SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU (Studi Kasus di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2016) - Test Repository

  

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU

(Studi Kasus di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan

Kabupaten Kendal Tahun 2016)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh

EKO PRAYITNO

NIM. 111 12 254

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

MOTTO

       

  

7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

  (Q.S Alam Nasyrah: 7-8)

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 

  Kedua orang tuaku, yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan.

   Keluargaku yang selalu mendukung, mendo'akan dan memberikan segalanya, baik moral maupun spritual bagi

kelancaran studi, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

  

  Dosen Pembimbingku, rekan-rekan mahasiswa IAIN Salatiga, dan teman-teman kerjaku.

  

  Serta semua yang telah berjasa dalam kehidupanku

  

ABSTRAK

  Prayitno, Eko. 2017. SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK

  MENINGKATKAN KINERJA GURU (STUDI KASUS DI SMK MIFTAHUL HUDA KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL) Jurusan Pendidikan Guru Agama

  Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Kata Kunci : Supervisi Kepala Sekolah, Kinerja Guru

  Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan. Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan.

  Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru SMK Miftahul Huda Limbangan Kabupaten Kendal. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala SMK Miftahul Huda Limbangan Kabupaten Kendal dalam rangka meningkatkan kinerja guru dalam penguasaan materi ajar, merencanakan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. Strategi dan pendekatan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yang efektif diantaranya dilakukan dengan menciptakan hubungan yang harmonis antar kepala sekolah dan guru dalam berbagi peran melakukan supervisi guru dan kerjasama dengan pengurus kegiatan KKG dalam merumuskan program-program kerja yang sangat dibutuhkan guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi kepala SMK Miftahul Huda Limbangan dalam supervisi akademik adalah: banyaknya program sekolah dan kegiatan guru, intensitas supervisi kelas yang kurang dan belum optimalnya pengembangan kompetensi supervisi akademik kepala sekolah karena berasal dari latar belakang non kependidikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan supervisi akademik di SMK Miftahul Huda Limbangan dimulai dari perencanaan yang tersusun dalam program tahunan dan semester yang kemudian dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan melalui kunjungan kelas maupun diskusi. Faktor yang mempengaruhi adalah banyaknya program sekolah yang seringkali menganggu jadwal supervisi yang direncanakan serta latar belakang guru yang berasal dari non tenaga kependidikan.

  

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

  Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU (STUDI KASUS DI SMK MIFTAHUL HUDA KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL) ” Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Intitut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dalam memempuh studi di IAIN Salatiga.

  5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi.

  7. keluarga dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  8. Bapak kepala sekolah, bapak/ibu guru, karyawan dan seluruh keluarga besar SMK MIFTAHUL HUDA Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal.

  9. Teman-teman Jurusan S1 Pendidikan Agama Islam angkatan 2012, terutama Kelas PAI G yang telah memberikan banyak cerita dan canda selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  10. Para sahabat-sahabatku yang tidak bisa saya sebut namanya satu-persatu, yang selama ini selalu membantu dan memotivasiku dari sejak lulus SMK sampai saat ini. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo‟a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Aamiin.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii PENGESAHAN ........................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv MOTTO ....................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi ABSTRAK ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ........................................................

  B.

  7 Rumusan Masalah ..................................................................

  C.

  7 Tujuan Penelitian ....................................................................

  D.

  7 Kegunaan Penelitian ...............................................................

  E.

  9 Definisi Operasional ...............................................................

  F.

  10 Metode Penelitian ...................................................................

  G.

  13 Sistematika Penulisan .............................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  19 Supervisi Kepala Sekolah .......................................................

  B.

  34 Kinerja Guru ...........................................................................

  C.

  Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru ...........................................................................

  48 BAB III HASIL PENELITIAN

  B.

  Hasil Penelitian ....................................................................

  61 BAB IV PEMBAHASAN

   97 A.

  Pelaksanaan Supervisi di SMK Miftahul Huda............................ 97 B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Supervisi di SMK Miftahul Huda 106

  BAB V PENUTUP A. Simpulan ................................................................................

  112 B.

   Saran .......................................................................................

  113 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 114 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 3.1.Data Guru dan Karyawan SMK Miftahul Huda ....................

  55 Tabel 3.2.Jumlah Siswa 3 Tahun Terakhir SMK Miftahul Huda ..........

  56 Tabel 3.3.Sarana Prasana SMK Miftahul Huda Limbangan .................

  57 Tabel 3.4.Hasil Observasi Kinerja Guru setelah Supervisi ....................

  73 Tabel 3.5.Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam Mengajar .............

  74

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Pedoman Wawancara 2. Pedoman Observasi 3. Surat Ijin Penelitian 4. Surat Keterangan Penelitian 5. Foto Pelaksanaan Penelitian 6. Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang

  menyelenggarakan kegiatan proses belajar mengajar sebagai upaya untuk tercapainya tujuan pendidikan (Slameto, 2003: 14). Penanggung jawab dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah ditentukan pula bagaimana akhlak dan kinerja guru. Tinggi rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, karena guru secara langsung memberikan bimbingan dan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah merupakan center leader yang memanage aktivitas program kerja sekolah menjadi terarah, terfokus, dan mengalami peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu, kepala sekolah berperan penting bagi peningkatan kinerja guru untuk lebih semangat dan kreatif dalam mengajar mengembangkan diri dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik.

  Kepala sekolah memimpin lembaga dengan peranan yang sangat besar bagi peningkatan kemajuan sekolah. Hal ini dikarenakan tugas kepala sekolah dalam mengawasi kegiatan yang telah diprogramkan agar menjadi terarah, terfokus dan berhasil dengan baik (Wahyudi, 2010: 28). Kepala sekolah juga berperan penting bagi peningkatan kinerja guru untuk lebih semangat dan profesional dalam mengajar. Dengan alasan yang sangat mendasar bahwa guru dilaksanakan, oleh karena itu harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswa dengan memperbaiki kualitas pengajar (Sagala, 2009: 47). Hal ini menunjukkan bahwa guru diharapkan mampu berperan aktif sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan organisasi kelas, penggunaan metode mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola belajar mengajar. Perangkat sekolah seperti kepala sekolah, dewan guru, siswa, pegawai/karyawan harus saling mendukung untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sukses atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung atas kemampuan pimpinannya untuk menumbuhkan iklim kerja sama agar dengan mudah dapat menggerakkan sumber manusia yang ada, sehingga pendayagunaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi kepala sekolah merupakan faktor penting dalam sebuah institusi pendidikan. Keberadaan kepala sekolah akan memberikan dampak terhadap banyak hal seperti kedisiplinan, kreatifitas dan berjalannya sebuah lembaga pendidikan.

  Keterlibatan kepala sekolah dan guru dalam pengembangan efektivitas pembelajaran di sekolah juga mendorong rasa kepemilikan yang lebih tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan sumber daya yang ada dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal. Kemampuan sekolah untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi menarik untuk dikaji dan dipelajari sebagai upaya mendapatkan sekolah yang baik dan berkualitas. Kepemimpinan kepala sekolah meliputi kepemimpinan intern dan ekstern, sebagai wujud pengakuan legitimasi lembaga pendidikan yang dipimpinnya (Sagala, 2009: 42).Tentunya kepemimpinan yang efektif dimulai dari perbaikan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran terhadap pentingnya kehidupan agama bagi bangsa Indonesia diwujudkan dalam pemberian materi agama sejak TK hingga perguruan tinggi. Hal ini dilakukan karena pembangunan bangsa akan menuai keberhasilan jika para pelakunya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, dimana salah satu indikatornya memiliki kesadaran beragama yang baik.

  Kepala sekolah sebagai seorang pimpinan mempunyai tanggung jawab untuk peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di sekolah serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu ia harus melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat. Pembinaan-pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru dapat meningkatkan kinerja dan dedikasi guru dalam dunia pendidikan. Guru terbantu untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran kepada peserta didik sehingga nilai-nilai pembelajaran dapat secara maksimal terserap dan membentuk kepribadian terbaik peserta didik (Sudijono, 2009: 74).

  Tugas seorang supervisor adalah membantu, mendorong dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar mengajar dapat keterampilan guru, dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut harus dibantu secara profesional sehingga guru dapat berkembang dalam pekerjaannya yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan tugas mulianya tersebut adalah tanggung jawab kepala sekolah sebagai "first power motivation" kepada guru dan siswa di sekolah (Sudijono, 2009: 82). Bantuan motivasi dapat berupa penghargaan terhadap guru yang berprestasi, pemberian pembinaan-pembinaan cara pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, dan juga pemberian hukuman yang tegas sebagai pendidikan yang baik kepada para guru yang tidak melaksanakan tugas dengan baik sebagai konsekuensi logis.

  Persoalan-persoalan yang timbul di lapangan yang dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikannya, diusahakan untuk diatasi seketika dengan bimbingan maupun koreksi oleh kepala sekolah tidak semata-mata bersifat birokratis, tetapi bersifat klinis (pembinaan teknis edukatif). Mengingat lingkup tugas kepala sekolah sebagai supervisor mencakup berbagai aspek, maka diperlukan juga modal pengetahuan dan wawasan yang cukup luas. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah antara lain untuk meningkatkan kompetensi guru- guru dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga diharapkan dapat memenuhi misi pengajaran yang diembannya atau misi pendidikan nasional dalam lingkup yang lebih luas. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masalah profesi guru dalam mengemban kegiatan belajar mengajar akan selalu dan terus berlanjut dan bantuan supervisi kepala sekolah penting dalam mengembangkan profesional guru dalam kinerja guru yang selalu ada peningkatan yang konsisten dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

  Kepala sekolah memiliki peran strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan di lembaga yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak saja berperan sebagai pemimpin pembelajaran, tetapi lebih dari itu ia merupakan pemimpin keseluruhan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam suatu sekolah seperti perencanaan, pembinaan karir, koordinasi, dan evaluasi (Suryosubroto, 2011: 16). Terlebih, pada era otonomi daerah ini, kepemimpinan lembaga pendidikan dijalankan secara otonom yang memberikan keleluasaan kepada kepala sekolah untuk mengelola lembaga yang dipimpinnya sesuai dengan visi kepemimpinannya. Kepala sekolah sebagai supervisor yang bijaksana harus mampu merencanakan apa yang akan dilakukan sebagai alternatif pemecahan problematika yang terjadi dikalangan guru yang dipimpinnya secara kooperatif dan saling bekerja sama dalam menyesuaikan rencana dan situasi baru yang timbul.

  Hal tersebut diperkuat oleh Permendiknas No. 13 tahun 2007 mengenai standar kepala sekolah/madrasah yang telah mencantumkan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan juga kompetensi sosial. Rambu-rambu penilaian kinerja kepala sekolah Dirjen Dikdasmen tahun 2000 yaitu : 1) Kemampuan menyusun program supervisi pengajaran, 2) Kemampuan melaksanakan program supervisi pengajaran, serta 3) Kemampuan adalah supervisi yang meliputi : 1. Unsur-unsur yang disupervisi kepala sekolah terhadap guru dalam meningkatkan kinerja guru, 2. Strategi supervisi yang tepat bagi peningkatan kinerja guru dan 3. Feed back dan tindak lanjut supervisi kepala sekolah dalam rangka peningkatan kinerja guru (Sudijono, 2009: 84).

  Berdasarkan observasi awal peneliti mencoba meneliti secara cermat dan baik bagaimana peranan kepala sekolah di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal dalam menjalankan tugas memberikan pengawasan terhadap guru dalam merencanakan pembelajaran, melakukan proses belajar mengajar, dan melaksanakan evaluasi pembelajarannya. Peneliti menemukan beberapa permasalahan kreatifitas guru dalam merencanakan pembelajaran, melakukan proses belajar mengajar, dan melakukan evaluasi pembelajaran setelah mengadakan observasi yaitu belum optimalnya kinerja guru di wilayah SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan. Perkembangan jumlah siswa dari tahun ke tahun di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan juga cenderung statis, artinya jumlah siswa yang masuk dengan jumlah siswa yang keluar hampir sama.

  Berdasarkan observasi awal tersebut, peneliti menganalisis dan mendeskripsikan secara kritis tugas dan aplikasi fungsi kepala sekolah sebagai upaya peningkatan kreatifitas guru di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan. Kelemahan guru dalam mengajar menjadi pokok penting pembahasan penelitian dimana peran kepala sekolah sebagai supervisor dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas belajar mengajar. Hal Kerja Lapangan 3 tahun terakhir, dimana kemampuan siswanya semakin menurun. Selain itu, jumlah siswa dalam 3 tahun terakhir juga mengalami penurunan. Hal tersebut sangat menarik untuk dilakukan penelitian, apakah penurunan kualitas dan kuantitas siswa tersebut akibat kurangnya kinerja guru.

  Apabila demikian, maka peran kepala sekolah sebagai supervisor juga menarik untuk dilakukan penelitian. Oleh karena itulah penulis mengambil judul “Supervisi Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Kasus di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2016)” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan?

  2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan?

C. Tujuan Penelitian

  Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran kepala sekolah dalam supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru. Sedangkan lebih khusus lagi sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji peneliti, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang : Huda Kecamatan Limbangan

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan.

D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut.

  1. Manfaat Teoritis

  a. Sebagai informasi bagi mahasiswa atau peneliti lain dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.

  b. Diharapkan hasil penelitian ini akan menambah khasanah kepustakaan sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

  a. Bagi guru Dapat memberikan masukan bagi guru mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sekaligus sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran.

  b.

  Bagi kepala sekolah Sebagai masukan terhadap pengembangan kompetensi strategi supervisi kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru pendidikan di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan. Selain itu, penelitian ini berguna untuk memberi informasi pemikiran yang konstruktif bagi kepala sekolah

  Memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja guru sehingga dapat mempermudah tujuan visi misi sekolah tercapai.

  c.

  Bagi Sekolah Menambah masukan dan peningkatan lembaga dan instansi pendidikan dalam mengembangkan lembaga khususnya bidang kompetensi strategi supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas-tugasnya.

E. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian yang sebenarnya dari judul tersebut, penulis jelaskan pengertian istilah-istilah yang ada di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh sebagai berikut :

1. Peran Kepala Sekolah

  Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah (Sudijono, 2006: 24). Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap terbentuknya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru.

  Fungsi kepala sekolah selain sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya (Hamalik, 2003). Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses belajar- mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya. Kepala sekolah juga sebagai supervisor berarti bahwa ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya (Sagala, 2004: 16). Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal.

  2. Supervisi Akademik Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sudijono, 2006: 48). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

  3. Kinerja Guru Kinerja guru dalam penelitian ini dimaknai sebagai kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pada kompetensi profesional dalam proses belajar mengajar, kompetensi pribadi dalam proses belajar mengajar, dan kompetensi sosial dalam proses belajar mengajar (Arikunto, 2006: 47)

  Indikator kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah (1) penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang diajarkan itu; (2) kemampuan mengelola program belajar mengajar; (3) kemampuan mengelola kelas; (4) kemampuan mengelola dan menggunakan media/sumber belajar; dan (5) kemampuan menilai prestasi belajar.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti (Sugiyono, 2009: 4).

  2. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan. Waktu penelitian dimulai bulan Nopember 2016 sampai dengan Pebruari 2017.

  3. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti (Sugiyono, 2009: 14). Subjek yang telah dipilih tersebut diharapkan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan.

4. Metode Pengumpulan Data

  Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif, tergantung beberapa faktor. Paling tidak ditentukan oleh faktor kejelasan tujuan dan permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/ metodologi, ketelitian dan kelengkapan data/ informasi itu sendiri.

  Dalam penelitian yang mendasarkan pada pendekatan kualitatif ini dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dan studi dokumentasi. Kedua teknik akan dijelaskan berikut ini, digunakan peneliti dalam rangka memperoleh informasi saling melengkapi.

  Wawancara; yaitu dengan melakukan tanya jawab atau mengkonfirmasikan kepada sampel penelitian dengan sistematis (wawancara terstruktur) (Arikunto, 2006: 38). Dalam wawancara ini, pertanyaan dan jawaban akan bersifat verbal atau semacam percakapan yang bertujuan memperoleh data atau informasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran dari wawancara adalah guru-guru di SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan dan sumber lainnya yang relevan.

  Studi dokumentasi; yaitu suatu alat penelitian yang bertujuan untuk melengkapi data (sebagai bukti pendukung), yang bersumber bukan dari manusia yang memungkinkan dilakukannya pengecekan untuk mengetahui kesesuiannya. Sumber data yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah dokumentasi pelaksanaan. observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah yaitu mengamati kepala sekolah saat melaksanakan kunjungan kelas dan diskusi dalam rangka pelaksanaan supervisi.

  Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur pengumpulan data yang memiliki pola yang pasti. Rianse (2009:6) mengatakan “masing- masing peneliti dapat memberi sejumlah petunjuk dan saran berdasarkan pengalaman masing- masing”, namun demikian Lincoln dan Guba (Rianse, 2009: 64) mengatakan terdapat rangkaian prosedur dasar yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif, prosedur itu meliputi tahap orientasi, eksplorasi, dan member check. Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap Orientasi

  Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan: Pendekatan kelembaga- lembaga yang menjadi lokasi penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang lokasi dan fokus masalah penelitian, serta memilih jumlah informan awal yang memadai untuk memperoleh informan yang tepat. Melakukan pendalaman terhadap sumber-sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, guna menyusun kerangka penelitian dan teori-teori. Melakukan wawancara awal untuk memperoleh informasi yang bersifat umum yang berkenaan dengan ruang lingkup penelitian ini.

  2. Tahap Eksplorasi Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan: Mengadakan wawancara secara intensif dengan subjek penelitian, yaitu kepala sekolah dan guru.

  3. Tahap Member check Pada tahap ini, semua data dan informasi yang telah dikumpulkan dan dicek ulang dengan metode triangulasi, untuk melihat kelengkapan atau kesempurnaan serta validitas data. Pengecekan data ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: Mengecek ulang data yang sudah terkumpul, baik data yang terkumpul dari wawancara, hasil observasi maupun dokumen. Meminta data atau informasi ulang kepada subjek penelitian apabila ternyata data yang terkumpul tersebut belum lengkap. Meminta penjelasan kepada pihak terkait tentang data pelaksanaan fungsi kepala sekolah yang melanjutkan serta data lain yang berhubungan dengan penelitian.

  5. Teknik Analisis Data

  Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen (1982) sebagaimana dikutip Moleong (2007:248), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain.

  McDrury (Collaborative Group Analysis of Data, 1999) seperti yang dikutip Moleong (2007:248) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: a.

  Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data, b.

  Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

  c.

  Menuliskan „model‟ yang ditemukan.

  d.

  Koding yang telah dilakukan.

  Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci, yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui situasi obyek penelitian. Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat transkrip hasil wawancara, dengan cara memutar kembali rekaman hasil wawancara, mendengarkan dengan seksama, kemudian menuliskan kata-kata yang didengar sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip, selanjutnya peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data. Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks penelitian atau mengabaikan kata-kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan bahasa informan.

  Analisis data dalam penelitian naturalisti kualitatif menurut Rianse (2009: 66) adalah proses mengatur data untuk ditafsirkan dan diketahui maknanya.

  a.

   Reduksi Data

  Tahap ini dilakukan dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan lapangan, dan dokumen, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari proyek yang diteliti yang berkenaan dengan fokus penelitian. Reduksi data dalam penelitian ini adalah mengambil hal-hal pokok yang dibutuhkan berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sehingga data yang tidak diperlukan tidak digunakan dalam penelitian.

  b.

   Display Data

  Pada tahap ini, dilakukan dengan merangkum hal- hal pokok yang ditemukan dalam susunan yang sismatis, yaitu data disusun dengan cara menggolongkannya ke dalam pola, tema, unit atau katagori, sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah, kemudian diberi makna sesuai materi penelitian. Lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan analisis dan interpretasi data adalah merupakan proses penyederhanaan dan trasformasi timbunan data mentah, sehingga menjadi kesimpulan- kesimpulan yang singkat, padat dan bermakna. Data yang ditampilkan c.

  Verifikasi Pada tahap ini dilakukan pengujian tentang kesimpulan yang telah diambil dengan data pembandingan yang bersumber dari hasil pengumpulan data dan penunjang lainnya. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis sehingga melahirkan kesimpulan yang diambil dilakukan dengan menghubungkan atau mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dengan teori-teori para ahli.

  Terutama teori yang menjadi kerangka acuan peneliti dan keterkaitannya dengan temuan- temuan dari penelitian lainnya yang relevan, melakukan proses member-chek mulai dari tahap orientasi sampai dengan kebenaran data terakhir, dan akhirnya membuat kesimpulan untuk dilaporkan sebagai hasil penelitian (Rianse, 2009: 67).

  Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan alur penelitian kualitatif sebagai berikut: Pengumpulan Penyajian data data

  Reduksi Penarikan Data Kesimpulan

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan Subyek, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data serta Sistematika Penulisan

  BAB II Kajian Pustaka A. Tinjauan tentang Fungsi Kepala Sekolah B. Tinjauan tentang Kinerja Guru BAB III Hasil Penelitian, berisi gambaran umum SMK Miftahul Huda Kecamatan Limbangan, Fungsi Kepala Sekolah, serta Kinerja Guru dan Fungsi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru BAB IV Analisis Data, meliputi analisis tentang Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru serta Pembahasan BAB V Penutup Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Kepala Sekolah

  1. Definisi Supervisi Menurut Kimbal Wiles (Tim Dosen UPI, 2009:312) Supervision is

  an assitance in the development of a better teaching-learning situation ,

  yaitu suatu bantuan dalam pengembangan peningkatan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

  Hal senada dikemukakan Sagala (2009:194) Supervisi adalah usaha memberikan pelayanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pelaksanaan supervisi adalah ”memberi layanan dan bantuan”.

  Supervisi merupakan salah satu bagian dari manajemen personal pendidikan. Supervisi di sekolah sering juga disebut pembinaan guru.

  Kegiatan supervisi pada prinsipnya merupakan kegiatan membantu dan melayani guru agar diperoleh guru yang lebih bermutu yang selanjutnya diharapkan terbentuk situasi proses belajar mengajar yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

  Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang dipimpinnya

  Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Danim, 2010: 146). Oleh sebab itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip,dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.

  Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sagala, 2009: 194). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

  Sergiovanni (dalam Wahyudi, 2010: 34) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan,misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas- aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

  Menurut Surachmad (2008:179) dimensi supervisi dalam pendidikan meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, kepribadian, kesejahteraan guru, pelayanan kepegawaian, serta jenjang karir. Purwanto (2010: 149) juga menyatakan bahwa supervisi meliputi pembinaan kinerja, kepribadian, dan profesional, sehingga membawa guru kepada sikap terbuka, terampil, jiwanya menyatu dengan tugas sebagai pendidik.

  Menurut Gaffar (2007:158-159) supervisi merupakan suatu keharusan untuk mengatasi permasalahan tugas di lapangan. Supervisi menekankan kepada pertumbuhan profesional dengan inti keahlian teknis serta perlu ditunjang oleh kepribadian dan sikap profesional.

  Berkaitan dengan materi pembinaan tersebut, Olivia (2007:18) menegaskan bahwa pondasi supervisi pendidikan adalah teknologi pembelajaran, teori kurikulum, interaksi kelompok, konseling, sosiologi, disiplin ilmu, evaluasi, manajemen, teori belajar, sejarah pendidikan, teori komunikasi, teori kepribadian, dan filsafat pendidikan.

  Secara prinsip, supervisi merupakan upaya menasehati atau mengingatkan sebagaimana ayat Al Qur‟an dalam Surat Al Maidah ayat 2

  

              

    

“……dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah

Amat berat siksa-Nya.

  Ayat tersebut menjelaskan bahwa tolong menolong untuk mengerjakan kebaikan merupakan bagian hal yang dianjurkan, sebagaimana pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah.

  Disamping itu, supervisi seharusnya merupakan program yang didesain oleh sekolah maupun organisasi pembantu dan penyelenggaraan pendidikan serta didukung oleh kegiatan yang diadakan oleh pihak guru. Menurut Orlosky (2006:53) supervisi merupakan proses yang didesain oleh sekolah untuk memajukan kualitas serta kuantitas anggota staf yang diperlukan untuk memecahkan masalah, demi tercapainya tujuan sekolah. Supervisi hendaknya dilaksanakan melalui beberapa langkah, terus-menerus, berkesinambungan, dan pihak pembina tanpa mengenal bosan.

  Menurut Pidarta (2009:76) untuk memenuhi tugas tersebut, kepala sekolah tidak dibenarkan bekerja hanya untuk kejayaan sekolah pada itu. Kepala sekolah tidak boleh bekerja hanya untuk membuat nama dirinya baik dengan cara membina guru-guru agar rajin dan tepat waktu, agar roda perjalanan organisasi sekolah berjalan dengan lancar tanpa memikirkan masa depan guru.

  2. Macam-macam Supervisi Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 57 tentang Standar Nasional Pendidikan, supervisi dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas sekolah. Penyusunan program supervisi difokuskan pada pembinaan kepala sekolah dan guru, pemantauan delapan standar nasional pendidikan, dan penilaian kinerja kepala sekolah dan guru. Untuk menjalankan tugas pokoknya, pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, yaitu supervisi manajerial dan supervisi akademik (Sudjana, 2011: 67).

a. Supervisi Akademik

  Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka, melalui kegiatan sebagai berikut:

  1) Pembinaan;

  a) Tujuan : (1) Meningkatkan pemahaman kompetensi guru terutama

  (Tupoksi guru, Kompetensi guru, pemahaman kurikulum) (2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pengimplementasian

  Standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan dan standar penilaian (pola pembelajaran KTSP, pengembangan silabus dan RPP, pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar dan penulisan butir soal)

  (3) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  2) Ruang Lingkup :

  a) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun administrasi perencanaan pembelajaran/program bimbingan

  b) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan c) Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik d) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan media dan sumber belajar e) Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar f) Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai tugas membimbing dan melatih peserta didik informasi dan komunikasi untuk pembelajaran

  h) Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan i) Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya

  3) Pemantauan Pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar penilaian.

  4) Penilaian (Kinerja Guru) :

  a) Merencanakan pembelajaran

  b) Melaksanakan pembelajaran

  c) Menilai hasil pembelajaran

  d) Membimbing dan melatih peserta didik

  e) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru

b. Supervisi Manajerial

  Supervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas sekolah yang mencangkup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga pendidik, manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dalam mengelola administrasi pendidikan, seperti : 1) Administrasi kurikulum 2) Administrasi keuangan 3) Administrasi sarana prasarana/perlengkapan 4) Administrasi personal atau ketenagaan 5) Administrasi kesiswaan 6) Administrasi hubungan sekolah dan masyarakat 7) Administrasi budaya dan lingkungan sekolah 8) Aspek-aspek administrasi lainnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

  Sudjana dkk (2011:22) mengemukakan bahwa kegiatan pengawas sekolah dalam supervisi manajerial sebagai berikut : 1) Pembinaan;

  a). Tujuan Tujuan pembinaan kepala sekolah yaitu peningkatan pemahaman dan pengimplementasian kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP)

  2). Ruang Lingkup

  a) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajeman b) Membantu kepala sekolah melakukan evaluasi diri sekolah