PKM GT Senjata Rahasia Strategi Pertahan

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Senjata Rahasia Strategi Pertahanan Natuna Menghadapi Agresi
Tiongkok Melalui Spesialisasi Potensi Agromina Bahari Berbasis Integrasi
Edukasi dan Pariwasata
Bidang Kegiatan :
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
MUHAMMAD HANIF NUHA

15/383564/PN/14395 (2015)

HARJUNO MUHAMMAD SOFIAWAN

15/378237/PN/14043 (2015)

ANDRI SEPTIAN CAHYADI

13/348035/PN/13195 (2013)

ANISAH


13/350057/PN/13337 (2013)

LUTFI ALFIANTO

12/336381/PN/13041 (2012)

UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... I
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... II
DAFTAR ISI .....................................................................................................III
DAFTAR TABEL ............................................................................................ IV
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... V
RINGKASAN ................................................................................................... VI
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Tujuan .........................................................................................................2
C. Manfaat .......................................................................................................2
GAGASAN ..........................................................................................................3
A. Polemik Permasalahan Natuna Sekarang dan Masa Depan .................3
B. Solusi Indonesia Dalam Menyelesaikan Permasalahan Natuna ............5
C. Instrumen Penangkalan Secara Ekonomi Sebagai Senjata Rahasia ......
Pertahanan Natuna ....................................................................................5
D. Pihak-Pihak Yang Terlibat .......................................................................7
F. Langkah-Langkah Strategis ......................................................................8
KESIMPULAN ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................9
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. VII
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ................. VII
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ... XIV
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim ................................................... XV

III

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Potensi-potensi Strategis Sumberdaya Alam di Kepualan Natuna


4

IV

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Terbaru Tiongkok
Gambar 2. Pesona Pulau Natuna
Gambar 3. Pihak-pihak yang terlibat dalam program senjata rahasia

3
6
8

V

RINGKASAN
Kerentanan dan ancaman kedaulatan Natuna menghadapi peningkatan konflik
Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang sangat masif, mengharuskan Negara Indonesia

menjalankan salah satu fungsi sistem pertahanannya yaitu fungsi penangkalan
berupa penggunaan instrumen penangkalan secara ekonomi. Instrumen
penangkalan secara ekonomi sebagai strategi defensif aktif bertujuan
meningkatkan kesejahteraan dan rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia di
kawasan perbatasan. Maka dari itu, dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari
optimalisasi pembangunan daerah di Kepulauan Natuna. Peningkatan
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat beserta peranannya memiliki andil
yang besar dalam mendukung pertahanan kedaulatan Natuna. Kepulauan Natuna
memiliki potensi-potensi strategis sumberdaya alam. Akan tetapi potensi-potensi
strategis tersebut belum dikelola dan dimanfaatkan secara komersil, hal ini
dikarenakan keterbatasan sarana prasarana, rendahnya kualitas sumberdaya
manusia, perubahan sosial lambat, dan sebagainya. Sektor pertanian, perikanan,
dan lainnya (agro komplek) merupakan sektor penting yang tidak pernah lepas
dari pembangunan di kawasan perbatasan. Langkah optimalisasi pembangunan
dapat dilakukan dengan cara spesialisasi potensi berbasis integrasi edukasi dan
pariwisata. Spesialisasi potensi berbasis pariwisata pada sektor bahari dapat
dilakukan dengan pembuatan kebijakan, pembangunan infrastruktur dan sarana
prasarana transportasi. Spesialisasi potensi berbasis edukasi pada sektor
agrokomplek dapat dilakukan dengan peningkatan teknologi, meliputi
peningkatan teknologi olahan, peningkatan teknologi tepat guna, dan peningkatan

teknologi pemasaran. Spesialisasi potensi berbasis perantara yaitu peningkatan
kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan bahasa asing. Langkah-langkah
strategis implementasi program meliputi beberapa tahap antara lain: persiapan,
inisiasi, pengembangan, perencanaan, serta monitoring dan evaluasi. Prediksi
hasil dari implementasi konsep gagasan ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan
rasa nasionalisme dari masyarakat di Kepulauan Natuna. Dengan demikian, fungsi
penangkalan melalui instrumen sosial ekonomi dengan spesialisasi potensi
agromina bahari berbasis edukasi dan pariwisata sebagai strategi senjata rahasia
menghadapi agresi Tiongkok.
Keywords: agromina bahari, edukasi, fungsi penangkalan, pariwisata, spesialisasi.
.

VI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 2009, Tiongkok mengeluarkan peta terbaru yang dikenal
dengan “sembilan garis putus-putus” yang mengklaim sebagian wilayah perairan
Natuna sebagai wilayah Zona Ekonomi Eksklusifnya (Diego, 2015). Pada tanggal
19 Maret 2016, kapal tangkap Tiongkok yaitu Hwai Fey serta dikawal kapal lain

melakukan penangkapan ikan (Illegal fishing) di perairan Natuna (Arsana, 2016).
Klaim Tiongkok menyatakan bahwa daerah perairan tersebut merupakan
traditional fishing zone, namun klaim tersebut bertentangan dengan ketentuan
UNCLOS Tahun 1982 (Amri, 2014).
Konflik antara Tiongkok dengan Indonesia sudah diramalkan sejak tahun
2014, tentang perseteruan atas kepemilikan sebagian wilayah Natuna. Menurut
Lee (2014), sejak dekade 80’an terdapat permintaan resmi warga etnis Tionghoa
di Natuna agar Pemerintah Tiongkok menganeksasi Kepulauan Natuna. Selain itu,
potensi konflik antara Tiongkok dengan Indonesia juga diprediksikan akan
berkepanjangan. Menurut Raharjo (2014), bahwa terjadi peningkatan konflik Laut
Tiongkok Selatan (LTS) yang semakin tereskalasi, yaitu meningkatnya
ketegangan hubungan Tiongkok dengan beberapa negara-negara ASEAN.
Kerentanan dan ancaman kedaulatan Natuna menghadapi peningkatan
konflik Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang sangat masif, mengharuskan Negara
Indonesia menjalankan salah satu fungsi sistem pertahanannya yaitu fungsi
penangkalan. Fungsi ini dilaksanakan dengan strategi yang bertumpu pada
instrumen penangkalan berupa instrumen politik, ekonomi, psikologi, teknologi,
dan militer (Departemen Pertahanan Republik Indonesia, 2008). Fungsi
penangkalan yang sudah dijalankan berupa instrumen penangkalan secara politik
dan militer (Kurnia, 2014). Sedangkan, beberapa instrumen penangkalan lain yang

belum dilakukan dan memiliki peran strategis dalam mendukung pertahanan
kedaulatan Natuna adalah instrumen penangkalan secara ekonomi (Siregar, 2010).
Peran masyarakat di Kepulauan Natuna memiliki andil besar dalam
mendukung pertahanan kedaulatan Natuna (Siregar, 2010). Selain itu, peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan Provinsi
Kepulauan Riau, juga memiliki dampak penting dalam menjaga kedaulatan NKRI
(Munaf et al., 2008). Namun hasil penelitian Siregar (2010), bahwa beberapa
faktor seperti keterbatasan sarana dan prasarana kegiatan nelayan, tingkat
pendidikan yang rendah, perubahan sosial yang lambat, dan sebagainya
menunjukkan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Kepulauan Natuna.
Terjaminnya suatu kesejahteraan sosial ekonomi kehidupan masyarakat
di kawasan perbatasan tidak bisa lepas dari peran optimalisasi Pembangunan
Nasional Negara Indonesia (Budianta, 2010). Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015-2019 memprioritaskan rencana
pembangunan pada kawasan perbatasan, salah satunya di Kepulauan Natuna

1

(Perpres No. 02/2015). Menurut Budianta (2010), konsepsi pembangunan
kawasan perbatasan secara struktur sosial dan ekonominya, ditentukan oleh

potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan aspek kelembagaan.
Kepulauan Natuna memiliki potensi-potensi strategis sumberdaya alam,
yaitu potensi ladang Gas - D - Alpha dengan total cadangan 222 Triliun Cubik
Feet (TCT), potensi lestari perikanan tangkap mencapai 504.212,85 ton / tahun,
potensi pertanian, perkebunan, wisata bahari, potensi arkeologis dan sebagainya
(Siregar, 2010). Akan tetapi potensi-potensi strategis tersebut belum dikelola dan
dimanfaatkan secara komersil, salah satunya potensi perikanan tangkap hanya
dimanfaatkan 4,3 %. Hal ini dikarenakan keterbatasan sarana prasarana alat
tangkap, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, dan sebagainya (Siregar, 2010).
Menurut Budianta (2010), sektor pertanian, perikanan, dan lainnya (agro
komplek) merupakan sektor penting yang tidak pernah lepas dari pembangunan di
kawasan perbatasan. Langkah optimalisasi pembangunan dapat dilakukan dengan
cara spesialisasi potensi berbasis integrasi edukasi dan pariwisata. Spesialisasi
dengan dilakukannya pembangunan infrastruktur daerah, pusat pelayanan sosial
ekonomi, transportasi, teknologi tepat guna, dan sebagainya (Budianta, 2010).
Menurut BPP-PSPL (2003), bahwa di Kepulauan Natuna berpotensi untuk
kegiatan-kegiatan bernuansa pariwisata. Selain itu, untuk operasional optimalisasi
potensi-potensi strategis di Kepulauan Natuna dibutuhkan kegiatan edukasi dalam
peningkatan kualitas sumberdaya manusia (Munaf et al., 2008).
Dengan demikian, salah satu langkah mempertahankan kedaulatan

Natuna dapat menggunakan instrumen penangkalan secara ekonomi, yaitu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kepulauan Natuna dengan
optimalisasi pembangunan di kawasan perbatasan. Spesialisasi potensi agromina
bahari berbasis integrasi pariwisata dan edukasi merupakan bagian dari instrumen
penangkalan secara ekonomi. Instrumen penangkalan secara ekonomi merupakan
gagasan penulisan karya tulis ini, sehingga menjadi senjata rahasia dalam
mengoptimalkan strategi pertahanan Natuna menghadapi agresi Tiongkok.
B. Tujuan
1. Memberikan alternatif solusi optimalisasi sistem pertahanan Natuna.
2. Mendukung terealisasinya tujuan program Pembangunan Nasional Negara
Indonesia di kawasan perbatasan negara, khususnya di Kepulauan Natuna.
C. Manfaat
1. Bagi Pemerintah Indonesia
Menjadi referensi untuk mengoptimalkan program pembangunan di
kawasan perbatasan dan meningkatkan pertahanan kedaulatan Natuna.
2. Bagi Akademisi
Menjadi referensi dasar dilakukannya suatu penelitian, tentang
optimalisasi pembangunan kawasan perbatasan di Kepulauan Natuna.

2


GAGASAN
A. Polemik Permasalahan Natuna Sekarang dan Masa Depan
1. Permasalahan peta terbaru Tiongkok
Sejak tahun 2009, kondisi sosial dan politik nasional digemparkan oleh
peta terbaru Tiongkok berkaitan dengan klaim sebagian wilayah perairan Natuna
melalui penggambaran sembilan titik ditarik dari Pulau Spratly di tengah Laut
China Selatan, kemudian diklaim sebagai wilayah Zona Ekonomi Eksklusifnya
(Diego, 2015). Klaim peta perairan tersebut merupakan fakta adanya, terbukti
pada tanggal 19 Maret 2016 terdapat kapal Hwai Fey serta dikawal kapal lain
terang-terangan memasuki wilayah perairan Natuna untuk melakukan kegiatan
penangkapan ikan (Arsana, 2016). Bahkan adanya peta tersebut membuat kondisi
LTS (Laut Tiongkok Selatan) semakin tereskalasi, yaitu meningkatnya
ketegangan hubungan Tiongkok dengan beberapa negara ASEAN, seperti
Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam (Rahardjo, 2014).

Gambar 1. Peta Terbaru Tiongkok
Sumber: Anonim, 2014.
2. Potensi sumberdaya alam di Kepulauan Natuna dan permasalahannya
Potensi-potensi strategis sumber daya alam di Kepulauan Natuna sangat

melimpah. Potensi tersebut meliput potensi cadangan gas alam, potensi lestari
perikanan tangkap, potensi-potensi lainnya seperti pertanian, perkebunan, obyek
wisata bahari, dan sebagainya. Namun, potensi sumberdaya alam tersebut masih
belum dioptimalkan pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat sekitar
(Siregar, 2010). Potensi-potensi strategis sumberdaya Alam di Kepulauan Natuna
dijelaskan pada tabel 1.

3

No
1.

3.

4.

5.

Tabel 1. Potensi-potensi Strategis Sumberdaya Alam di Kepualan Natuna
Jenis
Potensi
Deskripsi Kekayaan
Referensi
Sumberdaya Alam
Potensi Cadangan Memiliki ladang Gas - D - α yang Purwatiningsih,
Gas
terletak 225 Km disebelah utara 2012.
pulau Natuna (ZEEI) dengan total
222 Triliun Cubik Feet (TCF)
Potensi Perikanan
Luas area fishing ground Laut Yohana et al.,
Natuna mencapai ± 75,5 % dari 2015.
WPP
711,
keanekaragaman
ekosistem tinggi, serta potensi
lestari perikanan tangkap mencapai
504.212,85 ton / tahun
Potensi
Wisata Terdapat banyak obyek wisata BPP-PSPL,
Bahari
Bahari, antara lain Pantai Setanau, 2003.
Pantai Senubing, Pantai Seujung
Pulau Sahi, Pantai Senoa, Pantai
Tanjung, dan Pantai Teluk Buton.
Potensi
Terdapat banyak komoditas yang BKPM, 2014.
Agrokompleks
sedang dikembangkan, antara lain
komoditas di bidang pertanian
(jagung, ubi jalar, dan ubi kayu),
perkebunan (karet, kelapa, kopi,
dan cengkeh), dan peternakan
(sapi, kambing, dan kerbau).

Berdasarkan hasil penelitian dari Munaf et al. (2008), Siregar (2010), dan
Yohana (2015), bahwa terhambatnya optimalisasi pemanfaatan potensi-potensi
strategis sumberdaya alam di Kepulauan Natuna dikarenakan beberapa faktor
antara lain: minimnya sarana dan prasarana, tingkat pendidikan masyarakat
rendah, perubahan sosial lambat, maraknya illegal fishing, minimnya teknologi
tepat guna, serta pembangunan dan infrastruktur daerah lambat. Laporan dari
pemerintah daerah Natuna menyebutkan masih terbatasnya ketersediaan BBM,
gas elpiji, listrik yang tidak menyala 24 jam, dan transportasi yang cukup sulit
(Anonim, 2015). Selain itu, berdasarkan informasi dari Subejo (2016), sebagian
besar nelayan Natuna memiliki ketergantungan kepada kapal dari negara-negara
asing dengan menjual hasil tangkapan ikannya.
Dengan demikian, dari polemik permasalahan Natuna sekarang dan
kedepannya adalah tantangan secara internal dan eksternal yang mengancam
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Menurut Munaf et al. (2008),
ancaman kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan,
akan mengikis rasa nasionalisme kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

4

B. Solusi Indonesia Dalam Menyelesaikan Permasalahan Natuna
Secara internasional, upaya Indonesia dalam menyelesaikan konflik
Tiongkok dengan beberapa negara ASEAN melalui jalur diplomatik secara
multilateral yaitu mewujudkan aturan main (Code of conduct) di Laut Tiongkok
Selatan (LTS). Code of Conduct (CoC) merupakan aturan-aturan antara pihakpihak yang bersengketa yang memuat mekanisme hukuman dan ganjaran. Namun
demikian, lemahnya posisi tawar Indonesia di hadapan negara yang berkonflik,
terutama Tiongkok, menjadikan model mediasi ini sulit dilakukan. Dengan
demikian, Code of Conduct sebagai produk yang diharapkan pun masih sulit
dicapai (Raharjo, 2014).
Menghadapi konflik yang semakin tereskalasi di Laut Tiongkok Selatan
(LTS), TNI telah memperkuat armada militer yang berada di Natuna yaitu
menambah satu batalion untuk memperkuat pangkalan angkatan laut yang sudah
ada di Natuna, angkatan darat mengerahkan 800 prajurit di Natuna dan menambah
jumlahnya hingga 2.000 di tahun 2016, serta angkatan udara juga akan menambah
pesawat tempur di wilayah Natuna (Anonim, 2014). Selain itu, pemerintah
Indonesia juga mengeluarkan nota protes kepada Tiongkok sejak kasus konflik
yang terjadi pada tanggal 19 Maret 2016 (Arsana, 2016). Dengan begitu Indonesia
telah melakukan penyelesaian konflik melalui dua jalur, jalur politik dan jalur
militer. Akan tetapi, belum mengoptimalkan penguatan pertahanan kedaulatan
Natuna. Menurut Munaf et al. (2008) dan Siregar (2010), peningkatan
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat beserta peranannya memiliki
dampak strategis menjaga kedaulatan wilayah Natuna. Dengan demikian, solusi
alternatif untuk mengoptimalkan pertahanan Natuna melalui peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.
Untuk penguatan sektor ekonomi, Kementrian Perikanan dan Kelautan
(KKP), Ibu Susi Pudjiastuti dan Pemerintah Daerah meminta kepada Kementrian
ESDM untuk meningkatkan subsidi energi dan listrik untuk mendukung nelayan
natuna dalam melakukan penangkapan ikan. Selain itu, Ibu Susi Pudjiastuti juga
meminta kepada pemerintah pusat untuk memberikan bantuan berupa peningkatan
sarana dan prasarana, perbaikan transportasi, dan sebagainya dalam mendukung
optimalisasi pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan di Kepulauan Natuna
(Anonim, 2014).
C. Instrumen Penangkalan Secara Ekonomi Sebagai Senjata Rahasia
Pertahanan Natuna
Sistem pertahanan negara mempunyai tiga fungsi dalam menghadapi
ancaman kedaulatan, yakni fungsi penangkalan, fungsi penindakan, dan fungsi
pemulihan (Departemen Pertahanan Indonesia, 2008). Konflik Tiongkok dan
Indonesia yang bersifat masif saat ini belum terjadi dan masih menjaga hubungan
secara bilateral dalam penyelesaian masalahnya. Dengan demikian, sistem
pertahanan negara dapat menjalankan fungsi yang pertama, yaitu fungsi

5

penangkalan (Raharjo, 2014). Fungsi penangkalan merupakan keterpaduan usaha
pertahanan untuk mencegah atau meniadakan niat dari pihak tertentu yang ingin
menyerang Indonesia. Fungsi ini dilaksanakan dengan strategi yang bertumpu
pada instrumen penangkalan berupa instrumen politik, ekonomi, psikologi,
teknologi, dan militer (Departemen Pertahanan Indonesia, 2008).
Instrumen penangkalan secara ekonomi merupakan strategi pertahanan
defensif aktif yang dapat menjadi instrumen penekan pada negara lain yang
mengancam Indonesia. Selain itu, instrumen penangkalan secara ekonomi
memiliki fungsi untuk menumbuhkan semangat nasionalisme kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, untuk menjaga stabilitas nasional, dan pembangunan
pertahanan yang baik (Departemen Pertahanan Indonesia, 2008). Urgensi
penerapan instrumen penangkalan secara ekonomi sangat dibutuhkan untuk
daerah di kawasan perbatasan, mengingat lambatnya pembangunan daerah yang
berdampak pengikisan rasa nasionalisme (Budianta, 2010).
Instrumen penangkalan secara ekonomi di Kepulauan Natuna dalam
penulisan gagasan ini tidak terlepas dari penerapan pembangunan daerah di
kawasan perbatasan. Pembangunan daerah pada kawasan perbatasan di Kepulauan
Natuna salah satunya dapat dilakukan dengan spesialisasi potensi-potensi strategis
agromina bahari di Kepulauan Natuna. Konsep spesialisasi potensi-potensi
strategis sebagai berikut:
1. Spesialisasi Potensi Berbasis Pariwisata
Langkah spesialisasi potensi strategis berbasis pariwisata di Kepulauan
Natuna yang dapat dioptimalkan, melalui sektor bahari. Menurut BPP-PSPL
(2003) dan (Pigawati, 2005), sebaran potensi terumbu karang cukup luas, letak
yang cukup strategis untuk lalu lintas pelayaran, banyaknya panorama indah dari
pantai-pantainya, dan sebagainya sangat memungkikan untuk kegiatan-kegiatan
kepariwisataan.

Gambar 2. Pesona Pulau Natuna
Sumber: Subejo, 2016.
Kunci spesialisasinya adalah optimalisasi pembuatan kebijakan,
pembangunan infrastruktur pelayanan kepariwisataan bahari dan pembangunan
sarana dan prasarana transportasi. Pembuatan kebijakan terdiri dari pembuatan
peraturan pemerintah tentang pajak dan retribusi akses menuju lokasi wisata.
Infrastruktur pelayanan kepariwisatan meliputi penyediaan sarana dan prasarana
6

penyewaan penyelaman, paket jelajah pantai, dan pelayanan ekonomi berupa
pasar seperti tempat makan dan minum, penjualan souvenir, pertokoan,
penginapan, dan sebagainya. Sedangkan, untuk transportasi adalah pembangunan
pelabuhan dan bandara sebagai pelayanan jasa transportasi untuk turis asing yang
ingin berkunjung di Kepulauan Natuna.
2. Spesialisasi Potensi Berbasis Edukasi
Langkah spesialisasi potensi strategis berbasis edukasi di Kepulauan
Natuna yang dapat dioptimalkan, melalui sektor agrokomplek. Kunci
spesialisasinya adalah menggunakan teknologi tepat guna untuk meningkatkan
produktivitas perikanan, pertanian, dan perkebunan yang ada. Beberapa
peningkatan teknologi yang perlu untuk ditingkatkan adalah: (1) peningkatan
teknologi olahan, (2) peningkatan teknologi tepat guna, dan (3) peningkatan
teknologi pemasaran. Untuk mengadopsi teknologi-teknologi tersebut diperlukan
adanya pencerdasan dan penyebaran informasi yang efektif kepada petani dan
nelayan terkait teknologi yang akan diterapkan melalui berbagai penyuluhanpenyuluhan.
3. Spesialisasi Potensi Berbasis Perantara
Langkah spesialisasi potensi strategis berbasis perantara di Kepulauan
Natuna yang dapat dioptimalkan, melalui sektor sumberdaya manusia. Kunci
spesialisasinya adalah peningkatan kulitas kemampuan bahasa asing yang
memadai, seperti Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Pembuatan fasilitas
pelatihan bahasa Ingris dirasa perlu dibangun oleh pemerintah agar dapat
terbentuk sebagian wilayah di Natuna sebagai “the learning center of English
language” yang nantinya dapat dijadikan sebagai tempat sumber informasi bagi
turis mancanegara.
Berdasarkan Munaf et al. (2008) dan Budianta (2010), konsep
spesialisasi potensi agromina bahari seperti diatas diprediksikan mampu
meningkatkan kesejahteraan dan rasa nasionalisme secara optimal. Konsep
gagasan tersebut sebagai langkah alternatif implementasi instrumen penangkalan
secara ekonomi. Dengan demikian, konsep gagasan tersebut sebagai senjata
rahasia pertahanan Natuna menghadapi agresi Tiongkok.
D. Pihak-Pihak Yang Terlibat
Pelaksanaan spesialisasi potensi tersebut, diperlukan keterlibatan pihakpihak tertentu yang memiliki peran masing-masing. Pihak-pihak yang terlibat
dalam program senjata rahasia yaitu: Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai peran
sentral pengambil keputusan, pengatur kebijakan, dan pendanaan. Kementrian
Pariwisata dan berbagai Kementrian lain yang terkait, seperti Kementrian
Pertahanan, Kementrian Pertanian, Kementrian Perkebunan, Dinas Perhubungan
dan Transportasi, dan pihak akademisi sebagai peran khusus dalam bidangnya
masing-masing. Serta, masyarakat sebagai peran utama yang sangat penting dalam
pelaksanaan program.

7

Gambar 3. Pihak-pihak yang terlibat dalam program senjata rahasia
E. Langkah-Langkah Strategis
Dalam pelaksanaan spesialisasi potensi di wilayah kepulauan Natuna
diperlukan beberapa tahapan untuk menunjukkan progress atau keberlangsungan
program spesialisasi tersebut. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya, yaitu:
1. Tahapan Pertama (perencanaan)
Pembentukan tim khusus dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat yang
bergerak dan mendukung program senjata rahasia pertahanan natuna, melalui
spesialisasi potensi agromina bahari berbasis integrasi edukasi dan pariwasata.
2. Tahapan Kedua (inisiasi)
Identifikasi keseluruhan potensi-potensi strategis agromina bahari,
permasalahan pemanfaatan potensi-potensi strategis sumberdaya alam, dan
lain-lain. Menganalisis cara optimalisasi dan spesialisasi potensi-potensi
agromina bahari berbasis berbasis integrasi edukasi dan pariwasata. Sosialisasi
konsep spesialisasi potensi agromina bahari berbasis integrasi edukasi dan
pariwisata kepada masyarakat di Kepulauan Natuna.
3. Tahapan Ketiga (pengembangan)
Penyusunan program fungsi penangkalan melalui instrument sosial ekonomi
sebagai langkah senjata rahasia pertahanan natuna terhadap agresi tiongkok,
yaitu melalui spesialisasi potensi-potensi agromina bahari berbasis berbasis
integrasi edukasi dan pariwasata.
4. Tahapan Keempat (perencanaan)
Tersusunnya Rencana Pembangunan (Master Plan) konsep program senjata
rahasia melalui spesialisasi potensi-potensi agromina bahari berbasis integrasi
edukasi dan pariwasata.

8

5. Tahapan Kelima (monitoring dan evaluasi)
 Implementasi program, selama pelaksanaan program perlu dilakukan
koordinasi antar tim khusus berkaitan konsep program senjata rahasia
 Monitoring
Pelaksanaan program ini dapat dilakukan antara lain dengan pemantauan
dan pengawasan pelaksanaan program senjata rahasia.
 Evaluasi
Melakukan evaluasi dari hasil pelaksanaan selama jangka waktu yang
ditentukan, berkaitan keberhasilan pelaksanaan program.
KESIMPULAN
Solusi optimalisasi sistem pertahanan kedaulatan Natuna dapat dilakukan
dengan fungsi penangkalan melalui instrumen secara ekonomi yaitu dengan
spesialisasi potensi agromina bahari berbasis integrasi edukasi dan pariwisata.
Konsep instrumen secara ekonomi seperti ini dapat meningkatkan pendapatan
daerah sehingga dapat mewujudkan program Pembangunan Nasional Negara
Indonesia di kawasan perbatasan, khususnya di Kepulauan Natuna. Langkahlangkah strategis implementasi program meliputi beberapa tahap antara lain:
persiapan, inisiasi, pengembangan, perencanaan, dan monitoring dan evaluasi.
Prediksi hasil dari implementasi konsep gagasan ini dapat meningkatkan
kesejahteraan dan rasa nasionalisme dari masyarakat di Kepulauan Natuna.
Dengan demikian, fungsi penangkalan melalui instrumen sosial ekonomi dengan
spesialisasi potensi agromina bahari berbasis edukasi dan pariwisata sebagai
strategi senjata rahasia menghadapi agresi Tiongkok.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Kekuatan Militer Indonesia di Sekitar Kepulauan Natuna.
http://analisismiliter.com/artikel/part/99/Kekuatan_Militer_Indonesia_di_
Sekitar_Kepulauan_Natuna/. diakses tanggal 23 April 2016 16 :09
----------.
2014.
Maritime
Claims
in
the
South
China
Sea.http://www.state.gov/documents/organization/234936.pdf. Diakses
pada 29 April 2016.
----------.
2015.
Membangun
Kelautan
dan
Perikanan
Natuna.
http://www.natunakab.go.id/berita/374-membangun-kelautan-danperikanan-natuna.html. Diakses pada 29 April 2016.
----------. 2015. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015-2019.
Kesekretariatan Negara. Jakarta.
Amri, A. A. 2014. Laut Tiongkok Selatan: Problematika dan Prospek
Penyelesaian Masalah. Jurnal Opinio Juris. 16 (3): 92-101

9

Arsana,

I. M. A. 2016. Berebut Ikan di Laut Tiongkok Selatan.
http://madeandi.staff.ugm.ac.id/2016/03/28/berebut-ikan-di-lauttiongkok-selatan/. Diakses pada 24 April 2016.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 2014. Profil Kabupaten Natuna.
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/displayprofil.php?ia=2
103. Diakses pada 29 April 2016.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Sumberdaya Perairan dan
Lingkungan (BPP-PSPL). 2003. Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau
Bunguran Kabupaten Natuna. Universitas Riau.
Budianta, A. 2010. Pengembangan Wilayah Perbatasan Sebagai Upaya
Pemerataaan Pembangunan Wilayah di Indonesia. Jurnal SMARTek. 8
(1): 72-82.
Departemen Pertahanan Republik Indonesia. 2008. Buku Putih Pertahanan
Negara. Jakarta.
Diego. 2015. Alasan China Rebutan Natuna dengan Indonesia.
http://jakartagreater.com
/alasan-china-rebutan-natuna-denganindonesia/. Diakses pada 23 April 2016.
Kurnia N. M., E. 2014. Pengaruh Konflik Laut China Selatan Terhadap Sistem
Pertahanan Negara Indonesia. Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas
Pertahanan Indonesia. Jakarta.
Lee, V. R. 2014. Is Indonesia Beijing’s Next Target in the South China Sea?.
http://thediplomat.com/2014/10/is-indonesia-beijings-next-target-in-thesouth-china-sea/. Diakses 23 April 2016.
Munaf, D. R., T. Suseno, R. I. Janu, A. M. Badar. 2008. Peran Teknologi Tepat
Guna Untuk Masyarakat Daerah Perbatasan. Jurnal Sosioteknologi. 7
(13): 329-333
Pigawati, Bitta. 2005. Identifikasi potensi dan pemetaan sumberdaya pesisir
pulau-pulau kecil dan laut Kabupaten Natuna - provinsi Kepulauan Riau.
Jurnal Ilmu Kelautan. 10 (4): 229-236.
Purwatiningsih, Annisa, dan Masykur. 2012. Eksplorasi dan eksploitasi
pertambangan
minyak dan gas bumi di laut Natuna bagian utara
laut yuridiksi nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
Kepulauan Natuna. Jurnal Reformasi.2 (2).
Raharjo, S. N. I. 2014. Peran Indonesia Dalam Penyelesaian Sengketa Laut
Tiongkok Selatan. Jurnal Penelitian Politik. 11 (2): 55-70.
Siregar, C. N. 2010. Peran Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Dalam
Meningkatkan Keamanan Di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan
Riau. Jurnal Sosioteknologi. 9 (21): 945-956.
Subejo interview. 2016. “Interview Polemik Permasalahan Natuna”. Yogyakarta.
Yohana, R., L. T. Setyawanta R., S. Hadiwinoto. 2015. Perbandingan Proses
Penegakan Hukum Terhadap Illegal Fishing di Laut Teritorial dan ZEE
Natuna Indonesia. Jurnal Diponegoro Law Review. 4 (4): 1-9.

10

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
Muhammad Hanif Nuha
2 Jenis Kelamin (L/P)
Laki-laki
3 Program Studi
Agribisnis
4 NIM
15/383564/PN/14395
5 Tempat, Tanggal Lahir
Pati, 29 November 1997
6 E-mail
muhammad.hanif.nuha@mail.ugm.ac.id
7 No Telepon/HP
085741309274
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama Institusi
SD IT Abu
SMP IT
SMA N 1
Bakar Ash
Insan Mulia
Pati
Shidiq Pati
Pati
Jurusan
IPA
Tahun Masuk-Keluar
2003-2009
2009-2012
2012-2015
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama pertemuan Ilmiah / Judul Artikel / Waktu dan Tempat
Seminar
Ilmiah
1.
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, assosiasi
atau dari institusi lainnya)
No
Nama Pemberi
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM-Gagasan
Tertulis 2016.
Yogyakarta, 25 April 2016

Muhammad Hanif Nuha

VII

Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin (L/P)
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat, Tanggal Lahir
6 E-mail
7 No Telepon/HP

Harjuno Muhammad Sofiawan
Laki-laki
Manajemen Sumberdaya Perikanan
15/378237/PN/14043
Jakarta, 24 April 1997
harjuno.muhamad.s@mail.ugm.ac.id
085211476333

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Keluar

SD
SDIT Aliya
Bogor
2003-2009

SMP
SMP N 14
Bogor
2009-2012

SMA
SMAN 2
BOGOR
IPA
2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama pertemuan Ilmiah / Judul Artikel / Waktu dan Tempat
Seminar
Ilmiah
1.
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, assosiasi
atau dari institusi lainnya)
No
Nama Pemberi
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerim sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM-Gagasan Tertulis 2016.
Yogyakarta, 25 April 2016

Harjuno Muhammad Sofiawan

VIII

Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin (L/P)
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat, Tanggal Lahir
6 E-mail
7 No Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Keluar

Andri Septian Cahyadi
Laki-Laki
Pemuliaan Tanaman
13/348035/PN/13195
Pontianak, 17 September 1995
andri.septian.c@mail.ugm.ac.id
082137959824
SD
Negeri
Purwomartani
2001-2007

SMP
Negeri 1
Depok
2007-2010

SMA
Negeri 8
Yogyakarta
IPA
2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama pertemuan Ilmiah / Judul Artikel / Waktu dan Tempat
Seminar
Ilmiah
1.
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, assosiasi atau
dari institusi lainnya)
No
Nama Pemberi
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1.
Penulis Biografi Herry
Herry Zudianto,
2012
Zudianto
Walikota Yogyakarta
2.
Semifinalis Lomba Karya
LKTA Gamais Islamic
2015
Tulis Al-Qur’an, Nasional Fair, Undip.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerim
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM- Gagasan Tertulis 2016.
Yogyakarta, 25 April 2016

Andri Septian Cahyadi

IX

Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin (L/P)
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat, Tanggal Lahir
6 E-mail
7 No Telepon/HP

Anisah
Perempuan
Budidaya Perikanan
13/350057/PN/13337
Kediri, 6 Mei 1995
anisahphezet95@gmail.com
08978654307

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Keluar

SD
SMP
Muhammadiyah
Negeri 16
Nitikan
Yogyakarta
2001-2007
2007-2010

SMA
Negeri 10
Yogyakarta
IPA
2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama pertemuan Ilmiah / Judul Artikel / Waktu dan Tempat
Seminar
Ilmiah
1.
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, assosiasi atau
dari institusi lainnya)
No
Nama Pemberi
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1.
Semifinalis Lomba Karya
LKTA Gamais Islamic
2015
Tulis Al-Qur’an, Nasional Fair, Undip.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerim
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM- Gagasan Tertulis 2016.
Yogyakarta, 25 April 2016

Anisah

X

Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin (L/P)
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat, Tanggal Lahir
6 E-mail
7 No Telepon/HP

Lutfi Alfianto
Laki-Laki
Teknologi Hasil Perikanan
12/336381/PN/12838
Karanganyar, 10 Agustus 1993
lutfi.alfianto@mail.ugm.ac.id
085727640290

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Keluar

SD
SD N 1
Masaran
1999-2005

SMP
SMP N 1
Kebakkramat
2005-2008

SMA
SMA N 3
Sragen
IPA
2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama pertemuan Ilmiah / Judul Artikel / Waktu dan Tempat
Seminar
Ilmiah
1.
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, assosiasi
atau dari institusi lainnya)
No
Nama Pemberi
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1.
Juara II Lomba Karya
LKTA Kini in Action, 2014
Tulis Al-Qur’an, Nasional ITS.
2.
Semifinalis Lomba Karya LKTA Gamais
2015
Tulis Al-Qur’an, Nasional Islamic Fair, Undip.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerim
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Proposal PKM-Gagasan Tertulis 2016.
Yogyakarta, 25 April 2016

Lutfi Alfianto

XI

Biodata Dosen Pendamping
E. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
Subejo
2 Jenis Kelamin (L/P)
Laki-Laki
3 Program Studi
Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
4 NIDN
0001057203
5 Tempat, Tanggal Lahir
Purworejo, 1 Mei 1972
6 E-mail
subejo@ugm.ac.id
7 No Telepon/HP
081327031503
F. Riwayat Pendidikan
S-1
S-2
S-3
Nama Institusi
Universitas
The University of The University of
Gadjah Mada Tokyo
Tokyo
Bidang Ilmu
Komunikasi
Rural
Rural sociology /
pertanian/sosi sociology/resource resource
al ekonomi
economics
economics
pertanian
Tahun
Masuk- 1990-1995
2002-2004
2008-2011
Keluar
G. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
Nama pertemuan
Judul artikel ilmiah
Waktu dan
ilmiah/seminar
tempat
1
Seminar Kajian
Kebijakan pembangunan
Tokyo, PPI
Pembangunan
pertanian nasional
Hitotsubashi
Ekonomi Indonesia,
Tokyo, 2009
2
Seminar Kapitalisame Grurita kapitalisme pangan
Tokyo, IASAPangan Global,
global
PPI Univ Tokyo
dan KBRI
Tokyo, 2009
3
Workshop Teknik
Berbagi gagasan teknik
Tokyo, IASA
penulisan ilmiah
penulisan ilmiah dan
dan PPI Kanto
popular,
popular
Jepang, 2010
4
Seminar Refleksi
Menggagas kebijakan
Tokyo, IASAAkhir Tahun
pembangunan pertanian
KBRI Tokyo,
Pembangunan
nasional
2010
Pertanian,
5
Semiloka Nasional
Strategi pengembangan
Solo, Kantor
Pertanian Organik,
pertanian organic dalam
Menko Ekuinkerangka kebijakan
LIPI-Pemkab
pembangunan pertanian
Sragen, 2011
nasional

XII

6

7

8

9

10

11

Seminar Kajian
Pembangunan
Ekonomi Indonesia,
Seminar nasional hasil
Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian
Pertemuan Nasional
Perhimpunan
Sosiologi dan
Penyuluhan Pertanian
Indonesia,
Seminar nasional hasil
penelitian pertanian
dan perikanan terkini
Seminas Dies Natalis
SPs UGM

Strategi dan Tantangan
pembngunan pertanian
Strategi adaptasi petani
lahan pasir pantai terhadap
perubahan ikim di Kulon
Progo
Keterkaitan isu
pembangunan pertanian dan
pedesaan kontemporer
dengan pendidikan sosiologi
dan penyuluhan pertanian
Strategi adaptasi petani
terhadap perubahan iklim di
pesisir selatan Yogyakarta
Adopsi tekonologi budidaya
pengembangan sorgum di
lahan marjinal DIY
Ketahanan Pangan di
Indonesia

Tokyo, PPI
Hitotsubashi
Tokyo, 2009
UGM
Yogyakarta,
2011
UNPAD
Bandung, 2012

UGM
Yogyakarta,
2012
SPs UGM,
Yogyakarta,
2014
Fak Saintek UPI
Bandung,
Januari 2015

Seminar nasional
Agroindustry For
Education, Science
and Technology
(Agrofest)
12 International Student
Food security in Indoensian UGM, Agustus
Summer Course
Perspective
2015
Program on Food
security
H. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, assosiasi
atau dari institusi lainnya)
No
Nama Pemberi
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerim sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM- Gagasan Tertulis 2016.
Yogyakarta, 25 April 2016

Subejo, SP, MSc, PhD

XIII

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama / NIM
Program
Bidang
Alokasi
Uraian Tugas
Studi
Ilmu
Waktu
(jam/minggu)
1

Muhammad
Hanif Nuha /
14395

Agribisnis

Pertanian

20 jam

2

Harjuno
Muhammad
Sofiawan /
14043

Manajemen Perikanan
Sumberdaya
Perikanan

20 jam

3

Anisah /
13337

Budidaya
Perikanan

Perikanan

20 jam

4

Andri Septian
Cahyadi /
13195

Pemuliaan
Tanaman

Pertanian

20 jam

5

Lutfi Alfianto

Teknologi
Hasil
Perikanan

Perikanan

20 jam

Ketua,
mengkoordinasi
tugas seluruh
anggota dalam
penyusunan karya
tulis.
Anggota yang
bertanggungjawab
dalam konsep
gagasan
optimalisasi
potensi bahari.
Anggota yang
bertanggungjawab
dalam konsep
gagasan
optimalisasi
potensi perikanan.
Anggota yang
bertanggungjawab
dalam konsep
gagasan
optimalisasi
potensi
agrokomplek.
Anggota yang
bertanggungjawab
dalam konseptual
kajian potensipotensi strategis
kepulauan Natuna

XIV

XV