara luas dalam


(31)

makanan.Kekurangan vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak (bila produksi empedu kurang atau pada diare) (Almatsier, 2005 hlm. 184).

Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion.Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolysis sel darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak (Almatsier, 2005 hlm. 184).

G. Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK)

Vitamin K penting untuk sintesis sejumlah faktor pembekuan darah – defiseiensi dapat menyebabkan gangguan perdarahan yang dikenal sebagai penyakit perdarahan pada bayi baru lahir.Faktor – faktor pembekuan darah yang bergantung pada vitamin K terdapat dalam konsentrasi rendah saat lahir. Tetapi jumlah ini kemudian turun hingga level terndah pada usia 2 – 5 hari (Henderson, 2006 .hlm. 391).

ASI mengandung vitamin K dalam jumlah sangat sedikit dan bayi yang mendapat ASI dapat menderita akibat penyakit pendarahan yang muncul terlambat, kadang kala perdarahan fatal intracranial dapat terjadi (Henderson, 2006 .hlm. 391).

Sejak tahun 1950, bayi – bayi yang beresiko tinggi mengalami penyakit perdarahan (bayi – bayi yang preterm dan bayi yang meminum ASI, bayi yang kelahirannya dibantu alat atau bayi yang mengalami trauma saat lahir, bayi yang menggunakan antibiotic atau yang ibunya mengonsumsi obat – obatan yang memengaruhi metabolisme vitamin K) diberikan profilaksis vitamin K setelah lahir (Handerson, 2006 hlm. 391).

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) dapat terjadi spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau pada


(32)

operasi, disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan darah (koagulasi) yang tergantung pada vitamin K yaitu faktor II, VII, IX dan X. Sedangkan faktor koagulasi lainnya, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit dalam batas normal (KEMENKES RI, 2011 hlm. 5).

H. Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

1. Peralatan dan Perlengkapan dalam Pemberian Vitamin K a. Vitamin K injeksi

b. Sarung tangan satu pasang c. Sepuit seteril 1 cc (sepuit kecil) d. Bak instrumen

e. Kom dan Bengkok f. Kapas basah (DTT) g. Kapas kering

h. Waskom berisi larutan chlorin 0,5 % i. Safety box

j. Wastafel/ tempat cucu tangan k. Sabun biasa/ antiseptik l. Handuk/ lap tangan b. Cara Pemberian

Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah :


(33)

1. Masukkan vitamin K1 ke dalam spuit sekali pakai steril 1 ml, kemudian disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir. 2. Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0

(uniject), dengan selang waktu 1-2 jam.

Adapun langkah– langkah pemberian vitamin K pada bayi baru lahir yang dikutip dari Yuli. 2009. hal. 41-43 adalah :

1. Sapa ibu dan bayi dengan ramah dan menginformasikan bahwa bayinya akan di suntik

2. Cek kembali kepastian vitamin K injeksi.

3. Jelaskan hal-hal yang berkaitan denngan injeksi yang akan di berikan pada ibu: manfaat, efek samping, tempat injeksi, dan lain-lain.

4. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, keringkan dengan handuk 5. Siapkan vitamin K injeksi yang akan diberikan dengan mendekatkan meja

yang tidak terkena matahari langsung.

6. Pakai sarung tangan (tidak perlu seteril hanya untuk melindungi petugas dari infeksi).

7. Ambil vitamin K injeksi kemudian buka (patahkan) tutupnya. 8. Lepaskan tutup sepuit dengan tidak menyentuh jarum sepuit. 9. Masukkan vitamin K injeksi ke dalam sepuit kecil 1cc.

10.Keluarkan gelembung udara, pegang sepit tegak lurus dan tarik penyumbatnya kemudian masukan perlahan.

11.Tentukan tempat injeksi di paha anterolateral di vastus lateralis. 12.Desinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas (bukan kapas alkohol).


(34)

13.Suntikkan vitamin K injeksi secara intramuskuler tegangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang tidak dominan) tusukkan jarum kedalam kulit membentuk sudut 900. hapus darah dilokasi penyuntikan dengan kapas kering.

14.Masukan sepuit kedalam larutan klorin, hisap larutan larutan klorin ke dalam spuit.

15.Buang sampah spuit ke dalam safety box.

16.Beritahu ibu tentang relaksasi lokal yang mungkin timbul rasa sakit atau kemerahan dan pembengakan di sekitr tempat penyuntikan. Relaksasi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.

17.Bereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan sampah basah

18.Cuci tangan di wadah larutan kelorin 0,5%, bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik

19.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk. 20.Amati reaksi pasca penyuntikan.

21.Ingatkan ibu untuk kunjungan ulang imunisasi 22.Pendokumentasian.

Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan cara yang sama. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis dan cara yang sama. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi (KEMENKES RI, 2011 hlm. 7).


(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu kerangka konsep ini terdiri dari variabel – variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2010).

Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah bidan praktik swasta dimana peneliti akan mengidentifikasi pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur kota Binjai.

Pengetahuan Tindakan Bidan Praktik

Swasta dalam Pemberian vitamin K pada bayi baru lahir


(36)

2. Ada pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur kota Binjai.

C. Defenisi Operasional

Defenisi oprasional adalah defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (syahrum. Salim, 2007 hlm.108).Defenisi oprasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan yang lain. Definisi oprasional variabel yang dihubungkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional Variabel No. Variable Defenisi

operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Variabel Independen Pengetahuan Kemampuan bidan dalam menjawab sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Kuesioner Penyebaran Kuisioner

1. Baik :Bila reponden memperoleh skor 7 - 10 dari 10 pertanyaan 2. Cukup : Bila

responden

memperoleh 4 – 6 dari 10 pertanyaan 3. Kurang : Bila

responden

memperoleh skor 1 – 3 dari 10 pertanyaan

Ordinal

2. Sikap Reaksi atau respon tertutup bidan terhadap sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Kuesioner Penyebaran Kuisioneer

1.Sikap positif, jika responden mampu menjawab dengan skor (26 - 40)

2.Sikap negatif, jika responden mampu menjawab dengan skor (10 – 25 )


(37)

3. Variabel Dependen

Tindakan

Suatu perbuatan nyata yang dilakukan secara langsung oleh bidan terhadap sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Kuisioner Penyebaran Kuisioner

1. Baik jika Dilakukan: bila skor responden 6 – 10 dari 10 soal pernyataan. 2. Tidak Baik jika Tidak dilakukan : bila skor responden 0- 5 dari 10 soal pertanyaan.


(38)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Korelasi dengan pendekatan cross sectional (penelitian yang hanya dilakukan sekali waktu saja) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010. hlm. 173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BPS yang ada di Kecamatan Binjai Timur yaitu sebanyak 31 orang (Dinkes Kota Binjai, 2014).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti sebagai objek penelitian yang dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006. hlm. 120).Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara

total sampling dengan seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 31 orang.

Dimana kriteria inklusi responden disini adalah: 1. Bidan yang memiliki praktik sendiri dirumah. 2. Bidan yang memiliki Ijazah pendidikan kebidanan 3. Bidan yang sudah bekerja selama > 3 tahun

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di 31 klinik yang berada di Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai dengan pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian sejenis di Kecamatan Binjai Timur tersebut.


(39)

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan November 2013 dan diperkirakan akan selesai pada bulan mei 2014.

E. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek penelitian yaitu peneliti mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat persetujuan penelitian kepada kepala Desa di Kecamatan Binjai Timur. Kemudian peneliti menemui responden melakukan pendekatan, menjalin hubungan, kemudian menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data dan menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan ataupun paksaan dan untuk menjaga kerahasiaan responden, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama.

Setelah responden mengerti dan memahami maksud dan tujuan penelitian yaitu bahwa data-data yang diperoleh dari responden semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan, maka secara sukarela responden menandatangani lembar persetujuan dan pengisian kuesioner. dan membagikan kuesioner serta menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan ataupun paksaan. Peneliti menghormati hak responden untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama responden. Dalam membagikan kuesioner peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.


(40)

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrument penelitian yaitu berupa kuesioner pengetahuan yang berisi 10 pertanyaan merupakan multiple choice dan kuesioner sikap berisi 10 pertanyaan dengan tipe check list dan tindakan berisi 10 pernyataan dengan tipe check list yang disusun sendiri oleh penulis dengan arahan dari pembimbing.

1. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan instrumen yang berupa kuesioner yang terdiri dari variabel penelitian sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengetahuan bidan terhadap pemberian vitamin K pada bayi baru lahir, peneliti mengajukan 10 pertanyaan analisa secara deskriptif dengan besar skornya dalam setiap pertanyaan adalah 1 jika dijawab dengan benar, dan jika pertanyaan dijawab dengan salah, skornya 0, dengan nilai minimum 0 dan maximum 10. Pemberian skor pengetahuan responden yaitu :

a) Benar diberi skor 1 b) Salah diberi skor 0

Berdasarkan rumus statistika : P= Panjang kelas

R= Rentang merupakan skor terbesar – skor terendah (Ridwan.2010.hal 43).

Banyak kelas = banyaknya kelompok/ lebar interval yang terdiri dari 3 kelas yakni baik, cukup, kurang. Untuk mendapatkan perhitungan tersebut adalah dengan menentukan skor kategori :


(41)

a) Pengetahuan baik apabila responden memperoleh skor 7 - 10 b) Pengetahuan cukup apabila responden memperoleh skor 4 – 6 c) Pengetahuan kurang apabila responden memperoleh skor 1 - 3 2. Aspek Pengukuran Sikap

Untuk mengetahui sikap responden, peneliti mengajukan pernyataan. Di mana terdapat 10 pernyataan tentang sikap bidan praktik swasta yang terdiri dari pernyataan yang mendukung (Favourabel) dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Penilaian diukur dengan menggunakan metode scoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot.

Bila jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai empat (skor 4), setuju (S) diberi nilai tiga (skor 3), tidak setuju (TS) diberi nilai dua (skor 2), dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai satu (skor 1). Untuk menentukan panjang kelas (interval), dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( Hidayat, 2007, hlm. 102). Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil

Nilai terbesar : 40

Nilai terkecil : 10

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil = 40 – 10

= 30

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang Kelas (i) =

s banyakkela

g rentan

= 15

2 30


(42)

d. Menentukan Kategori sikap berdasarkan perolehan nilai

Baik = Jika responden mendapatkan skor 26-40

Tidak baik = Jika responden mendapatkan skor 10-25

2. Aspek Pengukuran Tindakan

Untuk mengetahui tindakan responden, peneliti mengajukan 10 pertanyaan. Skor 1 jika salah satu pertanyaan dijawab dengan benar, skor 0 jika pertanyaan dijawab salah. Nilai minimum 0 dan maksimum 10, dengan kategori:

1. Dilakukan (Baik) jika skor = 6 – 10 2. Tidak dilakukan (Tidak Baik) jika skor = 0 – 5

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji kesahihan instrumen penelitian di mana berarti instrumen penelitian dapat mengukur apa yang hendak diukur (Notoadmodjo, 2010). Suatu butir instrumen penelitian dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya diharapkan 0.7 atau lebih.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara content validity kepada orang yang dianggap ahli yang dalam hal ini uji validitas dilakukan oleh ibu Evi Era Liesmayani,SST.M.Keb yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan skor CVI (Content Validity Index) nya adalah 089.


(43)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan instrumen penelitian,

artinya seberapa sering pun instrumen yang sama digunakan pada sampel yang sama maka hasilnya akan tetap sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

Alpha Cronbach. Test reliabilitas menggunakan analisis item, yaitu masing-masing

skor item dikorelasikan dengan skor totalnya dengan ketentuan apabila koefisien

alpha mendekati angka 0,7 dinyatakan reliabel.

Uji reliabilitas ini diujikan setelah penelitian berlangsung dengan sampel

yang sama dengan responden pada penelitian ini sebanyak 30 orang dan hasilnya adalah nilai koefisien alpha untuk pengetahuan 0,78, koefisien alpha untuk sikap 0,88 dan nilai koefisien alpha untuk tindakan 0,81.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diberikan kepada responden.Prosedur pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti di Klinik Bidan Praktik Swasta yang ada di Kecamatan Binjai Timur.

Dengan langkah-langkah yaitu peneliti mendapat surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Kepala Pendidikan atau Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan peneliti mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada Kepala Camat Kecamatan Binjai Timur. Setelah mendapatkan izin, kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data pada responden dengan menemui satu per satu responden di klinik masing – masing responden di daerah Sumber Karya, Mencirim dan Tanah Tinggi dan menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dampak, dan prosedur penelitian serta cara pengisian lembar kuesioner.


(44)

Selanjutnya peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent. Kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dengan menjawab seluruh pernyataan dengan jujur. Agar pengumpulan data dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner selama 15 – 20 menit. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya, peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya. Penelitian dilanjutkan di hari – hari berikutnya tepatnya pada hari jum’at, sabtu dan minggu sampai selesai.

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu

mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan

menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisa Univariat

Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, sikap dan tindakan bidan praktik swasta dan kemudian hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi.


(45)

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan atau pengaruh antara dua variabel (Arikunto, 2006, hlm.271). Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square ( X2 ), dengan nilai kemaknaan (α = 0.05) dan p < 0.05. Uji statistik ini melihat pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan responden dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.


(46)

(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur kota Binjai . Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 31 bidan praktik swasta, yang kemudian dinilai dengan menggunakan instrumen kuesioner.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden, sikap responden, tindakan responden bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan binjai timur kota binjai. Peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan mengenai pengetahuan, 10 pernyataan mengenai sikap dan 10 pertanyaan mengenai tindakan.

a. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan karakteristik distribusi responden yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 31 orang, karakteristik responden mencakup umur, pendidikan dan lama kerja. Berdasarkan karakteristik umur responden diperoleh hasil penelitian bahwa mayoritas dijumpai pada umur 31 – 40 tahun yaitu 11 orang (35.5%). Dari seluruh responden yang dilibatkan dalam penelitian ini mayoritas berpendidikan D-III Kebidanan yaitu 28 orang (90.3%). Lama masa


(48)

kerja menunjukkan bahwa mayoritas responden telah bekerja 6 – 10 tahun yaitu 13 orang (41.9%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin

K Pada Bayi Baru Lahirdi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 (n=31)

Karakteristik Frekuensi

n = 33 Persentase (%) Umur

20 - 30 tahun 10 32.3

31 - 40 tahun 11 35.5

41 - 50 tahun 7 22.6

> 50 tahun 3 9.7

Pendidikan

SPK 1 3.2

D I Bidan 2 6.5

D III Kebidanan 28 90.3

Lama Kerja

1 – 5 tahun 6 19.4

6 – 10 tahun 13 41.9

11 – 15 tahun 3 9.7

> 5 tahun 9 29.0


(49)

b. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan pengetahuan responden, didapatkan bahwa dari 31 bidan praktik swasta mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 14 orang (45.2%), minoritas bidan praktik swasta berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (12.9%). Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 (n=31)

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Baik 14 45.2

Cukup 13 41.9

Kurang 4 12.9

c. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan sikap responden, didapatkan bahwa dari 31 bidan praktik swasta mayoritas memiliki sikap positif sebanyak 17 orang (54.8%), minoritas memiliki sikap negatif sebanyak 14 orang (45.2%). Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Sikap Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 (n=31)

Sikap Frekuensi Persentase

Positif 17 54.8


(50)

d. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan tindakan responden, didapatkan bahwa dari 31 bidan praktik swasta mayoritas memiliki tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (54.8%), minoritas memiliki tindakan baik sebanyak 14 orang (45.2%). Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 (n=31)

Tindakan Frekuensi Persentase

Baik 14 45.2


(51)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai tahun 2014. Peneliti menggunakan lembar kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan mengenai pengetahuan, 10 pernyataan mengenai sikap, dan 10 pertanyaan mengenai tindakan.

a. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Bidan dalam pemberian vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 14 bidan praktik swasta yang berpengetahuan baik, mayoritas dengan tindakan baik sebanyak 9 orang (64.3%), minoritas dengan tindakan tidak baik sebanyak 5 orang (35.7 %). Dari 13 bidan praktik swasta yang berpengetahuan cukup, mayoritas dengan tindakan tidak baik sebanyak 8 (61.5%) orang, minoritas dengan tindakan baik sebanyak 5 orang (38.5%). Sedangkan dari 4 bidan praktik swasta yang berpengetahuan kurang, mayoritas dengan tindakan tidak baik sebanyak 4 orang (100%).

Berdasarkan uji statistik pengaruh antara variabel pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diukur dengan menggunakan uji chi squaere, diperoleh nilai ρ = 0.308 > 0.05 (h0

gagal ditolak) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur kota Binjai tahun 2014. Dapat dilihat dari tabel di bawah ini :


(52)

Tabel 5.4

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur

Kota Binjai Tahun 2014

b. Pengaruh Sikap Terhadap Tindakan Bidan dalam pemberian vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 bidan praktik swasta yang memiliki sikap positif, mayoritas dengan tindakan baik sebanyak 11 orang (64.7%), minoritas dengan tindakan tidak baik sebanyak 6 orang (35.3 %). Sedangkan dari 14 bidan praktik swasta yang memiliki sikap negatif, mayoritas dengan tindakan tidak baik sebanyak 11 (78.6%) orang, minoritas dengan tindakan baik sebanyak 3 orang (21.4%).

Berdasarkan uji statistik pengaruh antara variabel sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diukur dengan menggunakan uji chi square, diperoleh nilai continuity correction ρ = 0.04 < 0.05 ( H0 ditolak ) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur kota Binjai tahun 2014

Pengetahuan

Tindakan

Total

Nilai P

Baik Tidak Baik

f % f % F %

Baik 9 64.3 5 35.7 14 45.2 0.308 Cukup 5 38.5 8 61.5 13 41.9 Kurang 0 0 4 100 4 12.9


(53)

Berdasarkan uji Risk didapatkan Odd Ratio (OR) dengan nilai OR = 6.722 Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila bidan praktik swasta tidak memiliki sikap yang baik maka, akan memiliki peluang 6.722 kali tidak melakukan pemberian vitamin k pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur Kota Binjai tahun 2014. Dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 5.4

Pengaruh Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Tahun 2014

Sikap

Tindakan

Total

Nilai P OR

Baik Tidak Baik

f % f % F %

Positif 11 64.7 6 35.3 17 54.8 0.04

6.722

Negatif 3 21.4 11 78.6 14 45.2


(54)

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian hasil statistik dengan pendekatan pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

1) Karakteristik Responden Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan karakteristik Usia, didapatkan bahwa rata-rata usia responden adalah usia 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 11 responden (35.5%).

Menurut Mubarak, (2011) bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

Menurut asumsi penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa umur dapat menjadi tolak ukur pengetahuan, karena semakin bertambah umur maka pengetahuan juga bertambah. Umur responden yang semakin tua cenderung memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Tapi adakalanya semakin bertambah umur maka pengetahuan tidak bertambah. Hal ini dapat terjadi karena pengetahuan yang baik diperoleh dari pengalaman sebelumnya serta banyaknya sumber informasi yang didapatkan.

Berdasarkan tingkat pendidikan, didapatkan bahwa rata-rata responden adalah dengan pendidikan DIII yaitu sebanyak 28 responden (90.3%). Menurut Mubarak (2011), bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang


(55)

kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Menurut asumsi penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan responden karena semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik pula pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi dari berbagai sumber informasi dan memiliki keingintahuan yang lebih. Sehingga informasi yang diperoleh khususnya informasi kesehatan lebih banyak diterima dibandingkan yang berpendidikan rendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan diatas dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuannya akan semakin tinggi.

Berdasarkan lama masa kerja responden, didapatkan bahwa rata-rata masa kerja responden adalah 6 – 10 tahun yaitu sebanyak 13 responden (41.9%). Menurut Wawan (2010) bahwa masa kerja adalah rentang waktu yang telah ditempuh oleh seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya, selama waktu itulah banyak pengalaman dan pelajaran yang dijumpai sehingga sudah mengerti apa keinginan dan harapan klien kepada seorang bidan.

Menurut asumsi penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa melihat dari kenyataan tersebut dapat berarti bahwa pengetahuan responden dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diharapkan lebih banyak memiliki tindakan yang baik tetapi malah ditemukan sebaliknya. Hal ini bisa disebabkan karena kecendrungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri (faktor


(56)

internal) yaitu tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya. Maka untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan penyegaran kembali dengan melakukan dan mengikuti pelatihan – pelatihan imunisasi atau asuhan persalinan normal yang didalamnya terdapat aplikasi dari pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

2) Pengetahuan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, pengetahuan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir menunjukkan bahwa mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 14 orang (45.2%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (12.9%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kasmawati,2010) yang menunjukkan bahwa pengetahuan bidan memiliki pengetahuan baik. Dalam penelitiannya mengatakan kurangnya pengetahuan bidan dalam pemberian vitamin K dapat dipengaruhi oleh umur. Umur mempunyai peran dalam memperoleh pengetahuan, karena daya ingatan seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Semakin tua umur seseorang fungsi organ-organ tubuhnya juga menurun termasuk daya ingat.

Menurut Notoatmodjo (2007), yaitu umur, paritas, pendidikan dan informasi merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan deskriptif. Melalui pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik, semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas, jika wanita berpendidikan, mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatannya.


(57)

Pengetahuan responden yang baik bisa saja karena tingkat pendidikan setiap bidan yang mayoritas perpendidikan D-III dalam situasi nyata di lapangan. Pada dasarnya suatu pengetahuan akan menjadi sempurna dan akan selalu teringat apabila sering dipraktikkan.

Sejalan dengan penelitian ini yang mana pengetahuan bidan sudah baik yaitu sebanyak 14 orang (45.2%), hal dikarenakan bidan sudah banyak mendapatkan pelatihan tentang asuhan persalinan normal yang didalamnya terdapat pengetahuan tentang pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

3) Sikap Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan kategori sikap menunjukkan bahwa dari 31 orang responden mayoritas memiliki sikap positif dalam pemberian vitamin K sebanyak 17 orang (54.8%).

Newcomb (dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2010, hal. 29) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Menurut peneliti, hal ini menunjukkan bahwa bidan memiliki sikap positif karena didukung oleh pengetahuan yang baik dalam pemberian vitamin K. Sedangkan bidan yang memiliki sikap negatif karena tidak didukung dengan pengetahuan yang baik mengenai pemberian vitamin K. Namun adakalanya bidan yang berpengetahuan baik tidak memiliki sikap yang baik.


(58)

Sikap baik dan tidak baik dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perjalanan perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain.

4) Tindakan Bidan Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan kategori tindakan menunjukkan bahwa dari 31 responden mayoritas memiliki tindakan tidak baik dalam pemberian vitamin K sebanyak 17 orang (54.8%).

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa tindakan itu merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah kesadaran. Sikap bidan yang sudah positif terhadap pemberian vitamin K harus mendapat kesadaran untuk melakukan tindakan yang baik dan benar. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya suami atau istri, orang tua atau mertua, dan lain-lain.

Menurut asumsi peneliti, hal ini menunjukkan bahwa bidan memiliki tindakan yang tidak baik dikarenakan kurangnya faktor pendukung untuk melaksanakan cara penyuntikan vitamin K yang benar yaitu kurangnya faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain pengalaman yang mendorong keinginan dan motivasi bidan dalam melaksanakan pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan baik


(59)

5) Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Bidan dalam pemberian vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan uji statistik pengaruh antara variabel pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diukur dengan menggunakan uji chi squaere, diperoleh nilai ρ = 0.308 > 0.05 (H0

gagal ditolak) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur kota Binjai tahun 2014.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kasmawati (2012), bahwa ada hubungan antara pengetahuan bidan terhadap tindakan bidan dalam pemberian vitamin K, menurutnya bidan dengan pengetahuan baik maka pemberian vitamin K dilakukan dengan sesuai standar pelayanan bayi baru lahir.

Menurut Notoadmodjo (2010), dalam tingkatan pengetahuan pada poin aplikasi (Application) dimana dalam poin tersebut diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Dalam hal ini objeknya adalah pengetahuan tentang pemberian vitamin K yang seharusnya dapat diaplikasikan oleh bidan dengan baik dan benar.

Menurut asumsi peneliti, tidak semua bidan yang berpengetahuan baik akan baik pula tindakannya, karena walaupun pengetahuannya baik, belum tentu bidan tersebut memiliki keinginan dan kemauan untuk melaksanakan pemberian vitamin K dengan baik dan benar kepada bayi baru lahir.


(60)

Walaupun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan bidan praktek swasta terhadap tindakan dalam pemberian vitamin K, bukan berarti hasil penelitian ini menunjukkan adanya kegagalan dalam pemberian vitamin K, karena sebagian besar bidan sudah mengetahui tentang pemberian vitamin K dan sebagian besar bidan sudah melaksanakan pemberian vitamin K tersebut.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak selamanya bidan yang mempunyai pengetahuan yang baik akan memiliki tindakan yang baik, atau sebaliknya yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik akan memiliki tindakan yang kurang baik.

6) Pengaruh Sikap Terhadap Tindakan Bidan dalam pemberian vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan uji statistik pengaruh antara variabel sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diukur dengan menggunakan uji chi squaere, diperoleh nilai continuity

correction ρ = 0.04 < 0.05 ( H0 ditolak ) sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur kota Binjai tahun 2014.

Menurut Newcomb (dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2010, hal. 29) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.


(61)

Menurut asumsi peneliti, bidan yang memiliki sikap positif dalam pemberian vitamin K akan cenderung berpotensi untuk mengaplikasikannya dengan baik dan benar. Namun kembali lagi dengan kebiasaan bidan tersebut dalam kesehariannya. Misalnya bidan tersebut sudah terbiasa tidak memakai handskoon pada saat pemberian vitamin K pada bayi baru lahir, maka akan terus menerus dilakukan seperti itu. Selain kebiasaan, kemauan juga sangat mempengaruhi bidan yang memiliki sikap positif untuk melakukan tindakan yang baik dan benar dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

c. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, dari proses pengumpulan data hingga penyajian hasil. Hal ini disebabkan keterbatasan pengelolaan dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Dalam hal ini keterbatasan penulis dalam pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner wawancara yang mempunyai dampak kebenaran data yang bergantung pada kejujuran responden karena waktu yang tidak memungkinkan untuk mengobservasi satu persatu responden dalam tindakannya melaksanakan pemberian vitamin K pada bayi baru lahir

d. Implikasi Penelitian Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Kebidanan

Bagi pelayanan kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan perhatian terhadap asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan pemberian vitamin K dengan baik dan benar.

   


(62)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari data yang diperoleh berdasarkan karakteristik Usia, didapatkan bahwa rata-rata usia responden adalah usia 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 11 responden (35.5%). Berdasarkan tingkat pendidikan, didapatkan bahwa rata-rata responden adalah dengan pendidikan DIII yaitu sebanyak 28 responden (90.3%). Berdasarkan lama masa kerja responden, didapatkan bahwa rata-rata masa kerja responden adalah 6 – 10 tahun yaitu sebanyak 13 responden (41.9%).

2. Dari data yang diperoleh berdasarkan pengetahuan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 mayoritas ada pada kategori baik yaitu sebanyak 14 orang (45.2%)

3. Dari data yang diperoleh berdasarkan sikap bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 diperoleh mayoritas memiliki sikap positif yaitu sebanyak 17 orang (54.8 %)

4. Dari data yang diperoleh berdasarkan tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 diperoleh data sebagian besar memiliki tindakan tidak baik dalam pemberian vitamin K sebanyak 17 orang (54.8%)


(63)

5. Dari hasil uji statistik pada 31 responden tentang pengaruh pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K diperoleh nilai p = 0.30 (h0 gagal ditolak), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap tindakan dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

6. Dari hasil uji statistik pada 31 responden tentang pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K diperoleh nilai ρ = 0.02 (h0 ditolak), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara pengetahuan terhadap tindakan dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

B. Saran

1. Untuk peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan data untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis.

2. Untuk Bidan

Diharapkan untuk bidan agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir

3. Untuk Pendidikan

Bagi intitusi pendidikan Universitas Sumatra Utara diharapkan memperbanyak referensi di perpustakaan sebagai sumber informasi terutama yang membahas tentang pemberian vitamin K dalam asuhan pada bayi baru lahir.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka cipta

Depatemern Gizi dan Kesehatan Masyarakat. (2008). Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Ervinawati. (2010). Pelaksanaan Pemberian Vitamin K oleh Bidan pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Kecamatan Medan Marela Tahun 2010. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27032/4/Chapter%20II.pdf.

Henderson, C,. Jones, K. (2006).Buku Ajar Konsep Kebidanan (Essential

Midwifery).Jakarta : EGC

Hidayat, A. A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika

(2009). Pengantar Ilmu Keperawatan I. Jakarta : Salemba Medika Iqbal Mubarak, Wahit. (2007). Promosi Kesehatan, Yogyakarta : Graha Ilmu

Kasmawati, 2012. Hubungan Pengetahuan dan Penyediaan Obat Terhadap Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Isak

Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. http://ejournal.uui.ac.id/jurnal/KASMAWATI-ed7-jurnal_kasmawati.pdf

Kemenkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta : Kemenkes RI


(65)

(2011). Pedoman Teknis Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

pada Bayi Baru Lahir. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Anak

Maulana, J.D.H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Meadow, R., Newell, S. (2009). Lecture Notes Pediatrika. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama

Midwifery, (2009).Perdarahan Akibat Difisiensi Vitamin K ¶ 2, http://yanmedik-depkes.com, diperoleh tanggal 1 Januari 2010

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta. , (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta : PT. Rineka Cipta

, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta Permono, dkk. (2005). Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K. Diakses pada

tanggal 8 september 2013. http://old.pediatrik.com/

Rukiyah , Ay Yeyeh,. Yulianti. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : TIM

Sofyan, Mustika, dkk. (2006). Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI Syahrum.Salim, (2007).Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka

Media

Tim Penyusun Program D-IV USU. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan : tidak dipublikasikan

Yulianti, (2009).Buku Saku Penuntun Imunisasi Dasar. Yogyakarta ; KDT, Fitra Maya


(66)

(67)

(68)

(69)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA BIDAN YANG MEMILIKI PRAKTEK SWASTA/CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr. Wb/ Salam sejahtera Dengan Hormat,

Nama Saya Ayu Fitria, Sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ”.

Angka Kematian Bayi (AKB) terutama di Negara berkembang masih dikatakan tinggi namun sudah mengalami penurunan. Menurut hasil SDKI penurunan AKB cukup tajam antara tahun 1991 sampai 2003 yaitu dari 68 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup kemudian terjadi penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan, 2012).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007), penyebab kematian neonatal antara lain adalah kelainan darah/ikterus. Salah satu bentuk kelainan darah adalah defisiensi vitamin K (PDVK). Depkes bekerjasama dengan organisasi profesi terhadap pemberian injeksi vitamin K1 profilaksis pada bayi baru lahir, yang merekomendasikan bahwa semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K.(KEMENKES RI, 2011. hlm. 2).


(70)

(71)

(72)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN BIDAN PRAKTIK SWASTA DALAM PEMBERIAN VITAMIN K

PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI TAHUN 2014

I. Kode Responden :

II. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti

2. Silangilah salah satu huruf a, b, c ,d atau e yang dianggap paling tepat

3. Untuk menjamin validasi dan akurasi data, mohon pertanyaan ini diisi dengan jujur sesuai dengan kenyataan.

a. Aspek Pengetahuan

1. Vitamin K adalah salah satu vitamin yang larut dalam …. a. Air

b. Lemak

c. Air dan Lemak d. Darah

e. Air dan Lemak

2. Fungsi vitamin K adalah … a. Sebagai pembekuan darah b. Pembentuk antibody c. Penambah nafsu makan d. Pembentuk Sel – sel baru e. Sebagai antioksidan


(1)

5 Apakah bidan melakukan desinfeksi tempat penyuntikan dengan menggunakan kapas alcohol

6 Apakah Setelah pemberian vitamin K bidan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan mengeringkan tangan dengan handuk

7 Apakah setelah pemberian suntikan vitamin K bidan kemudian memasukan sepuit kedalam larutan DTT, hisap larutan larutan DTT ke dalam sepui buang sampah sepuit ke dalam Safety box

8 Apakah bidan memberitahu ibu tentang reaksi lokal yang mungkin timbul rasa sakit atau kemerahan dan pembengkakan disekitar tempatpenyuntikan. Karna reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari


(2)

CVI =

%

CVI= , % = 0,89

10 Apakah bidan melakukan pendokumentasian pemberian vitamin K di buku catatan kecil.


(3)

(4)

(5)

(6)

Lampiran 9

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ayu Fitria

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 3 April 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Cendrawasih No. 11 A LK. VII Mencirim Binjai Riwayat Pendidikan :

1. SDN No 132406 Tanjung Balai (1998 - 2004)

2. SMP Plus Pondok Pesantren An – Nadwa Isamic Centre (2007) 3. SMAN 6 Binjai (2007 - 2010)

4. Akademi Kebidanan Pemkab Langkat (2010 - 2013)

   

   


Dokumen yang terkait

Tindakan Bidan Dalam Pencegahan Hipotermi Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

0 24 61

Pengaruh Karakteristik dan Personal Selling oleh Bidan Praktik Swasta terhadap Pemberian Susu Formula kepada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Kota Medan

1 28 159

Pelaksanaan Pemberian Vitamin K oleh Bidan Pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010

3 57 46

Pengaruh Karakteristik Dan Motivasi Bidan Praktek Terhadap Pemberian Susu Formula Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Kota Medan Tahun 2007

0 26 61

Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin pada Bidan Praktik Swasta.

0 0 5

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

0 0 17

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN BIDAN PRAKTIK SWASTA DALAM PEMBERIAN VITAMIN K PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI TAHUN 2014

0 0 11

11 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN VITAMIN K PADA BAYI BARU LAHIR

0 0 9

26 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

0 0 7