KERJA ILMIAH DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

  I. KERJA ILMIAH Kerja ilmiah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dan melalui langkah- langkah metode ilmiah

  A. Struktur Metode Ilmiah Metode ilmiah merupakan suatu langkah bagi seseorang untuk mengkaji gejala-gejala alam yang ada di bumi ini, termasuk biologi. Metode ilmiah dapat dijadikan sebagai alat untuk menemukan sains (termasuk biologi). Manusia dapat menjelaskan secara ilmiah gejala-gejala atau fenomena yang terjadi di dalam biologi secara sistematis dan jelas.

  Sifat dari sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dikaji dengan menggunakan metode ilmiah adalah sebagai berikut: a. Logis/masuk akal, yaitu sesuai dengan logika/aturan berfikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.

  b. Obyektif, yaitu ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka/pertimbangan nilai pribadi.

  c. Sistematis, yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal

  d. Andal, yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan.

  e. Dirancang, yaitu ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya

  f. Akumulatif, yaitu ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teoritis, hukum, dll. yang berkumpul sedikit demi sedikit.

  Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini tidak harus selalu berurutan, langkah demi langkah, seperti yang tercantum berikut ini. yang penting ialah pemecahan masalah untuk mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) hanya berdasarkan atas data dan diuji dengan data, bukan oleh keinginan, prasangka, kepercayaan, atau pertimbangan lain. ada 3 (tiga), yaitu :

  1. Menentukan dan memberikan batasan kepada masalah

  2. Menentukan hipotesis atau rumusan pemecahan masalah yang bersifat sementara

  3. Menguji dan mengadakan verifikasi kesimpulan.

  Adapun langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut :

  a. Pemilihan masalah (mengidentifikasi masalah) dan studi pendahuluan Permasalahan dapat ditmukan melalui studi pustaka berbagai referensi dan melalui pengamatan (observasi) b. Perumusan Masalah

  Merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan dan alternatif cara untuk memecahkan maslaah tersebut.

  c. Penyusunan kerangka berpikir atau landasan teori atau pengumpulan informasi Merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan d. Penarikan Hipotesis

  Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oranglain. Ada 2 macam hipotesis dalam eksperimen yaitu:

   Hipotesis nol (H0) : tidak ada pengnaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat  Hipotesis alternatif (H1) : ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat

  e. Pengujian Hipotesis (eksperimen) Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlibatkan apakah fakta- fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta yang telescope atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimen. Dua macam kelompok percobaan dalam biologi, yaitu kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan), kelompok perlakuan (kelompok yang diberi perlakuan). Kelompok perlakuan dapat diberi satu atau lebih variabel. Variabel adalah faktor- faktor yang berpngaruh dalam suatu eksprimen dan memiliki nilai yang dapat diubah- ubah.

  Macam- macam variabel adalah  Variabel bebas: variabel yang disengaja dibuat tidak sama dalam suatu eksperimen  Variabel kontrol: variabel yang dibuat sama dalam suatu eksperimen  Variabel terikat: variabel yang terjadi karena perlakuan variabel bebas  Variabel penganggu; variabel yang tidak diharapkan tetapi dapat menganggu hasil percobaan

  f. Analisis data Data yang diperoleh dapat berupa:

   Data kualitatif: diperoleh dari pengamatan panca indera. Contoh; warna air danau keabu-abuan  Data kuantitatif: diperoleh dari pengamatan yang menggunakan alat bantu seperti termometer, timbangan dan mistar

  g. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.

  h. Publikasi Bertujuan untuk menginformasikan hasil penelitian kepada masyarakat atau peneliti yang lain melalui jurnal penelitian, seminar atau lewat internet. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini:

  1. Mampu Membedakan Fakta dan Opini

  2. Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi

  3. Mengembangkan Keingintahuan

  4. Kepedulian terhadap Lingkungan

  5. Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis

  6. Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab terhadap Usulannya

  7. Bekerja sama

  8. Jujur terhadap fakta, disiplin dan tekun

  C. Laporan ilmiah Laporan ilmiah harus memiliki unsur- unsur berikut ini:

  a. Judul laporan

  b. Prakata

  c. Daftar isi

  d. Pendahuluan, berisi  Latar belakang penelitian  Perumusan masalah  Hipotesis  Tujuan penelitian

  e. Tinjauan pustaka, berisi teori, konsep, fakta dan penelitian sebelumnyayang berkaitan dengan topik penelitian f. Bahan dan metode kerja, berisi waktu dan tempat melaksanakan penelitian serta cara pengambilan data g. Hasil dan pembahasan

  h. Kesimpulan i. Daftar pustaka j. Lampiran A. Tata tertib penggunaan laboratorium

  1. Memakai baju khusus praktikum (baju lab) saat berada di laboratorium

  2. Meja kerja hanya boleh untuk meletakkan alat tulis, buku, bahan dan alat praktikum

  3. Tidak mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di laboratorium

  4. Tidak makan minum dan merokok dalam laboratorium

  5. Pengambilan zat tidak boleh berlebihan

  6. Bersihkan alat, meja dan ruangan setelah selesai praktikum

  7. Memisahkan sampah padat dan sampah cair. Sampah padat dibuang ditempat sampah, sampah cair dibuang di bak saluran pembuangan.

  8. Sisa pengambilan zat sebaiknya dibuang, jangan dimasukkan kembali ke botol asal untuk menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros

  9. Sebelum meninggalkan ruangan, periksa dengan teliti kembali keadaan di dalam laboratorium B. Keselamatan kerja di laboratorium

  1. Sebaiknya minum segelas susu sebelum praktikum untuk menetralkan tubuh dari pengaruh kontaminasi zat- zat kimia

  2. Kenakan penutup hidung dan mulut, kacamata dan sarung tangan saat mengambil zat- zat kimia yang mudah menguap dan berbahaya

  3. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang berputar.

  4. Hati- hati saat membawa dan menggunakan alat- alat praktikum yang terbuat dari kaca

  5. Gunakan alat bantu seperti pipa kaca, pipet tetes, sndok plastik atau pinset untuk mengambil zat- zat atau bahan

  6. Bila ada bagian tubuh yang terkena zat kimia, sgera basuh dengan air

  7. Gunakan obat- obatan P3K bila ada yang terluka

  9. Jangan mencium zat kimia secara langsung, cara membaui zat adalah mengibas- ngibaskan tangan kemulut tabung

  10.Jika hendak memanaskan tabung reaksi arahkan mulut tabung reaksi tersebut menjauh dari wajaw. Panaskan tabung reaksi tersebut dengan cara digerak- gerakkan sehingga pemanasan tidak pada satu sisi.

  11.Bila terjadi kebakaran segera padam kan dengan alat pemadam kebakaran atau tutup dengan lab tebal yang sudah dibasahi air

  12.Cucilah tangan dngan sabun setelah praktikum

  13.Jika hendak mencampur larutan dengan zat tambahan yang dapat menimbulkan reaksi, lakukanlah dengan pipet setetes demi setetes melalui bagian pinggir tabung reaksi.

  C. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di laboratorium

  1. Luka Luka lecet

  Bersihkan luka dengan air dingin atau hangat, mengalir dan bukan dicelupkan. Antiseptik sebaiknya ditambahkan untuk membantu membersihkan luka. Diberi betadin, dan ditutup dengan kasa steril kemudian diplester atau dibalut. Luka iris

  Luka akibat benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Bersihkan dengan air matang bersih, diberi obat merah atau antiseptik, dirapatkan dan dibalut, atau ditutup dengan plester atau kain kasa yang bersih. Luka tusuk

  Luka yang disebabkan oleh benda berujung runcing seperti paku, jarum atau tertikam. Luka dibersihkan, ditutup, dan korban dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat suntikan anti tetanus. Luka memar

  Luka tertutup dimana kerusakan jaringan dibawah kulit disertai perdarahan yang dari luar tampak kebiruan. Penanganannya dengan luka. Luka bakar

  Akibat zat kimia asam  Hapus zat asam dengan kapas atau kain halus, cuci dengan air mengalir sbanyak- sebanyaknya, selanjutnya cuci dengan larutan Na2CO3 1%. Cuci lagi luka dengan air, keringkan, olesi dengan salep lavertan (salep minyak ikan) dan balut dengan kain perban. Akibat zat kimia basa

   Cuci dengan air sebanyak- banyaknya. Bilas dengan asam asetat 1%. Cuci kembali dengan air. Keringkan, olesi dengan salep boor. Balut dengan kain perban. Karena panas  Bila kulit hanya memerah, olesi dengan salep lavertan. Bila sampai terassa nyeri kompres dengan air secepatnya dan bawa ke dokter. Bila luka terlalu besar jangan diberi obat apapun, tutup luka dengan kain perban dan bawa segera ke dokter.

  2. Keracunan melalui mulut  Bila zat hanya sampai dimulut segera kumur- kumur sebanyak- banyaknya  Bila zat tertelan segera muntahkan. Jika tidak bisa muntah pancing dengan minum segelas air yang dicampurkan 2 sendok teh garam dapur atau pancing dengan jari yang dimasukkan ke pangkal tenggorokan hingga dapat muntah  Jika korban pingsan, hindari pemberian sesuatu melalui mulut, segera bawa ke dokter

  3. Keracunan zat melalui hidung Bawa si penderita ke tempat yang udaranya segar. Bila korban tidak bernafas, berikan nafas buatan.

  4. Mata terkena percikan zat kimia Segera basuh dengan air sebanyak- banyaknya.

NO SIMBOL MAKNA CONTOH CARA PENANGGANAN

  1. Mudah Alkohol, Sediakan lab basah jika  terbakar minyak terjadi kebakaran oelh tanah, minyak tanah atau alkohol natrium

  Gunakan tabung  pemadam kebakaran untuk memadamkan api

  2. Iritasi/ Uap bromin, Pada saat menggunakan bahan brbahaya, amonia, ini tutuplah hidung dan mulut berbau asam sulfat, dengan kain kasa dan lakukan tajam dan kloroform di dalam lemari. menyengat Muntahkan jika tercium bahan ini.

  3. Mudah Campuran Bahan- bahan yang mudah meledak hidrogen dan meledak apabila terkena oksigen gesekan, benturan, panas atau kontak dengan api

  4. korosif Asam dan Bahan- bahan yang dapat basa kuat merusak jaringan hidup jika bersentuhan

  5. Beracun/ Merkuri, Suatu zat yang dapat toksik sianida, gas menimbulkan kecelakaan, klorin, penderitaan ataupun kematian karbon apabila tertelan, terhirup atau tertraklorida teresap melalui kulit.

  Jika terhirup atau tertelan, segera muntahkan. Konsumsi susu setelah eksprimen dengan bahan- bahan bertanda ini. 6. radioaktif Uranium, Bahan yang dapat plutonium memancarkan sinar- sinar radioaktif atau radiasi dapat mengakibatkan efek racun dalam waktu singkat atau lama.