ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (18)
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0172
pp. 11- 21
11 Pages
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EKSPOR KOPI ARABIKA ACEH
1)
Dewi Navulan Sari1, Moh. Nur Syechalad2, Sofyan2
Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: Arabica coffee has a significant contribution to Aceh economy as well as the regional
GDP. The main objective of this research is to identifiy and analyze factors influencing most
toward the export volume Aceh Arabica coffee. The data which is used is the secondary data
and quantitative time series from 1988 to 2011 were further analyzed using the Ordinary Least
Square (OLS). The independent variables is the amount of Aceh Arabica coffee production,
exchange rate, the price of Arabica coffee abroad, and foreign per capita income, while the
dependent variable is the volume of exports of Arabica coffee Aceh. The result shows that all
independent variables have a significant influence on the volume of exports is statistically Aceh
Arabica coffee for 91.07%. Arabica coffee production Aceh positive impact on Aceh Arabica
coffee exports amounted to 0.0727, the exchange rate had a positive effect on export volume
amounted to 0,3694 Aceh Arabica coffee, and coffee prices abroad have a positive impact Aceh
Arabica coffee exports amounted to 10,992.
Keywords : export, Aceh Arabica coffee, production, exchange rate, foreign prices, and
income per capita
Abstrak: Kopi Arabika memiliki peranan penting dalam perekonomian daerah dengan
memberikan konstribusi PDRB Aceh melalui kegiatan ekspor setiap tahunnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Arabika Aceh.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif runtut waktu dari tahun
1988 hingga tahun 2011 yang selanjutnya di analisis dengan menggunakan metode Ordinary
Least Square (OLS). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah
produksi kopi Arabika Aceh, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga kopi Arabika di luar
negeri, dan pendapatan perkapita luar negeri, sedangkan variabel tidak bebas adalah volume
ekspor kopi Arabika Aceh. Dari hasi penelitian diketahui bahwa seluruh variabel bebas
memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap volume ekspor kopi Arabika
Aceh sebesar 91,07%. Produksi kopi Arabika Aceh memberikan pengaruh positif terhadap
volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 0,0727, kurs memberikan pengaruh positif terhadap
volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 0,3694 dan harga kopi luar negeri memberikan
pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 10,992.
Kata Kunci : ekspor, kopi Arabika Aceh, produksi, kurs, harga luar negeri, dan pendapatan perkapita.
PENDAHULUAN
Salvatore (1997:425).
Pasca revolusi di Inggris pada abad ke-19,
Negara-negara
maju
seperti
Inggris,
telah mendorong perkembangan pusat-pusat
Perancis, Jerman dan negara-negara maju
bisnis baru di berbagai penjuru dunia yang
lainnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang
kemudian disebut sebagai “dunia peradaban
pesat
baru” atau “regions of recent settlement”. Pada
bersandar
pembentukan dunia peradaban baru tersebut
internasional
terutama
sangat dipengaruhi oleh aktifitas ekspor dan
membuktikan
bahwa
impor, terutama aktifitas ekspor, Nurske dalam
kegiatan perdagangan internasional yang telah
11 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
karena
pertumbuhan
pada
aktifitas
ekspor.
ekspor
ekonominya
perdagangan
Hal
ini
merupakan
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
menjadi “mesin pertumbuhan” (engine or
growth)
bagi
negara-negara
Dengan
kegiatan
ekspor,
berkembang.
negara-negara
1998 tanggal 4 Desember 1998 tentang
Ketentuan
Umum
Dibidang
Ekspor
sebagaimana telah beberapa kali di ubah
devisa
terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan
sehingga akan meningkatkan kekayaan atau
Nomor 01/M-DAG/PER/1/2007 Tanggal 22
pendapatan negara yang secara tidak langsung
Januari 2007.
berkembang
dapat
meningkatkan
juga dapat meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat
(the
export
let
growth
Pemerintah
perdagangan
Republik
barang yang diatur ekspornya, barang yang
diawasi ekspornya, barang yang dilarang dan
hypothesis).(Soekartawi, 1991).
Dalam
Dalam pengaturan ekspor terdiri dari
internasional,
Indonesia
telah
barang yang bebas ekspornya. Kopi merupakan
komoditi
yang
diatur
ekspornya.
Untuk
menetapkan beberapa peraturan dan kebijakan
pelaksanaan ekspor kopi, eksportirnya harus
tentang perdagangan luar negeri. Kebijakan
terdaftar sebagai eksportir Kopi.
Perdagangan Luar Negeri disusun dan tetapkan
Provinsi Aceh merupakan salah satu
oleh Menteri Perdagangan. Kebijakan ekspor
provinsi di Indonesia yang memiliki potensi
disusun dalam rangka peningkatan daya saing,
sumber daya alam baik berupa sumber daya
menjamin kepastian usaha dan kesinambungan
minyak dan gas bumi maupun dari sektor
bahan
negeri,
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan
mendukung tetap terpelliharanya kelestarian
dan kelautan. Berbagai strategi dilakukan oleh
lingkungan/sumber
yang
pemerintah daerah Provinsi Aceh untuk dapat
menyangkut kesehatan, keamanan, keselamatan,
meningkatkan pendapatan daerah dari potensi
lingkungan dan moral bangsa (K3LM) serta
yang ada melalui pendapatan devisa pada
adanya perjanjian internasional.
kegiatan ekspor.
baku
industri
di
daya
dalam
alam
Sesuai dengan otonomi daerah, Provinsi
Seiring
dengan
merosotnya
volume
Aceh memiliki kewenangan dalam mengatur
ekspor Migas, pemerintah berusaha untuk
dan mengelola sistem pemerintah daerah,
meningkatkan ekspor melalui sektor non migas.
namun dalam hal kebijakan perdagangan luar
Komoditi kopi merupakan salah satu komoditi
negeri tetap dilaksanakan oleh Pemerintah pusat.
ekspor yang memberikan kontribusi dalam
Hal ini terkait dengan perjanjian Internasional,
perolehan devisa negara dan merupakan salah
jangkauan operasional bersifat nasional yang
satu komoditi unggulan provinsi Aceh. Saat ini
memerlukan koordinasi antar instansi terkait
Provinsi Aceh tergolong salah satu daerah
tingkat nasional maupun lembaga internasional.
produsen kopi Arabika dan Robusta
Pengelompokkan barang-barang ekspor
di
Indonesia.
diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian
Kopi Arabika merupakan komoditi yang
dan Perdagangan Nomor 558 /MPP /Kep/ 12/
memiliki peranan penting dalam perekonomian
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 12
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
daerah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten
1
Bener Meriah, sebagai daerah penghasil kopi
1
Arabika. Komoditi ini memberikan lapangan
kerja, sebagai sumber bahan mentah industri
2
6
7
8
Aceh Tengah
48.000
25.187
33.474
2 Bener Meriah
39.679
14.286
27.628
87.679
39.473
61.102
ACEH
dan sebagai penyumbang devisa negara melalui
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi
Aceh-2011.
kegiatan ekspor. Namun kebijakan dalam upaya
Selama 11 tahun, perkembangan produksi
meningkatkan volume dan nilai ekspor kopi
kopi Arabika memperlihatkan peningkatan.
Arabika melalui peningkatan produksi dalam
Namun peningkatan yang terjadi pada sektor
rangka
produksi
peningkatan
menyebabkan
surplus
kesejahteraan
produksi
petani
sejalan
dengan
volume
atas
ekspornya. Pada Tabel 1.2 memperlihatkan
konsumsi dan ekspor yang diikuti oleh mutu
perkembangan produksi dan perkembangan
yang relatif rendah (Ilyas, 1991).
ekspor kopi Arabika selama 11 tahun terakhir.
Pada tahun 2010, daerah
di
tidak
produsen kopi
Persentase
volume
ekspor
terhadap
terbesar adalah Kabupaten Aceh Tengah dengan
produksi Kopi Arabika Aceh tertinggi tercapai
produksi 28.914 ton pertahun, yang terdiri dari
pada tahun 2003. Dan mengalami penurunan
27.777 ton kopi Arabika dan 1.137 ton kopi
tahun 2009 hingga hanya 13,48 persen dari
Robusta, Kabupaten Bener Meriah dengan
produksi kopi Arabika yang diekspor ke negara-
produksi 15.868 ton terdiri dari kopi Arabika
negara tujuan ekspor, namun pada tahun 2010
13.248 ton dan 2.620 ton kopi Robusta. Kedua
mengalami
Kabupaten
daerah
19,15 persen. Hal ini dapat dikaitkan dengan
penghasil kopi Arabika. Dari total produksi
kualitas kopi yang dihasilkan. Sesuai dengan
kopi Aceh 49.861 ton/ pada tahun 2010, kopi
Standard Nasional Indonesia, kualitas ekspor
Arabika merupakan bagian terbesar yaitu
kopi terbaik adalah kualitas Grade 1 dan Grade
82.28% atau 41.025 ton dari total produksi dan
2. Kualitas kopi rendah berpengaruh terhadap
17,72% atau 8.836 ton sisanya adalah
kopi
harga kopi dan permintaan. Kontribusi ekspor
Robusta. Sementara daerah kabupaten lainnya
kopi Arabika Aceh terhadap ekspor kopi
merupakan produsen kopi Robusta. Besarnya
Arabika Indonesia pada tahun 2010 hanya
produksi kopi Arabika di Aceh dipicu oleh
2,61% atau 7.854,46 ton dari 200.480,00 ton
harga jual kopi Arabika lebih baik dari harga
(www.aeki-aice.org)
Tersebut
merupakan
perningkatan
kembali
menjadi
Kopi Robusta. Sebaran tanaman kopi Arabika
Tabel 2. Perkembangan Produksi dan Ekspor
Kopi Arabika Aceh
di jelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Areal, Produksi Komoditi Kopi
Arabika dan Jumlah Petani Perkebunan
Rakyat, Tahun 2010
No
13 -
Kab/Kota
Luas
total
(Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
petani
(KK)
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Tahun
2000
Produksi Kopi
(ton/thn)
Kopi
Total
Arabika
Kopi
28.352
41.535
Volume ekspor
Kopi(ton/thn)
Kopi
Total
Persentase
volume
ekspor
terhadap
Arabika
kopi
produksi
Kopi
Arabika
4.209,34 4.262,44
14,85
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2001
28.352
40.919
4.384,50 4.705,50
15,46
10.768,7
Menyadari
akan
pentingnya
peranan
10.832,92
40,26
ekspor kopi bagi pertumbuhan ekonomi Negara
33.985
9.386,70 9.391,86
43,47
Republik Indonesia, khususnya pendapatan
daerah Aceh, maka penulis tertarik untuk
2002
26.748
40.025
2003
21.593
2
2004
22.757
37.382
6.619,02 6.669,72
29,09
2005
28.930
35.012
3.651,99 3.716,49
12,62
2006
35.597
41.894
6.818,62 7.055,62
19,16
2007
28.730
46.943
6.038,44 6.038,44
21,02
Arabika
2008
41.076
47.124
7.435,84 7.435,84
18,10
komoditi kopi terbesar di provinsi Aceh dan
2009
41.592
50.190
5.606,92 5.606,92
13,48
2010
41.025
49.861
7.854,46 7.854,46
19,15
mengetahui permasalahan disekitar
karena
kopi Arabika
kopi
merupakan
hanya 19,15 persen yang di ekspor ke beberapa
Sumber: BPS Aceh (Diolah)
Catatan: Total kopi adalah jumlah kopi Arabika dan
Kopi Robusta
negara tujuan konsumsi kopi Arabika. Kecilnya
volume
ekspor
kopi
Arabika
Aceh
dibandingkan dengan produksi kopi Arabika
Prospek kopi Arabika ke depan sangat
menjanjikan,
karena
permintaan
Aceh merupakan suatu masalah yang harus
pasar
dianalisis, ada apa dengan kopi Arabika Aceh
internasional terhadap kopi Arabika terus
dan faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor
meningkat. Negara Amerika Serikat merupakan
kopi Arabika Aceh.
negara tujuan ekspor kopi Arabika Aceh yang
secara kontinyu mengimpor kopi Arabika asal
Aceh. (Serambi, 22 Maret 2011). Namun
permintaannya
berfluktuatif setiap tahunnya.
Begitu pula dengan negara-negara konsumsi
kopi Arabika lainnya. Permintaan kopi Arabika
Aceh
tidak
konstan
pada
satu
Negara,
Pergerakan permintaan kopi Arabika Aceh
Gambar 1.
Perkembangan Volume Ekspor Kopi
Arabika
berdasarkan negara tujuan ekspor di uraikan
Aceh
Berdasarkan
Negara
Tujuan Ekspor
pada Gambar 1.
Konsumsi kopi dunia mencapai 8.334.600
KAJIAN KEPUSTAKAAN
ton pada tahun 2010. Nilai ini merupakan
Dharmansyah dalam Soekartawi (1991),
penjumlahan konsumsi pada negara-negara
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor non
pengekspor
konsumen.
migas antara lain harga pasar internasional,
Kontribusi ekspor kopi Aceh sangat kecil,
nilai tukar, kuota ekspor dan impor, kebijakan
hanya 0,09 persen dari konsumsi kopi dunia.
tarif
Peluang ini sangat besar untuk meningkatkan
Salvatore
kuantitas eskpor kopi Aceh dalam rangka
menyebutkan di luar tarif dan kuota yang
meningkatkan pendapatan daerah Aceh dari
mempengaruhi
sektor perdagangan luar negeri.
antara lain; pembatasan ekspor secara sukarela
kopi
dan
negara
dan
kebijakan
(1997:320)
nontarif.
secara
perdagangan
Sementara
lebih
detail
internasional
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 14
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
(voluntary export restraints), aturan-aturan
“Makin rendah harga suatu barang, maka makin
teknis, prosedur administratif, politik dumping
banyak permintaan terhadap barang tersebut,
dan berbagai ketentuan pemerintah lainnya
sebaliknya makin tinggi harga suatu barang
seperti subsidi kredit ekspor, birokrasi (red-tape
makin rendah permintaan terhadap barang
barriers),
kebijakan
pengutamaan
produk
dalam negeri, pajak-pajak perbatasan (border
taxes),
perjanjian-perjanjian
kurs
2003).
internasional
(international commodity agreements), dan
pemberlakuan
tersebut (caterus paribus)” (Sadono Sukirno,
majemuk
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Banda Aceh
(multiple
exchange rates), kartel-kartel internasional dan
dengan ruang lingkup penelitian difokuskan
pada
praktek dumping serta subsidi ekspor.
Dalam teori perdagangan internasional
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penawaran
(supply) dan permintaan (demand) (Krugman
ekspor, nilai tukar riil, pendapatan dunia dan
kebijakan devaluasi. Dari sisi penawaran,
ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, harga
domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi
yang bisa diproduksi melalui investasi, impor
yang
mempengaruhi
perkembangan ekspor komoditi kopi Arabika
Aceh dari sisi penawaran seperti; kapasitas
produksi kopi Arabika Aceh, nilai tukar
(exchange rate) dan harga kopi luar negeri.
Jenis
dan Obstfeld, 2005; Salvatore, 1996). Dari sisi
permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga
faktor-faktor
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat
kuantitatif runtut waktu (time series) mulai
tahun 1988 sampai tahun 2011. Pengumpulan
data sekunder
menggunakan
teknik studi
dokumenter, yaitu cara memperoleh
data
dengan menyelidiki dan mempelajari dokumendokumen sesuai dengan dalam model penelitian
bahan baku, dan kebijakan deregulasi.
ini
Model analisis yang digunakan adalah
Faktor Harga
Dalam kegiatan perdagangan internasional
(ekspor dan impor) ada beberapa faktor yang
harus mendapatkan perhatian. Salah satunya
adalah
harga
dari
barang
yang
dengan menggunakan analisa Regresi Linear
Berganda yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
akan
(1)
diperdagangkan karena harga akan menentukan
besar kecilnya jumlah barang yang akan
diperdagangkan.
Teori
permintaan
menerangkan tentang ciri hubungan antara
jumlah permintaan dan harga barang yang
merupakan suatu hipotesa yang menerangkan:
15 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Fungsi di atas kemudian dispesifikasikan
ke dalam model persamaan ekonometrika
sebagai
berikut
(2)
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Para ekonom membedakan kurs menjadi
Di mana:
Ykp = Volume ekspor kopi Arabika (ton)
dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs
Xpka = Produksi Kopi Arabika ( ton)
nominal (nominan exchange rate) adalah harga
Xk
relatif dari mata uang dua negara. Sebagai
= Kurs mata uang Indonesia terhadap
contoh, jika antara dollar Amerika Serikat dan
dollar (Rp/US$)
Xhk = Harga kopi Arabika di luar negeri
Rupiah adalah Rp.3.000,00 per dollar, maka
orang Amerika Serikat bisa menukar US$.1,00
(US$/lb)
Β1, β2, β3= Koefifien Regresi
untuk Rp.3.000,00 di pasar uang. Sebaliknya
β0
= Intercept (Konstanta)
orang Indonesia yang ingin memiliki dollar
µi
= Variabel pengganggu (error term)
akan membayar Rp.3.000,00 untuk setiap dollar
yang dibeli. Ketika orang-orang mengacu pada
“kurs” diantara kedua negara, mereka biasanya
Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)
Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai
mengartikan kurs nominal (Mankiw, 2003).
Kurs rill (real exchange rate) adalah harga
harga mata uang luar negeri dalam satuan harga
relatif dari barang-barang diantara dua negara. Kurs
mata uang Domestik (Salvatore;1997:10).
Sedangkan menurut Krugman (2000:335),
riil
menyatakan
tingkat
dimana
kita
bisa
Kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu
memperdagangkan barang-barang dari suatu negara
negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata
untuk barang-barang dari negara lain.
uang yang lain dan mampu mempengaruhi
HASIL PEMBAHASAN
ekspor.
Menurut Sukirno (2000:109), peningkatan
Volume ekspor kopi arabika Aceh setiap
Kurs mata uang negara pengimpor terhadap
tahunnya memperlihatkan pergerakan yang
mata
dapat
berfluktuatif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
meningkatkan daya beli negara pengimpor yang
faktor diantaranya adalah faktor produksi kopi
mengakibatkan nilai ekspor negara pengekpor
arabika di Aceh, harga kopi arabika di pasar
meningkat. Nilai tukar mata uang (kurs)
Internasional dan nilai tukar (kurs). Dari hasil
memainkan peranan sentral dalam hubungan
penelitian
perdagangan
kurs
menggambarkan bahwa tiga variabel di atas
memungkinkan dapat membandingkan harga-
berpengaruh terhadap volume ekspor kopi
harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh
arabika Aceh.
uang
negara
pengekspor
internasional,
karena
terhadap
faktor-faktor
tersebut
suatu negara. Hal ini dijelaskan pula oleh
Salvatore (1997) bahwa dalam melakukan
Volume Ekspor
transaksi perdagangan antar negara-negara,
Jumlah rata-rata volume ekspor kopi
mereka menggunakan mata uang asing bukan
arabika Aceh dengan tujuan negara-negara
mata uang negaranya.
Amerika, seperti Amerika Serikat, Canada,
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 16
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Mexico
dan
pergerakan
Auburn
yang
mempunyai
memperlihatkan
berfluktuatif
kecendrungan
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
meskipun
untuk
terus
meningkat mengikuti perkembangan pasar kopi
arabika internasional yang sejak tahun 1962
dikendalikan
oleh
ICO
yang
merupakan
organisasi kopi internasional. Jumlah rata-rata
volume ekspor kopi arabika Aceh tertinggi pada
tahun 2008 dan volume ekspor terendah pada
tahun 1988, namun peningkatan volume ekspor
3.006,200
1.636,320
2.283,560
3.207,900
2.961,540
3.191,400
3.590,620
2.587,500
5.286,120
4.731,375
6.327,880
4.945,500
6.112,660
5.996,520
49,57
-45,57
39,55
40,48
-7,68
7,76
12,51
-27,94
104,29
-10,49
33,74
-21,85
23,60
-1,90
Sumber: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan UKM Aceh (Diolah)
tertinggi terjadi pada tahun 1991 yang mencapai
Aceh pada tahun 2008 didorong oleh tingginya
produksi kopi arabika dan harga kopi arabika di
pasar internasional (New York) mencapai harga
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Tingginya volume ekspor kopi arabika
12000000
Volume Ekspor (kg)
144,56 persen.
US$ 138,32 per lb atau setara dengan US$ 305
Negara-Negara Tujuan Ekspor (termasuk negara Amerika)
per kg. Peningkatan harga kopi yang mencapai
Tujuan ekspor ke negara-negara Amerika
12,27 persen dibandingkan dengan tahun
sebelumnya memicu eksportir kopi untuk
mengekspor kopi arabika. Selain dari harga
kopi yang meningkat, pada tahun ini juga
memperlihatkan peningkatan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika sehingga nilai jual
kopi ke luar negeri memberikan keuntungan
yang besar bagi eksportir.
Tabel 3. Perkembangan ekspor kopi arabika Aceh ke
negara-negara Amerika kurun waktu 1988 –
2011
Tahun
Volume Ekspor
Peningkatan (%)
(ton)
1988
142,300
1989
253,400
78,07
1990
260,100
2,64
1991
636,100
144,56
1992
657,800
3,41
1993
699,200
6,29
1994
684,000
-2,17
1995
785,000
14,77
1996
999,040
27,27
1997
2.009,880
101,18
17 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Tahun
Gambar 2. Perkembangan volume ekspor
arabika Aceh tahun 1988-2011
Pada
Gambar
2.
kopi
memperlihatkan
perbandingan volume ekspor kopi arabika Aceh
antara keseluruhan negera-negara tujuan ekspor
dengan negara-negara yang berada dalam
kawasan Amerika. Dalam kurun waktu 24 tahun,
ada 29 negara tujuan ekspor kopi Arabika Aceh
yang berada pada 10 kawasan yaitu kawasan
negara Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan,
Amerika Utara, Afrika, Eropa Utara, Eropa
Barat, Eropa
Selatan, Eropa Timur
dan
Australasia sesuai Lampiran.2. Pada tahun 2002
merupakan tahun tertinggi berdasarkan volume
ekspor kopi arabika Aceh ke negara-negara
tujuan ekspor termasuk negara-negara Amerika,
hal ini disebabkan oleh tingginya volume
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ekspor kopi arabika ke negara Jerman yang
mencapai 1.022,700 ton. Selain itu faktor harga
kopi arabika pada tahun 2002 juga mendukung
tingginya permintaan akan kopi arabika Aceh.
Produksi Kopi Arabika di Aceh
Kopi Arabika terdapat di dua kabupaten
yang berada di dataran tinggi pada provinsi
Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten
Bener
Meriah.
Produksi
kopi
arabika dari dua kabupaten tersebut selama 24
tahun memperlihatkan peningkatan. Berbagai
upaya
telah
dilakukan
untuk mendukung
peningkatan produksi kopi arabika, antara lain
dengan perluasan areal tanam, penggunaan bibit
unggul dan pemeliharaan tanaman produktif.
Produksi kopi arabika pada tahun 2009
merupakan produksi tertinggi dari tahun 1988
sampai dengan tahun 2011. Namun peningkatan
produksi tertinggi terjadi pada tahun 2008
hingga mencapai 42,97 persen.
Hal ini
didorong oleh peningkatan harga kopi arabika
pada tahun 2007 sehingga pemerintah dan
pihak-pihak
terkait
berupaya
untuk
meningkatkan produksi kopi guna memenuhi
permintaan akan kopi arabika yang cukup tinggi
pada tahun 2008.
Tahun
2010
produksi
kopi
arabika
mengalami penurunan sebesar 1.36 persen
dibandingkan dengan produksi kopi pada tahun
2009,
hal
ini
disebabkan
oleh
Tabel 4. Perkembangan Produksi Kopi Arabika Aceh
Kurun Waktu 1988 – 2011
Tahun
Produksi kopi
Peningkatan (%)
arabika (ton)
1988
21.814,00
1989
22.605,00
3,63
1990
22.672,00
0,30
1991
28.080,10
23,85
1992
29.577,94
17,80
1993
31.468,20
-1,84
1994
31.225,00
-3,83
1995
33.418,40
-5,79
1996
36.875,00
25,35
1997
29.640,00
-19,62
1998
30.554,00
3,08
1999
27.104,00
-11,29
2000
28.352,00
4,60
2001
28.352,00
3,53
2002
26.748,00
25,20
2003
21.593,00
-14,03
2004
22.757,00
-5,81
2005
28.930,00
-2,78
2006
35.597,00
23,05
2007
28.730,00
-19,29
2008
41.076,00
42,97
2009
41.592,00
1,26
2010
41.025,00
-1,36
2011
41.100,00
0,18
Sumber: BPS Aceh (Diolah)
Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
dari
tahun
1988
sampai
dengan
2011
memperlihatkan pergerakan yang berfluktuatif.
Tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika
dimulai
merupakan
awal
Indonesia.
Namun
dari tahun
1997 yang
dari
moneter
krisis
kegiatan
ekspor
di
tidak
mengalami kendala, bahkan kegiatan ekspor
mengalami peningkatan dikarenakan konversi
keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar.
kegiatan
peremajaan tanaman kopi yang telah tidak
produktif lagi dan pengaruh iklim pemanasan
global yang secara nyata mempengaruhi kondisi
Tabel 5. Perkembangan Nilai Kurs Tengah US Dollar
Terhadap Rupiah di Bank Indonesia Jakarta
Kurun Waktu 1988 – 2011
habitat tanaman kopi.
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 18
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Tahun
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Kurs (Rp)
Peningkatan (%)
1.655
1.795
1.901
1.992
2.062
2.110
2.200
2.308
2.383
4.650
8.025
7.100
9.530
10.400
8.940
8.465
9.290
9.830
9.020
9.419
10.950
9.400
9083
8774
8,46
5,91
4,79
3,51
2,33
4,27
4,91
3,25
95,13
72,58
-11,53
34,23
9,13
-14,04
-5,31
9,75
5,81
-8,24
4,42
16,25
-14,16
-3,37
-3,40
sesuai dengan data analisis, dimana permintaan
akan kopi arabika meningkat ditinjau dari
peningkatan volume ekspor seiring dengan
peningkatan harga kopi arabika.
Sumber: Bank Indonesia (Diolah)
Harga Kopi Luar Negeri (US$)
Harga
kopi
arabika
dari
Indonesia,
khususnya dari Aceh di pasar New York
memperlihatkan pergerakan yang cendrung
terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini di
sebabkan oleh tingginya permintaan kopi
arabika. Walaupun negara-negara Amerika
memberlakukan
menetapkan
food
safety
yang
Sumber:
International
(www.ICO.org)
Coffee
Organization
dengan
peraturan-peraturan
persyaratan-persyaratan
Tabel 6. Perkembangan Harga Kopi Luar Negeri
Berdasarkan Harga Pasar New York Kurun
Waktu 1988 – 2011
Tahun
Harga kopi
Peningkatan
arabika
(%)
(US$/lb)
1988
76,02
1989
66,10
-13,25
1990
46,80
-29,20
1991
41,60
-11,11
1992
34,90
-16,11
1993
56,50
61,89
1994
66,60
17,88
1995
68,60
3,00
1996
74,40
8,45
1997
76,70
3,09
1998
25,10
-67,28
1999
39,40
56,97
2000
85,09
115,96
2001
61,94
-27,21
2002
60,43
-2,44
2003
64,08
6,04
2004
80,15
25,08
2005
114,30
42,61
2006
113,95
-0,31
2007
123,20
8,12
2008
138,32
12,27
2009
141,65
2,41
2010
194,40
37,24
2011
273,20
40,53
sangat
dan
ketat
sebagai upaya perlindungan konsumen, namun
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah
kopi arabika Aceh dapat menembus pangsa
dilakukan
dalam
pasar di negara Amerika tersebut. Keberhasilan
disimpulkan bahwa:
penelitian
ini
dapat
Aceh menembus pasar Amerika tidak terlepas
1. Dari hasil perhitungan, variabel produksi
dari dukungan semua pihak guna peningkatan
kopi Arabika Aceh, nilai tukar rupiah
mutu kopi arabika yang dihasilkan.
terhadap dolar Amerika dan harga kopi
Sesuai dengan mekanisme pasar, makin
Arabika di luar negeri berpengaruh nyata
tingginya permintaan akan suatu barang, maka
terhadap volume ekspor kopi Arabika
makin tinggi pula harga barang tersebut. Hal ini
19 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Aceh, baik secara parsial maupun secara
kurs yang memberikan dampak labih baik
serempak pada tingkat signifikan 95%.
bagi perkembangan ekspor kopi Arabika.
2. Keseluruhan
digunakan
variabel
dalam
yang
3. Perubahan iklim dapat berdampak buruk
mampu
bagi tanaman kopi Arabika, sehingga perlu
bebas
model
menjelaskan hubungan variabel bebas
adanya
dengan volume ekspor kopi Arabika Aceh
mencegah penebangan hutan secara ilegal
sebesar 91,07%, sedangkan sisanya 8,93%
dan gerakan penghijauan untuk mengurangi
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
efek pemanasan global saat ini.
kebijakan
pemerintah
untuk
tidak dimasukkan dalam model
3. Variabel yang dominan mempengaruhi
volume ekspor kopi Arabika Aceh adalah
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
(kurs), hal ini ditandai oleh nilai koefisien
pada hasil regresi dengan menggunakan
shazam (partial
standardized coefficient
untuk variabel tersebut lebih besar dari
nilai koefisien variabel yang lainnya.
4. Beberapa
negara
tujuan ekspor
kopi
Arabika Aceh, memberlakukan food safety
yang
bertujuan
konsumen
yang
untuk
dapat
perlindungan
mempengaruhi
volume ekspor kopi Arabika bila kualitas
kopi tidak dipertahankan atau ditingkatkan.
Saran
1. Pemerintah dapat
memberikan perhatian
yang lebih terhadap kebijakan-kebijakan
yang terkait dengan produksi kopi Arabika
agar kuantitas dan kualitas kopi menjadi
lebih baik, dan kedepan perlu adanya
sertifikasi mutu terhadap kopi Arabika
sehingga dapat menjamin konsumen dan
meningkatkan nilai jual kopi Arabika.
2. Pemerintah lebih memberikan perhatian
terhadap kebijakan yang berkaitan dengan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arwansyah, 2003. Analisis Sumbangan Perkebunan
Kopi Terhadap Perekonomian Daerah
Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis. Volume 2, Nomor 3, Desember
2003: 457-471. Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
BPS, 2009. Aceh Dalam Angka. Banda Aceh.
Darwan, 1998. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Ekspor Minyak Kelapa Sawit Di Daerah
Istimewa Aceh. Skripsi FE-Unsyiah (tidak
dipublikasikan).
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh, 2010.
Statistik Perkebunan Aceh.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UKM Aceh, 2010. Realisasi Expor Provinsi
Aceh.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri,
Departemen Perdagangan, 2007. Kebijakan
di Bidang Ekspor.
Fitriyana, 2007. Pengaruh Harga Terhadap Volume
Ekspor Udang Beku (Studi Kasus di PT.
Misaja
Mitra
Kecamatan
Anggana
Kabupaten Kutai Kartanegara). Jurnal EPP.
Volume 4 Nomor 1, 2007:45-50, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Mulawarman. Kalimantan Timur.
Gujarati, D.N., 2007. Dasar-dasar Ekonometrika.
Edisi ketiga. Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
Hajar, S., 2010. Analisis Permintaan Amerika
Serikat Terhadap Komoditi Kopi Indonesia.
Tesis Program Pasca Sarjana IESP –
Unsyiah : Banda Aceh.
Ilyas, R., 1991. Analisis Permintaan Luar Negeri
Atas Kopi Indonesia, Artikel Disertasi.
Jurnal Ekonomi. Nomor 2 Maret 1992.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah
Kuala : Banda Aceh.
Krugman, P.R., and Obstfeld, 2005. Ekonomi
Internasional Teori dan Kebijakan. Jakarta:
PT. Indek Kelompok Gramedia.
Mankiw, N. G., 2003. Macroeconomics, Fifth
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 20
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Editions. New York; Worth Publisher, 41
Medison Avenue.
Marbun, S., 2006. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Ekspor
Non Migas
Indonesia Tahun 1970-2004. Tesis Program
Pascasarjana IESP- Medan: USU.
Nicholson, W., 1998. Intermediate Microeconomic
and its Applications, 9th Edition. Thomson,
Soutwestem.
Salvatore, D., 1997. Ekonomi Internasional. Edisi ke
5. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.
Samanhudi, T., 2009. Analisis Faktor-faktorYang
Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian
Indonesia ke Amerika Serikat. Tesis
Program Pascasarjana IESP- Medan: USU.
Serambi Indonesia, 2011. Ekonomi & Bisnis,
“Produksi Kopi Gayo Kian Merosot (Pasar
Ekspor Terancam tak Terpenuhi)” 22 Maret
21 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
2011. Banda Aceh
Soekartawi, 1991. Agribisnis: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Press
Sukirno, S., 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sumodininggrat, G., 1994. Ekonometrika Pengantar.
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Syahril, 2008. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Volume Ekspor Komoditi
Perikanan di NAD. Tesis FE Unsyiah.
Banda Aceh
Wibowo, A. B., 2007. Kopi Aceh. Banda Aceh:
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Aceh.
Yusdja, Y., 2004. Tinjauan Teori Perdagangan
Internasional dan Keunggulan Kooperatif.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume
22 No.2, Desember 2004:126 – 141.
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0172
pp. 11- 21
11 Pages
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EKSPOR KOPI ARABIKA ACEH
1)
Dewi Navulan Sari1, Moh. Nur Syechalad2, Sofyan2
Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: Arabica coffee has a significant contribution to Aceh economy as well as the regional
GDP. The main objective of this research is to identifiy and analyze factors influencing most
toward the export volume Aceh Arabica coffee. The data which is used is the secondary data
and quantitative time series from 1988 to 2011 were further analyzed using the Ordinary Least
Square (OLS). The independent variables is the amount of Aceh Arabica coffee production,
exchange rate, the price of Arabica coffee abroad, and foreign per capita income, while the
dependent variable is the volume of exports of Arabica coffee Aceh. The result shows that all
independent variables have a significant influence on the volume of exports is statistically Aceh
Arabica coffee for 91.07%. Arabica coffee production Aceh positive impact on Aceh Arabica
coffee exports amounted to 0.0727, the exchange rate had a positive effect on export volume
amounted to 0,3694 Aceh Arabica coffee, and coffee prices abroad have a positive impact Aceh
Arabica coffee exports amounted to 10,992.
Keywords : export, Aceh Arabica coffee, production, exchange rate, foreign prices, and
income per capita
Abstrak: Kopi Arabika memiliki peranan penting dalam perekonomian daerah dengan
memberikan konstribusi PDRB Aceh melalui kegiatan ekspor setiap tahunnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Arabika Aceh.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif runtut waktu dari tahun
1988 hingga tahun 2011 yang selanjutnya di analisis dengan menggunakan metode Ordinary
Least Square (OLS). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah
produksi kopi Arabika Aceh, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga kopi Arabika di luar
negeri, dan pendapatan perkapita luar negeri, sedangkan variabel tidak bebas adalah volume
ekspor kopi Arabika Aceh. Dari hasi penelitian diketahui bahwa seluruh variabel bebas
memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap volume ekspor kopi Arabika
Aceh sebesar 91,07%. Produksi kopi Arabika Aceh memberikan pengaruh positif terhadap
volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 0,0727, kurs memberikan pengaruh positif terhadap
volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 0,3694 dan harga kopi luar negeri memberikan
pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 10,992.
Kata Kunci : ekspor, kopi Arabika Aceh, produksi, kurs, harga luar negeri, dan pendapatan perkapita.
PENDAHULUAN
Salvatore (1997:425).
Pasca revolusi di Inggris pada abad ke-19,
Negara-negara
maju
seperti
Inggris,
telah mendorong perkembangan pusat-pusat
Perancis, Jerman dan negara-negara maju
bisnis baru di berbagai penjuru dunia yang
lainnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang
kemudian disebut sebagai “dunia peradaban
pesat
baru” atau “regions of recent settlement”. Pada
bersandar
pembentukan dunia peradaban baru tersebut
internasional
terutama
sangat dipengaruhi oleh aktifitas ekspor dan
membuktikan
bahwa
impor, terutama aktifitas ekspor, Nurske dalam
kegiatan perdagangan internasional yang telah
11 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
karena
pertumbuhan
pada
aktifitas
ekspor.
ekspor
ekonominya
perdagangan
Hal
ini
merupakan
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
menjadi “mesin pertumbuhan” (engine or
growth)
bagi
negara-negara
Dengan
kegiatan
ekspor,
berkembang.
negara-negara
1998 tanggal 4 Desember 1998 tentang
Ketentuan
Umum
Dibidang
Ekspor
sebagaimana telah beberapa kali di ubah
devisa
terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan
sehingga akan meningkatkan kekayaan atau
Nomor 01/M-DAG/PER/1/2007 Tanggal 22
pendapatan negara yang secara tidak langsung
Januari 2007.
berkembang
dapat
meningkatkan
juga dapat meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat
(the
export
let
growth
Pemerintah
perdagangan
Republik
barang yang diatur ekspornya, barang yang
diawasi ekspornya, barang yang dilarang dan
hypothesis).(Soekartawi, 1991).
Dalam
Dalam pengaturan ekspor terdiri dari
internasional,
Indonesia
telah
barang yang bebas ekspornya. Kopi merupakan
komoditi
yang
diatur
ekspornya.
Untuk
menetapkan beberapa peraturan dan kebijakan
pelaksanaan ekspor kopi, eksportirnya harus
tentang perdagangan luar negeri. Kebijakan
terdaftar sebagai eksportir Kopi.
Perdagangan Luar Negeri disusun dan tetapkan
Provinsi Aceh merupakan salah satu
oleh Menteri Perdagangan. Kebijakan ekspor
provinsi di Indonesia yang memiliki potensi
disusun dalam rangka peningkatan daya saing,
sumber daya alam baik berupa sumber daya
menjamin kepastian usaha dan kesinambungan
minyak dan gas bumi maupun dari sektor
bahan
negeri,
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan
mendukung tetap terpelliharanya kelestarian
dan kelautan. Berbagai strategi dilakukan oleh
lingkungan/sumber
yang
pemerintah daerah Provinsi Aceh untuk dapat
menyangkut kesehatan, keamanan, keselamatan,
meningkatkan pendapatan daerah dari potensi
lingkungan dan moral bangsa (K3LM) serta
yang ada melalui pendapatan devisa pada
adanya perjanjian internasional.
kegiatan ekspor.
baku
industri
di
daya
dalam
alam
Sesuai dengan otonomi daerah, Provinsi
Seiring
dengan
merosotnya
volume
Aceh memiliki kewenangan dalam mengatur
ekspor Migas, pemerintah berusaha untuk
dan mengelola sistem pemerintah daerah,
meningkatkan ekspor melalui sektor non migas.
namun dalam hal kebijakan perdagangan luar
Komoditi kopi merupakan salah satu komoditi
negeri tetap dilaksanakan oleh Pemerintah pusat.
ekspor yang memberikan kontribusi dalam
Hal ini terkait dengan perjanjian Internasional,
perolehan devisa negara dan merupakan salah
jangkauan operasional bersifat nasional yang
satu komoditi unggulan provinsi Aceh. Saat ini
memerlukan koordinasi antar instansi terkait
Provinsi Aceh tergolong salah satu daerah
tingkat nasional maupun lembaga internasional.
produsen kopi Arabika dan Robusta
Pengelompokkan barang-barang ekspor
di
Indonesia.
diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian
Kopi Arabika merupakan komoditi yang
dan Perdagangan Nomor 558 /MPP /Kep/ 12/
memiliki peranan penting dalam perekonomian
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 12
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
daerah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten
1
Bener Meriah, sebagai daerah penghasil kopi
1
Arabika. Komoditi ini memberikan lapangan
kerja, sebagai sumber bahan mentah industri
2
6
7
8
Aceh Tengah
48.000
25.187
33.474
2 Bener Meriah
39.679
14.286
27.628
87.679
39.473
61.102
ACEH
dan sebagai penyumbang devisa negara melalui
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi
Aceh-2011.
kegiatan ekspor. Namun kebijakan dalam upaya
Selama 11 tahun, perkembangan produksi
meningkatkan volume dan nilai ekspor kopi
kopi Arabika memperlihatkan peningkatan.
Arabika melalui peningkatan produksi dalam
Namun peningkatan yang terjadi pada sektor
rangka
produksi
peningkatan
menyebabkan
surplus
kesejahteraan
produksi
petani
sejalan
dengan
volume
atas
ekspornya. Pada Tabel 1.2 memperlihatkan
konsumsi dan ekspor yang diikuti oleh mutu
perkembangan produksi dan perkembangan
yang relatif rendah (Ilyas, 1991).
ekspor kopi Arabika selama 11 tahun terakhir.
Pada tahun 2010, daerah
di
tidak
produsen kopi
Persentase
volume
ekspor
terhadap
terbesar adalah Kabupaten Aceh Tengah dengan
produksi Kopi Arabika Aceh tertinggi tercapai
produksi 28.914 ton pertahun, yang terdiri dari
pada tahun 2003. Dan mengalami penurunan
27.777 ton kopi Arabika dan 1.137 ton kopi
tahun 2009 hingga hanya 13,48 persen dari
Robusta, Kabupaten Bener Meriah dengan
produksi kopi Arabika yang diekspor ke negara-
produksi 15.868 ton terdiri dari kopi Arabika
negara tujuan ekspor, namun pada tahun 2010
13.248 ton dan 2.620 ton kopi Robusta. Kedua
mengalami
Kabupaten
daerah
19,15 persen. Hal ini dapat dikaitkan dengan
penghasil kopi Arabika. Dari total produksi
kualitas kopi yang dihasilkan. Sesuai dengan
kopi Aceh 49.861 ton/ pada tahun 2010, kopi
Standard Nasional Indonesia, kualitas ekspor
Arabika merupakan bagian terbesar yaitu
kopi terbaik adalah kualitas Grade 1 dan Grade
82.28% atau 41.025 ton dari total produksi dan
2. Kualitas kopi rendah berpengaruh terhadap
17,72% atau 8.836 ton sisanya adalah
kopi
harga kopi dan permintaan. Kontribusi ekspor
Robusta. Sementara daerah kabupaten lainnya
kopi Arabika Aceh terhadap ekspor kopi
merupakan produsen kopi Robusta. Besarnya
Arabika Indonesia pada tahun 2010 hanya
produksi kopi Arabika di Aceh dipicu oleh
2,61% atau 7.854,46 ton dari 200.480,00 ton
harga jual kopi Arabika lebih baik dari harga
(www.aeki-aice.org)
Tersebut
merupakan
perningkatan
kembali
menjadi
Kopi Robusta. Sebaran tanaman kopi Arabika
Tabel 2. Perkembangan Produksi dan Ekspor
Kopi Arabika Aceh
di jelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Areal, Produksi Komoditi Kopi
Arabika dan Jumlah Petani Perkebunan
Rakyat, Tahun 2010
No
13 -
Kab/Kota
Luas
total
(Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
petani
(KK)
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Tahun
2000
Produksi Kopi
(ton/thn)
Kopi
Total
Arabika
Kopi
28.352
41.535
Volume ekspor
Kopi(ton/thn)
Kopi
Total
Persentase
volume
ekspor
terhadap
Arabika
kopi
produksi
Kopi
Arabika
4.209,34 4.262,44
14,85
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2001
28.352
40.919
4.384,50 4.705,50
15,46
10.768,7
Menyadari
akan
pentingnya
peranan
10.832,92
40,26
ekspor kopi bagi pertumbuhan ekonomi Negara
33.985
9.386,70 9.391,86
43,47
Republik Indonesia, khususnya pendapatan
daerah Aceh, maka penulis tertarik untuk
2002
26.748
40.025
2003
21.593
2
2004
22.757
37.382
6.619,02 6.669,72
29,09
2005
28.930
35.012
3.651,99 3.716,49
12,62
2006
35.597
41.894
6.818,62 7.055,62
19,16
2007
28.730
46.943
6.038,44 6.038,44
21,02
Arabika
2008
41.076
47.124
7.435,84 7.435,84
18,10
komoditi kopi terbesar di provinsi Aceh dan
2009
41.592
50.190
5.606,92 5.606,92
13,48
2010
41.025
49.861
7.854,46 7.854,46
19,15
mengetahui permasalahan disekitar
karena
kopi Arabika
kopi
merupakan
hanya 19,15 persen yang di ekspor ke beberapa
Sumber: BPS Aceh (Diolah)
Catatan: Total kopi adalah jumlah kopi Arabika dan
Kopi Robusta
negara tujuan konsumsi kopi Arabika. Kecilnya
volume
ekspor
kopi
Arabika
Aceh
dibandingkan dengan produksi kopi Arabika
Prospek kopi Arabika ke depan sangat
menjanjikan,
karena
permintaan
Aceh merupakan suatu masalah yang harus
pasar
dianalisis, ada apa dengan kopi Arabika Aceh
internasional terhadap kopi Arabika terus
dan faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor
meningkat. Negara Amerika Serikat merupakan
kopi Arabika Aceh.
negara tujuan ekspor kopi Arabika Aceh yang
secara kontinyu mengimpor kopi Arabika asal
Aceh. (Serambi, 22 Maret 2011). Namun
permintaannya
berfluktuatif setiap tahunnya.
Begitu pula dengan negara-negara konsumsi
kopi Arabika lainnya. Permintaan kopi Arabika
Aceh
tidak
konstan
pada
satu
Negara,
Pergerakan permintaan kopi Arabika Aceh
Gambar 1.
Perkembangan Volume Ekspor Kopi
Arabika
berdasarkan negara tujuan ekspor di uraikan
Aceh
Berdasarkan
Negara
Tujuan Ekspor
pada Gambar 1.
Konsumsi kopi dunia mencapai 8.334.600
KAJIAN KEPUSTAKAAN
ton pada tahun 2010. Nilai ini merupakan
Dharmansyah dalam Soekartawi (1991),
penjumlahan konsumsi pada negara-negara
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor non
pengekspor
konsumen.
migas antara lain harga pasar internasional,
Kontribusi ekspor kopi Aceh sangat kecil,
nilai tukar, kuota ekspor dan impor, kebijakan
hanya 0,09 persen dari konsumsi kopi dunia.
tarif
Peluang ini sangat besar untuk meningkatkan
Salvatore
kuantitas eskpor kopi Aceh dalam rangka
menyebutkan di luar tarif dan kuota yang
meningkatkan pendapatan daerah Aceh dari
mempengaruhi
sektor perdagangan luar negeri.
antara lain; pembatasan ekspor secara sukarela
kopi
dan
negara
dan
kebijakan
(1997:320)
nontarif.
secara
perdagangan
Sementara
lebih
detail
internasional
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 14
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
(voluntary export restraints), aturan-aturan
“Makin rendah harga suatu barang, maka makin
teknis, prosedur administratif, politik dumping
banyak permintaan terhadap barang tersebut,
dan berbagai ketentuan pemerintah lainnya
sebaliknya makin tinggi harga suatu barang
seperti subsidi kredit ekspor, birokrasi (red-tape
makin rendah permintaan terhadap barang
barriers),
kebijakan
pengutamaan
produk
dalam negeri, pajak-pajak perbatasan (border
taxes),
perjanjian-perjanjian
kurs
2003).
internasional
(international commodity agreements), dan
pemberlakuan
tersebut (caterus paribus)” (Sadono Sukirno,
majemuk
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Banda Aceh
(multiple
exchange rates), kartel-kartel internasional dan
dengan ruang lingkup penelitian difokuskan
pada
praktek dumping serta subsidi ekspor.
Dalam teori perdagangan internasional
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penawaran
(supply) dan permintaan (demand) (Krugman
ekspor, nilai tukar riil, pendapatan dunia dan
kebijakan devaluasi. Dari sisi penawaran,
ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, harga
domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi
yang bisa diproduksi melalui investasi, impor
yang
mempengaruhi
perkembangan ekspor komoditi kopi Arabika
Aceh dari sisi penawaran seperti; kapasitas
produksi kopi Arabika Aceh, nilai tukar
(exchange rate) dan harga kopi luar negeri.
Jenis
dan Obstfeld, 2005; Salvatore, 1996). Dari sisi
permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga
faktor-faktor
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat
kuantitatif runtut waktu (time series) mulai
tahun 1988 sampai tahun 2011. Pengumpulan
data sekunder
menggunakan
teknik studi
dokumenter, yaitu cara memperoleh
data
dengan menyelidiki dan mempelajari dokumendokumen sesuai dengan dalam model penelitian
bahan baku, dan kebijakan deregulasi.
ini
Model analisis yang digunakan adalah
Faktor Harga
Dalam kegiatan perdagangan internasional
(ekspor dan impor) ada beberapa faktor yang
harus mendapatkan perhatian. Salah satunya
adalah
harga
dari
barang
yang
dengan menggunakan analisa Regresi Linear
Berganda yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
akan
(1)
diperdagangkan karena harga akan menentukan
besar kecilnya jumlah barang yang akan
diperdagangkan.
Teori
permintaan
menerangkan tentang ciri hubungan antara
jumlah permintaan dan harga barang yang
merupakan suatu hipotesa yang menerangkan:
15 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Fungsi di atas kemudian dispesifikasikan
ke dalam model persamaan ekonometrika
sebagai
berikut
(2)
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Para ekonom membedakan kurs menjadi
Di mana:
Ykp = Volume ekspor kopi Arabika (ton)
dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs
Xpka = Produksi Kopi Arabika ( ton)
nominal (nominan exchange rate) adalah harga
Xk
relatif dari mata uang dua negara. Sebagai
= Kurs mata uang Indonesia terhadap
contoh, jika antara dollar Amerika Serikat dan
dollar (Rp/US$)
Xhk = Harga kopi Arabika di luar negeri
Rupiah adalah Rp.3.000,00 per dollar, maka
orang Amerika Serikat bisa menukar US$.1,00
(US$/lb)
Β1, β2, β3= Koefifien Regresi
untuk Rp.3.000,00 di pasar uang. Sebaliknya
β0
= Intercept (Konstanta)
orang Indonesia yang ingin memiliki dollar
µi
= Variabel pengganggu (error term)
akan membayar Rp.3.000,00 untuk setiap dollar
yang dibeli. Ketika orang-orang mengacu pada
“kurs” diantara kedua negara, mereka biasanya
Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)
Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai
mengartikan kurs nominal (Mankiw, 2003).
Kurs rill (real exchange rate) adalah harga
harga mata uang luar negeri dalam satuan harga
relatif dari barang-barang diantara dua negara. Kurs
mata uang Domestik (Salvatore;1997:10).
Sedangkan menurut Krugman (2000:335),
riil
menyatakan
tingkat
dimana
kita
bisa
Kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu
memperdagangkan barang-barang dari suatu negara
negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata
untuk barang-barang dari negara lain.
uang yang lain dan mampu mempengaruhi
HASIL PEMBAHASAN
ekspor.
Menurut Sukirno (2000:109), peningkatan
Volume ekspor kopi arabika Aceh setiap
Kurs mata uang negara pengimpor terhadap
tahunnya memperlihatkan pergerakan yang
mata
dapat
berfluktuatif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
meningkatkan daya beli negara pengimpor yang
faktor diantaranya adalah faktor produksi kopi
mengakibatkan nilai ekspor negara pengekpor
arabika di Aceh, harga kopi arabika di pasar
meningkat. Nilai tukar mata uang (kurs)
Internasional dan nilai tukar (kurs). Dari hasil
memainkan peranan sentral dalam hubungan
penelitian
perdagangan
kurs
menggambarkan bahwa tiga variabel di atas
memungkinkan dapat membandingkan harga-
berpengaruh terhadap volume ekspor kopi
harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh
arabika Aceh.
uang
negara
pengekspor
internasional,
karena
terhadap
faktor-faktor
tersebut
suatu negara. Hal ini dijelaskan pula oleh
Salvatore (1997) bahwa dalam melakukan
Volume Ekspor
transaksi perdagangan antar negara-negara,
Jumlah rata-rata volume ekspor kopi
mereka menggunakan mata uang asing bukan
arabika Aceh dengan tujuan negara-negara
mata uang negaranya.
Amerika, seperti Amerika Serikat, Canada,
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 16
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Mexico
dan
pergerakan
Auburn
yang
mempunyai
memperlihatkan
berfluktuatif
kecendrungan
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
meskipun
untuk
terus
meningkat mengikuti perkembangan pasar kopi
arabika internasional yang sejak tahun 1962
dikendalikan
oleh
ICO
yang
merupakan
organisasi kopi internasional. Jumlah rata-rata
volume ekspor kopi arabika Aceh tertinggi pada
tahun 2008 dan volume ekspor terendah pada
tahun 1988, namun peningkatan volume ekspor
3.006,200
1.636,320
2.283,560
3.207,900
2.961,540
3.191,400
3.590,620
2.587,500
5.286,120
4.731,375
6.327,880
4.945,500
6.112,660
5.996,520
49,57
-45,57
39,55
40,48
-7,68
7,76
12,51
-27,94
104,29
-10,49
33,74
-21,85
23,60
-1,90
Sumber: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan UKM Aceh (Diolah)
tertinggi terjadi pada tahun 1991 yang mencapai
Aceh pada tahun 2008 didorong oleh tingginya
produksi kopi arabika dan harga kopi arabika di
pasar internasional (New York) mencapai harga
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Tingginya volume ekspor kopi arabika
12000000
Volume Ekspor (kg)
144,56 persen.
US$ 138,32 per lb atau setara dengan US$ 305
Negara-Negara Tujuan Ekspor (termasuk negara Amerika)
per kg. Peningkatan harga kopi yang mencapai
Tujuan ekspor ke negara-negara Amerika
12,27 persen dibandingkan dengan tahun
sebelumnya memicu eksportir kopi untuk
mengekspor kopi arabika. Selain dari harga
kopi yang meningkat, pada tahun ini juga
memperlihatkan peningkatan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika sehingga nilai jual
kopi ke luar negeri memberikan keuntungan
yang besar bagi eksportir.
Tabel 3. Perkembangan ekspor kopi arabika Aceh ke
negara-negara Amerika kurun waktu 1988 –
2011
Tahun
Volume Ekspor
Peningkatan (%)
(ton)
1988
142,300
1989
253,400
78,07
1990
260,100
2,64
1991
636,100
144,56
1992
657,800
3,41
1993
699,200
6,29
1994
684,000
-2,17
1995
785,000
14,77
1996
999,040
27,27
1997
2.009,880
101,18
17 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Tahun
Gambar 2. Perkembangan volume ekspor
arabika Aceh tahun 1988-2011
Pada
Gambar
2.
kopi
memperlihatkan
perbandingan volume ekspor kopi arabika Aceh
antara keseluruhan negera-negara tujuan ekspor
dengan negara-negara yang berada dalam
kawasan Amerika. Dalam kurun waktu 24 tahun,
ada 29 negara tujuan ekspor kopi Arabika Aceh
yang berada pada 10 kawasan yaitu kawasan
negara Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan,
Amerika Utara, Afrika, Eropa Utara, Eropa
Barat, Eropa
Selatan, Eropa Timur
dan
Australasia sesuai Lampiran.2. Pada tahun 2002
merupakan tahun tertinggi berdasarkan volume
ekspor kopi arabika Aceh ke negara-negara
tujuan ekspor termasuk negara-negara Amerika,
hal ini disebabkan oleh tingginya volume
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ekspor kopi arabika ke negara Jerman yang
mencapai 1.022,700 ton. Selain itu faktor harga
kopi arabika pada tahun 2002 juga mendukung
tingginya permintaan akan kopi arabika Aceh.
Produksi Kopi Arabika di Aceh
Kopi Arabika terdapat di dua kabupaten
yang berada di dataran tinggi pada provinsi
Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten
Bener
Meriah.
Produksi
kopi
arabika dari dua kabupaten tersebut selama 24
tahun memperlihatkan peningkatan. Berbagai
upaya
telah
dilakukan
untuk mendukung
peningkatan produksi kopi arabika, antara lain
dengan perluasan areal tanam, penggunaan bibit
unggul dan pemeliharaan tanaman produktif.
Produksi kopi arabika pada tahun 2009
merupakan produksi tertinggi dari tahun 1988
sampai dengan tahun 2011. Namun peningkatan
produksi tertinggi terjadi pada tahun 2008
hingga mencapai 42,97 persen.
Hal ini
didorong oleh peningkatan harga kopi arabika
pada tahun 2007 sehingga pemerintah dan
pihak-pihak
terkait
berupaya
untuk
meningkatkan produksi kopi guna memenuhi
permintaan akan kopi arabika yang cukup tinggi
pada tahun 2008.
Tahun
2010
produksi
kopi
arabika
mengalami penurunan sebesar 1.36 persen
dibandingkan dengan produksi kopi pada tahun
2009,
hal
ini
disebabkan
oleh
Tabel 4. Perkembangan Produksi Kopi Arabika Aceh
Kurun Waktu 1988 – 2011
Tahun
Produksi kopi
Peningkatan (%)
arabika (ton)
1988
21.814,00
1989
22.605,00
3,63
1990
22.672,00
0,30
1991
28.080,10
23,85
1992
29.577,94
17,80
1993
31.468,20
-1,84
1994
31.225,00
-3,83
1995
33.418,40
-5,79
1996
36.875,00
25,35
1997
29.640,00
-19,62
1998
30.554,00
3,08
1999
27.104,00
-11,29
2000
28.352,00
4,60
2001
28.352,00
3,53
2002
26.748,00
25,20
2003
21.593,00
-14,03
2004
22.757,00
-5,81
2005
28.930,00
-2,78
2006
35.597,00
23,05
2007
28.730,00
-19,29
2008
41.076,00
42,97
2009
41.592,00
1,26
2010
41.025,00
-1,36
2011
41.100,00
0,18
Sumber: BPS Aceh (Diolah)
Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
dari
tahun
1988
sampai
dengan
2011
memperlihatkan pergerakan yang berfluktuatif.
Tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika
dimulai
merupakan
awal
Indonesia.
Namun
dari tahun
1997 yang
dari
moneter
krisis
kegiatan
ekspor
di
tidak
mengalami kendala, bahkan kegiatan ekspor
mengalami peningkatan dikarenakan konversi
keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar.
kegiatan
peremajaan tanaman kopi yang telah tidak
produktif lagi dan pengaruh iklim pemanasan
global yang secara nyata mempengaruhi kondisi
Tabel 5. Perkembangan Nilai Kurs Tengah US Dollar
Terhadap Rupiah di Bank Indonesia Jakarta
Kurun Waktu 1988 – 2011
habitat tanaman kopi.
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 18
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Tahun
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Kurs (Rp)
Peningkatan (%)
1.655
1.795
1.901
1.992
2.062
2.110
2.200
2.308
2.383
4.650
8.025
7.100
9.530
10.400
8.940
8.465
9.290
9.830
9.020
9.419
10.950
9.400
9083
8774
8,46
5,91
4,79
3,51
2,33
4,27
4,91
3,25
95,13
72,58
-11,53
34,23
9,13
-14,04
-5,31
9,75
5,81
-8,24
4,42
16,25
-14,16
-3,37
-3,40
sesuai dengan data analisis, dimana permintaan
akan kopi arabika meningkat ditinjau dari
peningkatan volume ekspor seiring dengan
peningkatan harga kopi arabika.
Sumber: Bank Indonesia (Diolah)
Harga Kopi Luar Negeri (US$)
Harga
kopi
arabika
dari
Indonesia,
khususnya dari Aceh di pasar New York
memperlihatkan pergerakan yang cendrung
terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini di
sebabkan oleh tingginya permintaan kopi
arabika. Walaupun negara-negara Amerika
memberlakukan
menetapkan
food
safety
yang
Sumber:
International
(www.ICO.org)
Coffee
Organization
dengan
peraturan-peraturan
persyaratan-persyaratan
Tabel 6. Perkembangan Harga Kopi Luar Negeri
Berdasarkan Harga Pasar New York Kurun
Waktu 1988 – 2011
Tahun
Harga kopi
Peningkatan
arabika
(%)
(US$/lb)
1988
76,02
1989
66,10
-13,25
1990
46,80
-29,20
1991
41,60
-11,11
1992
34,90
-16,11
1993
56,50
61,89
1994
66,60
17,88
1995
68,60
3,00
1996
74,40
8,45
1997
76,70
3,09
1998
25,10
-67,28
1999
39,40
56,97
2000
85,09
115,96
2001
61,94
-27,21
2002
60,43
-2,44
2003
64,08
6,04
2004
80,15
25,08
2005
114,30
42,61
2006
113,95
-0,31
2007
123,20
8,12
2008
138,32
12,27
2009
141,65
2,41
2010
194,40
37,24
2011
273,20
40,53
sangat
dan
ketat
sebagai upaya perlindungan konsumen, namun
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah
kopi arabika Aceh dapat menembus pangsa
dilakukan
dalam
pasar di negara Amerika tersebut. Keberhasilan
disimpulkan bahwa:
penelitian
ini
dapat
Aceh menembus pasar Amerika tidak terlepas
1. Dari hasil perhitungan, variabel produksi
dari dukungan semua pihak guna peningkatan
kopi Arabika Aceh, nilai tukar rupiah
mutu kopi arabika yang dihasilkan.
terhadap dolar Amerika dan harga kopi
Sesuai dengan mekanisme pasar, makin
Arabika di luar negeri berpengaruh nyata
tingginya permintaan akan suatu barang, maka
terhadap volume ekspor kopi Arabika
makin tinggi pula harga barang tersebut. Hal ini
19 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Aceh, baik secara parsial maupun secara
kurs yang memberikan dampak labih baik
serempak pada tingkat signifikan 95%.
bagi perkembangan ekspor kopi Arabika.
2. Keseluruhan
digunakan
variabel
dalam
yang
3. Perubahan iklim dapat berdampak buruk
mampu
bagi tanaman kopi Arabika, sehingga perlu
bebas
model
menjelaskan hubungan variabel bebas
adanya
dengan volume ekspor kopi Arabika Aceh
mencegah penebangan hutan secara ilegal
sebesar 91,07%, sedangkan sisanya 8,93%
dan gerakan penghijauan untuk mengurangi
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
efek pemanasan global saat ini.
kebijakan
pemerintah
untuk
tidak dimasukkan dalam model
3. Variabel yang dominan mempengaruhi
volume ekspor kopi Arabika Aceh adalah
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
(kurs), hal ini ditandai oleh nilai koefisien
pada hasil regresi dengan menggunakan
shazam (partial
standardized coefficient
untuk variabel tersebut lebih besar dari
nilai koefisien variabel yang lainnya.
4. Beberapa
negara
tujuan ekspor
kopi
Arabika Aceh, memberlakukan food safety
yang
bertujuan
konsumen
yang
untuk
dapat
perlindungan
mempengaruhi
volume ekspor kopi Arabika bila kualitas
kopi tidak dipertahankan atau ditingkatkan.
Saran
1. Pemerintah dapat
memberikan perhatian
yang lebih terhadap kebijakan-kebijakan
yang terkait dengan produksi kopi Arabika
agar kuantitas dan kualitas kopi menjadi
lebih baik, dan kedepan perlu adanya
sertifikasi mutu terhadap kopi Arabika
sehingga dapat menjamin konsumen dan
meningkatkan nilai jual kopi Arabika.
2. Pemerintah lebih memberikan perhatian
terhadap kebijakan yang berkaitan dengan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arwansyah, 2003. Analisis Sumbangan Perkebunan
Kopi Terhadap Perekonomian Daerah
Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis. Volume 2, Nomor 3, Desember
2003: 457-471. Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
BPS, 2009. Aceh Dalam Angka. Banda Aceh.
Darwan, 1998. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Ekspor Minyak Kelapa Sawit Di Daerah
Istimewa Aceh. Skripsi FE-Unsyiah (tidak
dipublikasikan).
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh, 2010.
Statistik Perkebunan Aceh.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UKM Aceh, 2010. Realisasi Expor Provinsi
Aceh.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri,
Departemen Perdagangan, 2007. Kebijakan
di Bidang Ekspor.
Fitriyana, 2007. Pengaruh Harga Terhadap Volume
Ekspor Udang Beku (Studi Kasus di PT.
Misaja
Mitra
Kecamatan
Anggana
Kabupaten Kutai Kartanegara). Jurnal EPP.
Volume 4 Nomor 1, 2007:45-50, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Mulawarman. Kalimantan Timur.
Gujarati, D.N., 2007. Dasar-dasar Ekonometrika.
Edisi ketiga. Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
Hajar, S., 2010. Analisis Permintaan Amerika
Serikat Terhadap Komoditi Kopi Indonesia.
Tesis Program Pasca Sarjana IESP –
Unsyiah : Banda Aceh.
Ilyas, R., 1991. Analisis Permintaan Luar Negeri
Atas Kopi Indonesia, Artikel Disertasi.
Jurnal Ekonomi. Nomor 2 Maret 1992.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah
Kuala : Banda Aceh.
Krugman, P.R., and Obstfeld, 2005. Ekonomi
Internasional Teori dan Kebijakan. Jakarta:
PT. Indek Kelompok Gramedia.
Mankiw, N. G., 2003. Macroeconomics, Fifth
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 20
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Editions. New York; Worth Publisher, 41
Medison Avenue.
Marbun, S., 2006. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Ekspor
Non Migas
Indonesia Tahun 1970-2004. Tesis Program
Pascasarjana IESP- Medan: USU.
Nicholson, W., 1998. Intermediate Microeconomic
and its Applications, 9th Edition. Thomson,
Soutwestem.
Salvatore, D., 1997. Ekonomi Internasional. Edisi ke
5. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.
Samanhudi, T., 2009. Analisis Faktor-faktorYang
Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian
Indonesia ke Amerika Serikat. Tesis
Program Pascasarjana IESP- Medan: USU.
Serambi Indonesia, 2011. Ekonomi & Bisnis,
“Produksi Kopi Gayo Kian Merosot (Pasar
Ekspor Terancam tak Terpenuhi)” 22 Maret
21 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
2011. Banda Aceh
Soekartawi, 1991. Agribisnis: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Press
Sukirno, S., 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sumodininggrat, G., 1994. Ekonometrika Pengantar.
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Syahril, 2008. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Volume Ekspor Komoditi
Perikanan di NAD. Tesis FE Unsyiah.
Banda Aceh
Wibowo, A. B., 2007. Kopi Aceh. Banda Aceh:
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Aceh.
Yusdja, Y., 2004. Tinjauan Teori Perdagangan
Internasional dan Keunggulan Kooperatif.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume
22 No.2, Desember 2004:126 – 141.