PUJI HIDAYANTI MAKALAH KONSTITUSI DAN LA

KONSTITUSI DAN LANDASAN HUKUM
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Dosen : Anwar Aulia, M. Pd

TINGKAT 1B

Disusun Oleh :
Puji Hidayanti (P27903117088)

JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa saya haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang telah mengantarkan kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang
benderang seperti sekarang ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen mata
kuliah Kewarganegaraan. Selain itu untuk mengetahui dan memahami materi

Kewarganegaraan tentang “Konstitusi dan Landasan Hukum”.
Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan banyak
sekali kekurangan dan kesalahan didalamnya. Maka dari itu, kritik maupun saran
yang sifatnya membangun sangat diperlukan. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih dan saya berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca.

Tangerang, 23 Maret 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... .2
DAFTAR ISI…...…………………………………………………………………3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................ 5
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. Konstitusi....................................................................................................... 6
1. Pengertian Konstitusi ........................................................................... 6
2. Syarat dan Ciri-ciri Konstitusi .............................................................. 8
3. Tujuan dan Fungsi Konstitusi............................................................... 9
4. Unsur-unsur dan Nilai-nilai Konstitusi .............................................. 10
5. Kedudukan Konstitusi ........................................................................ 11
6. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia .................................... 11
B. Landasan Hukum ......................................................................................... 13
C. Landasan Hubungan UUD 1945 dan Negara Kesatuan RI ......................... 13
BAB III ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................ 15
A.

Kesimpulan ............................................................................................. 15

B.


Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari
pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan
bukan hanya mengabaikan, namun banyak juga yang tidak mengetahui makna
dari dasar negara dan konstitusi tersebut. Golongan masyarakat yang
demikian sepertinya kurang pemahaman pendidikan tentang dasar negara kita
itu. Sesungguhnya bila seluruh warga negara Republik Indonesia mampu
memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan citacita dan tujuan nasional seperti yang digariskan di dalam Pembukaaan UUD
1945, maka mereka sudah tentu dapat menghayati filsafat dan ideologi

Pancasila sehingga menjiwai tingkah lakunya selaku warga negara RI dalam
melaksanakan segala kegiatannya sebagai cerminan dari nilai-nilai pancasila
dan UUD 1945. Terlebih di era globalisasi ini masyarakat dituntut untuk
mampu memilah-milah pengaruh positif dan negatif dari globalisasi tersebut.
Dengan pendidikan tentang dasar negara dan konstitusi diharapkan
masyarakat Indonesia mampu mempelajari, memahami dan melaksanakan
segala kegiatan kenegaraan berlandasakan dasar negara dan konstitusi, namun
tidak kehilangan jati dirinya, apalagi tercabut dari akar budaya bangsa dan
keimanannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud konstitusi?
2. Apa yang dimaksud landasan hukum?
3. Bagaimana landasan hubungan UUD 1945 dan Negara Kesatuan RI?

4

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari lebih dalam apa
itu konstitusi dan landasan hukum, serta landasan hubungan UUD 1945 dan

Negara Kesatuan RI.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dalam memperkaya kajian mengenai Konstitusi dan Landasan Hukum
serta menambah wawasan di dalam mata kuliah Kewarganegaraan.

5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi
Kontitusi berasal dari bahasa parancis yaitu constituer yang berarti
membentuk. Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata
yaitu “Cume” berarti bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat
sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga
menjadi

“constitution”. Dalam


istilah

bahasa

inggris

(constution)

konstitusi memiliki makna yang lebih luas, yakni konstitusi adalah
keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuanketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur
lembaga pemerintahan termasuk dasar hubungan kerja sama antara negara
dan masyarakat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam

perkembangannya


istilah

konstitusi

mempunyai

dua

pengertian, yaitu:
a. Dalam pengertian luas (dikemukakan oleh Bolingbroke), konstitusi
berarti keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum
dasar. Seperti halnya hukum pada umumnya, hukum dasar tidak
selalu merupakan dokumen tertulis atau tidak tertulis atau dapat pula
campuran dari dua unsur tersebut. Sebagai hukum dasar yang tertulis
atau undang-undang Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis /
konvensi. Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan bernegara mempunyai
sifat:



Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam prektek
penyelenggaaraan Negara.
6



Tidak beartentangan dengan hukum dasar tertulis/Undangundang Dasar dan berjalan sejajar.



Diterima oleh rakyat negara.



Bersifat melengkapi sehingga memungkinkan sebagai aturan
dasar yang tidak terdapat dalam Undang-undang Dasar.
Konstitusi sebagai hukum dasar memuat aturan-aturan dasar
atau pokok pokok penyelenggaraan bernegara, yang masih
bersifat umum atau bersifat garis besar dan perlu dijabarkan
lebih lanjut kedalam norma hukum dibawahnya.


b. Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti
piagam dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai
peraturan-peraturan dasar negara. Contohnya adalah UUD 1945.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Konstitusi yaitu
keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Hampir
semua negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau undangundang dasar (UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai
pembentukan, pembagian wewenang dan cara bekerja berbagai
lembaga kenegaraan serta perlindungan hak azasi manusia. Pada
hampir semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian
kekuasaan berdasarkan jenis-jenis kekuasaan, dan kemudian
berdasarkan jenis kekuasaan itu dibentuklah lembaga-lembaga
negara. Menurut Montesquieu kekuasaan negara itu terbagi dalam
tiga jenis kekuasaan yaitu:


Kekuasaan membuat peraturan perundangan (legislatif).




Kekuasaan melaksanakan peraturan perundangan (eksekutif).



Kekuasaan kehakiman (yudikatif).

7

2. Syarat dan Ciri-ciri Konstitusi
a. Syarat Konstitusi
Pada umumnya suatu konstitusi berisi 3 (tiga) hal pokok, yakni :


Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga
negaranya.




Ditetapkan susunan ketatanegaran suatu Negara yang bersifat
fundamental;



Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan.

b. Ciri-ciri Konstitusi
Menurut Meriam Budiarjo, ciri-ciri ini dapat dilihat bahwa konstitusi
atau Undang-Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan sebagai
berikut.


Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.



Hak-hak asasi manusia (biasanya disebut Bill of Rights jika
berbentuk naskah tersendiri.



Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
undang-undang dasar. Hal ini biasanya terdapat jika para
penyusun undang-undang dasar ingin menghindari munculnya
seorang dictator atau kembalinya suatu monarki.



Merupakan pengaturan hukum yang tertinggi dan mengikat
semua orang.

Menurut Steenbeek ciri – ciri sebuah konstitusi meliputi 3 hal yaitu:


Adanya jaminan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).



Adanya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat
fundamental.



Adanya pembatasan tugas ketatanegaraan.

8

3. Tujuan dan Fungsi Konstitusi
a. Tujuan Konstitusi
Tujuan konstitusi antara lain:


Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –
wenang, maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa,
konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja
kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan rakyat
banyak.



Melindungi

HAM,

maksudnya

setiap

penguasa

berhak

menghormati Hak Asasi Manusia orang lain dan hak
memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan
haknya.


Pedoman penyelenggaraan negara berdaulat, maksudnya tanpa
adanya pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan
kokoh.

b. Fungsi Konstitusi
Fungsi konstitusi antara lain:


Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional (national
document)

yang

mengandung

perjanjian

luhur,

berisi

kesepakatan-kesepakatan tentang politik, hukum, pendidikan,
budaya, ekonomi, kesejahteraan, dan aspek fundamental yang
menjadi tujuan negara.


Konstitusi memberikan legitimasi pada kekuasaan pemerintah
sebagai fungi konstitusionalisme.



Konstitusi merupakan instrumen dari satu satunya pemegang
kekuasaan yakni rakyat.



Konstitusi sebagai piagam kelahiran (a birth certificate of new
state).



Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.



Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang persatuan.

9



Konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan negara (legislatif,
eksekutif dan yudikatif).



Konstitusi sebagi pelindung HAM dan kebabasan warga negara.

4. Unsur-unsur dan Nilai-nilai Konstitusi
a. Unsur-unsur Konstitusi
Lohman menjelaskan bahwa dalam Konstitusi harus memuat unsurunsur sebagai berikut:


Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat
(kontrak sosial). Artinya, bahwa konstitusi merupakan konklusi
dari kesepakatan untuk membina negara dan pemerintahan yang
akan mengatur mereka.



Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia
dan warga negara sekaligus penentuan batas-batas hak dan
kewajiban warga negara dan alat-alat pemerintahannya.

b. Nilai-nilai Konstitusi
Nilai konstitusi antara lain:
 Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh
suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku
dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam
masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara
murni dan konsekuen.
 Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum
berlaku,

tetapi

tidak

sempurna.

Ketidaksempurnaan

itu

disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku / tidsak seluruh
pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh
wilayah negara.
 Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk
kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan,
penguasa

menggunakan

konstitusi

melaksanakan kekuasaan politik.

10

sebagai

alat

untuk

5. Kedudukan Konstitusi
a. Kedudukan konstitusi/UUD yaitu:


Dengan adanya UUD baik penguasa dapat mengetahui aturan
/ ketentuan pokok mendasar mengenai ketatanegaraan.



Sebagai hukum dasar.



Sebagai hukum yang tertinggi.

b. Perubahan konstitusi/UUD yaitu:
Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil revolusi
ini yang kadang – kadang membuat sesuatu UUD yang kemudian
mendapat persetujuan rakyat. Secara evolusi, UUD/konstitusi
berubah secara berangsur–angsur yang dapat menimbulkan suatu
UUD, secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.
c. Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi yaitu:
Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada
gagasan dasar, cita – cita dan tujuan negara yang tertuang dalam
pembukaan UUD suatu negara. Dasar negara sebagai pedoaman
penyelenggaraan negara secara tertulis termuat dalam konstitusi suatu
negara.
d. Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu:
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak tertulis sedangkan
UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh
karenanya makin elastik sifatnya aturan itui makin baik, konstitusi
menyangkut cara suatu pemerintahan diselenggarakan.
6. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Konstitusi dinegara kita adalah UUD 1945. UUD 1945 ialah hukum
dasar yang tertulis sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber
hukum. Jadi, semua perundang undangan dan peraturan-peraturan harus
bersumber pada UUD 1945.

11

a. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
Semua negara perlu memiliki UUD/ konstitusi. Indonesia sebagai
suatu negara juga memiliki UUD yang kita sebut UUD 1945. Untuk
lebih jelas mempelajari UUD 1945, akan diuraikan sebagai berikut:


Persiapan Pembentukan UUD 1945



Pengesahan UUD 1945



Sistematika UUD 1945



Konstitusi RIS 27 Desember 1949-17 Agustus 1950

Pada tanggal 23 Agustus 1949-2 September 1949, dikota denhaag
(Belanda) diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB). Dengan bentuk
Negara federasi, RIS meliputi beberapa daerah Indonesia seperti
dinyatakan dalam pasal 2 konstitusi RIS 1949.
b. UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)
Republik Indonesia Serikat terdiri atas 16 negara bagian. RIS yg
berdiri sejak tanggal 27 Desember 1949 hanya berlaku kurang dari satu
tahun. UUDS 1950 terdiri atas beberapa bagian-bagian, yaitu:


Mukadimah yang terdiri atas empat alinea, terdapat rumusan
pancasila sebagai dasar negara.



Batang tubuh yang terdiri atas 6 Bab 147.

c. UUD 1945 (5 Juli 1959-11 Maret 1966)
UUD 1950 adalah UUD sementara yang berlaku sampai konstituante
dapat menyusun dan menetapkan kembali UUD. Pada tahun 1955,
pemilihan umum untuk pertama kalinya di laksanakan.
d. UUD 1945 setelah Amandemen (19 Oktober 1999-sekarang)
MPR RI telah melakukan perubahan UUD 1945 sebagai salah satu
tuntutan reformasi. UUD 1945 setelah di Amandemen. Jadi, konstitusi
yang pernah berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
UUD 1945, Konstitusi RIS, UUDS 1950, UUD 1945 hasil Amandemen.

12

B. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.
Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut
ditaati. Hukum atau aturan baku diatas tidak selalu dalam bentuk tertulis.
Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik
tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

C. Landasan Hubungan UUD 1945 dan Negara Kesatuan RI
a. Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Telah disebutkan bahwa Pancasila merupakan falsafah bangsa
sehingga ketika Indonesia menjadi negara, falsafah Pancasila ikut masuk
dalam negara. Cita-cita bangsa tercermin dalam Pembukaan UUD 1945,
sehingga dengan demikian Pancasila merupakan Ideologi Negara.
b. UUD 1945 Sebagai Landasan Konstitusi
Kemerdekaan Indonesia merupakan momentum yang sangat berharga
dimana bangsa kita bisa terlepas dari penjajahan. Tetapi kemerdekaan ini
bukan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena :


Teks Proklamasi secara tegas menyatakan bahwa yang merdeka
adalah bangsa Indonesia, bukan negara (karenatidak memenuhi
syarat adanya negara dalam hal ini tidak adanya pemerintahan).



Mengingat kondisi seperti ini, maka dengan segera dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang bertugas
untuk membuat undang-undang. Maka, pada 18 Agustus 1945
telah terbentuk UUD 1945 sehingga secara resmi berdirilah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi, UUD 1945 merupakan
landasan konstitusi NKRI.

c. Implementasi konsepsi UUD 1945 sebagai landasan konstitusi


Pancasila : cita-cita dan ideologi negara



Penataan : supra dan infrastruktur politik negara



Ekonomi : peningkatan taraf hidup melalui penguasaan bumi dan
air oleh negara untuk kemakmuran bangsa.

13



Kualitas bangsa : mencerdaskan bangsa agar sejajar dengan
bangsa-bangsa lain.



Agar bangsa dan negara ini tetap berdiri dengan kokoh, diperlukan
kekuatan pertahanan dan keamanan melalui pola politik strategi
pertahanan dan kemanan.

d. Konsepsi pertama tentang Pancasila sebagai cita-cita dan ideologi Negara


Kemerdekaan

adalah

hak

segala

bangsa

dan

penjajahan

bertentangan dengan hak asasi manusia.


Kehidupan berbangsa dan bernegara ini harus mendapatkan ridho
Allah SWT karena merupakan motivasi spiritual yang harus diraih
jika negara dan bangsa ini ingin berdiri dengan kokoh.



Adanya masa depan yang harus diraih.



Cita-cita harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

e. Konsepsi UUD 1945 dalam mewadahi perbedaan pendapat dalam
masyarakat.
Paham Negara RI adalah demokratis, karena itu idealisme Pancasila
yang mengakui adanya perbedaan pendapat dalam kelompok bangsa
Indonesia. Hal ini telah diatur dalam undang-undang pelaksanaan tentang
organisasi kemasyarakatan yang tentunya berdasarkan falsafah Pancasila.
f. Konsepsi UUD 1945 dalam infrastruktur politik
Infrastruktur politik adalah wadah masyarakat yang menggambarkan
bahwa masyarakat ikut menentukan keputusan politik dalam mewujudkan
cita-cita nasional berdasarkan falsafah bangsa. Pernyataan bahwa tata cara
penyampaian pikiran warga negara diatur dengan undang-undang.

14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan
termasuk dasar hubungan kerja sama antara negara dan masyarakat dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Hakikat dan fungsi konstitusi
adalah adannya pembatasan kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak sewenang-wenang. Dengan demikian, hak-hak warga negara
diharapkan dapat terlindungi. Konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah
Undang-Undang Dasar 1945. Sedangkan landasan hukum dapat diartikan
peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan
yang sangat erat. Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga
melaksanakan dasar negara. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk
mengesahkan suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi
idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi melainkan UUD
1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, para pembaca khususnya
mahasiswa dapat lebih memahami tentang konstitusi dan landasan hukum
serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

15

DAFTAR PUSTAKA
-

Anwar, Chairul. 1999. Konstitusi dan kelembagaan Negara. Jakarta: CV.
Novindo Pustaka Mandiri.

-

Budiarjo, Miriam. 2000. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

-

Hady, Nuruddin. 2010. Teori Konstitusi dan Negara Demokrasi. Malang:
Setara Press.

-

Priyanto,

A.

T

Sugeng,

dkk.

2008.

Contextual

Teaching

and

Learning: Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia.
-

Sunarso dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.

-

Thaib, Dahlan. 2001. Teori dan Hukum Konstitusi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

16