IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN JST

JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education v9.i4 (269-275 )

ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) UNTUK MEMPREDIKSI
HASIL NILAI UN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION
Yusran
Program Studi Pendidikan Informatika STKIP PGRI Sumbar
yusranse@yahoo.co.id
Submitted: 20-06-2016, Rewiewed: 20-06-2016, Accepted: 21-05-2016
http://dx.doi.org/10.22216/jit.2015.v9i4.571
Abstract
Human need for data and information can not deny. Once the importance of the role of data and
information on all sectors of the life of one of them in education. Education plays an important role in
developing the potential of human resources for optimal investment in education is a means to
enhance the knowledge, skills and expertise as development capital.Neural network can be used to
predict the value of the education of students in SMP Perti UN Padang. Neural network in the form of
arrangement neural cells (neurons) are built based on the principles of organization of the human
brain, in addition to the artificial neural network to predict the number of unemployed by way of a

pattern of past periods of unemployment data entered into the system in doing the training using
artificial neural network and the backpropagation learning algorithm. Any patterns of input and
output information is given into the neural network are processed in neorun. Neurons are assembled
in layer scalled the neuron layer.
Keyword: Artificial neural network, backpropagation, neuron layer
Abstrak
Kebutuhan manusia akan data dan informasi tidak dapat dipungkiri. Begitu pentingnya peranan data
dan informasi pada semua sektor kehidupan salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan
memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia secara optimal
karena pendidikan merupakan sarana investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
keahlian sebagai modal pembangunan. Jaringan syaraf tiruan dapat di gunakan dalam bidang
pendidikan yaitu memprediksi nilai UN siswa di SMP Perti Padang. Jaringan syaraf tiruan yang
berupa susunan sel-sel saraf tiruan (neuron) dibangun berdasarkan prinsip-prinsip organisasi otak
manusia, selain itu jaringan saraf tiruan dapat untuk memprediksi jumlah pengangguran dengan cara
pola data pengangguran periode masa lalu yang dimasukkan ke dalam sistem dilakukan proses
pelatihan menggunakan jaringan saraf tiruan dan algoritma pembelajaran backpropagation. Setiap
pola-pola informasi input dan output yang diberikan ke dalam jaringan syaraf tiruan diproses dalam
neorun. Neuron-neuron tersebut berkumpul didalam lapisan-lapisan yang disebut neuron layer.
Kata kunci : jaringan syaraf tiruan, backpropagation, neuron layer


PENDAHULUAN
Jaringan syaraf tiruan adalah paradigma
pemrosesan
suatu
informasi
yang
terispirasi oleh sistem sel syaraf biologi,
sama seperti otak yang memproses suatu
informasi.
Elemen
mendasar
dari
paradigma tersebut adalah struktur yang
baru dari sistem pemrosesan informasi.
KOPERTIS WILAYAH X

Jaringan syaraf tiruan, seperti manusia,
belajar dari suatu contoh. Jaringan syaraf
tiruan di bentuk untuk memecahkan suatu
masalah tertentu seperti pengenalan pola

atau
klasifkasi
karena
proses
pembelajaran. Banyak problem-problem
menarik dalam ilmu pengetahuan yang
salah satunya dapat digolongkan ke dalam
peramalan
(forecasting).
Pada
269

JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V8.i1 (1-9)

penerapannya,
peramalan
biasanya
digunakan untuk aplikasi peramalan
besarnya penjualan, prediksi nilai tukar

uang, prediksi besarnya aliran air sungai,
dan lain- lain. Peramalan dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, salah
satunya adalah dengan mengembangkan
teknik kecerdasan buatan, yang dalam hal
ini yang paling banyak digunakan untuk
maksud di atas adalah menggunakan
Artificial Neural Network (ANN),
Jaringan
Saraf
Tiruan,
(JST).
(Andrijasa.M.F & Mistianingsih, 2010)
JST merupakan suatu sistem yang
didasarkan pada cara kerja jaringan syaraf
manusia. JST memungkinkan suatu sistem
belajar dan melakukan generalisasi
sehingga diharapkan sistem tidak hanya
mengenali data-data yang sudah pernah
diberikan, tetapi juga data baru (Pasman,

Muslim, & Dhofir, 2010), Jaringan syaraf
tiruan merupakan salah satu representasi
buatan
dari
otak
manusia
yang
selalumencoba untuk mensimulasikan
proses pembelajaran pada otak manusia
tersebut. Istilah buatan disini digunakan
karena
jaringan
syaraf
ini
diimplementasikan dengan menggunakan
program
komputer
yang
mampu
menyelesaikan

sejumlah
proses
perhitungan selama proses pembelajaran
(Mastur & Hadi, 2005). Jaringan Syaraf
Tiruan dapat menunjukkan sejumlah
karakteristik yang dimiliki oleh otak
manusia, diantaranya adalah:
1. Kemampuan untuk belajar dari
pengalaman
2. Kemampuan
untuk
melakukan
generalisasi terhadap masukan baru dari
pengetahuan yang dimilki.
3. Kemampuan
mengabstraksikan
karakteristik penting dari masukan yang
mengandung data yang tidak penting.
Backpropagation
Jaringan syaraf tiruan backpropagation

merupakan salah satu model dari jaringan
KOPERTIS WILAYAH X

ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611

syaraf tiruan umpan maju dengan
menggunakan terbimbing yang di susun
beradasar pada algortima error back
propagation yang di dasarkan pada aturan
pembelajaran dengan koreksi kesalahan
(error correction learning rule). Secara
mendasar,
proses
dari
error
backpropagation ini terdiri dari dua tahap,
yaitu umpan maju dan umpan mundur.
Arsitekturnya sendiri tersusun atas layerlayer, yaitu layer masukan (input layer),
dan layer keluaran (output layer).

Pelatihan Standar Backpropagation
Pelatihan backpropagation merupakan
salah satu metode jaringan saraf tiruan
dengan proses belajar terawasi(Indah &
Setiawan, 2011), prosen pelatihan meliputi
tiga fase. Fase pertama adalah fase maju,
pola masukan dihitung maju mulai layer
masukan
hingga
layer
keluaran
menggunakan fungsi aktivasi yang
ditentukan. Fase kedua adalah fase
mundur, selisih antara keluaran jaringan
dengan target yang diinginkan merupakan
kesalahan yang terjadi. Kesalahan tersebut
dipropagasikan mundur, mulai dari garis
yang berhubungan langsung dengan unitunit di layer keluaran. Fase ketiga akan
memodifikasi bobot untuk menurunkan
kesalahan yang terjadi. Fase Pembelajaran

JST Backpropagation Error. Pada fase ini
dilakukan proses adaptasi bobot untuk
masing-masing bobot antara layer input
dan layer hidden,layer hidden dan layer
output (Agustin & Prahasto, 2012).
Adaptasi bobot dilakukan secara terus
menerus sampai dicapai keadaan error
yang paling minimum adapun perhitungan
untuk fase pembelajaran adalah bobot awal
yang telah di inisialisasi, kemudian
dilakukan perhitungan seperti berikut :
Hitung harga aktivasi sel-sel pada layer
hidden dengan persamaan 3.1
Zj = 𝑓(𝑉0𝑗 +

𝑋𝑖𝑉𝑖𝑗)

270

JURNAL IPTEKS TERAPAN

Research of Applied Science and Education V8.i1 (1-9)

Dimana Vij adalah sel-sel pada layer input,
Zj adalah sel padalayer hidden dan Xi
adalah
bobot
interkoneksi
antara
layerinput
dengan
layer
hidden,
selanjutnya hitung harga aktivasisel-sel
pada layer output dengan persamaan 3.2
Yk = 𝑓(𝑊0𝑘 + ∑ 𝑊𝑘𝑗 ∗ 𝑍𝑖)

Dimana Yk adalah sel-sel pada layer
output dan Wkj adalah bobot interkoneksi
antara layer hidden dengan layer output.
Proses perhitungan harga aktivasi ini

berlangsung terus sampai pola berakhir.
Kemudian hitung harga ÎŽk yang akan
digunakan untuk menghitung interkoneksi
antara layer hidden dengan layer output
dalam jaringan melalui persamaan 3.3
ήj = [(tk − yk) ∗ (1 − yk) ∗ yk]

Dimana tk merupakan hasil akhir dari
jaringan yang diinginkan atau biasa
disebut dengan target. Selanjutnya
dilakukan pencarian harga ÎŽj yang akan
digunakan untuk menghitung perubahan
bobot interkoneksi antara layer input
dengan layer hidden melalui persamaan
3.4
ÎŽj = ∑𝑗(ÎŽk − 𝑊𝑘𝑗) ∗ (1 − 𝑍𝑗) ∗ 𝑍𝑗
Selanjutnya dilakukan adaptasi bobot
interkoneksi antara lapisan hidden dengan
lapisan output dengan persamaan 3.5
Wkj(t + 1) = Wkj(t) + ∆Wkj(t)
Dimana
∆Wkj(t + 1) = ∑( ήj ∗ Zj) + ∆Wkj(t −1)Δ
adalah kecepatan belajar dan α adalah
momentum, kemudian dilakukan lagi
adaptasi bobot interkoneksi antara layer
input dengan layer hidden dengan
persamaan 3.6
V𝑖𝑗(t + 1) = V𝑖𝑗(t) + ∆V𝑖𝑗(t)

Tahap selanjutnya adalah perhitungan
kesalahan antara target dengan hasil
aktivasi jaringan syaraf tiruan. Jika harga
kesalahan rata-rata masih besar, proses
pembelajaran di ulang dari awal begitu

KOPERTIS WILAYAH X

ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611

seterusnya sampai dicapai harga kesalahan
yang minimum.
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian ini dilakukan
secara sistematik yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk peneliti dalam
melaksanakan ini agar hasil yang dicapai
tidak menyimpang dan tujuan yang
diinginkan dapat terlaksana dengan baik
dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebetulnya. Kerangka kerja
dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Mendeskripsikan Masalah
Pengumpulan Data

Analisa Masalah
Menentukan Algoritma
Pemilihan Algoritma
Instalasi Software
Implementasi

Melakukan Pengujian

Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian
Alat yang digunakan
Kegiatan penelitian laboratorium untuk
melakukan
penelitian
dengan
memanfaatkan perangkat komputer yang
ada, dengan tujuan nantiknya bisa
melakukan perencanaan, pengujian dari
pada hasil penelitian yang telah dilakukan.
Adapun spesifikasi perangkat komputer
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Hardware
a. Processor Intel Pentium Core i32310M
b. Memori 2 Gb
c. Harddisk berkapasitas 350 Gb
d. Motherboard Chipset Intel
271

JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V8.i1 (1-9)

2. Software
a. Microsof Windows 7
b. Microsoft Office 2007
c. Matlab 6.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Matlab
singkatan
dari
Matrix
Laboratory,
merupakan
bahasa
pemrograman yang dikembangkan oleh
The
Mathwork
.Inc
Bahasa
(http://www.mathworks.com).
pemrograman ini banyak digunakan untuk
perhitungan
numerik
keteknikan,
komputasi simbolik, visualisasi, grafis,
analisis data matematis, statistika,
simulasi,
pemodelan,
desain
GUI
(Graphical User Interface).
Matlab adalah bahasa pemrograman
level tinggi yang dikhususkan untuk
komputasi
teknis.
Bahasa
ini
mengintegrasikan kemampuan komputasi,
visualisasi dan pemrograman dalam
sebuah lingkungan yang tunggal dan
mudah digunakan. Matlab memberikan
system interaktif yang menggunakan
konsep array/matrix sebagai standar
variabel elemennya tanpa membutuhkan
pendeklarasian array seperti pada bahasa
lain.

ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611

matlab
dilakukan
untuk
melihat
perbandingan target yang diinginkan
dengan hasil pembelajaran pada JST,
sebelum melakukan uji coba terlebih
dahulu variabel input dan variabel output
dikelompokkan, yang mana variabel inputnya adalah faktor – faktor yang
mempengaruhi peramalan hasil nilai UN.
Tabel 1. Variabel Input dan Target
untuk Data Pelatihan

1. Pelatihan dengan Matlab Terhadap
data yang akan dilatih
Pelatihan
yang
dilakukan
pada
penelitian ini dengan menggunakan
arsitektur jaringan 5-2-1 dimana artinya
adalah unit input 5, unit hidden layer 2 dan
unit output 1.
Tujuan pelatihan ini adalah untuk
membuktikan bahwa arsitektur jaringan
yang dibangun terutama pada kasus dalam
menetukan prediksi hasil nilai UN siswa.
Prediksi hasil nilai
UN ini dapat
diaplikasikan pada perangkat lunak yang
dipilih yaitu Matlab. Pelatihan aplikasi
jaringan syaraf tiruan dengan arsitektur 52-1 dibantu dengan bahasa pemrograman
KOPERTIS WILAYAH X

272

JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V8.i1 (1-9)

Tabel 2. Variabel Input danTarget
untuk Data Pengujian

ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611

Dengan parameter input layer 5 neuron,
hidden layer 20 neuron, toleransi error
0.01, momentum 0.7, learning rate 0.3 dan
max epoch 100000. Hasilnya seperti pada
gambar berikut:

Gambar 2.
Pengujian pola 5-25-1 dengan data
input yang telah dilakukan pada pelatihan
pola sebelumnya. Dengan momentum 0.7
dan learningrate
0,3 dimana hasil
pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Pengujian
Jaringan 5-25-1

dengan Model

Proses Training dilakukan sampai pada
11339 epochs ditemukan untuk kerja yang
diinginkan, dengan menggunakan learning
rate 0.3 dimana hasil pelatihan pada pola 3
ini dengan Nilai MSE (Mean Square
Error) = 0.018002, nilai MAPE (Mean
Absolute Percentage Error) target
=
0.293201% dan nilai akurasi pada pola 3
adalah 100% - 0.08796 = 99.7068 %
Prose pengujian 5-25-1

Proses Pelatihan 5-20-1
Selanjutnya adalah melakukan
proses pelatihan dengan perintah :
net=train(net,pn,tn).
KOPERTIS WILAYAH X

Pengujian pola
5-25-1 dengan data
input yang telah dilakukan pada pelatihan
pola 2 sebelumnya. Dengan momentum
0.7 dan learningrate 0,3 dimana hasil
pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :
Pengujian pola 5-25-1 dengan sampel
20 data yang lakukan menggunakan
matlab , dimana nilai MSE = 4.523839%,
nilai untuk MAPE = 5.505769%
sedangkan untuk nilai akurasi = 94.4943%
grafik perbandingan antara target dan
output yang diperoleh dari pengujian dapat
dilihat pada gambar grafik berikut:

273

Target

JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V8.i1 (1-9)

40.00
30.00
20.00
10.00
0.00

Target
Output
1 4 7 10 13 16 19
Data Ke

Gambar 3. Grafik pengujian
Hasil pengujian dari untuk memprediksi
nilai UN yang akan diperoleh siswa
dengan membandingkan hasil prediksi
jaringan syaraf tiruan dalam melakukan
pelatihan untuk mendapatkan error yang
terkecil dan menghasilkan output yang
hampir mendekati dengan target. Dalam
pelatihan tersebut ditemukan pola yang
telah dengan jumlah MAPE terkecil dan
tingkat akurasi hampir mendekati 100%
Tabel 4. Perbandingan Pelatihan Polapola Target

Tabel 5. Perbandingan Pengujian Polapola Target

ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611

menggunakan metode ini dapat membantu
sekolah
dalam
menentukan
atau
memprediksikan nilai UN siswa yang akan
datang.
SIMPULAN
Setelah melakukan implementasi dan
pengujian dengan menggunakan bahasa
pemrograman matlab, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Jaringan syaraf tiruan dapat digunakan
untuk memprediksi hasil nilai UN siswa ,
berdasarkan 5 mata pelajaran NON UN
yang diujikan yaitu : Agama, PKn, IPS,
Seni dan TIK.
Arsitektur Jaringan yang paling tepat
digunakan untuk memprediksi hasil nilai
UN dengan jaringan syaraf tiruan
menggunakan algoritma backpropagation
dengan pola
adalah 5-20-1 dengan
membagi data menjadi 2 bagian yaitu 30
data pelatihan dan 25 data pengujian.
Untuk lebih mengetahui kemampuan
prediksi hasil nilai UN siswa, semakin
banyak jumlah data yang dilatihkan maka
akan semakin baik kemampuan prediksi
yang dihasilkan oleh jaringan syaraf
tiruan, namun akan berdampak pada
melambatnya proses pelatihan.
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan
menggunakan
algoritma
backpropagation dapat menentukan atau
memprediksi hasil nilai UN yang akan
diterima siswa. Bahwa dengan menginput-kan nilai mata pelajaran NON UN
yang diterima oleh siswa kemudian diolah
oleh backpropagation sehingga dapat
dilihat prediksi nilai UN yang akan
diterima oleh siswa. Diharapkan dengan
KOPERTIS WILAYAH X

Penulis
mengucapkan
banyak
terimakasih kepada civitas Sekolah Tinggi
Keguruan dal Ilmu Pendidikan STKIP
PGRI Sumbar yang telah banyak
membantu dalam operasional dan facilities
support dalam proses pelaksanaan
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, M., & Prahasto, T. (2012).
Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruan
Backpropagation Untuk Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru Pada
274

JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V8.i1 (1-9)

ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611

Jurusan Teknik Komputer, 02, 89–
97.
Andrijasa.M.F, & Mistianingsih. (2010).
Jumlah Pengangguran di Provinsi
Kalimantan
Timur
Dengan
Menggunakan
Algoritma
Pembelajaran
Backpropagation.
Jurnal Informatika Mulawarman,
5(1).
Indah, S., & Setiawan, A. (2011).
Penerapan Jaringan Saraf Tiruan
Metode
Backpropagation
Menggunakan VB 6, III(2), 23–28.
Mastur, I., & Hadi, L. (2005).
Implementasi Jaringan Syaraf
Tiruan Untuk, 10(3), 197–208.
Pasman, D. F., Muslim, M. A., & Dhofir,
M. (2010). Analisis implementasi
jaringan syaraf adaptif untuk
peramalan kebutuhan energi listrik
wilayah malang, 2(2), 117–133.

KOPERTIS WILAYAH X

275

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

PERAN PERAWAT DALAM IMPLEMENTASI KOLABORATIF PEMBERIAN TERAPI INSULIN SEBAGAI TINDAKAN DALAM PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA KLIEN DENGAN HIPERGLIKEMI DI RUANG AIRLANGGA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN TAHUN 2012

1 55 23

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERAWAT TENTANG PATIENT SAFETY DENGAN RESIKO CEDERA PADA INFANT DAN TODDLER

38 264 22

PERBEDAAN ANATOMI JARINGAN EPIDERMIS DAN STOMATA BERBAGAI DAUN GENUS ALLAMANDA (Dikembangkan menjadi Handout Siswa Biologi Kelas XI SMA)

5 148 23

DISKRIMINASI PEREMPUAN MUSLIM DALAM IMPLEMENTASI CIVIL RIGHT ACT 1964 DI AMERIKA SERIKAT

0 34 14

FREKUENSI DENTURE STOMATITIS PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN BUATAN DOKTER GIGI DIBANDING PEMAKAI GIGI TIRUAN BUATAN TUKANG GIGI

1 73 15

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

EFEK KEMOPREVENTIF PEMBERIAN INFUSA DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) PADA EPITEL DUKTUS JARINGAN PAYUDARA TIKUS BETINA GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)

1 60 56

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92