EFEKTIVITAS PARKIR DI BADAN JALAN PADA KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG

EFEKTIVITAS PARKIR DI BADAN JALAN
PADA KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG
Bayu Saksono
Mahasiswa Jurusan T. Sipil
Unika Soegijapranata
Jl. Pawiyatan Luhur IV/1
Bendan Duwur – Semarang
Telp. (024) 441555 - 316142
Faks. (024) 415429

Freddy Kartika R
Mahasiswa Jurusan T. Sipil
Unika Soegijapranata
Jl. Pawiyatan Luhur IV/1
Bendan Duwur – Semarang
Telp. (024) 441555 – 316142
Faks. (024) 415429

Ir.Drs.Djoko Setijowarno, MT
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil
Universitas Katolik Soegijapranata

Jl. Pawiyatan Luhur IV/1
Bendan Duwur – Semarang
Telp. (024) 441555 - 316142
Faks. (024) 415429

ABSTRAK
Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sampai saat ini masih selalu menjadi bahan pemikiran hampir di
seluruh kota-kota besar di dunia, terutama negara -negara yang sedang berkembang. Salah satu penyebab
kemacetan lalu lintas adalah penggunaan badan jalan sebagai lahan parkir mempunyai kontribusi yang sangat
besar terhadap penurunan kapasitas jalan yang ada, dan selanjutnya hal ini akan menjadi penyebab utama
timbulnya permasalahan kemacetan lalu lintas, bahkan tidak jarang juga mengakibatkan kecelakaan di daerah
perkotaan.
Kota Semarang masih sering terjadi kemacetan lalu lintas di berbagai lokasi, terutama di lokasi pusat
perbelanjaan dan keramaian. Hal ini tidak lain dis ebabkan oleh banyaknya pengguna jalan yang menggunakan
badan jalan sebagai tempat parkir ( on-street parking), bahkan tidak jarang juga penggunaan badan jalan
sebagai tempat parkir tidak hanya satu jalur, tetapi kadang -kadang lebih dari dua jalur. Dan hal i ni diperparah
lagi dengan banyaknya angkutan umum yang beroperasi dan menaikturunkan penumpang di jalur kedua atau
ketiga, sebagai akibat karena jalur pertama atau kedua sudah digunakan untuk tempat parkir. Fenomena inilah
yang sering terjadi sampai saat i ni di seputar kawasan Simpang Lima, terutama pada hari -hari tertentu
misalnya pada hari Sabtu malam dan Minggu pagi.

Studi ini bertujuan melakukan kaji ulang mengenai efektivitas parkir di badan jalan pada kawasan Simpang
Lima dan beberapa hal yang diperl ukan dalam menentukan kebijakan operasi perparkiran.
Pelaksanaan studi ini menggunakan metode survei dengan cara membagi daerah studi parkir menjadi beberapa
daerah lokasi survei/zona, kemudian dilakukan survei oleh satu orang surveyor per satu daerah lokasi
survei/zona dengan periode waktu 15 menit, yang bertugas mencatat informasi berupa plat nomor kendaraan
yang diparkir di daerah lokasi survei. Setelah dilaksanakannya studi tersebut, ternyata adanya parkir di badan
jalan pada kawasan Simpang Lima ter sebut cukup padat, terutama pada hari -hari tertentu (Sabtu malam,
Minggi pagi, serta Jumat siang saat umat Islam menjalankan ibadah). Dengan hasil survei yang telah diperoleh
menunjukkan bahwa pada kawasan Simpang Lima pada hari Sabtu malam dan Minggu pagi parkir di badan
jalan penuh dengan kendaraan bermotor, baik beroda 2 maupun beroda 4. Parkir di badan jalan memberikan
kerugian yang cukup besar bagi para pengguna jalan tersebut, antara lain berupa pengurangan kapasitas jalan.
Kata kunci : parkir di badan jalan, kemacetan lalu lintas, kawasan Simpang Lima

1.

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan umum
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan tingkat
pertumbuhan penduduk cukup tinggi. Sebagai negara yang sedang berkembang tentunya

memerlukan proses pembangunan yang meliputi segala bidang. Proses pembangunan di
segala bidang dimaksudkan untuk dapat mengembangkan seluruh wilayah Indonesia,
diantaranya adalah pembangunan di bidang transportasi. Pembangunan di bidang
transportasi sangat besar artinya karena transportasi merupakan sarana penghubung untuk
memperlancar seluruh kegiatan manusia, baik barang maupun jasa.
Perkembangan penduduk yang relatif tinggi umumnya terjadi di daerah perkotaan. Ledakan
penduduk disertai pula dengan kehidupan sosia l ekonomi yang semakin meningkat, hal ini
1

Simposium III FSTPT, ISBN no. 979 -96241-0-X

menyebabkan perlu adanya pemenuhan sistem sarana maupun prasarana transportasi yang
cepat, aman dan lancar terutama untuk masa -masa yang akan datang. Sehubungan dengan
hal ini, maka sangat diperlukan suatu peningka tan manajemen lalu lintas yang baik dan
teratur, baik dalam kota maupun antar kota serta tidak kalah pentingnya adalah suatu sistem
pengelolaan parkir yang baik.
Parkir merupakan kegiatan menghentikan atau menyimpan kendaraan bermotor di sebuah
tempat yang sudah disediakan sebelumnya. Hal ini berpijak pada suatu kenyataan, bahwa
suatu kendaraan tidaklah mungkin dalam keadaan terus bergerak atau berjalan, tetapi pada
suatu saat pasti akan berhenti, baik dalam waktu sementara (menurunkan muatan) atau

jangka waktu lama. Adanya kendaraan yang berhenti dalam jangka waktu yang cukup lama
ini memerlukan suatu lahan untuk aktivitas parkir tersebut yang selanjutnya disebut dengan
tempat parkir. Tempat parkir ini harus ada pada saat akhir dan tujuan perjalanan sudah
tercapai.
1.2 Latar belakang
Semarang adalah Ibukota Propinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu kota besar di Indonesia
serta merupakan pusat Pemerintahan Daerah Propinsi Jawa Tengah, tentunya kota
Semarang, dituntut untuk dapat menjadi contoh dan perbandin gan bagi kota-kota kecil
lainnya diseluruh Propinsi Jawa Tengah ini, antara lain dalam hal sistem pengaturan
transportasi baik itu dari segi prasarana maupun sarananya. Seperti halnya Simpang Lima
yang dapat dikatakan sebagai pusat keramaian dari kota Sema rang dan merupakan titik
sentral pertemuan dari lima arah dewasa ini sering mengalami masalah transportasi pada
kawasan tersebut, dalam hal ini khususnya di bidang perparkiran. Adapun lima arah
tersebut, yaitu :
1) dari arah Utara
: jalan Gajah Mada
2) dari arah Timur Laut : jalan K.H. Ahmad Dahlan
3) dari arah Timur
: jalan Ahmad Yani
4) dari arah Barat

: jalan Pandanaran
5) dari arah Selatan
: jalan Pahlawan
Dengan melihat begitu padatnya arus lalu lintas dari berbagai penjuru pada kawasan
Simpang Lima tersebut, tentu nya masalah prasarana transportasi memegang peranan yang
sangat penting, demi kelancaran dan ketertiban bagi para pengguna jalan pada kawasan
tersebut. Namun sampai saat ini masih sering terlihat terjadinya kemacetan -kemacetan yang
disebabkan oleh berbagai faktor, terutama adalah sistem pengelolaan parkir dan
prasarananya yang kurang baik dan memadai.
1.3 Permasalahan
Melanjutkan topik permasalahan tersebut di atas, yang menjadi pokok permasalahannya
adalah belum terlaksananya pengaturan dan kesadaran yan g optimal bagi para pengguna
jalan maupun trotoar yang ada pada kawasan tersebut, terutama dalam hal sistem
pengelolaan parkirnya. Hal inilah yang menjadi penyebab sering terjadinya kemacetan kemacetan bahkan kecelakaan pada kawasan Simpang Lima saat ini.

2

Simposium III FSTPT, ISBN no. 979 -96241-0-X

1.4 Maksud dan tujuan penelitian

Maksud penelitian ini adalah mencari solusi dan kemungkinan -kemungkinan untuk
perparkiran pada kawasan Simpang Lima. Dengan menggunakan metode penelitian yang
meliputi: penentuan durasi parkir untuk mengetahui besarnya ke rugian yang ditimbulkan
parkir on street dibandingkan dengan parkir off street, maka penelitian ini akan mempunyai
guna dan tujuan sebagai berikut:
1) melakukan kaji ulang mengenai manajemen perparkiran yang sedang berlaku dan
menghasilkan beberapa hal yang sangat diperlukan dalam kebijakan operasi perparkiran
pada kawasan Simpang Lima;
2) mengetahui tingkat kepadatan para penguna prasarana perparkiran, baik pada jam -jam
sibuk, libur maupun pada hari -hari biasa;
3) mengatasi dan mencari solusi alternatif kebutuhan parkir yang selama ini kurang
memadai pada kawasan Simpang Lima tersebut.

2.

METODOLOGI PENDEKATAN

2.1 Review kebijakan perparkiran pada kawasan Simpang Lima Semarang
Pemerintah Kota Semarang telah mengeluarkan surat keputusan tentang penetapan jenis
dan tempat parkir di wilayah Kota Semarang, khususnya pada sekitar kawasan Simpang

Lima, dalam upaya mengatasi dan menyelesaikan masalah perparkiran yang beberapa tahun
terakhir ini menjadi penyebab kemacetan yang cukup memprihatinkan bagi pengguna jalan
pada sekitar kawasan tersebut.
2.2 Studi literatur
Dalam pelaksanaan studi penelitian parkir di badan jalan pada kawasan Simpang Lima ini
menggunakan beberapa literatur yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
studi penelitian yang akan dilaksanakan. A dapun yang berkaitan langsung antara lain;
mengadakan konsultasi dengan berbagai instansi -instansi terkait, seperti UPD perparkiran,
DLLAJR, Dinas Tata Kota, Ditsospol, kepolisian dan lain sebagainya. Sedangkan yang
tidak berkaitan langsung antara lain ber bagai referensi tentang studi perparkiran yang telah
dilakukan di tempat-tempat lain.
2.3 Identifikasi masalah perparkiran yang ada
Seperti yang telah dikemukakan dalam bab pendahuluan, masalah perparkiran yang terjadi
pada kawasan Simpang Lima cukup kompleks , yang diakibatkan oleh adanya parkir di
badan jalan pada sekitar kawasan tersebut, terutama pada beberapa tahun terakhir ini.
Situasi pada kawasan Simpang Lima sangat padat, terutama pada hari -hari tertentu,
misalnya hari Sabtu malam, Minggu pagi, dan har i-hari libur/besar, sesuai dengan survei
pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut pengamatan, penyebab terbesar
dari padatnya lalu lintas yang terjadi pada kawasan tersebut tidak lain disebabkan oleh
adanya parkir di badan jalan tersebut yang t entunya tidak diijinkan oleh pemerintah daerah

setempat, karena dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas yang melewati jalan -jalan
pada sekitar kawasan tersebut, tetapi kenyataanya sampai saat inipun fenomena tersebut
masih sering terjadi.
2.4 Pembatasan tempat parkir
Mengenai pembatasan parkir pada sekitar kawasan Simpang Lima Semarang seperti yang
telah diuraikan di atas, bahwa parkir hanya diperbolehkan sebatas sejajar satu lapis dan
3

Simposium III FSTPT, ISBN no. 979 -96241-0-X

tidak boleh melebihi bahu jalan (memakan ruas jalan) itupun bila pada tempat tersebut tidak
terdapat rambu-rambu dilarang parkirnya, pembatasan ini termasuk pada seputar bundaran
Simpang Lima.
2.5 Pola operasi parkir (on street)
Pola operasi parkir di badan jalan pada sekitar kawasan Simpang Lima dikelola oleh
perorangan (tidak dikelola oleh UPD Perparkiran Kota Semarang).
A. Lokasi parkir
Lokasi parkir di badan jalan pada sekitar kawasan Simpang Lima meliputi hampir seluruh
kawasan tersebut digunakan untuk parkir baik kendaraan beroda dua,tiga, dan empat,
kecuali pada tempat-tempat tertentu yang terdapat rambu -rambu dilarang parkir. Hal ini

sesuai dengan Keputusan Walikotamadya Semarang.
B. Durasi parkir
Sesuai peraturan Pemerintah Kota Semarang, bahwa durasi parkir di sekitar kawasan
Simpang Lima tidak dibatasi, sebatas penggun a parkir tersebut tidak melanggar peraturan
perparkiran yang telah ditetapkan oleh Pemda setempat.
2.6 Evaluasi kebijakan perparkiran pada kawasan Simpang Lima
Pada dasarnya kebijakan perparkiran pada kawasan Simpang Lima yang diterapkan oleh
Pemerintah Kota Semarang sudah cukup baik, bila dilihat dari segi peraturan yang
diterapkan, ini dapat dibuktikan dengan adanya rambu -rambu yang terdapat di beberapa
tempat tertentu pada kawasan Simpang Lima (dapat dilihat pada lampiran). Rambu -rambu
ini dipasang dengan tujuan untuk mengatur arus lalu lintas pada kawasan tersebut, terutama
bagi para pengguna parkir di badan jalan. Selain itu juga didukung dengan adanya pos
penjagaan polisi pada kawasan tersebut, yang berfungsi dalam menjalankan dan
menegakkan peraturan yang telah ditetapkan.
3.

PENGUMPULAN DATA

3.1 Umum
Sesuai dengan kerangka acuan, rencana kerja selanjutnya akan difokuskan pada tiga tahap

kegiatan yaitu tahap pengumpulan data, tahap kompilasi data, dan tahap analisis data.
Tahap pengumpulan data (sur vai) merupakan tahap awal yang akan menentukan
keberhasilan studi ini. Tahap kompilasi data dan analisis data sangat tergantung pada tahap
pengumpulan data. Oleh karena itu pada saat pengumpulan data, selain diperlukan suatu
teknik pengumpulan data yang ba ik, juga aplikasi dari teori pengumpulan data ini harus
benar-benar dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur sehingga diharapkan
akan memperoleh data yang akurat, yang benar -benar mencerminkan kondisi lapangan.
Tahap pengumpulan data terbagi ti ga bagian, yaitu :
1.) pengumpulan data pendahuluan ( pilot survei);
2.) pengumpulan data primer;
3.) pengumpulan data sekunder.
3.1.1 Pengumpulan data pendahuluan ( pilot survei)
Pengumpulan data (survei) pendahuluan atau pilot survai adalah survei pada skala kecil
yang dilakukan sebelum survei primer, dengan maksud untuk:
- mengecek lokasi survei, lengkap beserta lingkungan di sekitar lokasi;
- mengecek tingkat kesesuaian dari metoda survei yang akan diterapkan;
- mengecek kesesuaian dan kelengkapan dari formulir yang akan d igunakan;
4

Simposium III FSTPT, ISBN no. 979 -96241-0-X


-

mengecek dari metoda kompilasi yang akan diterapkan, disesuaikan dengan format
formulir yang akan digunakan.

Sehingga selanjutnya dapat dilakukan langkah -langkah yang memadai untuk merumuskan
dan merancang metoda survei yang lengkap yang siap di aplikasikan dalam survei primer.
Adapun koreksi-koreksi yang perlu dilakukan berkaitan dengan :
- metoda survei yang akan diterapkan;
- isi, bentuk, dan format formulir;
- metoda survei yang sebaiknya diterapkan;
- struktur organisasi tim survei.
Sehingga akhirnya dapat disusun rencana pelaksanaan survei yang meliputi :
- skejul pelaksanaan survei;
- jumlah tenaga surveyor yang akan dikerahkan;
- struktur organisasi tim survei;
- estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan survei;
- mekanisme pengumpulan data hasil su rvei.
3.1.2 Survei primer
Pengumpulan data primer (survei primer) untuk studi ini bertujuan untuk mendapatkan data
lapangan yang diperlukan untuk analisis selanjutnya. Pengumpulan data primer dilakukan
selama hari-hari tertentu, yaitu pada hari yang dianggap ba hwa kegiatan di tata guna tanah
tertentu mengalami saat-saat puncak (peak). Dengan rumusan rencana ini maka pelaksanaan
survei dapat dilakukan secara koordinasi dan terencana dengan baik. Perlu diingat di sini
bahwa untuk setiap jenis data bentuk rencana p elaksanaan survei akan berbeda satu dengan
yang lainnya, ditinjau dari skejul, jumlah tenaga surveyor yang terlibat, organisasi
pelaksanaan survei maupun biaya yang dibutuhkan. Survei pendahuluan ini telah
dilaksanakan sebanyak empat kali yaitu :
1) tanggal 18 Desember 1999 sore (pukul 19.00 -22.00 Wib);
2) tanggal 19 Desember 1999 pagi (pukul 05.00 -08.00 Wib);
3) tanggal 16 Pebruari 2000 siang (pukul 11.00 -13.00 Wib);
4) tanggal 18 Pebruari 2000 siang (pukul 11.00 -13.00 Wib).
Dari survei ini didapatkan 6 lokasi survei yang terbagi menjadi 3 jenis tata guna tanah yang
telah disesuaikan dengan Dinas Tata Kota Semarang. Keenam lokasi (lihat gambar 2)
tersebut adalah :
1) tata guna tanah sekolah, yaitu SMK Pembangunan;
2) tata guna tanah tempat ibadah, yaitu Masjid Baitturahman;
3) tata guna tanah pertokoan, restoran, dan hotel, yaitu Gajah Mada Plaza, Citraland mall,
Pasar Swalayan Super Ekonomi, dan Simpang Lima Plaza.
Metode yang digunakan untuk melakukan survei durasi parkir pada penelitian ini adalah :
1.) membagi daerah studi parkir (yang sebelumnya sudah diinventarisasikan), ke dalam
daerah patroli, sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan oleh satu orang pelaksana
survei dalam waktu 15 menit ;
2.) surveyor berjalan di daerah patroli tersebut dengan mencatat informasi mengenai
kendaraan yang diparkir biasanya berupa nomor pelat kendaraan pada setiap periode
waktu 15 menit seperti disebutkan di atas;
5

Simposium III FSTPT, ISBN no. 979 -96241-0-X

3.) survei ini dilaksanakan dengan pembagian periode waktu masing -masing selama 3 jam
yaitu hari Sabtu malam (19.00 - 22.00) dan hari Minggu pagi (05.00 - 08.00).
Sedangkan untuk hari-hari biasa (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu) relatif sepi, hanya
pada jam-jam makan siang (pukul 11.00 -13.00) parkir di badan jalan (on street) pada
kawasan tersebut cukup padat dan juga pada hari Jumat s iang (pukul 11.00-13.30 Wib)
terutama pada sekitar Masjid Baitturahman Semarang, karena pada jam -jam tersebut
banyak orang-orang yang beribadah di tempat tersebut. Selain itu juga akan melaksanakan
survei parkir di badan jalan ( on street) pada hari-hari tersebut dengan periode waktu sebagai
berikut :
1) hari Rabu siang (mewakili hari biasa) pukul 11.00 Wib sampai dengan pukul 13.00
Wib;
2) hari Jumat siang pukul 11.00 Wib sampai dengan pukul 13.00 Wib.
Survei ini adalah jenis survei yang paling umum digunakan, k adang-kadang disebut sebagai
’Survei Patroli Parkir’ atau ’Survei Pelat Nomor Kendaraan Parkir’. Metode survei inilah
yang digunakan penyusun dalam mendapatkan data lapangan.
3.1.3 Survei sekunder
Pelaksanaan survei sekunder ini antara lain berupa wawancara den gan para pengguna parkir
pada sekitar kawasan Simpang lima tersebut, dan beberapa instansi -instansi terkait,
misalnya UPD Perparkiran, Dinas Tata Kota, serta Kepolisian pada kawasan tersebut.
3.2 Lokasi dan skejul pelaksanaan survei
3.2.1 Batasan lokasi survei .
Rencana pelaksanaan survei ini meliputi kawasan Simpang Lima, tetapi hanya diutamakan
pada area-area yang banyak digunakan untuk parkir di badan jalan ( on street) pada kawasan
tersebut, terutama pada hari -hari tertentu (Sabtu malam dan Minggu pagi ). Batas-batas
lokasi survei dapat dilihat pada lampiran.
3.3.2 Skejul pelaksanaan survai
Survei ini direncanakan akan dilaksanakan pada :
1. Hari Sabtu malam 26 Pebruari 2000 mulai pukul 19.00 Wib sampai pukul 22.00 Wib.
2. Hari Minggu pagi 27 Pebruari 2 000 mulai pukul 05.00 Wib sampai pukul 08.00 Wib.
3. Hari Rabu siang 01 Maret 2000 mulai pukul 11.00 Wib sampai pukul 13.00 Wib.
4. Hari Jumat siang 03 Maret 2000 mulai pukul 11.00 Wib sampai pukul 13.00 Wib.
4.

ANALISA DATA

1.1 Umum
Analisa data yang diperoleh dari survei langsung di lokasi yang telah dilaksanakan sesuai
jadwal dan juga telah mendapat ijin survei dari Ditsospol dan Kepolisian Kota Semarang.
Dari survei tersebut diperoleh data survei berupa pencatatan jumlah plat nomor kendaraan
bermotor, baik roda dua maupun roda empat/lebih.
1.2 Grafik durasi parkir
Di bawah ini adalah grafik durasi parkir yang diperoleh setelah pembuatan tabel durasi
6

Simposium III FSTPT, ISBN no. 979 -96241-0-X

parkir berdasarkan hasil data survei di lapangan (dapat dilihat pada lampiran).

7

Simposium III FSTPT, Gedung Pascasarjana UGM, 15 November 2000

Gambar 1. Grafik durasi parkir di badan jalan pada kawasan Simpang Lima
Zona E

Zona F

Zona G

300
250

40

60

35

200

50

30

40

25

150

20

100

30

15

20

10

50

10

0

0
0

15

30

45

60

75

motor

60

40

50

30

40

20

30

10

20

0

10

30

45

60

motor

75

90

105 120 135 150 165 180

15

30

45

60

75

90

105 120 135 150 165 180

10
5
0
0

15

30
motor

45

60

75

90 105 120 135 150 165 180

mobil

15

30

45

60

75

motor

90

105

120 135

150 165

180

mobil

40
35
30
25
20
15
10
5
0

1
0

105 120 135 150 165 180

Zona D

15

2

0

mobil

20

3

90

mobil

2
0

0

5
4

75

8
6
4

25

6

60

14
12
10

Zona C

7

45
motor

Zona A

motor

Zona B

30

18
16

0

mobil

15

mobil

Zona I

50

15

0

mobil

Zona H

0

0

0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180

90 105 120 135 150 165 180

motor

5

0

15

30

motor

45

60
mobil

75

90 105 120 135 150 165 180

0

15
motor

30

45

60

75

90 105 120 135 150 165 180

mobil

Sumber : Hasil pengolahan data

5. PENUTUP
Dari hasil analisa dan pembahasan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1) pada daerah lokasi survei zona E, F, G, H, dan I merupakan daerah/lahan yang cukup
efektif digunakan para pengguna parkir di badan jalan baik kendaraan bermotor beroda
dua maupun beroda empat/lebih. Bila dilihat dari segi letaknya, memang zona -zona
tersebut berada pada sekitar gedung-gedung/pertokoan sehingga secara otomatis lebih
memancing para pengguna parkir untuk memarkirkan kendaraannya pada zona -zona
tersebut. Disamping lebih dekat dengan pertokoan itu sendiri, juga disebabkan faktor
keamanan yang sedikit lebih t erjamin dibanding bila diparkirkan pada seputar bundaran
Simpang Lima. Sedangkan bila dilihat dari segi perijinan perparkiran pada kawasan
Simpang Lima, hal itu tergolong melanggar peraturan Pemda setempat, apalagi bila
7

Simposium III FSTPT, Gedung Pascasarjana UGM, 15 November 2000

dalam jumlah yang cukup banyak a kan berpengaruh pada kelancaran lalu -lintas pada
kawasan itu;
2) Pada daerah lokasi survei zona A, B, C, dan D ternyata sebagian besar hanya digunakan
oleh kendaraan bermotor beroda dua. Bila dilihat dari segi letak (seputar bundaran
Simpang Lima), memang pad a zona-zona ini digunakan sebagai alternatif pilihan bagi
para pengguna parkir untuk memarkirkan kendaraannya, sebagai akibat dari sudah
penuhnya parkir di dalam maupun di sekitar gedung/pertokoan, disamping ada sebagian
dari mereka yang memang dengan seng aja ingin memarkirkan kendaraan mereka pada
seputar bundaran Simpang Lima tersebut dengan tujuan tertentu. Sedangkan bila dilihat
dari segi perijinan tentang peraturan perparkiran, khususnya pada seputar bundaran
tersebut, merupakan daerah larangan parkir . Hal ini diperjelas dengan adanya rambu rambu di seputar bundaran tersebut.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian dalam studi ini, dapat disampaikan beberapa saran
yaitu:
- perlunya kesadaran yang tinggi bagi para pengguna parkir di badan jalan khususnya p ada
sekitar kawasan Simpang Lima agar lalu lintas pada kawasan tersebut dapat tertib dan
lancar;
- perlunya bagi pihak-pihak terkait, untuk lebih meningkatkan kerja sama dalam usaha
menciptakan lalu-lintas yang baik dan teratur. Khusus bagi pihak penegak huk um perlu
meningkatkan kedisiplinan dan ketegasan terhadap para pengguna parkir yang melanggar
peraturan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Pemerintah Kota Semarang dalam hal ini Ditsospol Kota Semarang yang telah
memberikan ijin untuk pelaksanaan survei dalam studi ini.
2. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberi kesempatan untuk
melaksanakan studi ini, khususnya bagi dosen pembimbing.
3. UPD Perparkiran kodya Semarang, pihak kepolisian, dan segenap pihak yang telah
mendukung kelancaran pelaksanaan dan pembuatan laporan dalam studi ini.
DATAR PUSTAKA
CA O’Flaherty, (1997) Tranport Planning and Traffic Engineering, John Wiley & Sons, Inc,
New York
National Association on Australian State Authorithies (NAASRA ) (1988) Guides to
Traffic Engineering Practice , Part 11 Parking, Sydney
Setijowarno, D (1998), Panduan Kuliah Rekayasa Lalu lintas , Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Warpani, S., (1985), Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit ITB, Bandung.
Wells, G., (1979) Traffic Engineering : An Introduction, Charles Griffith, London
8

Simposium III FSTPT, Gedung Pascasarjana UGM, 15 November 2000

LAMPIRAN
Tabel 1. Durasi parkir
Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

265

47

20

-

5

9

40

19

-

71

-

-

Mobil

42

58

6

22

32

-

-

-

-

-

-

-

Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

50

14

10

19

31

-

15

-

-

-

-

-

Mobil

30

52

15

33

57

-

-

-

-

-

-

-

Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

40

10

15

16

43

3

5

-

1

15

4

7

Mobil

54

57

7

17

7

4

1

-

16

-

-

-

Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

14

13

11

8

3

11

11

4

9

-

3

9

Mobil

11

17

2

3

-

-

-

-

-

-

-

-

Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

15

12

2

2

4

8

7

5

4

4

3

2

Mobil

36

18

27

9

-

-

-

-

-

-

-

-

Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

-

-

13

-

46

-

-

15

-

20

30

24

Mobil

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

6

1

1

6

1

-

2

-

-

2

1

5

Mobil

-

-

-

-

1

-

2

-

-

-

-

-

Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

5

-

2

5

5

1

-

1

20

-

6

20

Mobil

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Waktu

15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Motor

8

1

2

7

-

11

-

5

36

-

6

18

Mobil

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Zona D

Zona E

Zona F

Zona G

Zona H

Zona I

Zona A

Zona B

Zona C

9

Simposium III FSTPT, Gedung Pascasarjana UGM, 15 November 2000

10

Simposium III FSTPT, Gedung Pascasarjana UGM, 15 November 2000

U
Citraland Mall
Zona I

300 m

300 m

300 m
Masjid
Baitturahman
Zona H

150 m

300 m

150 m

Simpang Lima
Plaza
Zona E

Zona D
100 m

75 m

300 m
250 m

Lapangan
Simpang Lima
Semarang

300 m
250 m

300 m

300 m

150 m

Gajah Mada Plaza
Zona G

100 m

Zona B

200 m

30 m

30 m
200 m

10

SMK
Pembangunan

200 m

Gambar 2. Denah dan batas-batas lokasi survai

Bekas Bioskop
Gajah Mada
Zona F

Super Ekonomi
Zona F

Keterangan :
: batas-batas lokasi
survai parkir di
badan jalan.