PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 Skripsi

  PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 Skripsi

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika Oleh :

  Fransiska Deti Ningsih NIM : 071424001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

  

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 Skripsi

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika Oleh :

  Fransiska Deti Ningsih NIM : 071424001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

  

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  SKRIPSI PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 Oleh : Fransiska Deti Ningsih NIM : 071424001 Telah disetujui oleh :

  

SKRIPSI

PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP MOTIVASI DAN

PRESTASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA

KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 Halaman Motto §

  Hidup Ini Anugerah, Hidup Itu Hadiah Betapa Bahagia Mereka Yang Menyadarinya, Betapa Ringan Langka

  Meraka

  §

  Bersukacita senantiasa dalam Tuhan maka Allah sumber damai akan senantiasa menyertai

  

Halaman Persembahan

  Saya Persembahkan Skripsi ini untuk :  Allah yang meraja dan menciptakan alam semesta  Kongregasi Tercinta  Para suster yang terkasih yang setia mendoakan serta mendukung kelancaran skripsi ini

  Kedua orang tua yang dengan tekun dan setia selalu mendoakan

  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 24 Agustus 2012 Penulis Fransiska Deti Ningsih LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma :

  Nama : Fransiska Deti Ningsih Nomor Mahasiswa : 071424001

  Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

  DISCOVERY TERHADAP PRESTASI DAN PENGARUH METODE

MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA

KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan Akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 Agustus 2012 Yang menyatakan ( Fransiska Deti Ningsih )

  

ABSTRAK

PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP PRESTASI DAN

MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA

KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012

Fransiska Deti Ningsih

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2012

  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh metode

  

discovery terhadap prestasi dan motivasi belajar pada materi pemantulan cahaya

siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.

  Penelitian dilaksanakan di SMA Santa Maria Yogyakarta. Subjek penelitian siswi-siswi kelas XE dan XD yang berjumlah 44 siswi. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari – Februari 2012.

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari pretest dan postest dan kuesioner. Test yang diberikan berupa soal uraian tentang pemantulan cahaya pada cermin, sedangkan kuesioner berisikan tentang motivasi belajar siswa. Dalam analisis digunakan uji t, baik untuk kelompok dependent dan kelompok independent.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Metode discovery meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) Metode discovery memotivasi siswa untuk belajar fisika.

  ABSTRACT The Influence of Discovery Method to the Achievement and Learning Motivation on Reflection Subject of St. Mary Senior High SchoolStudents Grade X

  Yogyakarta 2011-2012 Fransiska Deti Ningsih

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2012 This research was done to understand the influence of Discovery method to the achievement and learning motivation on reflection subject of Santa Maria

  Senior High School student grade X Yogyakarta.

  The research had been held in SMA Santa Maria Yogyakarta. The subject of the research were students of XE and XD grade that consisted of 44 students. The research was done on Januari till Februari 2012.

  The instruments which were used in this research were written test that contained of pretest and postest, and spread questions. The test was about the analysis of ray reflection on the mirror, while the question contained students learning motivation. The analysis used test-T, whether for the dependent group or independent group.

  The result indicated that: (1) Discovery method increased students learning achievement, (2) Discovery method motivated students to study physics.

KATA PENGANTAR

  Pujian dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANTULAN CAHAYA PADA SISWA KELA

  S X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata satu.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan spiritual, moral, serta dukungan yang berupa bimbingan, semangat, dorongan, sarana maupun fasilitas dari berbagai pihak. Maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., selaku Dosen pembimbing atas bimbingan, pengarahan, bantuan, serta kesabaran selama penyusunan skripsi sampai selesai.

2. Sr. M. Yohana Maria, OSF, selaku kepala sekolah SMA Santa Maria

  Yogyakarta atas izin yang diberikan kepada penulis untuk melasanakan penelitian di SMA Santa Maria Yogyakarta.

  3. Ibu Sutilah selaku koordinator Guru Fisika, atas izin dan segala bantuan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian di SMA Santa Maria Yogyakarta.

  4. Para Suster Kongregasi Fransiskus Charitas secara khusus komunitas Serafim atas doa, kasih, dukungan, nasehat, kepercayaan dan segala bentuk bantuan baik material maupun spiritual yang diberikan.

  5. Orang tua dan saudara-saudari tercinta, untuk segala kasih, doa, dan dukungan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan study ini.

  6. Keluarga besar SMA Santa Maria Yogyakarta, terima kasih atas semua bantuan dan dukungan yang diberikan selama penelitian berlangsung.

  7. Dosen-dosen Pendidikan Fisika, terima kasih atas ilmu dan dukungan yang telah diberikan.

  8. Sdri Veronika Erni yang selalu membantu dan menyemangati. Terima kasih teman.Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2007, yang telah memberikan semangat, bantuan dan dukungan serta motivasi dalam penyusunan skripsi.

  9. Skretariat FKIP dan JPMIPA atas segala bantuan yang diberikan.Semua pihak yang membantu terselesaikannya skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini memberikan sumbangan dan manfaat bagi pembaca pada khususnya serta ilmu perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Yogyakarta, 24 Agustus 2012

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………….... ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………... iii

  HALAMAN MOTO ……………………………………………… iv

  HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………….…….. v

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………….. vi

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………………………………………………. vii

  ABSTRAK ……………………………………………………... viii

  ABSTRACT ……………………………………………………... ix KATA PENGANTAR ……..……………………………………... x

  DAFTAR ISI ……………………………………………………… xii

  DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………. xvi DAFTAR TABEL …………………………………………………. xvii

  DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… xix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………

  1 B. Rumusan Masalah ….……..……………………………….

  4 C. Tujuan Penelitian ..….………………………………………

  5 D. Batasan Pengertian ………………………………………….

  5 E. Manfaat Penelitian ………………………………………….

  6 BAB II. LANDASAN TEORI

A. Metode Discovery

  …………………………………………

  7

1. Pengertian Metode Discovery

  2. Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metodediscovery ……………….....................................

  3. Macam-macam model discovery ……………………....

  12

  4. Kelebihan metode discovery …………………………...

  13

  5. Kelemahan metode discovery …………………............

  14 B. Prestasi Belajar 1.

  Pengertian Prestasi ………………………………………

  14

  7

  …………………………

  9

  2.

  15 Pengertian Prestasi Belajar ………………………………

C. Motivasi Belajar 1.

  17 Pengertian Belajar ……………………………………… 2.

  20 Pengertian Motivasi …………………………………….

  3.

  24 Kaitan Motivasi Terhadap Belajar ……………………… D.

  27 Pemantulan Cahaya ………………………………………… E.

  35 Kaitan Teori Dengan Langkah Penelitian …………………..

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni

  37 s Penelitian ……………………………………………… B.

  37 Sampel Penelitian …………………………………………… C.

  37 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian …………………… D.

  37 Treatmen …………………………………………………….

  38 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………………… E.

  46 Instrumen Penelitian ………………………………………..

a. Test

  46 ……………………………………………………..

  b.

  51 Kuesioner ……………………………………………… F.

  55 Validitas ……………………………………………………..

  G.

  56 Metode Analisis Data ……………………………………….

  BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA A.

  61 Pelaksanaan Penelitian ……………………………………...

  B.

  63 Data Penelitian ……………………………………………...

  C. Anal 71 isis Statistik ………...…………………………………...

  a.

  71 Pretest dan Posttest ……………………………………..

  b.

  78 Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar ……………..

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.

  82 Kesimpulan ……………………………………....................

  B.

  82 Saran ………………………………………………………… DAFTAR PUS

  84 TAKA ………………………………………………

  86 LAMPIRAN ………………………………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1 Surat Pengantar dari FKIP Universitas Sanata Dharma kepada Kepala Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta.................................................

  ………

  87 LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMA Sa nta Maria Yogyakarta ………… ………

  88 LAMPIRAN 3 Soal Prete st dan Postest …..…………………………

  89 LAMPIRAN 4 Lemb ar Kerja Siswa …………………………………

  90 LAMPIRAN 5 Hasil Pretest Postest Kelas XE ……………………. 100

  LAMPIRAN 6 Hasil Pretest P ostest Kelas XD ……………………..

  103 LAMPIRAN 7 Kuesioner Mot ivasi Belajar .………………………..

  106 LAMPIRAN 8 Hasil Kuesioner Mot ivasi Kelas XE dan XD .……..

  108 LAMPIRAN 9 Lembar Kerja Siswa ……………………………….. 112

  LAMPIRAN 10 Foto Kegiatan Pembelajaran Metode Discovery Kelas XE dan

  Metode Ceramah Kelas XD ………… 132

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Pembesaran Bayangan pada Cermin ………….……………

  33 Tabel 2 Perjanjian Tanda untuk Menggunakan Rumus Umum Cermin Lengkung …………………………........................

  33 Tabel 3 Kisi- kisi Soal Pretest dan Posttest ………………………...

  47 Tabel 4 Kisi- kisi Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar ………….

  52 Tabel 5 Penetapan skor untuk pertanyaan kuesioner …..………..…

  59 Tabel 6 Kriteria Klasifikasi Tingkat Motivasi …………..………….

  60 Tabel 7 Data dan Proses Pengumpulan Data Penelitian ……………

  61 Tabel 8 Skor Pembelajaran untuk Kelas Penelitian ………………

  63 Tabel 9 Data Kuesioner Motivasi Belajar Kelas Penelitian ………..

  65 Tabel 10 Skor Pembelajaran untuk Kelas Pengontrol .………...…..

  67 Tabel 11 Data Kuesioner Motivasi Belajar Kelas Pengontrol ……...

  69 Tabel 12 Hasil Analisis Uji T Independen pretest Kelas Penelitian dan Kelas Pengontrol ………………..……..

  71 Tabel 13 Hasil Analisis Uji T Dependen Pretest dan Posttest untuk Kelas Pengontrol ……………..………….………....

  73 Tabel 14 Hasil Analisis Uji T Dependen Pretest dan Posttest untuk Kelas Pengontrol ……...……………………………

  74 Tabel 15 Hasil Analisis Uji T Independen Posttest untuk Kelas

  Tabel 16 Distribusi Frekuensi Tanggapan Siswa Terhadap Motivasi Belajar Kelas Penelitian …………..……………

  79 Tabel 17 Distribusi Frekuensi Tanggapan Siswa Terhadap Motivasi Belajar Kelas Pengontrol ………..……………..

  80 Tabel 18 Hasil Pretest dengan Metode Discovery Kelas XE ……...

  90 Tabel 19 Hasil Postest dengan Metode Discovery Kelas XE ……..

  91 Tabel 20 Hasil Pretest dengan Metode Ceramah Kelas XD ……….

  93 Tabel 21 Hasil Postest dengan Metode Ceramah Kelas XD …….…

  94 Tabel 22 Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar ………….………

  96

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Diagram Sinar dari (a) Pemantulan Teratur (b) Pemantulan Baur atau Difus ....…..…………………………..

  27 Gambar 2. Pemantulan Cahaya pada Cermin …….....................

  28 Gambar 3. Lukisan Pemantulan Benda Berbentuk Garis ……….

  29 Gambar 4. Titik Fokus F Terletak pada Sumbu Utama dan di Tengah- tengah antara M dan O ………………………..

  31

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang ketika mendengar kata fisika, secara spontan

  mengatakan bahwa fisika itu sulit dan rumit. Memang tidak bisa dihindari bahwa ungkapan tersebut akan terus terdengar di telinga kita. Kesulitan tersebut tidak hanya dialami oleh siswa atau mahasiswa yang sedang mempelajari fisika, namun seperti yang telah diungkapkan di atas banyak orang mengatakan bahwa fisika itu sulit. Tak heran bila fisika tidak disukai dan dihindari oleh kebanyakan pelajar, dan mahasiswa pun memilih jurusan lain di luar fisika.

  Fisika sebenarnya dialami oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mereka kurang menyadari akan kenyataan tersebut. Setiap hari kita berada dan mengalami fenomena fisika, contohnya kita melihat bayangan yang terjadi pada cermin, sinar matahari yang memancarkan cahaya sampai ke bumi, bumi berotasi sehingga bumi mengalami siang dan malam dan sebagainya.Tetapi jika fisika telah masuk dalam ilmu pelajaran, fisika menjadi sulit dan dihindari.Fisika menjadi sulit karena di dalam fisika, orang harus melakukan banyak hal untuk mendapatkan jawaban yang benar dan logis serta sistematis.Ilmu fisika memang tidak bisa diperoleh tanpa bukti-bukti yang benar.Di dalam fisika diperlukan suatu pengamatan, setelah diperoleh data kemudian dilakukan analisis. Dari tindakan-tindakan yang sistematis ini orang akan dapat menarik kesimpulan dengan tepat dan akurat, sehingga dapat diketahui sebab dan akibat sesuatu hal itu terjadi.

  Selain harus melakukan pengamatan, analisis dan membuat kesimpulan, mereka harus memformulasikan persamaan-persamaan ke dalam persoalan fisika.Maka tak heran siswa mengalami kebosanan dan kesulitan dalam mempelajari fisika.Kebosanan ini dimungkinkan karena mereka sudah terbiasa dengan pembelajaran yang praktis dan cepat, dengan model hafalan.

  Guru fisika sekarang ini telah banyak mengalami kemajuan dalam mengajar dengan menerapkan berbagai metode-metode pembelajaran yang bersifat konstruktivis. Pembelajaran dengan konstruktivisme membangkitkan minat serta keaktifan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Namun terkadang guru tidak memanfaatkan dengan sebaik mungkin sarana tersebut, sehingga mereka lebih suka dan memilih model pembelajaran yang gampang dan tidak merepotkan, misalnya metode ceramah dan diakhiri dengan latihan soal.Jika hal ini dilakukan di setiap pembelajaran fisika, maka tak heran jika siswa sungguh-sungguh bosan dengan pelajaran fisika. Fisika yang sebenarnya merupakan mata pelajaran yang menyenangkan dan unik, menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh siswa.

  Pembelajaran fisika akan menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan disukai oleh siswa, jika siswa memiliki motivasi dan minat terhadap fisika. Siswa perlu mengalami sendiri dan menemukan sendiri konsep-konsep fisika dengan pikiran mereka sendiri, guru perlu mendampingi dan menunjukkan apakah pemahaman mereka benar atau salah. Dengan demikian siswa memiliki pemahaman yang berasal dari diri mereka sendiri dan harapannya dengan cara penemuan mereka sendiri, pemahaman mereka itu menjadi mendalam atau tahan lama dalam ingatan mereka.

  Metode discovery yang digunakan dalam penelitian ini, berusaha untuk membantu siswa mengalami sendiri dan mampu menemukan dengan pikiran mereka sendiri suatu pemahaman tentang fisika, konsep-konsep fisika serta mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dalam fisika.Metode discovery merupakan suatu metode pembelajaran yang bersifat konstruktivis, suatu metode yang membuat siswa aktif dalam belajar dan terus memiliki motivasi dari dalam diri mereka. Metode ini jarang digunakan oleh guru-guru fisika karena memang membutuhkan cukup waktu untuk membuat siswa mampu menemukan sendiri konsep fisika, tetapi metode ini mampu membuat siswa bisa mengalami sendiri dan berpikir dengan pikiran mereka sendiri, serta membuat mereka aktif dan memiliki keinginan untuk menggeluti fisika. Terhadap siswa yang kurang menyukai pelajaran fisika, seorang guru ditantang menggunakan metode- metode pembelajaran yang bertujuan untuk membuat siswa termotivasi, senang, aktif serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

  Dari sekian banyak metode pembelajaran tersebut, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode discovery. Metode discovery ini memungkinkan siswa untuk belajar secara variatif dan memampukan siswa untuk menemukan konsep serta prinsip-prinsip fisika dengan cara menemukan sendiri pemahaman tersebut. Dalam hal ini siswa dituntut untuk secara pribadi aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa menemukan sendiri pemahaman dengan cara siswa belajar mengamati, meneliti, menganalisa, menyimpulkan dengan menggunakan pemikirannya sendiri serta mencoba menemukan suatu pengertian dari yang digeluti.

  Peneliti mencoba meningkatkan prestasi dan memotivasi belajar siswa, pada mata pelajaran fisika yang menggunakan metode discovery, terutama materi pemantulan cahaya di SMA.

B. Rumusan Masalah

  Dalam penelitian ini perumusan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah metode discovery pada materi pemantulan cahaya meningkatkan prestasi belajar fisika siswa kelas X SMA Santa Maria ?

  2. Apakah metode discovery pada materi pemantulan cahaya dapat memotivasi belajar siswa ?

  3. Apakah metode discovery pada materi pemantulan cahaya menjadikan siswa aktif dalam belajar ?

  4. Apakah metode discovery pada materi pemantulan cahaya dapat menjadikan siswa lebih mudah menangkap konsep-konsep ?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode

  discovery pada materi pemantulan cahaya pada siswa kelas X SMA Santa

  Maria dapat : 1. meningkatkan prestasi belajar siswa; 2. memotivasi siswa dalam belajar.

  D. Batasan Pengertian

  1. Prestasi belajar adalah suatu hasil proses belajar yang khas yang dilakukan dengan sengaja sebagai hasil suatu pengukuran dari proses belajar yang merupakan kemampuan aktual yang diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran.

  2. Metode discovery adalah metode belajar berbasis pencarian, penyelidikan. Metode ini merupakan pendekatan kognitif dalam pembelajaran di mana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri, siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip.

3. Batasan materi yang diajarkan yaitu pemantulan cahaya. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Santa Maria.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi guru:peningkatan prestasi dan motivasi balajar siswa dalam pelajaran fisika menggunakan metode discovery dapat dijadikan inspirasi yang dapat dikembangkan dalam berbagai materi pokok yang lain dan pada kelas yang lain.

  2. Bagi siswa: membantu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan metode discovery.

  3. Bagi penelitian: menambah satu data penelitian dalam bidang pendidikan fisika di SMA.

BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Discovery 1. Pengertian Metode Discovery Menurut Suparno (2006) discovery adalah model pelajaran di mana

  guru memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara dalam.Discovery merupakan metode belajar berbasis pencarian, penyelidikan.

  Menurut Bruner (Bruden & Byrd, 1999 : 104) pembelajaran

  discovery adalah pendekatan kognitif, di mana dalam pembelajaran guru

  menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Siswa didorong untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya.

  Menurut Sun (Sudirman N, 1992) discovery adalah proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsif.

  Menurut Roestiyah (2008) proses mental yang dimaksud adalah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan.

  Menurut J. Richard dan asistennya, Discovery learning adalah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

  Discovery selalu dalam situasi problem solving, di mana siswa

  dihadapkan pada pengalaman sendiri dan pengetahuan awal mereka, untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan baru yang harus dipelajari.Discovery sering disebut pembelajaran personal, internal, dan konstruktivis. Dalam metode discovery siswa berperan aktif dalam proses belajar dengan: (1) menjawab berbagai pertanyaan atau persoalan, (2) memecahkan persoalan, untuk menemukan konsep dasar. Peran guru berubah dari menyajikan informasi dan konsepnya menuju ke: mengajak siswa bertanya, melihat, mencari sendiri, dan guru memberi arahan (bdk.Suparno, 2006).

  Suparno (2007), menjelaskan discovery sebagai proses mental di mana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Discovery terjadi jika seseorang sungguh terlibat dengan proses berpikir untuk menemukan konsep atau prinsip-prinsip. Unsur terpenting dalam proses ini adalah siswa menggunakan pikirannya sendiri mencoba menemukan sesuatu pengertian dari yang digeluti. Disini siswa sungguh terlibat aktif.

  Proses dalam pembelajaran dengan metode discoverymeliputi :

  a. Mengamati Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi

  b. Menggolongkan

  Siswa mengklasifikasikan apa-apa yang ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.

  c. Memprediksi Siswa diajak memperkirakan mengapa gejala itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.

  d. Mengukur Siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan.

  e. Menguraikan / menjelaskan Siswa dibantu untuk menjelaskan atau menguraikan dari data pengukuran yang dilakukan.

  f. Menyimpulkan Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang didapatkan.

2. Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode discovery

  Tahap pengajuan persoalan Guru mengajukan persoalan, dan persoalan tersebut dicari pemecahannya oleh siswa. Misalnya : „mengapa kita dapat melihat sebuah benda‟. Bagaimana bayangan yang dihasilkan oleh dua buah cermin atau siswa diberi sebuah ilustrasi tertentu yang berkaitan dengan materi „Pemantulan Cahaya‟.

  Tahap pemecahan persoalan

  Siswa memecahkan persoalan yang diajukan oleh guru.Siswa bisa sendiri atau berkelompok memecahkan persoalan yang diajukan.Siswa melakukan pemecahan persoalan dengan ketentuan dari metode

  discovery , yaitu mengamati, menggolongkan, memprediksi, melakukan

  pengukuran, menjelaskan, kemudian menyimpulkan. Dengan cara ini diharapkan siswa dapat memahami konsep pada materi „Pemantulan Cahaya‟ dengan pemikirannya sendiri sehingga apa yang dipelajari mudah diingat dan dipahami.

  Konsep baru dijelaskan Metode discovery merupakan suatu metode yang mengarahkan siswa untuk dapat memahami sebuah konsep dengan cara penemuan sendiri.

  Menurut Nasution (2010), belajar konsep merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan representasi internal tentang dunia sekitar dengan menggunakan bahasa, serta kemampuan seseorang dalam mengabtraksi. Dengan menguasai konsep, bila seseorang mengamati suatu benda atau peristiwa / kejadian, maka ia mampu menggolongkan dan mendefinisikan. Nasution menjelaskan bahwa konsep yang diperoleh melalui observasi atau pengamatan disebut konsep konkrit. Di dalam fisika siswa tidak hanya mampu mengerjakan soal-soal fisika tetapi hal yang lebih penting adalah siswa mampu memahami konsep fisika.Dengan konsep yang benar maka siswa tidak hanya dapat mengerjakan soal-soal fisika, tetapi mampu menerapkan pada persoalan fisika yang mungkin lebih kompleks dan berbeda dari persoalan fisika.

  Metode discovery memiliki tujuan agar siswa memiliki pemahaman konsep. Pemahaman tersebut didapatkan dari pengalaman mereka selama proses belajar, selain itu pemahaman konsep diperoleh dari hasil pemikiran atau penemuan mereka sendiri, misalnya siswa melakukan sebuah percobaan, melakukan pengamatan, melakukan analisis hingga akhirnya mampu menarik sebuah kesimpulan. Langkah-langkah metode discovery mau mengarahkan siswa untuk sampai pada sebuah pemahaman terhadap konsep fisika yang dapat dimengerti oleh siswa sendiri.Siswa dapat mengungkapkan konsep fisika misalnya dengan kata-kata atau kalimat sendiri sehingga dengan mudah menerapkan pada persoalan fisika.

  Di bawah ini adalah langkah-langkah suatu konsep terbentuk : a. Lebih dahulu diajarkan benda-benda yang mengandung konsep.

  b. Guru memberikan stimulus dan berharap mendapat respon dari siswa.

  c. Bila siswa mampu merespon dengan menyatakan sesuatu yang mengandung konsep dengan rangkaian verbal (dalam kata-kata atau kalimat) secara benar, maka respon ini merupakan sebuah bukti bahwa siswa telah memahami konsep. Tetapi jika respon siswa salah maka guru memperbaiki.

  d. Dalam proses belajar diperlukan reinforment, yakni anak diberitahukan bila jawabannya benar.

3. Macam-macam model discovery

  Weimer (1975, dalam Burden & Byrd, hal 104) mengidentifikasikan ada macam-macam tipe discovery, yaitu: 1) Discovery. Proses penemuan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, prinsip, atau pengertian sendiri. 2) Discovery teaching. Model mengajar dengan cara menemukan sesuatu melalui pencarian, penyelidikan sedangkan guru memberi suatu persoalan kemudian siswa memecahkan persoalan dan terakhir konsep baru dijelaskan.

  3) Inductive discovery. Penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya lengkap seperti metode ilmiah. 4) Semi-inductive discovery. Penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi tidak lengkap. Ketidaklengkapan terdapat pada data yang diambil hanya sedikit, dapat pula prosesnya disederhanakan, dan lain- lain.

  5) Unguided or pure discovery atau discovery murni. Siswa diberi persoalan dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit sekali petunjuk dari guru. 6) Guided discovery. Siswa diberi soal untuk dipecahkan dan guru menyediakan hint (petunjuk) dan arahan bagaimana memecahkan persoalan itu.

4. Kelebihan metode discovery

  Dengan teknik discovery guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Roestiyah (2008) teknik ini memiliki keunggulan sebagai berikut :

  a. Metode discovery ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.

  b. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individu sehingga dapat kokoh / mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

  c. Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada siswa.

  d. Metode ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

  e. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dalam proses penemuan sendiri.

  f. Strategi itu berpusat pada siswa bukan pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.

  g. Siswa harus punya kesiapan dan kematangan mental untuk belajar dengan metode ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

5. Kelemahan metode discovery

  Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam metode discovery ini antara lain :

a. Bila kelas terlalu besar penggunaan metode ini akan kurang berhasil.

  b. Guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan metode

  discovery .

  c. Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan / pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model guided (terbimbing)

  

discovery , suatu pembelajaran yang bertujuan membantu siswa aktif menemukan

  sendiri pemahaman mereka tentang materi yang sedang dipelajari, guru membimbing penemuan tersebut dengan cara memberikan petunjuk atau arahan.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan LKS seperti pada lampiran halaman 106.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

  Syaiful Bahri Djamarah (1994:19) menyatakan prestasi sebagai suatu kegiatan yang dikerjakan, baik secara individual atau kelompok.

  Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan (Masruroh Kusuma Sari, 2009). Sedangkan pendapat lain mendefinisikan prestasi sebagai hasil usaha yang dicapai seseorang yang terlebih dahulu melakukan kegiatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976), prestasi adalah hasil yang telah dicapai / dilakukan.

  Prestasi dapat diartikan sebagai suatu keberhasilan yang telah dicapai dan penguasaan pengetahuan siswa dalam hal pecapaian materi pelajaran.

  Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar, yaitu penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Alat yang bisa digunakan untuk mengukur suatu prestasi belajar ini adalah ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya.Dengan demikian dapat disimpulkan prestasi adalah sekumpulan hasil akhir yang telah dicapai seseorang dalam suatu pemahaman/penguasaan tertentu dalam bentuk skor.

2. Pengertian Prestasi Belajar

  Muhibbin Syah (1997:141) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.Menurut pandangan ahli jiwa Gestalt, perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh baik perubahan pada perilaku maupun kepribadian secara keseluruhan.Beberapa pendapat lain menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang dilakukan dengan sengaja sebagai hasil suatu pengukuran dari hasil proses belajar yang merupakan kemampuan aktual yang diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran (Masidjo, 1995 : 38 – 40).

  Dari uraian di atas maka disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu keberhasilan atau kumpulan hasil dari usaha seseorang dalam mempelajari sesuatu yang dapat diukur dengan tes tertentu dan dinyatakan dalam bentuk skor.

  Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :

a. Faktor internal

  1) Faktor jasmaniah (fisiologi), yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, dan struktur tubuh.

  2) Faktor psikologis, terdiri atas :

a) Faktor intelektif meliputi : 1. Faktor potensial, misalnya kecerdasan dan bakat.

2. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

  b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

  3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Telah memiliki kedewasaan fisik/badan dan kedewasaan dalam emosional atau jiwanya.

  4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan Suatu lingkungan yang baik dan memberi support yang mendukung siwa dalam mencapai prestasi belajar.

b. Faktor eksternal

  1) Faktor sosial yang terdiri atas : a) lingkungan keluarga, b) lingkungan sekolah, c) lingkungan masyarakat, d) lingkungan kelompok. 2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

  3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Belajar

  Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari (Bari Djamarah, 1994:21).Hilgard dan Brower mendiskripsikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan dan pendengaran.Menurut Oemar Hamalik (1990) belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penugasan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam- macam keterampilan dan cita-cita.

  Menurut James O. Wittaker belajar didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Howard L. Kingsley, belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik dan latihan. Menurut Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Menurut Moh. Surya (1981 : 32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

  Lingkungan di sini dapat bermacam-macam, misalnya lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, alam sekitar dan sebagainya, tergantung di mana seseorang mengalami suatu proses perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, penguasaan, dan persepsi dari apa yang dipelajari. Dengan demikian belajar adalah suatu aktivitas dan usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan yang tetap sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

  Belajar pada hakekatnya merupakan aktivitas yang utama dalam serangkaian proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami karena berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan adalah dominan bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung. Oleh karena itu, proses belajar itu selalu menjadi sorotan utama khususnya bagi para ahli pendidikan. Para ahli psikologi senantiasa berusaha menentukan berbagai fakta atau unsur-unsur pokok dari proses belajar, mengenai hubungan dengan dasar-dasar psikologi serta kondisi untuk mempertinggi efisiensi belajar. Dalam kaitan ini belajar ditujukan kepada pengumpulan pengetahuan, pemahaman konsep dan kecekatan, pembentukan sikap dan perbuatan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PENGULANGAN MATERI PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 30

PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA PARULIAN 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

1 4 26

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA PENCAWAN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 30

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA SAMA BELAJAR ANTAR SISWA DI KELAS X SMA SWASTA SANTA MARIA KABANJAHE TAHUN AJARAN 2012/2013.

1 2 25

PENGARUH HANDS ON ACTIVITY TERHADAP HASIL PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP PEMANTULAN CAHAYA SMP.

0 1 39

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS X IIS SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 19

IMPLEMENTASI TEAM TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA KELAS X SE-KOTA YOGYAKARTA PADA MATERI TRIGONOMETRI

0 0 12

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 231

DESKRIPSI TINGKAT TANGGUNG JAWAB PARA SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK -TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Skripsi

0 1 117

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWI-SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010: IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI

0 0 115