PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN MATERI FIQIH MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING) PENGARUHNYA TERHADAO MI MA'ARIF PESIDI KEC.GRABAG KAB.MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

  

PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN MATERI FIQIH

MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN TERBIM BING

(GUIDED NOTE TAKING) PENGARUHNYA TERHADAP

PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PADA SISW A KELAS V

  

MI M A'ARI F PESID I KEC. GRABAG KAB. MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0

S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

  

H A S IM A S A R I

NIM: 11408139

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NOTA PEMBIMBING

  Lampiran : Hal : Naskah Skripsi Yth. Ketua STAIN Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti, mengadakan perbaikan seperlunya, maka dengan ini naskah saudara: Nama : H ASI M ASARI NIM : 11408139 Judul : PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN

  

MATERI F1QIH MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN

TERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING) PENGARUHNYA TERHADAP

PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PADA SISWA KELAS V MI

MA’ARIF PESIDI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

  Demikian ini kami mohon, agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Demikian harap menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  ]l. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, Faks. 3 23433 Salatiga 50721

   PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi saudara Hasim Asari dengan Nomor induk Mahasis 11408139 yang

berjudul : PENINGKATAN PERHATIAN DAN PENGUASAAN MATERI FIQIH

MELALUI METODE MEMBUAT CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE

TAKING) PENGARUHNYA TERHADAP PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR

PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF PESIDI KECAMATAN GRABAG

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

  Telah dimunasaqohkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah

Tinggi Agama Islam negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu tanggal 28 September 2010

dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  Salatiga, 28 Romadhon 1431 H.

  28 September 2010 Panitia Sidang

  v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  4 Saya yang bertanda tangan di bawah in i:

  Nama : HASIM ASARI NIM : 11408139 Jurusan : Tarbiyah Program Studi

  : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tulisan ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Grabag, Agustus 2010 Yang Menyatakan

HASIM ASARI

  NIM. 11408139

  

MOTTO

Bersahabatlah dengan impian dan kerjarlah ia dengan ketekunan.

  

Belajarlah, karena tidak ada orang yang dilahirkan dalam keadaan

pandai Coba dan perhatikan maka jadilah orang yang tahu. Jangan katakana tidak bisa sebelum mencoba

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada : ❖ Dosen Pembimbing yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

  • ♦ * Semua Dosen yang telah mendukung, membimbing, mengarahkan saya selama perkuliahan.

  ♦ t* Ibu tersayang dan keluarga. ❖ Keluarga besar MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag

  Kabupaten Magelang ❖ Teman-temanku mahasiswa yang senasib dan seperjuangan.

  Almamater tercinta.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberikan rahmat, taufiq serta hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi tepat pada waktunya.

  Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini, telah melibatkan banyak orang, dalam menyukseskan tugas penelitian ini dari awal sampai akhir.

  Untuk itu, tiada kata yang pantas untuk diucapkan, kecuali ungkapan terima kasih yang setulus-tulusnya, terutama yang terhormat:

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Program Studi PAI Ekstensi.

  3. Bapak Haryo Aji Nugroho, S.Sos, selaku pembimbing yang telah mencurahkan tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

  4. Bapak Yusuf Rifa’i, A.Ma, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI Ma’arif Pesidi yang beliau bombing.

  5. Ibu Nurul Hidayah, A.Ma, selaku observator penelitian berlangsung.

  6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberi dorongan dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan para pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran yang konstruktif untuk penelitian selanjutnya.

  Grabag, 12 Agustus 2010 Penulis

HASIM ASARI

  NIM. 11408139 dengan antusias. Metode ini sangat sesuai terhadap peserta didik. Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian merekomendasikan metode membuat catatan terbimbing agar dapat meningkatkan perhatian dan penguasaan materi Fiqih.

  

ABSTRAK

  Hasim Asari, 2010, Peningkatan perhatian dan penguasaan materi Fiqih melalui metode membuat catatan terbimbing (guided note taking) pengaruhnya terhadap pencapaian ketuntasan belajar pada siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Haryo Aji Nugroho, S.Sos.M.Pd

  Kata K unci

  : Peningkatan perhatian dan penguasaan materi Fiqih melalui metode membuat catatan terbimbing (guided note taking). Penelitian ini merupakan upaya model pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah : (1) Bagaimana kondisi pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Pesidi sebelum menggunakan metode catatan terbimbing? (2) Bagaimana proses pembelajaran selama memakai metode membuat catatan terbimbing di

  MI Ma’arif Pesidi? (3) Sejauhmana efektifitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dalam meningkatkan perhatian dan penguasaan materi Fiqih di MI Ma’arif Pesidi kelas V?

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (a) Perhatian dan penguasaan materi MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang sebelum menggunakan metode membuat catatan terbimbing (guided note taking) sangat rendah, (b) Penguasaan materi pada pra siklus I yaitu 71,4%. Kemudian pada siklus I menjadi 83,3%. Sedangkan perhatian (antusiasme) siswa meningkat pada siklus I yaitu 90%. Kemudian pada siklus III menjadi 95%. (c) Metode membuat catatan terbimbing terbukti efektif untuk meningkatkan penguasaan materi Fiqih pada siswa kelas V MI Ma’arif Pesidi, berdasarkan ketuntasan belajar siswa pada

  siklus III = 88,9% yang melampaui ketuntasan minimal 85%.

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  BABU KAJIAN PUSTAKA

  

  

  

  

  

  

  

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  8. Nama Responden Siswa Kelas V MI Ma’arif Pesidi Kecamatan

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Tabel 2 Daftar Guru MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

  Tabel 3 Daftar Siswa Ml Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun

   Tabel

  Tabel 8 Prosentase Hasil Test/Evaluasi Kelas V MI Ma’arif Pesidi Siklus II Tahun

   Grafik 1 Grafik Prosentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus II I. 57 Grafik 2 Grafik Prosentase Perhatian Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ... 58

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan dasar, yang sebagaimana disebutkan juga dalam peraturan perundang-undangan Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 17 ayat (2) bahwa pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau berbentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

  Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.1 Madrasah Ibtidaiyah adalah jenjang pendidikan dasar yang melandasi jenjang pendidikan menengah mempunyai peran dan fungsi yang sama dengan bentuk pendidikan yang lain. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.2

  Masalah atau pertanyaan yang kemudian muncul adalah sudahkah Madrasah Ibtidaiyah di negara kita menerapkan manajemen yang professional? Sebagai lembaga yang mewakili simbol agama, madrasah semakin banyak di negeri ini pada dasarnya sudah menjadi keniscayaan. Dan menjadi keniscayaan pula manakala diikuti dengan manajemen yang berkualitas. Boleh dikata jika madrasah terus bertambah, sedangkan

  2 manajemen kualitas dinafikan pasti akan membuat stigma nama Departemen Agama itu sendiri. Hingga sekarang, opini publik mengatakan bahwa madrasah masih melawan arus model pendidikan Islami dan belum mampu menjadikan dirinya sebagai entry point yang berupa aksioma, yaitu lembaga pendidikan yang sebenarnya mengandung nilai kebenaran untuk diragukan lagi berubah menjadi model pendidikan yang formalitas, jauh dari aplikasi ajaran agama.3

  Membangun madrasah yang berkualitas perlu memaksimalkan peran dan fungsinya sebagaimana pisau yang bermata dua. Yakni satu sisi madrasah sebagai pewaris dan pelestari nilai Agama Islam, sedangkan disisi lain sebagai pengemban ilmu, seni dalam rangka mewarnai pembangunan nasional yang agamis, moralis, etis, dan estetis sebagaimana yang diamanatkan fungsi pendidikan nasional dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003.4

  Suatu bidang ilmu yang diajarkan di madrasah selazimnya mencakup dimensi pengetahuan (knowledgej, keterampilan (skill) dan nilai (values).

  Hal ini sesuai ide pokok mata pelajaran Fiqih yang peneliti pilih, yaitu mengarahkan peserta didik untuk menjadi muslim yang taat dan saleh dengan mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam sehingga menjadi dasar pandangan hidup (way o f life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman peserta didik sehingga

3 Thoifuri, Ijasah MA Mengapa Diragukan?, Rindang, Desember 2007, hlm.25

  3 menjadi muslim yang selalu bertambah keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.5

  Fiqih dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk umat Islam yang baik sesuai dengan syariat Islam, falsafah bangsa dan konstitusi negara Rapublik Indonesia.6 Untuk mencapai tuntutan tersebut MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang mewajibkan anak yang memahami dan menguasai pengetahuan fiqih (fiqh

  knowledge) dan keterampilan fiqih (Fiqh Skill) akan menjadi seorang muslim yang ahli beribadah (muta’abid).

  Jean Peaget berpendapat bahwa pengetahuan yang didapat peserta didik dibangun dalam pikiran melalui proses asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah proses yang dilakukan peserta didik dengan cara pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru. Sedangkan ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali secara terus menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi.7

  Jean Peaget berpendapat, pengetahuan dapat dimengerti bila sudah melalui proses adaptasi intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga terbentuk pengertian baru.8 Dengan pertimbangan pendapat Jean Peaget, peneliti mencoba metode

  5 Pedoman Khusus Fiqih, Buku D-13, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Depag RI, Jakarta.2004, hlm.2

  6 Ibid, hlm.3

  7 Jean Peaget dalam Arif Rahman, Memahami pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Laksbang

  4 membuat catatan terbimbing (Guded Note Taking) untuk peserta didik. Melalui metode ini diharapkan materi mata pelajaran Fiqih dapat disampaikan lebih efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena dengan membuat catatan terbimbing siswa tertantang untuk melengkapi kalimat menjadi kalimat yang sempurna. Harapannya peserta didik mampu menyusun struktur pikiran karena adanya informasi baru yang diperoleh (melalui proses akomodasi).

  Jika dikaitkan dengan membuat catatan terbimbing, maka salah satu masalah yang dihadapi oleh pendidik dan pengajar Agama Islam sekarang adalah bagaimana cara mengajarkan agama pada anak didik sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien.

  Berdasarkan pertimbangan diatas, maka salah satu alternatif mengajar peserta didik materi fiqih adalah dengan menggunakan metode membuat catatan terbimbing (Guided Note Taking) untuk menumbuhkan perhatian atau minat dan penguasaan materi.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

  1. Sejauhmana efektifitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dalam meningkatkan perhatian siswa kelas V MI Ma’arif Pesidi terhadap materi Fiqih?

  5

  2. Sejauhmana efektifitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dalam meningkatkan penguasaan materi fiqih di MI Ma’arif Pesidi kelas V?

  C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, peneliti menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dapat meningkatkan perhatian.

  2. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan metode membuat catatan terbimbing dapat meningkatkan penguasaan materi fiqih.

D. Hipotesa Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut: “Penggunaan metode membuat catatan terbimbing sangat efektif dalam meningkatkan perhatian dan penguasaan materi fiqih pengaruhnya terhadap pencapaian ketuntasan belajar pada siswa kelas V MI pada umumnya, khususnya MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag”.

  E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini didasarkan pada manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

  6

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguji apakah metode membuat catatan terbimbing mampu untuk meningkatkan perhatian dan penguasaan materi fiqih.

  2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah memberi masukan bagi sekolah, guru, agar menjadi bahan pertimbangan proses belajar mengajar guna meningkatkan pembelajaran fiqih di lembaga pendidikan khususnya MI Ma’arif Pesidi Kecamatan Grabag.

F. Definisi Operasional

  Untuk mengantisipasi adanya salah persepsi terhadap judul skripsi, maka penulis perlu menjelaskan beberapa kata kunci dari judul penelitian :

  1. Perhatian Yang dimaksud “perhatian” dalam penelitian ini mengacu pada definisi Wasty Soemanto (1990:13) yaitu kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Dengan kata lain perhatian merupakan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek tertentu/'

  2. Penguasaan Kata “Penguasaan” berasal dari kata dasar kuasa yang berarti a. kuat, b. hak atas sesusatu, c. dapat melakukan. (Seno Subro, 2000:573).

  7 Peneliti maksud dengan penguasaan dalam penelitian ini adalah dapat melakukan sesuatu setelah ada penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.

  3. Materi Fiqih Materi Fiqih adalah salah satu mata pelajaran MI. Adapun di skripsi ini khusus materi kelas V mengenai haji dan umroh.

  4. Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) Catatan terbimbing merupakan merupakan catatan hand out yang berisi informasi dengan ruang khusus untuk menulis poin-poin materi. (Mei Siberman, 2004:103).

  G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Tema ini akan diteliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.

  Penelitian Tindakan Kelas akan mencermati kegiatan belajar Fiqih dalam sebuah kelas sacara bersama. Karakteristik penelitian tindakan kelas adalah peneliti terlibat langsung dalam kegiatan penelitian, melalui serangkaian tindakan yang dilakukan. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah adanya keinginan peneliti untuk memecahkan masalahnya melalui tindakan / intervensi yang sudah dipertimbangkan dengan sungguh-sunguh, sehingga hasilnya akan mampu menumbuhkan perubahan yang mengarah pada perbaikan proses pembelajaran. Hal

  8 serupa diungkapkan Suhaijono (2002:61), bahwa penelitian tindakan kelas dapat bermanfaat untuk : a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. i

  b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar sekolah.

  c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

  d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di sekolah.10 Teknik yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Muh. Doyin (2009:125), meliputi: a. Rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan, dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

  b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran melalui metode membuat catatan terbimbing.

  c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

  9 d. Rancangan atau rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan, membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada tindakan selanjutnya.

  2. Subjek Penelitian Penelitian akan dilakukan pada siswa-siswi kelas V MI Ma’arif

  Pesidi Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang 2009/2010 dalam mata pelajaran Fiqih, pokok bahasan “haji dan umroh”.

  3. Langkah-langkah / Siklus Penelitian Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi beberapa siklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Pada setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap kegiatan / pelaksanaan, tahap pengumpulan data, observasi, refleksi dan revisi.

  4. Instrumen Penelitian Instrument penelitian yaitu alat atau fasilitas yang digunakan dalam pengumpulan data, supaya pekeijaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik

  (lebih cermat, lengkap dan sistematis). Instrumen yang digunakan adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Absen Siswa dan Lembar Penilaian.

  5. Teknik Pengumpulan Data

  a. Observasi Untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang sekolah serta gambaran secara umum keadaan sekolah, kondisi sebelum menggunakan metode guided note taking.

  b. Dokumentasi Untuk mengetahui hasil penguasaan materi fiqih siswa sebelum menggunakan metode membuat catatan terbimbing atau sebelum adanya penelitian dan sesudah menggunakan metode membuat catatan terbimbing.

  c. Test Digunakan catatan terbimbing dan lembar test, yang harus dikerjakan sebagai test awal dan akhir.

  6. Teknik Analisa Data Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Disusun kemudian dianalisa secara deskriptif, untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah diterimanya. Hasil atas siswa dilakukan analisis secara kualitatif. Ukuran pencapaian hasil adalah ketuntasan belajar.

  Cara untuk mengetahui ketuntasan siswa pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

  11 a. Merekapitulasi hasil tes

  b. Menghitung jumlah skor yang dicapai dan prosentase nilainya, dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar sebagai berikut: Siswa dikatakan tuntas secara individu jika memperoleh nilai 60, sedangkan tuntas secara global jika siswa yang tuntas secara individu mencapai 80% dari jumlah siswa-siswi kelas V yang telah memiliki daya serap lebih dari 60%.

  c. Melakukan analisis hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama melakukan penelitian tindakan kelas.

H. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab berisi sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesa Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian

  2. Subjek Penelitian

  3. Langkah-langkah

  4. Instrumen Penelitian

  5. Pengumpulan Data

  6. Analisis Data

  H. Sistematika Penulisan

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran

  1. Makna belajar

  a. Belajar

  b. Gaya belajar

  2. Makna mengajar

  B. Strategi Pembelajaran

  1. Pembelajaran aktif

  2. Catatan terbimbing (Guided Note Taking)

  BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi B. Subjek Penelitian C. Penyajian Data. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif B. Pengujian Hipotesa

  C. Pembahasan.

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil Akhir B. Saran-Saran

  

BAB n

KAJIAN PUSTAKA

A. Makna Belajar

1. Belajar

  Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila teijadi kegiatan belajar siswa. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pelajaran (proses mempelajari materi) yang dicapai peserta didik.

  Belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.11 Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

  15 hanya mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi / materi pelajaran, tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi itulah teijadi serangkaian pengalaman belajar.

  William Burton mengemukakan bahwa “ A good learning situation

  consist o f a rich and varied series o f learning experience unified a round a vigorous purpose, and carried on in interaction with a rich, varied and provocative environment” (Oemar Hamalic, 2003 : 37).

  Perubahan tingkah laku sebagai bukti atau indikator belajar seseorang. Seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya perubahan, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang. Tingkah laku memiliki unsur obyektif dan unsur subyektif. Unsur obyektif adalah unsur motorik atau unsur jasmaniah. Unsur obyektif inilah yang tampak, sedangkan unsur subyektifnya tidak tampak kecuali berdasarkan tingkah laku yang tampak itu. Misalnya, seseorang yang sedang berpikir dapat kita lihat pada raut mukanya bahwa dia sedang berpikir, sedangkan proses berpikirnya itu sendiri tidak tampak.12

  Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut. Adapun aspek- aspek itu adalah pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap

  16 dan lain-lain. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.13

  a. Prinsip-prinsip perubahan tingkah laku 1) Tingkah laku dimotivasi seseorang mau berbuat sesuatu karena adanya tujuan yang hendak dicapainya.

  2) Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah laku yang sedang terarah pada tujuan.

  3) Tujuan yang disadari oleh seseorang mempengaruhi tingkah lakunya dalam upayanya mencapai tujuan tersebut.

  4) Lingkungan menyediakan kesempatan untuk bertingkah laku tertentu, dan atau membatasi tingkah laku seseorang.

  5) Tingkah laku dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme manusia.

  6) Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas dalam diri organisme manusia.

  b. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, dapat dilakukan penilaian terahdap perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar, yakni: 1) Kebutuhan-kebutuhan apa yang ada pada diri organisme yang memungkinkan, tumbuhnya tingkah laku yang termotivasi?

  2) Motivasi apa yang mendasari perubahan tingkah laku itu? 3) Tujuan apa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang?

  17 4) Apakah lingkungan menyediakan kesempatan untuk melakukan tingkah laku tertentu?

  5) Proses-proses apa yang mempengaruhi tingkah laku itu? 6) Kapasitas dan apibilitas apa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang?14

  Pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subyek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respons bawaan, kematang- kematangan atau keadaan temporer dari subyek (misalnya keletihan, dan sebagainya).

  c. Ciri-ciri (karakteristik) belajar : 1) Belajar berbeda dengan kematangan 2) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental.

  3) Ciri belajar yang hasilnya relative menetap.15

  d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, secara global dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 1) Faktor Internal Siswa

  a) Aspek Fisiologi Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

  18 dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan kondisi jasmani sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat serta olah raga yang cukup.

  Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas, b) Aspek Psikologi

  (1) Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa (IQ) sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

  (2) Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama terhadap guru dan mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. (3) Bakat (aptitude) siswa. (4) Minat (interest) atau kecenderungan dan kegairahan yang tinggi / keinginan yang besar terhadap sesuatu.

  (5) Motivasi atau keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

  19 Motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

  c) motivasi intrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal dari diri sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Contohnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut.16

  Selanjutnya dikukuhkan juga dalam buku

  Quantum Learning

  oleh Bobbide Porter dan Mike Hemacki dalam teori AMBAK (Apa Manfaat Bagiku).

  d) Motivasi ekstrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Contohnya pujian dan hadiah, peraturan, suri tauladan, dan lain-lain.

  4) Faktor Eksternal Siswa

  a) Lingkungan Sosial Dalam hal ini yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

  b) Lingkungan Nonsosial Faktor lingkungan nonsosial diantaranya gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, cuaca, waktu belajar dan lain-lain.

  20

  5) Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.17

2. Gaya Belajar

  Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang lambat. Oleh karena itu, mereka harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi daru luar dirinya.

  Diketahuinya perbedaan gaya belajar setiap siswa, dimungkinkan akan lebih mudah bagi pengajar jika suatu ketika harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.

  Tipe gaya belajar yang bisa kita cermati yaitu,18

a) Gaya belajar visual (visual learners)

17 Ibid, him. 137 18 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, 2008, him.

  21 Gaya belajar ini menjelaskan bahwa siswa harus melihat sendiri dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.

  Ada karakteristik yang khas bagi siswa yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama, kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya; kedua, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna; ketiga, memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik; keempat, memiliki kesulitan dalam berdialog langsung; kelima, terlalu reaktif terhadap suara; keenam, sulit mengikuti anjuran secara lisan; ketujuh, seringkah salah menginterprestasikan kata atau ucapan.

  Untuk mengatasi ragam masalah diatas, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi. Bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar dan lain-lain, b) Gaya belajar auditory learners

  Gaya belajar ini adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaraan untuk bisa memahami dan mengingatnya.

  Karakter gaya belajar auditory learners yang pertama adalah informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran; kedua, memiliki

  22

  kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung; ketiga, memiliki kesulitan menulis atau pun membaca.

  Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk kesulitan belajar dari gaya ini pertama adalah merekam informasi kemudian didengarkan kembali; kedua, dengan wawancara atau terlibat langsung kelompok diskusi; ketiga, membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk didengarkan dan dipahami dan terakhir adalah mereview secara verbal dengan teman atau pengajar.

  c) Gaya belajar tactual learners (kinestetik).19 Gaya belajar ini kita harus bergerak, bekerja, dan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya. Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Kedua, memegang tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter ketiga adalah tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran.

  Keempat, kita merasa bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik. Karakter terakhir, memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

19 Siberman Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Nusamedia dan Nuansa,

  23 Pendekatan yang bisa adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman dengan menggunakan berbegai model atau peraga, bekerja di laboratorium atau bermain sambil belajar, dan bisa juga dengan cara menjiplak gambar atau kata.

B. Makna Mengajar

  Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipun peranannya berbeda namun terkait satu sama yang lainnya.

  Proses pengajaran berlangsung dalam situasi tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalam situasi itu terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan, yakni tujuan mengajar, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode mengajar, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran.

  Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yakni:

  1. Profesi guru

  2. Perkembangan dan pertumbuhan siswa atau peserta didik

  3. Tuj uan pendidikan dan pengajaran

  24

  4. Program pendidikan dan kurikulum

  5. Perencanaan pengajaran

  6. Strategi belajar mengajar

  7. Media pengajaran

  8. Bimbingan belajar

  9. Hubungan antar sekolah dan masyarakat

  10. Manajemen pendidikan atau kelas.20 Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran hendaknya dilandasi oleh prinsip-prinsip psikologis behavioristik dan humanistic, serta kenyataan dalam masyarakat sendiri.

  Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran yang meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang melandasi sikap siperancang sistem yang terarah pada kenyataan, sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.21 Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, ada dua yakni:

  1. Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, teijadinya interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif.

  2. Pengunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran, yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses proses pembelajaran, yang tertuju ke

  25 pencapaian tujuan pembelajaran tertentu (konsep, prinsip, keterampilan, sikap dan nilai, kreatifitas, dan sebagainya).22

C. Strategi Pembelajaran

  Strategi menurut pengertian bahasa (Inggris) adalah siasat, kiat atau rencana. Strategi mengenai pembelajaran berarti prosedur atau langkah- langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang ditetapkan.

  Menurut para ahli pendidikan, Newman dan Legan sebagaimana dikutip Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru Mengemukakan Prosedur Penyusunan Rencana Pengelolaan Proses Belajar Mengajar, diantaranya:

  1. Merumuskan dan menetapkan spesifikasi output (kekhususan dan tingkat keahlian para lulusan) yang menjadi target yang hendak dicapai dengan memperhatikan aspirasi dan selera serta kebutuhan masyarakat.

  2. Mempertimbangkan dan memilih cara atau pendekatan dasar (basic

  way) proses belajar mengajar yang dipandang paling efektif untuk

  mencapai target.Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah tepat.

  3. Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria (ukuran yang menjadi dasar) dan standar (tolok ukur/patokan) yang dipergunakan untuk mengevaluasi taraf keberhasilan proses belajar mengajar.23

  26

  Untuk menjamin terlaksananya prosedur perencanaan tersebut, perlu menyusun langkah-langkah konkret operasional untuk diimplementasikan dalam kegiatan proses belajar mengajar.

  1. Merumuskan dan menetapkan tujuan.

  2. Memilih dan menetapkan sistem pendekatan belajar mengajar yang paling efektif dan efisien.

  3. Menetapkan kriteria berupa norma atau batas tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan minimum.

D. Pembelajaran Aktif (Actvive Learning)

  Menurut Mei Siberman bahwa belajar akan lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa menggunakan semua alat indra, mulai dari telinga, mata sekaligus berpikir mengolah informasi ditambah dengan mengerjakan sesuatu.24 Dengan mendengarkan saja kita tidak dapat mengingat banyak dan akan mudah lupa. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan mental dan keija siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng ketika kegiatan belajar aktif.

  Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif dan gesit,

  27 menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berpikir keras

  (moving about dan thinking aloud)23

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah, mahasiswa mampu berkonsentrasi penuh sekitar 60% dari waktu yang ada. Penelitian Mc Keachie sebagaimana dikutip Mei Siberman dalam bukunya Active

  Learning

  mengemukakan bahwa mahasiswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit pertama kuliah, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat mengingat 20% materi kuliah.26 Studi lain menunjukkan bahwa kuliah dalam bentuk ceramah terus menerus menimbulkan beberapa masalah berikut: 1. Perhatian mahasiswa berkurang seiring dengan berlakunya waktu.

  2. Hanya menarik dan cocok bagi mahasiswa auditorial.

  3. Cenderung mendorong belajar tingkat rendah yang hanya menyajikan informasi factual.

  4. Mengasumsikan bahwa semua mahasiswa membutuhkan informasi yang sama dan pada tempat yang sama.

  5. Mahasiswa cenderung tidak menyukai metode ceramah.

  Dengan menggunakan alat bantu visual , seperti gambar, poster dan skema dalam perkuliahan akan meningkatkan daya serap dari 14 sampai 2

  5

  2

  6

  28 38%. Mengajar menyangkut dua indra (pendengaran dan penglihatan), pesan yang disampaikan hendaknya diperkuat dengan dua sistem penyampaian.27

  E. Metode Membuat Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)

  Guided Note Taking adalah suatu pembelajaran yang menggunakan

  metode ceramah dalam kelas penuh. Meskipun menggunakan pendekatan ceramah, namun kegiatan belajar siswa dalam kondisi aktif. Keaktifan siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (pasif). Dengan kata lain, mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mereka sendiri. Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan guru. Mereka tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakini. Semua ini teijadi bila siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka berfikir, bekeija dan merasa.

  Prosedur Pelaksanaan

  1. Persiapkan sebuah hand out yang menyimpulkan tentang poin-poin penting dari sebuah pelajaran yang disampaikan dengan ceramah yang anda berikan.

  2. Sebagai ganti memberikan teks yang lengkap, tinggalkan bagian-bagian teks itu kosong.

  29

  3. Beberapa cara melakukan hal ini meliputi: Menyediakan sejumlah istilah dan definisinya, biarkan istilah itu - atau definisnya kosong.

  _____________: sebuah gambar berisi lima Octagon : _ _ _ _ _ - Tinggalkan satu atau lebih dari sejumlah poin itu kosong.

  4. Bagikan hand out kepada peserta didik. Jelaskan bahwa anda telah membuat blanko-blanko itu untuk membantu mereka mendengarkan secara aktif pada pelajaran yang disampaikan dengan kuliah.

BAB III A. Subjek Penelitian Dalam Bab III ini penulis paparkan keadaan lokasi yang dijadikan

PELAKSANAAN PENELITIAN

  sebagai penelitian skripsi ini. Hal ini penulis pandang perlu, karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Pemaparan keadaan riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil penelitian ini akan dijadikan referensi, karena kondisi dan keadaan yang ada tentunya juga dipertimbangkan untuk penerapan metode membuat catatan terbimbing

  (Guided Note Taking) dalam pembelajaran materi mata pelajaran fiqih ini.

  Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal berikut.

1. Profil MI Ma’arif Pesidi, Grabag

  2. Nama Sekolah : MI Ma’arif Pesidi

  3. NPSN :20331326

  4. SSM : 111 23 30 80 267

  5. Alamat : Pesidi 2

  Desa : Pesidi Kecamatan : Grabag

  Kabupaten : Magelang Propinsi : Jawa Tengah

  31

  15. Luas Tanah : 1095 m2

  6 Almari 10 buah

  5 Kursi Anak 83 buah

  4 Meja Anak 83 buah

  3 Meja dan Kursi Guru 7 set

  2 WC 2 ruang

  1 Kamar Mandi 2 ruang

  

Tabel I

Daftar Inventaris Sekolah

No Nama Barang Jumlah

  14. Status Tanah : wakaf

  6. Tahun Pendirian : 11 Oktober 1967

  13. Jumlah Siswa : 165 siswa

  12. Jumlah Guru : 6 orang

  11. Jumlah Kelas : 6 kelas

  10. Jumlah Lokal : 1 lokal

  9. Jumlah Rombongan : 6 kelas

  8. Yayasan Pengelola : Lembaga Pendidikan Ma’arif NU

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR'AN (BTQ) MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PANCA ARGA I MERTOYUDAN KAB. MAGELANG - Test Repository

0 2 93

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20072008 SKRIPSI

0 1 78

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI HARAM BERPUASA MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI KENTENGSARI 02 CANDIROTO TEMANGGUNG TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 87

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V MI SEMEN CANDIMULYO MAGELANG TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 97

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

1 2 115

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 103

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI SKI MELALUI METODE PEMBELAJARAN SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA 2 BONDOWOSO TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 52

PENERAPAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 80

PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN QUR'AN HADIS MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA RELAS VIII DI MTs. NEGERI NGABLAK KABUPATEN MAGELANG - Test Repository

0 3 61

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS IV MI MONOKERTO KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG - Test Repository

0 0 102