KEDUDUKAN DAN HAK WARIS BAGI PEREMPUAN DALAM BUDAYA HUKUM CONFUCIUS

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

KEDUDUKAN DAN HAK WARIS
BAGI PEREMPUAN DALAM BUDAYA HUKUM CONFUCIUS
Oleh:
FOKKY FUAD, RATRIE
Dosen Fakultas Hukum – UIEU
Mahasiswa Fakultas Hukum – UIEU
fokky.fuad@indonusa.ac.id

ABSTRAK
masyarakat Cina yang masih menganut ajaran Confucius dalam hukum menyebabkan seorang
perempuan tidak mendapat tempat yang wajar didalam keluarganya. masyarakat Cina Benteng
Kampung Sewan masih menunjukan sifat asli dalam menjalankan tradisi dan budaya Confucius,
seperti sembahyang Ce It dan Cap Go. Ce It dilaksanakan pada tanggal 1 Kalender Cina sedangkan
Cap Go dilaksanakan pada tanggal 15 kalender Cina. Tujuan dari penulisan ini dilakukan adalah
Pertama untuk mengetahui bagaimanakah kedudukan dan hak waris bagi perempuan dalam budaya
hukum Confucius. Kedua untuk mengetahui bagaimanakah pandangan masyarakat Confucius Cina
Benteng Kampung Sewan Lebak Tangerang terhadap hukum negara di Indonesia yang telah
mempersamakan hak antara laki-laki dan perempuan disegala bidang. Metode yang digunakan oleh
penulis adalah Metode Penelitian Antropologi Hukum. Sumber data didasarkan atas jenis data yang

ditentukan pada penelitian ini yang terdiri dari dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.
Dalam masyarakat Confucius sekarang ini sudah mempersamakan kedudukan laki-laki dengan
perempuan termasuk dalam pembagian harta waris, yaitu dengan sistem pembagian waris 1:1.
Masyarakat Confucius bila dihadapkan dengan konflik, mereka sedapat mungkin menyelesaikan secara
kekeluargaan dan tidak dengan menggunakan jalur hukum. Hal ini dikarenakan tradisi mereka
terdahulu, bagi mereka berurusan dengan hukum adalah hal yang tabu dan hukum itu hanya untuk
mereka yang jahat.
Kata Kunci: Hak Waris, Perempuan, Confucius

dikawasan Indonesia, terutama dipesisir timur

Pendahuluan
Indonesia ini memiliki banyak suku dan

Sumatra dan di kalimantan Barat. Bangsa Chin yang

etnis, salah satunya adalah etnis Tionghoa, atau

merantau dari Cina ini di Indonesia lalu di sebut


lebih terkenal dengan sebutan Cina. Istilah cina

dengan Cina Perantauan. Lalu orang-orang cina

berasal dari nama dinasti Chin (abad ketiga sebelum

perantauan itu membentuk perkampungan yang

masehi) yang berkuasa di Cina selama lebih dari

disebut dengan “Kampung Cina.” Di kota-kota

dua ribu tahun sampai pada tahun 1913. Sebutan

dimana terdapat banyak orang Cina bertempat

Ch’in itu menyebar luas di dataran Tiongkok oleh

tinggal disebut dengan Pecinan. Pecinan pada


bangsa asing, rakyat kekaisaran Ch’in disebut orang

dasarnya terbentuk karena dua faktor yaitu faktor

Ch’in. begitu besar pengaruh dari sebutan ini,

politik dan faktor sosial:

sehingga lambat laun menjadi kata “Cina”. (Nyoto,

1. Faktor politik berupa peraturan pemerintah lokal
yang

2002)

mengharuskan

masyarakat

Tionghoa


Orang-orang bangsa Chin ini merantau

dikonsenterasikan di wilayah-wilayah tertentu

keseluruh dunia. Kira-kira pada abad ketujuh orang-

supaya lebih mudah diatur (Wijkenstelsel). Ini

orang ini mulai masuk ke Indonesia. Pada abad

lumrah di jumpai di Indonesia di zaman Hindia

kesebelas, ratusan ribu bangsa mulai berdiam

Belanda karena pemerintah kolonial melakukan

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

116


Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

segregasi berdasarkan latar belakang. Di waktu-

Kampung Sewan masih menunjukan sifat asli dalam

waktu tertentu, malah diperlukan izin masuk

menjalankan tradisi dan budaya Confucius, seperti

atau keluar dari pecinan (Passenstelsel) semisal

sembahyang Ce It dan Cap Go. Ce It dilaksanakan

di pecinan Batavia.

pada tanggal 1 Kalender Cina sedangkan Cap Go

2. Faktor sosial berupa keinginan sendiri masya-


dilaksanakan pada tanggal 15 kalender Cina. Sem-

rakat Tionghoa untuk hidup berkelompok

bahyang itu merupakan sembahyang pada leluhur,

karena adanya perasaan aman dan dapat saling

yang dilakukan sebagai ungkapan rasa bakti kepada

Bantu membantu. Ini sering dikaitkan dengan

orangtua yang sudah meninggal. Sembahyang itu

sifat ekslusif orang Tionghoa, namun sebe-

biasanya disertai dengan memberikan persembahan

narnya sifat eksklusif ada pada etnis dan bangsa


berupa makanan atau buah-buahan yang ditujukan

apapun, semisal adanya kampung India di

pada leluhur. Dengan adanya tradisi yang masih

Medan, Indonesia; kampung Arab di Fujian,

kental itu menjadi alasan utama daerah tersebut

Tiongkok

diangkat menjadi topik utama dalam karya ilmiah

atau

permukiman

Yahudi


di

Shanghai, Tiongkok.

ini.

Etnis Tionghoa yang merupakan kelompok
minoritas, yaitu tidak sampai 3,5% dari seluruh

Permasalahan

penduduk Indonesia. Perkiraan kasar yang diper-

Adapun Pokok Permasalahan yang diangkat

caya sampai tahun 2006 adalah 4%-5%. Namun

oleh penulis yaitu:


dalam Sensus Penduduk tahun 2000, hanya 1%

1) Bagaimanakah kedudukan dan hak waris bagi

yang mengaku mempunyai asal suku Tionghoa.

perempuan dalam budaya hukum Confucius?

Etnis Tionghoa yang masih menganut

2) Bagaimanakah pandangan masyarakat Confu-

ajaran Confusius sangatlah menarik untuk dipela-

cius di Cina Benteng kampung Sewan Lebak

jari. Salah satunya adalah mengenai bahasan yang

Tangerang terhadap hukum negara di Indonesia


diangkat oleh penulis yaitu hukum waris masya-

yang telah mempersamakan hak antara laki-laki

rakat Confucius. Hal ini dikarenakan bahwa dalam

dengan perempuan di segala bidang?

masyarakat Cina yang masih menganut ajaran
Confucius dalam hukum menyebabkan seorang

Tujuan Penulisan

perempuan tidak mendapat tempat yang wajar

Tujuan dari penulisan ini dilakukan adalah

didalam keluarganya, lalu bagaimana dengan

untuk:


perempuan-perempuan masa sekarang ini yang

1) Untuk mengetahui bagaimanakah kedudukan

pemikirannya

lebih jauh kedepan, sedangkan

mereka harus tetap mematuhi adat mereka.

dan hak waris bagi perempuan dalam budaya
hukum Confucius.

Pada Penelitian ini penulis memfokuskan

2) Untuk mengetahui bagaimanakah pandangan

pada masyarakat Cina Benteng Kampung Sewan,

masyarakat Confucius Cina Benteng Kampung

Tangerang. Alasan penulis mengangkat masyarakat

Sewan Lebak Tangerang terhadap hukum

di daerah tersebut, karena masyarakat Cina Benteng

negara di Indonesia yang telah mempersamakan

117

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

hak antara laki-laki dan perempuan disegala

oleh masyarakat Confusius itu sendiri, karena

bidang.

masyarakat Confucius sangat menghindari penyelesaian perkara ke Pengadilan, mereka lebih suka
berkompromi secara kekeluargaan. Karena menurut

Tinjauan Teori
Dalam penelitian ini penulis menggunakan

ajaran Confucius, Pengadilan merupakan tempat

teori tentang peranan budaya hukum dalam suatu

orang-orang yang jahat dan orang-orang yang

sistem hukum yang di kemukakan oleh Lawrence

melanggar hukum. Mereka menganggap hukum

M.Friedman. Menurut Lawrence, sistem hukum itu

merupakan alat pemerintah untuk melakukan kese-

mencakup, Structure yang merupakan suatu institusi

wenang-wenangan.

dengan berbagai fungsi dalam rangka menjalankan
sistem hukum tersebut. Salah satu institusinya

Metode Penelitian

adalah Pengadilan. Kemudian, Substance yang

1. Metode Penelitian

merupakan hasil dari Structure yaitu berupa pera-

Metode yang digunakan oleh penulis adalah

turan-peraturan, norma-norma, keputusan-keputu-

Penelitian Antropologi Hukum. Antropologi Hukum

san, dan lain-lain. Akan tetapi menurut Lawrence

adalah Ilmu yang mempelajari tentang manusia

unsur sistem hukum bukan hanya dua komponen

dalam kaitannya dengan kaedah-kaedah sosial yang

yang disebut diatas, namun perlu adanya unsur yang

bersifat hukum. (Hilman, 1980)

ketiga, yaitu Legal Culture (budaya hukum).

2. Sumber Data
Sumber data didasarkan atas jenis data yang

(Natasya, 2003).
Budaya hukum inilah yang sangat berperan

ditentukan pada penelitian ini yang terdiri dari dua

masyarakat.

sumber data, yaitu pertama sumber data sekunder

Budaya hukum dalam setiap kelompok masyarakat

yaitu yang bersumber dari literatur yang ada dan

sangatlah berbeda-beda, karena budaya hukum

kedua adalah sumber data primer (pokok) yang

merupakan

dari

didapatkan dari penelitian dilapangan, dalam hal ini

masing-masing kelompok masyarakat yang dipe-

penulis melakukan observasi di Wilayah Tangerang

ngaruhi oleh Lingkungan, Agama, Status Sosial,

tepatnya di Kampung Sewan Lebak.

Kebangsaan dan lain-lain. Jika dikaitkan dengan

3. Teknik pengumpulan data

penting

dalam

setiap

ide-ide,

kehidupan

pemikiran-pemikiran

masyarakat Confucius teori ini sangat tepat karena

Teknik pengumpulan data yang digunakan

menurut teori ini budaya hukum menentukan

dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan

bekerjanya sistem hukum, seperti Structure dan

interview secara mendalam terhadap objek yang

Substance. Jadi dapat dikatakan bahwa Legal

diteliti dalam hal ini adalah masyarakat Confucius

Culture merupakan Tolak ukur apakah Structure

Cina Benteng Kampung Sewan Lebak. Selain itu

dan Substance dapat berlaku secara baik dalam

penulis juga melakukan observasi yaitu terhadap

kehidupan massyarakat. Bagi masyarakat Confucius

kehidupan masyarakat Tionghoa Confucius. Tujuan

pondasi kehidupan mereka bukanlah hukum melain-

dilakukan observasi ini adalah untuk memahami dan

kan norma-norma etika yang diatur dan dipatuhi

mengetahui secara mendalam bagaimana proses

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

118

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

waris masyarakat Tionghoa, serta mengetahui

menjadi Confucius. Ketika Khonghucu berusia

bagaimana pola penyelesaian sengketa yang diupa-

empat tahun, ia bermain dengan teman sebayanya,

yakan oleh para pihak yang bersengketa didalam

dalam bermain ia senang memimpin teman-teman-

masyarakat Tionghoa, karena masyarakat Confucius

nya dalam menirukan orang-orang dewasa melaku-

cenderung menghindari pengadilan dalam menye-

kan upacara sembahyang.

lesaikan sengketa yang mereka hadapi.

Pada ibunya, ia pernah meminta alat-alat
sembahyang tiruan yang di sebut Coo dan Too

Pembahasan

kemudian alat-alat tersebut ia letakan di atas meja,

Sejarah Confusius

kemudian ia memimpin teman-temannya untuk sem-

Confucius (Khonghucu) dilahirkan pada

bahyang. Coo adalah sejenis kotak untuk menem-

tanggal 27 bulan 8 penanggalan Yin Li tahun 551

patkan manisan dan Too adalah sejenis mangkok,

SM dan wafat pada tanggal 11 bulan 4 penanggalan

kedua alat itu selalu digunakan orang Cina dalam

Yin Li tahun 479 SM. Selepas Confucius wafat,

melakukan sembahyang. Hal ini dapat menggam-

peninggalannya dikebumikan di kubur Chu Fu

barkan bahwa sejak kecil Khonghucu sudah bisa

(sekarang adalah Shandong), kini kubur itu meru-

menghargai dan menghormati para leluhurnya.

pakan satu taman yang cantik dan dinamakan

Pada usia 19 tahun, Khonghucu menikah

Taman Kong. Akan tetapi walaupun Confucius

dengan seorang gadis dari keluarga Kian-Kwan dari

telah wafat, ajaran dan falsafah beliau masih

negeri Song, dari pernikahannya ia mendapatkan

diamalkan sehingga terbina tolong menolong di

seorang anak laki-laki yang diberi nama Li atau Pik-

seluruh Cina. Kitab yang disusun oleh pengikut-

Gi. Li berarti “ikan gurame”, sedangkan Pik-Gi

pengikutnya ialah Lun yu (Inggris: Analects),

adalah putra pertama yang bernama ikan. Confucius

dimana ia merupakan kitab yang paling tepat

juga mendapatkan dua anak perempuan dari buah

mengisahkan kehidupan Confucius serta ajarannya.

pernikahannya.

Confucius dibesarkan dikota Tsou, Negara

Khonghucu adalah seorang guru yang

bagian Lu di propinsi Shandong di utara Cina.

bijaksana. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang

Leluhurnya adalah K‟ung Fang Shu (yang meru-

banyak, ia tidak hanya dapat mengajarkan kepada

pakan generasi kesembilan dari raja negeri Sung

murid-muridnya tentang arti kehidupan, namun ia

dan generasi keempat sebelum Khonghucu). Fung

juga dapat mengubah pola pikir masyarakat Cina

Shu adalah ayah Pohsia, Pohsia adalah ayah Siok-

yang masih tradisional pada pola pikir yang sedikit

liang Hut, Hut adalah ayah Khonghucu dan Hut

lebih maju. Khonghucu tidak hanya dikenal sebagai

mempunyai istri dan juga ibu dari Khonghucu yang

guru yang bijaksana, namun juga dapat dikatakan

bernama Tien-cai yang berasal dari keluarga Yen.

sebagai pemimpin yang bijaksana. Bagi Khonghucu

Nama aslinya adalah K‟ung Ch‟iu dan orang-orang

keberhasilan

Cina menyebutnya K‟ung fu-tzu. Di Eropa, para

ditentukan oleh kekuasaan, tetapi yang lebih penting

misionaris modern Mashab Jesuit pada abad ke

adalah etika yang mulia. Etika yang mulia itu hanya

XVII nama K‟ung fu-tzu dialihkan kebentuk latin

didapat

119

seorang

pemimpin

tidak

hanya

melalui proses belajar. Oleh karena itu,

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

dalam hidupnya Khonghucu selalu berpindah

kebudayaan Cina baik kehidupan berumah tangga,

tempat dari suatu negeri lainnya demi mengajarkan

sosial maupun politik.

pengetahuan pada murid-muridnya. Akan tetapi

Pada tradisi masyarakat Khonghucu terda-

pada masa itu tidak semua dapat menerima ajaran

hulu, kedudukan perempuan adalah suatu posisi

Khonghucu.

yang kurang menguntungkan, dimana pada tradisi
Khonghucu dulu perempuan tidaklah mempunyai
posisi yang berarti dibandingkan dengan laki-laki.

Ajaran Confusius
Konfusianisme merupakan ajaran yang

Perempuan tidak memiliki hak untuk mengatur

diajarkan oleh Confucius, dimana ia mulai menga-

hidupnya sendiri, segala aspek kehidupannya selalu

jarkan tentang filsafat hidupnya ketika Cina

harus ada peran laki-laki yang mengaturnya.

terpecah-pecah menjadi negara-negara kecil yang

Perempuan dahulu dalam masyarakat Khonghucu

saling berperang. Secara garis besar Confucius

haruslah tunduk pada laki-laki, yaitu ketika belum

membagi proses ajarannya melalui 4 tahapan, yaitu:

menikah harus tunduk kepada bapaknya, ketika

1. Mengarahkan pikiran kepada cara

sudah menikah harus tunduk kepada suaminya dan

2. Mendasarkan diri pada kebajikan

ketika menjadi janda pun harus tunduk pada anak

3. Mengandalkan

kebajikan

untuk

mendapat

laki lakinya sesuai dengan ajaran tiga kepatuhan.
Menurut kosmologi Konfusian, surga, bumi

dukungan

dan manusia mempunyai hubungan yang sangat erat

4. Mencari rekreasi dalam seni
Dalam ajarannya, Confucius juga menyu-

dan manusia belajar dari surga dan bumi itu. Dalam

sun tujuh prinsip belajar, mendidik diri sendiri dan

tata kosmik ada elemen Yang dan Yin. Yang

hubungan sosial, yaitu:

maskulin dan Yin feminim, Dari bentuk kosmik ini

1. menyelidiki hakekat segala sesuatu,

dapat disimpulkan bahwa posisi wanita dalam tata

2. bersikap jujur,

hidup manusia harus berada dibawah dan rendah

3. mengubah pikiran kita,

seperti bumi. Keutamaan seorang wanita adalah

4. membina diri sendiri,

mengalah dan lemah, pasif dan diam, seperti halnya

5. mengatur keluarga sendiri,

bumi. Hal itu bertentangan dengan laki-laki yang

6. mengelola Negara, dan

harus aktif dan kuat, penuh inisiatif seperti halnya

7. membawa perdamaian dunia.

surga.

Confucius juga membuat suatu daftar prio-

Namun dengan berkembangnya zaman, ada

ritas dalam menjalani kehidupan bermasyarakat,

beberapa tradisi Khonghucu yang sudah beradaptasi

yaitu: kelakuan adalah syarat utama, berbicara

dengan zaman sekarang ini, contohnya adalah

adalah prioritas kedua, memahami soal-soal peme-

masalah

rintahan adalah prioritas ketiga dan kesusastraan

Khonghucu terdahulu seorang perempuan tidak

adalah prioritas ke empat. Ajaran-ajaran Confucius

memiliki hak atas harta warisan yang ditinggalkan

telah mempengaruhi kehidupan sebagian besar

oleh orangtuanya. Namun sekarang ini sudah jauh

pembagian

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

waris.

Dalam

tradisi

120

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

berbeda

sekali

pandangan

mereka

mengenai

perempuan. (Natasya, 2003).

Orang Tionghoa peranakan berpendidikan
Barat yang membenci kebijakan-kebijakan Belanda

Dahulu perempuan Cina selalu dalam posisi

memprakarsai suatu pergerakan pembaharuan untuk

yang tidak menguntungkan, sedikit kegembiraan

memperbaiki kondisi budaya dan nasionalnya. Di

pada waktu melahirkan, sasaran foot-binding,

Tiongkok pun muncul gerakan kebangkitan Konfu-

kesempatan lebih sedikit dibandingkan dengan laki-

sianisme atau The Confucian Revival Movement

laki dalam pendidikan.

pada tahun 1895 yang dipelopori oleh K‟ang Yuke

Wei dan „Liang Ch‟i-ch‟ao. Tujuan dari pergerakan

Indonesia itu bersamaan dengan migrasi orang-

ini adalah untuk mengeluarkan semua orang asing

orang Tionghoa. Penyebaran agama tersebut meluas

dari Tiongkok, memusnahkan semua orang yang

ke Semenanjung Malaka dan kepulauan Nusantara,

masuk

seperti di Kota-kota pantai Banten, Sriwijaya,

Tiongkok pada kondisi semula, sebelum orang asing

Cirebon, Demak, Tuban, Makasar, Ternate dan

menyebabkan kehancuran ekonomi di Tiongkok.

Kalimantan Barat. Sejak saat itu Konfusianisme

Pada tahun 1898 K‟ang mengusulkan kepada

membentuk

lain

Pengadilan Kekaisaran Tiongkok untuk menye-

“Rumah Abu” untuk menghormati arwah leluhur-

barkan ajaran Confusius sampai kepada orang-orang

nya dan kelenteng sebagai tempat peribadatan

Tionghoa di perantauan. (Joice, 2003)

Masuknya

ajaran

lembaga

Konfusianisme

keagamaan,

antara

agama

Kristen,

dan

mengembalikan

umum, seperti Kelenteng Thian Ho Kiong di
Makasar (1688), Kelenteng Bang Hiong Kiong di

Ajaran Confusius di Indonesia sejak Penja-

Manado (1819), Rumah Abu Kong Tik Su di

jahan Belanda hingga Era Reformasi

Manado (1839) dan Kelenteng Tjhiang Soe di

Pada tahun 1898 K‟ang secara formal

Surabaya (1883) yang sekarang dikenal dengan

menyarankan agar konfusianisme ditetapkan sebagai

nama Boen Bio. (Joice Gracia, 2003).

„agama negara‟ dan didirikan „gereja konfusiani‟

Selain tempat-tempat pemujaan, sejak tahun

atau „confucian church‟ (chiaohui). Kebaktian

1729 telah dibentuk taman pendidikan dan pener-

mingguan akan diadakan di chiaohui dan Tiongkok

bitan, serta penerjemahan kitab suci. Pada tahun

harus mengadopsi kalender dengan tahun perta-

1729 dibentuk pula taman pendidikan agama

manya adalah 551 SM, tahun dimana diperkirakan

(semacam pesantren) yang bernama Bing Sing Su

Confucius lahir. Namun usul tersebut tidak diterima

Wan (taman pendidikan menggemilangkan iman)

oleh kaisar Kuang-hsu dan K‟ang pun diasingkan

dan pada tahun 1886 diterbitkan Kitab Hikayat

dan

Khonghucu oleh Lie Kim Hok. Namun keadaan itu

hancur.

gerakan

pembaharuan

yang

dipimpinnya

telah berubah menjelang akhir abad ke-19 dengan

Akan tetapi walaupun di Tiongkok K‟ang

timbulnya kebijakan-kebijakan anti-Cina dari Peme-

gagal, K‟ang tetap meneruskan pergerakannya ke

rintah Kolonial Belanda, mereka dibatasi geraknya

Singapura. Di Singapura K‟ang memulai pergera-

dan sumber penghasilannya.

kannya dengan pembangunan tempat-tempat ibadah
Konfuasiani dan sekolah-sekolah. Pergerakan K‟ang

121

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

di

Singapura

Nusantara.

membawa

Para

dampak

orang-orang

sampai

Tionghoa

ke
yang

dan membebaskan diri dari takhayul dan hal-hal
yang tidak berarti.

berpendidikan Barat mulai menyerap pembaharuan-

Sejarah terakhir THHK di Jawa menunjukan

pembaharuan yang dibuat oleh K‟ang. Bagi orang-

THHK

orang Tionghoa yang ada di Nusantara merupakan

Khonghucu, sebab pada tahun-tahun berikutnya

sarana untuk menghapus dan mengubah nilai-nilai

THHK telah menjadi lebih sekuler dan dipengaruhi

tradisi yang dilakukan orang Tionghoa di Hindia

oleh golongan nasionalis Tionghoa perantauan.

Belanda.

THHK yang pada awalnya dibentuk untuk mem-

telah

mengaburkan

keaslian

ajaran

Pada tanggal 17 Maret 1900 di bentuklah

promosikan Khonghucu pada akhirnya menang-

lembaga yang disebut Tiong Hoa Hwee Koan

galkan Konfuasianisme dari anggaran dasar dan

(Zhonghua Huiguan) atau di singkat dengan THHK,

menggantikan dengan nasionalisme Tionghoa.

yang bertujuan untuk memperkenalkan pemba-

Sejarahwan

Barat

menyebutkan

bahwa

haruan kebudayaan dan kemasyarakatan di kalangan

kebangkitan Konfusianisme di Jawa lebih meru-

orang Tionghoa peranakan yang didasarkan pada

pakan selubung politik nasionalis Tionghoa daripada

Konfusianisme, karena Orang-orang Tionghoa yang

serangkaian kepercayaan religius

ada di Hindia Belanda sudah dianggap menyimpang

sungguh diyakini orang-orang Tionghoa. Hal ini

dari ajaran mereka, banyak diantara mereka percaya

terutama dipengaruhi oleh kebangkitan kesadaran

pada takhayul, mitologi dan sinkretisme. Mereka

nasional orang-orang Tionghoa di Tiongkok dan

lebih percaya pada Dewa-dewa di Kelenteng

Asia Tenggara, serta situasi politik untuk menggu-

daripada Khonghucu, akan tetapi walaupun kea-

lingkan pemerintahan dinasti Ch‟ing dan berdirinya

daannya seperti ini THHK terus menyebarkan

Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1911.

yang sungguh-

ajaran Khonghucu seperti dengan menerbitkan buku

THHK yang semula dimaksudkan untuk

yang membahas tentang Khonghucu. Buku yang

menyebarkan ajaran Khonghucu, ternyata lebih

diterbitkan pertama kali adalah pada tahun 1897 di

memusatkan

Jakarta yang dikarang oleh Lie Kim Hok yang

pendidikan yang didirikannya. Banyak orang yang

merupakan seorang pendiri THHK.

ingin melanjutkan pengenalkan Khonghucu mendi-

Pertumbuhan pengikut Confusius tidak

perhatiannya

terhadap

himpunan

rikan suatu organisasi lain yaitu Khong Kauw Hwee

terlalu pesat, tetapi mereka membentuk suatu jari-

(masyarakat

Khonghucu,

selanjutnya

disingkat

ngan yang kuat melintasi Pulau Jawa melalui

KKH) yang bertujuan mengambil alih upaya awal

Koresponden dan artikel-artikel pers. Pada tahun

THHK. Tujuan KKH adalah menyebarluaskan

1902 THHK menyatakan ajaran Nabi Khonghucu

ajaran kitab-kitab suci dan perkataan-perkataan Nabi

sebagai agama asli orang Tionghoa. Akan tetapi

Khonghucu, serta tulisan-tulisan pujangga zaman

orang-orang Tionghoa juga mengikuti elemen-

dahulu maupun ketika itu yang dianggap berguna

elemen agama lain seperti Budha, Taoisme dan

dan relevan, dan menghapuskan segala sesuatu yang

Islam, mereka harus kembali berkonsenterasi pada

tidak berkenan dengan budaya Konfusiani.

agama Khonghucu sebagai ‘the true of the Chinese’
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

122

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

Setelah lebih dari sepuluh tahun berdiri, KKH di

zaman pada masa itu, seharusnya KKH membuat

Hindia Belanda mempunyai sejumlah pengikut

penafsiran baru tentang “bakti”, karena “bakti”

berarti dikalangan orang Tionghoa peranakan dan

terhadap orangtua itu memang penting tapi itu pun

telah diakui eksistensinya. Akan tetapi, dengan

harus di sesuaikan dengan perkembangan zaman.

berkembangnya nasionalisme Tionghoa sekuler

“bakti” yang seperti apa yang dapat diterapkan oleh

baik di Tiongkok maupun di Hindia Belanda, orang-

orang-orang muda yang hidup dizaman itu, agar

orang Tionghoa muda di Hindia Belanda menjadi

tidak menyebabkan kemajuan bangsa Tionghoa

lebih nasionalistik daripada sebelumnya. Sementara

menjadi terhambat dan ketinggalan dengan filosofi

itu jumlah orang Tionghoa peranakan berpendidikan

yang dianggap sudah “Kuno”.

Barat juga meningkat dan lebih kritis terhadap

KKH terus ada akan tetapi tidak berkem-

ajaran Khonghucu daripada generasi yang lebih tua.

bang, pada tahun 1920-an hampir semua sekolah

Kritik terhadap Khonghucu mulai dilan-

Tionghoa di Hindia Belanda didominasi oleh kaum

carkan oleh kaum peranakan Tionghoa yang

nasionalis dan bukan oleh pemeluk Khonghucu.

berorientasi kuat di Tiongkok. Antaranya datang

Kong Kauw Hwee semakin memudar bersamaan

dari mingguan Sin Po, sebuah surat kabar peranakan

dengan penjajahan Indonesia oleh Jepang.

yang besar, yang secara gencar mempertanyakan

Pada tahun 1930-an, Kwee Tek Hoay

perlunya didirikan organisasi semacam KKH.

membentuk organisasi yang bertujuan untuk meye-

Menurutnya Khonghucu bukanlah agama dan

barkan tiga agama, yaitu Konfusianisme, Buddhis-

pendapatnya itu sejalan dengan pandangan Liang

me dan Taoisme, sebagai agama Tionghoa. Akan

Ch‟i-ch‟ao dan para sarjana Tionghoa modern

tetapi, organisasi ini tampaknya baru diperhitungkan

lainnya. Serangan terhadap KKH dan Khonghucu

pada awal tahun 1950-an. Sam Kauw Hwee

berlanjut pada awal tahun 1926 oleh Kwee Hing

(masyarakat tiga agama) berkembang pesat menga-

Tjiat, seorang pemimpin Tionghoa berpendidikan

lahkan KKH, dan pada tahun 1955 telah terdapat

Belanda dan merupakan redaktur harian Sin Po itu

tiga puluh lebih Sam Kauw Hwee di seluruh

diusir ke Tiongkok karena pandangannya yang

Indonesia. Sam Kauw Hwee kelak memegang peran

antiKolonial. Walaupun Kwee Hing Tjiat berada di

penting dalam kebangkitan agama budha di antara

Tiongkok, tetapi ia terus menulis artikel untuk

orang Jawa, sebagian halnya dikalangan orang-

surat-surat kabar di Hindia Belanda.

orang Tionghoa.

Seorang penulis yang terkemuka, Kwee Tek

Mayoritas Tionghoa peranakan nampaknya

Hoay, menyebutkan bahwa Kwee Hing Tjiat

tidak lagi memisahkan Konfusianisme dari Toaisme

bukanlah anti pemeluk Khonghucu. Ia hanya

dan Buddhisme. Sam Kauw Hwee yang diterjemah-

mengecam para pemimpin KKH yang mengutip

kan menjadi Tridharma di Indonesia, kini bernaung

beberapa

dibawah

kalimat

dari

karya-karya

klasik

WALUBI

(Perwakilan

Umat

Budha

Khonghucu yang tidak lagi sesuai dengan masa itu.

Indonesia). Menyatukan tiga Agama dalam satu

Pandangan “bakti kepada orang tua”, ajaran tersebut

wadah merupakan hal yang tidak mungkin. Hal

dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan

inilah yang mendorong para tokoh-tokoh agama

123

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

Khonghucu untuk membentuk lembaga Khonghucu

Kausing (Jioasheng). Fungsi mereka sama dengan

nasional dengan tujuan memurnikan kembali ajaran

pendeta atau pastor dalam agama Kristen. Kongres

Khonghucu. Kemudian diadakanlah pertemuan di

juga menentukan Empat Kitab (Su Si) dan Lima

Solo pada tanggal 11-12 Desember 1954. pertemuan

karya Klasik Gouw Khinng sebagai Kitab Suci

itu membuahkan hasil yaitu pada tanggal 16

agama Khonghucu.

Desember 1955 dibentuklah Lembaga Tertinggi

Setelah sembahyang, para pengikut agama

Agama Khonghucu Indonesia dengan nama Perse-

Khonghucu mengatakan “Sian Cai”, yang sebanding

rikatan K‟ung Chiao Hui Indonesia (PKCHI).

dengan

Dengan berjalannya waktu kemudian diadakanlah

merupakan upaya sadar untuk mempromosikan

Kongres dan sampai pada Kongres IV di Solo

Khonghucu

tanggal 1-16 Juli 1961, diputuskan sebagai berikut:

Indonesia dan menjadikan Khonghucu sebagai

1. diusahakan

agama yang sebanding dengan Islam dan Kristen.

Keseragaman

tata

ibadah

Khonghucu

“Amen”

dalam

dikalangan

agama

Kristen.

orang-orang

Ini

Tionghoa

Pada kongres ini pun tokoh-tokoh Orde Baru telah

2. PKCHI diubah menjadi lembaga Sang Kongcu
Indonesia (LASKI)

memberikan sambutan tertulis, diantaranya adalah
Jendral Soeharto yang ketika itu masih menjadi

3. mengutus Thie Tjoan Tek bersama Prof. Dr.

pejabat Presiden, Jendral A.H.Nasution yang men-

Mustopo untuk memperjuangkan Khonghucu

jabat Ketua MPRS, serta I.B.P. Mastra, Dirjen

agar dikukuhkan kedudukannya di kementerian

Bimas Hindu dan Budha. Pada kongres tersebut

Agama RI

GPAKSI diubah menjadi Majelis Tinggi Agama

4. memindahkan kembali LASKI ke Solo untuk
periode 1961-1963

Khonghucu Indonesia (MATAKIN), dan perhimpunan yang ada didaerah-daerah disebut Majelis
agama Khonghucu Indonesia (MAKIN).

Pada tanggal 16 Juli 1961 jam 10.00 WIB

Pada

kongres

MATAKIN

VIII

yang

di Solo membuat ketetapan yaitu ”Kongres PKCHI

diselenggarakan di Solo, lima tokoh Orde Baru juga

dengan aklamasi telah memutuskan bahwa ajaran

memberikan kata sambutan tertulis, yaitu dua

Nabi

adalah

Asisten Pribadi Presiden, Soedjono Humardhani dan

AGAMA”. Dengan perjalanan waktu nama PKCHI

ali Murtopo, Jendral Surono, I.B.P. Mastra, dan

berubah nama menjadi GPAKSI (Gabuangan

Jaksa Agung Sugiharto, SH. Akan tetapi, kongres

Perkumpulan Agama Khonghucu se-Indonesia).

MATAKIN IX yang menurut rencana hendak

Pada tanggal 23-27 Agustus 1967 di Solo di adakan

diselenggarakan pada tanggal 21-26 Februari 1979

kongres IV GPAKSI yang memutuskan bawa

tiba-tiba dibatalkan. Sejak saat itu MATAKIN tidak

upacara-upacara tertentu untuk dilaksanakan para

lagi diperbolehkan mengadakan Kongres.

Khonghucu

(Konfusianisme)

pengikut Khonghucu waktu berdoa di sebuah

Pada tanggal 5 April 1979, pengurus

Lithang (Kelenteng). Para pejabat keagamaan untuk

MATAKIN diterima oleh Menteri Agama Alamsyah

menyelenggarakan upacara itu dibagi menjadi tiga

Ratu Perwira negara yang didampingi Gde Puja

macam: Haksu (Xueshi), Bunsu (Wanshi). Dan

MA,SH, Dirjen Bimas Hindu dan Budha yang baru.

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

124

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

Dalam pertemuan itu, Alamsyah memberi tahu

Meskipun Khonghucu tidak diakui sebagai agama,

pengurus MATAKIN bahwa agama Khonghucu

akan tetapi agama tersebut tidak dilarang dalam

akan dikelola di bawah Dirjen Hindu dan Budha.

kehidupan masyarakat sehari-hari. Dan yang perlu

Sejak saat itu pula kedudukan agama Khonghucu

di ketahui bahwa MATAKIN sejak tahun 1983 telah

menjadi tidak jelas.

menyatakan kebulatan tekad untuk menerima

Pada tahun 1967 dikeluarkan Inpres No. 14

Pancasila sebagai asas tunggal dalam lembaga

Tahun 1967 mengenai pelarangan agama, keper-

keagamaan mereka. Pada tahun 1987, MATAKIN

cayaan dan adat Istiadat Cina, namun tampaknya

menerima Pancasila sebagai asas organisasinya.

Inpres tersebut tidak memberikan pengaruh pada

Dengan demikian dalam aktivitasnya MATAKIN

perkembangan kehidupan beragama Khonghucu di

juga akan selalu berpedoman pada nilai-nilai

Indonesia. Inpres tersebut kerap dijadikan landasan

Pancasila.

hukum untuk tidak mengakui Khonghucu sebagai

Lahirnya Orde Reformasi membawa dam-

agama setelah Tahun 1979. Bahkan Pemerintah

pak yang menguntungkan bagi perkembangan

Orde Baru mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1969

agama Khonghucu di Indonesia, hal ini ditandai

yang menetapkan berbagai Penetapan Presiden dan

dengan dicabutnya Inpres No.14 tahun 1967 dengan

Peraturan Presiden yang lahir sebelum berdirinya

Keppres No.6 Tahun 2000 dan pencabutan SE

Orde Baru sebagai undang-undang, termasuk

Mendagri No.477/7774054/1987 (yang menyebut-

Penetapan Presiden no. 1 Tahun 1965 yang antara

kan bahwa hanya ada lima agama yang diakui oleh

lain menyebutkan Khonghucu sebagai agama yang

pemerintah), oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

dipeluk oleh sebagian besar penduduk Indonesia.

Pada pertengahan bulan juli 1998, Menteri Agama

Perkembangan agama Khonghucu nampak-

baru,

Malik

Fajar,

mengumumkan

bahwa

nya mulai menemui kendala sejak tahun 1970.

pemerintah kini mengakui Khonghucu sebagai salah

puncaknya, Instruksi Presiden (Soeharto) sesuai

satu agama yang resmi. Namun pengakuan agama

sidang kabinet pada tanggal 27 Januari 1979 yang

Khonghucu kembali tidak berarti karena pada

jelas-jelas menyatakan bahwa Khonghucu bukanlah

hakekatnya, agama Khonghucu belum mendapat

agama. Pada tahun 1994 Menteri Agama Tarmizi

pengakuan di MPR. Pada tahun 2000, Departemen

Taher juga menandaskan kembali dalam wawancara

Agama RI mengeluarkan Surat Edaran yang

dengan Sinar, 17 Januari 1994, bahwa Khonghucu

menyatakan pandangan mereka bahwa pencabutan

bukanlah agama:

Inpres No. 14 Tahun 1967 dan SE Mendagri

Khonghucu (seharusnya Khonghucuisme)

No.477/74054/1978 tidak dapat ditafsirkan sebagai

itu kan „falsafah, sama keberadaannya di Negara

pengakuan pemerintah terhadap Khonghucu sebagai

lain seperti di Cina. Orang Cina apakah dia Islam

agama. Namun berbagai upaya terus ditempuh

atau Katolik, atau apa saja, dia pakai falsafah

MATAKIN, tidak hanya agar Khonghucu diakui

Khonghucu… ya monggo saja.

sebagai agama, tetapi juga agar hak-hak sipil umat

Sejak dikeluarkannya Instruksi Presiden itu,
agama Khonghucu tidak diakui sebagai agama.
125

Khonghucu yang kini berjumlah kurang lebih 1,5
juta orang itu, kembali dipenuhi oleh pemerintah.

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

Apabila dilihat dari segi hukum, kebebasan

Jadi sangatlah jelas bahwa menurut adat

mengembangkan dan mengamalkan ajaran Khong-

Cina anak perempuan tidak boleh sebagai ahli waris

hucu sebenarnya sudah tak ada hambatan, namun

demikian juga seorang istri, tidak boleh menerima

bagi pemerintah itu merupakan persoalan. Namun,

harta peninggalan suaminya. Karena seorang istri

pemerintah hingga kini masih dalam keraguan

yang juga seorang ibu akan dirawat oleh anak-

(secara politis) karena berdasarkan pertemuan

anaknya. Apabila seorang perempuan Cina yang

tanggal 17 April 2002 dengan konselor kebudayaan

dimana dia memiliki harta selama perkawinan dari

Kedubes RRT, Mr, Chen Huaizhi, di negeri asalnya,

hasil pekerjaannya, maka yang berhak sebagai ahli

Khonghucu bukan merupakan agama, melainkan

warisnya adalah suaminya seorang diri. Anak-

falsafah hidup. (Gracia, 2003)

anaknya tidak berhak atas harta warisan yang

Menurut BW semua anak laki-laki maupun

ditinggalkan oleh ibunya (Natasya, 2003). Memang

perempuan yang lahir dari sebuah perkawinan akan

pengaturan waris dalam adat Cina sangatlah tidak

mendapat harta warisan yang sama rata. Bila ayah

menguntungkan pihak perempuan, namun akan

meninggal, maka bagian harta ayah, yaitu setengah

tetapi itu sudah menjadi peraturan yang mengikat

dari harta bersama menjadi hak dari anak-anak dan

kehidupan masyarakat Cina.

yang setengah lagi menjadi hak istri, asal dalam

Dengan diberlakukannya seluruh hukum

pembagian waris itu tidak melanggar hak ahli waris

perdata Eropa pada bangsa Cina mulai 1 Mei 1919,

(Legitime portie). (Natasya, 2003)

maka ketentuan mengenai harta suami istri sebelum

Peraturan itu mendapatkan reaksi dari

dan sesudah tahun 1919 (Natasya, 2003). Sebelum 1

bangsa Cina yang tinggal di Hindia Belanda, karena

Mei 1919, orang Cina tidak perlu mengadakan

pemberlakuan itu bertentangan dengan hukum adat

perjanjian pemisahan harta karena menurut hukum

bangsa Cina (Natasya, 2003). Kemudian dengan

adatnya, dan juga menurut Stb. 1855:79, dengan

adanya reaksi tersebut Hof Besar di Betawi meme-

pernikahan tidak terjadi pencampuran harta suami

rintahkan para ahli untuk meneliti cara pembagian

istri. Tetapi dalam perkawinan yang terjadi setelah

warisan yang berlaku di negeri Cina. Berdasarkan

1919, harta milik suami bercampur dengan harta

penelitian di negeri Cina jika ada seseorang yang

istri, kecuali mereka lebih dulu mengadakan

sudah meninggal tanpa testament dengan mening-

perjanjian pemisahan harta. Akan tetapi walaupun

galkan anak laki-laki dan anak perempuan, maka

sudah ada peraturan tersebut sebagai pemecahan

harta bendanya jatuh kepada anak laki-laki tidak

pembagian harta, masih banyak masayarakat Cina

peduli anak sah atau anak gundik. Sedangkan anak

yang hidup dengan tradisinya yang dulu.

perempuan yang sudah atau belum kawin tidak
berhak atas harta warisan yang ditinggalkan. Tetapi

Subjek Hukum Waris dalam Ajaran confu-

untuk anak yang dilahirkan dari bini muda hanya

cius

akan mendapat warisan dari ayah mereka apabila

Dalam menentukan siapa yang berhak atas

ayah telah mendidik dan mengakui mereka sebagai

warisan yang ditinggalkan pewaris, dapat dilihat

anak-anak yang sah.

dari sistem kekerabatan apa yang dianut oleh suatu
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

126

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

etnis atau suku. Adapun tipe-tipe dari Descent

dakannya dari semua bentuk garis keturunan

(keturunan) tersebut adalah:

(silsilah). Garis keturunan ini tidak hanya

1) Patrilineal descent atau adnatic adalah suatu

dibatasi pada salah satu garis atau jenis kelamin

bentuk unilineal yang silsilahnya di telusuri

saja melainkan dihitung melalui kedua belah

melalui garis laki-laki saja (ayah). Dalam kaitan

garis keturunan baik laki-laki maupun perem-

ini ego dapat laki-laki atau perempuan.

puan, garis ibu maupun garis ayah.

2) Matrilineal descent atau uterine adalah suatu
Etnis Tionghoa dalam pembagian harta

bentuk unilineal yang penelusuran silsilahnya

warisannya menganut tipe Patrilineal Descent atau

melalui garis perempuan saja (ibu).
3) Double descent atau double unilineal atau duo

Adnatic, yaitu dalam hal pembagian warisan anak

bilineal descent merupakan bentuk unilineal

laki-laki berhak sepenuhnya atas warisan yang

yang menggabungkan kedua garis laki-laki

ditinggalkan oleh orangtuanya. Anak laki-laki lebih

(ayah) dan perempuan (ibu). Secara terpisah,

diprioritaskan dari pada anak perempuan, karena

silsilah ditelusur melalui garis laki-laki atau

konsep hukum adat yang mengutamakan laki-laki

perempuan, misalnya seorang anak laki-laki

sebagai ahli waris itu didasarkan pada sistem

atau perempuan menelusur silsilah secara

patrilineal dimana fungsi anak laki-laki yang ber-

patrilineal dengan maksud tertentu (misalnya

tanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarga

menuntut warisan jabatan), menelusur silsilah

besar, dilain pihak anak perempuan yang sudah

secara

kawin dianggap menjadi bagian dari keluarga besar

matrilineal

untuk

tujuan

tertentu

misalnya menuntut warisan kekayaan dari pihak

suaminya.
Dalam pembagian waris Confucius terdapat

perempuan.
4) Parallel descent adalah sebuah bentuk unilineal

subjek hukum waris yang berwenang dalam pem-

yang perempuannya menelusur garis keturunan

bagian harta warisan. Subjeknya adalah orang tua

melalui pihak perempuan saja, sedang laki-laki

(dalam hal ini adalah seorang ayah) dan anak laki-

menelusur garis laki-laki saja.

lakinya.

Karena

dalam

budaya

Confucius

5) Ambilineal descent atau optative descent adalah

perempuan tidak mempunyai hak atas harta pening-

suatu bentuk unilineal yang individunya dapat

galan orang tuanya. Namun dengan berkembangnya

memilih menelusur silsilahnya dari garis laki-

zaman kini terdapat masyarakat Confusius yang

laki atau perempuan. Biasanya walaupun

sudah tidak lagi tunduk pada tradisi leluhurnya,

masyarakat mengakui kedua tipe silsilah terse-

yaitu dengan membedakan kedudukan anak laki-laki

but, seseorang hanya dapat memilih salah satu

dengan anak perempuan. Anak laki-laki dan

garis silsilah dan selanjutnya terikat pada

perempuan kedudukannya dalam kehidupan sehari-

pilihan tersebut.

hari maupun dalam hal waris adalah sama, dimana

6) Bilateral descent atau cognatik descent adalah

127

pembagiannya adalah 1:1.

silsilah yang sering dikenal sebagai Non-

Namun tak semua masyarakat Confucius

Unilineal atau Multilineal untuk membe-

sekarang ini berpikiran maju mengenai persamaan

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

kedudukan laki-lakidan perempuan dalam hal pem-

Masyarakat Confucius membuka diri untuk sebuah

bagian

paradigma baru tentang kedudukan perempuan.

waris.

Ditemukan

dalam

masyarakat

(Kampung Sewan Lebak), bahwa pembagian waris

Seperti yang diketahui kedudukan perem-

itu tergantung tradisi keluarga masing-masing, ada

puan Tionghoa dahulu selalu berada di bawah laki-

keluarga yang masih tunduk pada adat yaitu dengan

laki. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman,

pembagian waris dengan sistem 1:0 (perempuan

kedudukan perempuan kini tidak lagi berada di

tidak berhak atas harta warisan orangtuanya), ada

bawah laki-laki. Mereka dapat bekerja sama seperti

keluarga Confucius yang sudah sedikit memper-

laki-laki melakukannya. Ibu Herlin Orlando berkata,

samakan antara kedudukan laki-laki dan perempuan

“Sekarang mah perempuan yang jungkir balik

dalam hal pembagian harta waris, yaitu dengan

ngehidupin

sistem 2:1 (laki-laki mendapatkan harta lebih

dirumah aja!”

banyak daripada perempuan).

perempuan lebih aktif daripada laki-laki - penulis).

Masyarakat yang melakukan pembagian waris

keluarga,

yang

laki-laki

malahan

(maksudnya adalah sekarang ini

Bila dulu perempuan harus tinggal dirumah

dengan perbandingan 1:1 bisa dikatakan lebih

dan

modern dalam pola pemikirannya tetapi tidak

perempuan bekerja sedangkan laki-laki dirumah. Ibu

pernah meninggalkan ajaran laluhur mereka, yaitu

Herlin Orlando merupakan warga Sewan Lebak

cinta kasih. Cinta kasih merupakan hak dari tiap

dimana seorang perempuan yang bekerja demi

manusia, cinta kasih orang tua harus adil pada setiap

kehidupan keluarganya.

anaknya baik laki-laki maupun perempuan.

laki-laki

bekerja,

kini

menjadi

terbalik,

Perempuan Cina kini sudah berpikir maju,

Oleh karena itu masyarakat Confucius yang

memang tak semua tradisi–tradisi Cina kuno dapat

menjalankan

dengan

diterapkan pada zaman sekarang ini. jadi bagi tradisi

perkembangan zaman, akan lebih berhasil diban-

yang tidak dapat mengikuti perkembangan zaman

dingkan dengan masyarakat Confucius yang masih

akan mereka tinggalkan, seperti kedudukan perem-

berpegang teguh pada ajaran yang sebenarnya sudah

puan yang harus tunduk pada otoritas laki-laki.

tetap

ajarannya

sesuai

tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Pada

Tidak dapat lagi dipungkiri walaupun

dasarnya ajaran Confucius sangat indah untuk

zaman sudah berubah masih ada bahkan tidak

dijalankan, dimana dalam ajaran ini sangat memen-

sedikit dari mereka berpikiran harus tunduk pada

tingkan cinta kasih dan moral dalam menjalani

tradisi Cina kuno. Namun tak semua orang

hidupnya.

berpandangan seperti tradisi Cina Kuno dulu, Dalam

Mereka tidak perlu untuk melupakan tradisi

masyarakat

Kampung Sewan

Lebak

memang

mereka, namun akan tetapi ada tradisi yang sudah

terlihat jelas bahwa perempuan tidak hanya tinggal

tidak pantas lagi untuk dijalankan pada masa

diam dirumah mengurus anak dan suami, ada seba-

sekarang ini, dimana pada zaman dulu perempuan

gian besar dari mereka berjualan kue, sayur-sayuran

kedudukannya sangat dibedakan sekali dengan laki-

dan toko-toko kecil didepan rumahnya. Tak sedikit

laki dalam segala hal, tapi kini sudah ada sebagian

dari mereka juga berjualan kue keliling.

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

128

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

Kedudukan Perempuan dalam Pembagian
Waris

menurut

Masyarakat

Kampung

Hal

yang

menyebabkan

sering

terjadinya sengketa atau konflik waris dalam
keluarga.

Sewan Lebak

inilah

Prinsip

hidup

mereka

menghindari

Masalah pembagian waris merupakan suatu

konflik, rentan sekali terjadi konflik. Biasanya

masalah yang rentan sekali menimbulkan konflik.

disebabkan adanya pihak (anak) yang tidak setuju

Pada ajaran Confucius, perempuan tidak menda-

atas pembagian waris tersebut. Uniknya

patkan harta peninggalan dari orang tuanya sekecil

tidak ingin menyelesaikan ke jalur Pengadilan,

apapun. Itu dikarenakan bahwa perempuan nantinya

mereka lebih memilih untuk menyelesaikan secara

akan dibawa oleh suaminya dan ikut kedalam

kekeluargaan. Karena bagi mereka selain terikat

keluarga suaminya. Namun sekarang ini dengan

kebudayaan ada suatu pemikiran yang membuat

berkembangnya zaman ada perubahan mengenai

mereka enggan untuk ke jalur hukum, karena sudah

hak perempuan dalam pembagian harta waris orang

tentu harta yang mereka jadikan sengketa pasti

tuanya.

sudah habis digunakan berjudi oleh anak yang

mereka

Pada keluarga Cina yang telah menye-

diberikan harta oleh orangtuanya. Ini disebabkan

tarakan kedudukan laki-laki dengan perempuan

karena faktor kebiasaan mereka, yaitu berjudi.

akan membagikan harta warisannya secara adil dan

Kebanyakan harta yang mereka punya dihabiskan

rata pada setiap ahli warisnya. Namun ada pula

dimeja judi, dan dengan judi itu bisa menunjukan

orang tua yang membagikan harta warisannya pada

tingkat kekayaan seseorang.

anaknya dengan bagian yang berbeda antara laki-

Memegang

abu

orangtua

yang

sudah

laki dengan perempuan. Biasanya bagian perem-

meninggal merupakan beban berat yang harus

puan lebih kecil, dan biasanya apabila sudah begitu

dipikul oleh seorang anak, dimana anak tersebut

perempuan akan pasrah dan menerima harta yang

harus merawat dan menjaga abu orangtuanya

telah

dalam

selayaknya orangtua masih hidup. Apabila sebelum

masyarakat Confucius, orangtua mempercayakan

meninggal orang tua sudah membagikan harta

harta warisannya kepada anak kesayangannya.

warisannya pada anak-anaknya, maka tidak akan

diberikan

kepadanya.

Adapula

Anak kesayangan mempunyai prioritas

terjadi konflik, yang menjadi permasalahan adalah

dibanding anak yang lainnya. Tak peduli anak itu

ketika orang tua mereka belum sempat untuk

laki-laki atau perempuan, si sulung atau si bungsu.

membagikan hartanya. Hal inilah yang dapat

Anak-anak yang lain tidak berhak untuk mengatur

menimbulkan suatu konflik keluarga.

harta peninggalan orangtuanya itu, karena yang

Dengan prinsip hidup mereka yang menolak

berhak mutlak adalah anak kesayangan. Anak

diselesaikan secara hukum, maka masalah itu harus

kesayangan berotoritas penuh, dan ahli waris yang

diselesaikan secara kekeluargaan. Seluruh keluarga

lain harus tunduk pada anak kesayangan. Mereka

dalam hal ini adalah anak-anak pewaris untuk

harus bisa menerima jika nanti mereka hanya

memusyawarahkan tentang pembagian harta waris

mendapatkan bagian yang kecil sekali, atau bahkan

ini. Biasanya musyawarah dipimpin oleh anak laki-

tidak mendapatkan harta tersebut sama sekali.

laki paling tua, atau dapat juga oleh anak tertua (tak

129

Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

peduli laki-laki atau perempuan), musyawarah dapat

yaitu pertama, bahwa ajaran Confucius berpendapat

juga dipimpin oleh anak yang dianggap bijaksana

bahwa kedudukan perempuan selalu berada dibawah

dan berpikir dewasa, serta dapat juga dipimpin oleh

laki-laki, begitu pula dalam hal pembagian waris.

anak yang dianggap paling kaya atau telah sukses

Dalam budaya Confucius perempuan tidak berhak

dalam hidupnya.

atas harta peninggalan orangtuanya, hanya anak

Namun tidak semua penyelesaian sengketa

laki-laki saja yang berhak, itu dikarenakan anak

waris dapat diselesaikan secara kekeluargaan,

laki-laki yang nantinya membawa marga (She)

apabila dalam suatu musyawarah yang dilakukan

keluarganya. Sedangkan anak perempuan nantinya

secara kekeluargaan tidak menemukan jalan keluar-

setelah menikah akan dibawa oleh suaminya dan

nya, maka musyawarah dilanjutkan dengan Ketua

menjadi keluarga suaminya.

RT sebagai mediatornya, apabila ditingkat RT

Kedua, bahwa pada zaman sekarang pun

belum juga terselesaikan maka akan di bawa

dalam masyarakat Tionghoa di Kampung Sewan

ketingkat RW, dan apabila ditingkat RW tidak

Lebak masih ada keluarga yang menganggap

menemukan

perempuan

jalan

keluar,

maka

musyawarah

kedudukannya

dibawah

laki-laki,

dilanjutkan ketingkat Kelurahan. Biasanya proses

termasuk dalam hal pembagian waris. Mereka

musyawarah

membagikan warisan dengan sistem 1:0 (perempuan

akan

berhenti

sampai

tingkat

Kelurahan dan telah menemukan jalan keluarnya.

tidak mendapatkan warisan) dan 2:1 (bagian laki-

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan

laki lebih besar daripada perempuan), sistem

mereka menggunakan jalur hukum. Bagi mereka

pembagian waris itu dilatarbelakangi oleh pemikiran

yang memiliki latar belakang pendidikan yang

bahwa suatu saat nanti perempuan pasti akan dibawa

tinggi, apabila dalam musyawarah pada tingkat

oleh laki-laki (menikah). Namun dalam masyarakat

Kelurahan tidak memuaskan hatinya maka jalan

Confucius sekarang ini sudah mempersamakan

terakhirnya adalah menggunakan jalur hukum.

kedudukan laki-laki dengan perempuan termasuk

Namun hanya sedikit sekali dari mereka yang

dalam pembagian harta waris, yaitu dengan sistem

menempuh jalan ini, karena banyak diantara mereka

pembagian waris 1:1.

yang memegang prinsip nenek moyangnya untuk

Namun

tidak menyentuh jalur hukum sebagai sarana untuk

pembagian waris dimana masih ada kedudukan

menyelesaikan masalah. Seperti yang dilakukan

perempuan diabaikan, kaum perempuan tidak

oleh masyarakat di Kampung Sewan Lebak yang

mencoba untuk menuntut melalui jalur hukum. Ada

berprinsip mereka akan menyelasaikan sengketa

suatu keunikan pada masyarakat Confucius, yaitu

waris ini secara kekeluargaan.

bahwa

jika

dilihat

walaupun

dari

mereka

bagaimana

dihadapkan

sistem

dengan

konflik, mereka sedapat mungkin menyelesaikan
secara kekeluargaan dan tidak dengan menggunakan

Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh penulis

jalur hukum. Hal ini dikarenakan tradisi mereka

melalui penelitian yang telah dilakukan pada bab-

terdahulu, bagi mereka berurusan dengan hukum

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan,
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007

130

Kedudukan dan Hak Waris Bagi Perempuan dalam Budaya Hukum Confucius

adalah hal yang tabu dan hukum itu hanya untuk
mereka yang jahat.

Daftar Pustaka
Forum

Kebudayaan

Tionghoa

dan

Sejarah

Tiongkok: Ajaran Confucius, http://www.
budaya-tionghoa.org/modules.php?name=
News&file=article&sid=232 (diakses tanggal 3 Mei 2007).
Hadikusuma,

Hilman,

“Antropologi

Hukum

Indonesia”, Alumni, Bandung, 1986.
http://www.seasite.niu/Indonesia/Budaya_Bangsa/P
ecinan/Masyarakat_Cina.htm (di akses 10
November 2006).
Kansil, C.S.T, ”Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta,
1989.
Nyot