NUTRISI DAN PAKAN TERNAK SAPI
NUTRISI DAN PAKAN TERNAK SAPI
PAKAN
TERNAK
SAPI
Keberhasilan usaha ternak sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan. Pakan menjadi salah satu
faktor utama keberhasilan usaha ternak, di samping faktor genetis dan manajemen. Oleh karena
itu, bibit sapi yang baik dari jenis unggul hasil seleksi harus diimbangi dengan pemberian
makanan yang baik pula. Sebab, bibit sapi yang secara genetis baik akan memiliki sifat-sifat
keturunan yang baik pula apabila memperoleh makanan yang cukup dan memenuhi syarat.
Namun, perlu disadari bahwa pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat ini tidak
berarti akan bisa mengubah sifat-sifat genetik sapi. Misalnya, bangsa sapi Madura besarnya
tubuh tidak akan bisa berubah menyerupai bangsa sapi Hereford; bangsa sapi Hereford yang
bertubuh besar, daya kerjanya tak akan bisa menyamai bangsa sapi Ongole, dan sebagainya.
Tetapi paling tidak, pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat pasti akan mampu
memunculkan sifat-sifat pembawaan dari bangsa-bangsa sapi tersebut, misalnya:
pertumbuhannya menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan prosentase karkasnya pun menjadi
lebih
baik.
Pemberian pakan terhadap ternak sapi harus dilakukan secara kontinu sepanjang waktu. Sebab,
pemberian pakan yang tidak kontinu akan menimbulkan goncangan terhadap sapi-sapi tersebut
sehingga pertumbuhannya terganggu. Hal ini sering terjadi pada sapi-sapi yang dipelihara di
daerah tropis, termasuk di negara kita. Pertumbuhan sapi-sapi yang dipelihara di daerah tropis
sering mengalami kurva naik-turun yang sangat tajam. Pada musim penghujan pertumbuhan dan
pertambahan berat badannya sangat cepat, karena mendapat makanan yang cukup dan memenuhi
syarat. Tetapi pada musim kemarau pertumbuhan berat badannya dapat menurun secara drastis.
Sebab selama musim kemarau daya cerna hijauan/rerumputan berkurang. Hal ini terutama
disebabkan oleh hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung dalam
hijauan/rerumputan akibat kekurangan air. Dengan demikian hijauan/rerumputan yang diberikan
kepada ternak tidak memenuhi syarat, bahkan volume pemberiannya pun seringkali sangat
kurang. Akibatnya ialah pertumbuhan terhambat, sapi yang sudah dewasa berat badannya
menurun/kurus, sebagai sapi potong tidak memenuhi syarat, perkembangbiakannya mundur
karena fertilitasnya pun menurun, prosentase karkasnya juga sangat rendah.
Oleh karena itu para peternak sapi, harus berusaha memberikan makanan yang cukup dan
memenuhi syarat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sapi-sapi tersebut. Makanan sapi yang
memenuhi syarat ialah makanan yang mengandung: protein, karbohidrat, lemak, vitaminvitamin, mineral, dan air. Kesemuanya itu bisa disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat.
KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN
a.
Protein berfungsi untuk:
Protein
Memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, misalnya pada sapi lanjut usia.
Pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, misalnya pada pedet.
Keperluan berproduksi, misalnya bagi sapi-sapi dewasa.
Diubah menjadi energi, misalnya pada sapi-sapi kerja.
Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi-sapi muda yang sedang dalam pertumbuhan daripada
sapi-sapi dewasa. Karena protein tidak bisa dibentuk oleh tubuh, padahal sangat mutlak
diperlukan tubuh, maka sapi-sapi yang bersangkutan harus diberi makanan yang cukup
mengandung
protein.
Sumber protein:
Hijauan dari jenis leguminosa: centrosema pubescens, daun turi, lamtoro dan lain-lain.
Makanan tambahan, berupa makanan penguat: bungkil kelapa, bungkil kacang tanah,
katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Protein yang berasal dari hewan lebih baik, sebab mengandung asam amino essensial dan gizi
yang lebih tinggi. Bahan makanan yang memiliki kadar protein yang tinggi mutunya ialah yang
paling mendekati susunan protein tubuh. Protein yang berasal dari hewan dapat diproses menjadi
protein jaringan tubuh kembali dengan risiko kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan
dengan pengolahan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung, apalagi jerami
dan
sebagainya.
Bagi ternak ruminansia, termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi di dalam
makanannya, sebab di dalam rumen dan usus yang panjang telah banyak terjadi pengolahan oleh
jasad renik. Namun, yang perlu diperhatikan ialah bahwa untuk membangun kembali protein
yang telah usang dan terurai, maka protein dengan asam-asam aminonya harus di tingkatkan
pula. Oleh karena itu jika sapi terpaksa hanya diberi makanan dari jerami, khususnya sapi
penggemukan, maka untuk menutup kekurangan unsur-unsur yang tidak terdapat di dalam jerami
tersebut harus diberi pakan tambahan yang banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat.
Sebab jerami terlalu banyak mengandung serat kasar yang sulit dicerna, sedangkan unsur-unsur
protein, lemak dan karbohidrat yang terkandung di dalamnya sangat sedikit.
b.
Lemak berfungsi untuk:
Lemak
Sumber energi (tenaga).
Pembawa vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.
Lemak dari bahan makanan dapat diubah menjadi pati dan gula, yang bisa digunakan sebagai
sumber tenaga, atau disimpan di dalam jaringan sel-sel sebagai lemak cadangan. Banyaknya
lemak dalam tubuh berbeda-beda. Biasanya lemak-lemak tersebut dibentuk dari karbohidrat dan
lemak makanan yang tidak langsung digunakan. Dan setiap kelebihan lemak disimpan di bawah
kulit sebagai cadangan. Setiap jenis ternak memiliki alat atau tempat khusus untuk menyimpan
lemak, misalnya sapi pada ponoknya, domba pada ekornya dan lain sebagainya. Di samping itu
kelebihan lemak disimpan di sekitar buah pinggang, selaput penggantung usus dan di antara otototot.
Tubuh hewan terdiri dan tiga jaringan, yakni tulang, otot dan lemak. Di antara ketiga jaringan
tersebut lemaklah yang terbentuk paling akhir. Pada ternak sapi potong yang digemukkan seperti
sapi kereman misalnya, lemak itu menyelubungi serabut otot-otot sehingga otot atau daging
menjadi lebih lembut. Lemak pada tubuh binatang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Hal ini
sangat tergantung dari jenis, umur, mutu makanan, aktivitas dan kesehatan hewan tersebut. Oleh
karena itu sapi yang dipotong pada usia lanjut dagingnya akan liat, apalagi bila sapi tersebut
intensitas kerjanya terlalu tinggi dan makanan tidak memenuhi syarat. Hewan ternak yang hanya
memperoleh hijauan dari rumput melulu akan sangat rendah mencerna lemak, sebab rumput
hanya mengandung 1% lemak kasar. Ransum ternak yang banyak mengandung sumber lemak
adalah: bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai.
c.
Karbohidrat berfungsi untuk:
Karbohidrat
Sumber tenaga (energi).
Pembentukan lemak di dalam tubuh.
Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung
dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk
karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan
gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun,
kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan
karbohidrat
ini
ternak
tidak
banyak
mengalami
kesulitan.
d.
Mineral berfungsi untuk:
Pembentukan jaringan tulang dan urat.
Keperluan berproduksi.
Menggantikan mineral dalam tubuh yang hilang, dan memelihara kesehatan.
Mineral
Mineral tidak banyak terdapat dalam tulang. Walaupun demikian, mineral dalam jaringan tubuh
yang jumlahnya hanya sedikit itu, amat penting artinya bagi daya hidup hewan. Sebab mineral
akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan. Pada anak hewan yang
sedang tumbuh, ataupun bagi hewan dewasa yang perlu memperbaharui sel-selnya yang
berlangsung terus-menerus, juga sangat membutuhkan mineral. Demikian pula pertumbuhan
janin
pun
hanya
mungkin
bila
tersedia
unsur
mineral.
Beberapa unsur mineral penting yang diperlukan tubuh ialah: natrium, khlor, kalsium, fosfor,
sulfur, kalium magnesium, tembaga, seng, selenium. Pada umumnya unsur-unsur tersebut
banyak terdapat dalam ransum makanan. Namun demikian seringkali juga ada unsur-unsur
mineral tertentu yang perlu ditambahkan. Unsur-unsur tersebut, terutama adalah garam dapur
(NaCl),
kalsium
(Ca)
dan
fosfor
(P).
Bangsa padi-padian banyak mengandung fosfor, sedangkan makanan kasar lainnya banyak
mengandung Ca. Sebagai tanda bahwa hewan ternak sapi kekurangan mineral ialah: sapi suka
makan tanah. Akibat kekurangan mineral, bisa menimbulkan penyakit tulang, atau fertilitasnya
(kesuburan) menurun. Sumber mineral terutama dapat dipenuhi dari hijauan, feed supplementmineral.
e.
Vitamin berfungsi untuk:
Vitamin
Mempertahankan kekuatan tubuh.
Memajukan kesehatan dalam berproduksi.
Dalam hal pemenuhan vitamin pada ternak tidak perlu menjadi perhatian khusus, karena unsur
tersebut biasanya cukup tersedia dalam bahan-bahan pakan ternak. Dan kebanyakan vitamin
dibentuk dalam usus hewan pemamah biak, terutama vitamin B kompleks. Tetapi pada musim
kemarau panjang, ada kemungkinan bahan-bahan pakan itu kekurangan kadar vitamin A. Oleh
karena itu ternak sapi yang dipiara secara intensif, atau dibatasi ruang geraknya, maka di dalam
ransum perlu ditambahkan vitamin A. Kelebihan vitamin A bisa tersimpan lama di dalam hati.
Pada sapi vitamin tersebut bisa bertahan sampai 6 bulan, kambing 3 bulan. Pada umumnya
bagian hijauan tanaman yang sedang tumbuh, atau pada bagian pucuknya banyak mengandung
karotin,
yang
dalam
tubuh
hewan
diubah
menjadi
vitamin
A.
Proses pembentukan vitamin:
Vitamin A dibentuk dari karotin.
Vitamin B dapat dibentuk sepenuhnya di dalam tubuh hewan.
Vitamin C dibentuk sendiri oleh semua jenis hewan yang telah dewasa
Vitamin D terjadi dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari.
Sumber vitamin: Terutama hijauan. Tetapi perlu juga diperhatikan bahwa kandungan vitamin
dalam hijauan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: tanah, iklim, waktu pemotongan dan
penyimpanan. Vitamin A dan E banyak terdapat pada tanaman hijauan dan padi-padian.
f.
Air berfungsi untuk:
Mengatur suhu tubuh.
Air
Membantu proses pencernaan.
Mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna lagi di dalam tubuh yang berupa:
keringat, air seni dan kotoran (80% air).
Melumasi persendian dan membantu mata untuk dapat melihat.
Air merupakan bagian utama dari zat-zat di dalam tubuh. Komposisi tubuh hewan lebih dari 50%
terdiri dari air, dan sebagian besar jaringan tubuhnya mengandung 70 — 90% air. Hewan yang
kekurangan air biasanya lebih cepat mati daripada kekurangan makanan. lni suatu bukti bahwa
air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi ternak. Oleh karena itu para peternak harus
sungguh-sungguh
memperhatikan
kebutuhan
air
bagi
ternaknya.
Jumlah kebutuhan air minum bagi ternak sapi sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti: jenis sapi, umur, suhu lingkungan, jenis bahan makanan dan volume makan yang
masuk dalam tubuh, serta kegiatan sapi yang bersangkutan. Bagi sapi-sapi muda, sapi yang
sedang bekerja, sapi yang berada dalam lingkungan suhu yang tinggi, sapi yang makan jenis
makanan jerami dan dalam jumlah volume yang tinggi, tuntutan air minum yang dipergunakan
lebih
tinggi
daripada
yang
lain.
Kebutuhan air dalam tubuh sapi bisa dipenuhi dari air minum, air dalam bahan makanan dan air
metabolik yang berasal dari glugosa, lemak dan protein. Sebagai pedoman, penyediaan air
minum bagi sapi dewasa yang bekerja kira-kira 35 liter, dan sapi yang tidak bekerja cukup
sekitar 25 liter.
BAHAN PAKAN TERNAK SAPI
Di dalam memilih bahan pakan ternak sapi, yang perlu dipertimbangkan bukan saja zat-zat yang
terkandung di dalamnya, tetapi juga sifat biologis bahan-bahan yang akan disajikan, seperti:
volume dan tekstur, palatabilitas (enak tidaknya) dan sifat bahan makanan itu sendiri. Sebab
kesemuanya akan berpengaruh besar terhadap mutu bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh
hewan. Sebagai contoh, jagung yang digiling terlalu kasar tentu relatif lebih sukar dicerna
daripada bahan makanan yang halus. Bahan-bahan makanan yang rusak, tengik ataupun kurang
enak tentu akan tersisih. Kalaupun bahan makanan tersebut terpaksa dimakan, tentu akan
merugikan ternak sapi yang bersangkutan. Demikian pula bahan-bahan makanan yang sukar
diresapi oleh getah pencernaan, misalnya jerami, mutu makanan tersebut lebih rendah daripada
bahan makanan lain. Sebab, sari makanan yang terkandung di dalam jerami tertutup oleh
dinding-dinding sel yang sukar ditembus. Oleh karena itu, para peternak harus memberi
perhatian secara khusus terhadap jenis makanan yang akan diberikan kepada ternaknya.
Bahan Pakan Ternak Sapi Dari Hijauan
a. Bahan pakan hijauan segar
lalah makanan hijauan yang diberikan dalam keadaan segar. Yang termasuk bahan hijauan segar
ialah rumput segar, batang jagung muda, kacang-kacangan dan lain-lain yang masih segar serta
silage. Jumlah hijauan yang diberikan kepada sapi di Indonesia 30 — 40 kg. Hal ini sangat
tergantung dari berat badan sapi yang bersangkutan. Pada prinsipnya pemberian hijauan ini ialah
10% dari berat badan. Bahan makanan hijauan berfungsi sebagai pengenyang, sumber mineral,
karbohidrat, vitamin-vitamin dan protein (terutama yang berasal dari kacang-kacangan). Hijauan
segar dari rumput jenis unggul, seperti rumput gajah, nilai gizinya cukup terjamin, dan
volumenya lebih banyak dibandingkan dengan rumput liar. Sebab, rumput gajah dapat tumbuh
dengan cepat, dalam waktu 30 — 40 hari sudah dapat dipanen, sehingga pemberiannya dapat
dilakukan secara rutin.
b. Bahan pakan hijauan kering
Ialah makanan yang berasal dari hijauan yang dikeringkan, misalnya jerami dan hay. Jerami ialah
hasil ikutan pertanian seperti padi, kacang tanah, kedelai, jagung dan lain-lain yang berupa
batang
daun
ranting.
Cara
meningkatkan
mutu
jerami
Telah dijelaskan bahwa jerami merupakan salah satu bahan makanan ternak yang mutunya
rendah. Sebab, zat-zat yang terkandung di dalamnya, seperti sellulosa, terselubung oleh dinding
yang keras, yakni silika dan lignin. Dengan demikian sellulosa yang sebenarnya dapat
dimanfaatkan oleh hewan ruminansia (sapi) sulit ditembus oleh getah pencernaannya. Sapi yang
makan 10 kg jerami kira-kira hanya 3 kg atau 30% saja yang dapat dicerna. Tetapi dengan
adanya kemajuan teknologi di bidang makanan ternak, bahan makanan dari jerami yang semula
hanya memiliki nilai cerna 30% dapat ditingkatkan menjadi 50 — 55%, yakni dengan
mencampur jerami dengan urea. Sebab dengan pencampuran tersebut dapat menambah unsur
nitrogen (N) pada jerami dan dapat mematahkan ikatan silika dan lignin yang menyelubungi
sellulosa.
Dengan
demikian
jerami
menjadi
lebih
mudah
dicerna.
Proses dan cara pencampuran
Jerami yang akan dicampur harus ditimbang terlebih dahulu. Jerami tersebut bisa dalam
keadaan basah atau kering.
Urea yang digunakan untuk mencampur sebanyak 5% dari berat jerami.
Untuk jerami kering, urea harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Setiap 500 kg
jerami kering mernbutuhkan 500 liter air untuk melarutkan urea. Tetapi untuk jerami
basah (segar) urea tidak perlu dicampur dengan air, sebab jerami segar sudah
mengandung air sebanyak 75% dari berat jerami.
Caranya mencampur adalah sebagai berikut:
o Tebarkan jerami setebal 10 cm.
o Basahi dengan larutan urea (untuk jerami kering) atau taburi urea (untuk jerami
basah) sedikit demi sedikit.
o Tebarkan jerami lagi di atas hamparan tebaran pertama, kemudian dihasahi lagi
dengan larutan urea (untuk jerami kering) atau taburi dengan urea (untuk jerami
basah) sedikit demi sedikit.
o Demikian seterusnya.
Sedangkan hay adalah hijauan dari. jenis rumput-rumputan yang sengaja ditanam, kemudian
dipanen
menjelang
berbunga
dan
langsung
dikeringkan.
Jika ransum yang diberikan kepada ternak hanya dari hijauan kering, sebaiknya diberi bahan
makanan penguat untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin dan zat-zat lain.
Konsentrat Sebagai Bahan Pakan Penguat Untuk Ternak
Sapi
Yang dimaksudkan dengan makanan konsentrat (penguat) ialah bahan makanan yang konsentrasi
gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan tersebut
berupa dedak, atau katul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ketela pohon/gaplek dan lainlain. Pada umumnya para peternak di dalam menyajikan makanan penguat ini masih sangat
sederhana. Mereka hanya membuat susunan atau campuran makanan yang terdiri dari 2 (dua)
macam bahan saja, dan bahkan ada yang hanya satu macam bahan.
Contoh susunan makanan yang terdiri dari 2 macam bahan adalah 1 bahan bungkil kelapa dan 4
bagian
dedak
halus.
Bahan makanan penguat hanya diberikan kepada sapi sebanyak 2 — 3 kg/ekor/hari.
Bahan Pakan Tambahan Untuk Ternak Sapi
a.
Vitamin
Vitamin diberikan dalam bentuk feed-supplement minyak ikan. Sapi yang kekurangan vitamin,
terutama vitamin A (Pro-vit A) dan vitamin D dapat diberi feed-supplement atau minyak ikan.
b.
Mineral
Untuk mencegah kekurangan unsur-unsur mineral, khususnya Ca, P dan NaCl, ternak sapi dapat
diberi tepung tulang, tepung kapur tembok (CaCO3) dan garam dapur. Tepung tulang biasanya
mengandung
Ca
23—33%
dan
P
10—18%.
c.
Protein
Pada umumnya bahan-bahan makanan yang mengandung zat protein tinggi harganya mahal.
Maka sebagai penghematan, bahan makanan dapat ditambah dengan urea. Untuk mencegah
keracunan, dosis pemberian urea tidak boleh terlalu banyak. Sebagai pedoman, dosis pemberian
urea tersebut adalah sebagai berikut:
1% dari seluruh ransum, atau
± 20 gram/100 kg berat badan sapi.
Untuk mencegah terjadinya keracunan ini, kecuali memperhatikan dosis pemberian urea juga
perlu memperhatikan pemberian ransum yang kandungan karbohidratnya mudah dicerna, seperti:
mollase (tetes), tepung tapioka. onggok dan lain sebagainya.
PAKAN
TERNAK
SAPI
Keberhasilan usaha ternak sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan. Pakan menjadi salah satu
faktor utama keberhasilan usaha ternak, di samping faktor genetis dan manajemen. Oleh karena
itu, bibit sapi yang baik dari jenis unggul hasil seleksi harus diimbangi dengan pemberian
makanan yang baik pula. Sebab, bibit sapi yang secara genetis baik akan memiliki sifat-sifat
keturunan yang baik pula apabila memperoleh makanan yang cukup dan memenuhi syarat.
Namun, perlu disadari bahwa pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat ini tidak
berarti akan bisa mengubah sifat-sifat genetik sapi. Misalnya, bangsa sapi Madura besarnya
tubuh tidak akan bisa berubah menyerupai bangsa sapi Hereford; bangsa sapi Hereford yang
bertubuh besar, daya kerjanya tak akan bisa menyamai bangsa sapi Ongole, dan sebagainya.
Tetapi paling tidak, pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat pasti akan mampu
memunculkan sifat-sifat pembawaan dari bangsa-bangsa sapi tersebut, misalnya:
pertumbuhannya menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan prosentase karkasnya pun menjadi
lebih
baik.
Pemberian pakan terhadap ternak sapi harus dilakukan secara kontinu sepanjang waktu. Sebab,
pemberian pakan yang tidak kontinu akan menimbulkan goncangan terhadap sapi-sapi tersebut
sehingga pertumbuhannya terganggu. Hal ini sering terjadi pada sapi-sapi yang dipelihara di
daerah tropis, termasuk di negara kita. Pertumbuhan sapi-sapi yang dipelihara di daerah tropis
sering mengalami kurva naik-turun yang sangat tajam. Pada musim penghujan pertumbuhan dan
pertambahan berat badannya sangat cepat, karena mendapat makanan yang cukup dan memenuhi
syarat. Tetapi pada musim kemarau pertumbuhan berat badannya dapat menurun secara drastis.
Sebab selama musim kemarau daya cerna hijauan/rerumputan berkurang. Hal ini terutama
disebabkan oleh hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung dalam
hijauan/rerumputan akibat kekurangan air. Dengan demikian hijauan/rerumputan yang diberikan
kepada ternak tidak memenuhi syarat, bahkan volume pemberiannya pun seringkali sangat
kurang. Akibatnya ialah pertumbuhan terhambat, sapi yang sudah dewasa berat badannya
menurun/kurus, sebagai sapi potong tidak memenuhi syarat, perkembangbiakannya mundur
karena fertilitasnya pun menurun, prosentase karkasnya juga sangat rendah.
Oleh karena itu para peternak sapi, harus berusaha memberikan makanan yang cukup dan
memenuhi syarat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sapi-sapi tersebut. Makanan sapi yang
memenuhi syarat ialah makanan yang mengandung: protein, karbohidrat, lemak, vitaminvitamin, mineral, dan air. Kesemuanya itu bisa disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat.
KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN
a.
Protein berfungsi untuk:
Protein
Memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, misalnya pada sapi lanjut usia.
Pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, misalnya pada pedet.
Keperluan berproduksi, misalnya bagi sapi-sapi dewasa.
Diubah menjadi energi, misalnya pada sapi-sapi kerja.
Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi-sapi muda yang sedang dalam pertumbuhan daripada
sapi-sapi dewasa. Karena protein tidak bisa dibentuk oleh tubuh, padahal sangat mutlak
diperlukan tubuh, maka sapi-sapi yang bersangkutan harus diberi makanan yang cukup
mengandung
protein.
Sumber protein:
Hijauan dari jenis leguminosa: centrosema pubescens, daun turi, lamtoro dan lain-lain.
Makanan tambahan, berupa makanan penguat: bungkil kelapa, bungkil kacang tanah,
katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Protein yang berasal dari hewan lebih baik, sebab mengandung asam amino essensial dan gizi
yang lebih tinggi. Bahan makanan yang memiliki kadar protein yang tinggi mutunya ialah yang
paling mendekati susunan protein tubuh. Protein yang berasal dari hewan dapat diproses menjadi
protein jaringan tubuh kembali dengan risiko kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan
dengan pengolahan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung, apalagi jerami
dan
sebagainya.
Bagi ternak ruminansia, termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi di dalam
makanannya, sebab di dalam rumen dan usus yang panjang telah banyak terjadi pengolahan oleh
jasad renik. Namun, yang perlu diperhatikan ialah bahwa untuk membangun kembali protein
yang telah usang dan terurai, maka protein dengan asam-asam aminonya harus di tingkatkan
pula. Oleh karena itu jika sapi terpaksa hanya diberi makanan dari jerami, khususnya sapi
penggemukan, maka untuk menutup kekurangan unsur-unsur yang tidak terdapat di dalam jerami
tersebut harus diberi pakan tambahan yang banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat.
Sebab jerami terlalu banyak mengandung serat kasar yang sulit dicerna, sedangkan unsur-unsur
protein, lemak dan karbohidrat yang terkandung di dalamnya sangat sedikit.
b.
Lemak berfungsi untuk:
Lemak
Sumber energi (tenaga).
Pembawa vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.
Lemak dari bahan makanan dapat diubah menjadi pati dan gula, yang bisa digunakan sebagai
sumber tenaga, atau disimpan di dalam jaringan sel-sel sebagai lemak cadangan. Banyaknya
lemak dalam tubuh berbeda-beda. Biasanya lemak-lemak tersebut dibentuk dari karbohidrat dan
lemak makanan yang tidak langsung digunakan. Dan setiap kelebihan lemak disimpan di bawah
kulit sebagai cadangan. Setiap jenis ternak memiliki alat atau tempat khusus untuk menyimpan
lemak, misalnya sapi pada ponoknya, domba pada ekornya dan lain sebagainya. Di samping itu
kelebihan lemak disimpan di sekitar buah pinggang, selaput penggantung usus dan di antara otototot.
Tubuh hewan terdiri dan tiga jaringan, yakni tulang, otot dan lemak. Di antara ketiga jaringan
tersebut lemaklah yang terbentuk paling akhir. Pada ternak sapi potong yang digemukkan seperti
sapi kereman misalnya, lemak itu menyelubungi serabut otot-otot sehingga otot atau daging
menjadi lebih lembut. Lemak pada tubuh binatang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Hal ini
sangat tergantung dari jenis, umur, mutu makanan, aktivitas dan kesehatan hewan tersebut. Oleh
karena itu sapi yang dipotong pada usia lanjut dagingnya akan liat, apalagi bila sapi tersebut
intensitas kerjanya terlalu tinggi dan makanan tidak memenuhi syarat. Hewan ternak yang hanya
memperoleh hijauan dari rumput melulu akan sangat rendah mencerna lemak, sebab rumput
hanya mengandung 1% lemak kasar. Ransum ternak yang banyak mengandung sumber lemak
adalah: bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai.
c.
Karbohidrat berfungsi untuk:
Karbohidrat
Sumber tenaga (energi).
Pembentukan lemak di dalam tubuh.
Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung
dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk
karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan
gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun,
kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan
karbohidrat
ini
ternak
tidak
banyak
mengalami
kesulitan.
d.
Mineral berfungsi untuk:
Pembentukan jaringan tulang dan urat.
Keperluan berproduksi.
Menggantikan mineral dalam tubuh yang hilang, dan memelihara kesehatan.
Mineral
Mineral tidak banyak terdapat dalam tulang. Walaupun demikian, mineral dalam jaringan tubuh
yang jumlahnya hanya sedikit itu, amat penting artinya bagi daya hidup hewan. Sebab mineral
akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan. Pada anak hewan yang
sedang tumbuh, ataupun bagi hewan dewasa yang perlu memperbaharui sel-selnya yang
berlangsung terus-menerus, juga sangat membutuhkan mineral. Demikian pula pertumbuhan
janin
pun
hanya
mungkin
bila
tersedia
unsur
mineral.
Beberapa unsur mineral penting yang diperlukan tubuh ialah: natrium, khlor, kalsium, fosfor,
sulfur, kalium magnesium, tembaga, seng, selenium. Pada umumnya unsur-unsur tersebut
banyak terdapat dalam ransum makanan. Namun demikian seringkali juga ada unsur-unsur
mineral tertentu yang perlu ditambahkan. Unsur-unsur tersebut, terutama adalah garam dapur
(NaCl),
kalsium
(Ca)
dan
fosfor
(P).
Bangsa padi-padian banyak mengandung fosfor, sedangkan makanan kasar lainnya banyak
mengandung Ca. Sebagai tanda bahwa hewan ternak sapi kekurangan mineral ialah: sapi suka
makan tanah. Akibat kekurangan mineral, bisa menimbulkan penyakit tulang, atau fertilitasnya
(kesuburan) menurun. Sumber mineral terutama dapat dipenuhi dari hijauan, feed supplementmineral.
e.
Vitamin berfungsi untuk:
Vitamin
Mempertahankan kekuatan tubuh.
Memajukan kesehatan dalam berproduksi.
Dalam hal pemenuhan vitamin pada ternak tidak perlu menjadi perhatian khusus, karena unsur
tersebut biasanya cukup tersedia dalam bahan-bahan pakan ternak. Dan kebanyakan vitamin
dibentuk dalam usus hewan pemamah biak, terutama vitamin B kompleks. Tetapi pada musim
kemarau panjang, ada kemungkinan bahan-bahan pakan itu kekurangan kadar vitamin A. Oleh
karena itu ternak sapi yang dipiara secara intensif, atau dibatasi ruang geraknya, maka di dalam
ransum perlu ditambahkan vitamin A. Kelebihan vitamin A bisa tersimpan lama di dalam hati.
Pada sapi vitamin tersebut bisa bertahan sampai 6 bulan, kambing 3 bulan. Pada umumnya
bagian hijauan tanaman yang sedang tumbuh, atau pada bagian pucuknya banyak mengandung
karotin,
yang
dalam
tubuh
hewan
diubah
menjadi
vitamin
A.
Proses pembentukan vitamin:
Vitamin A dibentuk dari karotin.
Vitamin B dapat dibentuk sepenuhnya di dalam tubuh hewan.
Vitamin C dibentuk sendiri oleh semua jenis hewan yang telah dewasa
Vitamin D terjadi dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari.
Sumber vitamin: Terutama hijauan. Tetapi perlu juga diperhatikan bahwa kandungan vitamin
dalam hijauan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: tanah, iklim, waktu pemotongan dan
penyimpanan. Vitamin A dan E banyak terdapat pada tanaman hijauan dan padi-padian.
f.
Air berfungsi untuk:
Mengatur suhu tubuh.
Air
Membantu proses pencernaan.
Mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna lagi di dalam tubuh yang berupa:
keringat, air seni dan kotoran (80% air).
Melumasi persendian dan membantu mata untuk dapat melihat.
Air merupakan bagian utama dari zat-zat di dalam tubuh. Komposisi tubuh hewan lebih dari 50%
terdiri dari air, dan sebagian besar jaringan tubuhnya mengandung 70 — 90% air. Hewan yang
kekurangan air biasanya lebih cepat mati daripada kekurangan makanan. lni suatu bukti bahwa
air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi ternak. Oleh karena itu para peternak harus
sungguh-sungguh
memperhatikan
kebutuhan
air
bagi
ternaknya.
Jumlah kebutuhan air minum bagi ternak sapi sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti: jenis sapi, umur, suhu lingkungan, jenis bahan makanan dan volume makan yang
masuk dalam tubuh, serta kegiatan sapi yang bersangkutan. Bagi sapi-sapi muda, sapi yang
sedang bekerja, sapi yang berada dalam lingkungan suhu yang tinggi, sapi yang makan jenis
makanan jerami dan dalam jumlah volume yang tinggi, tuntutan air minum yang dipergunakan
lebih
tinggi
daripada
yang
lain.
Kebutuhan air dalam tubuh sapi bisa dipenuhi dari air minum, air dalam bahan makanan dan air
metabolik yang berasal dari glugosa, lemak dan protein. Sebagai pedoman, penyediaan air
minum bagi sapi dewasa yang bekerja kira-kira 35 liter, dan sapi yang tidak bekerja cukup
sekitar 25 liter.
BAHAN PAKAN TERNAK SAPI
Di dalam memilih bahan pakan ternak sapi, yang perlu dipertimbangkan bukan saja zat-zat yang
terkandung di dalamnya, tetapi juga sifat biologis bahan-bahan yang akan disajikan, seperti:
volume dan tekstur, palatabilitas (enak tidaknya) dan sifat bahan makanan itu sendiri. Sebab
kesemuanya akan berpengaruh besar terhadap mutu bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh
hewan. Sebagai contoh, jagung yang digiling terlalu kasar tentu relatif lebih sukar dicerna
daripada bahan makanan yang halus. Bahan-bahan makanan yang rusak, tengik ataupun kurang
enak tentu akan tersisih. Kalaupun bahan makanan tersebut terpaksa dimakan, tentu akan
merugikan ternak sapi yang bersangkutan. Demikian pula bahan-bahan makanan yang sukar
diresapi oleh getah pencernaan, misalnya jerami, mutu makanan tersebut lebih rendah daripada
bahan makanan lain. Sebab, sari makanan yang terkandung di dalam jerami tertutup oleh
dinding-dinding sel yang sukar ditembus. Oleh karena itu, para peternak harus memberi
perhatian secara khusus terhadap jenis makanan yang akan diberikan kepada ternaknya.
Bahan Pakan Ternak Sapi Dari Hijauan
a. Bahan pakan hijauan segar
lalah makanan hijauan yang diberikan dalam keadaan segar. Yang termasuk bahan hijauan segar
ialah rumput segar, batang jagung muda, kacang-kacangan dan lain-lain yang masih segar serta
silage. Jumlah hijauan yang diberikan kepada sapi di Indonesia 30 — 40 kg. Hal ini sangat
tergantung dari berat badan sapi yang bersangkutan. Pada prinsipnya pemberian hijauan ini ialah
10% dari berat badan. Bahan makanan hijauan berfungsi sebagai pengenyang, sumber mineral,
karbohidrat, vitamin-vitamin dan protein (terutama yang berasal dari kacang-kacangan). Hijauan
segar dari rumput jenis unggul, seperti rumput gajah, nilai gizinya cukup terjamin, dan
volumenya lebih banyak dibandingkan dengan rumput liar. Sebab, rumput gajah dapat tumbuh
dengan cepat, dalam waktu 30 — 40 hari sudah dapat dipanen, sehingga pemberiannya dapat
dilakukan secara rutin.
b. Bahan pakan hijauan kering
Ialah makanan yang berasal dari hijauan yang dikeringkan, misalnya jerami dan hay. Jerami ialah
hasil ikutan pertanian seperti padi, kacang tanah, kedelai, jagung dan lain-lain yang berupa
batang
daun
ranting.
Cara
meningkatkan
mutu
jerami
Telah dijelaskan bahwa jerami merupakan salah satu bahan makanan ternak yang mutunya
rendah. Sebab, zat-zat yang terkandung di dalamnya, seperti sellulosa, terselubung oleh dinding
yang keras, yakni silika dan lignin. Dengan demikian sellulosa yang sebenarnya dapat
dimanfaatkan oleh hewan ruminansia (sapi) sulit ditembus oleh getah pencernaannya. Sapi yang
makan 10 kg jerami kira-kira hanya 3 kg atau 30% saja yang dapat dicerna. Tetapi dengan
adanya kemajuan teknologi di bidang makanan ternak, bahan makanan dari jerami yang semula
hanya memiliki nilai cerna 30% dapat ditingkatkan menjadi 50 — 55%, yakni dengan
mencampur jerami dengan urea. Sebab dengan pencampuran tersebut dapat menambah unsur
nitrogen (N) pada jerami dan dapat mematahkan ikatan silika dan lignin yang menyelubungi
sellulosa.
Dengan
demikian
jerami
menjadi
lebih
mudah
dicerna.
Proses dan cara pencampuran
Jerami yang akan dicampur harus ditimbang terlebih dahulu. Jerami tersebut bisa dalam
keadaan basah atau kering.
Urea yang digunakan untuk mencampur sebanyak 5% dari berat jerami.
Untuk jerami kering, urea harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Setiap 500 kg
jerami kering mernbutuhkan 500 liter air untuk melarutkan urea. Tetapi untuk jerami
basah (segar) urea tidak perlu dicampur dengan air, sebab jerami segar sudah
mengandung air sebanyak 75% dari berat jerami.
Caranya mencampur adalah sebagai berikut:
o Tebarkan jerami setebal 10 cm.
o Basahi dengan larutan urea (untuk jerami kering) atau taburi urea (untuk jerami
basah) sedikit demi sedikit.
o Tebarkan jerami lagi di atas hamparan tebaran pertama, kemudian dihasahi lagi
dengan larutan urea (untuk jerami kering) atau taburi dengan urea (untuk jerami
basah) sedikit demi sedikit.
o Demikian seterusnya.
Sedangkan hay adalah hijauan dari. jenis rumput-rumputan yang sengaja ditanam, kemudian
dipanen
menjelang
berbunga
dan
langsung
dikeringkan.
Jika ransum yang diberikan kepada ternak hanya dari hijauan kering, sebaiknya diberi bahan
makanan penguat untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin dan zat-zat lain.
Konsentrat Sebagai Bahan Pakan Penguat Untuk Ternak
Sapi
Yang dimaksudkan dengan makanan konsentrat (penguat) ialah bahan makanan yang konsentrasi
gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan tersebut
berupa dedak, atau katul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ketela pohon/gaplek dan lainlain. Pada umumnya para peternak di dalam menyajikan makanan penguat ini masih sangat
sederhana. Mereka hanya membuat susunan atau campuran makanan yang terdiri dari 2 (dua)
macam bahan saja, dan bahkan ada yang hanya satu macam bahan.
Contoh susunan makanan yang terdiri dari 2 macam bahan adalah 1 bahan bungkil kelapa dan 4
bagian
dedak
halus.
Bahan makanan penguat hanya diberikan kepada sapi sebanyak 2 — 3 kg/ekor/hari.
Bahan Pakan Tambahan Untuk Ternak Sapi
a.
Vitamin
Vitamin diberikan dalam bentuk feed-supplement minyak ikan. Sapi yang kekurangan vitamin,
terutama vitamin A (Pro-vit A) dan vitamin D dapat diberi feed-supplement atau minyak ikan.
b.
Mineral
Untuk mencegah kekurangan unsur-unsur mineral, khususnya Ca, P dan NaCl, ternak sapi dapat
diberi tepung tulang, tepung kapur tembok (CaCO3) dan garam dapur. Tepung tulang biasanya
mengandung
Ca
23—33%
dan
P
10—18%.
c.
Protein
Pada umumnya bahan-bahan makanan yang mengandung zat protein tinggi harganya mahal.
Maka sebagai penghematan, bahan makanan dapat ditambah dengan urea. Untuk mencegah
keracunan, dosis pemberian urea tidak boleh terlalu banyak. Sebagai pedoman, dosis pemberian
urea tersebut adalah sebagai berikut:
1% dari seluruh ransum, atau
± 20 gram/100 kg berat badan sapi.
Untuk mencegah terjadinya keracunan ini, kecuali memperhatikan dosis pemberian urea juga
perlu memperhatikan pemberian ransum yang kandungan karbohidratnya mudah dicerna, seperti:
mollase (tetes), tepung tapioka. onggok dan lain sebagainya.