BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka - Analisis Benih Padi Bersertifikat Pada PT.Sang Hyang Seri (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

  Keberhasilan peningkatan produksi dalam usaha tani sangat dipengaruhi oleh masukkan berbagai faktor produksi yang salah satunya adalah penggunaan benih bermutu.Kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul dalam meningkatkan produksi usaha taninya sudah cukup tinggi.Namun dalam pelaksanaannya perlu disertai dengan kesadaran penggunaan benih unggul yang bermutu tinggi dan benar.Dengan menggunakan benih yang bermutu diharapkan akan meningkatkan produktivitas per satuan luas, dapat mengurangi serangan hama penyakit, dan lain- lain.

  Bermutu berarti benih tersebut harus asli, hidup dapat tumbuh apabila ditanam, sehat, agar tidak menyebarkan penyakit terbawa benih atau seed bourne deseases dan bersih. Oleh karena itu harus diingat pentingnya pemilihan mutu benih yang akan digunakan, sehingga tidak menyebabkan kerugian, baik waktu, tenaga dan biaya akibat penggunaan benih tidak bermutu (Tjiptono, 2000) Benih merupakan salah satu komponen utama yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi, karenanya penggunaan benih varietas unggul yang bermutu (berlabel) sangat dianjurkan. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan rasa nasi enak (pulen).Faktor yang mempengaruhi produksi benih padi yaitu dengan adanya ketersediaan benih unggul bermutu tinggi bagi petani dalam melakukan kegiatan usahatani merupakan syarat penting dalam peningkatan hasil dan kualitas produksi.

  Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih ditentukan oleh prosesnya, mulai dari proses perkembangan dan kemasakan benih, panen, perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (Arsanti, 1995). Menurut Sadjad (1993) menyatakan bahwa Benih bermutu harus memenuhi kriteria 7 tepat yaitu tepat varietas, tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, tepat tempat, tepat harga dan tepat pelayanan. Hasil benih ini diberi sertifikat, sehingga dinamakan benih bersertifikat. Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya menerapkan cara dan persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan standar mutu benih Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) melalui label benih bersertifikat. Benih yang memiliki mutu baik sangatlah diperlukan oleh petani maupun penangkar benih.Agar petani maupun penangkar benih tidak merasa dirugikan serta mereka memiliki jaminan kualitas atas benih yang digunakannya, maka anjuran menggunakan benih bersertifikat sangatlah penting. Bagi benih bersertifikat ditetapkan kelas-kelas benih sesuai dengan urutan keturunan dan mutunya, antara lain penetapannya sebagai berikut:

  1.Benih Penjenis (Breeder Seed = benih teras) adalah benih yang dihasilkan oleh instansi yang ditentukan/ditunjuk atau dibawah pengawasan pemulia tanaman.

  Benih ini jumlahnya sedikit dan merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar. Benih ini masih murni dan diberi label kuning.

  2.Benih Dasar (Foundation Seed = FS) merupakan perbanyakan dari benih penjenis yang diproduksi di bawah bimbingan intensif dan pengawasan yang ketat, sehingga kemurnian varietas yang tinggi dan identitas genetisnya dapat terpelihara. Benih ini diproduksi oleh instansi atau penangkar benih sesuai ketetapan Badan Benih Nasional dan harus disertifikasi oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB dan diberi label putih.

  3.Benih Pokok (Stock Seed= SS) merupakan keturunan dari Benih Penjenis atau Benih Dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB dan diberi label ungu.

  4.Benih Sebar (Extension Seed = ES) merupakan keturunan dari Benih Penjenis, Benih Dasar atau Benih Pokok, yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas dapat dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB dan diberi label biru (Kartasapoetra,2003).

  Benih biasa adalah benih dari hasil panen sendiri.Jika menggunakan benih biasa maka pertumbuhan tidak seragam, produksi rendah rata-rata 4-5 ton dan rentan terhadap penyakit. Sedangkan benih bersertifikat adalah benih yang di beri label biru setelah melalui pemeriksaan lapangan, pengujian, pengawasan serta memenuhi standar sertifikasi. Jika menggunakan benih bersertifikat maka pertumbuhan seragam, produksi tinggi rata-rata 6-7 ton dan tahan terhadap penyakit.

  Menurut Soetopo (1993) keunggulan benih bersertifikat dibandingkan dengan benih biasa diantaranya adalah :

  1. Penghematan penggunaan benih, misalnya untuk padi dari rata-rata 30-50 kg/ha menjadi 20-25 kg/ha.

  2. Keseragaman pertumbuhan, pembungaan dan pemasakan buah, sehingga dapat dipanen sekaligus.

  3. Rendemen beras tinggi dan mutunya seragam.

  4. Meningkatkan mutu produksi beras yang dihasilkan. Penggunaan benih padi berkualitas yang bersertifikat sebagai upaya meningkatkan produktivitas masih perlu digalakkan.Sebab mayoritas petani padi saat ini masih menggunakan benih dari hasil panen sendiri, sehingga produktivitas lahan pertaniannya menjadi belum optimal.Apalagi akhir-akhir ini alih fungsi lahan pertanian cukup tinggi dan sulit dihindari, sehingga meningkatkan produktivitas lahan pertanian menjadi upaya agar produksi padi bisa meningkat.

  Pengujian Benih

  • Pengujian Kadar Air Kadar air suatu benih mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengaruhnya terhadap reabilitas dan merupakan hal penting bagi benih yang akan dipasarkan serta berpengaruh juga pada daya tahan benih karena terlalu rendah kadar air benih dapat mematikan daya tumbuh benih.Untuk mengetahui kandungan air pada benih
yang terikat secara fisik disebut dengan kandungan air bebas yang dinyatakan dengan proses berat dapat digunakan alat Moites Tester, kadar air 11-12%.

  • Pengujian Daya Kecambah Pengujian ini diambil dari proses kerja yang telah dijernihkan agar mendapat pertumbuhan benih yang diujikan dan mendekati kenyataan di lapangan. Persentase daya tumbuh adalah persentase dari benih yang membentuk bibit/tanaman normal pada lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan benih dalam jangka waktu tertentu.Daya kecambah minimal 80%.

  Proses Sertifikasi Benih

  Sertifikasi benih merupakan unsur yang sangat penting bagi perbenihan karena untuk pemeliharaan kemurnian mutu benih dari suatu varietas dan serta menyediakan secara kontinu kepada petani.Disamping mempertahankan kemurnian keturunan yang dimiliki oleh suatu varietas, membantu pula produsen benih dalam memproduksikan dengan kualitas mutu yang lebih baik serta membantu petani mendapatkan benih yang digunakan, baik jaminan kebenaran varietas maupun mutunya.Dalam memproduksi benih bersertifikat maka perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

  1. Permohonan sertifikasi dengan melampirkan areal sertifikasi label keterangan benih yang akan di panen.

  2. Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan merupakan apakah suatu areal sertifikasi dapat diterima atau tidak antara lain :

  • Fase vegetatif
  • Fase pembungaan

  • Fase masak 3. Pemeriksaan alat processing tidak terkontaminasi dengan varietas lain.

  4. Pengambilan contoh benih yang mewakili stok benih yang ada.

  5. Pengujian laboratorium secara teratur atau terjadwal.

  6. Laporan sesuai stok yang diujikan dalam kelompok benih.

  7. Pelabelan sesuai dengan stok yang diujikan dalam kelompok benih. Adapun skema proses pengolahan benih adalah sebagai berikut :

  Gambar.1 Skema Proses Pengolahan Benih

  Petani Penangkar Panen

  BPSB GKP PT.Sang Hyang Seri

  Penjemuran GKK Pembersihan BB Pengujian

  BPSB BL Pengemasan BK Pemasaran Keterangan : GKP = Gabah Kering Panen GKK = Gabah Kering Kotor BB = Benih Bersih BL = Benih Lulus BK = Benih Kantong BPSB = Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

2.2 Landasan Teori

  Menurut Glueck dan Jauch (1998), strategi didefinisikan sebagai rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan yang dirancang untuk memastikan tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi perusahaan.Menurut Rangkuti (2005) menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler,1997).Dari definisi tersebut, Kotler membagi kegiatan pemasaran ke dalam empat golongan kegiatan yaitu kegiatan yang berhubungan dengan produk, kegiatan penentuan harga produk, kegiatan promosi, dan kegiatan yang berhubungan dengan pendistribusian produk.Menurut Kotler dalammenentukan startegi pemasaran sebaiknya menggunakan konsep bauran pemasaran (marketing mix ).

  Bauran Pemasaran

  Kotler (1997) menyebutkan bahwa pemasaran sebagai alat perangkat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.Ada banyak alat pemasaran, salah satunya adalah konsep bauran pemasaran 4P yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

  

1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat

  untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu produk inti, aktual produk, dan produk tambahan. Produk inti merupakan manfaat dari produk itu sendiri, sedangkan produk aktual memiliki lima karakteristik yaitu mutu, corak, gaya/model, merek, dan kemasan. Produk tambahan adalah produk pelengkap di sekeliling produk inti dan produk aktual itu dengan menawarkan layanan dan manfaat tambahan kepada konsumen (Kotler, 1997).

  

2. Price (harga) merupakan sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli

  produk atau mengganti hal milik produk. Tujuan penetapan harga pada dasarnya dibagi menjadi, tujuan berorientasi laba, tujuan berorientasi volume, tujuan berorientasi citra dengan maksud untuk membentuk citra nilai tertentu (image of

  

value ), tujuan stabilitas harga yang cenderung terjadi pada pasar yang

  konsumennya sensitif terhadap perubahan harga, dan tujuan lainnya (Tjiptono, 2000).

  

3. Place (saluran pemasaran/distribusi)yaitu sebagai sekumpulan organisasi yang

  saling tergantung satu sama lain yang sama-sama terlibat dalam proses penyediaan suatu produk untuk digunakan atau di konsumsi.Jadi, saluran pemasaran/distribusi melakukan kerja dengan memindahkan suatu produk dari produsen ke konsumen.Keputusan mengenai pemilihan saluran pemasaran merupakan keputusan penting, juga dalam manajemen. Sebab saluran yang dipilih perusahaan akan mempengaruhi segala macam keputusan pemasaran (Kotler, 1997).

  

4. Promotion (promosi) merupakan berbagai kegiatan perusahaan untuk

  mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Kotler, 1997): a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.

  b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.

  c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.

  d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

  e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

  Menurut Rangkuti (2005), proses perencanaan strategis melalui 3 tahap analisis, yaitu : a. Tahap pengumpulan data

  b. Tahap analisis

  c. Tahap pengambilan keputusan Dalam suatu usaha perlu melakukan analisis lingkungan baik lingkungan dalam maupun lingkungan luar guna meramalkan perubahan lingkungan yang mempengaruhi usaha tersebut. Analisis lingkungan ini dapat dilakukan dengan apa yang dikenal sebagai analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, and

  threaths ) (Rangkuti, 2005).

  Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness), dan ancaman (threaths) (Rangkuti,2005).

  Sebelum melakukan analisis, maka diperlukan tahap pengumpulan data yang terdiri atas tiga model yaitu : a. Matrik Faktor Strategi Internal Sebelum membuat matriks faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel IFAS.

  Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

  • Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya
  • pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 (sangat
baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap kekuatan dan nilai “rating” terhadap kelemahan bersifat negative, kebalikannya. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 1 pada kolom bobot (kolom 3).

  • Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
  • memperoleh skoring dalam kolom 4.

  Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk

  • pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor- faktor strategi internalnya.

  Jumlahkan skoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

  Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan.

  b. Matrik Faktor Strategi Eksternal Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel EFAS.

  Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman)

  • Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya
  • pengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari nilai 4 (sangat
baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap peluang dan nilai “rating” terhadap ancaman bersifat negatif, kebalikannya.

  • Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

  Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 1 pada kolom bobot (kolom 3).

  • memperoleh skoring dalam kolom 4.

  Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk

  • pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor- faktor strategi eksternalnya.

  Jumlahkan skoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

  Hasil identifikasi faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi eksternal (EFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor peluang dan ancaman.

  c. Matrik Posisi Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara sebagai berikut : a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

  b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut :

  • Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya x<0.
  • Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y<0.

  FAKTOR EKSTERNAL Y (+) F A K T

  Kuadran III Kuadran I

  O

  Strategi turn-around Strategi agresif

  R X (+) X (-)

  I N T

  Kuadran IV Kuadran II

  E R

  Strategi Defensif Strategi Diversifikasi

  N A Y (-) L

  Gambar. 2 Matrik Posisi SWOT

  Kuadran I Merupakan posisi yang menguntungkan.

  • Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
  • memanfaatkan peluang secara maksimal.
  • yang agresif.

  Seharusnya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan

  Kuadran II Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai

  • keunggulan sumberdaya.
  • untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

  Perusahaan-perusahaan dalam posisi seperti ini menggunakan kekuatannya

  • Kuadran III

  Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar.

  • itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.

  Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena

  Kuadran IV Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan.

  • Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumberdaya
  • yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.
  • (Situmorang dan Dilham , 2007)

  Strategi yang diambil defensive, penciutan dan likuidasi.

2.3 Kerangka Pemikiran

  PT.Sang Hyang Seri merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dibidang produksi dan distribusi benih yang berkualitas. Dalam memproduksi benih padi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut :

  • Faktor iklim Faktor ini berkaitan erat dengan kegiatan produksi perusahaan.Perusahaan perlu mengantisipasi ancaman maupun peluang yang mungkin timbul dari kecenderungan lingkungan.

  • Faktor Teknologi Faktor teknologi menciptakan peluang bagi perusahaan untuk berproduksi dengan semakin efisien dan dapat menciptakan pasar baru.Penciptaan pasar baru ini dapat dilakukan dengan memodifikasi produk yang sudah ada atau dengan bantuan kemajuan teknologi menciptakan produk baru.Kemajuan teknologi dapat pula menjadi ancaman yang membuat teknologi lama terlihat usang.Perusahaan harus memahami lingkungan teknologi yang berubah dan bagaimana teknologi tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia, sehingga perusahaan dapat menambahkan penyesuaian-penyesuaian yang perlu bagi produk maupun teknologi produknya.
  • Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) Faktor sumber daya manusia di dalam perusahaan berkaitan dengan pengolahan produksi benih padi dalam kemampuannya mencapai tujuan perusahaan. Setelah menghasilkan produksi benih padi, maka benih pun dapat di distribusikan melalui lembaga 1 dan lembaga 2.Pada lembaga 1 yaitu PT.Sang Hyang Seri Konsumen, kemudian lembaga 2 adalah PT.Sang Hyang Seri Kios Konsumen. Dengan diketahuinya produksi dan distribusi benih padi, untuk mengembangkan pemasaran benih padi bersertifikat harus mengetahui apa-apa saja yang dapat menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam meningkatkan pemasaran benih. Sehingga di masa yang akan datang, perusahaan dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat.

  PT.Sang Hyang Seri Faktor - faktor yang mempengaruhi Produksi benihpadi :

  Distribusi Benih Padi

  Produksi Benih Padi

  • Iklim
  • Teknologi
  • SDM

  Lembaga 1 Lembaga 2 PT.Sang Hyang Seri PT.Sang Hyang Seri

  Konsumen Kios Konsumen

  Gambar. 3 Skema Kerangka Pemikiran

  Keterangan : : Menyatakan Hubungan : Menyatakan Pengaruh

2.4 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori yang dibuat, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

  1. Iklim, teknologi, dan SDM mempengaruhi produksi benih padi bersertifikat pada PT.Sang Hyang Seri.

  2. Ada beberapa saluran pemasaran benih padi bersertifikat yang terdapat pada PT.Sang Hyang Seri

  3. Beberapa strategi pemasaran dapat dihasilkan melalui pendekatan bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi danstrategi promosi.