ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (50)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SERAPAN ANGGARAN
SKPD DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2014-2015 DENGAN SILPA SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
Full paper
Cut Huri Handayani
Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si., Ak, CA
Magister Sains Akuntansi
Dosen Departemen Akuntansi, Magister
Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB)
Sains (S2) & Program Doktor (S3) Ilmu
Universitas Sumatera Utara
Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis
Email :
(FEB),
[email protected]
Universitas Sumatera Utara
Email : [email protected]
Abstract : The objective of the research was to find out the influence of regional financial
regulation, budget politics, the process of procuring goods and services, and organizational
commitment on budget absorption with SiLPA (Extra Budget Calculation) as moderating
variable in North Sumatera Province. The research used causality research method. The
population was 88 SKPDs (Regional Work Units) of the North Sumatera Provincial
Government. Primary data were gathered by using questionnaires and analyzed by using
multiple linear regression analysis for statistical analysis. Regression model had been tested
in classic assumption test and residual test for moderating variable. The result of the research
shows that regional financial regulation, budget politics, the process of procuring goods and
services, and organizational commitment simultaneously have positive and significant
influence on SKPD budget absorption in the North Sumatera Provincial Government. It is
indicated that when regional financial regulation, budget politics, the process of procuring
goods and services, and organizational commitment are good, they will simultaneously be
able to increase budget absorption. Partially, regional financial regulation has positive and
significant influence on SKPD budget absorption while budget politics, the process of
procuring goods and services, and organizational commitment do not have any influence on
SKPD budget absorption in the North Sumatera Provincial Government because the policy on
budgeting of the North Sumatera Provincial Government depends on regional heads so that
the responsibility of SKPD heads is limited on their own budgeting. Budget excess cannot
moderate the correlation of regional financial regulation, budget politics, the process of
procuring goods and services, and organizational commitment with SKPD budget absorption
in the North Sumatera Provincial Government.
Keywords: Budget Absorption, Budget Politics, Process of Procuring, Organizational
Commitment
1.
PENDAHULUAN
Fenomena anggaran yang kurang terserap diawal tahun, namun dipaksakan serapannya
pada akhir tahun kerap terjadi. Hal ini menjadi bahasan menarik karena serapan anggaran
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
1
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
secara umum hanya memiliki akselerasi tinggi pada saat akhir tahun. Sedangkan diawal
tahun, umumnya sulit direalisasikan sebagaimana yang diharapkan publik. Serapan anggaran
yang rendah tentunya berimplikasi buruk terhadap kinerja suatu Pemerintah Daerah (Pemda).
Dari berbagai literasi terlihat ada beberapa faktor permasalahan rendahnya serapan
anggaran. Pertama, adanya ketakutan yang berlebihan (dampak hukum) dari masing-masing
aparatur diberbagai institusi terkait dengan penggunaan anggaran. Kedua, sejumlah institusi
banyak yang tidak memiliki konsep perencanaan yang matang, jelas dan terukur. Ketiga,
kurangnya pemahaman aparatur diberbagai institusi terkait dengan mekanisme penggunaan
anggaran dan model pertanggungjawabannya.
Untuk wilayah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) serapan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) seperti yang diungkapkan oleh (Fuad Ahmad, kabiro
keuangan setda provsu) pada tahun 2014-2015, realisasi APBD secara fisik mencapai
89,80%. Pencapaian realisasi tersebut lebih rendah 4,02% jika dibandingkan pada periode
yang sama pada tahun 2015, pencapaiannya sebesar 93.82% pada rapat Pembahasan Serapan
Anggaran TA 2016, oleh Biro Keuangan Pemprovsu, Juni 2016. Pada periode yang sama
secara implisit sangat mengkhawatirkan, dapat dilihat dari progres serapan anggaran pada
Pemprovsu pada Tabel berikut :
Tabel 1. Persentase Serapan Anggaran Pemerintah Provinsi Sumut TA 2014-2015
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
BULAN
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
TAHUN 2014
TAHUN 2015
KENAIKAN/
PENURUNAN
1.01 %
6.21 %
7.64 %
18.93 %
30.30 %
33.71 %
44.02 %
48.29 %
52.02 %
61.79 %
67.14 %
89.80 %
0.64 %
2.90 %
11.83 %
19.67 %
24.90 %
32.57 %
39.41 %
39.97 %
56.47 %
65.57 %
70.67 %
93.82 %
0,37%
3,31%
4,19%
0,74%
5,40%
1,14%
4,61%
8,32%
4,45%
3,78%
9,50%
4,02%
Sumber : Biro Keuangan Sekda Provsu Tahun 2015 (data diolah).
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
2
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Seiring dengan bergulirnya era otonomi daerah hingga sekarang (2001-2016), fenomena
minimnya serapan APBD di sebagian besar wilayah Indonesia, baik di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota semakin menggejala. Minimnya serapan anggaran tersebut muncul ditengah
tuntutan agar pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan daerah semakin
transparan, akuntabel, efektif dan efisien (good governance). Maksum, et al., (2014), Muda,
et al., (2015, 2017); Nurzaimah et al., (2016) dan Lubis et al., (2016) meyatakan bahwa
variabel Pengalaman tidak berpengaruh terhadap penciptaan efektifitas Sistem Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban. Kim (2005) meneliti dengan judul individuallevel factors and organizational performance in government oganizations in Korea. Kim
menjelaskan bahwa prestasi organisasi sektor publik ditentukan oleh prestasi kerja pada diri
individu sehingga menyajikan laporan akuntabilitas yang efektif. Keefektifan tersebut
ditentukan oleh variabel demografi seperti usia, pengalaman kerja, gender, tingkat pendidikan
dan jabatan pegawai. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan faktor tersebut
terhadap prestasi kerja individu sehingga menyajikan laporan akuntabilitas yang efektif di
Korea. Avazzadehfath, Fariborz and Raiashekar (2011) menyatakan bahwa Sumber Daya
Manusia yang terampil penting bagi suatu organisasi. Manajemen organisasi selalu
menganggarkan biaya pelatihan kepada pegawai dan karyawan mereka dalam rangka
meningkatkan efisiensi organisasi. Studi di Iran, sistem organisasi yang ada terutama bagian
dari Sistem informasi akuntansi terutama untuk kegiatan siklus sumber daya manusia akan
melakukan pengolahan data untuk menjadi informasi secara praktis. Selain itu ditemukan
bukti empiris bahwa apakah keputusan investasi dipengaruhi oleh adanya siklus akuntansi
sumber daya manusia dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem akuntansi sumber daya manusia (HRA) yang terintegrasi dengan
siklus pelaporan keuangan turut berperan menghasilkan keputusan yang relevan yang
tertuang menjadi laporan yang efektif.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
3
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Secara Nasional Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi dengan daya
serap dibawah 90 % pada tahun 2014 (Sumber : Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu,
2015). Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan dari kepala daerah untuk merasioanalisasikan
anggaran yang sudah ditetapkan dan sudah dijalankan hingga triwulan ke II melalui surat
edaran sehingga seluruh SKPD hanya boleh merealisasikan penggunaan anggaran belanja di
bawah 90 %. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang/jasa dan
komitmen organisasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap serapan anggaran
SKPD di Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 – 2015.
2. Apakah Silpa mampu memoderasi hubungan regulasi keuangan daerah, politik anggaran,
proses pengadaan barang/jasa dan komitmen organisasi dengan serapan anggaran SKPD di
Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 – 2015.
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh regulasi, politik, proses pengadaan barang/jasa dan
komitmen organisasi secara simultan dan parsial terhadap serapan anggaran SKPD di
Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 – 2015.
2. Untuk menganalisis kemampuan silpa memoderasi hubungan antara regulasi keuangan
daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang/jasa dan komitmen organisasi dengan
serapan anggaran SKPD di Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 – 2015.
2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Serapan Anggaran
Anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu
yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran yang telah disusun akan dievaluasi pada akhir
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
4
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
tahun untuk melihat apakah estimasi kinerja tersebut telah tercapai. Pencapian kinerja merupakan
ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dalam bentuk kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan (Bastian, 2006).
Serapan anggaran dalam hal ini adalah kemampuan Pemda untuk merealisasikan sejumlah
anggaran yang sudah ditetapkan bersama lembaga legislatif (DPRD) didalam APBD yang dinyatakan
dengan skala ordinal. Penentuan skala pengukuran dilakukan melalui kesepakatan daerah. Sampai saat
ini pemerintah pusat maupun daerah belum memiliki definisi baku tentang nilai persentase suatu
daerah yang tergolong rendah serapan anggaran APBD-nya. “Kinerja manajer publik akan dinilai
berdasarkan pencapaian target anggaran, berapa yang berhasil dicapai. Penilaian kinerja dilakukan
dengan menganalisis simpangan kinerja aktual dengan yang dianggarkan” (Mardiasmo, 2002). Dalam
teori ekonomi makro, belanja pemerintah merupakan salah satu elemen untuk menjaga pertumbuhan
ekonomi suatu negara (Tarmizi et al., 2016; 2017 & Sirojuzilam et al., 2016). Belanja pemerintah,
khususnya belanja barang dan jasa, merupakan salah satu komponen utama yang membentuk Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
2.2. Regulasi Keuangan Daerah
Dalam suatu sistem regulasi keuangan daerah dibuat untuk mengendalikan pelaksanaan
keuangan daerah agar segala tindakan atas pengendalian tersebut dapat di tetapkan dalam peraturan
tertentu. Namun dalam reformasi di bidang keuangan daerah tidak konsistennya kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat atas pengelolaan keuangan daerah merupakan faktor utama
lambatnya akuntabilitas keuangan daerah. (Nilawati, 2009 dalam Rasdianto et al., 2014)
Dalam penelitiannya Arif (2011) bahwa regulasi dibidang keuangaan daerah merupakan salah
satu yang menyebabkan terjadinya keminiman dalam hal penyerapan belanja. Seperti yang diungkap
oleh pengamat ekonomi Avililiani, “Lambatnya serapan anggaran dikarenakan banyaknya aturan,
misalnya proses tender saja membutuhkan waktu enam bulan”. Berdasarkan hal tersebut
dihipotesiskan :
H1 :
Regulasi Keuangan berpengaruh terhadap serapan anggaran pada SKPD di Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
5
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
2.3. Politik Anggaran
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap
prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan alat politik (political tool) sebagai bentuk
komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan
tertentu. (Mardiasmo, 2002).
Faktor politik dalam hal ini adalah proses penetapan kebijakan tentang anggaran dipengaruhi
oleh berbagai kepentingan elemen politik (Abdullah, 2010). Politik anggaran adalah proses saling
mempengaruhi antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam menentukan skala prioritas
pembangunan akibat terbatasnya sumber dana publik yang tersedia.
Dari kutipan diatas, memang tak dapat dihindari bahwa faktor politik yaitu proses tarik menarik
antara kepentingan pemerintah dengan legislatif secara langsung dapat mengurangi waktu dalam
pengimplementasian program kerja yang sudah disepakati di awal pemerintahan. Akibat yang
ditimbulkan dari faktor politik tersebut menjadikan SKPD tidak langsung bisa mengimplementasikan
program kerjanya. Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan :
H2 : Politik anggaran berpengaruh terhadap serapan anggaran pada SKPD di Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
2.4. Proses Pengadaan Barang dan Jasa
Mayoritas lambatnya serapan anggaran tersebut terjadi dikarenakan proses tender yang
memakan waktu beberapa bulan, hal ini dikarenakan ada beberapa proses teknis dan non teknis yang
harus dijalankan dan harus melalui prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan oleh aturan UU. Proses
tender merupakan salah satu penyebab dari rendahnya serapan APBD di Provinsi Sumatera Utara
tahun 2014 -2015. Lambatnya proses lelang ditambah lagi konflik-konflik yang terjadi selama proses
tender berlangsung semakin memperparah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk implementasi
anggaran. Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan :
H3 : Proses Pengadaan Barang dan Jasa berpengaruh terhadap serapan anggaran pada SKPD di
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
6
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
2.5. Komitmen Organisasi
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia
capai terkait dengan anggaran yang telah ditetapkan. (Mardiasmo, 2002)
Allen dan Meyer (dalam Norman, 2010); Muda et al., (2014); Dalimunthe et al., 2016 dan
Maksum et al., (2014) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu kelekatan afeksi atau emosi
terhadap organisasi seperti individu melakukan identifikasi yang kuat, memilih keterlibatan tinggi,
dan senang menjadi bagian dari organisasi. Ada tiga komponen komitmen organisasi yaitu :
(Rasdianto et al., 2014)
1. Affective commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena
adanya ikatan emosional.
2. Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena
membutuhkan gaji dan keuntungan lain.
3. Normative commitment, timbul dari nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi
anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal
yang seharusnya dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan :
H4 : Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap serapan anggaran pada SKPD di Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara.
2.6. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (Silpa)
Silpa merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari sisa anggaran tahun lalu yang
mencakup sumber penghematan belanja, kewajiban pada pihak ketiga yang sampai akhir tahun belum
diselesaikan, sisa dana lanjutan, dan semua pelampauan atas penerimaan daerah. Silpa dapat berupa
penerimaan PAD, penerimaan dana perimbangan, penerimaan lain-ain pendapatan yang sah dan
penerimaan pembiayaan (Halim, 2008 & Halim & Abdullah, 2016)
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
7
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Sisa anggaran merupakan saldo dana atau kas daerah pada akhir tahun anggaran yang
mencerminkan ketidakakuratan dalam peramalan (forecasts) anggaran. Sisa ini akan terbawa ke tahun
anggaran berikutnya sebagai penerimaan dalam pembiayaan di APBD. Pada tahun anggaran
berikutnya tersebut, sisa anggaran ini disebut sisa anggaran tahun sebelumnya dan digunakan untuk
menutupi defisit anggaran, mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan, dan mendanai kewajiban lainnya
yang sampai dengan akhir tahun anggaran sebelumnya selesai dibayarkan (Abdullah, 2014).
Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan :
H5 : Silpa memoderasi hubungan antara regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan
barang/jasa dan komitmen organisasi terhadap serapan anggaran SKPD di Provinsi Sumatera
Utara.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kausalitas (Causal Research) (Muda, 2010 dan Lubis et al., 2016).
Penelitian ini melihat pengaruh regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan
barang/jasa dan komitmen organisasi terhadap serapan anggaran di Provinsi Sumatera Utara.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 88 dari 44 SKPD. Terdiri dari Kepala
SKPD dan Kasubbag keuangan di Setiap SKPD Provinsi Sumatera Utara, sumber data populasi
diperoleh dari buku APBD Provinsi Sumatera Utara.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner
secara langsung oleh peneliti kepada responden dan jawaban atas kuesioner yang diberikan dan di
tunggu selama satu minggu. Definisi Operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat Tabel 2.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
8
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
`Nama
Variabel
Serapan
Anggaran (Y)
Regulasi
Keuangan
Daerah (X1)
Politik
Anggaran
(X2)
Proses
Pengadaan
barang dan
jasa (X3)
Komitmen
Organisasi
(X4)
Silpa (Z)
Tabel 2. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Definsi
Operasional
Indikator
Kemampuan Kepala SKPD untuk
1. Realisasi anggaran,
merealisasikan anggaran yang sudah
2. Laporan terhadap
ditetapkan dalam suatu periode tertentu.
belanja pemerintah
daerah.
Regulasi dibidang keuangan daerah
1. Pemahaman
didefenisikan sebagai seperangkat aturan
pengguna anggaran,
yang mengatur tentang pelaksanaan anggaran 2. Mempelajari
yang harus dipahami, dipelajari dan di patuhi
regulasi,
oleh pengguna anggaran SKPD.
3. kepatuhan terhadap
regulasi.
Politik anggaran yang dilakukan pengguna
1. Pengalokasian
anggaran adalah melaksanakan kebijakan
anggaran,
dalam alokasi anggaran dengan asas
2. Asas kebutuhan,
kebutuhan dan keadilan.
3. Asas keadilan.
Proses pengadaan barang dan jasa adalah
1. Perencanaan,.
suatu kegiatan untuk memperoleh barang dan 2. Pelaksanaan,
jasa oleh SKPD yang dimulai dari
3. Monitoring,
perencanaan kebutuhan sampai
4. Pelaporan.
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang dan jasa.
Komitmen Organisasi adalah keinginan yang 1. Affective
kuat oleh Kepala SKPD untuk mencapai
commitent,
serapan anggaran yang telah disepakati
2. Continuance
bersama kepala daerah.
commitment,
3. Normative
commitment.
Silpa didefinisikan sebagai sumber
penerimaan internal pemda yang dapat
digunakan untuk mendanai kegiatan tahun
berjalan.
1. Sisa anggaran tahun
lalu,
2. Jumlah anggaran
yang terealisasi dan
3. Sebagai dana
cadangan.
Skala
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
3.4. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama adalah regresi linier
berganda dan hipotesis kedua dengan menggunakan uji residual.
4.
Hasil Penelitian
4.1. Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis statistik deskriftif pada penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 3 :
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
9
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Tabel 3. Deskriptif Variabel Penelitian
Serapan Anggaran
Regulasi Keuangan
Daerah
Politik Anggaran
Proses Pengadaan
Barang dan Jasa
Komitmen
Organisasi
Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran (SILPA)
Valid N (listwise)
N
88
Min
12
Max
25
Mean
21,295
Std.
Deviatio
n
3,288
88
16
30
25,455
3,729
-0,489
-0,091
88
14
20
17,205
1,750
0,206
-0,859
88
14
30
24,114
3,984
-0,838
0,183
88
18
30
25,591
3,261
-0,594
0,058
88
6
15
11,545
2,138
-0,598
0,158
Skewness
-0,969
Kurtosis
0,880
88
Sumber : Data diolah (2017).
Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel merupakan
presentasi yang baik untuk penelitian. Hal ini ditunjukan dari standar deviasi dari setiap variabel
berada dibawah nilai rata-rata.
4.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalm penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
4.2.1.
Uji Normalitas
Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik One-Sample Kolmogorov-
Simrnov Test.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Data diolah (2017).
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
88
0,00000
2,65986
0,114
0,069
-0,114
1,069
0,203
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
10
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Hasil uji data dengan menggunakan One Sample Kalmogorov-Smirnov Test dengan melihat
tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas yaitu dengan melihat
probabilitaas asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data dapat dikatakan berdistribusi
normal. Pada Tabel diatas hasil pengujian menunjukan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah
1,069 dan signifikan pada 0,203. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui analisis statistik
terbukti data residual berdistribusi normal.
4.3. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolineartias dalam penelitian ini dilakukan
dengan melihat besaran VIF (Variance inflation factor) dan nilai tolerance. Hasil pengujian
multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengujian Multikolinearitas
Variabel
Regulasi Keuangan Daerah
Politik
Anggaran
Proses Pengadaan Barang
dan Jasa
Komitmen Organisasi
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA)
Collinearity
Statistics
Tolerance
0,476
VIF
2,099
0,586
1,705
0,620
1,614
0,564
1,772
0,745
1,342
Sumber : Data diolah (2017).
Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF dari
masing-masing variabel independen tidak lebih besar dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari
0,10.
4.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
11
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Sumber : Data diolah (2017).
Gambar 2. Diagram Scatterplot
Dari gambar diatas menunjukan penyebaran titik-titik data menyebar secara acak serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, titik-titik tidak mengumpul diatas atau dibawah
dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada
model regresi.
4.5. Uji Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi simultan (uji F) dan uji
signifikansi parameter individual (uji statistik t), uji koefisien determinasi (Adjusted R2).
4.6. Uji Statistik F
Hasil pengujian statistik F untuk melihat pengaruh secara simultan regulasi keuangan daerah,
politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi terhadap serapan
anggaran SKPD. Hasil uji Statistik F dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 6. Hasil Uji F
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
324,808
5,000
64,962 8,654
0,000
Regression
615,510
82,000
7,506
Residual
940,318
87,000
Total
a. Predictors: (Constant), Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Regulasi Keuangan Daerah,
Politik Anggaran, Proses Pengadaan Barang dan Jasa, Komitmen Organisasi
b. Dependent Variable: Serapan Anggaran
Sumber : Data diolah (2017).
1
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
12
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Pada Tabel diatas dapat dilihat besaran nilai F hitung 8,654 lebih besar dari nilai F tabel 2,71
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 maka menerima H1. Sehingga dapat
disimpulkan secara simultan variabel regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan
barang dan jasa dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap serapan anggaran SKPD.
4.7. Uji Statistik t
Untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
digunakan uji statistik t. Untuk menginterpretasikan koefisien variabel independen dapat dengan
menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized coefficients seperti pada Tabel
dibawah ini.
Tabel 7. Hasil Uji Statistik t
Unstandardized
Standardized
Std.
Coefficients
Coefficients
Error
B
Beta
5,183
3,533
Model
1
Regulasi Keuangan
Daerah
Politik Anggaran
t
Sig.
1,467
0,146
0,308
0,114
0,349
2,699
0,008
0,052
0,219
0,028
0,236
0,814
Proses Pengadaan
0,068
Barang dan Jasa
Komitmen
-0,097
Organisasi
a. Dependent Variable: Serapan Anggaran
0,094
0,082
0,724
0,471
0,120
-0,097
0,813
0,418
Sumber : Data diolah (2017).
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak semua variabel independen yang diteliti
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dari ke empat variabel independen yang di
masukan dalam model regresi, terdapat satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap serapan
anggaran yaitu regulasi keuangan daerah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,008 <
0.05 dan nilai t hitung 2,699 > t tabel 1,987 dan koefisien regresi bernilai positif maka menerima H1.
4.8. Uji koefisein determinasi (Adjusted R2)
Untuk mengetahui seberapa besar variabel serapan anggaran mempengaruhi regulasi keuangan
daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
13
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Tabel 8. Hasil Koefisien Determinasi
Model
R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
0,588
0,345
0,306
2,740
a. Predictors: (Constant), Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Regulasi Keuangan Daerah,
Politik Anggaran, Proses Pengadaan Barang dan Jasa, Komitmen Organisasi
Sumber : Data diolah (2017).
Dari Tabel diatas diketahui nilai R2 sebesar 0,345 hal ini menunjukan variabel regulasi
keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi
sebagai variabel independen memiliki hubungan yang kuat sebesar 34,5 % dengan variabel serapan
anggaran sebagai variabel dependen. Nilai adjusted R2 sebesar 0,306 yang mengindikasikan bahwa
30,6% variabel dependen (serapan anggaran) dipengaruhi oleh variabel independen yaitu regulasi
keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi,
sedangkan sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
4.9. Uji Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan analisis regresi linear berganda :
Tabel 9. Uji Residual
Model
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Serapan Anggaran
Dependen Variabel : Silpa
Sumber : Data diolah (2017).
5,208
0,298
Std.
Error
1,344
0,062
Standardized
Coefficients
Beta
0,458
t
3,876
4,771
Sig.
0,000
0,000
Hasil uji residual pada Tabel diatas dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut :
׀e = ׀5,208+0,458 serapan anggaran
Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa tingkat signifikansi serapan
anggaran sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai positif 0,458
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel silpa tidak dapat memoderasi hubungan antara regulasi
keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi
dengan variabel serapan anggaran.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
14
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
5.
KESIMPULAN
5.1. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil analisis secara simultan maka regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses
pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap serapan anggaran SKPD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Artinya ketika
regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen
organisasi secara simultan variabel-variabel tersebut akan mampu meningkatkan serapan angaran.
Nilai adjusted R Square yang rendah menjelaskan bahwa adanya variabel lain di luar model
penelitian ini yang mampu mempengaruhi serapan anggaran.
2. Secara parsial variabel regulasi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap serapan
anggaran SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan variabel politik anggaran,
proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap serapan
anggaran SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini ditandai dari nilai t tabel lebih
kecil dari t hitung dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
3. Sisa lebih perhitungan anggaran tidak mampu memoderasi hubungan antara regulasi keuangan
daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi dengan
serapan anggaran SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
5.2. IMPLIKASI
Dari tekerbatasan peneliti yang telah diungkapkan maka dapat disarankan sebagai berikut :
1. Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang
serapan anggaran disarankan dapat menambah variabel-variabel lainnya yang berhubungan dengan
serapan anggaran seperti faktor perencanaan, sumber daya manusia, waktu penetapan anggaran dan
memilih responden yang lebih mengarah kepada pengambilan kebijakan daerah dengan lingkup
yang lebih besar misalnya kabupaten/kota dalam satu provinsi.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan selain menerapkan metode survei melalui penyebaran kuesioner/
angket juga melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tambahan.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
15
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
3. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel dari setiap SKPD ditingkat Provinsi dan
kab/kota.
4. Agar serapan anggaran dipemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat terealisasi dan meningkat pada
tahun-tahun berikutnya maka pemerintah Provinsi Sumatera Utara segera melakukan evaluasi
terhadap serapan anggaran secara berkala minimal setiap triwulan untuk mengetahui penyebab
penumpukan penyerapan anggaran diakhir tahun.
5. Diberikan reward kepada SKPD yang mampu merealisasikan anggaran diatas target kinerja berupa
penambahan anggaran untuk tahun anggaran berikutnya dan memberikan puhisment kepada kepala
SKPD yang tidak mampu melaksanakan kegiatan yang sudah di rencanakan dalam satu tahun
anggaran,sehingga menjadi bahan evaluasi oleh pimpinan atas kinerja kepala SKPD yang
bersangkutan.
6. Lebih mengaktifkan peran Inspeketorat Provinsi dalam melakukan review serapan anggaran ke
SKPD sehingga progres serapan anggaran dapat dipantau setiap bulan.
7. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar segera menindak lanjuti bila ada revisi atau perubahan
regulasi terkait tentang penggelolaan anggaran keuangan daerah sehingga tidak terkendala dalam
pelaksanaan anggaran.
5.3. KETERBATASAN
Terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara
lain :
1. Penelitian ini hanya membahas variabel-variabel yang berpengaruh terhadap serapan anggaran,
yaitu faktor regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan
komitmen organisasi. Sedangkan nilai adjusted R Square yang dihasilkan dalam penelitian ini
rendah sehingga ada variabel lain diluar model penelitian ini yang mampu mempengaruhi serapan
anggaran.
2. Penelitian ini menggunakan kuesioner, sehingga kemungkinan ada bias dari jawaban responden
yang kurang cermat dalam menjawab setiap pertanyaan dan bersifat subjektif.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
16
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
3. Pengambilan objek penelitian hanya dilakukan di Pemprovsu saja dengan jumlah sampel sebanyak
2 orang untuk setiap SKPD.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Emkhad. 2011. Identifikasi
faktor-faktor penyebab minimnya penyerapan APBD
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011. Tesis. Universitas Islam Riau.
Avazzadehfath, F., Raiashekar. 2011. Decision-Making Based on Human Resource Accounting
Information and It’s Evaluation Method. Asian Journal of Finance & Accounting, 3(1), 52-96.
http://dx.doi.orgg/10.5296/ajfa.v3i1.881.
_______.2014.Defisit
dan
Surplus
dalam
Anggaran
Daerah
Apakah
Saling
Berhubungan”Januari1.Weblink:http://syukriy.wordpress.com/2013/01/01/defisit-dan-surplusdalam-anggaran-daerah-apakah-saling-berhubungan/(9/11/2014).
_______.2014.Pengaruh
SiLPA
terhadap Belanja.
Desember
16.
Web
link:http://syukriy.wordpress.com/2013/12/16/pengaruh-silpa-terhadap-belanja/ (9/11/2014).
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 2011. Menyoal Penyerapan Anggaran, Paris
Review. Yogyakarta.
Bastian, Indra, 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Dalimunthe, D.M.J.,Fadli, and Muda, I. 2016. The application of performance measurement system
model using Malcolm Baldrige Model (MBM) to support Civil State Apparatus Law (ASN)
number 5 of 2014 in Indonesia. International Journal of Applied Business and Economic
Research. 14(11): 7397-7407.
Emkaf, Arif. 2011. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Minimnya Penyerapan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, Tesis (Tidak Dipublikasikan)
Universitas Riau.
Fuad, Ahmad. 2016. Rapat Pembahasan Serapan Anggaran. 2014-2015, Aula Setda Provsu. Medan.
Ghozali, Imam 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21, Penerbit
Universitas Diponegoro, Edisi 7, Semarang.
Halim, Abdul & Syukriy Abdullah. 2016. Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah:
Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi. Jurnal Akuntansi Pemerintahan. 2(1):
53-64.
Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daera, Penerbit Salemba Empat, Edisi 3, Jakarta.
Herryanto, Hendris 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyerapan Anggaran
Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta, Tesis (Tidak
Dipublikasikan), Jakarta , FEUI.
Imam, Yunarto. 2011. Memahami Proses Penganggaran untuk Mendorong Optimalisasi Penyerapan
Anggaran, Paris Review BPKP. Jakarta.
Kaharuddin. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Belanja Daerah di
Kabupaten Sumbawa”, Studi kasus belanja DAK bidang Pendidikan, Tesis (tidak
dipublikasikan), Universitas Sumatera Utara.
Kuswoyo 2011. Faktor-Faktor Penyebab Penumpukan Anggaran Belanja diakhir Tahun Anggaran
pada Satuan Kerja di Wilayah KPPN Kediri, Tesis (tidak dipublikasikan). Universitas
Airlangga.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
17
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Lubis, A.F., Lubis, T.A., and Muda, I. 2016. The role of Enterprise Resource Plan (ERP)
configuration to the timeliness of the financial statement presentation. International Journal of
Applied Business and Economic Research. 14(11): 7591-7608.
Lubis, A.,Torong, Z.B., and Muda, I. 2016. The urgency of implementing balanced scorecard system
on local government in North Sumatra – Indonesia. International Journal of Applied Business
and Economic Research. 14(11): 7575-7590.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Andi, Edisi 3, Yogyakarta.
Maksum, A., Hamid, R., & Muda, I. 2014. The Impact of Treasurer’s Experience And Knowledge on
The Effectiveness of The Administration and Preparation of The Accountability Reporting
System in North Sumatera. Asian Journal of Finance & Accounting, 6(2): 301-318.
http://dx.doi.org/10.5296/ajfa.v6i2.6341.
Murtini. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran
Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008, Tesis (Tidak Dipublikasikan).
BINUS. Jakarta.
Muda, I., Rafiki, A., & Harahap, M. R. 2014. Factors Influencing Employees' Performance: A Study
on the Islamic Banks in Indonesia. International Journal of Business and Social Science, 5(2):
73-80.
Muda, I and Abykusno Dharsuky. 2015. Impact Of Region Financial Information System (SIKD)
Quality, Role Ambiguity And Training on Precision of Financial Statement of Local
Government Presentation In North Sumatra. International Journal of Applied Business and
Economic Research, 13(6): 4283-4304.
Muda, I, Dharsuky. A., Siregar, H.S., and Sadalia, I. 2017. combined loading and Cross-dimensional
loadings timeliness of presentation of financial statements of local government. IOP
Conference Series : Materials Science and Engineering. 180. doi: 10.1088/1757899X/180/1/012099.
Muda, Iskandar. 2010. Kontribusi Pelabuhan Teluk Nibung Tanjung Balai AsahanTerhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjung Balai. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 9(1): 17–
28.https://www.researchgate.net/publication/273776657_Kontribusi_Pelabuhan_Teluk_Nibung
_Tanjung_Balai_AsahanTerhadap_Pendapatan_Asli_Daerah_Kota_Tanjung_Balai
(acceses
on, April, 20; 2017)
Nazri, Ramadhaniatun dan Abdullah, Syukri. 2010. Serapan Anggaran Pemerintah Daerah FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya, Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Aceh.
Tesis (Tidak Dipublikasikan) Universitas Syiah Kuala.
Nurzaimah, Rasdianto and Muda, I. 2016. The skills and understanding of rural enterprise
management of the preparation of financial statements using Financial Accounting Standards
(IFRs) financial statement on the Entities without Public Accountability (ETAP) framework on
the implementation of village administration law. International Journal of Applied Business
and Economic Research. 14(11): 7417-7429.
Priatno, Prasetyo Adi & M. Khusaini.. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan
Anggaran pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Blitar. E-Journal Universitas
Brawijaya, Web link: http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/603/546,
(8/12/2016)
Rasdianto, Nurzaimah and Iskandar Muda. 2014. Analysis on the Timeliness of the Accountability
Report by the Treasurer Spending in Task Force Units in Indonesia. International Journal of
Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences. 4(4): 176–190.
http://dx.doi.org/10.6007/IJARAFMS/v4-i4/1304.
Kim, Sangmook. 2005. Individual-Level Factors and Organizational Performance in Government
Organizations. J Public Adm Res Theory. 15(2): 245-261. doi: 10.1093/jopart/mui013.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
18
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Sirojuzilam, Hakim, S., and Muda, I. 2016. Identification of factors of failure of Barisan Mountains
Agropolitan area development in North Sumatera– Indonesia. International Journal of
Economic Research. 13(5): 2163-2175.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, “tentang Keuangan Negara”, 2003.
Republik Indonesia. Jakarta.
_______, 2004. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004, “tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional”, Republik Indonesia. Jakarta.
_______, 2004. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, “tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah”, Republik Indonesia. Jakarta..
_______. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005, “tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah”, Republik Indonesia. Jakarta.
_______. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2010, ”tentang Pengadaan barang dan Jasa”,
Republik Indonesia. Jakarta.
_______, 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2010, “tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, Republik Indonesia. Jakarta.
_______, 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 tahun 2014, “tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Review Atas Laporan Kinerja Intansi Pemerintah”. Republik Indonesia. Jakarta.
Tarmizi, H.B.,Daulay, M and Muda, I. 2016. The influence of population growth, economic growth
and construction cost index on the local revenue of tax on acquisition of land and building after
the implementation of law no. 28 of 2009. International Journal of Economic Research. 13(5):
2285-2295.
Tarmizi, HB., Daulay, M., and Muda, I. 2017. Impact of The Economic Growth and Acquisition of
Land to The Construction Cost Index in North Sumatera. IOP Conference Series : Materials
Science and Engineering. 180. doi: 10.1088/1757-899X/180/1/012004.
Zaman and Cristea. 2011. EU Structural Funds Absorption in Romania: Obstacles and Issues,
Internasional Journal of Academic Research in Accounting. 15(2): 345-355.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
19
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SERAPAN ANGGARAN
SKPD DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2014-2015 DENGAN SILPA SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
Full paper
Cut Huri Handayani
Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si., Ak, CA
Magister Sains Akuntansi
Dosen Departemen Akuntansi, Magister
Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB)
Sains (S2) & Program Doktor (S3) Ilmu
Universitas Sumatera Utara
Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis
Email :
(FEB),
[email protected]
Universitas Sumatera Utara
Email : [email protected]
Abstract : The objective of the research was to find out the influence of regional financial
regulation, budget politics, the process of procuring goods and services, and organizational
commitment on budget absorption with SiLPA (Extra Budget Calculation) as moderating
variable in North Sumatera Province. The research used causality research method. The
population was 88 SKPDs (Regional Work Units) of the North Sumatera Provincial
Government. Primary data were gathered by using questionnaires and analyzed by using
multiple linear regression analysis for statistical analysis. Regression model had been tested
in classic assumption test and residual test for moderating variable. The result of the research
shows that regional financial regulation, budget politics, the process of procuring goods and
services, and organizational commitment simultaneously have positive and significant
influence on SKPD budget absorption in the North Sumatera Provincial Government. It is
indicated that when regional financial regulation, budget politics, the process of procuring
goods and services, and organizational commitment are good, they will simultaneously be
able to increase budget absorption. Partially, regional financial regulation has positive and
significant influence on SKPD budget absorption while budget politics, the process of
procuring goods and services, and organizational commitment do not have any influence on
SKPD budget absorption in the North Sumatera Provincial Government because the policy on
budgeting of the North Sumatera Provincial Government depends on regional heads so that
the responsibility of SKPD heads is limited on their own budgeting. Budget excess cannot
moderate the correlation of regional financial regulation, budget politics, the process of
procuring goods and services, and organizational commitment with SKPD budget absorption
in the North Sumatera Provincial Government.
Keywords: Budget Absorption, Budget Politics, Process of Procuring, Organizational
Commitment
1.
PENDAHULUAN
Fenomena anggaran yang kurang terserap diawal tahun, namun dipaksakan serapannya
pada akhir tahun kerap terjadi. Hal ini menjadi bahasan menarik karena serapan anggaran
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
1
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
secara umum hanya memiliki akselerasi tinggi pada saat akhir tahun. Sedangkan diawal
tahun, umumnya sulit direalisasikan sebagaimana yang diharapkan publik. Serapan anggaran
yang rendah tentunya berimplikasi buruk terhadap kinerja suatu Pemerintah Daerah (Pemda).
Dari berbagai literasi terlihat ada beberapa faktor permasalahan rendahnya serapan
anggaran. Pertama, adanya ketakutan yang berlebihan (dampak hukum) dari masing-masing
aparatur diberbagai institusi terkait dengan penggunaan anggaran. Kedua, sejumlah institusi
banyak yang tidak memiliki konsep perencanaan yang matang, jelas dan terukur. Ketiga,
kurangnya pemahaman aparatur diberbagai institusi terkait dengan mekanisme penggunaan
anggaran dan model pertanggungjawabannya.
Untuk wilayah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) serapan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) seperti yang diungkapkan oleh (Fuad Ahmad, kabiro
keuangan setda provsu) pada tahun 2014-2015, realisasi APBD secara fisik mencapai
89,80%. Pencapaian realisasi tersebut lebih rendah 4,02% jika dibandingkan pada periode
yang sama pada tahun 2015, pencapaiannya sebesar 93.82% pada rapat Pembahasan Serapan
Anggaran TA 2016, oleh Biro Keuangan Pemprovsu, Juni 2016. Pada periode yang sama
secara implisit sangat mengkhawatirkan, dapat dilihat dari progres serapan anggaran pada
Pemprovsu pada Tabel berikut :
Tabel 1. Persentase Serapan Anggaran Pemerintah Provinsi Sumut TA 2014-2015
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
BULAN
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
TAHUN 2014
TAHUN 2015
KENAIKAN/
PENURUNAN
1.01 %
6.21 %
7.64 %
18.93 %
30.30 %
33.71 %
44.02 %
48.29 %
52.02 %
61.79 %
67.14 %
89.80 %
0.64 %
2.90 %
11.83 %
19.67 %
24.90 %
32.57 %
39.41 %
39.97 %
56.47 %
65.57 %
70.67 %
93.82 %
0,37%
3,31%
4,19%
0,74%
5,40%
1,14%
4,61%
8,32%
4,45%
3,78%
9,50%
4,02%
Sumber : Biro Keuangan Sekda Provsu Tahun 2015 (data diolah).
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
2
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Seiring dengan bergulirnya era otonomi daerah hingga sekarang (2001-2016), fenomena
minimnya serapan APBD di sebagian besar wilayah Indonesia, baik di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota semakin menggejala. Minimnya serapan anggaran tersebut muncul ditengah
tuntutan agar pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan daerah semakin
transparan, akuntabel, efektif dan efisien (good governance). Maksum, et al., (2014), Muda,
et al., (2015, 2017); Nurzaimah et al., (2016) dan Lubis et al., (2016) meyatakan bahwa
variabel Pengalaman tidak berpengaruh terhadap penciptaan efektifitas Sistem Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban. Kim (2005) meneliti dengan judul individuallevel factors and organizational performance in government oganizations in Korea. Kim
menjelaskan bahwa prestasi organisasi sektor publik ditentukan oleh prestasi kerja pada diri
individu sehingga menyajikan laporan akuntabilitas yang efektif. Keefektifan tersebut
ditentukan oleh variabel demografi seperti usia, pengalaman kerja, gender, tingkat pendidikan
dan jabatan pegawai. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan faktor tersebut
terhadap prestasi kerja individu sehingga menyajikan laporan akuntabilitas yang efektif di
Korea. Avazzadehfath, Fariborz and Raiashekar (2011) menyatakan bahwa Sumber Daya
Manusia yang terampil penting bagi suatu organisasi. Manajemen organisasi selalu
menganggarkan biaya pelatihan kepada pegawai dan karyawan mereka dalam rangka
meningkatkan efisiensi organisasi. Studi di Iran, sistem organisasi yang ada terutama bagian
dari Sistem informasi akuntansi terutama untuk kegiatan siklus sumber daya manusia akan
melakukan pengolahan data untuk menjadi informasi secara praktis. Selain itu ditemukan
bukti empiris bahwa apakah keputusan investasi dipengaruhi oleh adanya siklus akuntansi
sumber daya manusia dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem akuntansi sumber daya manusia (HRA) yang terintegrasi dengan
siklus pelaporan keuangan turut berperan menghasilkan keputusan yang relevan yang
tertuang menjadi laporan yang efektif.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
3
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Secara Nasional Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi dengan daya
serap dibawah 90 % pada tahun 2014 (Sumber : Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu,
2015). Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan dari kepala daerah untuk merasioanalisasikan
anggaran yang sudah ditetapkan dan sudah dijalankan hingga triwulan ke II melalui surat
edaran sehingga seluruh SKPD hanya boleh merealisasikan penggunaan anggaran belanja di
bawah 90 %. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang/jasa dan
komitmen organisasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap serapan anggaran
SKPD di Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 – 2015.
2. Apakah Silpa mampu memoderasi hubungan regulasi keuangan daerah, politik anggaran,
proses pengadaan barang/jasa dan komitmen organisasi dengan serapan anggaran SKPD di
Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 – 2015.
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh regulasi, politik, proses pengadaan barang/jasa dan
komitmen organisasi secara simultan dan parsial terhadap serapan anggaran SKPD di
Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 – 2015.
2. Untuk menganalisis kemampuan silpa memoderasi hubungan antara regulasi keuangan
daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang/jasa dan komitmen organisasi dengan
serapan anggaran SKPD di Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 – 2015.
2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Serapan Anggaran
Anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu
yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran yang telah disusun akan dievaluasi pada akhir
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
4
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
tahun untuk melihat apakah estimasi kinerja tersebut telah tercapai. Pencapian kinerja merupakan
ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dalam bentuk kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan (Bastian, 2006).
Serapan anggaran dalam hal ini adalah kemampuan Pemda untuk merealisasikan sejumlah
anggaran yang sudah ditetapkan bersama lembaga legislatif (DPRD) didalam APBD yang dinyatakan
dengan skala ordinal. Penentuan skala pengukuran dilakukan melalui kesepakatan daerah. Sampai saat
ini pemerintah pusat maupun daerah belum memiliki definisi baku tentang nilai persentase suatu
daerah yang tergolong rendah serapan anggaran APBD-nya. “Kinerja manajer publik akan dinilai
berdasarkan pencapaian target anggaran, berapa yang berhasil dicapai. Penilaian kinerja dilakukan
dengan menganalisis simpangan kinerja aktual dengan yang dianggarkan” (Mardiasmo, 2002). Dalam
teori ekonomi makro, belanja pemerintah merupakan salah satu elemen untuk menjaga pertumbuhan
ekonomi suatu negara (Tarmizi et al., 2016; 2017 & Sirojuzilam et al., 2016). Belanja pemerintah,
khususnya belanja barang dan jasa, merupakan salah satu komponen utama yang membentuk Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
2.2. Regulasi Keuangan Daerah
Dalam suatu sistem regulasi keuangan daerah dibuat untuk mengendalikan pelaksanaan
keuangan daerah agar segala tindakan atas pengendalian tersebut dapat di tetapkan dalam peraturan
tertentu. Namun dalam reformasi di bidang keuangan daerah tidak konsistennya kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat atas pengelolaan keuangan daerah merupakan faktor utama
lambatnya akuntabilitas keuangan daerah. (Nilawati, 2009 dalam Rasdianto et al., 2014)
Dalam penelitiannya Arif (2011) bahwa regulasi dibidang keuangaan daerah merupakan salah
satu yang menyebabkan terjadinya keminiman dalam hal penyerapan belanja. Seperti yang diungkap
oleh pengamat ekonomi Avililiani, “Lambatnya serapan anggaran dikarenakan banyaknya aturan,
misalnya proses tender saja membutuhkan waktu enam bulan”. Berdasarkan hal tersebut
dihipotesiskan :
H1 :
Regulasi Keuangan berpengaruh terhadap serapan anggaran pada SKPD di Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
5
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
2.3. Politik Anggaran
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap
prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan alat politik (political tool) sebagai bentuk
komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan
tertentu. (Mardiasmo, 2002).
Faktor politik dalam hal ini adalah proses penetapan kebijakan tentang anggaran dipengaruhi
oleh berbagai kepentingan elemen politik (Abdullah, 2010). Politik anggaran adalah proses saling
mempengaruhi antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam menentukan skala prioritas
pembangunan akibat terbatasnya sumber dana publik yang tersedia.
Dari kutipan diatas, memang tak dapat dihindari bahwa faktor politik yaitu proses tarik menarik
antara kepentingan pemerintah dengan legislatif secara langsung dapat mengurangi waktu dalam
pengimplementasian program kerja yang sudah disepakati di awal pemerintahan. Akibat yang
ditimbulkan dari faktor politik tersebut menjadikan SKPD tidak langsung bisa mengimplementasikan
program kerjanya. Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan :
H2 : Politik anggaran berpengaruh terhadap serapan anggaran pada SKPD di Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
2.4. Proses Pengadaan Barang dan Jasa
Mayoritas lambatnya serapan anggaran tersebut terjadi dikarenakan proses tender yang
memakan waktu beberapa bulan, hal ini dikarenakan ada beberapa proses teknis dan non teknis yang
harus dijalankan dan harus melalui prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan oleh aturan UU. Proses
tender merupakan salah satu penyebab dari rendahnya serapan APBD di Provinsi Sumatera Utara
tahun 2014 -2015. Lambatnya proses lelang ditambah lagi konflik-konflik yang terjadi selama proses
tender berlangsung semakin memperparah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk implementasi
anggaran. Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan :
H3 : Proses Pengadaan Barang dan Jasa berpengaruh terhadap serapan anggaran pada SKPD di
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
6
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
2.5. Komitmen Organisasi
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia
capai terkait dengan anggaran yang telah ditetapkan. (Mardiasmo, 2002)
Allen dan Meyer (dalam Norman, 2010); Muda et al., (2014); Dalimunthe et al., 2016 dan
Maksum et al., (2014) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu kelekatan afeksi atau emosi
terhadap organisasi seperti individu melakukan identifikasi yang kuat, memilih keterlibatan tinggi,
dan senang menjadi bagian dari organisasi. Ada tiga komponen komitmen organisasi yaitu :
(Rasdianto et al., 2014)
1. Affective commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena
adanya ikatan emosional.
2. Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena
membutuhkan gaji dan keuntungan lain.
3. Normative commitment, timbul dari nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi
anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal
yang seharusnya dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan :
H4 : Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap serapan anggaran pada SKPD di Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara.
2.6. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (Silpa)
Silpa merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari sisa anggaran tahun lalu yang
mencakup sumber penghematan belanja, kewajiban pada pihak ketiga yang sampai akhir tahun belum
diselesaikan, sisa dana lanjutan, dan semua pelampauan atas penerimaan daerah. Silpa dapat berupa
penerimaan PAD, penerimaan dana perimbangan, penerimaan lain-ain pendapatan yang sah dan
penerimaan pembiayaan (Halim, 2008 & Halim & Abdullah, 2016)
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
7
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Sisa anggaran merupakan saldo dana atau kas daerah pada akhir tahun anggaran yang
mencerminkan ketidakakuratan dalam peramalan (forecasts) anggaran. Sisa ini akan terbawa ke tahun
anggaran berikutnya sebagai penerimaan dalam pembiayaan di APBD. Pada tahun anggaran
berikutnya tersebut, sisa anggaran ini disebut sisa anggaran tahun sebelumnya dan digunakan untuk
menutupi defisit anggaran, mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan, dan mendanai kewajiban lainnya
yang sampai dengan akhir tahun anggaran sebelumnya selesai dibayarkan (Abdullah, 2014).
Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan :
H5 : Silpa memoderasi hubungan antara regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan
barang/jasa dan komitmen organisasi terhadap serapan anggaran SKPD di Provinsi Sumatera
Utara.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kausalitas (Causal Research) (Muda, 2010 dan Lubis et al., 2016).
Penelitian ini melihat pengaruh regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan
barang/jasa dan komitmen organisasi terhadap serapan anggaran di Provinsi Sumatera Utara.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 88 dari 44 SKPD. Terdiri dari Kepala
SKPD dan Kasubbag keuangan di Setiap SKPD Provinsi Sumatera Utara, sumber data populasi
diperoleh dari buku APBD Provinsi Sumatera Utara.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner
secara langsung oleh peneliti kepada responden dan jawaban atas kuesioner yang diberikan dan di
tunggu selama satu minggu. Definisi Operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat Tabel 2.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
8
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
`Nama
Variabel
Serapan
Anggaran (Y)
Regulasi
Keuangan
Daerah (X1)
Politik
Anggaran
(X2)
Proses
Pengadaan
barang dan
jasa (X3)
Komitmen
Organisasi
(X4)
Silpa (Z)
Tabel 2. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Definsi
Operasional
Indikator
Kemampuan Kepala SKPD untuk
1. Realisasi anggaran,
merealisasikan anggaran yang sudah
2. Laporan terhadap
ditetapkan dalam suatu periode tertentu.
belanja pemerintah
daerah.
Regulasi dibidang keuangan daerah
1. Pemahaman
didefenisikan sebagai seperangkat aturan
pengguna anggaran,
yang mengatur tentang pelaksanaan anggaran 2. Mempelajari
yang harus dipahami, dipelajari dan di patuhi
regulasi,
oleh pengguna anggaran SKPD.
3. kepatuhan terhadap
regulasi.
Politik anggaran yang dilakukan pengguna
1. Pengalokasian
anggaran adalah melaksanakan kebijakan
anggaran,
dalam alokasi anggaran dengan asas
2. Asas kebutuhan,
kebutuhan dan keadilan.
3. Asas keadilan.
Proses pengadaan barang dan jasa adalah
1. Perencanaan,.
suatu kegiatan untuk memperoleh barang dan 2. Pelaksanaan,
jasa oleh SKPD yang dimulai dari
3. Monitoring,
perencanaan kebutuhan sampai
4. Pelaporan.
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang dan jasa.
Komitmen Organisasi adalah keinginan yang 1. Affective
kuat oleh Kepala SKPD untuk mencapai
commitent,
serapan anggaran yang telah disepakati
2. Continuance
bersama kepala daerah.
commitment,
3. Normative
commitment.
Silpa didefinisikan sebagai sumber
penerimaan internal pemda yang dapat
digunakan untuk mendanai kegiatan tahun
berjalan.
1. Sisa anggaran tahun
lalu,
2. Jumlah anggaran
yang terealisasi dan
3. Sebagai dana
cadangan.
Skala
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
3.4. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama adalah regresi linier
berganda dan hipotesis kedua dengan menggunakan uji residual.
4.
Hasil Penelitian
4.1. Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis statistik deskriftif pada penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 3 :
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
9
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Tabel 3. Deskriptif Variabel Penelitian
Serapan Anggaran
Regulasi Keuangan
Daerah
Politik Anggaran
Proses Pengadaan
Barang dan Jasa
Komitmen
Organisasi
Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran (SILPA)
Valid N (listwise)
N
88
Min
12
Max
25
Mean
21,295
Std.
Deviatio
n
3,288
88
16
30
25,455
3,729
-0,489
-0,091
88
14
20
17,205
1,750
0,206
-0,859
88
14
30
24,114
3,984
-0,838
0,183
88
18
30
25,591
3,261
-0,594
0,058
88
6
15
11,545
2,138
-0,598
0,158
Skewness
-0,969
Kurtosis
0,880
88
Sumber : Data diolah (2017).
Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel merupakan
presentasi yang baik untuk penelitian. Hal ini ditunjukan dari standar deviasi dari setiap variabel
berada dibawah nilai rata-rata.
4.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalm penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
4.2.1.
Uji Normalitas
Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik One-Sample Kolmogorov-
Simrnov Test.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Data diolah (2017).
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
88
0,00000
2,65986
0,114
0,069
-0,114
1,069
0,203
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
10
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Hasil uji data dengan menggunakan One Sample Kalmogorov-Smirnov Test dengan melihat
tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas yaitu dengan melihat
probabilitaas asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data dapat dikatakan berdistribusi
normal. Pada Tabel diatas hasil pengujian menunjukan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah
1,069 dan signifikan pada 0,203. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui analisis statistik
terbukti data residual berdistribusi normal.
4.3. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolineartias dalam penelitian ini dilakukan
dengan melihat besaran VIF (Variance inflation factor) dan nilai tolerance. Hasil pengujian
multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengujian Multikolinearitas
Variabel
Regulasi Keuangan Daerah
Politik
Anggaran
Proses Pengadaan Barang
dan Jasa
Komitmen Organisasi
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA)
Collinearity
Statistics
Tolerance
0,476
VIF
2,099
0,586
1,705
0,620
1,614
0,564
1,772
0,745
1,342
Sumber : Data diolah (2017).
Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF dari
masing-masing variabel independen tidak lebih besar dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari
0,10.
4.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
11
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Sumber : Data diolah (2017).
Gambar 2. Diagram Scatterplot
Dari gambar diatas menunjukan penyebaran titik-titik data menyebar secara acak serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, titik-titik tidak mengumpul diatas atau dibawah
dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada
model regresi.
4.5. Uji Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi simultan (uji F) dan uji
signifikansi parameter individual (uji statistik t), uji koefisien determinasi (Adjusted R2).
4.6. Uji Statistik F
Hasil pengujian statistik F untuk melihat pengaruh secara simultan regulasi keuangan daerah,
politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi terhadap serapan
anggaran SKPD. Hasil uji Statistik F dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 6. Hasil Uji F
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
324,808
5,000
64,962 8,654
0,000
Regression
615,510
82,000
7,506
Residual
940,318
87,000
Total
a. Predictors: (Constant), Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Regulasi Keuangan Daerah,
Politik Anggaran, Proses Pengadaan Barang dan Jasa, Komitmen Organisasi
b. Dependent Variable: Serapan Anggaran
Sumber : Data diolah (2017).
1
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
12
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Pada Tabel diatas dapat dilihat besaran nilai F hitung 8,654 lebih besar dari nilai F tabel 2,71
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 maka menerima H1. Sehingga dapat
disimpulkan secara simultan variabel regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan
barang dan jasa dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap serapan anggaran SKPD.
4.7. Uji Statistik t
Untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
digunakan uji statistik t. Untuk menginterpretasikan koefisien variabel independen dapat dengan
menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized coefficients seperti pada Tabel
dibawah ini.
Tabel 7. Hasil Uji Statistik t
Unstandardized
Standardized
Std.
Coefficients
Coefficients
Error
B
Beta
5,183
3,533
Model
1
Regulasi Keuangan
Daerah
Politik Anggaran
t
Sig.
1,467
0,146
0,308
0,114
0,349
2,699
0,008
0,052
0,219
0,028
0,236
0,814
Proses Pengadaan
0,068
Barang dan Jasa
Komitmen
-0,097
Organisasi
a. Dependent Variable: Serapan Anggaran
0,094
0,082
0,724
0,471
0,120
-0,097
0,813
0,418
Sumber : Data diolah (2017).
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak semua variabel independen yang diteliti
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dari ke empat variabel independen yang di
masukan dalam model regresi, terdapat satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap serapan
anggaran yaitu regulasi keuangan daerah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,008 <
0.05 dan nilai t hitung 2,699 > t tabel 1,987 dan koefisien regresi bernilai positif maka menerima H1.
4.8. Uji koefisein determinasi (Adjusted R2)
Untuk mengetahui seberapa besar variabel serapan anggaran mempengaruhi regulasi keuangan
daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
13
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Tabel 8. Hasil Koefisien Determinasi
Model
R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
0,588
0,345
0,306
2,740
a. Predictors: (Constant), Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Regulasi Keuangan Daerah,
Politik Anggaran, Proses Pengadaan Barang dan Jasa, Komitmen Organisasi
Sumber : Data diolah (2017).
Dari Tabel diatas diketahui nilai R2 sebesar 0,345 hal ini menunjukan variabel regulasi
keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi
sebagai variabel independen memiliki hubungan yang kuat sebesar 34,5 % dengan variabel serapan
anggaran sebagai variabel dependen. Nilai adjusted R2 sebesar 0,306 yang mengindikasikan bahwa
30,6% variabel dependen (serapan anggaran) dipengaruhi oleh variabel independen yaitu regulasi
keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi,
sedangkan sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
4.9. Uji Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan analisis regresi linear berganda :
Tabel 9. Uji Residual
Model
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Serapan Anggaran
Dependen Variabel : Silpa
Sumber : Data diolah (2017).
5,208
0,298
Std.
Error
1,344
0,062
Standardized
Coefficients
Beta
0,458
t
3,876
4,771
Sig.
0,000
0,000
Hasil uji residual pada Tabel diatas dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut :
׀e = ׀5,208+0,458 serapan anggaran
Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa tingkat signifikansi serapan
anggaran sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai positif 0,458
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel silpa tidak dapat memoderasi hubungan antara regulasi
keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi
dengan variabel serapan anggaran.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
14
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
5.
KESIMPULAN
5.1. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil analisis secara simultan maka regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses
pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap serapan anggaran SKPD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Artinya ketika
regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen
organisasi secara simultan variabel-variabel tersebut akan mampu meningkatkan serapan angaran.
Nilai adjusted R Square yang rendah menjelaskan bahwa adanya variabel lain di luar model
penelitian ini yang mampu mempengaruhi serapan anggaran.
2. Secara parsial variabel regulasi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap serapan
anggaran SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan variabel politik anggaran,
proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap serapan
anggaran SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini ditandai dari nilai t tabel lebih
kecil dari t hitung dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
3. Sisa lebih perhitungan anggaran tidak mampu memoderasi hubungan antara regulasi keuangan
daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan komitmen organisasi dengan
serapan anggaran SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
5.2. IMPLIKASI
Dari tekerbatasan peneliti yang telah diungkapkan maka dapat disarankan sebagai berikut :
1. Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang
serapan anggaran disarankan dapat menambah variabel-variabel lainnya yang berhubungan dengan
serapan anggaran seperti faktor perencanaan, sumber daya manusia, waktu penetapan anggaran dan
memilih responden yang lebih mengarah kepada pengambilan kebijakan daerah dengan lingkup
yang lebih besar misalnya kabupaten/kota dalam satu provinsi.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan selain menerapkan metode survei melalui penyebaran kuesioner/
angket juga melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tambahan.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
15
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
3. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel dari setiap SKPD ditingkat Provinsi dan
kab/kota.
4. Agar serapan anggaran dipemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat terealisasi dan meningkat pada
tahun-tahun berikutnya maka pemerintah Provinsi Sumatera Utara segera melakukan evaluasi
terhadap serapan anggaran secara berkala minimal setiap triwulan untuk mengetahui penyebab
penumpukan penyerapan anggaran diakhir tahun.
5. Diberikan reward kepada SKPD yang mampu merealisasikan anggaran diatas target kinerja berupa
penambahan anggaran untuk tahun anggaran berikutnya dan memberikan puhisment kepada kepala
SKPD yang tidak mampu melaksanakan kegiatan yang sudah di rencanakan dalam satu tahun
anggaran,sehingga menjadi bahan evaluasi oleh pimpinan atas kinerja kepala SKPD yang
bersangkutan.
6. Lebih mengaktifkan peran Inspeketorat Provinsi dalam melakukan review serapan anggaran ke
SKPD sehingga progres serapan anggaran dapat dipantau setiap bulan.
7. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar segera menindak lanjuti bila ada revisi atau perubahan
regulasi terkait tentang penggelolaan anggaran keuangan daerah sehingga tidak terkendala dalam
pelaksanaan anggaran.
5.3. KETERBATASAN
Terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara
lain :
1. Penelitian ini hanya membahas variabel-variabel yang berpengaruh terhadap serapan anggaran,
yaitu faktor regulasi keuangan daerah, politik anggaran, proses pengadaan barang dan jasa dan
komitmen organisasi. Sedangkan nilai adjusted R Square yang dihasilkan dalam penelitian ini
rendah sehingga ada variabel lain diluar model penelitian ini yang mampu mempengaruhi serapan
anggaran.
2. Penelitian ini menggunakan kuesioner, sehingga kemungkinan ada bias dari jawaban responden
yang kurang cermat dalam menjawab setiap pertanyaan dan bersifat subjektif.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
16
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
3. Pengambilan objek penelitian hanya dilakukan di Pemprovsu saja dengan jumlah sampel sebanyak
2 orang untuk setiap SKPD.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Emkhad. 2011. Identifikasi
faktor-faktor penyebab minimnya penyerapan APBD
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011. Tesis. Universitas Islam Riau.
Avazzadehfath, F., Raiashekar. 2011. Decision-Making Based on Human Resource Accounting
Information and It’s Evaluation Method. Asian Journal of Finance & Accounting, 3(1), 52-96.
http://dx.doi.orgg/10.5296/ajfa.v3i1.881.
_______.2014.Defisit
dan
Surplus
dalam
Anggaran
Daerah
Apakah
Saling
Berhubungan”Januari1.Weblink:http://syukriy.wordpress.com/2013/01/01/defisit-dan-surplusdalam-anggaran-daerah-apakah-saling-berhubungan/(9/11/2014).
_______.2014.Pengaruh
SiLPA
terhadap Belanja.
Desember
16.
Web
link:http://syukriy.wordpress.com/2013/12/16/pengaruh-silpa-terhadap-belanja/ (9/11/2014).
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 2011. Menyoal Penyerapan Anggaran, Paris
Review. Yogyakarta.
Bastian, Indra, 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Dalimunthe, D.M.J.,Fadli, and Muda, I. 2016. The application of performance measurement system
model using Malcolm Baldrige Model (MBM) to support Civil State Apparatus Law (ASN)
number 5 of 2014 in Indonesia. International Journal of Applied Business and Economic
Research. 14(11): 7397-7407.
Emkaf, Arif. 2011. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Minimnya Penyerapan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, Tesis (Tidak Dipublikasikan)
Universitas Riau.
Fuad, Ahmad. 2016. Rapat Pembahasan Serapan Anggaran. 2014-2015, Aula Setda Provsu. Medan.
Ghozali, Imam 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21, Penerbit
Universitas Diponegoro, Edisi 7, Semarang.
Halim, Abdul & Syukriy Abdullah. 2016. Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah:
Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi. Jurnal Akuntansi Pemerintahan. 2(1):
53-64.
Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daera, Penerbit Salemba Empat, Edisi 3, Jakarta.
Herryanto, Hendris 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyerapan Anggaran
Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta, Tesis (Tidak
Dipublikasikan), Jakarta , FEUI.
Imam, Yunarto. 2011. Memahami Proses Penganggaran untuk Mendorong Optimalisasi Penyerapan
Anggaran, Paris Review BPKP. Jakarta.
Kaharuddin. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Belanja Daerah di
Kabupaten Sumbawa”, Studi kasus belanja DAK bidang Pendidikan, Tesis (tidak
dipublikasikan), Universitas Sumatera Utara.
Kuswoyo 2011. Faktor-Faktor Penyebab Penumpukan Anggaran Belanja diakhir Tahun Anggaran
pada Satuan Kerja di Wilayah KPPN Kediri, Tesis (tidak dipublikasikan). Universitas
Airlangga.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
17
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Lubis, A.F., Lubis, T.A., and Muda, I. 2016. The role of Enterprise Resource Plan (ERP)
configuration to the timeliness of the financial statement presentation. International Journal of
Applied Business and Economic Research. 14(11): 7591-7608.
Lubis, A.,Torong, Z.B., and Muda, I. 2016. The urgency of implementing balanced scorecard system
on local government in North Sumatra – Indonesia. International Journal of Applied Business
and Economic Research. 14(11): 7575-7590.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Andi, Edisi 3, Yogyakarta.
Maksum, A., Hamid, R., & Muda, I. 2014. The Impact of Treasurer’s Experience And Knowledge on
The Effectiveness of The Administration and Preparation of The Accountability Reporting
System in North Sumatera. Asian Journal of Finance & Accounting, 6(2): 301-318.
http://dx.doi.org/10.5296/ajfa.v6i2.6341.
Murtini. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran
Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008, Tesis (Tidak Dipublikasikan).
BINUS. Jakarta.
Muda, I., Rafiki, A., & Harahap, M. R. 2014. Factors Influencing Employees' Performance: A Study
on the Islamic Banks in Indonesia. International Journal of Business and Social Science, 5(2):
73-80.
Muda, I and Abykusno Dharsuky. 2015. Impact Of Region Financial Information System (SIKD)
Quality, Role Ambiguity And Training on Precision of Financial Statement of Local
Government Presentation In North Sumatra. International Journal of Applied Business and
Economic Research, 13(6): 4283-4304.
Muda, I, Dharsuky. A., Siregar, H.S., and Sadalia, I. 2017. combined loading and Cross-dimensional
loadings timeliness of presentation of financial statements of local government. IOP
Conference Series : Materials Science and Engineering. 180. doi: 10.1088/1757899X/180/1/012099.
Muda, Iskandar. 2010. Kontribusi Pelabuhan Teluk Nibung Tanjung Balai AsahanTerhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjung Balai. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 9(1): 17–
28.https://www.researchgate.net/publication/273776657_Kontribusi_Pelabuhan_Teluk_Nibung
_Tanjung_Balai_AsahanTerhadap_Pendapatan_Asli_Daerah_Kota_Tanjung_Balai
(acceses
on, April, 20; 2017)
Nazri, Ramadhaniatun dan Abdullah, Syukri. 2010. Serapan Anggaran Pemerintah Daerah FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya, Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Aceh.
Tesis (Tidak Dipublikasikan) Universitas Syiah Kuala.
Nurzaimah, Rasdianto and Muda, I. 2016. The skills and understanding of rural enterprise
management of the preparation of financial statements using Financial Accounting Standards
(IFRs) financial statement on the Entities without Public Accountability (ETAP) framework on
the implementation of village administration law. International Journal of Applied Business
and Economic Research. 14(11): 7417-7429.
Priatno, Prasetyo Adi & M. Khusaini.. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan
Anggaran pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Blitar. E-Journal Universitas
Brawijaya, Web link: http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/603/546,
(8/12/2016)
Rasdianto, Nurzaimah and Iskandar Muda. 2014. Analysis on the Timeliness of the Accountability
Report by the Treasurer Spending in Task Force Units in Indonesia. International Journal of
Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences. 4(4): 176–190.
http://dx.doi.org/10.6007/IJARAFMS/v4-i4/1304.
Kim, Sangmook. 2005. Individual-Level Factors and Organizational Performance in Government
Organizations. J Public Adm Res Theory. 15(2): 245-261. doi: 10.1093/jopart/mui013.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
18
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Serapan Anggaran SKPD
Sirojuzilam, Hakim, S., and Muda, I. 2016. Identification of factors of failure of Barisan Mountains
Agropolitan area development in North Sumatera– Indonesia. International Journal of
Economic Research. 13(5): 2163-2175.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, “tentang Keuangan Negara”, 2003.
Republik Indonesia. Jakarta.
_______, 2004. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004, “tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional”, Republik Indonesia. Jakarta.
_______, 2004. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, “tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah”, Republik Indonesia. Jakarta..
_______. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005, “tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah”, Republik Indonesia. Jakarta.
_______. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2010, ”tentang Pengadaan barang dan Jasa”,
Republik Indonesia. Jakarta.
_______, 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2010, “tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, Republik Indonesia. Jakarta.
_______, 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 tahun 2014, “tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Review Atas Laporan Kinerja Intansi Pemerintah”. Republik Indonesia. Jakarta.
Tarmizi, H.B.,Daulay, M and Muda, I. 2016. The influence of population growth, economic growth
and construction cost index on the local revenue of tax on acquisition of land and building after
the implementation of law no. 28 of 2009. International Journal of Economic Research. 13(5):
2285-2295.
Tarmizi, HB., Daulay, M., and Muda, I. 2017. Impact of The Economic Growth and Acquisition of
Land to The Construction Cost Index in North Sumatera. IOP Conference Series : Materials
Science and Engineering. 180. doi: 10.1088/1757-899X/180/1/012004.
Zaman and Cristea. 2011. EU Structural Funds Absorption in Romania: Obstacles and Issues,
Internasional Journal of Academic Research in Accounting. 15(2): 345-355.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017
19