LAPORAN PRAKTIKUM 10 METEOROLOGI DAN KLI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita, kita tidak terlepas dari segala sesuatu
yang berhubungan dengan geografi, baik geografi fisik dan geografi non fisik.
Salah satu gejala geografi yang non fisik yang berhubungan dengan manusia
secara langsung adalah peristiwa cuaca dan iklim. Peristiwa cuaca dan iklim
adalah fenomena atmosfer, cuaca dan iklim tersebut di pelajari dalam mata kuliah
meteorologi dan klimatologi.
Meteorologi atau ilmu cuaca adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu tertentu dan ruang terbatas..
Klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala cuaca,
tetapi sifat-sifat dan gejala – gejala cuaca tersebut mempunyai jangka waktu dan
daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi ( untuk iklim batas waktunya
adalah 30 tahun ). Cuaca dan iklim tersebut di pengaruhi oleh adanya rotasi dan
revolusi bumi serta perbedaan letak lintang, sehingga terjadi perbedaan cuaca dan
iklim antara satu tempat dengan tmpat lain. Proses terjadinya cuaca dan iklim
adalah karena kombinasi variabel iklim yang sama, yang disebut dengan unsur
ikim. Adapun unsur dari iklim tersebut adalah suhu, angin, intensitas penyinaran
cahaya matahari, kelembapan, tekanan udara dan keawanan.

Penguapan adalah pengubahan cairan atau es menjadi gas (uap air).
Penguapan juga merupakan proses perubahan molekul air di permukaan bumi
menjadi molekul uap air di atmosfer atau proses perubahan air menjadi uap.
Proses ini bisa berlangsung pada permukaan bumi benda mati ataupun pada
tanaman benda hidup. Penguapan yang diperankan oleh benda mati disebut
evaporasi sedangkan penguapan yang diperankan oleh tanaman disebut
transpirasi. Alat yang digunakan untuk mengukur penguapan adalah Van
Evaporimeter (panci penguapan).

Alat yang menjadi pendamping Evaporimeter utuk mengukur penguapan.
Diantaranya yaitu Panci penguapan, Hook Guage, Thermometer air, Cup Counter
Anemometer, dan Still Well. Panci bundar besar yang digunakan untuk mengukur
penguapan berdiameter 122 cm dengan ketinggian 25,4 cm. Adapun alat
selanjutnya yaitu Still Well. Still Well ialah bejana yang terbuat dari logam
(kuningan) yang terbentuk silinder dan mempunyai tiga buah kaki. Sedangkan
Hook Guage ialah suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air
dalam panci. Hook Guage mempunyai bermacam-macam bentuk sehingga cara
pembacaannya berlainan. Dan yang selanjutnya adalah alat Thermometer apung
(air). Thermometer ini berfungsi untuk mengukur suhu maksimum dan minimum
air pada panci. Thermometer apung (Floating Thermometer) yang berada di panci

akan membaca angka pada Cup Counter Anemometer yang berfungsi mengukur
hembusan angin rata-rata selama 24 jam dengan ketinggian 50 cm yang berada
dekat panci untuk mengukur kecepatan angin horizontal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alat Evaporimeter, Hook Guage, Still Well, Cup
Counter Anemometer, Thermometer apung?
2. Bagaimanakah hasil pengukuran penguapan selama 3 (Tiga) hari berturutturut di lab pembelajaran met-klim prodi geografi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui alat Evaporimeter, Hook Guage, Still Well, Cup Counter
Anemometer, Thermometer apung.
2. Untuk mengetahui hasil pengukuran terhadap penyinaran matahari selama 3
(Tiga) hari berturut-turut di lab pembelajaran met-klim prodi geografi.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan alat Evaporimeter, Hook Guage, Still Well, Cup Counter
Anemometer, dan Thermometer apung
1. Panci penguapan (Van Evaporimeter)
Adalah sebuah alat yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat

mencatat jumlah penguapan yang tejadi selama 24 jam. Evaporimeter
termasuk jenis alat konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada saat saat
tertentu untuk memperoleh data. Alat ini tidak dapat mencatat sendiri.
Evaporimeter merekam penguapan yang terjadi dengan cara membaca angka
yang ditunjukkan sesuai tinggi permukaan air dalam panci. Satuan dasar untuk
alat Evaporimeter adalah millimeter (mm).

2. Thermometer apung (Floating Thermometer)
Mengukur suhu maksimum dan minimum dari permukaan air. Biasa
diletakkan terapung di dalam panci penguapan (Open Pan Evaporimeter).
Prinsip Kerja: Sama dengan termometer maksimum dan minimum.
Untuk pengembalian thermometer maksimum / minimum air ke posisi
normal, dapat digunakan magnet yang ditempelkan pada batang indeks dan
menariknya kebawah hingga berada tepat dipermukaan air raksa. Kedua

permukaan air raksa menunjukkan nilai yang sama, yaitu suhu permukaan air
pada saat itu.

3. Still Well
Bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan

mempunyai 3 buah kaki. Pada tiap kaki terdapat skrup untu menyetel/
mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana
terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi
dengan permukaan air dalam panci. Bejana digunakan selain untuk tempat
meletakkan hook gauge, juga membuat permukaan air dalam bejana menjadi
tenang dibandingkan dengan pada panci, sehingga penyetelan ujung jarum
dapat lebih mudah dilakukan.

4. Hook Guage
Suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam
panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara

pembacaannya berlainan. Untuk jenis cassella, terdiri dari sebuah batang yang
berskala, dan sebuah sekrup yang berada pada batang tersebut, digunakan
untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam panci. Sekrup
ini berfungsi sebagai micrometer yang dibagi menjadi 50 bagian. Satu putaran
penuh dari micrometer mencatat perubahan ujung jarum setinggi 1 mm. Hook
gauge buatan Perancis mempunyai micrometer yang dibagi menjadi 20
bagian. Dalam satu bagian menyatakan perubahan tinggi jarum 0,1 mm,
berarti untuk satu putaran penuh, perubahan tinggi jarum sebanyak 2mm.


5. Cup Counter Anemometer
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan menggunakan
alat Cup Counter Anemometer yang di dalamnya terdapat dua sensor, yaitu
Cup-Propeller Sensor untuk kecepatan angin dan Vane (Weather) Cock
Sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer
dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang
memiliki jarak dari penghalang seperti pohon, gedung, atau sesuatu yang
menjulang tinggi. Tiang Anemometer dipasang menggunakan tiga buah
labrang atau kawat lenahan tiang dimana salah satu kawat (Labrang) berada
pada arah utara dari tiang Anemometer dan antar labrang membentuk sudut
120°. Pemasangan penangkal petir pada tiang Anemometer merupakan faktor
penting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang
Anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang
membuatnya rawan tersambar petir.

2.2 Hasil Pengukuran Penguapan
Berikut ini adalah hasil pengukuran penguapan dengan menggunakan alat
Evaporimeter, Hook Guage, Still Well, Cup Counter Anemometer, dan
Thermometer apung di lab met-klim prodi geografi, yaitu:

 Hari Rabu, 23 Mei 2018
Adapun hasil dari pengamatan dan pengukuran pada hari pertama ini
adalah sebagai berikut bisa di lihat pada tabel di bawah ini.
Hari dan
Tanggal
Hari Rabu,
23 Mei

Thermometer
Pukul

o

C

11.00

Max
44


Min
12

16.00

30

31

Hook

Anemomete

Tinggi

Guage

r

Air


95

143

24,5 cm

95

143

19,3 cm

2018
 Hari Kamis, 24 Mei 2018
Adapun hasil dari pengamatan dan pengukuran pada hari kedua ini
adalah sebagai berikut bisa di lihat pada tabel di bawah ini.
Hari dan
Tanggal
Hari


Thermometer
Pukul
11.00
16.00

o

Max
30
31

C
Min
31
31

Hook

Anemomete


Guage

r

84
81

143,02
143,02

Tinggi
Air
18,2 cm
16,7 cm

Kamis, 24
Mei 2018
 Hari Jum’at, 25 Mei 2018
Adapun hasil dari pengamatan dan pengukuran pada hari ketiga ini

adalah sebagai berikut bisa di lihat pada tabel di bawah ini.
Hari dan
Tanggal
Hari
Jum’at, 25

Thermometer
Pukul

o

C

11.00

Max
32

Min
30

16.00

31

30

Hook

Anemomete

Tinggi

Guage

r

Air

79

143,02

15,8 cm

79

143,02

14,6 cm

Mei 2018
Berdasarkan tabel hasil pengukuran penguapan maka dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a) Hari Rabu, 23 Mei 2018
Jika melihat data dari pengamatan dan pengukuran berdasarkan tabel di
atas dapat diktahui bahwa:
-

Hasi Pengukuran Thermometer
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 yang
maksimum yaitu 44 oC dan minimum yaitu 22 oC. Sedangkan pada
pukul 16.00 yang maksimum yaitu 30 oC dan minimum yaitu 31 oC.
Berdasarkan data tersebut maka dapat dianalisis bahwa ada perbedaan
hasil pengukuran pada jam 11.00 dan 16.00 untuk suhu maksimum
terjadi penurunan alasannya adalah: pada jam 11.00 sedang terjadi
penyinaran yang sempurna tanpa hambatan sehingga cahaya dan panas
sinar matahari menyebabkan kenaikan suhu yang besar. Sedangkan
pada jam 16.00 untuk suhu maksimum tidak mendapat penyinaran
secara sempurna terutama banyak tertutupi oleh awan dan suhu yang
semakin sore semakin menurun terlebih lagi apabila terjadi hujan.
Adapun sebaliknya pada pengukuran suhu minimum yang terjadi

adalah kenaikan yaitu disebabkan, pada jam 11.00 karena terjadi
penyinaran yang sempurna maka untuk suhu minimum menunjukan
angka yang rendah. Sebaliknya pada jam 16.00 karena faktor
penyinaran yang tidak sempurna dan suhu sore yang mulai dingin
menyebabka pengukuran suhu minimum menunjukan angka yang
tinggi.
-

Hasil Pengukuran Hook Gouge
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 dan
16.00 adalah 95 mm. Hal ini menunjukan bahwa tinggi permukaan air
dalam panci stagnan atau tidak ada perubahan.

-

Hasil Pengukuran Anemometer
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 dan
16.00 adalah 00143,02 km. Hal ini menunjukan bahwa kecepatan
angin yang berhembus dalam kondisi statis atau konstan.

-

Hasil Pengukuran Tinggi Air
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 dan
16.00 menunjukan hasil yang berbeda. Yaitu pada jam 11.00 hasil
pengukuran tinggi air adalah 24,5 cm. Dan pada jam 16.00 hasil
pengukuran tinggi air adalah 19,3 cm. Hal ini menunjukan bahwa
adanya penguapan pada kisaran waktu 11.00 s.d. 16.00. Sehingga
menyebabkan turunnya ketinggian air.

b) Hari Kamis, 24 Mei 2018
Jika melihat data dari pengamatan dan pengukuran berdasarkan tabel di
atas dapat diktahui bahwa:
Hasi Pengukuran Thermometer
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 yang
maksimum yaitu 30 oC dan minimum yaitu 31 oC. Sedangkan pada

pukul 16.00 yang maksimum yaitu 31 oC dan minimum yaitu 31 oC.
Berdasarkan data tersebut maka dapat dianalisis bahwa ada perbedaan
hasil pengukuran pada jam 11.00 dan 16.00 untuk suhu maksimum
terjadi kenaikan alasannya adalah: pada jam 11.00 terjadi penyinaran
yang sempurna karena adanya hambatan berupa cuaca mendung yang
sudah tentu awan menutupi datangnya panas atau sinar matahari yang
akan menuju ke panci penampungan air. Sedangkan pada jam 16.00
untuk suhu maksimum seedang terjadi penyinaran secara semua
sehingga

terjadi

peningkatan

suhu. Adapun sebaliknya

pada

pengukuran suhu minimum yang terjadi adalah baik pada pukul 11.00
maupun 16.00 menunjukan hasil yang sama yaitu 31oC.
Hasil Pengukuran Hook Gouge
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00
menunjukan angak 84 mm dan pada pukul 16.00 adalah 81 mm. Hal
ini menunjukan bahwa tinggi permukaan air dalam panci mengalami
penurunan yang mengindikasikan terjadinya penguapan dalam panci
penampungan air akibat penyinaran yang terjadi secara sempurna.
Hasil Pengukuran Anemometer
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 dan
16.00 adalah 00143,0 km. Hal ini menunjukan bahwa kecepatan angin
yang berhembus dalam kondisi statis atau konstan.
Hasil Pengukuran Tinggi Air
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 dan
16.00 menunjukan hasil yang berbeda. Yaitu pada jam 11.00 hasil
pengukuran tinggi air adalah 18,2 cm. Dan pada jam 16.00 hasil
pengukuran tinggi air adalah 16,7 cm. Hal ini menunjukan bahwa

adanya penguapan pada kisaran waktu 11.00 s.d. 16.00. Sehingga
menyebabkan turunnya ketinggian air
c) Hari Jum’at, 25 Mei 2018
Jika melihat data dari pengamatan dan pengukuran berdasarkan tabel di
atas dapat diktahui bahwa:
Hasi Pengukuran Thermometer
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 yang
maksimum yaitu 32 oC dan minimum yaitu 30 oC. Sedangkan pada
pukul 16.00 yang maksimum yaitu 31 oC dan minimum yaitu 30 oC.
Berdasarkan data tersebut maka dapat dianalisis bahwa ada perbedaan
hasil pengukuran pada jam 11.00 dan 16.00 untuk suhu maksimum
terjadi penurunan alasannya adalah: pada jam 11.00 sedang terjadi
penyinaran yang sempurna tanpa hambatan sehingga cahaya dan panas
sinar matahari menyebabkan kenaikan suhu yang besar. Sedangkan
pada jam 16.00 untuk suhu maksimum tidak mendapat penyinaran
secara sempurna terutama banyak tertutupi oleh awan dan suhu yang
semakin sore semakin menurun terlebih lagi apabila terjadi hujan.
Begitupun sebaliknya pada pengukuran suhu minimum mengalami
penurunan yaitu disebabkan, alasannya adalah: pada jam 11.00 sedang
terjadi penyinaran yang sempurna tanpa hambatan sehingga cahaya
dan panas sinar matahari menyebabkan kenaikan suhu yang besar.
Sedangkan pada jam 16.00 untuk suhu maksimum tidak mendapat
penyinaran secara sempurna terutama banyak tertutupi oleh awan dan
suhu yang semakin sore semakin menurun terlebih lagi apabila terjadi
hujan.

Hasil Pengukuran Hook Gouge

Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 dan
16.00 adalah 79 mm. Hal ini menunjukan bahwa tinggi permukaan air
dalam panci stagnan atau tidak ada perubahan.
Hasil Pengukuran Anemometer
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 dan
16.00 adalah 00143,02 km. Hal ini menunjukan bahwa kecepatan
angin yang berhembus dalam kondisi statis atau konstan.
Hasil Pengukuran Tinggi Air
Berdasarkan tabel di atas hasil pengukuran pada pukul 11.00 dan
16.00 menunjukan hasil yang berbeda. Yaitu pada jam 11.00 hasil
pengukuran tinggi air adalah 15,8 cm. Dan pada jam 16.00 hasil
pengukuran tinggi air adalah 14,6 cm. Hal ini menunjukan bahwa
adanya penguapan pada kisaran waktu 11.00 s.d. 16.00. Sehingga
menyebabkan turunnya ketinggian air.

BAB III
KESIMPULAN
Penguapan adalah pengubahan cairan atau es menjadi gas (uap air).
Penguapan juga merupakan proses perubahan molekul air di permukaan bumi
menjadi molekul uap air di atmosfer atau proses perubahan air menjadi uap. Proses
ini bisa berlangsung pada permukaan bumi benda mati ataupun pada tanaman benda
hidup. Penguapan yang diperankan oleh benda mati disebut evaporasi sedangkan
penguapan yang diperankan oleh tanaman disebut transpirasi.
Alat yang digunakan untuk mengukur penguapan adalah Van Evaporimeter
(panci penguapan). Seperti yang sudah dijelaskan diatas hasil praktikum kali ini kita
dapat mengetahui penguapan yang terjadi pada tiga hari berturut-turut. Adapun air
yang telah tercemar lumut pada panci penguapan (Van Evaporimeter) dikarenakan
lebih banyak molekul yang terkandung dalam air kotor tersebut karena semakin
banyak molekul yang ada dalam air tersebut dan terkena paparan sinar matahari
secara langsung akan mengakibatkan molekul tersebut bergesekan secara cepat dan
banyak yang mengakibatkan air kotor tersebut lebih mudah terevaporasi daripada air
bersih yang memiliki lebih sedikit molekul.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi evaporasi, yaitu faktor-faktor
meteorologi yang meliputi radiasi matahari, suhu udara dan permukaan, kelembapan,
angin, dan terkanan barometer.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2016.Alat

pengukuran

suhu

dalam:

https://juragandlieur.blogspot.com/2016/01/alat-untuk-mengukur
penguapan.html?m=1. Diakses pada tanggal 31 Mei.
Anonim.

2008.

Pengukuran

Evaporasi

http://www.academia.edu/11678492/pengukuran_Evaporasi.
tanggal 01 Juni 2018

dalam:
Diakses

pada