PENGARUH KARAKTERISTIK KOPERASI TERHADAP. pdf

PENGARUH KARAKTERISTIK KOPERASI
TERHADAP PERMINTAAN JASA AUDIT EKSTERNAL
MOHAMMAD ZIAD ANWAR
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: Ziadanwar2@Gmail.Com

Abstarct

This study aimed to examine the effect of the characteristics
cooperation to requests for external audit services. Subjects this study is
cooperation registered in the official PERINDAKOP and PUSKOPSYAH in
special district Yogyakarta with years 2014, with sample was 63 cooperation
were selected using purposive sampling method. This study aims to prove: (1)
Is the number of members positive effect to request external audit service, (2)
Is the amount of cooperation positive effect to request external audit service,
(3) Is the liquidity ratio positive effect to request external audit service, (4 )
Is the gearing ratio positive effect to request external audit service, (5) Is the
rate of profit positive effect to request external audit service.
To test the hypothesis used logistic regression analysis. Based on the
research that has been done, the result (1) the number of members positive
effect to request external audit service, (2) the amount of cooperation positive

effect to request external audit service, (3) liquidity doesn’t affect to request
external audit service, (4) gearing ratio doesn’t affect to request external
audit service, (5) the rate of profit doesn’t affect to request external audit
service.
Keywords: Logistic Regression, Request External Audit Service, Number of
Members, Size Cooperation, Liquidity, Gearing, Rate of profit

A. PENDAHULUAN
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
utnuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka (standar akuntansi keuangan, 2005).
1

Selain digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan,
menurut Darsono dan Ashari (2005), laporan keuangan juga dapat digunakan
untuk menurunkan information asymmetry, yaitu dengan cara menurunkan

adverse selection, dan moral hazard. Adapun pihak-pihak yang terkait dengan

perusahaan dan memerlukan laporan keuangan, sebagai informasi untuk
pengambilan keputusan adalah: investor atau pemilik, kreditor, kreditor usaha
lainnya, pelanggan, karyawan, pemerintah dan masyarakat.
Tujuan dilakukannya audit atas laporan keuangan adalah untuk
mengguji apakah laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen
telah disajikan sesuai dengan kriteria penyajian. Sedangkan menurut standar
professional akuntan publik, tujuan audit laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuaidengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Audit atas laporan keuangan tidak terbatas pada perusahaan besar
yang berbentuk perseroan (PT) saja, perusahaan kecil dan menengah dapat
pula meminta jasa audit untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi
kompetitor. Salah satu yang termasuk dalam jenis perusahaan atau badan
usaha kecil dan menengah adalah koperasi. Menurut undang-undang koperasi
No. 17 Tahun 2012, koperasi didefinisikan sebagai badan hukum yang
didirikan oleh seorang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan usaha yang

memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Koperasi merupakan bagian integral dari perekonomian nasional yang
mempunyai peran penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi
ekonomi rakyat. Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas
dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat sekitanya, sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi memiliki

2

karakteristik utama yang membedakannya dengan badan usaha lain yaitu
adanya idetitas ganda (the dual identity of the member ) pada anggotanya.
Dimana anggota koperasi berperan sebagai pemilik dan sekaligus pengguna
jasa koperasi (user own oriented firm).
Pengelolaan koperasi adalah pengurus yang dipilih dari dan oleh
anggota, dengan masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun. Pengurus
berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas setiap satu tahun sekali. Komponen laporan keuangan

koperasi menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah: Neraca, Perhitungan
hasil usaha, Laporan arus kas, Laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan
atas laporan keuangan.
Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari system
pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan
pertanggung jawaban pengurus tentang tata kelola koperasi. Dilihat dari
fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah
satu alat evaluasi perkembangan koperasi. Dalam Undang-Undang Koperasi
No. 17 tahun 2012, pada pasal 40, disebutkan bahwa, koperasi dapat meminta
jasa audit kepada akuntan publik.
Fenomena lain yang sering terjadi adalah laporan yang dibuat oleh
seseorang atau manajamen baik itu laporan keuangan ataupun non keuangan
cenderung tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
faktor, diantaranya adalah adanya ketidak jujuran yang dimiliki oleh
penyusun laporan keuangan, sehingga sering terjadi pemanipulasian data yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dan kadang kelemahan tersebut
ditunjang pula oleh ketidaktahuan atau ketidakpahaman tentang standar
pembuatan, baik penyusunnya maupun penggunanya.
Untuk meyakinkan kebenaran laporan keuangan yang dihasilkan oleh
manajemen koperasi, didalam pasal 40 undang-undang nomor 25 tahun 1992

tentang perkoperasian yang berbunyi, “Koperasi dapat meminta jasa audit
kepada akuntan publik”, maka dalam hal ini pengawas dan anggota koperasi
berhak untuk meminta auditor selaku pemeriksa kinerja keuangan organisasi

3

koperasi yang diberikan wewenang penuh untuk memeriksa keabsahan
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen koperasi yang bersangkutan
jika pengawas tidak mampu melakukannya.
Kewajiban audit berlaku bagi koperasi papan atas yang volume
penjualannya minimal Rp. 1.000.000.000 sesuai Keputusan Menteri Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah No.351/KEP/M/XII/1998. Jika dilihat dari
manfaat audit bagi suatu badan usaha, diharapkan semua badan usaha
koperasi diaudit oleh auditor eksternal, namun dalam kenyataannya tidak
semua koperasi diaudit auditor eksternal.
Penelitian Januarti dan Nasir (2006) mengungkapkan bahwa jumlah
anggota, skala koperasi, biaya audit, jumlah kewajiban, dan persepsi
manajemen berpengaruh terhadap permintaan jasa audit eksternal. Penelitian
Adiansah (2009) yang meneliti koperasi yang ada disemarang memberikan
simpulan bahwa secara empiris, variabel jumlah anngota, besaran (size),

gearing dan rasio likuiditas secara individual dan simultan berpengaruh

terhadap permintaan jasa audit eksternal oleh badan usaha koperasi. Penelitian
Utaminingsih dan Hidayah (2011) menyimpulkan bahwa jumlah anggota,
volume usaha dan likuiditas berpengaruh terhadap permintaan jasa audit
eksternal.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Imam dan Alfurkaniati (2014)
menyimpulkan bahwa besaran koperasi dan rasio gearing berpengaruh secara
signifikan terhadap permintaan jasa audit eksternal pada koperasi, sedangkan
jumlah anggota dan rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
permintaan jasa audit eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Oyong (2014)
mengungkapkan bahwa jumlah anggota, skala koperasi, jumlah kewajiban,
struktur modal dan tingkat keuntungan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap permintaan jasa audit eksternal.

4

B. KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Kerangaka Konseptual
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini disajikan pada

gambar berikut:
Gambar 1
Kerangka Konseptual Penelitian

+

Jumlah Anggota

+

Besaran Koperasi

+

Rasio Gearing

+
+

Permintaan Jasa Audit

Eksternal

Rasio Likuiditas
Tingkat Keuntungan

2. Permintaan Jasa Audit Eksternal
Suatu mekanisme untuk meningkatkan keandalan fungsi laporan
keuangan dan untuk menghindari konflik antara pemakai dan pembuat
laporan keuangan dapat diatasi dengan menggunakan jasa eksternal audit
(Akuntan Publik). Untuk melakukan pemeriksaan atas kewajaran laporan
keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen tersebut. Chow (1982)
memberikan bukti apakah variabel-variabel yang dirasa berhubungan
dengan

besarnya

konflik

dapat


memprediksi

keputusan

untuk

menggunakan atau tidak jasa akuntan publik. Hipotesis yang diuji
didasarkan pada suatu dalil bahwa saat perbandingan hutang dalam
struktur permodalan meningkat, para pemilik mempunyai dorongan yang

5

lebih besar untuk metransfer kekayaan dari para pemberi pinjaman, dan
karena itu pemberi penjaman mempunyai dorongan yang lebih besar
untuk menggunakan jasa akuntan publik.
Menurut Wahyudi (1995) terdapat 3 (tiga) tingkatan koperasi
dalam mengenal jasa audit, yaitu: (1) keperasi yang sudah mengenal benar
akan kegunaan hasil audit, (2) koperasi yang mulai mengenal audit tetapi
hanya untuk memenuhi persyaratan tertentu, (3) koperasi yang belum
mengenal kegunaan audit dan merasa tidak membutuhkan karena tidak

memberikan insentif apa-apa.
3. Konflik Kepentingan Antara Penyaji dan Pengguna Informasi
Menurut Abdul Halim (1995), yang dikutif Agus Sumanto (2004)
mengatakan

bahwa,

ada

empat

alasan

yang

dapat

menjawab

diperlukannya jasa akuntan publik, yaitu:

a. Adanya perbedaan atau konflik kepentingan manajemen sebagai
pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan
keuangan.
b. Laporan keuangan merupakan informasi yang dimiliki konskuensi
ekonomik yang penting dalam pengambilan keputusan.
c. Penyajian laporan keuangan memerlukan proses yang semakin
kompleks.
d. Para pemakai laporan keuangan mempunyai keterbatasan dalam
akses terhadap data akuntansi.

6

Konflik lain yang umunya terjadi dalam perusahaan adalah konflik
kepentingan yang melekat dalam subjek-subjek didalam perusahaan.
Konflik kepentingan ada dikarenakan sebagai subjek (manajer, pengurus,
karyawan, dan lain sebagainya) tidak dapat melepaskan diri dari
kepentingan diri sendiri, meskipun diharuskan menjadi professional
didalam perusahaan. Konflik kepentingan tersebut dikenal sebagai teori
agensi (Agency Teory).
4. Pengembangan Hipotesis
a. Pengaruh jumlah anggota terhadap permintaan jasa audit
eksternal
Anggota diprediksikan mempengaruhi permintaan jasa audit
eksternal karena didalam koperasi semakin banyak anggota, semakin
banyak suara (1 anggota = 1 suara). Sehingga banyaknya suara atau
pendapat menyebabkan wawasan dan kepentingan masing-masing
berbeda. Atas dasar perbedaan itulah peran dari jasa audit (Akuntan
Publik) diperlukan guna menengahi adanya perbedaan kepentingan.
Penelitian Ardiansah (2009) jumlah anggota berpengaruh
terhadap permintaan audit, semakin besar jumlah anggota suatu
koperasi, semakin tinggi kemungkinan koperasi secara sukarela
menggunakan audit eksternal. Sedangkan Imam dan Alfurkaniati
(2014) menyimpulkan bahwa jumlah anggota tidak berpengaruh
terhadap permintaan jasa audit eksternal. Dari uraian tersebut, maka
penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:

7

H1: Jumlah anggota berpengaruh positif terhadap permintaan
jasa audit eksternal.
b. Pengaruh Besaran Koperasi terhadap Permintaan Jasa Audit
Eksternal
Skala atau besarnya koperasi mencerminkan bahwa usaha
yang dikelola menjadi besar akan mempunyai potensi untuk menjadi
sangat kompleks dengan berbagai permasalahan yang ada. Oleh sebab
itu untuk memecahkan masalah yang timbul karena kompleksnya
transaksi yang ada sangat dibutuhkan jasa eksternal audit agar laporan
yang disajikan menjadi lebih valid.
Ardiansah (2009) dalam penelitiannya yang menggunakan
studi pada koperasi disemarang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
size terhadap permintaan jasa audit. Dari uraian diatas, maka

penelitian ini merumuskan hipotesis alternatife sebagai berikut:
H2: Besaran Koperasi berpengaruh positif terhadap permintaan
jasa audit eksternal
c. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Permintaan Jasa Audit
Eksternal
Koperasi yang memiliki dana lancar atau likuid yang cukup,
maka ia akan mampu membiayai semua kegiatan transaksi usahanya
termasuk didalamnya pembayaran jasa audit. Koperasi yang memiliki
dana lancar atau likuid yang cukup atau bahkan lebih, maka pengelola

8

koperasi akan mampu membayar jasa audit eksternal guna
meningkatkan kredibilitas koperasi.
Penelitian Ardiansah (2009) dengan sampel koperasi di kota
semarang mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap permintaan jasa audit eksternal. Sedangkan Imam dan
Alfurkaniati (2014) mengungkapkan likuiditas tidak berpengaruh
signifikan terhadap permintaan jasa audit eksternal pada koperasi.
Dari uraian diatas, maka penelitian ini merumuskan hipotesis
alternatife sebagai berikut:
H3: Rasio likuiditas berpengaruh positif terhadap permintaan
jasa audit eksternal.
d. Pengaruh Rasio Gearing terhadap Permintaan Jasa Audit
Eksternal
Menurut Tauringana dan Clark (2000) perusahaan yang
memiliki gearing tinggi (highly geared companies) juga mungkin
mendorong untuk melakukan audit, karena pemberi pinjaman yang
mendasarkan keputusan pada laporan keuangan yang belum diaudit,
mereka mungkin akan menderita kerugian financial. Pemberi
pinjaman meminta laporan keuangan yang telah diaudit sebelum
mereka membuat keputusan. Hasil penelitian Tauringana dan Clark
(2000) menunjukkan bahwa proporsi hutang dalam struktur modal
sangat mempengaruhi terhadap permintaan jasa audit eksternal.

9

Penelitian Ardiansah (2009), Imam dan Alfurkaniati (2014)
mengungkapkan Gearing bepengaruh signifikan terhadap permintaan
jasa audit eksternal pada koperasi. Dari uraian diatas, maka penelitian
ini merumuskan hipotesis alternatife sebagai berikut:
H4: Rasio Gearing berpengaruh positif terhadap permintaan
jasa audit eksternal.
e. Pengaruh Tingkat Keuntungan terhadap Permintaan Jasa Audit
Eksternal
Faktor laba rugi yang diperoleh oleh sebuah organisasi
menjadi

dasar

sebuah

organisasi

tersebut

untuk

dilakukan

pemeriksaan oleh pihak eksternal, karena untuk mengetahui
bagaimana kinerja yang diperoleh dari aktivitas organisasi tersebut,
secara eksplisit dapat ditinjau dari perubahan modal hasil capaian laba
rugi organisasi. Menurut penelitian Naim (1998) memperlihatkan
bahwa tingkat keuntungan yang rendah mengacu adanya permintaan
audit.
Dalam penelitian Lisa (2014) dengan sampel koperasi yang
ada di wilayah Jawa Timur menyimpulkan bahwa tingkat keuntungan
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan jasa audit
eksternal. Dari uraian diatas, maka penelitian ini merumuskan
hipotesis alternatife sebagai berikut:
H5 :

Tingkat

keuntungan

berpengaruh

positif

terhadap

permintaan jasa audit eksternal.

10

C. METODE PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian pada penelitian ini adalah koperasi yang sampai
akhir tahun 2014 terdaftar di Dinas PERINDAKOP dan PUSKOPSYAH
Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah membuat laporan keuangan tahun
buku 2014 dan sudah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
metode purposive sampling (judgement sampling), yaitu cara pengambilan
sampel berdasarkan tujuan. Kriteria penarikan sampel sebagai berikut:
a. Koperasi primer dan sekunder yang berada di Daerah Istimewa
Yogyakarta sampai dengan tahun penelitian.
b. Koperasi primer dan sekunder yang masih aktif sampai dengan tahun
penelitian.
c. Koperasi primer dan sekunder yang memperoleh keuntungan dalam
tahun penelitian.
d. Koperasi perimer yang rutin membuat laporan keuangan dan telah
mengadakan Rapat Anggota Tahunan.
3. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
a. Permintaan Jasa Audit Eksternal
Permintaan Jasa Audit Eksternal yang dilakukan oleh koperasi
secara sukarela. Permintaan jasa audit yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah permintaan jasa audit atas laporan keuangan yang diminta

11

secara sukarela oleh badan usaha koperasi. Sesuai dengan undangundang koperasi No. 17 tahun 2012, pasal 40, disebutkan bahwa
koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik. Dalam
penelitian ini koperasi yang telah diaudit diberi angka 1 (satu),
sedangkan pada koperasi yang belum diaudit diberi skor 0 (nol).
b. Jumlah Anggota
Jumlah anggota yang dimaksud adalah jumlah anggota koperasi
yang menjadi objek dalam penelitian ini. Pengukuran variabel jumlah
anggota dihitung menggunakan log of natural dari jumlah anggota
koperasi (Alfurkaniati, 2004). Penggunaan log of natural disebabkan
oleh sebaran data dari variabel ini tidak rata dan cenderung ekstrim.
c. Besaran Koperasi
Besaran koperasi yang dimaksud adalah ukuran besar kecilnya
koperasi yang dalam penelitian ini besaran koperasi diukur dengan
menggunakan log of natural dari volume penjualan (Alfurkaniati,
2004). Penggunaan log of natural disebabkan oleh sebaran data dari
variabel ini tidak rata dan cenderung ekstrim.
d. Rasio Gearing
Rasio gearing dalam penelitian ini adalah perbandingan antara
total hutang jangka panjang dengan kekayaan bersih atau modal sendiri
(Tauringana dan Clark dalam Alfurkaniati, 2004). Modal koperasi
meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, hibah atau
donasi, modal penyertaan dan sisi hasil usaha.

12

e. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah perbandingan antara total aset lancar
dengan total hutang lancar (Tauringana dan Clark dalam Alfurkaniati,
2004).
f. Tingkat Keuntungan
Tingkat keuntungan diperoleh dari perbandingan antara
keuntungan tahun berjalan dengan laba tahun sebelumnya, yang
dinyatakan dalam rasio pada periode tahun 2014.
D. HIOTESIS DAN PEMBAHASAN
1. Uji Statistik Deskriptif
Statististik deskriptif adalah teknik statistik yang bertujuan
memerikan penjelasan atau informasi mengenai karakteristik dari suatu
kelompok data atau lebih sehingga pemahan akan ciri-ciri yang khusus
dari kelompok data tersebut diketahui. Statistik deskriptif memberikan
gambaran suatu data yang pengukurannya mencakup nilai rata-rata
(mean), nilai minimum, nilai maksimum (Ghozali, 2011).
Tabel 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif (Di Audit)
Anggota

N
36

Minimum
2.56

Maximum
9.73

Mean
6.2775

Std. Deviation
1.64704

Size

36

18.17

25.65

20.5261

1.61102

Likuiditas

36

39.10

10648.52

1223.4208

2159.93754

Gearing

36

.71

666.35

109.8747

139.40904

Keuntungan

36

72.16

914.11

147.8628

133.99256

Valid N (listwise)

36

Sumber: Data sekunder diolah, 2015

13

Tabel 2.
Hasil Uji Statistic Deskriptif (Tidak Di Auidit)
N
27

Minimum
1.39

Maximum
7.38

Mean
4.6400

Std. Deviation
1.16611

Size

27

16.75

22.07

18.9456

1.27257

Likuiditas

27

18.50

1625.00

624.1763

500.23950

Gearing

27

4.62

7162.01

409.5741

1360.18153

Keuntungan

27

33.61

317.37

128.3493

58.90473

Valid N (listwise)

27

Anggota

Sumber: Data sekunder diolah, 2015
2. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi logistik. Alasan pemilihan metode ini adalah bahwa data
yang digunakan dalam penelitian ini bersifat non-metrik pada variabel
dependen.
Tabel 3.
Menilai Keseluruhan Model (Overall Model F it)
-2LL

Nilai -2LL

-2LL awal (Block 0)

86.046

-2LL akhir (Block 1)

51.569

Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Tabel 3. diatas menunjukkan nilai -2LL awal yaitu 86.046 dan
nilai -2LL akhir yaitu 51.569. nilai -2LL awal mengalami penurunan
sebesar 37.447. penurunan ini menunjukkan bahwa model regresi baik,
sehingga H0 dapat diterima, artinya model yang dihipotesiskan fit
dengan data.

14

Tabel 4.
Uji Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square
Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1

51.569(a)

.421

.566

Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4. diatas, nilai Cox and Snell R Square
sebesar 0,421 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,566 yang
berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen dalam penelitian ini sebesar 56,6%. Sedangakan
sisanya sebesar 43,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model
penelitian.
Tabel 5.
Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit
Step
1

Chi-square

Df

Sig.

8.488

8

.387

Sumber: Data skunder diolah, 2015
Pada tabel 5. diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,387 > 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, yang berati
secara

statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara model

dengan nilai observasi, sehingga dapat dikatakan model fit dengan
data.

15

Tabel 6.
Tabel Klasifikasi
Observed

Predicted
Percentage
Correct

EksAuditor
Step 1

EksAuditor

Tidak DiAudit

DiAudit

Tidak DiAudit

21

6

77.8

4

32

88.9

Tidak DiAudit
DiAudit

Overall Percentage

84.1

Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Tabel 6. diatas menunjukkan bahwa dari 27 sampel yang secara
empiris tidak diaudit, sebanyak 21 sampel atau 77.8% yang secara
tepat dapat diprediksikan oleh model regresi logistik. Sedangkan dari
36 sampel yang melakukan Audit, hanya 32 sampel atau 88.9% saja
yang secara tepat diprediksi oleh model regresi logistik. Dengan
demikian, secara keseluruhan 53 sampel dari 63 data pengamatan
atau 84.1% secara tepat dapat diprediksi dari model regresi logistik
tersebut.
Tabel 7.
Uji Hipotesis

Step 1(a)

LnAnggota

B
.871

S.E.
.308

Wald
8.011

LnSize

.723

.329

Likuiditas

.000

.000

-.001
.005
-19.478

Gearing
Keuntungan
Constant

df
1

Sig.
.005

4.824

1

.028

1.189

1

.276

.002

.240

1

.624

.003

2.725

1

.099

6.452

9.113

1

.003

Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan tabel 7. diatas, bentuk persamaan regresi logistik
dapat dinyatakan sebagai berikut.

16

EksAuditor = -19,478 + 0,871LnAnggota + 0,723LnSize +
0,000Likuiditas – 0,001Gearing + 0,005Keuntungan + e
3. Pembahasan
a. Pengaruh jumlah anggota terhadap permintaan jasa audit
eksternal
Hipotesis

pertama

menyatakan

bahwa

jumlah

anggota

berpengaruh positif terhadap permintaan jasa audit eksternal. Hasil
pengujian

menggunakan

regresi

logistik

menunjukkan

nilai

signifikansi 0,005 < α 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar
0,871 sehingga hipotesis pertama diterima, yang berarti jumlah
anggota berpengaruh positif terhadap permintaan jasa audit eksternal.
Anggota diprediksikan mempengaruhi permintaan jasa audit
eksternal karena didalam koperasi semakin banyak anggota, semakin
banyak suara (1 anggota = 1 suara). Sehingga banyaknya suara atau
pendapat menyebabkan wawasan dan kepentingan masing-masing
berbeda. Atas dasar perbedaan itulah peran dari jasa audit (Akuntan
Publik) diperlukan guna menengahi adanya perbedaan kepentingan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Ardiansah (2009) yang
menyatakan bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap permintaan
audit, semakin besar jumlah anggota suatu koperasi, semakin tinggi
kemungkinan koperasi secara sukarela menggunakan audit eksternal.
b. Pengaruh besaran koperasi terhadap permintaan jasa audit
eksternal

17

Hipotesis

kedua

menyatakan

bahwa

besaran

koperasi

berpengaruh positif terhadap permintaan jasa audit eksternal. Hasil
pengujian

menggunakan

regresi

logistik

menunjukkan

nilai

signifikansi 0,028 < α 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,723
sehingga hipotesis kedua diterima, yang berarti

besaran koperasi

berpengaruh positif terhadap permintaan jasa audit eksternal.
Dengan semakin besarnya koperasi, maka dirasakan semakin
tidak mempunyai pengurus untuk mengelola sendiri koperasi tersebut.
Sehingga dibutuhkan pihak lain yang dapat dipercaya untuk membantu
mengelola koperasi. Maka ditunjuklah seorang manajemen yang
diharapkan manajemen tersebut dapat mengelola koperasi sesuai
dengan yang diharapkan pengurus. Dengan dipercaya manajer untuk
mengelola koperasi, manajemen sering bertindak sesuai dengan
kepentingan sendiri. Agar kepercayaan yang diberikan tidak disalah
gunakan, maka pemilik akan meminta jasa akuntan publik untuk
menyakinkan bahwa informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan
keuangan tidak menyesatkan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ardiansah (2009) dalam
penelitiannya yang menggunakan studi pada koperasi disemarang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh size terhadap permintaan jasa
audit. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Imam dan
Alfurkaniati (2014) menyimpulkan bahwa besaran (size) berpengaruh
signifikan terhadap permitaan jasa audit eksternal.

18

c. Pengaruh likuiditas terhadap permintaan jasa audit eksternal
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh
positif terhadap permintaan jasa audit eksternal. Hasil pengujian
menggunakan regresi logistik menunjukkan nilai signifikansi 0,276
< α 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,000 sehingga hipotesis
ketiga ditolak, yang berarti likuiditas tidak berpengaruh positif
terhadap permintaan jasa audit eksternal.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya tepat pada
waktunya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas
juga

berhubungan

dengan

kemampuan

perusahaan

untuk

mengkonversikan aktiva lancar tertentu menjadi kas. Semakin tinggi
rasio likuiditas, seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Tidak konsistennya hasil dengan hipotesis yang dibangun juga
bisa disebabkan oleh perbandingan jumlah kewajiban lancar koperasi
yang jauh lebih besar dari kewajiban aset lancar. Jika dilihat dari
perbandingan jumlah aset lancar dengan hutang lancar pada umumnya
koperasi memiliki jumlah kewajiban lancar yang lebih besar. Hal ini
berarti bahwa kewajiban lancar koperasi lebih banyak kepada anggota
dan pihak luar yang bukan kreditor, yang pada umumnya tidak
mempermasalahkan diaudit atau tidaknya laporan keuangan oleh
akuntan publik.

19

Hal ini sejalan dengan Penelitian Imam dan Alfurkaniati (2014)
mengungkapkan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhada
permintaan jasa audit eksternal pada koperasi. Berbeda dengan
penelitian Ardiansah (2009) dengan sampel koperasi di kota semarang
mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
permintaan jasa audit eksternal.
d. Pengaruh gearing terhadap permintaan jasa audit ekternal
Hipotesis keempat menyatakan bahwa gearing berpengaruh
positif terhadap permintaan jasa audit eksternal. Hasil pengujian
menggunakan regresi logistik menunjukkan nilai signifikansi 0,624
< α 0,05 dan nilai
hipotesis

koefisien regresi

sebesar

-0,001 sehingga

keempat ditolak, yang berarti gearing tidak berpengaruh

positif terhadap permintaan jasa audit eksternal.
Dalam hal ini rasio gearing atau perbandingan hutang jangka
panjang dengan kekayaan bersih tidak selalu digunakan sebagai dasar
untuk kreditor memberikan pendanaan sehingga kemungkinanan tidak
dilakukannya audit oleh koperasi. Terdapat beberapa aspek penting
yang sangat menentukan kreditor memberikan pendanaan seperti
dengan melihat perbandingan total hutang terhadap total aset yang
dimiliki koperasi. Dimana dengan semakin tingginya persentase
hutang terhadap aset tersebut menandakan koperasi dalam keadaan
yang tidak stabil, sehingga hal tersebut menjadi hal yang sangat
penting bagi kreditor dalam memberikan pendanaan.

20

Selain itu juga pada peneltian ini terlihat bahwa koperasi yang
melakukan audit dan koperasi yang tidak melakukan audit rata-rata
mempunyai kekayaan bersih yang lebih besar dari pada hutang jangka
panjang yang dimiliki. Dari hasil penelitian diatas, tidak sejalan
dengan hasil Penelitian Ardiansah (2009), Imam dan Alfurkaniati
(2014) yang mengungkapkan bahwa Gearing bepengaruh signifikan
terhadap permintaan jasa audit eksternal pada koperasi.
e. Pengaruh tingkat keuntungan terhadap permintaan jasa audit
ekternal
Hipotesis keempat menyatakan bahwa tingkat keuntungan
berpengaruh positif terhadap permintaan jasa audit eksternal. Hasil
pengujian

menggunakan

regresi

logistik

menunjukkan

nilai

signifikansi 0,099 < α 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,005
sehingga hipotesis kelima ditolak, yang berarti tingkat keuntungan
tidak berpengaruh positif terhadap permintaan jasa audit eksternal.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Lisa (2014) yang
menggunakan sampel koperasi di wilayah Jawa Timur yang
menyimpulkan bahwa tingkat keuntungan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap permintaan jasa audit eksternal.
Dalam penelitian ini rata-rata koperasi yang melakukan audit
dan tidak melakukan audit mempunyai persepsi yang berbeda terhadap
penggunaan jasa audit eksternal, dimana koperasi yang mempunyai
keuntungan tinggi belum tentu melakukan audit dan sebaliknya

21

koperasi

yang mempunyai

keuntungan

yang kecil

terkadang

melakukan audit. Sehingga dalam hal ini terdapat faktor lain selain
keuntungan yang mendorong suatu koperasi untuk diaudit atau tidak
diaudit, seperti kurangnya tingkat pemahaman atau pengetahuan para
pengurus koperasi akan pentingnya jasa audit untuk keberlangsungan
kegiatan koperasi.
E. SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari karakteristik
koperasi terhadap permintaan jasa audit eksternal yang secara sukarela oleh
suatu badan hukum koperasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada
bab sebelumnya menyatakan bahwa jumlah anggota dan besaran koperasi
berpengaruh signifikan terhadap permintaan jasa audit eksternal oleh suatu
badan hukum koperasi. Sedangkan untuk rasio likuiditas, rasio gearing, dan
tingkat keuntungan tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan jasa
audit eksternal oleh koperasi.
Adapun saran yang diusulkan oleh peneliti dalam penyusunan
penelitian ini yaitu:
1. Diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang akuntansi khususnya terkait auditing. Serta sebagai
acuan bagi para auditor untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
dalam melakukan audit koperasi.
2. Bagi koperasi diharapkan meningkatkan kinerja keuangannya dan dapat
bekerjasama dengan auditor dengan cara memberikan data dan informasi

22

yang dibutuhkan auditor secara benar dan akurat sehingga dapat
membantu kinerja auditor dalam melakukan pemerikasaan sehingga hasil
audit dapat benar-benar memberikan manfaat untuk peningkatkan kinerja
koperasi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literature penelitian yang
akan datang dibidang auditing, usaha kecil dan menengah dan
perkoperasian dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang
mungkin berpengaruh dan belum dimasukkan dalam penelitian ini, serta
dengan menambah jumlah sampel dan mempertimbangkan proporsi
sampel yang telah diaudit dan yang belum diaudit.

DAFTAR PUSTAKA
Alfurkaniati. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jasa
Audit Akuntan Publik pada Koperasi Perkotaan di Pekanbaru-Riau.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Anoraga dkk. 2007. Dinamika koperasi. Rineka Cipta. Jakarta
Ardiansah, Muhammad Noor. 2009. Pengaruh karakteristik Koperasi Terhadap
Permintaan Jasa Audit Eksternal: Studi Empiris Koperasi di Kota Semarang.
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang.
Areans et al. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Salemba Empat: Jakarta.
Areans et al. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu.
Indeks: Jakarta.
Boynton et al. 2003. Modern Auditing. Erlangga: Jakarta.

23

Budiasih, Igan. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba.
Universitas Udayana. Denpasar.
Darsono, Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi:
Yogyakarta.
Desriani dkk. 2003. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Jasa
Audit Eksternal pada Perusahaan-Perusahaan Non Publik di Kota Padang.
Universitas Andalas. Padang.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hasan, Iqbal. 2004. Analsis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara.
Jakarta.
Imam, Ahmad, Alfurkaniati. 2014. Pengaruh Jumlah Anggota, Besaran, Gearing,
dan Likuiditas terhadap Permintaan Jasa Audit Eksternal pada Koperasi di
Kabupaten Indragiri Hulu. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau.
Indriarto, Nur, Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi Manajemen. BPFE: Yogyakarta.
Januarti, Indira, Nasir. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Audit pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Jawa Tengah.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Kusnadi, Hendar. 2005. Ekonomi Koperasi. Edisi Kedua. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Lisa, oyong. 2014. Karakteristik Koperasi Untuk Membedakan Pengaruh terhadap
Permintaan Jasa Audit Eksternal. STIE Widya Gama Lumajang.

24

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Cetakan I. Jilid II. Salemba Empat:
Jakarta.
Nafasati Prihantini, Ferina. 2007. Analisis Permintaan Jasa Internal Auditing dan
Eksternal Auditing pada Kepemilikan Perusahaan Keluarga (Familly
Bussines). Universitas Diponegoro. Semarang.

Nanik, Sri, Retnoningrum Hidayah. 2011. Pengaruh Jumlah Anggota, Volume
Usaha, dan Likuiditas Koperasi terhadap Permintaan Jasa Audit. Jurnal
Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Nawari. 2007. Analisis Regresi dengan MS Exel 2007 dan SPSS 17. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Rosvita, Dellia. 2010. Perkembangan Indikator Kepailitan terhadap Perusahaan
Manufaktur di Indonesia pada Stailitas Sistem Keuangan. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Sitio, Arifin, Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga:
Jakarta
Sumanto, Agus. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Jasa Audit Akuntan Publik pada Perusahaan Go Publik di Wilayah Jawa
Timur. Universitas Diponegoro. Semarang.
Teguh, Muhammad. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat:
Jakarta.

25