PENGARUH PUPUK FAECES KAMBING TERHADAP K
PENGARUH PUPUK FAECES KAMBING TERHADAP
KUALITAS RUMPUT GAJAH
(Pennisetum purpureum)
Sitti Zubaidah*
*Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Email : [email protected]
ABSTRAK – Suatu penelitian telah dilakukan di Kebun Percobaan Hijauan Makanan Ternak
dan Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam,
sejak tanggal 10 Juli sampai degan 10 Oktober 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pemberian faeces kambing terhadap kualitas rumput gajah. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 taraf perlakuan dengan 4
ulangan yaitu : 0 g/m2, 330 g/m2, 660 g/m2, 990 g/m2 dan 1320 g/m2. Parameter yang diamati
dalam penelitian ini adalah kadar protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan abu. Data kualitas
terhadap parameter yang diamati dianalisis di Laboratorium dan dianalisa data diolah memakai
prosedur statistik pola rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan
pupuk faeces kambing berpengaruh sangat nyata (P < 0.01) terhadap kadar protein kasar, lemak
kasar, serat kasar dan abu rumput gajah. Kadar protein kasar yang tertinggi ditemukan pada
perlakuan pupuk 1320 g/m2 (10.86%) dan terendah pada perlakuan pupuk 0 g/m2 (8.08). Kadar
lemak kasar tertinggi ditemukan pada perlakuan pupuk 1320 g/m2 (8.37%) dan terendah pada
perlakuan pupuk 0 g/m2 (4.83%). Kadar serat kasar tertinggi ditemukan pada perlakukan 0 g/m2
(23.55%) dan terendah pada perlakuan pupuk 1320 g/m2 (19.38%). Kadar abu tertinggi
ditemukan pada perlakuan pupuk 0 g/m2 (12.48%), dan terendah pada perlakuan 1320 g/m2
(8.24%)
Kata Kunci : Pupuk Faeces Kambing dan Kualitas Rumput Gajah
I.
PENDAHULUAN
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum). Rumput
gajah mempunyai produksi yang tinggi setiap
Budidaya hijauan makanan ternak bertujuan tahunnya. Hal ini sesuai dengan penelitian
menyediakan bahan makanan yang cukup, berkua- Manurung (1995) yang menunjukkan produksi
litas baik dan tersedia sepanjang tahun (Kismono, rumput gajah di Bogor 180 ton per hektar per
1994). Salah satu hijauan makanan ternak yang tahun.
sudah banyak dikembangkan di Indonesia yaitu
Salah satu faktor penunjang produksi dan kualitas Ho = Pupuk faeces kambing tidak berpengaruh
hijauan yang tinggi dan baik adalah ketersediaan
terhadap kualitas Pennisetum purpureum
unsur hara dalam tanah. Ketersediaan unsur hara
(Rumput Gajah).
tersebut dapat dilakukan dengan pemupukan.
Pemupukan sering diartikan menambah suatu
II. TINJAUAN PUSTAKA
bahan ke dalam tanah sehingga dapat merubah
keadaan fisik, kimiawi dan hayati dari tanah Potensi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
sehingga sesuai dengan kebutuhan tanaman
(Setyamidjaja, 2001).
Penyediaan hijauan pakan ternak di Indonesia
masih merupakan kendala yang belum terpecahkan,
Pemupukan dengan pupuk organic yaitu pupuk terutama di daerah lahan kering. Rumput gajah
kandang didalam tanah membuat struktur tanah mempunyai perakaran yang dalam sehingga lahan
menjadi remah, membuat aerasi udara yang kekeringan dan produksinya cukup tinggi. Rumput
sempurna, membantu aktifitas binatang mikro gajah sering dianjurkan penanamannya sebagai
tanah (nematode, protozoa dan rotifer) dan cacing suatu jenis hijauan yang dapat dipergunakan untuk
tanah dalam merombak bahan organik serta dapat memenuhi kebutuhan pokok dan produksi ternak
menyediakan unsur hara untuk tanaman (Buckman karena
memiliki
nilai
gizi
yang
baik
dan Brady, 1985).
(Mathius,dkk.1992).
Pupuk faeces kambing merupakan pupuk organik
yang mudah didapatkan dan belum dikomersilkan
oleh peternak atau petani khususnya di daerah
Aceh dan belum banyak digunakan sebagai pupuk
organik bagi tanaman. Menurut Sutedjo (1995),
pupuk faeces kambing terdiri dari 67% bahan padat
dan 33% bahan cair, komposisi unsur haranya
adalah 0.95% N; 0.35% P2O5; dan 1.00% K2O.
Kadar Nitrogen (N) pupuk faeces kambing cukup
tinggi dibandingkan dengan kadar air pada faeces
sapi. Keadaan demikian merangsang jasad renik
untuk melakukan perubahan – perubahan aktif
terhadap tanah, sehingga perubahan berlangsung
dengan cepat.
Pemupukan dengan faeces kambing merupakan
suatu usaha mendapatkan hasil yang tinggi dan
kualitas yang baik bagi tanaman (Rinsema, 1993)
dan penelitian pemberian faeces kambing
Peranakan Etawa bagi tanaman hijauan makanan
ternak belum banyak dilakukan khususnya di Aceh
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui tingkat pemberian pupuk faeces
kambing terhadap kualitas rumput gajah
(Pennisetum purpureum).
Hipotesa dalam Penelitian ini :
Ha = Pupuk faeces kambing berpengaruh terhadap
kualitas Pennisetum purpureum (Rumput
Gajah).
Menurut Williamson dan Payne (1993), proses
pembentukan lignin dimulai pada umur muda dan
terus meningkat sesuai dengan peningkatan umur
tanaman. Hal ini sesuai dengan Dwijoseputro
(1996) bahwa meningkatnya kadar serat kasar
disebabkan oleh meningkatkan unsure tanaman
karena terjadi peningkatan pembentukan dinding
sel tanaman. Susanto dkk (1998) menyatakan
bahwa pada batang lebih banyak terdapat serat
kasar dibandingkan pada daun tanaman.
Tabel.1 Komposisi Zat Makanan yang Terdapat
pada Daun, Batang pada Rumput Gajah
Utuh.
Zat makanan
Komposisi Zat Makanan
Batang Daun dan Batang
10.54
14.67
Bahan Kering
Daun
21.41
Protein Kasar
11.83
7.42
09.09
Serat Kasar
37.29
38.48
38.03
Lemak
1.76
1.17
01.39
BENT
35.49
42.63
40.36
Abu
13.63
10.82
10.29
Sumber : Zulbardi. M. 2000.
Pupuk Kandang
Pengaruh Pupuk Terhadap Kualitas Rumput
Menurut Sutedjo (1995), pupuk kandang adalah
pupuk yang berasal dari kandang ternak yang
berupa kotoran padat bercampur dengan sisa
makanan maupun air kencing sekaligus. Pupuk
kandang disamping dapat menambah unsure hara
tanah juga dapat mempertinggi humus,
memperbaiki struktur tanah dan mendorong
kehidupan mikro organism tanah (Hakim,dkk.
1984).
Menuru Buckman dan Brady (1982) dan Sutedjo
(1995) bahwa ketersediaan unsur hara N, P dan K
faeces kambing dalam tanah disamping unsur
kalsium, magnesium, dan sulfur dapat meningkatkan
kadar protein kasar. Disamping itu umur pemotongan
mempengaruhi kadar protein kasar tanaman, semakin
tua umur pemotongan maka kandungan protein
semakin menurun.
Pemberian pupuk kandang pada tanah mempunyai
beberapa keuntungan diantaranya sebagai pupuk
dan sebagai pengawet tanah yaitu memperbaiki
struktur, aerasi dan kelengasan tanah sehingga
tanah yang bersangkutan lebih gembur dan
mempunyai kapasitas penyimpanan air yang lebih
baik (Anonymous, 1993).
Tisdale dan Nelson (1975) menyatakan bahwa
phosphor diserap oleh tanaman dalam bentuk ion
H2PO42, sedangkan pada pH tinggi (8-9) dalam
bentuk HPO42 , pada pH sedang (6-8) kedua bentuk
phospos tersebut diserap oleh tanaman dengan
konsentrasi yang sama.
Rinsema (1998) menyatakan bahwa kalium
mempunyai peranan penting dalam mengangkut
hidrat arang didalam tanaman, juga membantu
pengisapan air oleh akar tanaman. Kekurangan
kalium pada tanaman menyebabkan daun menjadi
berkerut dan tepi daun terlihat kekuning-kuningan
yang menjalar diantara tulang – tulang daun
(Dwidjoseputro, 1986).
Lufti (2000) juga mengatakan bahwa bila diadakan
suatu analisa pupuk kandang disamping
mengandung unsur mikro yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil namun sangat menentukan
kelangsungan proses pertumbuhan tanaman.
Kandungan unsur mikro tersebut antara lain brom
(Br), Ferrum (Fe), Cumprum (Cu), Zincum (Zn)
Pemberian unsur hara N, P, dan K dalam betuk pupuk
dan Molybdenum (Mo).
dapat
meningkatkan
kadar
protein
kasar
Cara Menggunakan Pupuk Kandang
dibandingkan pemberian pupuk secara terpisah
(Soepardi, 2002).
Buckman dan Brady (1989) menyatakan bahwa
penggunaan pupuk kandang yang sudah melapuk
lebih dikehendaki daripada pupuk yang masih
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
baru, karena pada pupuk yang sudah melapuk
nitrogen yang tersedia tinggi. Dalam kaitan ini Tempat dan Waktu Penelitian
Tafal (1997) berpendapat bahwa pupuk hendaknya
cukup terurai sebelum digunakan dan sebaiknya Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Hijauan
pemberian pupuk tersebut kedalam tanah Makanan Ternak dan Laboratorium Makanan Ternak
dilakukan beberapa minggu sebelum tanam. Bila Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
pupuk kandang yang masih baru dan banyak berisi Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini berlangsung
sisa-sisa makanan yang masih mentah maka mulai 10 Juli – 10 Oktober 2008
diberikan 2-4 minggu sebelum masa penanaman
sedangkan pupuk yang sudah tua diberikan 1-2 Bibit Rumput yang akan digunakan dalam penelitian
minggu
sebelum
penanaman ini adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum),
varietas Hawaii.
(Sosrosoedirdjo,1999).
Masing-masing stek berukuran 20-25 cm atau Lemak Kasar
minimal terdapat 2 buku. Setiap lubang ditanami 2 Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
stek dengan jarak tanam 1x1 m (IPPTP,1999).
faeces kambing ditemukan pengaruh yang sangat
nyata (P < 0.01) terhadap kadar rumput gajah
dimana perlakuan pupuk faeces kambing
Pupuk
Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini menunjukan pengaruh yang nyata (P < 0.05)
adalah faeces kambing Peranakan Etawa dan terhadap kadar lemak kasar rumput gajah.
juga pupuk dasar KCL 2.50 gram, TSP 2.50
Serat Kasar
gram dan Urea 5.00 gram per rumpun.
Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
faeces kambing ditemukan pengaruh yang sangat
Rancangan Penelitian
nyata (P < 0.01) terhadap kadar rumput gajah
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
dimana perlakuan pupuk faeces kambing
Lengkap (RAL) terdiri dari 5 taraf perlakukan
menunjukan pengaruh yang nyata (P < 0.05)
berdasarkan 10 ton/ ha dengan 4 ulangan. Perlakuan
terhadap kadar serat kasar rumput gajah.
faeces kambing adalah : 0 g/m2, 330 g/m2, 660 gr/m2,
990 g/m2 , dan 1320 g/m2.
Kadar Abu
Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
Analisa Data
faeces kambing ditemukan pengaruh yang sangat
Analisa data terhadap kadar protein kasar, lemak
nyata (P < 0.01) terhadap kadar abu rumput gajah
kasar, serat kasarm dan kadar abu Pennisetum
dimana perlakuan pupuk faeces kambing
purpureum dilakukan menurut AOAC (1985).
menunjukan pengaruh yang nyata (P < 0.05)
terhadap kadar abu rumput gajah.
Analisa Statistik
Analisis statistic terhadap variable yang diamati
V. KESIMPULAN
dilakukan dengan prosedur statistic dalam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Yitnosumarto,
Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
1991).
faeces kambing ditemukan pengaruh sangat nyata
(P < 0.01) terhadap kadar protein kasar, lemak
Apabila terdapat pengaruh dari perlakuan terhadap
kasar, serat kasar, dan kadar abu rumput gajah.
variebel yang diamati, maka akan dilanjutkan dengan
Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% (Duncan
Kadar protein kasar tertinggi ditemukan pada
Multiple Range Test, DMRT) (Gomez and Gomez,
perlakuan faeces kambing 1320 g/m2 (10.86%),
1984).
dan terendah pada perlakuan pupuk faeces kambing
0 g/m2 (8.08%).
IV.
HASIL PEMBAHASAN
Kadar lemak kasar tertinggi ditemukan pada
perlakuan faeces kambing 1320 g/m2 (8.37%), dan
Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
terendah pada perlakuan pupuk faeces kambing
faeces kambing ditemukan pengaruh yang sangat
0 g/m2 (4.83%).
nyata (P < 0.01) terhadap kadar rumput gajah.
Protein Kasar
Perlakuan pupuk faeces kambing menunjukkan Kadar serat kasar tertinggi ditemukan pada
pengaruh yang nyata (P < 0.05) terdapat kadar perlakuan faeces kambing 0 g/m2 (23.55%),
protein kasar rumput gajah.
dan terendah pada perlakuan pupuk faeces kambing Mathius,W. 1992. Pengaruh Perbedaan Jumlh
1320 g/m2 (19.38%).
Suplemen Dedak Padi, Jagung dan Bukil
Kelapa terhadap Daya Cerna Bahan Kering
pada Domba . Proceding Seminar.
Kadar abu tertinggi ditemukan pada perlakuan
2
faeces kambing 0 g/m (12.48%), dan terendah
pada perlakuan pupuk faeces kambing 1320 g/m2 Manurung,T. 1995. Pengaruh Pupuk N terhadap
Produksi dan Kualitas Rumput Stargrass
(08.24%).
(Cynodon pletostachyius). Lembaran LPP.
Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Analysis
9thEd.
Rinsema. TW. 1998. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Terjemahan oleh Saleh. Penerbit Bhrata Karya
Aksara, Jakarta
Anonymous.1993. Pemupukan dan
Tambahan. Departemen Pertanian
Makanan
Setyamidjaja, DJ. 2001. Pupuk dan Pemupukan.
CV. Simplex, Jakarta.
_________1998. Pemupukan dan
Tambahan. Departemen Pertanian.
Makanan
Sosrosoedirdjo,S.R. 1999. Ilmu Pemupukan II. CV.
Yasaguna, Jakarta.
AOAC.1985, Official
Assosiation
of
Washington.DC
Method of
Agriculture.
Buckman, H.O and N.C Brady. 1989. Ilmu Tanah. Soepardi, G. 2002. Sifat dan Ciri Tanah.
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian.
Terjemahan Soegiman. Bhatara Karya Aksara,
IPB, Bogor.
Jakarta.
Dwijoseputro. D. 1996. Pengantar Fisiologi Susanto,H. 1998. Produksi, Nilai Gizi dan Daya
Cerna Dua Jenis Rumput dengan Interval
Tumbuhan. PT. Suryandaru Utama. Semarang.
Pemotongan yang Berbeda dan Pemupukan N
Tiga Tingkat. Taman Makanan Ternak Nuccif
Gomez,K.A and A. Gomez. 1984. Statistical
Unibraw, Malang.
Procedures for Agriculture Research, 2ndEd.
John Wiley and Sons, Inc, New York.
Tafal.ZB. 1997. Ranci Sapi Usaha Peternakan
yang Lebih Bermanfaat. Bhrata Karya
Hakim, N. 1984. Kuliah Ilmu Tanah. Badan
Akasara, Jakarta.
Kerjasama Ilmu Tanah BKS-PTN / USAID
(University of Kentucky) WUAE Project.
Tisdale.SL and WL.Nelson.1975. Soil Fertility and
Fertilizer . 3ThEd. The Mc Milan Co. Inc. New
IPPTP. Kota Baru Jambi. 1999. Hijauan Makanan
York.
Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Jambi.
Zulbardi, M. 2000. Daya Konsumsi dan Daya
Cerna Kerbau terhadap Rumput Gajah
Lutfi, PW. 2000. Pupuk Organik Pelestarian
(Pennisetum purpureum varian Hawaii).
Pertanian. Majalah Trubus No. 153 Tahun
Bulletin No.26 Hal. 32-40. LPP Bogor.
XII. Edisi Agustus, Jakarta.
Kismono,I. 1994. Pengaruh Interaksi antara
Pemupukan dan Defoliasi terhadap Produksi
Hijauan
Makanan
Ternak.
Fakultas
Peternakan IPB. Bogor.
KUALITAS RUMPUT GAJAH
(Pennisetum purpureum)
Sitti Zubaidah*
*Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Email : [email protected]
ABSTRAK – Suatu penelitian telah dilakukan di Kebun Percobaan Hijauan Makanan Ternak
dan Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam,
sejak tanggal 10 Juli sampai degan 10 Oktober 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pemberian faeces kambing terhadap kualitas rumput gajah. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 taraf perlakuan dengan 4
ulangan yaitu : 0 g/m2, 330 g/m2, 660 g/m2, 990 g/m2 dan 1320 g/m2. Parameter yang diamati
dalam penelitian ini adalah kadar protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan abu. Data kualitas
terhadap parameter yang diamati dianalisis di Laboratorium dan dianalisa data diolah memakai
prosedur statistik pola rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan
pupuk faeces kambing berpengaruh sangat nyata (P < 0.01) terhadap kadar protein kasar, lemak
kasar, serat kasar dan abu rumput gajah. Kadar protein kasar yang tertinggi ditemukan pada
perlakuan pupuk 1320 g/m2 (10.86%) dan terendah pada perlakuan pupuk 0 g/m2 (8.08). Kadar
lemak kasar tertinggi ditemukan pada perlakuan pupuk 1320 g/m2 (8.37%) dan terendah pada
perlakuan pupuk 0 g/m2 (4.83%). Kadar serat kasar tertinggi ditemukan pada perlakukan 0 g/m2
(23.55%) dan terendah pada perlakuan pupuk 1320 g/m2 (19.38%). Kadar abu tertinggi
ditemukan pada perlakuan pupuk 0 g/m2 (12.48%), dan terendah pada perlakuan 1320 g/m2
(8.24%)
Kata Kunci : Pupuk Faeces Kambing dan Kualitas Rumput Gajah
I.
PENDAHULUAN
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum). Rumput
gajah mempunyai produksi yang tinggi setiap
Budidaya hijauan makanan ternak bertujuan tahunnya. Hal ini sesuai dengan penelitian
menyediakan bahan makanan yang cukup, berkua- Manurung (1995) yang menunjukkan produksi
litas baik dan tersedia sepanjang tahun (Kismono, rumput gajah di Bogor 180 ton per hektar per
1994). Salah satu hijauan makanan ternak yang tahun.
sudah banyak dikembangkan di Indonesia yaitu
Salah satu faktor penunjang produksi dan kualitas Ho = Pupuk faeces kambing tidak berpengaruh
hijauan yang tinggi dan baik adalah ketersediaan
terhadap kualitas Pennisetum purpureum
unsur hara dalam tanah. Ketersediaan unsur hara
(Rumput Gajah).
tersebut dapat dilakukan dengan pemupukan.
Pemupukan sering diartikan menambah suatu
II. TINJAUAN PUSTAKA
bahan ke dalam tanah sehingga dapat merubah
keadaan fisik, kimiawi dan hayati dari tanah Potensi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
sehingga sesuai dengan kebutuhan tanaman
(Setyamidjaja, 2001).
Penyediaan hijauan pakan ternak di Indonesia
masih merupakan kendala yang belum terpecahkan,
Pemupukan dengan pupuk organic yaitu pupuk terutama di daerah lahan kering. Rumput gajah
kandang didalam tanah membuat struktur tanah mempunyai perakaran yang dalam sehingga lahan
menjadi remah, membuat aerasi udara yang kekeringan dan produksinya cukup tinggi. Rumput
sempurna, membantu aktifitas binatang mikro gajah sering dianjurkan penanamannya sebagai
tanah (nematode, protozoa dan rotifer) dan cacing suatu jenis hijauan yang dapat dipergunakan untuk
tanah dalam merombak bahan organik serta dapat memenuhi kebutuhan pokok dan produksi ternak
menyediakan unsur hara untuk tanaman (Buckman karena
memiliki
nilai
gizi
yang
baik
dan Brady, 1985).
(Mathius,dkk.1992).
Pupuk faeces kambing merupakan pupuk organik
yang mudah didapatkan dan belum dikomersilkan
oleh peternak atau petani khususnya di daerah
Aceh dan belum banyak digunakan sebagai pupuk
organik bagi tanaman. Menurut Sutedjo (1995),
pupuk faeces kambing terdiri dari 67% bahan padat
dan 33% bahan cair, komposisi unsur haranya
adalah 0.95% N; 0.35% P2O5; dan 1.00% K2O.
Kadar Nitrogen (N) pupuk faeces kambing cukup
tinggi dibandingkan dengan kadar air pada faeces
sapi. Keadaan demikian merangsang jasad renik
untuk melakukan perubahan – perubahan aktif
terhadap tanah, sehingga perubahan berlangsung
dengan cepat.
Pemupukan dengan faeces kambing merupakan
suatu usaha mendapatkan hasil yang tinggi dan
kualitas yang baik bagi tanaman (Rinsema, 1993)
dan penelitian pemberian faeces kambing
Peranakan Etawa bagi tanaman hijauan makanan
ternak belum banyak dilakukan khususnya di Aceh
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui tingkat pemberian pupuk faeces
kambing terhadap kualitas rumput gajah
(Pennisetum purpureum).
Hipotesa dalam Penelitian ini :
Ha = Pupuk faeces kambing berpengaruh terhadap
kualitas Pennisetum purpureum (Rumput
Gajah).
Menurut Williamson dan Payne (1993), proses
pembentukan lignin dimulai pada umur muda dan
terus meningkat sesuai dengan peningkatan umur
tanaman. Hal ini sesuai dengan Dwijoseputro
(1996) bahwa meningkatnya kadar serat kasar
disebabkan oleh meningkatkan unsure tanaman
karena terjadi peningkatan pembentukan dinding
sel tanaman. Susanto dkk (1998) menyatakan
bahwa pada batang lebih banyak terdapat serat
kasar dibandingkan pada daun tanaman.
Tabel.1 Komposisi Zat Makanan yang Terdapat
pada Daun, Batang pada Rumput Gajah
Utuh.
Zat makanan
Komposisi Zat Makanan
Batang Daun dan Batang
10.54
14.67
Bahan Kering
Daun
21.41
Protein Kasar
11.83
7.42
09.09
Serat Kasar
37.29
38.48
38.03
Lemak
1.76
1.17
01.39
BENT
35.49
42.63
40.36
Abu
13.63
10.82
10.29
Sumber : Zulbardi. M. 2000.
Pupuk Kandang
Pengaruh Pupuk Terhadap Kualitas Rumput
Menurut Sutedjo (1995), pupuk kandang adalah
pupuk yang berasal dari kandang ternak yang
berupa kotoran padat bercampur dengan sisa
makanan maupun air kencing sekaligus. Pupuk
kandang disamping dapat menambah unsure hara
tanah juga dapat mempertinggi humus,
memperbaiki struktur tanah dan mendorong
kehidupan mikro organism tanah (Hakim,dkk.
1984).
Menuru Buckman dan Brady (1982) dan Sutedjo
(1995) bahwa ketersediaan unsur hara N, P dan K
faeces kambing dalam tanah disamping unsur
kalsium, magnesium, dan sulfur dapat meningkatkan
kadar protein kasar. Disamping itu umur pemotongan
mempengaruhi kadar protein kasar tanaman, semakin
tua umur pemotongan maka kandungan protein
semakin menurun.
Pemberian pupuk kandang pada tanah mempunyai
beberapa keuntungan diantaranya sebagai pupuk
dan sebagai pengawet tanah yaitu memperbaiki
struktur, aerasi dan kelengasan tanah sehingga
tanah yang bersangkutan lebih gembur dan
mempunyai kapasitas penyimpanan air yang lebih
baik (Anonymous, 1993).
Tisdale dan Nelson (1975) menyatakan bahwa
phosphor diserap oleh tanaman dalam bentuk ion
H2PO42, sedangkan pada pH tinggi (8-9) dalam
bentuk HPO42 , pada pH sedang (6-8) kedua bentuk
phospos tersebut diserap oleh tanaman dengan
konsentrasi yang sama.
Rinsema (1998) menyatakan bahwa kalium
mempunyai peranan penting dalam mengangkut
hidrat arang didalam tanaman, juga membantu
pengisapan air oleh akar tanaman. Kekurangan
kalium pada tanaman menyebabkan daun menjadi
berkerut dan tepi daun terlihat kekuning-kuningan
yang menjalar diantara tulang – tulang daun
(Dwidjoseputro, 1986).
Lufti (2000) juga mengatakan bahwa bila diadakan
suatu analisa pupuk kandang disamping
mengandung unsur mikro yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil namun sangat menentukan
kelangsungan proses pertumbuhan tanaman.
Kandungan unsur mikro tersebut antara lain brom
(Br), Ferrum (Fe), Cumprum (Cu), Zincum (Zn)
Pemberian unsur hara N, P, dan K dalam betuk pupuk
dan Molybdenum (Mo).
dapat
meningkatkan
kadar
protein
kasar
Cara Menggunakan Pupuk Kandang
dibandingkan pemberian pupuk secara terpisah
(Soepardi, 2002).
Buckman dan Brady (1989) menyatakan bahwa
penggunaan pupuk kandang yang sudah melapuk
lebih dikehendaki daripada pupuk yang masih
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
baru, karena pada pupuk yang sudah melapuk
nitrogen yang tersedia tinggi. Dalam kaitan ini Tempat dan Waktu Penelitian
Tafal (1997) berpendapat bahwa pupuk hendaknya
cukup terurai sebelum digunakan dan sebaiknya Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Hijauan
pemberian pupuk tersebut kedalam tanah Makanan Ternak dan Laboratorium Makanan Ternak
dilakukan beberapa minggu sebelum tanam. Bila Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
pupuk kandang yang masih baru dan banyak berisi Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini berlangsung
sisa-sisa makanan yang masih mentah maka mulai 10 Juli – 10 Oktober 2008
diberikan 2-4 minggu sebelum masa penanaman
sedangkan pupuk yang sudah tua diberikan 1-2 Bibit Rumput yang akan digunakan dalam penelitian
minggu
sebelum
penanaman ini adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum),
varietas Hawaii.
(Sosrosoedirdjo,1999).
Masing-masing stek berukuran 20-25 cm atau Lemak Kasar
minimal terdapat 2 buku. Setiap lubang ditanami 2 Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
stek dengan jarak tanam 1x1 m (IPPTP,1999).
faeces kambing ditemukan pengaruh yang sangat
nyata (P < 0.01) terhadap kadar rumput gajah
dimana perlakuan pupuk faeces kambing
Pupuk
Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini menunjukan pengaruh yang nyata (P < 0.05)
adalah faeces kambing Peranakan Etawa dan terhadap kadar lemak kasar rumput gajah.
juga pupuk dasar KCL 2.50 gram, TSP 2.50
Serat Kasar
gram dan Urea 5.00 gram per rumpun.
Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
faeces kambing ditemukan pengaruh yang sangat
Rancangan Penelitian
nyata (P < 0.01) terhadap kadar rumput gajah
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
dimana perlakuan pupuk faeces kambing
Lengkap (RAL) terdiri dari 5 taraf perlakukan
menunjukan pengaruh yang nyata (P < 0.05)
berdasarkan 10 ton/ ha dengan 4 ulangan. Perlakuan
terhadap kadar serat kasar rumput gajah.
faeces kambing adalah : 0 g/m2, 330 g/m2, 660 gr/m2,
990 g/m2 , dan 1320 g/m2.
Kadar Abu
Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
Analisa Data
faeces kambing ditemukan pengaruh yang sangat
Analisa data terhadap kadar protein kasar, lemak
nyata (P < 0.01) terhadap kadar abu rumput gajah
kasar, serat kasarm dan kadar abu Pennisetum
dimana perlakuan pupuk faeces kambing
purpureum dilakukan menurut AOAC (1985).
menunjukan pengaruh yang nyata (P < 0.05)
terhadap kadar abu rumput gajah.
Analisa Statistik
Analisis statistic terhadap variable yang diamati
V. KESIMPULAN
dilakukan dengan prosedur statistic dalam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Yitnosumarto,
Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
1991).
faeces kambing ditemukan pengaruh sangat nyata
(P < 0.01) terhadap kadar protein kasar, lemak
Apabila terdapat pengaruh dari perlakuan terhadap
kasar, serat kasar, dan kadar abu rumput gajah.
variebel yang diamati, maka akan dilanjutkan dengan
Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% (Duncan
Kadar protein kasar tertinggi ditemukan pada
Multiple Range Test, DMRT) (Gomez and Gomez,
perlakuan faeces kambing 1320 g/m2 (10.86%),
1984).
dan terendah pada perlakuan pupuk faeces kambing
0 g/m2 (8.08%).
IV.
HASIL PEMBAHASAN
Kadar lemak kasar tertinggi ditemukan pada
perlakuan faeces kambing 1320 g/m2 (8.37%), dan
Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan pupuk
terendah pada perlakuan pupuk faeces kambing
faeces kambing ditemukan pengaruh yang sangat
0 g/m2 (4.83%).
nyata (P < 0.01) terhadap kadar rumput gajah.
Protein Kasar
Perlakuan pupuk faeces kambing menunjukkan Kadar serat kasar tertinggi ditemukan pada
pengaruh yang nyata (P < 0.05) terdapat kadar perlakuan faeces kambing 0 g/m2 (23.55%),
protein kasar rumput gajah.
dan terendah pada perlakuan pupuk faeces kambing Mathius,W. 1992. Pengaruh Perbedaan Jumlh
1320 g/m2 (19.38%).
Suplemen Dedak Padi, Jagung dan Bukil
Kelapa terhadap Daya Cerna Bahan Kering
pada Domba . Proceding Seminar.
Kadar abu tertinggi ditemukan pada perlakuan
2
faeces kambing 0 g/m (12.48%), dan terendah
pada perlakuan pupuk faeces kambing 1320 g/m2 Manurung,T. 1995. Pengaruh Pupuk N terhadap
Produksi dan Kualitas Rumput Stargrass
(08.24%).
(Cynodon pletostachyius). Lembaran LPP.
Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Analysis
9thEd.
Rinsema. TW. 1998. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Terjemahan oleh Saleh. Penerbit Bhrata Karya
Aksara, Jakarta
Anonymous.1993. Pemupukan dan
Tambahan. Departemen Pertanian
Makanan
Setyamidjaja, DJ. 2001. Pupuk dan Pemupukan.
CV. Simplex, Jakarta.
_________1998. Pemupukan dan
Tambahan. Departemen Pertanian.
Makanan
Sosrosoedirdjo,S.R. 1999. Ilmu Pemupukan II. CV.
Yasaguna, Jakarta.
AOAC.1985, Official
Assosiation
of
Washington.DC
Method of
Agriculture.
Buckman, H.O and N.C Brady. 1989. Ilmu Tanah. Soepardi, G. 2002. Sifat dan Ciri Tanah.
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian.
Terjemahan Soegiman. Bhatara Karya Aksara,
IPB, Bogor.
Jakarta.
Dwijoseputro. D. 1996. Pengantar Fisiologi Susanto,H. 1998. Produksi, Nilai Gizi dan Daya
Cerna Dua Jenis Rumput dengan Interval
Tumbuhan. PT. Suryandaru Utama. Semarang.
Pemotongan yang Berbeda dan Pemupukan N
Tiga Tingkat. Taman Makanan Ternak Nuccif
Gomez,K.A and A. Gomez. 1984. Statistical
Unibraw, Malang.
Procedures for Agriculture Research, 2ndEd.
John Wiley and Sons, Inc, New York.
Tafal.ZB. 1997. Ranci Sapi Usaha Peternakan
yang Lebih Bermanfaat. Bhrata Karya
Hakim, N. 1984. Kuliah Ilmu Tanah. Badan
Akasara, Jakarta.
Kerjasama Ilmu Tanah BKS-PTN / USAID
(University of Kentucky) WUAE Project.
Tisdale.SL and WL.Nelson.1975. Soil Fertility and
Fertilizer . 3ThEd. The Mc Milan Co. Inc. New
IPPTP. Kota Baru Jambi. 1999. Hijauan Makanan
York.
Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Jambi.
Zulbardi, M. 2000. Daya Konsumsi dan Daya
Cerna Kerbau terhadap Rumput Gajah
Lutfi, PW. 2000. Pupuk Organik Pelestarian
(Pennisetum purpureum varian Hawaii).
Pertanian. Majalah Trubus No. 153 Tahun
Bulletin No.26 Hal. 32-40. LPP Bogor.
XII. Edisi Agustus, Jakarta.
Kismono,I. 1994. Pengaruh Interaksi antara
Pemupukan dan Defoliasi terhadap Produksi
Hijauan
Makanan
Ternak.
Fakultas
Peternakan IPB. Bogor.