30 PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERSETTING PROBLEM POSSING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI KELAS X IPA SMA NEGERI 8 PONTIANAK

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
(NHT) BERSETTING PROBLEM POSSING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI
KELAS X IPA SMA NEGERI 8 PONTIANAK
Fitriani*, Tuti Kurniati dan Raudhatul Fadhilah
Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*
E-mail: Fitrianikimia@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan dan pengaruh hasil belajar siswa pada materi
stoikiometri yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) bersetting problem possing dan metode ceramah, serta bagaimana penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT bersetting problem possing di kelas X SMA Negeri 8
Pontianak. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi- Experimental Design dengan

rancangan Nonequivalent Control Group. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling
purposive dengan kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 4 sebagai kelas
kontrol. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (78,06) lebih
tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol (67,30). Penilaian afektif siswa kelas kontrol lebih
kecil dibandingkan kelas eksperimen dengan kriteria penilaian A (Baik Sekali) pada pertemuan
pertama dan kedua. Untuk penilaian afektif kriteria B (Baik) kelas kontrol lebih tinggi
dibandingkan kelas eksperimen pada pertemuan pertama dan kedua, sehingga didapatkan rata-rata
penilaian afektif 78,26%. Hasil analisis statistik uji U-man witney (α= 0,05) diperoleh nilai
signifikansi yaitu 0,00, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan
kontrol. Perhitungan menggunakan effect size menunjukkan nilai ES=0,57 dikategorikan sedang.
Dengan demikian model kooperatif tipe NHT bersetting problem possing berpengaruh 21,57%
terhadap hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Numbered Heads Together (NHT), Problem Possing
ABSTRACT
This study aimed at finding out the difference, the influence, and the implementation of students’
learning outcomes on Stoichiometry taught by using problem posing and lecturing method of
Numbered Heads Together (NHT) cooperative model in class X, SMA 8 Pontianak. Using quasi
experimental and Nonequivalent Control Group designs, this study employed students of class X
MIA 1 as the experimental group and class X MIA 4 as the control group. The study revealed that
the average score of experimental class was higher (78,06) than the control class (67,30). The

affective assessment of the control class gained lower score than the experimental class with the
Excellent criteria at the first and the second meeting. Whereas, the affective assessment for Good
criteria was dominated by the control class with the average score of 78,26%. The results of Uman witney test (α=0,05) showed that significance score of 0,000 which means that there was
significant difference of control and experiment classes. The effect size calculations indicated
ES=0.57 which categorized into average. Therefore, problem posing and lecturing method of
Numbered Heads Together (NHT) cooperative model contributed positive influence to the
students’ learning outcomes (21,57).
Keywords : Students’ Outcomes, Numbered Heads Together (NHT), Problem Possing

30

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

kedepan selalu siswa yang sama sehingga
keaktifan terlihat hanya dari beberapa
siswa. Hal ini yang belum menjamin setiap

siswa paham pada materi yang dijelaskan.
Tingginya tingkat kegagalan hasil
belajar siswa merupakan fenomena bahwa
sebagian besar siswa merasa kesulitan
dalam mempelajari kimia. Tingginya
tingkat kesulitan siswa dalam belajar kimia
karena karakteristik ilmu kimia yang antara
lain sebagian besar konsepnya bersifat
abstrak dan berurutan, serta berhubungan
dengan perhitungan (Winarti, 2001:109).
Salah satu materi kimia yang
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa
SMA adalah materi stoikiometri. Hal ini
dibuktikan dengan hasil nilai ulangan
harian semester genap materi stoikiometri
masih rendah di kelas X IPA tahun
pelajaran 2013/2014 dengan rata-rata
persentase ketuntasan siswa sebesar
41,04% dan masih banyak siswa belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM)
yaitu
75.
Persentase
ketidaktuntasan
siswa
pada
materi
stoikiometri berjumlah 58,96%. Tingginya
ketidaktuntasan materi stoikiometri karena
karakteristik materi stoikiometri yang
berisi konsep-konsep, hukum-hukum, dan
rumus-rumus perhitungan dasar kimia yang
sangat rumit sehingga siswa sulit untuk
mengingat materi tersebut.
Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara terhadap guru pada tanggal 12
Maret 2015 yang menyatakan bahwa hasil
belajar
materi

stoikiometri
rendah
dikarenakan siswa belum bisa menganalisis
soal dengan rumus yang diberikan, serta
dalam mengaplikasikan rumus siswa sangat
kurang. Stoikiometri merupakan materi

PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 merupakan upaya
pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan secara nasional yang memiliki
prinsip bahwa pembelajaran harus berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan siswa serta lingkungannya
(Nuraeni, 2014:1). Berdasarkan kurikulum
2013, yang menonjolkan pendekatan
saintifik,
proses pembelajaran lebih
menekankan pada peserta didik. Namun
kenyataannya, kimia sering diajarkan

dengan pendekatan yang masih berpusat
pada guru dan kurang melibatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan hasil
observasi pada tanggal 18 Januari dan 28
Januari 2015 di kelas X MIA 3 dan Lintas
Minat Kimia SMA Negeri 8 yang
memperlihatkan bahwa guru masih
menggunakan pendekatan yang bepusat
pada guru artinya pendekatan yang
digunakan guru kurang melibatkan
pendekatan pada peserta didik. Metode
yang digunakan yaitu metode ceramah
pada saat proses pembelajaran dan
terkadang menggunakan alat peraga untuk
mendukung penjelasannya. Metode ini
memiliki kelemahan yaitu, membuat siswa
bosan, mengantuk, dan pada akhirnya
kegagalan bagi sebagian siswa (Supardi,
dkk 2010: 574).

Pada saat guru menjelaskan
beberapa siswa berbicara dengan temannya
dan hanya sebagian siswa mendengarkan
penjelasan
guru.
Untuk
melihat
pemahaman siswa guru memberikan
latihan soal di papan tulis dan meminta
siswa untuk maju kedepan mengerjakan
soal tersebut. Siswa yang mau maju
31

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

saling membagikan ide-ide, dan siswa yang

pandai mengajarkan siswa yang kurang
pandai (Hamdani, 2011: 90). Dengan
adanya kerjasama dalam kelompok
diharapkan agar seluruh siswa paham pada
materi yang diajarkan.
Model kooperatif tipe NHT
disetting dengan model problem possing.
Model problem possing merupakan
perumusan ulang soal yang ada dengan
beberapa perubahan agar lebih sederhana
dan dapat dipahami dalam rangka
memecahkan soal yang rumit (Suyatno,
2009:62). Pemilihan Problem Possing ini
agar siswa lebih banyak mengerjakan
latihan soal sehingga dapat memperkaya
konsep-konsep dasar melalui belajar
mandiri (Handayani, 2008: 3).
Penelitian yang menggunakan
model kooperatif tipe NHT untuk
meningkatkan hasil belajar siswa telah

banyak dilakukan. Wijayati (2008),
melaporkan bahwa model kooperatif tipe
NHT dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dengan nilai rata-rata 6,9 pada materi
hidrokarbon. Begitu juga dengan penelitian
yang menggunakan model problem possing
telah banyak dilakukan Rasmawan (2010),
melaporkan problem possing dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep akhir mahasiswa sebesar 91% pada
materi asam basa. Sudiana (2006), dalam
penelitiannya juga memperoleh hasil
bahwa
problem
possing
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari
siklus I, II, dan III secara berturut -turut
sebesar 73,2 (baik), 73,8 (baik), dan 83,0
(baik) pada pembelajaran Kimia Dasar 1.

Penggunaan model kooperatif tipe NHT
bersetting problem possing diharapkan

yang sulit terutama dalam penyelesaian
soal. Hal ini juga dibuktikan dari hasil
wawancara 3 siswa pada tanggal 26
Februari 2015 diperoleh informasi bahwa
materi yang dianggap sulit oleh siswa
adalah materi yang memuat banyak
hapalan rumus dan perhitungan. Siswa
tidak bisa mengerjakan soal karena siswa
tidak memahami konsep yang dijelaskan
guru sehingga tidak dapat mengerjakan
soal latihan.
Rendahnya hasil belajar siswa
disebabkan karena sulitnya siswa dalam
mengaplikasikan rumus terhadap soal yang
diberikan dan kurangnya latihan yang
diberikan guru dalam mempelajari materi
perhitungan.

Sebenarnya
materi
Stoikiometri
berhasil
dikuasai
jika
menggunakan model pembelajaran yang
banyak memberikan latihan soal agar siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa tidak mudah lupa rumusrumus pada materi Stokiometri.
Mengatasi masalah-masalah yang
ditemukan di lapangan, maka solusi yang
dapat dilakukan menggunakan model
pembelajaran yang tepat, salah satunya
model kooperatif tipe NHT. Pemilihan
model kooperatif tipe NHT karena pada
saat guru meminta siswa maju kedepan
kelas untuk mengerjakan soal, siswa yang
sering maju adalah siswa yang sama setiap
guru memberikan soal, sehingga siswa
yang paham pada materi saat pembelajaran
berlangsung hanya siswa yang sering maju
ke depan. Oleh karena itu, agar semua
siswa paham pada materi yang diajarkan
dipilih model NHT. Model NHT ini
memiliki kelebihan diantaranya siswa
belajar secara berkelompok, kemudian
32

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat pada penelitian ini
adalah hasil belajar siswa pada materi
stoikiometri kelas X SMA Negeri 8
Pontianak.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini
adalah guru.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas X
MIA SMA Negeri 8 Pontianak. Adapun
jadwal pelaksanaan penelitian dilakukan
pada tanggal 7 sampai 29 Agustus 2015.
Jumlah Pertemuan sebanyak 2 kali
pertemuan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen dengan waktu 2 × (3JP × 45
menit). Adapun materi yang diajarkan:
a. Pertemuan Pertama: Konsep mol,
massa molar, dan volume molar gas.
b. Pertemuan Kedua: Persentase unsur
dalam senyawa dan rumus empiris dan
rumus molekul.

sebagai alternatif untuk meningkatkan
prestasi akademik khususnya hasil belajar
siswa pada materi stoikiometri di SMA
Negeri 8 Pontianak.
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Dan Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Tujuan penelitian yakni untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa
yang diberikan dua perlakuan dengan
menggunakan metode pembelajaran yang
berbeda. Bentuk Penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis
eksperimen semu (Quasi- Experimental
Design). Peneliti mencoba mengungkapkan
akibat perlakuan pembelajaran dengan
metode ceramah untuk kelas kontrol
dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT bersetting problem possing untuk
kelas eksperimen. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design.

D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X SMA Negeri 8 Pontianak
tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari
kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X
MIA 4 yang berjumlah 136 siswa.
Berdasarkan hasil dari uji Bartlett yang
dilakukan pada nilai Ujian Tengah
Semester (UTS) kimia materi peranan ilmu
kimia, struktur atom, dan konfigurasi
elektron di kelas X SMA Negeri 8
Pontianak menunjukkan 4 kelas tersebut
tidak homogen. Teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah sampling purposive dengan kelas
X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol.

B. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian
terdiri atas variabel bebas, variabel terikat
dan variabel kontrol.
1. Variabel Bebas ( X)
a. Pembelajaran dengan model kooperatif
tipe NHT bersetting problem possing
pada materi stoikiometri kelas X SMA
Negeri 8 Pontianak.
b. Pembelajaran dengan metode ceramah
pada materi stoikiometri kelas X SMA
Negeri 8 Pontianak.

33

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

stoikiometri pada kelas eksperimen (X
MIA 1) dan kelas (X MIA 4) kontrol.

E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap awal
Observasi di kelas X MIA 3 dan Lintas
Minat
Kimia,
selanjutnya
mewawancarai guru kimia dan 3 siswa
kelas X MIA 3.
2. Tahap persiapan
Membuat perangkat pembelajaran
berupa RPP model kooperatif tipe NHT
bersetting problem possing dan RPP
dengan metode ceramah. Menyiapkan
instrument penelitian yaitu membuat
kisi-kisi soal, membuat soal pretest,
dan membuat soal posttest, serta
membuat
pedoman
penskoran.
Memvalidasi
RPP
menggunakan
validitas
ceklis
dan
Instrumen
penelitian
dapat dihitung dengan
menggunakan validitas CVR. Merevisi
perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian
berdasarkan
validasi.
Selanjutnya melakukan uji coba soal
tes hasil belajar ke siswa kelas X1 MIA
2 SMA Negeri 8 Pontianak yang telah
mendapat
materi
Stoikiometri.
Menentukan reliabilitas tes hasil belajar
berdasarkan data hasil uji coba kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap Pelaksanaan
Memberikan
pretest
di
kelas
eksperimen (X MIA 1) maupun di kelas
kontrol (X MIA 4). Melaksanakan
perlakuan pengajaran dengan model
kooperatif tipe NHT bersetting problem
possing pada kelas eksperimen (X MIA
1) dan Pengajaran dengan metode
ceramah pada kelas kontrol (X MIA 4
).
Mengadakan
posttest
materi

4. Tahap akhir
Menganalisis data yang diperoleh dari
hasil penelitian menggunakan uji coba
statistik yang sesuai. Selanjutnya
membahas dan membuat kesimpulan
sebagai
jawaban
dari
masalah
penelitian. Proses akhirnya menyusun
laporan penelitian.
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik yang digunakan untuk
menggumpulkan data dalam penelitian ini
adalah teknik komunikasi langsung dengan
alat panduan wawancara, teknik observasi
langsung dengan alat lembar observasi,
serta teknik pengukuran dengan alat
instrumen tes.
G. Teknik Analisis Data
Berdasarkan
atas
instrumen
penelitian yang digunakan, maka teknik
analisis data tes tertulis yang dapat
dilakukan engan langkah-langkah:
a. Mengolah data pretest dan posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk menganalisis kemampuan awal
siswa dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Memberikan skor pada hasil pretest
dan posttest sesuai dengan pendoman
penskoran yang telah ditentukan untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Menguji
normalitas
dengan
menggunakan bantuan perangkat lunak
SPSS 17,0 for windows. Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah
34

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

a)

b)

3.

a)

b)

4.

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

populasi data terdistribusi normal atau
tidak. Penelitian ini menggunakan uji
one
sample
kolmogorov-smirnov
dengan taraf signifikasi 0,05. Data
dikatakan terdistribusi normal jika
signifikasi lebih besar dari 5%.
Menentukan hipotesis
H0 : Data terdistribusi normal
Ha : Data terdistribusi tidak normal.
Kriteria
pengujian
berdasarkan
probabilitas atau signifikasi :
H0 diterima jika value > 0,05
Ha ditolak jika value < 0,05
Pretest salah satu atau kedua kelas
tidak terdistribusi normal, maka
dilanjutkan dengan uji statistik non
parametrik menggunakan uji UMannWhitney dengan SPSS 17,0 for
windows.
Menentukan hipotesis
H0 : Hasil belajar siswa kelas kontrol
sama dengan hasil belajar kelas
eksperimen
Ha : Hasil belajar siswa kelas kontrol
berbeda dengan hasil belajar kelas
eksperimen
Kriteria
pengujian
berdasarkan
probabilitas atau signifikasi :
H0 diterima jika P value > 0,05
Ha ditolak jika P value < 0,05
Jika
tidak
terdapat
perbedaan
kemampuan awal siswa untuk kelas
kontrol dan kelas eksperimen, maka
dilanjutkan dengan menguji hipotesis,
menganalisis data posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk
melihat apakah terdapat perbedaan
hasil belajar siswa pada kelas kontrol
dan eksperimen dengan langkahlangkah seperti pretest.

ISSN. 2503-4448

5. Jika terdapat perbedaan kemampuan
awal siswa maka dilanjutkan dengan
menghitung gain (selisih data).
Kemudian dilanjutkan dengan menguji
hipotesis yaitu menganalisis gain
pretest-posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk melihat apakah
terdapat perbedaan hasil belajar pada
pretest. Jika terdapat perbedaan hasil
belajar.
b. Untuk Mengetahui berapa besar
pengaruh model kooperatif tipe NHT
bersetting problem possing terhadap
hasil belajar siswa pada materi
stoikiometri kelas X SMA Negeri 8
Pontianak, maka digunakan Effect size.
Setelah diperoleh besaran effect size
dari data maka langkah selanjutnya
yaitu membandingkan nilai effect size
yang diperoleh dengan tabel Z untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
dari pembelajaran model kooperatif
tipe NHT bersetting problem possing
terhadap hasil belajar siswa dalam
bentuk persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Hasil Pretest-Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pretest
pada
kelas
kontrol
dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus
2015 dan pretest pada kelas eksperimen
dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2015.
Pemberian posttest, pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen pada kelas kontrol
dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus
2015 dan kelas eksperimen dilaksanakan
pada tanggal 29 Agustus 2015. Data yang
35

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

kooperatif tipe NHT bersetting problem
possing sehingga keaktifan dan motivasi
belajar siswa meningkat karena siswa
belajar dengan sesama teman sebayanya
dalam satu kelompok untuk mengerjakan
soal yang dibuat mereka sendiri serta
menjawab soal acakkan dari kelompok
lain. Pada saat melakukan diskusi dan
persentasi timbul sikap responsif serta
pro-aktif dalam diri siswa untuk bertanya
terhadap perwakilan kelompok yang
mempersentasikan tugas yang diberikan,
sehingga
siswa
disiplin
dalam
menyelesaikan tugas dan mengikuti proses
pembelajaran yang berlangsung.
3. Penilaian
Psikomotorik
Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Penilaian psikomotorik dalam
penelitian ini dilakukan pada kelas kontrol
(X MIA 4) dan kelas eksperimen (X MIA
1). Data yang diolah pada penilaian
psikomotorik sebanyak 35 siswa. Penilaian
psikomotorik
dilakukan
pada
saat
pembelajaran
berlangsung
dengan
mengamati perlakuan yang terdiri atas 1
aspek untuk kelas kontrol yaitu ketepatan
dalam mengerjakan tiap butir soal diskusi
kelompok dan 3 aspek untuk kelas
eksperimen yaitu kesesuaian soal dengan
materi yang diajarkan, ketepatan dalam
mengerjakan soal, bahasa yang digunakan
dalam pembuatan soal dengan skor
tertinggi maksimal masing-masing aspek
adalah 3. Siswa dikatakan memiliki kriteria
penilaian A (Baik Sekali) apabila memiliki
rentang nilai dari 81-100, B (Baik) dengan
rentang nilai 71-80, C (Cukup Baik)
dengan rentang nilai 61-70, D (Kurang
Baik) dengan rentang nilai 51-60, E (Tidak
Baik) dengan rentang nilai 0,05). Hal ini menyatakan bahwa H0
diterima, maka hasil belajar siswa kelas
kontrol sama dengan hasil belajar siswa
kelas eksperimen.
40

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa
proses pembelajaran yang dilaksanakan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT bersetting problem
possing lebih baik daripada metode
ceramah. Hal ini terlihat dari persentase
ketuntasan hasil belajar (posttest) siswa
pada kelas eksperimen lebih besar dari
pada kelas kontrol yaitu 65,71% > 51,43%.
Persentase Ketidaktuntasan hasil
belajar (posttest) siswa pada kelas kontrol
yaitu 48,57% > 34,29% pada kelas
eksperimen. Berdasarkan perhitungan ratarata hasil belajar siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen diperoleh rata-rata hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan
metode ceramah lebih rendah dari rata-rata
hasil belajar yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
bersetting problem possing. Kelas kontrol
diperoleh rata-rata nilai pretest 13,31 dan
rata-rata nilai posttest yaitu 67,30, nilai
tersebut mengalami peningkatan sebesar
53,99, sedangkan untuk kelas eksperimen
diperoleh nilai rata-rata pretest 9,26 dan
rata-rata nilai posttest yaitu 78,06 sehingga
mengalami peningkatan 68,8. Berdasarkan
perhitungan nilai tersebut menunjukkan
bahwa peningkatan nilai rata-rata pretest
dan posttest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol dengan selisih
nilai 14,81.
Begitu juga dengan penilaian
afektif kelas kontrol dan kelas eksperimen
dimana hasil belajar penilaian afektif siswa
kelas kontrol lebih kecil dibandingkan
dengan kelas eksperimen dengan kriteria
penilaian A (Baik Sekali) pada pertemuan
pertama dan kedua berturut-turut sebesar
57,14 dan 48,57 pada kelas kontrol <

Perbedaan hasil belajar siswa pada
materi stoikiometri dapat diketahui dengan
perhitungan statistik nilai posttest.
Hasil uji normalitas nilai posttest
siswa kelas eksperimen menunjukkan
bahwa value < 0,05 (0,018 < 0,05) yang
berarti H0 ditolak, maka data tidak
terdistribusi normal, sedangkan hasil uji
normalitas kelas kontrol menunjukkan
bahwa value 0,00 < 0,05 (0,00 < 0,05)
yang berarti H0 ditolak, maka data tidak
terdistribusi normal. Karena kedua kelas
tidak terdistribusi normal maka lanjutkan
dengan uji non statistik parametrik
menggunakan uji U Mann-Whitney dengan
taraf α = 5%. Hasil yang diperoleh
menunjukkan value < 00,5 (0,007 < 0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan
Ha diterima, yang berarti terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa kelas
kontrol dan siswa kelas eksperimen pada
materi stoikiometri yang diajarkan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT bersetting problem
possing (kelas eksperimen) dengan siswa
yang diajarkan menggunakan metode
ceramah (kelas kontrol).
Hal ini terlihat bahwa pada pretest
pada siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen persentase ketidaktuntasan
siswa sebesar 100%. Hal ini disebabkan
siswa belum diajarkan materi stoikiometri
dan pada posttest kelas kontrol sebanyak
18 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 atau
51,43% yang tuntas, sedangkan 17 siswa
atau 48,57% tidak mencapai KKM atau
tidak tuntas. Pada kelas eksperimen 23
siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 atau
65,71% yang tuntas, sedangkan 12 siswa
atau 34,29% tidak mencapai KKM atau
41

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

dan psikomotorik diperoleh hasil berturutturut yaitu: 88,09%; 100%; 100%.

71,43 dan 74,29 pada kelas eksperimen
atau (57,14 dan 48,57 < 71,43 dan 74,29),
sedangkan untuk kriteria B (Baik) kelas
kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen pada pertemuan pertama dan
kedua berturut-turut sebesar 42,86 dan
51,43 pada kelas kontrol > 28,57 dan 25,71
pada kelas eksperimen atau (42,86 dan
51,43) > 28,57 dan 25,71).
Penilaian
psikomotorik,
hasil
belajar penilaian psikomotorik siswa kelas
kontrol lebih kecil dibandingkan kelas
eksperimen dengan kriteria penilaian A
(Baik Sekali) pada pertemuan pertama dan
kedua sebesar 62,86 dan 25,71 pada kelas
kontrol < 71,43 dan 71,43 pada kelas
eksperimen atau (62,86 dan 25,71) <
(71,43 dan 71,43), sedangkan untuk kriteria
B (Baik) kelas kontrol lebih tinggi
dibandingkan kelas eksperimen pada
pertemuan pertama dan kedua berturutturut sebesar 37,14 dan 74,29 pada kelas
kontrol > 28,57 dan 28,57 pada kelas
eksperimen atau (37,14 dan 74,29) >
(28,57 dan 28,57).
Hal ini membuktikan bahwa apabila
terjadi peningkatan hasil belajar kognitif
pada siswa maka penilaian afektif dan
psikomotorik akan meningkat pula karena
keberhasilan
belajar
kognitif
akan
mempengaruhi sikap atau afektif mereka
dalam menerima pelajaran dan ditunjukkan
melalui tindakan atau keterampilan siswa
tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian
Susatyo dkk (2009) dimana siswa yang
diajarkan dengan model problem possing
dalam think Pair share pada pokok
bahasan asam basa terjadi peningkatan
hasil belajar dari hasil tes kognitif, afektif

4. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (NHT) Bersetting Problem
Possing Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa
Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa
adanya
pengaruh
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
bersetting problem possing pada materi
stoikiometri terhadap hasil belajar siswa
kelas X SMA Negeri 8 Pontianak. Hal ini
terlihat dari nilai posttest diperoleh ES
sebesar 0,57 yaitu nilai ES 0,2 < ES ≤ 0,8
sehingga digolongkan sedang. Dilihat dari
luas dibawah lengkung kurva normal 0,57
yaitu diperoleh sebesar 21,57%. Artinya,
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
NHT
bersetting
problem
possing
berpengaruh sebesar 21,57% terhadap hasil
belajar siswa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rasmawan
(2010) yang menyimpulkan bahwa
pengaruh penerapan model pembelajaran
problem possing pada pokok bahasan asam
basa dapat meningkatkan penguasaan
konsep mahasiswa dengan konsepsi awal
mahasiswa rata-rata sebesar 38,1% menjadi
91%. Penelitian ini juga sejalan dengan
Susatyo dkk (2009) dimana siswa yang
diajarkan dengan model problem possing
pada pokok bahasan asam basa terjadi
peningkatan hasil belajar dari hasil tes
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik
diperoleh hasil berturut-turut yaitu:
88,09%; 100%; 100%.
42

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

Dari dua hasil penelitian tersebut,
persentasinyanya lebih tinggi dibandingkan
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT bersetting problem possing pada
materi stoikiometri yang hasil tes kognitif,
afektif, dan psikomotorik berturut-turut
adalah 78,06%; 72,86%; 71,43%. Dapat
disimpulkan
bahwa
perbedaan
ini
dikarenakan adanya penambahan model
pembelajaran dan strategi yang berbeda
dalam pembelajaran problem possing.

ISSN. 2503-4448

B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Model pembelajaran kooperatif tipe
NHT ber-setting problem possing dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa, sehingga
dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif bagi guru dalam proses belajar
mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Terdapat perbedaan hasil belajar siswa
antara siswa yang diajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
bersetting problem possing dengan siswa
yang diajarkan menggunakan metode
ceramah melalui Uji U Mann-Whitney
didapatkan
value
sebesar
0
dan
memberikan pengaruh sebesar 21,57%
terhadap hasil belajar siswa pada materi
stoikiometri dengan harga ES = 0,57 yang
termasuk kategori sedang.
Model NHT bersetting problem possing
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
karena memiliki kelebihan yaitu melatih
siswa secara mandiri dalam mengajukan
dan menjawab soal, membagikan ide-ide
saat diskusi dengan belajar secara
kelompok heterogen, dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam memperkaya
konsep dasar melalui pengajuan soal secara
mandiri.

Hamdani,
(2011).
Strategi
Mengajar. Bandung:
Setia.

Belajar
Pustaka

Handayani
D.
(2008).
Efektivitas
Penerapan
Metode
Problem
Posing
Terhadap
Tugas
Terstruktur Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa. Jurnal Forum
Kependidikan. Vol. 28, No. 1.
(online)
http://jurnal.untan.ac.id/index.
Nuraeni, E. (2014). Penguasaan Konsep
Siswa Pada Materi Perkembangan
Teori Atom Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri. Skripsi
(online)
repository.upi.edu.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Rasmawan, R. (2010). Penerapan Model
Problem
Posing
Bersetting
Cooperatif Tipe Think Pair Shaere
Pada Topik Asam Basa Untuk
Meningkatkan
Penguasaan
Konsep
Mahasiswa.
Jurnal
Pendidikan Matematika dan Ipa.
43

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

Vol. 1, No.1. 2010 (online)
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/
pmp/article/download/165/164.

Suyatno, (2009). Menjelajah Pembelajaran
Inovatif. Surabaya: Masmedia
Buana Pustaka.

.
Sudiana, K. I. (2006). Penerapan Strategi
Pengajuan Masalah (Problem
Possing) Berbantuan PertanyaanPertanyaan Pembimbing Dan
Jurnal
Belajar
Dalam
Pembelajaran Kimia Dasar I.
Jurnal
Pendidikan
dan
Pengajaran
Undiksha
Edisi
Khusus TH. XXXIX Desember
2006. ISSN 0215-8250 (online)
IK Sudiana-pasca.undiksha.ac.id.

Wijayati, Kusumawati, Kushandayani.
(2008).
Penggunaan
Model
Pembelajaran Numbered Heads
Together Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kimia. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia (JIPK),
Vol. 2, No. 2, 2008 (online)
http://journal.unnes.ac.id/nju/inde
x.php/jipk/article/viewfile/1315/1
392.

Supardi

Winarti, A. (2001). Pembelajaran Ilmu
Kimia
dan
Kontribusinya
Terhadap
Perkembangan
Intelektual. Jurnal Vidy karya
XIX.
2:
109-115
(online)
http://journal.unnes.ac.id.

dan Putri, (2010). Pengaruh
Penggunaan Artikel Kimia Dari
Internet Pada Model Pembelajaran
Creative
Problem
Solving
Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia (JIPK), Vol. 4, No.1,2010
(online)
http://journal.unnes.ac.id/nju/inde
x.php/JIPK/article/viewFile/1315/
1392

Susatyo, Sladi Mirna. (2009). Peningkatan
Hasil Belajar Kimia Melalui
Strategi Interactive Question And
Reading Orientation Berbasis
Problem Possing. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia (JIPK), Vol. 3,
No.2.
2009
(online)
http://journal.unnes.ac.id/nju/inde
x.php/JIPK.

44