PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIFITAS REMAJ
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
TUGAS ARTIKEL
“PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIFITAS REMAJA”
Disusun oleh :
Mutiara Mufatikhah
1401050033
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2015
PERKEMBANGAN BAKAT DAN KREATIFITAS REMAJA
Remaja merupakan tahapan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Pada masa
remaja sangat terlihat perbedaan yang mencolok dibanding pada saat masih kanak-kanak.
Perbedaan yang sangat signifikan adalah keingintahuan remaja akan sesuatu hal, ingin diakui oleh
kelompoknya dan lain-lain. Tahap perkembangan dan pertumbuhan remaja ini dianggap sebagai
pintu gerbang menuju dewasa.
Dari usia dini setiap anak dibekali potensi. Potensi yang dimiliki masing-masing anak
berbeda karena setiap anak memiliki keunikan sendiri. Orang tua dan orang-orang yang ada
disekitarnya sudah seharusnya membantu mereka dalam mengembangkan bakat dan kreatifitas yang
dimilikinya. Berdasarkan penilitian para pakar anak dari Amerika yaitu Dr. Keith Osbon, Dr. Burton
L. White, dan Prof Dr. Benyamin Bloom tingkat intelektual anak sebagai berikut :
1. Tingkat perkembangan intelektual otak anak, sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai 50%.
Pada masa ini disebut sebagai masa emas atau Golden Age. Anak mampu dengan cepat
rangsangan yang diterimanya. Oleh karena itu, pada masa ini orang tua harus memanfaatkan
dengan baik dengan memberikan rangsangan dengan hal-hal yang baik.
2. Hingga usia 8 tahun anak telah memiliki tingkat intelektual mencapai 80%.
3. Memasuki usia 18 tahun tingkat intelektual anak hamper mendekati 100%. Setelah usia 18
tahun dikatakan bahwa intelektualitas anak tidak mengalami perkembangan lagi.
Kecerdasan emosional anak sangatlah penting. Orang tua harus sejak dini mengasah
kecerdasan emosional anak. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik terkadang akan
mampu mengasah bakatnya dengan baik pula. Dr. Yaomil Agus Achir berpendapat bahwa seorang
yang berbakat selain memiliki keunggulan intelektif juga memiliki keunggulan non intelektif.
Ada berbagai kondisi yang dapat menunjang perkembangan kreativitas anak diantaranya
dilihat dari segi pribadi, pendorong, proses dan produk. Kondisi pribadi menunjukan bahwa setiap
anak memiliki potensi atau bakat masing-masing. Kita harus mampu mengenali bakat yang ada
pada diri kita sendiri. Setelah mengetahui bakat yang dimiliki sebaiknya asah dan beri kesempatan
untuk diri sendiri mengasah bakat tersebut.
Agar bakat dan kreatifitas yang dimiliki masing-masing pribadi dapat berkembang
memerlukan dorongan baik dari segi internal ataupun eksternal. Pendorong yang berasal dari dalam
diri ( internal ) antara lain motivasi dan hasrat yang kuat untuk berprestasi. Pendorong yang berasal
dari luar ( eksternal ) misalnya keluarga, sekolah atau lingkungan sekitar. Pada segi proses anak
diarahkan pada pemikiran untuk menemukan hubungan-hubungan baru untuk mendapatkan
jawaban atau cara-cara untuk menghadapi dan mengatasi masalah yang dihadapi. Jangan berfokus
pada hasil akhir melainkan pada proses yang sedang dijalani. Cara bermain dianggap cocok untuk
membuat anak mengembangkan kreativitasnya.
Ada berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreatifitas dan bakat seorang
anak. Dengan bermain beserta rekreasi seseorang dapat menemukan perwujudan dirinya sendiri.
Seseorang akan mampu mengeksplore yang ada pada dirinya saat bermain ataupun berekreasi.
Kreatifitas yang menuntut sikap kreatif dari individu iu sendiri perlu dipupuk untuk melatih anak
berfikir flexible, fluency, originality, elaboration, dan redefinition sesuai ciri berfikir kreatif
menurut Guilford (Supriadi, 2001).
Pada saat ini banyak orang tua yang mendikte anak untuk berfikir linier, logis, ingatan atau
pengetahuan untuk mendapatkan jawaban yang paling tepat atas permasalahan yang dihadapi.
Banyak pihak yang kurang memerhatikan hal ini. Bahwa sebenarnya kreatifitas melalui pemecahan
masalah adalah cara yang tepat untuk mengembakan bakat dan kreatifitas anak. Pembelajaran yang
berbasis pada masalah merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktifitas mental siswa untuk
memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal
pembelajaran (Ratnaningsih, 2003). Masalah yang diberikan adalah masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak hanya diri sendiri yang memiliki peran penting pada
pengembangan bakat dan kreatifitas yang dimiliki tetapi juga peran orang tua dan lingkungan
sekitar pun memiliki pengaruh yang penting. Bebaskan anak untuk berkreasi, mengeksplore hal-hal
yang ada disekitarnya. Jangan batasi rasa keingin tahuan anak. Sebagian orang tua memiliki rasa
takut yang berlebihan dan memanjakan anak pada usia dini. Hal ini akan mempengaruhi
perkembangan kreatifitas anak sehingga anak akan tumbuh dengan bakat yang tidak terasah.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar,S.C. 1991. “Kreatifitas dan Keberbakatan strategi Mewujudkan Potensi Kreatifitas dan
Bakat”. Jakarta: IT Gramedia Pusaka Utama
Munandar, S.C. 1994.”Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah”. Jakarta: Gramedia
Purwanto Ngalim, 1994. “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis”. Bandung: Remaja Rosdakarya
TUGAS ARTIKEL
“PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIFITAS REMAJA”
Disusun oleh :
Mutiara Mufatikhah
1401050033
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2015
PERKEMBANGAN BAKAT DAN KREATIFITAS REMAJA
Remaja merupakan tahapan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Pada masa
remaja sangat terlihat perbedaan yang mencolok dibanding pada saat masih kanak-kanak.
Perbedaan yang sangat signifikan adalah keingintahuan remaja akan sesuatu hal, ingin diakui oleh
kelompoknya dan lain-lain. Tahap perkembangan dan pertumbuhan remaja ini dianggap sebagai
pintu gerbang menuju dewasa.
Dari usia dini setiap anak dibekali potensi. Potensi yang dimiliki masing-masing anak
berbeda karena setiap anak memiliki keunikan sendiri. Orang tua dan orang-orang yang ada
disekitarnya sudah seharusnya membantu mereka dalam mengembangkan bakat dan kreatifitas yang
dimilikinya. Berdasarkan penilitian para pakar anak dari Amerika yaitu Dr. Keith Osbon, Dr. Burton
L. White, dan Prof Dr. Benyamin Bloom tingkat intelektual anak sebagai berikut :
1. Tingkat perkembangan intelektual otak anak, sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai 50%.
Pada masa ini disebut sebagai masa emas atau Golden Age. Anak mampu dengan cepat
rangsangan yang diterimanya. Oleh karena itu, pada masa ini orang tua harus memanfaatkan
dengan baik dengan memberikan rangsangan dengan hal-hal yang baik.
2. Hingga usia 8 tahun anak telah memiliki tingkat intelektual mencapai 80%.
3. Memasuki usia 18 tahun tingkat intelektual anak hamper mendekati 100%. Setelah usia 18
tahun dikatakan bahwa intelektualitas anak tidak mengalami perkembangan lagi.
Kecerdasan emosional anak sangatlah penting. Orang tua harus sejak dini mengasah
kecerdasan emosional anak. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik terkadang akan
mampu mengasah bakatnya dengan baik pula. Dr. Yaomil Agus Achir berpendapat bahwa seorang
yang berbakat selain memiliki keunggulan intelektif juga memiliki keunggulan non intelektif.
Ada berbagai kondisi yang dapat menunjang perkembangan kreativitas anak diantaranya
dilihat dari segi pribadi, pendorong, proses dan produk. Kondisi pribadi menunjukan bahwa setiap
anak memiliki potensi atau bakat masing-masing. Kita harus mampu mengenali bakat yang ada
pada diri kita sendiri. Setelah mengetahui bakat yang dimiliki sebaiknya asah dan beri kesempatan
untuk diri sendiri mengasah bakat tersebut.
Agar bakat dan kreatifitas yang dimiliki masing-masing pribadi dapat berkembang
memerlukan dorongan baik dari segi internal ataupun eksternal. Pendorong yang berasal dari dalam
diri ( internal ) antara lain motivasi dan hasrat yang kuat untuk berprestasi. Pendorong yang berasal
dari luar ( eksternal ) misalnya keluarga, sekolah atau lingkungan sekitar. Pada segi proses anak
diarahkan pada pemikiran untuk menemukan hubungan-hubungan baru untuk mendapatkan
jawaban atau cara-cara untuk menghadapi dan mengatasi masalah yang dihadapi. Jangan berfokus
pada hasil akhir melainkan pada proses yang sedang dijalani. Cara bermain dianggap cocok untuk
membuat anak mengembangkan kreativitasnya.
Ada berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreatifitas dan bakat seorang
anak. Dengan bermain beserta rekreasi seseorang dapat menemukan perwujudan dirinya sendiri.
Seseorang akan mampu mengeksplore yang ada pada dirinya saat bermain ataupun berekreasi.
Kreatifitas yang menuntut sikap kreatif dari individu iu sendiri perlu dipupuk untuk melatih anak
berfikir flexible, fluency, originality, elaboration, dan redefinition sesuai ciri berfikir kreatif
menurut Guilford (Supriadi, 2001).
Pada saat ini banyak orang tua yang mendikte anak untuk berfikir linier, logis, ingatan atau
pengetahuan untuk mendapatkan jawaban yang paling tepat atas permasalahan yang dihadapi.
Banyak pihak yang kurang memerhatikan hal ini. Bahwa sebenarnya kreatifitas melalui pemecahan
masalah adalah cara yang tepat untuk mengembakan bakat dan kreatifitas anak. Pembelajaran yang
berbasis pada masalah merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktifitas mental siswa untuk
memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal
pembelajaran (Ratnaningsih, 2003). Masalah yang diberikan adalah masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak hanya diri sendiri yang memiliki peran penting pada
pengembangan bakat dan kreatifitas yang dimiliki tetapi juga peran orang tua dan lingkungan
sekitar pun memiliki pengaruh yang penting. Bebaskan anak untuk berkreasi, mengeksplore hal-hal
yang ada disekitarnya. Jangan batasi rasa keingin tahuan anak. Sebagian orang tua memiliki rasa
takut yang berlebihan dan memanjakan anak pada usia dini. Hal ini akan mempengaruhi
perkembangan kreatifitas anak sehingga anak akan tumbuh dengan bakat yang tidak terasah.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar,S.C. 1991. “Kreatifitas dan Keberbakatan strategi Mewujudkan Potensi Kreatifitas dan
Bakat”. Jakarta: IT Gramedia Pusaka Utama
Munandar, S.C. 1994.”Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah”. Jakarta: Gramedia
Purwanto Ngalim, 1994. “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis”. Bandung: Remaja Rosdakarya