STRUKTUR ORGANISASI PROFESI PENDIDIK DAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah di mana orangorang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali. Organisasi memanfaatkan sumber daya (uang, materiil, mesin,
metode, lingkungan), sarana dan prasarana, data, dan lain-lain. Sumber daya tersebut
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi juga
merupakan rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses
manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika atau birokrasi dalam
rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Profesionalisme merupakan tuntutan bagi para pekerja yang bekerja di pekerjaan
yang telah diakui sebagai profesi. Dengan tuntutan yang semakin meluas, banyak orang
mengharapkan semua pekerjaan harus bertindak atau bekerja secara profesionalisme
padahal masih banyak orang kurang paham apa yang dimaksud dengan profesionalisme.
Dalam bahasa awam pula, seseorang disebut profesional jika kerjanya baik, cekatan, dan
hasilnya memuaskan.
Dalam menuju profesionalisme tersebut, setiap profesi membentuk organisasiorganisasi yang berfungsi untuk mengayomi, melindungi, dan sebagai keluh kesah
pekerja untuk mendapatkan kehidupan yang layak bagi para profesi. Fungsi organisasi
profesi ini sangat penting bagi para pekerja. Dalam keseharian orang awam menganggap
bahwa organisasi profesi adalah suatu kumpulan profesi yang terintegrasi dengan baik.
Semakin banyaknya pekerjaan yang diakui sebagai profesi semakin banyak pula
organisasi profesi. Dengan semakin mudahnya orang-orang berkumpul dalam satu
profesi dengan demikian mudahnya orang membentuk organisasi profesi baru. Peranan
1
organisasi profesi dapat melindungi pekerja. Supaya mendapat perlindungan dari
organisasi profesi, pekerja harus dapat memenuhi kewajiban sebagai profesi. Dengan
demikian pekerja akan mendapatkan hak-hak sebagai pekerja.
Setiap organisasi pasti memiliki struktur organisasi, begitu pun organisasi profesi.
Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang struktur organisasi profesi
pendidik dan tenaga kependidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan organisasi profesi?
2.
Apakah yang dimaksud dengan struktur organisasi?
3.
Bagaimana struktur organisasi profesi pendidik?
4.
Bagaimana struktur organisasi profesi tenaga kependidikan?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari organisasi profesi
2.
Untuk mengetahui pengertian dari struktur organisasi.
3.
Untuk mengetahui struktur organisasi profesi pendidik.
4.
Untuk mengetahui struktur organisasi profesi tenaga kependidikan.
5.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
BAB II
PENDAHULUAN
2
2.1 Landasan Teori
Pengertian tentang struktur organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Robbins dan Coulter (2007:284), mengatakan struktur organisasi dapat diartikan
sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas
pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.
Handoko (2003:169), mengatakan struktur organisasi didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
Gibson, dkk (2002:9), mengatakan bahwa struktur organisasi adalah pola formal
mengelompokkan orang dan pekerjaan.
Wright dkk (1996:188), mengatakan struktur organisasi adalah sebagai bentuk cara
di mana tugas dan tanggangjawab dialokasikan kepada individu, di mana individu
tersebut dikelompokkan ke dalam kantor, departemen, dan divisi. Struktur
Organisasi hendaknya selalu menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan publik
dan lingkungan. Hal tersebut bertujuan untuk terciptanya kinerja organisasi yang
efektif dan proses kerja yang cepat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi
menggambarkan kerangka dan susunan hubungan di antara fungsi, bagian atau posisi,
juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan
wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya
memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup
walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan.
Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam
pelaksanaan tugas
3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Organisasi Profesi
Sebelum membahas mengenai organisasi sebaiknya kita mengetahui tentang apa
itu organisasi dan profesi itu sendiri. W.J.S. Poerwadarminta (dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia) organisasi yaitu susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang dan
sebagainya) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. Selanjutnya menurut James D.
Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Chester I. Bernard, mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dari berbagai pengertian
di atas dapat kita simpulkan bahwa organisasi merupakan suatu perserikatan manusia
antara dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat susunan dan aturan serta sistem
aktivitas kerja untuk mencapai tujuan bersama.
Selanjutnya yaitu mengenai profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian. Adapun karakteristik dari profesi antara lain adalah
mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu), dilaksanakan sebagai sumber utama
nafkah hidup dan dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi profesi
merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang memiliki
profesi yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Merton mendefinisikan
bahwa
organisasi
profesi
menilai/mempertimbangkan
adalah
seseorang
atau
organisasi
yang
lain
dari
praktisi
mempunyai
yang
kompetensi
professional dan mempunyai ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang
mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu.
4
Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama yaitu, kebutuhan hukum untuk
melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak dipersiapkan dengan baik dan
kurangnya standar dalam bidang profesi yang dijalani.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk anggotanya dalam menghadapi
tantangan yang ada saat ini dan yang akan datang serta bekerja ke arah positif terhadap
perubahan-perubahan profesi sesuai dengan perubahan sosial.
3.2 Pengertian Struktur Organisasi
Struktur Organisasi juga merupakan faktor yang sama pentingnya dalam
menentukan dan melihat cara kerja suatu organisasi, yang mana dapat dianalisa melalui
strukturnya yang tergambar dan akan bisa diketahui bagian dan sub bagian, wewenang
masing-masingnya serta hubungan koordinasi antar bagian dan sub bagian dalam
pelaksanaan tugas serta tanggungjawab masing-masing berikut pembagian tugas
berdasarkan spesialisasi yang ada akhirnya menggambarkan saling ketergantungan antar
bagian dan sub bagian dalam suatu organisasi. Dengan demikian cukup dapat dimaklumi
bahwa struktur organisasi juga merupakan faktor yang penting adanya dalam
perkembangan suatu organisasi untuk pertumbuhan ke arah kemajuan yang pesat untuk
mencapai tujuan sesuai dengan misi, di mana akan menentukan mekanisme orang-orang
yang bekerja dalam organisasi.
Robbins (1995:6), mengatakan bahwa struktur organisasi menetapkan bagaimana
tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, mekanisme koordinasi yang formal serta
pola interaksi yang akan diikuti. Kemudian dikatakan Robbins (1995:6) pula, bahwa
sebuah struktur organisasi mempunyai tiga kelompok yaitu, kompleksitas, formalisasi
dan sentralisasi. Kompleksitas berarti dalam struktur organisasi mempertimbangkan
tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi
atau pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam organisasi serta tingkat sejauh mana unitunit organisasi tersebar secara geografis. Formulasi berarti tingkat sejauh mana sebuah
organisasi menyandarkan diri kepada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku
dari para pegawainya. Sentralisasi adalah mempertimbangkan di mana letak dari pusat
pengambilan keputusan, apakah cenderung sentralisasi atau disentralisasi.
5
Untuk menentukan struktur dengan baik tentunya dengan jalan mengembangkan
struktur yang mengarah kepada pemeberian keleluasaan kepada pegawai untuk dapat
mengembangkan daya inovasi dengan mengacu ke arah responsif terhadap kebutuhan
masyarakat yang dilayaninya sehari-hari. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada
para pegawai agar bekerja lebih menggunakan daya kreativitas yang tinggi dengan
kebebasan yang bertanggungjawab.
Selanjutnya menurut pendapat Ya’qub (1984:53), bahwa seseorang dapat
memiliki wewenang, karena adanya pelimpahan atau pendelegasian wewenang dari
pihak atasan . Atasan tidak sanggup melakukan seluruh tugasnya dengan baik. Karena itu
untuk meringankan bebannya, maka sebagian tugasnya dilimpahkan kepada salah
seorang bawahan yang dipandang memiliki kemampuan. Dengan pendelegasian
wewenang tersebut maka bawahan memiliki wewenang pula yang berlaku hingga
wewenang itu dicabut daripadanya.
Dwiyanto dan Kusumasari mengemukakan bahwa pendelegasian wewenang
terhadap bawahan sangat penting karena bawahan itu sebenarnya yang mengetahui
secara langsung kebutuhan masyarakat.
Di dalam struktur ada hal yang penting yaitu unsur koordinasi. Koordinasi
merupakan hal yang sangat perlu ada dalam sebuah organisasi, oleh karena koordinasi
merupakan suatu tindakan untuk saling memadukan antara sub bagian atau bagian dari
berbagai tugas yang diemban masing-masing yang sangat berguna bagi pencapaian
tujuan organisasi sesuai misi.
Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Stoner dan Freeman (1992:383), bahwa
koordinasi adalah proses pemaduan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan unit-unit
(bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional) yang terpisah pada sebuah organisasi agar
dapat mencapai tujuan secara efisien. Selanjutnya menurut Darwin (1994:15), bahwa
dalam melakukan pembagian kerja terhadap suatu kesatuan tugas yang besar (the whole)
perlu diperhatikan integrasi di antara bagian-bagian (parts). Untuk bisa demikian harus
ada koordinasi.
6
Betapa pentingnya koordinasi dalam pelaksaan tugas sehari-hari, apalagi dalam
melakukan tugas besar yang menyangkut dengan kepentingan orang banyak demi
pelayanan terhadap masyarakat dalam era otonomi yang tengah bergema kala ini. Lebih
lanjut dikatakan Ya’qub, yang mana koordinasi terbagi dua, yakni: vertikal dan
horizontal. Koordinasi vertikal berupa keserasian dan keselarasan antara atasan dan
bawahan. Sedangkan koordinasi horizontal keserasian dan keselarasan antar suatu bagian
dengan bagian lainnya.
Menurut Sughanda (1998:11), koordinasi itu meliputi:
a) Menurut lingkupnya, terdapat:
-
Koordinasi intern ialah koordinasi antar pejabat atau antar unit di dalam suatu
organisasi.
-
Koordinasi ekstern ialah koordinasi antar pejabat dari berbagai organisasi atau
antar organisasi.
b) Menurut arahnya, terdapat:
-
Koordinasi horizontal, yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit yang
mempunyai tingkat hirarki yang sama dalam suatu organisasi dan antar pejabat
dari organisasi yang sederajat atau antar organisasi yang setingkat.
-
Koordinasi vertikal, yaitu koordinasi antar pejabat-pejabat atau unit-unit tingkat
bawah, oleh pejabat atasannya atau unit-unit tingkat atasannya langsung, juga
cabang-cabang suatu organisasi oleh organisasi induknya.
-
Koordinasi diagonal, yaitu koordinasi antar pejabat atau unit yang berbeda fungsi
dan berbeda tingkat hierarkinya.
-
Koordinasi fungsional, yaitu koordinasi antar pejabat, antar unit atau antar
organisasi yang didasarkan atas kesamaan fungsi atau karena koordinatornya
mempunyai fungsi tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat betapa pentingnya keberadaan struktur dalam
suatu organisasi yang sangat mempengaruhi adanya sebuah organisasi untuk dapat
menghasilkan kinerja yang baik. Dengan demikian juga dapat dikatakan bahwa struktur
organisasi merupakan suatu sistem formal yang berusaha menyelaraskan hubungan antar
bagian maupun sub bagian dalam pengelompokan dan pembagian tugas, pendelegasian
wewenang, koordinasi yang berdasarkan pada tugas serta hierarki.
7
3.3 Struktur Organisasi Profesi Pendidik
1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru
Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan
Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Tujuan utama pendirian PGRI adalah:
Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan).
Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi profesi)
Pendirian PGRI sama dengan EI: “education as public service, not commodity”.
Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada
umumnya (organisasi ketenagakerjaan).
Struktur Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), sebagai berikut:
Susunan dan Personalia Pengurus Personalia PGRI Masa Bakti XXI Tahun 2013-2018.
Pengurus Harian
Ketua Umum: Dr. Sulistiyo, M.Pd.
Ketua-ketua:
- Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.
- Dr. H. Sugito, M.Si
- H. Sahiri Hermawan, S.H., MH
- Drs. H. Muh. Asmin, M.Pd
- Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd.
- Prof. Dr. Sudarwan Danim
- Dr. Didi Suprijadi, M.M.
Sekretaris Jenderal: M. Qudrat Nugraha, Ph.D.
Wakil-wakil Sekretaris Jenderal:
- Dra. Dian Mahsunah, M.Pd.
8
- Dra. Hj. Farida Yusuf, M.Pd.
- Dr. Supardi, M.Pd.
- Dr. H. Hadi Tugur, M.Pd., MM.
Bendahara: Prof. Dr. Dede Rosyada
Wakil Bendahara: Dr. Fathiaty Murtadho, M.Pd.
Sekretaris Departemen
Organisasi dan Kaderisasi: Drs. H. Giat Suwarno
Kesejahteraan dan Ketenagakerjaan: Drs. Usman Tonda, S.H., M.Pd
Komunikasi dan Informasi: Dr. H. Basyaruddin Thoyib, M.Pd.
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat: Dr. Mohammad Abduhzen, M.Hum.
Pendidikan dan Pelatihan: Drs. Suharno, M. Sajim, M.M.
Hubungan Luar Negeri: Drs. Warnoto, M.Pd.
Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan:
Dra. Hj. Rachmawaty AR, M.M.
Pembinaan Mental dan Spiritual: Dr. H. Sastra Djuanda
Pemberdayaan Perempuan: Dra. Murniasih
Olahraga, Seni, dan Budaya: Dr. Hj. Euis Karwaty, M.Pd.
Kerjasama dan Pengembangan Usaha: Drs. Wahyo Pradono, M.M.
Advokasi, Bantuan Hukum dan Perlindungan Profesi: H. Sibro Mulisi, B.A., S.Pd.
Penegakan Kode Etik: Dr. H. Muhir Subagja, M.M.
Pembinaan Karier Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan: Kadar, S.Pd., M.Pd.
2.
Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)
9
Organisasi ini dideklarasikan sejak tanggal 2 Mei 1998. Beberapa tokoh
intelektual negeri terjun secara langsung meMproklamirkan organisasi ini, diantaranya
yaitu pendiri Prof. dr. H. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D., DSAnd, Drs. Zulkarnain H.
Noer, MM, Ir. Martin, M.Si, Dr. Ir. Muhammad Koesmawan, MS., MBA., DBA, Dra. R.
Indrajani, MSc, Dr. Ir. Ingrid Suryanti Surono, MSc, Prof. Dr. Ir. Zoeraini Djamal Irwan,
MS, Prof. dr. H. Muzief Munir, DSAK, Drg. Lies Zubardiah, SP.
ADI didirikan sebagai organisasi profesi yang beranggotakan para dosen dari
Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Berdirinya ADI
merupakan wujud tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap bangsa melalui jalur
pendidikan formal, dalam hal ini pendidikan tinggi. Sebagai tenaga pengajar dan
pendidik, dosen memilki peran strategis dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan
mahasiswanya agar memiliki kompetensi keilmuaan dan memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam nation and character building.
Tujuan ADI yaitu:
a.
b.
c.
d.
Mewujudkan cita-cita proklamasi, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan
kesejahteraan dan ikut menjaga perdamaian dunia melalui penguasaan,
pengembangan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
Membina dan menumbuhkembangkan kemampuan profesional dan karir dosen.
Meningkatkan kesejahteraan anggota dan membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi anggota dalam melaksanakan tugas mulianya untuk mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas kehidupan bangsa.
Memberikan perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi dosen.
MAJELIS PENGURUS PUSAT (MPP)
ASOSIASI DOSEN INDONESIA (ADI) 2012-2016
Dewan Penasehat
Ketua : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Wakil Ketua : Menteri Agama RI
Wakil Ketua : Menteri Dalam Negeri RI
Sekretaris : Dirjen Dikti Kemendikbud RI
Wakil Sekretaris : Dirjen Pendis Kemenag RI
Anggota:
- Prof. Dr. Jimly As Shidiqi, SH., MH
- Dr. Syarifuddin Hasan, MM, MBA
- Prof. Dr. Irwan Prayitno
- Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MM.,MBA
- Prof. Dr. Nazarudin Umar, MA
- Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D.
- Prof. Ainun Na'im, Ph.D.
- Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd
10
-
Prof. Dr. H.M. Din Syamsudin
Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, MA
Prof. H. Fasil Jalal, Ph.D
Bahrul Hayat, Ph.D
Dr. Ir. Suhatmansyah IS, M.Si
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.
Prof. Dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D.,DSAnd
Prof. Dr. Laode Masihu Kamaludin
Prof. Dr. Agustitin Setyo Budi, MM,.M.Pd
Prof. Dr. Imam Suprayogo
Prof. Dr. Suyanto,Ph.D
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA
Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis, SP. P.Si, A.P.Si
Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd
Prof. Dr. Ibgyudha Triguna, MS
Prof. Dr. Ahmad Baidhawi, M.Si
Prof. Dr. Zoeraini Djamal, MS
Prof. Dr. Nanat Natsir, M.Si
Prof. Dr.der Soz Gumilar Rusliwa Somantri
Prof. Dr. Husni Rahim
Prof. Dr. MK. Tajuddin
Prof. Dr. Anwar Arifin
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
Dr. Jason Lase, STh, M. Si
Prof. Dr. Fuad Abdul Hamied, Ph.D
Prof. Dr. Afiv Saefullah, drg.,M.Pd
Prof. Dr. M. Amin Summa, MA, MM
Prof. Dr. Bachtiar Effendi, MA
Dewan Pembina
-
Rektor Universitas Indonesia
Rektor ITB
Rektor Universitas Gajah Mada
Rektor IPB
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Rektor Universitas Negeri Jakarta
Rektor Universitas Trisakti
Rektor Universitas Borobudur
Rektor Universitas Airlangga
Rektor Universitas Brawijaya
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta
Rektor Universitas Al-Azhar Jakarta
Rektor Universitas Atmajaya
11
-
Rektor Universitas Kristen Indonesia
Rektor Universitas Budi Luhur
Rektor Universitas Sumatera Utara
Rektor Universitas Udayana
Rektor Institut Hindu Indonesia
Rektor Universitas Hasanudin Makasar
Rektor Universitas Mercu Buana
Rektor Universitas Pancasila
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
Rektor UHAMKA
Rektor Universitas Andalas
Rektor Universitas Paramadina
Rektor Universitas Pelita Harapan
Rektor Universitas Bina Nusantara
Rektor Universitas Terbuka
Rektor Universitas Nasional
Rektor Universitas Moestopo Beragama
Rektor Universitas Assyafiayah
Rektor Universitas Prasetya Mulya
Ketua STIE Perbanas
Rektor Universitas Tarumanegara
Rektor Universitas Indrapasta PGRI
Rektor Universitas Gunadarma
Rektor Universitas Krisnadwipayana
Rektor Universitas Esa Unggul
Rektor Muhammadiyah Ponorogo
Rektor UIN Bandung
Rektor STIE Tazkia
Dewan Pakar
Ketua : Prof. Dr. H. Mansyur Ramli,SE.,M.Si
Wakil Ketua : Prof. Dr. Koesmawan, MBA, DBA
Sekretaris : Prof. Dr. Amani Lubis, MA
Anggota:
- Prof. Dr. Firmanzah, Ph.D
- Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto
- Prof. Dr. Zainal Rafli, M.Pd
- Dr. Koesnan A. Halim, SH., MM
- Prof. Dr. H.Yusran Rozak, MA
- Dr. Ir. Taufik Hanafi, MA
- Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA
- Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
- Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA
- Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.Pd
- Prof. Dr. Agus Sartono
- Dr. Taufiq Yudi Mulyanto, M.Pd
12
- Dr. Jamhari, MA
- Prof. Dr. Agus Suradika
- Dr. Bambang Indriyanto, Ph.D
- Dr. Sudarnoto Abd. Hakim, MA
- Dr. Chairul Huda, MH
- Dr. R. Urip Purwuno, M.Sc., Ph.D
- Prof. Dr. Abdul Mujib
- Dr. Ir. Patdono Suwignyo, M.Eng, Sc.,Ph.D
- Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.
- Dr. Ir. Illah Sailah, M.S.
- Prof. Drs. Agus Subekti, M.Sc., Ph.D.
- Dr. Gutama
- Dr. Elih Sudiapermana
- Dr. Sumharmoko
- Drs. Mustaghfirin Amin, MBA
- Ir. Anang Tjahjono, MT
- Dr. Jan Binsar Marpaung
- Surya Dharma, M,Pd, Ph.D
- Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si
- Prof. Dr. Emil Bachtiar, Ph.D
- Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin, MA
- Prof. Dr. Dedi Djubaedi, M.Ag
- Prof. Dr. Amrin Saragih, MA
- Dr. Amin Nurdin, MA
- Prof. Dr. Abdurrahman Mass’ud, Ph.D
- Dr. Ahmad Mukri Aji, MA
- Dr. Ahmad Husein Lubis, M.Sc
- Didik Suhardi,Ph.D
- Nurlena Rifai Ph.D.,MA
- Dr. Manager Nasution, MA
- Dr.H.Khairul Alwan Ar-Rivai Nasution, MM
- Dr.Mirzan T. Razak, AP
Majelis Pengurus Pusat
Ketua Umum : Prof. Dr. H. Armai Arief, MA
Wakil Ketua Umum : Prof. Dr Sylviana Murni
Wakil Ketua Umum : Prof. Dr. MTS Arief, MBA
Sekretaris Umum : Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd
Wakil Sekretaris : Dr. Tri Wintolo Apoko, M.Pd
Wakil Sekretaris : Dahnil Anzar, MA
Wakil Sekretaris : Busahdiar, MA
Wakil Sekretaris : Rosdiana, MA
Wakil Sekretaris : Arus Akbar Silondae, M,Si
Wakil Sekretaris : Dr. Iswandi Mourbas, SKM, MPPM
Bendahara Umum : Prof. Dr. dr. H. Sardjana, SPOG., SH
Wakil Bendahara : Rini Fatma Kartika, MH
Wakil Bendahara : Dr. Hj. Yayuk Budi Iriyani, MM
Wakil Bendahara : Jesse A. Monintja, MBA
13
Wakil Bendahara : Dr. Pudjo Sumedi, MA
Wakil Bendahara : Juliana Wahid, M.Pd
Wakil Bendahara : Dr. Eko Sugiyanto, M.Si
Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan : Dr. Amirsyah Tambunan, MA
Ketua Bidang Kesejahteraan dan Usaha : Dr. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis.
Ketua Bidang Litbang dan P2M : Dr. Firdaus Ali, M.Sc
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Internasional : Dr. Saleh P. Daulay, M.Ag, M.Hum,
MA
Ketua Bidang IPTEK dan Publikasi : Prof. Dr. Dahmir Dahlan, M.Sc
Ketua Bidang Pendidikan dan SDM : Qodrat Nugraha, P.Hd
Koordinator Wilayah I (Sumatera) : Prof. Dr. Ir. Sumono
Koordinator Wilayah II (DKI, Banten, Jabar) : Prof. Dr. Musril Zahari, M.Pd
Koordinator Wilayah III (Jateng, Jatim, Yogya) : Prof. Drs. H. Totok Sarsito, MA., Ph.D
Koordinator Wilayah IV (Bali, NTT, NTB) : Prof. Dr. I Nyoman Sucipta
Koordinator Wilayah V (Kalimantan) : Prof. Dr. Ahmad Khairuddin, MA
Koordinator Wilayah VI (Sulawesi) : Prof. Dr. H. Bahaking Rama, MS
Koordinator Wilayah VII (Papua & Maluku): Prof. Dr. Khalik Latuconsina.M.Si
3.
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)
Tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) adalah suatu organisasi profesi
yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan kualifikasi
pendidikan akademik strata satu (S-1) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling dan
Program Pendidikan Konselor (PPK). Kualifikasi yang dimiliki konselor adalah
kemampuan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam ranah layanan
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir bagi seluruh konseli.
Tujuan ABKIN yaitu:
Turut aktif dalam upaya menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang
pendidikan dengan jalan memberikan sumbangan pemikiran dan menunjang
pelaksanaan program yang menjadi garis kebijakan pemerintah.
Mengembangkan serta memajukan BK sebagai ilmu dan profesi yang dalam rangka
ikut mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Mempertinggi kesadaran, sikap dan kemampuan profesional konselor agar
berhasilguna dan berdayaguna dalam menjalankan tugasnya.
Struktur Organisasi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) adalah
sebagai berikut:
14
Susunan Pengurus Besar
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)
Periode 2013-2017
Ketua Umum
: Prof. Dr. H. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd, Kons.
Ketua I
: Dr. H. Sigit Muryono, M.Pd
Ketua II
: Dr. Marjohan, M.Pd, Kons
Ketua III
: Dr. Adi Atmoko, M.Pd
Sekretaris Jendral : Drs. Tri Leksono. Ph, S.Kom, M.Pd, Kons
Sekretaris I
: Drs. Moh. Dimyati, M.Pd
Sekretaris II
: Nelly Candra, M.Pd
Sekretaris III
: Drs. Fahrarozi, M.Pd
Bendahara Umum : Prof. Dr. Ni Ketut Suwarni, M.Pd, Kons
Bendahara I
: Dr. Hj. Tatik Suryo, M.Pd
Bendahara II
: Dra. Naniek Krisnawati, M.Pd, Kons
4. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan tahun 1960an. Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal
menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama
sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984. Ikatan Sarjana Pendidikan
Indonesia (ISPI) adalah suatu organisasi profesi di bidang pendidikan di Indonesia. Menurut
Anggaran
Dasar
dan Anggaran
Rumah
Tangganya,
ISPI
mempunyai
tujuan
untuk
menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada pembangunan pendidikan nasional secara profesional
15
agar lebih terarah, berhasil guna dan berdaya guna, melalui pengembangan dan penerapan ilmu
pendidikan untuk kemajuan dan kepentingan bangsa dan negara.
Stuktur Organisasi Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) adalah sebagai berikut:
Dewan pembina
Ketua : Prof. Dr. H. Soedijarto, M.A.
Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M.A.
Sekretaris : Prof. Dr. Udin Winataputra, M.A.
Anggota :
1. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M.Ed.
2. Prof. Dr. H.A.R. Tilaar
3. Prof. Dr. Annah Suhaenah Suparno
4. Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd.
5. Prof. Dr. Bedjo Suyanto, M.Pd.
6. Prof. Dr. Sutjipto
7. Dr. (Hc). Popong Otje Djundjunan
8. Drs. Hardi Selamet Hood, M.Si
9. Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, M.A., Ph.D.
10. Prof. Furqon, M.A., Ph.D.
11. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
12. Prof. Dr. Aris Munandar
Dewan pengurus
Ketua Umum : Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.
16
Ketua I : Prof. Dr. Djaali
Ketua II : Prof. Dr. Warsono
Ketua III : Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Ketua IV : Prof. Dr. Supyarma Marsidin, M.Pd.
Sekretaris Umum : Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd.
Sekretaris I : Dr. Soepriyanto, M.Pd.
Sekretaris II : Dr. Tjipto Subadi, M.Si.
Sekretaris III : Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A.
Bendahara : Dra. Ari Fadiati Wirasutisna, M.Pd.
Bendahara I : Drs. Sutiono, M.M.
Bendahara II : Prof. Dr. Johar Permana, M.A.
3.4 Organisasi Profesi Tenaga Kependidikan
1. Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)
Usaha pembentukan organisasi pustakawan mulai dirintis pada tahun 1912
dengan dilangsungkannya diskusi pustakawan di Batavia. Namun, usaha itu baru
membuahkan hasil pada tahun 1916 dengan terbentuknya Vereeniging Tot
Bevordering Van Het Bibliotheekwezen di Batavia. Masa pendudukan Jepang,
organisasi itu sudah tidak lagi berjalan. Pada tahun 1954 berdiri Perkumpulan Ahli
Perpustakaan Seluruh Indonesia (PAPSI). Dan akhirnya pada tahun 1956 PAPSI
berubah namnya menjadi Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi
(PAPADI). Tahun 1962 nama organisasi diubah menjadi Asosiasi Perpustakaan, Arsip,
dan Dokumentasi (APADI). Sementara pada tahun 1969 berdirilah Himpunan
Pustakawan Chusus Indonesia (HPCI). Untuk menyatukan perhimpunan pustakawan,
pada tahun 1973 dilangsungkan kongres pustakawan se-Indonesia di Ciawi. Hasilnya
17
adalah pembentukan organisasi pustakawan Indonesia yang bernama Ikatan
Pustakawan Indonesia (IPI), yang bertujuan untuk:
- Menghimpun, menampung, serta menyalurkan aspirasi dan kreasi dari mereka
yang berpotensi dalam ilmu pengetahuan dan yang lainnya dan atau bekerja
dalam bermacam-macam jenis perpustakaan atau badan-badan lainnya yang
ruang lingkupnya berkaitan dengan perpustakaan.
- Mengusahakan mereka yang termasuk di atas tempat semestinya di dalam
masyarakat.
- Meningkatkan, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu perpustakaan demi
kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kesejahteraan masyarakat.
- Menempatkan ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lainnya pada taraf yang
semestinya di antara ilmu pengetahuan.
Struktur organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) adalah sebagai berikut:
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) diketuai oleh seorang ketua umum dibantu oleh
sekretaris umum dan komisi. Komisi yang ada di IPI yaitu:
- Komisi usaha dan kesejahteraan
- Komisi penerbitan
- Komisi penelitian dan pengembangan
Untuk kegiatan yang menyangkut profesi dibentuk bagian yang disebut bidang. Dalam
IPI terdapat bidang sebagai berikut.
-
Organisasi
Perpustakaan khusus
Perpustakaan umum
Perpustakaan sekolah
Perpustakaan perguruan tinggi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengertian Organisasi Profesi
Organisasi profesi merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh dua orang atau
lebih yang memiliki profesi yang sama untuk mencapai tujuan bersama.
Pengertian Struktur Organisasi
18
Struktur organisasi merupakan suatu sistem formal yang berusaha menyelaraskan
hubungan antar bagian maupun sub bagian dalam pengelompokan dan pembagian
tugas, pendelegasian wewenang, koordinasi yang berdasarkan pada tugas serta
hierarki.
Organisasi Profesi Pendidik
-
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
-
Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)
-
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)
-
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Organisasi Tenaga Kependidikan
-
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)
4.2 Saran
- Diharapkan dengan adanya organisasi profesi ini, masalah-masalah yang muncul
dalam profesi tersebut dapat diminimalisir.
- Organisasi profesi ini selayaknya dimanfaatkan untuk terus meningkatkan kompetensi
dari profesi yang bersangkutan.
- Diharapkan perhatian dan peran pemerintah dalam mendukung kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh organisasi profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Harahap, Basyral Hamidy dan Tairas. 1998. Kiprah Pustakawan Seperempat Abad Ikatan
Pustakawan Indonesia 1973-1998. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia.
Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.
Rugaiyah dan Atiek Sismiati. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
19
Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_Sarjana_Pendidikan_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Persatuan_Guru_Republik_Indonesia
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/organisasi-profesi.html
http://www.adi.or.id
http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/pengertian-tentang-struktur-organisasi.html
http://www.ramahriza.blogspot.com/2013/05/18-arti-penting-organisasi-profesi.html
20
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah di mana orangorang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali. Organisasi memanfaatkan sumber daya (uang, materiil, mesin,
metode, lingkungan), sarana dan prasarana, data, dan lain-lain. Sumber daya tersebut
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi juga
merupakan rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses
manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika atau birokrasi dalam
rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Profesionalisme merupakan tuntutan bagi para pekerja yang bekerja di pekerjaan
yang telah diakui sebagai profesi. Dengan tuntutan yang semakin meluas, banyak orang
mengharapkan semua pekerjaan harus bertindak atau bekerja secara profesionalisme
padahal masih banyak orang kurang paham apa yang dimaksud dengan profesionalisme.
Dalam bahasa awam pula, seseorang disebut profesional jika kerjanya baik, cekatan, dan
hasilnya memuaskan.
Dalam menuju profesionalisme tersebut, setiap profesi membentuk organisasiorganisasi yang berfungsi untuk mengayomi, melindungi, dan sebagai keluh kesah
pekerja untuk mendapatkan kehidupan yang layak bagi para profesi. Fungsi organisasi
profesi ini sangat penting bagi para pekerja. Dalam keseharian orang awam menganggap
bahwa organisasi profesi adalah suatu kumpulan profesi yang terintegrasi dengan baik.
Semakin banyaknya pekerjaan yang diakui sebagai profesi semakin banyak pula
organisasi profesi. Dengan semakin mudahnya orang-orang berkumpul dalam satu
profesi dengan demikian mudahnya orang membentuk organisasi profesi baru. Peranan
1
organisasi profesi dapat melindungi pekerja. Supaya mendapat perlindungan dari
organisasi profesi, pekerja harus dapat memenuhi kewajiban sebagai profesi. Dengan
demikian pekerja akan mendapatkan hak-hak sebagai pekerja.
Setiap organisasi pasti memiliki struktur organisasi, begitu pun organisasi profesi.
Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang struktur organisasi profesi
pendidik dan tenaga kependidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan organisasi profesi?
2.
Apakah yang dimaksud dengan struktur organisasi?
3.
Bagaimana struktur organisasi profesi pendidik?
4.
Bagaimana struktur organisasi profesi tenaga kependidikan?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari organisasi profesi
2.
Untuk mengetahui pengertian dari struktur organisasi.
3.
Untuk mengetahui struktur organisasi profesi pendidik.
4.
Untuk mengetahui struktur organisasi profesi tenaga kependidikan.
5.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
BAB II
PENDAHULUAN
2
2.1 Landasan Teori
Pengertian tentang struktur organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Robbins dan Coulter (2007:284), mengatakan struktur organisasi dapat diartikan
sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas
pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.
Handoko (2003:169), mengatakan struktur organisasi didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
Gibson, dkk (2002:9), mengatakan bahwa struktur organisasi adalah pola formal
mengelompokkan orang dan pekerjaan.
Wright dkk (1996:188), mengatakan struktur organisasi adalah sebagai bentuk cara
di mana tugas dan tanggangjawab dialokasikan kepada individu, di mana individu
tersebut dikelompokkan ke dalam kantor, departemen, dan divisi. Struktur
Organisasi hendaknya selalu menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan publik
dan lingkungan. Hal tersebut bertujuan untuk terciptanya kinerja organisasi yang
efektif dan proses kerja yang cepat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi
menggambarkan kerangka dan susunan hubungan di antara fungsi, bagian atau posisi,
juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan
wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya
memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup
walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan.
Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam
pelaksanaan tugas
3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Organisasi Profesi
Sebelum membahas mengenai organisasi sebaiknya kita mengetahui tentang apa
itu organisasi dan profesi itu sendiri. W.J.S. Poerwadarminta (dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia) organisasi yaitu susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang dan
sebagainya) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. Selanjutnya menurut James D.
Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Chester I. Bernard, mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dari berbagai pengertian
di atas dapat kita simpulkan bahwa organisasi merupakan suatu perserikatan manusia
antara dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat susunan dan aturan serta sistem
aktivitas kerja untuk mencapai tujuan bersama.
Selanjutnya yaitu mengenai profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian. Adapun karakteristik dari profesi antara lain adalah
mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu), dilaksanakan sebagai sumber utama
nafkah hidup dan dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi profesi
merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang memiliki
profesi yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Merton mendefinisikan
bahwa
organisasi
profesi
menilai/mempertimbangkan
adalah
seseorang
atau
organisasi
yang
lain
dari
praktisi
mempunyai
yang
kompetensi
professional dan mempunyai ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang
mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu.
4
Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama yaitu, kebutuhan hukum untuk
melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak dipersiapkan dengan baik dan
kurangnya standar dalam bidang profesi yang dijalani.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk anggotanya dalam menghadapi
tantangan yang ada saat ini dan yang akan datang serta bekerja ke arah positif terhadap
perubahan-perubahan profesi sesuai dengan perubahan sosial.
3.2 Pengertian Struktur Organisasi
Struktur Organisasi juga merupakan faktor yang sama pentingnya dalam
menentukan dan melihat cara kerja suatu organisasi, yang mana dapat dianalisa melalui
strukturnya yang tergambar dan akan bisa diketahui bagian dan sub bagian, wewenang
masing-masingnya serta hubungan koordinasi antar bagian dan sub bagian dalam
pelaksanaan tugas serta tanggungjawab masing-masing berikut pembagian tugas
berdasarkan spesialisasi yang ada akhirnya menggambarkan saling ketergantungan antar
bagian dan sub bagian dalam suatu organisasi. Dengan demikian cukup dapat dimaklumi
bahwa struktur organisasi juga merupakan faktor yang penting adanya dalam
perkembangan suatu organisasi untuk pertumbuhan ke arah kemajuan yang pesat untuk
mencapai tujuan sesuai dengan misi, di mana akan menentukan mekanisme orang-orang
yang bekerja dalam organisasi.
Robbins (1995:6), mengatakan bahwa struktur organisasi menetapkan bagaimana
tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, mekanisme koordinasi yang formal serta
pola interaksi yang akan diikuti. Kemudian dikatakan Robbins (1995:6) pula, bahwa
sebuah struktur organisasi mempunyai tiga kelompok yaitu, kompleksitas, formalisasi
dan sentralisasi. Kompleksitas berarti dalam struktur organisasi mempertimbangkan
tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi
atau pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam organisasi serta tingkat sejauh mana unitunit organisasi tersebar secara geografis. Formulasi berarti tingkat sejauh mana sebuah
organisasi menyandarkan diri kepada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku
dari para pegawainya. Sentralisasi adalah mempertimbangkan di mana letak dari pusat
pengambilan keputusan, apakah cenderung sentralisasi atau disentralisasi.
5
Untuk menentukan struktur dengan baik tentunya dengan jalan mengembangkan
struktur yang mengarah kepada pemeberian keleluasaan kepada pegawai untuk dapat
mengembangkan daya inovasi dengan mengacu ke arah responsif terhadap kebutuhan
masyarakat yang dilayaninya sehari-hari. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada
para pegawai agar bekerja lebih menggunakan daya kreativitas yang tinggi dengan
kebebasan yang bertanggungjawab.
Selanjutnya menurut pendapat Ya’qub (1984:53), bahwa seseorang dapat
memiliki wewenang, karena adanya pelimpahan atau pendelegasian wewenang dari
pihak atasan . Atasan tidak sanggup melakukan seluruh tugasnya dengan baik. Karena itu
untuk meringankan bebannya, maka sebagian tugasnya dilimpahkan kepada salah
seorang bawahan yang dipandang memiliki kemampuan. Dengan pendelegasian
wewenang tersebut maka bawahan memiliki wewenang pula yang berlaku hingga
wewenang itu dicabut daripadanya.
Dwiyanto dan Kusumasari mengemukakan bahwa pendelegasian wewenang
terhadap bawahan sangat penting karena bawahan itu sebenarnya yang mengetahui
secara langsung kebutuhan masyarakat.
Di dalam struktur ada hal yang penting yaitu unsur koordinasi. Koordinasi
merupakan hal yang sangat perlu ada dalam sebuah organisasi, oleh karena koordinasi
merupakan suatu tindakan untuk saling memadukan antara sub bagian atau bagian dari
berbagai tugas yang diemban masing-masing yang sangat berguna bagi pencapaian
tujuan organisasi sesuai misi.
Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Stoner dan Freeman (1992:383), bahwa
koordinasi adalah proses pemaduan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan unit-unit
(bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional) yang terpisah pada sebuah organisasi agar
dapat mencapai tujuan secara efisien. Selanjutnya menurut Darwin (1994:15), bahwa
dalam melakukan pembagian kerja terhadap suatu kesatuan tugas yang besar (the whole)
perlu diperhatikan integrasi di antara bagian-bagian (parts). Untuk bisa demikian harus
ada koordinasi.
6
Betapa pentingnya koordinasi dalam pelaksaan tugas sehari-hari, apalagi dalam
melakukan tugas besar yang menyangkut dengan kepentingan orang banyak demi
pelayanan terhadap masyarakat dalam era otonomi yang tengah bergema kala ini. Lebih
lanjut dikatakan Ya’qub, yang mana koordinasi terbagi dua, yakni: vertikal dan
horizontal. Koordinasi vertikal berupa keserasian dan keselarasan antara atasan dan
bawahan. Sedangkan koordinasi horizontal keserasian dan keselarasan antar suatu bagian
dengan bagian lainnya.
Menurut Sughanda (1998:11), koordinasi itu meliputi:
a) Menurut lingkupnya, terdapat:
-
Koordinasi intern ialah koordinasi antar pejabat atau antar unit di dalam suatu
organisasi.
-
Koordinasi ekstern ialah koordinasi antar pejabat dari berbagai organisasi atau
antar organisasi.
b) Menurut arahnya, terdapat:
-
Koordinasi horizontal, yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit yang
mempunyai tingkat hirarki yang sama dalam suatu organisasi dan antar pejabat
dari organisasi yang sederajat atau antar organisasi yang setingkat.
-
Koordinasi vertikal, yaitu koordinasi antar pejabat-pejabat atau unit-unit tingkat
bawah, oleh pejabat atasannya atau unit-unit tingkat atasannya langsung, juga
cabang-cabang suatu organisasi oleh organisasi induknya.
-
Koordinasi diagonal, yaitu koordinasi antar pejabat atau unit yang berbeda fungsi
dan berbeda tingkat hierarkinya.
-
Koordinasi fungsional, yaitu koordinasi antar pejabat, antar unit atau antar
organisasi yang didasarkan atas kesamaan fungsi atau karena koordinatornya
mempunyai fungsi tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat betapa pentingnya keberadaan struktur dalam
suatu organisasi yang sangat mempengaruhi adanya sebuah organisasi untuk dapat
menghasilkan kinerja yang baik. Dengan demikian juga dapat dikatakan bahwa struktur
organisasi merupakan suatu sistem formal yang berusaha menyelaraskan hubungan antar
bagian maupun sub bagian dalam pengelompokan dan pembagian tugas, pendelegasian
wewenang, koordinasi yang berdasarkan pada tugas serta hierarki.
7
3.3 Struktur Organisasi Profesi Pendidik
1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru
Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan
Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Tujuan utama pendirian PGRI adalah:
Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan).
Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi profesi)
Pendirian PGRI sama dengan EI: “education as public service, not commodity”.
Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada
umumnya (organisasi ketenagakerjaan).
Struktur Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), sebagai berikut:
Susunan dan Personalia Pengurus Personalia PGRI Masa Bakti XXI Tahun 2013-2018.
Pengurus Harian
Ketua Umum: Dr. Sulistiyo, M.Pd.
Ketua-ketua:
- Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.
- Dr. H. Sugito, M.Si
- H. Sahiri Hermawan, S.H., MH
- Drs. H. Muh. Asmin, M.Pd
- Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd.
- Prof. Dr. Sudarwan Danim
- Dr. Didi Suprijadi, M.M.
Sekretaris Jenderal: M. Qudrat Nugraha, Ph.D.
Wakil-wakil Sekretaris Jenderal:
- Dra. Dian Mahsunah, M.Pd.
8
- Dra. Hj. Farida Yusuf, M.Pd.
- Dr. Supardi, M.Pd.
- Dr. H. Hadi Tugur, M.Pd., MM.
Bendahara: Prof. Dr. Dede Rosyada
Wakil Bendahara: Dr. Fathiaty Murtadho, M.Pd.
Sekretaris Departemen
Organisasi dan Kaderisasi: Drs. H. Giat Suwarno
Kesejahteraan dan Ketenagakerjaan: Drs. Usman Tonda, S.H., M.Pd
Komunikasi dan Informasi: Dr. H. Basyaruddin Thoyib, M.Pd.
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat: Dr. Mohammad Abduhzen, M.Hum.
Pendidikan dan Pelatihan: Drs. Suharno, M. Sajim, M.M.
Hubungan Luar Negeri: Drs. Warnoto, M.Pd.
Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan:
Dra. Hj. Rachmawaty AR, M.M.
Pembinaan Mental dan Spiritual: Dr. H. Sastra Djuanda
Pemberdayaan Perempuan: Dra. Murniasih
Olahraga, Seni, dan Budaya: Dr. Hj. Euis Karwaty, M.Pd.
Kerjasama dan Pengembangan Usaha: Drs. Wahyo Pradono, M.M.
Advokasi, Bantuan Hukum dan Perlindungan Profesi: H. Sibro Mulisi, B.A., S.Pd.
Penegakan Kode Etik: Dr. H. Muhir Subagja, M.M.
Pembinaan Karier Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan: Kadar, S.Pd., M.Pd.
2.
Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)
9
Organisasi ini dideklarasikan sejak tanggal 2 Mei 1998. Beberapa tokoh
intelektual negeri terjun secara langsung meMproklamirkan organisasi ini, diantaranya
yaitu pendiri Prof. dr. H. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D., DSAnd, Drs. Zulkarnain H.
Noer, MM, Ir. Martin, M.Si, Dr. Ir. Muhammad Koesmawan, MS., MBA., DBA, Dra. R.
Indrajani, MSc, Dr. Ir. Ingrid Suryanti Surono, MSc, Prof. Dr. Ir. Zoeraini Djamal Irwan,
MS, Prof. dr. H. Muzief Munir, DSAK, Drg. Lies Zubardiah, SP.
ADI didirikan sebagai organisasi profesi yang beranggotakan para dosen dari
Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Berdirinya ADI
merupakan wujud tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap bangsa melalui jalur
pendidikan formal, dalam hal ini pendidikan tinggi. Sebagai tenaga pengajar dan
pendidik, dosen memilki peran strategis dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan
mahasiswanya agar memiliki kompetensi keilmuaan dan memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam nation and character building.
Tujuan ADI yaitu:
a.
b.
c.
d.
Mewujudkan cita-cita proklamasi, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan
kesejahteraan dan ikut menjaga perdamaian dunia melalui penguasaan,
pengembangan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
Membina dan menumbuhkembangkan kemampuan profesional dan karir dosen.
Meningkatkan kesejahteraan anggota dan membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi anggota dalam melaksanakan tugas mulianya untuk mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas kehidupan bangsa.
Memberikan perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi dosen.
MAJELIS PENGURUS PUSAT (MPP)
ASOSIASI DOSEN INDONESIA (ADI) 2012-2016
Dewan Penasehat
Ketua : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Wakil Ketua : Menteri Agama RI
Wakil Ketua : Menteri Dalam Negeri RI
Sekretaris : Dirjen Dikti Kemendikbud RI
Wakil Sekretaris : Dirjen Pendis Kemenag RI
Anggota:
- Prof. Dr. Jimly As Shidiqi, SH., MH
- Dr. Syarifuddin Hasan, MM, MBA
- Prof. Dr. Irwan Prayitno
- Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MM.,MBA
- Prof. Dr. Nazarudin Umar, MA
- Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D.
- Prof. Ainun Na'im, Ph.D.
- Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd
10
-
Prof. Dr. H.M. Din Syamsudin
Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, MA
Prof. H. Fasil Jalal, Ph.D
Bahrul Hayat, Ph.D
Dr. Ir. Suhatmansyah IS, M.Si
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.
Prof. Dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D.,DSAnd
Prof. Dr. Laode Masihu Kamaludin
Prof. Dr. Agustitin Setyo Budi, MM,.M.Pd
Prof. Dr. Imam Suprayogo
Prof. Dr. Suyanto,Ph.D
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA
Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis, SP. P.Si, A.P.Si
Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd
Prof. Dr. Ibgyudha Triguna, MS
Prof. Dr. Ahmad Baidhawi, M.Si
Prof. Dr. Zoeraini Djamal, MS
Prof. Dr. Nanat Natsir, M.Si
Prof. Dr.der Soz Gumilar Rusliwa Somantri
Prof. Dr. Husni Rahim
Prof. Dr. MK. Tajuddin
Prof. Dr. Anwar Arifin
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
Dr. Jason Lase, STh, M. Si
Prof. Dr. Fuad Abdul Hamied, Ph.D
Prof. Dr. Afiv Saefullah, drg.,M.Pd
Prof. Dr. M. Amin Summa, MA, MM
Prof. Dr. Bachtiar Effendi, MA
Dewan Pembina
-
Rektor Universitas Indonesia
Rektor ITB
Rektor Universitas Gajah Mada
Rektor IPB
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Rektor Universitas Negeri Jakarta
Rektor Universitas Trisakti
Rektor Universitas Borobudur
Rektor Universitas Airlangga
Rektor Universitas Brawijaya
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta
Rektor Universitas Al-Azhar Jakarta
Rektor Universitas Atmajaya
11
-
Rektor Universitas Kristen Indonesia
Rektor Universitas Budi Luhur
Rektor Universitas Sumatera Utara
Rektor Universitas Udayana
Rektor Institut Hindu Indonesia
Rektor Universitas Hasanudin Makasar
Rektor Universitas Mercu Buana
Rektor Universitas Pancasila
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
Rektor UHAMKA
Rektor Universitas Andalas
Rektor Universitas Paramadina
Rektor Universitas Pelita Harapan
Rektor Universitas Bina Nusantara
Rektor Universitas Terbuka
Rektor Universitas Nasional
Rektor Universitas Moestopo Beragama
Rektor Universitas Assyafiayah
Rektor Universitas Prasetya Mulya
Ketua STIE Perbanas
Rektor Universitas Tarumanegara
Rektor Universitas Indrapasta PGRI
Rektor Universitas Gunadarma
Rektor Universitas Krisnadwipayana
Rektor Universitas Esa Unggul
Rektor Muhammadiyah Ponorogo
Rektor UIN Bandung
Rektor STIE Tazkia
Dewan Pakar
Ketua : Prof. Dr. H. Mansyur Ramli,SE.,M.Si
Wakil Ketua : Prof. Dr. Koesmawan, MBA, DBA
Sekretaris : Prof. Dr. Amani Lubis, MA
Anggota:
- Prof. Dr. Firmanzah, Ph.D
- Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto
- Prof. Dr. Zainal Rafli, M.Pd
- Dr. Koesnan A. Halim, SH., MM
- Prof. Dr. H.Yusran Rozak, MA
- Dr. Ir. Taufik Hanafi, MA
- Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA
- Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
- Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA
- Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.Pd
- Prof. Dr. Agus Sartono
- Dr. Taufiq Yudi Mulyanto, M.Pd
12
- Dr. Jamhari, MA
- Prof. Dr. Agus Suradika
- Dr. Bambang Indriyanto, Ph.D
- Dr. Sudarnoto Abd. Hakim, MA
- Dr. Chairul Huda, MH
- Dr. R. Urip Purwuno, M.Sc., Ph.D
- Prof. Dr. Abdul Mujib
- Dr. Ir. Patdono Suwignyo, M.Eng, Sc.,Ph.D
- Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.
- Dr. Ir. Illah Sailah, M.S.
- Prof. Drs. Agus Subekti, M.Sc., Ph.D.
- Dr. Gutama
- Dr. Elih Sudiapermana
- Dr. Sumharmoko
- Drs. Mustaghfirin Amin, MBA
- Ir. Anang Tjahjono, MT
- Dr. Jan Binsar Marpaung
- Surya Dharma, M,Pd, Ph.D
- Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si
- Prof. Dr. Emil Bachtiar, Ph.D
- Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin, MA
- Prof. Dr. Dedi Djubaedi, M.Ag
- Prof. Dr. Amrin Saragih, MA
- Dr. Amin Nurdin, MA
- Prof. Dr. Abdurrahman Mass’ud, Ph.D
- Dr. Ahmad Mukri Aji, MA
- Dr. Ahmad Husein Lubis, M.Sc
- Didik Suhardi,Ph.D
- Nurlena Rifai Ph.D.,MA
- Dr. Manager Nasution, MA
- Dr.H.Khairul Alwan Ar-Rivai Nasution, MM
- Dr.Mirzan T. Razak, AP
Majelis Pengurus Pusat
Ketua Umum : Prof. Dr. H. Armai Arief, MA
Wakil Ketua Umum : Prof. Dr Sylviana Murni
Wakil Ketua Umum : Prof. Dr. MTS Arief, MBA
Sekretaris Umum : Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd
Wakil Sekretaris : Dr. Tri Wintolo Apoko, M.Pd
Wakil Sekretaris : Dahnil Anzar, MA
Wakil Sekretaris : Busahdiar, MA
Wakil Sekretaris : Rosdiana, MA
Wakil Sekretaris : Arus Akbar Silondae, M,Si
Wakil Sekretaris : Dr. Iswandi Mourbas, SKM, MPPM
Bendahara Umum : Prof. Dr. dr. H. Sardjana, SPOG., SH
Wakil Bendahara : Rini Fatma Kartika, MH
Wakil Bendahara : Dr. Hj. Yayuk Budi Iriyani, MM
Wakil Bendahara : Jesse A. Monintja, MBA
13
Wakil Bendahara : Dr. Pudjo Sumedi, MA
Wakil Bendahara : Juliana Wahid, M.Pd
Wakil Bendahara : Dr. Eko Sugiyanto, M.Si
Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan : Dr. Amirsyah Tambunan, MA
Ketua Bidang Kesejahteraan dan Usaha : Dr. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis.
Ketua Bidang Litbang dan P2M : Dr. Firdaus Ali, M.Sc
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Internasional : Dr. Saleh P. Daulay, M.Ag, M.Hum,
MA
Ketua Bidang IPTEK dan Publikasi : Prof. Dr. Dahmir Dahlan, M.Sc
Ketua Bidang Pendidikan dan SDM : Qodrat Nugraha, P.Hd
Koordinator Wilayah I (Sumatera) : Prof. Dr. Ir. Sumono
Koordinator Wilayah II (DKI, Banten, Jabar) : Prof. Dr. Musril Zahari, M.Pd
Koordinator Wilayah III (Jateng, Jatim, Yogya) : Prof. Drs. H. Totok Sarsito, MA., Ph.D
Koordinator Wilayah IV (Bali, NTT, NTB) : Prof. Dr. I Nyoman Sucipta
Koordinator Wilayah V (Kalimantan) : Prof. Dr. Ahmad Khairuddin, MA
Koordinator Wilayah VI (Sulawesi) : Prof. Dr. H. Bahaking Rama, MS
Koordinator Wilayah VII (Papua & Maluku): Prof. Dr. Khalik Latuconsina.M.Si
3.
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)
Tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) adalah suatu organisasi profesi
yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan kualifikasi
pendidikan akademik strata satu (S-1) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling dan
Program Pendidikan Konselor (PPK). Kualifikasi yang dimiliki konselor adalah
kemampuan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam ranah layanan
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir bagi seluruh konseli.
Tujuan ABKIN yaitu:
Turut aktif dalam upaya menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang
pendidikan dengan jalan memberikan sumbangan pemikiran dan menunjang
pelaksanaan program yang menjadi garis kebijakan pemerintah.
Mengembangkan serta memajukan BK sebagai ilmu dan profesi yang dalam rangka
ikut mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Mempertinggi kesadaran, sikap dan kemampuan profesional konselor agar
berhasilguna dan berdayaguna dalam menjalankan tugasnya.
Struktur Organisasi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) adalah
sebagai berikut:
14
Susunan Pengurus Besar
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)
Periode 2013-2017
Ketua Umum
: Prof. Dr. H. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd, Kons.
Ketua I
: Dr. H. Sigit Muryono, M.Pd
Ketua II
: Dr. Marjohan, M.Pd, Kons
Ketua III
: Dr. Adi Atmoko, M.Pd
Sekretaris Jendral : Drs. Tri Leksono. Ph, S.Kom, M.Pd, Kons
Sekretaris I
: Drs. Moh. Dimyati, M.Pd
Sekretaris II
: Nelly Candra, M.Pd
Sekretaris III
: Drs. Fahrarozi, M.Pd
Bendahara Umum : Prof. Dr. Ni Ketut Suwarni, M.Pd, Kons
Bendahara I
: Dr. Hj. Tatik Suryo, M.Pd
Bendahara II
: Dra. Naniek Krisnawati, M.Pd, Kons
4. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan tahun 1960an. Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal
menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama
sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984. Ikatan Sarjana Pendidikan
Indonesia (ISPI) adalah suatu organisasi profesi di bidang pendidikan di Indonesia. Menurut
Anggaran
Dasar
dan Anggaran
Rumah
Tangganya,
ISPI
mempunyai
tujuan
untuk
menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada pembangunan pendidikan nasional secara profesional
15
agar lebih terarah, berhasil guna dan berdaya guna, melalui pengembangan dan penerapan ilmu
pendidikan untuk kemajuan dan kepentingan bangsa dan negara.
Stuktur Organisasi Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) adalah sebagai berikut:
Dewan pembina
Ketua : Prof. Dr. H. Soedijarto, M.A.
Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M.A.
Sekretaris : Prof. Dr. Udin Winataputra, M.A.
Anggota :
1. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M.Ed.
2. Prof. Dr. H.A.R. Tilaar
3. Prof. Dr. Annah Suhaenah Suparno
4. Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd.
5. Prof. Dr. Bedjo Suyanto, M.Pd.
6. Prof. Dr. Sutjipto
7. Dr. (Hc). Popong Otje Djundjunan
8. Drs. Hardi Selamet Hood, M.Si
9. Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, M.A., Ph.D.
10. Prof. Furqon, M.A., Ph.D.
11. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
12. Prof. Dr. Aris Munandar
Dewan pengurus
Ketua Umum : Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.
16
Ketua I : Prof. Dr. Djaali
Ketua II : Prof. Dr. Warsono
Ketua III : Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Ketua IV : Prof. Dr. Supyarma Marsidin, M.Pd.
Sekretaris Umum : Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd.
Sekretaris I : Dr. Soepriyanto, M.Pd.
Sekretaris II : Dr. Tjipto Subadi, M.Si.
Sekretaris III : Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A.
Bendahara : Dra. Ari Fadiati Wirasutisna, M.Pd.
Bendahara I : Drs. Sutiono, M.M.
Bendahara II : Prof. Dr. Johar Permana, M.A.
3.4 Organisasi Profesi Tenaga Kependidikan
1. Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)
Usaha pembentukan organisasi pustakawan mulai dirintis pada tahun 1912
dengan dilangsungkannya diskusi pustakawan di Batavia. Namun, usaha itu baru
membuahkan hasil pada tahun 1916 dengan terbentuknya Vereeniging Tot
Bevordering Van Het Bibliotheekwezen di Batavia. Masa pendudukan Jepang,
organisasi itu sudah tidak lagi berjalan. Pada tahun 1954 berdiri Perkumpulan Ahli
Perpustakaan Seluruh Indonesia (PAPSI). Dan akhirnya pada tahun 1956 PAPSI
berubah namnya menjadi Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi
(PAPADI). Tahun 1962 nama organisasi diubah menjadi Asosiasi Perpustakaan, Arsip,
dan Dokumentasi (APADI). Sementara pada tahun 1969 berdirilah Himpunan
Pustakawan Chusus Indonesia (HPCI). Untuk menyatukan perhimpunan pustakawan,
pada tahun 1973 dilangsungkan kongres pustakawan se-Indonesia di Ciawi. Hasilnya
17
adalah pembentukan organisasi pustakawan Indonesia yang bernama Ikatan
Pustakawan Indonesia (IPI), yang bertujuan untuk:
- Menghimpun, menampung, serta menyalurkan aspirasi dan kreasi dari mereka
yang berpotensi dalam ilmu pengetahuan dan yang lainnya dan atau bekerja
dalam bermacam-macam jenis perpustakaan atau badan-badan lainnya yang
ruang lingkupnya berkaitan dengan perpustakaan.
- Mengusahakan mereka yang termasuk di atas tempat semestinya di dalam
masyarakat.
- Meningkatkan, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu perpustakaan demi
kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kesejahteraan masyarakat.
- Menempatkan ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lainnya pada taraf yang
semestinya di antara ilmu pengetahuan.
Struktur organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) adalah sebagai berikut:
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) diketuai oleh seorang ketua umum dibantu oleh
sekretaris umum dan komisi. Komisi yang ada di IPI yaitu:
- Komisi usaha dan kesejahteraan
- Komisi penerbitan
- Komisi penelitian dan pengembangan
Untuk kegiatan yang menyangkut profesi dibentuk bagian yang disebut bidang. Dalam
IPI terdapat bidang sebagai berikut.
-
Organisasi
Perpustakaan khusus
Perpustakaan umum
Perpustakaan sekolah
Perpustakaan perguruan tinggi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengertian Organisasi Profesi
Organisasi profesi merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh dua orang atau
lebih yang memiliki profesi yang sama untuk mencapai tujuan bersama.
Pengertian Struktur Organisasi
18
Struktur organisasi merupakan suatu sistem formal yang berusaha menyelaraskan
hubungan antar bagian maupun sub bagian dalam pengelompokan dan pembagian
tugas, pendelegasian wewenang, koordinasi yang berdasarkan pada tugas serta
hierarki.
Organisasi Profesi Pendidik
-
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
-
Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)
-
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)
-
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Organisasi Tenaga Kependidikan
-
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)
4.2 Saran
- Diharapkan dengan adanya organisasi profesi ini, masalah-masalah yang muncul
dalam profesi tersebut dapat diminimalisir.
- Organisasi profesi ini selayaknya dimanfaatkan untuk terus meningkatkan kompetensi
dari profesi yang bersangkutan.
- Diharapkan perhatian dan peran pemerintah dalam mendukung kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh organisasi profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Harahap, Basyral Hamidy dan Tairas. 1998. Kiprah Pustakawan Seperempat Abad Ikatan
Pustakawan Indonesia 1973-1998. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia.
Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.
Rugaiyah dan Atiek Sismiati. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
19
Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_Sarjana_Pendidikan_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Persatuan_Guru_Republik_Indonesia
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/organisasi-profesi.html
http://www.adi.or.id
http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/pengertian-tentang-struktur-organisasi.html
http://www.ramahriza.blogspot.com/2013/05/18-arti-penting-organisasi-profesi.html
20