UNSUR HARA DAN PENYERAPANNYA (1)

Apriyani
16/398274/KT/08269
UNSUR HARA DAN PENYERAPANNYA
Seperti manusia dan mahkluk hidup lainnya, tanaman juga membutuhkan
makanan yang seringkali disebut hara tanaman (plant nutrient). Namun berbeda dengan
manusia yang menggunakan bahan organic sebagai sumber makanannya, tanaman
menggunakan bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya.
Melalui proses fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon dari atmosfir,
ditambah air diubah menjadi bahan organik dengan bantuan sinar matahari. Unsur yang
diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman inilah yang disebut dengan hara
tanaman.
Dengan memanfaatkan unsur-unsur hara, tanaman dapat memenuhi siklus
hidupnya. Fungsi suatu unsur hara tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya dan apabila tidak
tersedia unsur hara tertentu, maka kegiatan metabolisme terganggu atau bahkan berhenti
sama sekali. Kekurangan unsur hara akan menampakkan gejala spesifik pada suatu organ
tertentu yang biasa disebut gejala kahat. Gejala kahat ini akan hilang apabila unsur hara
tanaman ditambahkan ke tanah atau disemprotkan dalam bentuk cairan melalui daun.
Unsur hara adalah unsur-unsur senyawa kimia anorganik yang diperlukan untuk
pembentukan sel (jaringan) dan proses enzimatik organ tanaman, unsur hara dibedakan
menjadi :
A. Unsur hara esensial

Merupakan unsur hara yang sangat penting diperlukan oleh tanaman untuk
menyelesaikan siklus hidupnya dan tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya.
ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur
esensial:
 Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara
normal.
 Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu
dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi
secara keseluruhan oleh unsur lain.

 Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara
langsung dan secara tidak langsung.
Yang termasuk unsur hara essensial adalah Karbon(C); Hidrogen(H);
Oksigen(O); Nitrogen (N); Fosfor(P); Kalium(K); Kalsium(Ca); Magnesium (Mg);
Belerang(S)
Unsur hara makro diambil tanaman dari udara dengan melaui stomata pada
daun tanaman maupun dari tanah melalui akar tanaman. Unsur hara hara diambil
tanaman dari udara adalah karbon dan oksigen yang jumlahnya tidak terbatas,
sedangkan hydrogen, nitrogen, fospor, kalium, kalsium, magnesium dan belerang
diambil tanaman dari dalam tanah, yang jumlahnya terbatas.

a. Hidrogen (H)
Keberadaan hydrogen bagi tanaman sangat penting, yaitu sebagai
sumber energy dalam peruses fotosintesis baik fotosistem I maupun
fotosistem II, hydrogen ini diperoleh tanaman bersamaan dengan air
dengan bantuan cahaya biru dari cahaya matahari maka unsure H akan
lepas dari H2O, melalui sitem yang disebut hidrolisis. Hydrogen ini juga
berfungsi sebagai salah satu bahan untuk membuat karbohidrat (C 6H12O6),
dimana karbihidrat merupakan sumber energy berikutnya bagi tanaman,
yaitu penghasil ATP melalui system glikolisis. Keberadaan unsure
hydrogen bagi tanaman tergantung jumlah air yang ada di dalam tanah. Air
sangat penting bagi tanaman selain penghasil hydrogen, air juga berperan
sebagai pelarut zat hara di dalam tanah sehingga tanaman bisa menyerap
zat hara tersebut. Kekurangan air maka akan menyebabkan kelayuan bagi
tanaman bahkan kematian bagi tanaman. Hal ini disebabkan fotosintesis
terganggu karena sumber energinya tidak ada dan zat hara tidak bisa
diserap tanaman karena zat hara tidak dalam bentuk terlarut atau berbentuk
ion-ion.
b. Nitrogen (N)
Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah untuk pertumbuhan
vegetative (untuk memperbesar, mempertinggi, dan menghijaukan daun),

nitrogen juga berfungsi untuk menyusun klorofil dan daun. Nitrogen juga
sebagai bahan untuk mensintesa asam amino dan protein bagi tanaman.
Kekurangan unsur nitrogen akan menyebabkan tanaman akan mengalami
pertumbuhan lambat/kerdil, daun akan menjadi bewarna hijau kekuningan,

ukuran daun sempit atau kecil, dan daun akan cepat gugur. Selain
kekurangan berdampak buruk bagi tanaman, kelebihan unsure nitrogen
juga tidak baik bagi tanaman. Kelebihan unsur nitrogen akan
menyebabkan tanaman akan tumbuh sekulen atau tanaman kegemukan,
lemas dan mudah roboh serta mudah terserang penyakit. Selain itu juga
dapat menyebabkan tanaman menjadi lambat berbuah dan lambat masak.
c. Fosfor (P)
Fungsi unsure fosfor (P) bagi tanaman dalah untuk pertumbuhan
akar, pembungaan, pemasakan buah/biji/gabah. Unsur P juga berfungsi
untuk penyusunan inti sel, lemak dan protein. Selain itu unsure P juga
berfungsi untuk meransang pembelaan sel tanaman dan memperbesar
jaringan sel. Kekurangan unsure P dapat menimbulkan daun menjadi
nampak tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Tepi daun, cabang dan
batang terdapat warna kecoklatan yang lama-lama menjadi kuning. Serta
pembentukan buah/biji berkurang dan pertumbuhan tanaman menjadi

kerdil.
d. Kalium (K)
Kalium berfungsi untuk mempengaruhi kwalitas (rasa, warna dan
bobot) buah serta bunga, menambah daya tahan tanaman terhadap
kekeringan, hama/penyakit,mempercepat pertumbuhan jaringan meristem,
menbantu pembentukan protein dan karbohidrat (katalisator). Selain itu
kalium juga berfungsi dalam dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil
asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Serta untuk menungkatkan daya
tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Kekurangan Kalium pada
tanaman dapat menyebabkan daun mengerut atau mengeriting terutama
pada daun tua, daun akan berwarna ungu lalu mengering lalu mati, Daya
tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit menjadi berkuran. Selain itu
batang tanaman menjadi lemas atau mudah rebah dan timbul bercak coklat
coklat pada pucuk daun.
e. Kalsium (Ca)
Fungsi Kalsium adalah untuk menyusun klorofil, kalsium juga
dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel

meristem. Serta kalsium juga berperan dalam mengotrol membuka dan
menutupnya stomata. Kekurangan Kalsium adalah terjadinya dis-integrasi

pada ujung-ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah) sehingga
ujungnya menjadi mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan
tumbuh abnormal.
f. Magnesium (Mg)
Berfungsi

untuk

transportasi

fosfat,

mengaktifkan

enzim

tansposporilase, menciptakan warna hijau pada daunkarena magnesium
merupakan unsure pembentuk zat hijau daun atau klorofil pada daun,
membentuk


karbohidrat,

lemak/minyak.tanda-tanda

kekurangan

magnesium yaitu menguningnya daun yang dimulai dari ujung sampai
bagian bawah daun.
g. Belerang atau Sulfur (S)
Fungsi dari belerang adalah sebagai unsure pembentuk asam
amino, tiamin, dan biotin. Tiamin dan biotin sangat penting sebagai
vitamin, belerang juga berfungsi untuk pembentukan bintil akar pada
kacang-kacangan dimana bintil akar tersebut sangat penting untuk
menambat nitrogen ( bekerja sama dengan bakteri rhizobium). Kekurangan
belerang gejalanya sangat mirip dengan kekurangan nitrogen sehingga
sangat sulit membedakannya, yang membedakanya kuning pada
kekurangan belerang sedikit mengkilap.
B. Unsur hara non esensial
Merupakan unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk aktivitas hidupnya dan
tanaman masih dapat hidup normal tanpa adanya unsur hara ini. Unsur hara nonesensial diantaranya adalah Boron (B); Khlor(Cl); Tembaga(Cu); Besi(Fe);

Mangan(Mn); Natrium(Na); Seng(Zn); Vanadium (V)
Unsure hara mikro adalah unsure hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah sedikit. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun keberadaan
unsure hara mikro ini tidah dapat diabaikan. Seelain kekurangan unsure hara mikro
dapat meninbulkan dampak bagi tanaman, kelebihan unsure hara mikro juga tidak
dikehendaki oleh tanaman karena kelebihan unsure hara mikro dapat menjadi racun
bagi tanaman.
a. Besi (Fe)

Besi (Fe) berfungsi untuk pembentukan klorofil, protein, enzim, dan
berperanan dalam perkembangan kloroplas. Fungsi lain Fe ialah sebagai
pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Kekurangan Fe
menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga
penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan
kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara
drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh
kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
b. Mangan (Mn)
Mangan


berfungsi

untuk

penyusunan

klorofil,

meransang

perkecambahan, dan meransang pemasakan buah. Selain itu Mn merupakan
penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein,
karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam
siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam
kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Kekurangan unsure
Mn antara lain : biji yang terbentuk akan sangat jelek, daun menguning dan
beberapa jaringan akan mati. Khusus pada tanaman berdaun lebar, interveinal
chlorosis pada daun muda mirip kekaratan Fe tapi lebih banyak menyebar
sampai ke daun yang lebih tua.
c. Seng (Zn)

Seng dapat memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman
karena diduga Zn dapat berfungsi untuk membentuk hormon tumbuh. Selai
itu Zn juga berfungsi sebagai pengaktif enim anolase, aldolase, asam
oksalat

dekarboksilase,

lesitimase,sistein

desulfihidrase,

histidin

deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon
anhidrase, proteinase dan peptidase. Seng Juga berperan dalam biosintesis
auxin, pemanjangan sel dan ruas batang. Kerurangan seng dapat
menyebabkan daun tanaman menjadi berwarna aneh-aneh misal kekuningkuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan . Kalau
diperhatikan dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena bencana
yang mengakibatkan terdapatnya lubang kecil-kecil, tanaman kerdil, ruasruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan
klorosis


pada

daun-daun

muda

dan

intermedier

serta

adanya

nekrosis.Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang

berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang
mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn,
terutama pada tanah berkapur.

d. Tembaga (Cu)
Kehadiran tembaga pada tanama belum banyak diketahui, namun
tembaga berfungsi untuk pembentukan klorofil, mengaktifkan enzim
sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase.
Selain itu juga berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat,
berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap
fiksasi Nitrogen secara simbiotis dan penyusunan lignin Hara mikro Cu
berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : daun tidak merata
dan daun sering layu, malah terkadang klorosis, pembungaan dan
pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun
lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
e. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik
kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis
bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak
berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo
sering sekitar 1500 ppm. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo
hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan
bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun
bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun
umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk
sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
f. Boron (B)
Unsur boron berfungsi menangkut karbohidrat kedalam tubuh
tanaman dan menghisap unsur kalsium. Selain itu boron berfungsi dalam
perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman
penghasil biji unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel. Dan yang
paling nyata ialah perannya terhadap munaikkan mutu tanaman sayuran
dan tanaman buah. Kekurangan unsur boron paling nyata tampak pada

tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis, mulai dari bagian bawah daun. daun
yang baru muncul terlihat kecil dan tanaman agak kerdil cabang tumbuh
sejajar. kuncup-kuncup mati dan berwarna hitam. Kekurangan unsur ini
menimbulkan penyakit fisiologis, khususnya pada atanaman sayur dan
buah, pada tanaman semangka biasanya ditandai dengan pertumbuhan
batang muda yang tegak berdiri, ruas pendek, daun mengecil, dan bila
terkena angin batang muda tersebut mudah patah dan mengeluarkan cairan
berwarna kecoklatan, pada tanaman sayur dan buah kekurangan unsur bini
agak sulit dibedakan dengan tanaman yang terkena serangan virus. Dan
pada tanaman jagung kekurangan unsur ini bisa mengakibaatkan tongkol
tanpa biji sama sekali ( mirip jagung yang tidak terbuahi)
g. Klor (Cl)
Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar
tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas
tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000
ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah
antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor
dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah
tercuci oleh air drainase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh
karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi
justru menimbulkan masalah keracunan tanaman.Klor berfungsi sebagai
pemindah hara tanaman, meningkatkan osmosis sel, mencegah kehilangan
air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain, untuk tanaman
kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan
dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi
oksigen. Adapun dampak akibat defisiensi klor adalah antara lain : pola
percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna
keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk
mangkuk.

Penyediaan unsur hara untuk tanaman terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1)
tersedia dari udara, (2) tersedia dari air yang diserap akar tanaman, dan (3) tersedia
dari tanah. Beberapa unsur hara yang tersedia dalam jumlah cukup dari udara adalah:

(a) Karbon (C), dan (b) Oksigen (O), yaitu dalam bentuk karbon dioksida (CO2).
Unsur hara yang tersedia dari air (H2O) yang diserap adalah: hidrogen (H), karena
oksigen dari molekul air mengalami proses oksidasi dan dibebaskan ke udara oleh
tanaman dalam bentuk molekul oksigen (O2). Sedangkan untuk unsur hara essensial
lain yang diperlukan tanaman tersedia dari dalam tanah. Mekanisme penyediaan unsur
hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Aliran Massa
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara di
dalam tanah menuju ke permukaan akar bersama-sama dengan gerakan massa air.
Selama masa hidup tanaman mengalami peristiwa penguapan air yang dikenal
dengan peristiwa transpirasi. Selama proses transpirasi tanaman berlangsung,
terjadi juga proses penyerapan air oleh akar tanaman. Pergerakan massa air ke
akar tanaman akibat langsung dari serapan massa air oleh akar tanaman terikut
juga terbawa unsur hara yang terkandung dalam air tersebut. Peristiwa tersedianya
unsur hara yang terkandung dalam air ikut bersama gerakan massa air ke
permukaan akar tanaman dikenal dengan Mekanisme Aliran Massa. Unsur hara
yang ketersediaannya bagi tanaman melalui mekanisme ini meliputi: nitrogen
(98,8%), kalsium (71,4%), belerang (95,0%), dan Mo (95,2%).
2.

Difusi
Ketersediaan unsur hara ke permukaan akar tanaman, dapat juga terjadi
karena melalui mekanisme perbedaan konsentrasi. Konsentrasi unsur hara pada
permukaan akar tanaman lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi hara
dalam larutan tanah dan konsentrasi unsur hara pada permukaan koloid liat serta
pada permukaan koloid organik. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar unsur
hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi unsur hara
pada ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur
hara berkonsentrasi tinggi ke posisi permukaan akar tanaman. Peristiwa
pergerakan unsur hara yang terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi unsur
hara tersebut dikenal dengan mekanisme penyediaan hara secara difusi. Perbedaan
konsenterasi tersebut terdiri dari aktif dan pasif. Beberapa unsur hara yang
tersedia melalui mekanisme difusi ini, adalah: fosfor (90,9%) dan kalium (77,7%).

3. Intersepsi Akar
Mekanisme intersepsi akar sangat berbeda dengan kedua mekanisme
sebelumnya. Kedua mekanisme sebelumnya menjelaskan pergerakan unsur hara

menuju ke akar tanaman, sedangkan mekanisme ketiga ini menjelaskan gerakan
akar tanaman yang memperpendek jarak dengan keberadaan unsur hara. Peristiwa
ini terjadi karena akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga memperluas
jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut menjadikan permukaan akar
lebih mendekati posisi dimana unsur hara berada, baik unsur hara yang berada
dalam larutan tanah, permukaan koloid liat dan permukaan koloid organik.
Mekanisme ketersediaan unsur hara tersebut dikenal sebagai mekanisme intersepsi
akar. Unsur hara yang ketersediaannya sebagian besar melalui mekanisme ini
adalah: kalsium (28,6%).