Pemberdayaan dan Keberdayaan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Tanjung Luar Lombok Timur

  102 Pemberdayaan dan Keberdayaan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Tanjung Luar

  Lombok Timur Sulkiah

  Universitas Gunung Rinjani, Lombok, Indonesia

  chunk_6@yahoo.com ABSTRAK Masalah penelitian adalah bagaimana meningkatkan keberdayaan masyarakat sebagai pendukung peningkatan Kesejahteraan Nelayan. Tujuan penelitian untuk mengembangkan model yang didukung oleh konsep pengembangan teoritik. Penelitian ini menfokuskan “proses” sebagai kunci keberhasilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hubungan antara pemberdayaan dan perbaikan keberdayaan nelayan Lombok Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan induktif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian adalah penelitian melalui kepustakaan, wawancara dan penelitian langsung kelapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar Kec. Keruak Kab. Lombok Timur belum berjalan secara maksimal. Kata Kunci: pemberdayaan, keberdayaan, masyarakat nelayan

  PENDAHULUAN Dalam program pembangunan berbasis masyarakat yang menjadi tanggung jawab utama adalah memberdayakan masyarakat.

  Adapun masyarakat yang diberdayakan adalah masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama dengan kemandirian masyarakat. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang dilakukan. Hal ini ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi

  Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka.......

  mencapai pemecahan masalah- masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material. Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap akan memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri. Berkaitan dengan hal ini, Sumodiningrat (2000) menjelaskan bahwa keberdayaan masyarakat yang ditandai adanya kemandiriannya dapat dicapai melalui proses pemberdayaan masyarakat.

  Keberdayaan masyarakat pesisir dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumberdaya produktif atau masyarakat terpinggirkan dalam pembangunan. Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.

  Saat ini tuntutan terhadap pelaku pemberdayaan harus memiliki kemampuan yang memadai semakin menguat. Pelaku pemberdayaan tidak hanya dituntut untuk memperkaya pengetahuannya, melainkan mereka dituntut meningkatkan ketrampilannya dalam mendesain program pemberdayaan.

  Penelitian ini mengkaji beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pendekatan dan model pemberdayaan dalam rangka pembangunan berbasis masyarakat. Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut; ”Bagaimana pendekatan dan model pemberdayaan dalam rangka pembangunan berbasis masyarakat? Adapun tujuan penelitian adalah menganalisis pendekatan dan moodel pemberdayaan dalam rangka pembangunan brbasis masyarakat.

  TELAAH LITERATUR Pemberdayaan Masyarakat

  Menurut Suhendra (2005), pemberdayaan masyarakat dapat diartikan bahwa masyarakat diberi kuasa, dalam upaya untuk menyebarkan kekuasaan, melalui pemberdayaan masyarakat, organisasi agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya untuk semua aspek kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengelolaan lingkungan dan sebagainya. Upaya Pemberdayaan Masyarakat

  G.Kartasasmita (1995) mengemukakan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat harus dilakukan melalui tiga cara, yaitu :

  1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap individu dan memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Hakikat dari kemandirian tiap individu perlu untuk diperdayakan. Proses pemberdayaan rakyat berakar kuat pada proses kemandirian tiap individu, yang kemudian meluas ke keluarga, serta kelompok masyarkat baik ditingkat lokal maupun nasional.

  2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana fisik (irigasi, jalan dan listrik). Maupun sosial (sekolah dan fasilitas pelayanaan kesehatan) yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah. Terbentuknya akses pada berbagai peluang akan membuat rakyat makin berdaya, seperti tersedianya lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan dan pemasaran di perdesaan, dimana terkonsentrasi pendudukan yang keberdayaannya amat kurang. Dalam upaya memberdayakan rakyat ini yang penting antara lain adalah peningkatan mutu dan perbaikan sarana pendidikan dan kesehatan serta akses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi lapangan kerja dan pasar.

  3. Pemberdayaan rakyat dalam arti melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah jangan sampai yang lemah bertambah lemah atau makin terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi dan membelah harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka.......

  persaingan yang tidak seimbang dan ekspoitasi atas yang lemah. Penerapan Pendekatan Pemberdayaan

  Menurut Suharto (2005) penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat di singkat menjadi 5P, yaitu:

  1. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat.

  2. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan- kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh- kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

  3. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok- kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

  4. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

  5. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha. Kesejahteraan

  Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:

  1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.

  2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

  3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai sejahtera.

  METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif yang diterapkan untuk menggambarkan keadaan- keadaan secara nyata tentang pemberdayaan masyarakat nelayan serta faktor-faktor pendukung dan penghambat, dalam hal ini adalah pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar kecamatan Keruak Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik yaitu suatu penelitian yang menggunakan teori-teori dan kajian literatur sebagai dasar pertimbangan penelitian yang dilakukan, untuk selanjutnya dikomparasikan dengan temuan-temuan yang ada di lapangan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yaitu dengan cara menggali data dan informasi lapangan secara luas, agar ditemukan berbagai fenomena sesuai variabel penelitian ini dan dapat terungkap secara mendalam sehingga pertanyaan penelitian akan mampu terjawab.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

  Pemberdayaan masyarakat nelayan pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kesejateraan sosial- budaya serta meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan, dan hal ini menjadi basis membangun fondasi civil society di kawasan pesisir, untuk mencapai tujuan ini diperlukan dukungan sumber daya manusia (SDM), kapasitas, dan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang optimal dalam kehidupan warga serta tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Model yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka.......

  masyarakat dalam membuat Kemampuan Pelaku analisis masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu program pemberdayaan. Peran pelaku

  Proses Pemberdayaan perlu memperbaiki pengetahuan dan ketrampilannya yang lebih baik agar dapat memberi dukungan dalam memperlancar keberhasilan

  Keberdayaan pemberdayaan, sehingga dapat Masyarakat meningkatkan kemandirian masyarakat yang berkelanjutan.

  Penelitian ini menegaskan Peningkatan bahwa masyarakat dalam

  Kesejahteraan meningkatkan pemberdayaannya didasari atas pertimbangan ”sumber daya” yang ada. Untuk dapat

  Temuan ini memberikan solusi menyesuaikan dengan komdisi bahwa peran kemampuan pelaku sekarang ini, masyarakat harus dapat pemberdayaan akan efektif dapat melakukan perubahan yang lebih meningkatkan keberdayaan kompetitif dengan melakukan masyarakat jika masyarakat peningkatan pendidikan dan sebelumnya meningkatkan ketrampilannya untuk menjadi pemberdayaannya. Pelaku pemberdayaan tidak dapat masyarakat yang tajam dalam menangkap peluang yang berorientasi langsung berpengaruh terhadap pada masa depan. Temuan ini keberdayaan masyarakat, tetapi harus dimediasi dengan proses yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fukuyama (1995) mengiringi pemberdayaan. tentang hubungan kemampuan

  Peningkatan pemberdayaan sebagai masyarakat dengan modal manusia penentu keberhasilan pelaku dalam

  (human capital) dan berimplikasi upaya peningkatan keberdayaan pada teori yang terkait dengan konsep masyarakat. yang dikembangkan Romer dimana

  Proses pemberdayaan di desa human capital sebagai anteseden Tanjung Luar berpengaruh secara signifikan terhadap keberdayaan proses pemberdayaan.

  Peningkatan keberdayaan masyarakat. Proses pemberdayaan ini masyarakat memerlukan satu paket ditandai adanya kemampuan secara koheren dari perubahan modal fisik yang dibangun berdasarkan kekuatan sarana dan prasarana pendidikan dalam mengembangkan sumber daya manusia dan kemampuan pelaku pemberdayaan dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat. Hasil ini merupakan kontribusi terhadap aplikasi empirik dari konsep yang dikembangkan oleh Fukuyama (1995) tentang hubungan human capital dan keberdayaan masyarakat. Dan juga mendukung penelitian Sumodiningkrat (2000) bahwa keterlibatan fasilitator sebagai pelaku pemberdayaan dalam mengawal proses pemberdayaan merupakan sumber penting sebagai jalur untuk meraih keberdayaan masyarakat. Pemungkinan

  Perlunya peran Pemerintah dalam mendorong dan memotivasi masyarakatnya untuk menjadi lebih berdaya, dan menciptakan suasana yang mampu mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat. Pada umumnya masyarakat Desa Tanjung Luar bermukim di dataran rendah sebagian dari masyarakatnya bermukim di daerah pesisir pantai, kondisi masyarakat desa Tanjung Luar yang sebagian dari penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan pembudidaya perikanan. Adapun potensi perikanan yang sangat memungkinkan untuk dilakukan pengembangan dan pemberdayaan dalam bidang wisata, budidaya perikanan seperti tambak, keramba ikan dan kolam air tawar serta jasa pemancingan. Pemungkinan dalam potensi perikanan yang ada di Desa Tanjung Luar sangat mendukung. Penguatan

  Berdasarkan hasil penelitian, penguatan seperti bantuan sarana dan prasaran pihak UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan telah mengupayakannya dengan memberikan fasilitas pendukung dalam mengembangkan budidaya perikanan, namun dalam hal permodalan pihak pemerintah belum bisa mengupayakan secara langsung, sama halnya dengan pemasaran ikan pihak pemerintah tidak bisa langsung menentukan harga di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Tanjung Luar. Perlindungan

  Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa pihak pemerintah mengupayakan kebijakan mengenai perlindungan dan pemberdayaan nelayan agar berjalan secara menyeluruh di kecamatan Keruak khususnya di Desa Tanjung Luar, sedangkan dalam hal pemasaran masyarakat nelayan masih bergantung pada konsumen, adapun masalah illegal fishing yang terjadi di Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka.......

  Desa Tanjung Luar disebabkan karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di wilayah laut, dalam hal ini pihak pemerintah mengupayakan dengan berkerjasama dengan Polisi Perairan Lombok Timur dan mengikut sertakan masyarakat nelayan untuk berparsipasi dalam mengawasi wilayah laut di Desa Tanjung Luar. Penyokongan

  Berdasarkanhasil penelitian di lapangan bahwa pelaksanaan pemberdayaan masyarakat nelayan pemerintah telah mengupayakan dengan memberikan dukungan dan bimbingan agar masyarakat mampu menjalankan peranannya, proses bimbingan ini diperlukan untuk mempermudah masyarakat nelayan untuk bisa lebih mandiri dan diberikan melalui mengembangkan potensi dari masyarakat itu sendiri, melalui agenda atau program dari lembaga pemerintah.

  Namun pemerintah kurang maksimal dalam melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat nelayan desa Tanjung Luar, bisa dilihat dari pelatihan yang diadakan oleh pemerintah hanya dua kali setahun, tidak berlanjut dan tidak menyeluruh, begitu juga dengan study banding yang dilakukan hanya perwakilan yang ikut serta, agenda sosialisasi yang hanya dilakukan pada tahun lalu dan fasilitas alat tangkap yang diberikan hanya sebatas bantuan yang cendung tidak bisa memandirikan masyarakat nelayan dan hanya semakin membuat ketergantungan. Pemeliharaan

  Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa dalam pemeliharaan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan telah mengupayakan dengan melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap budidaya perikanan. Namun pengawasan yang dilakukan belum maksimal dikarenakan monitoring dan pendampingan tidak dilakukan secara menyeluruh dan rutin, hal ini juga tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan karena diketahui wilayah Desa Tanjung Luar masih banyak faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan. masyarakat nelayan salah satunya sarana listrik yang masih belum terjangkau yang menghambat pemberdayaan. Faktor Penghambat dan Pendukung

  Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh penulis yang menjadi faktor penghambat dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan yang masih kurang, sarana dan prasarana, serta modal. Adapun faktor pendukung yaitu potensi hasil perikanan yang melimpah. KESIMPULAN

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan proses menentukan segalanya. Proses meningkatkan keberdayaan warga masyarakat melalui proses pemberdayaan akan terwujud sumberdaya yang kita milki serta kemampuan pelaku. Hal ini akan dapat memberikan solusi yang lebih baik karena dapat menambah penjelasan bahwa proses pemberdayaan masyarakat mutlak diperlukan utuk mencapai keberdayaan masyarakat demi peningkatan kesejahteraannya. Saran

  Berdasarkan hasil kesimpulan yang dikemukakan diatas mengenai studi tentang pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar. Adapun saran-saran itu adalah sebagai berikut:

  1. Pemerintah daerah hendaknya lebih memperhatikan masyarakat nelayan, memperkuat program pemberdayaan masyarakat nelayan dan didukung lagi dengan memberikan modal serta bantuan fasilitas yang bisa membuat masyarakat nelayan lebih mandiri.

  2. Kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan seperti kegiatan sosialisasi dan pelatihan disarankan dapat dilakukan secara bertahap 3x setahun dan berkelajutan, bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para nelayan agar dapat mengembangkan usaha perikanannya.

  3. Kebijakan mengenai perlindungan dan pemberdayaan nelayan yang telah dikeluarkan dilakukan secara menyeluruh agar berjalan secara efektif dan permasalahan illegal fishing pihak UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan lebih menguatkan dalam hal pengawasan dan pemantauan dilakukan setiap satu kali sebulan.

  4. Pemerintah daerah sebaiknya berkerja sama dengan pihak swasta untuk mendukung pemberdayaan dan melindungi masyarakat nelayan dan lebih banyak membangun industri pengelolahan hasil perikanan sehingga hasil tangkapan nelayan tidak hanya dijual mentah tapi dapat menjadi produk-produk olahan. Sarana dan prasarana pendukung dalam bidang perikanan harusnya segera dibangun agar dapat berjalan suatu kegiatan secara efektif. Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka.......

  5. Serta pemerintah juga harusnya memberikan pengawasan secara rutin dan menyeluruh agar bisa berjalanya pemberdayaan secara efektif dan tidak terfokus pada satu usaha budidaya saja.

  Mulyadi, S. 2005. Ekonomi Kelautan.

  D. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarkat.

  Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wrihatnolo, Randy R.& Riant Nugroho

  Kemitraan dan Model-Model pemberdayaan, Gava Media. Yogyakarta. Usman, Sunyoko. 1998.

  Birokrasi Dalam pemberdayaan Masyarakat, Alfabeta. Bandung. Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004.

  Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Aditama. Bandung. Suhendra, K. SH., 2006. Peranan

  Lkis Pelangi Pesantren. Suharto, Edi Ph.D. 2005. Membangun

  Yogyakarta. Suhartini,R dkk. 2005. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. PT.

  Soetomo. 2009. Pembangunan Masyarakat merangkai sebuah kerangka, Pustaka Pelajar.

  (eds). 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre For Strategis and International Studies.

  Raja Grafindo Persada. Jakarta. Prijono, Onny S.& A.M.W. Pranarka

  Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

  DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. 2013.

  Kusnadi. 2007. Jaminan Sosial Nelayan, PT. Lkis Pelangi Aksara. Yogyakarta.

  Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. CIDES. Jakarta.

  Kartasasmita, Ginanjar. 1995.

  Karjadi Mintaroem U. Mohammad Iman Farisi. 2001. Laporan Penelitian Nelayan Tradisional di Madura (Studi Sosial-Budaya Terhadap Aktivitas Perekonomian di Desa Bandaran Kab. Pamekasan) Universitas Terbuka.

  Keadilan,Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan, Blantika. Jakarta.

  Sumber Daya Manusia, Insan Cendekia. Surabaya. Jamasy, Owin. 2004.

  IDT dan Pemberdayaan Masyarakat. Bappenas. Irianto, Jusuf Purwanto. 2001. Isu- isu Strategi Pengembangan

  Alfabeta. Bandung Awang, San Afri, dkk. 1996. Program

  Jakarta. Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global.

  Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat (Edisi Revisi 2012), PT. RajaGrafindo Persada.

  Jakarta: PT Elcx Media Komputindo. Dokumen-Dokumen : Undang-Undang Nomor 15 tahun 1990 Tentang Perikanan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan