PROFIL KADAR INTERLEUKIN-31 SERUM PADA PASIEN DERMATITIS ATOPIK DI RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

KARYA AKHIR

  

PROFIL KADAR INTERLEUKIN-31 SERUM

PADA PASIEN DERMATITIS ATOPIK

DI RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

  

DEWI KUSUMAWATI

DEPARTEMEN / SMF KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

  

2016

  

PROFIL KADAR INTERLEUKIN-31 SERUM

PADA PASIEN DERMATITIS ATOPIK

DI RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

KARYA AKHIR

diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

pada Program Pendidikan Dokter Spesialis I

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

  

Surabaya

DEWI KUSUMAWATI

  

DEPARTEMEN / SMF KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

2016

PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya: Nama : Dewi Kusumawati NIM : 011080406 Program Studi : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Jenjang : PPDS I

  Menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiat dalam penulisan hasil penelitian saya yang berjudul:

  

PROFIL KADAR INTERLEUKIN-31 SERUM

PADA PASIEN DERMATITIS ATOPIK

DI RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

  Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

  Surabaya, Februari 2016 (Dewi Kusumawati)

UCAPAN TERIMA KASIH

  Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan karya akhir ini. Saya menyadari bahwa pembuatan karya akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan, kerjasama, dan doa restu dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

   Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dan Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis I Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis I.

   Dr. dr. M. Yulianto Listiawan, SpKK(K) sebagai Ketua Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga saat ini, serta dr. Iskandar Zulkarnain, SpKK(K) dan Prof. dr.

  Hari Sukanto, SpKK(K) sebagai Ketua Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga terdahulu yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan di departemen yang beliau pimpin.  dr. Sawitri, SpKK(K) dan dr. Linda Astari SpKK sebagai ketua dan sekretaris program studi saat ini, serta Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, SpKK(K) dan dr. Iskandar Zulkarnain, SpKK(K) sebagai ketua program studi terdahulu yang telah memberikan banyak bimbingan dan perhatian selama masa pendidikan.

   Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, SpKK(K) dan dr. Rahmadewi, SpKK sebagai pembimbing penelitian yang telah memberikan ide, saran, kritik, dan dukungan yang sangat besar hingga karya akhir ini dapat diselesaikan.

   dr. Marsudi Hutomo, SpKK(K), dr. Dwi Murtiastutik, SpKK(K), dan dr.

  Diah Mira Indramaya, SpKK yang telah meluangkan waktu untuk menguji karya akhir ini serta memberikan kritik dan saran yang membangun.  Seluruh staf pengajar di Departemen/SMF Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah mendidik dan membimbing saya selama mengikuti pendidikan.

   Teman sejawat PPDS I Ilmu Kesehatan Kulit dan kelamin atas seluruh kerjasama, bantuan, dukungan, dan perhatian yang diberikan selama masa pendidikan.

   Seluruh pegawai Departemen/SMF Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan selama masa pendidikan.

   Seluruh tenaga medis dan non medis di Unit Rawat Jalan (URJ) dan Instalasi Rawat Inap (IRNA) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan selama masa pendidikan.

   Seluruh pasien URJ dan IRNA Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD dr.

  Soetomo Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, suami, dan seluruh keluarga saya atas kasih sayang, doa, serta dukungan yang diberikan selama saya menempuh pendidikan.

  Terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapar saya sebutkan satu per satu, yang telah membantu saya dalam penelitian ini dan selama masa pendidikan.

  Akhir kata saya mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan karya akhir ini. Segala kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati. Semoga karya akhir ini dapat berguna bagi semua pihak.

  Surabaya, Februari 2016

  Dewi Kusumawati

RINGKASAN PENELITIAN

  Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit keradangan kulit kronis residif yang ditandai dengan dermatitis dan pruritus berat. DA merupakan masalah kesehatan yang besar karena dapat menurunkan kualitas hidup pasien secara signifikan dengan insiden yang terus mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir. Terapi DA yang tersedia saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Di masa mendatang diharapkan dapat terjadi perbaikan pada tatalaksana DA. Interleukin-31 (IL-31) merupakan anggota famili sitokin tipe IL-6 yang terutama dihasilkan oleh sel limfosit T. Tikus transgenik dengan overekspresi IL-31 mengalami pruritus berat dan dermatitis kronis yang menyerupai lesi kulit pasien DA. Pemberian antibodi terhadap IL-31 atau reseptornya dapat menurunkan tingkah laku menggaruk dan memperbaiki dermatitis yang terjadi pada tikus. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa selain bersifat pruritogen, IL-31 dapat meningkatkan respon inflamasi melalui produksi sitokin dan kemokin proinflamasi, serta menurunkan fungsi sawar kulit melalui hambatan pada proliferasi dan diferensisasi keratinosit. Oleh karena itu,

  IL-31 tampaknya memiliki potensi besar untuk menjadi target terapi DA yang efektif.

  Penelitian deskriptif observasional potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui kadar IL-31 serum pada pasien DA di Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD dr. Soetomo Surabaya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mempelajari lebih dalam mengenai peran IL-31 pada patogenesis DA. Penelitian dilakukan sejak bulan November 2015 hingga Januari 2016. Pasien DA yang memenuhi kriteria Williams dengan keadaan umum baik dan bersedia menandatangani informed consent dimasukkan ke dalam penelitian. Seluruh pasien tidak sedang mendapatkan terapi kortikosteroid sistemik, imunosupresif, maupun fototerapi, dan tidak menderita urtikaria kronis atau dermatitis kontak alergika. Kadar IL-31 serum diperiksa di laboratorium Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga Surabaya menggunakan metode ELISA (Human IL-31 Legend max).

  Didapatkan 34 subjek penelitian yang terdiri atas 18 orang laki-laki (52,9%) dan 16 orang perempuan (47,1%). Subjek penelitian pada kelompok usia bayi dan anak-anak (55,9%) lebih banyak dibandingkan kelompok usia dewasa (44,1%). Sebagian besar subjek penelitian mengalami DA dengan derajat keparahan sedang (50,0%), diikuti dengan derajat keparahan berat (29,4%), dan derajat keparahan ringan (20,6%). Hasil menunjukkan bahwa rerata kadar IL-31 serum pada pasien DA di penelitian ini adalah 99,43±72,91 pg/mL dengan kadar terendah 6,84 pg/mL dan kadar tertinggi 281,25 pg/mL. Rerata kadar IL-31 serum pada pasien DA dengan derajat keparahan ringan adalah 71,15±84,26 pg/mL, derajat keparahan sedang adalah 76,78±42,72 pg/mL, dan derajat keparahan berat adalah 157,72±78,38 pg/mL. Rerata kadar IL-31 serum pada pasien DA dengan pruritus ringan adalah 87,47±72,28 pg/mL, pruritus sedang adalah 70,41±45,87 pg/mL, pruritus berat adalah 133,04±78,33 pg/mL, dan pruritus sangat berat adalah 205,08±107,73 pg/mL

  Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang melaporkan kadar IL-31 serum pada pasien DA, namun didapatkan hasil yang sangat bervariasi. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan pada metode pemeriksaan atau jenis reagen yang digunakan, serta perbedaan pada karakteristik subjek penelitian. Kelemahan penelitian ini adalah desain yang bersifat deskriptif dan tidak dilakukan pemeriksaan pada kontrol, sehingga tidak dapat diketahui apakah kadar

  IL-31 serum pada pasien DA di penelitian ini lebih tinggi dibandingkan orang normal. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih baik, dengan menambahkan pemeriksaan konfirmasi untuk memastikan adanya peningkatan IL-31 pada pasien DA.

  

ABSTRACT

PROFILE OF INTERLEUKIN-31 SERUM LEVELS

  

IN ATOPIC DERMATITIS PATIENTS

AT DR. SOETOMO GENERAL HOSPITAL SURABAYA

  Dewi Kusumawati, Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Rahmadewi

  

Background: Atopic dermatitis (AD) is a chronic inflammatory skin disorder

  characterized by pruritic skin lesion. Pathogenesis of AD is not fully understood, but recent studies demonstrate the role of interleukin-31 (IL-31). Purpose: To evaluate the serum level of IL-31 in AD patients. Method: Thirty-four AD patients defined according to the criteria of United Kingdom (UK) Working Party were included in this descriptive observational cross-sectional study. Samples were taken from peripheral venous blood and IL-31 serum levels were measured using ELISA. Result: Mean IL-31 serum level was 99,43±72,91 pg/mL, with the lowest level of 6,84 pg/mL and the highest level of 281,25 pg/mL. Conclusion:

  IL-31 seems to have a role in atopic dermatitis but further investigation is still needed.

  Keywords: Atopic dermatitis, atopic eczema, serum interleukin-31

DAFTAR ISI

  Sampul dalam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i Prasyarat gelar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii Lembar pengesahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii Pernyataan orisinalitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v Ucapan terima kasih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi Ringkasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi Daftar Tabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv Daftar Gambar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xv Daftar Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvi Daftar Singkatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvii BAB 1. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  1 1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  1 1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4 1.3 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4

  1.3.1

  4 Tujuan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  1.3.2

  4 Tujuan Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  1.4 Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4

  1.4.1

  4 Manfaat Teoritis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  1.4.2

  4 Manfaat Praktis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5 2.1 Dermatitis Atopik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5

  2.1.1

  5 Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.1.2

  5 Epidemiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.1.3

  6 Patogenesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.1.4

  12 Manifestasi Klinis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.1.5

  13 Diagnosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.1.5.1

  13 Kriteria Diagnosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.1.5.2

  14 Penilaian Derajat Keparahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.1.6

  14 Tatalaksana . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.2 Interleukin-31 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  16

  2.2.1

  16 Sitokin Interleukin-31 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.2.2

  18 Reseptor Interleukin-31 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.2.3

  21 Interleukin-31 pada Hewan Coba . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.2.4

  22 Interleukin-31 pada Dermatitis Atopik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.2.4.1 Peran Interleukin-31 pada Inflamasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  39

  41

  41

  40

  40

  40

  40

  39

  42

  39

  39

  38

  38

  38

  38

  41

  42

  38

  43

  45

  44

  44

  44

  43

  43

  5.2.3 Riwayat atopi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  42

  5.2.2 Lama sakit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.2.1 Lama keluhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.2 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.1.2 Usia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.1.1 Jenis kelamin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.1 Karakteristik Dasar Subjek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  42 BAB 5. HASIL PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  38

  38

  2.2.4.2 Peran Interleukin-31 pada Sawar Kulit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  34 BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.1 Rancangan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  37 BAB 4. METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  36

  36

  3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  3.1 Kerangka Konseptual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  29

  4.2.1 Populasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  28

  28

  27

  2.2.6 Interleukin-31 pada Penyakit Lain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.2.5 Regulasi Interleukin-31 dan IL-31RA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2.2.4.3 Peran Interleukin-31 pada Pruritus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.2 Populasi dan Sampel Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.2.2 Sampel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.9 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.6 Alur Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.8.2 Bahan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.8.1 Alat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.8 Alat dan Bahan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.7.2 Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.7.1 Tempat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.7 Tempat dan Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.5.2 Definisi Operasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.3 Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel . . . . . . . . . . . . . . .

  4.5.1 Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.4.2 Kriteria Penolakan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.4.1 Kriteria Penerimaan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.4 Kriteria Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.3.2 Teknik Pengambilan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.3.1 Besar Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  45

  5.2.4 Faktor Pencetus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  6.3 Kadar Interleukin-31 Serum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  53

  54

  55

  56

  57

  58

  59 BAB 6. PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  6.1 Karakteristik Dasar Subjek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  6.2 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  60

  51

  60

  61

  64 BAB 7. SIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  7.1 Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  7.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  75

  75

  75 Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  76

  52

  50

  5.2.5 Riwayat terapi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.3.5 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Faktor Pencetus . . . . . . . . . . . . .

  5.2.6 Tipe lesi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.2.7 Tanda infeksi sekunder . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.2.8 Derajat keparahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.2.9 Derajat pruritus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.3 Kadar Interleukin-31 Serum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.3.1 Rerata Kadar IL -31 Serum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.3.2 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Lama Keluhan . . . . . . . . . . . . . .

  5.3.3 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Lama Sakit . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.3.4 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Riwayat Atopi . . . . . . . . . . . . . . .

  5.3.6 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Riwayat Terapi . . . . . . . . . . . . . .

  50

  5.3.7 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Tipe Lesi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.3.8 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Infeksi Sekunder . . . . . . . . . . .

  5.3.9 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Derajat Keparahan . . . . . . . . . . .

  5.3.10 Kadar IL-31 Serum Berdasarkan Derajat Pruritus . . . . . . . . . . . . . .

  46

  46

  47

  47

  48

  48

  82

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Williams. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  48 Tabel 5.11 Distribusi subjek penelitian berdasarkan derajat pruritus. . . . .

  58 Tabel 5.22 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan derajat pruritus. . . . . . .

  57 Tabel 5.21 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan derajat keparahan DA.

  56 Tabel 5.20 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan tanda infeksi sekunder.

  55 Tabel 5.19 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan tipe lesi. . . . . . . . . . . . .

  54 Tabel 5.18 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan riwayat terapi. . . . . . . .

  53 Tabel 5.17 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan faktor pencetus DA. . .

  52 Tabel 5.16 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan riwayat atopi pasien atau keluarga. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  51 Tabel 5.15 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan lama sakit. . . . . . . . . . .

  50 Tabel 5.14 Rerata kadar IL-31 serum berdasarkan lama keluhan . . . . . . . .

  49 Tabel 5.13 Rerata kadar IL-31 serum pada subjek penelitian. . . . . . . . . . .

  48 Tabel 5.12 Riwayat terapi pada subjek penelitian dengan berbagai derajat pruritus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  47 Tabel 5.10 Distribusi subjek penelitian berdasarkan derajat keparahan. . .

  13 Tabel 2.2 Penilaian SCORAD. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  47 Tabel 5.9 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tanda infeksi sekunder. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  46 Tabel 5.8 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tipe lesi. . . . . . . . . . .

  46 Tabel 5.7 Distribusi subjek penelitian berdasarkan riwayat terapi . . . . . .

  45 Tabel 5.6 Jenis faktor pencetus pada subjek penelitian . . . . . . . . . . . . . . .

  45 Tabel 5.5 Riwayat atopi pada subjek penelitian dan keluarga . . . . . . . . .

Tabel 5.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan lama keluhan. . . . . . . 44 Tabel 5.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan lama sakit. . . . . . . . .Tabel 5.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok usia. . . . . . 44

  25 Tabel 5.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. . . . . . . 43

  20 Tabel 2.5 Penelitian mengenai kadar IL-31 serum pada DA. . . . . . . . . . .

  18 Tabel 2.4 Sel yang Mengekspresikan IL-31RA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  14 Tabel 2.3 Sel yang Menghasilkan IL-31. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  59

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patogenesis DA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 5.3 Kadar IL-31 serum berdasarkan lama sakit. . . . . . . . . . . . . . 52 Gambar 5.4 Kadar IL-31 serum berdasarkan riwayat atopi. . . . . . . . . . .Gambar 5.8 Kadar IL-31 serum berdasarkan infeksi sekunder. . . . . . . . . 57 Gambar 5.9 Kadar IL-31 serum berdasarkan derajat keparahan . . . . . . .

  Kadar IL-31 serum berdasarkan tipe lesi. . . . . . . . . . . . . . . . 56

  Gambar 5.7

  Kadar IL-31 serum berdasarkan riwayat terapi. . . . . . . . . . . 55

  Gambar 5.6

  53 Gambar 5.5 Kadar IL-31 serum berdasarkan faktor pencetus. . . . . . . . . . 54

  50 Gambar 5.2 Kadar IL-31 serum berdasarkan lama keluhan . . . . . . . . . . . 51

  10 Gambar 2.2 Sitokin tipe IL-6 dan kompleks reseptornya. . . . . . . . . . . . .

  33 Gambar 5.1 Kadar IL-31 serum. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  Regulasi IL-31. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32 Gambar 2.6 Regulasi IL-31RA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  Gambar 2.5

  Peran sentral IL-31 pada DA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26

  Gambar 2.4

  17 Gambar 2.3 Kompleks reseptor IL-31. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

  58 Gambar 5.10 Kadar IL-31 serum berdasarkan derajat pruritus. . . . . . . . . . 59