DESKRIPSI TINGKAT TANGGUNG JAWAB PARA SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK -TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Skripsi

  

DESKRIPSI TINGKAT TANGGUNG JAWAB

PARA SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA PADA

USULAN TOPIK -TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

DESI MARIYANI

  

NIM: 041114001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

  

”TAK ADA SATU HALPUN YANG KEBETULAN DALAM HIDUPKU”

Dan

“MENJADI TUA ITU PASTI TETAPI MENJADI DEWASA ADALAH SEBUAH

PILIHAN”.

  SKRIPSI ini dipersembahkan kepada : ♥ Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia (ADM) ♥ Bapak, ibu, kakak dan adik-adik tercinta

♥ Almamater USD Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk

menimba ilmu.

  

♥ Semua sahabat-sahabat terkasih yang senantiasa mendoakan, mendukung dan

mencintaiku.

  

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT TANGGUNG JAWAB

PARA SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN

  

PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-

TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

Desi Mariyani

Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat tanggung

jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

Hasil penelitian dijadikan dasar atau titik tolak untuk membuat usulan topik-topik

bimbingan kelompok yang sesuai untuk para siswi kelas X sekolah tersebut.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey.

Subyek penelitian ini adalah para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 92 siswi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tanggung jawab yang disusun oleh

penulis. Jumlah item sebanyak 60 item. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan

10 aspek tanggung jawab.

Teknik analisis data yang ditempuh adalah dengan membuat tabulasi skor dari

masing-masing item, menghitung skor total masing-masing item, menghitung mean

kelompok secara keseluruhan dan mean masing-masing aspek, selanjutnya

mengkategorisasikan tingkat tanggung jawab menjadi dua yaitu: tinggi dan rendah.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, tingkat tanggung jawab para

siswi kelas X SMA Santa Maria Tahun Pelajaran 2009/2010 terbagi dalam 2 katagori,

yaitu: 51 siswi (55,43%) memiliki tanggung jawab tinggi, dan 41 siswi (44,57%)

memiliki tanggung jawab rendah. Kedua, berdasarkan hasil penelitian disusunlah

suatu usulan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai untuk para siswi kelas X

SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Topik-topik bimbingan

kelompok yang diusulkan adalah: sikap positif, kejujuran, optimisme, kreativitas, dan

kebaikan hati.

  

ABSTRACT

DESCRIPTION OF THE RESPONSIBILITY LEVEL OF

THE TENTH GRADE STUDENTS OF SANTA MARIA HIGH SCHOOL

YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2009/2010

AND ITS IMPLICATIONS ON SUGGESTION FOR THE TOPICS OF

  

GROUP GUIDANCE

Desi Mariyani

Sanata Dharma Universityy

2009

  

This study aims to obtain a picture of the responsibility level of the tenth grade

students of Santa Maria High School Yogyakarta, academic year 2009/2010. The

results of research became basic or starting point to make appropriate suggestion for

the topics of group guidance for the tenth grade students.

This research includes descriptive study using survey method. The Subjects of

this research were the tenth grade students of Santa Maria High School Yogyakarta,

academic year 2009/2010: 92 students.

Instruments used are questionnaire of the responsibility that prepared by the

author. The numbers of items are 60 items. Research instrument are developed based

on 10 aspects of responsibility. Data analysis techniques that are applied is make the

score tabulation of each item, calculate the total score of each item, calculate the

mean of group on the whole, and calculating the mean of each aspect, further,

categorize the level of responsibility into two, namely: high and low.

The results of this study are as follows: First, the level of responsibility of the

tenth grade students of Santa Maria High School, academic year 2009/2010 are

divided into 2 categories, namely: 51 students (55,43%) have a high responsibility and

41 students (44,57%) have a low responsibility. Second, based on research results

compiled suggestions for the topics of group guidance that are suitable for the tenth

grade students of Santa Maria High School Yogyakarta academic year 2009/2010.

The topics of group guidance proposed are: positive attitude, honesty, optimism,

creativity, and kindness.

KATA PENGANTAR

  

Pengalaman penuh rahmat yang penulis temukan dalam penulisan skripsi ini

merupakan anugerah yang indah dari Allah yang penulis syukuri. Anugerah yang

indah ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, baik berupa doa, dukungan,

masukan,dan kritikan. Segala bantuan tersebut membuat penulisan skripsi ini menjadi

semakin baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs.T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah berkenan mengesahkan skripsi ini.

  

2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling yang

memberikan kesempatan untuk menulis skripsi dan memberikan dukungan penuh kepada penulis.

  

3. Sr. Cornelia.OSF, selaku kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yang

telah memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Santa Maria Yogyakarta

  

4. A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A., selaku pembimbing dalam penulisan skripsi yang

telah memberikan bimbingan dengan kesabaran dan kasih keibuannya, sehingga penulisan ini dapat terwujud dengan baik.

  

5. Ibu Tuti, ibu Setiti, Ibu Subekti, Ibu Hertati yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk memeriksa validitas alat ukur tanggung jawab yang digunakan dalam penelitian ini.

  

6. Sr.Cornelia.OSF, Ibu Setiti, selaku koordinator BK SMA Santa Maria

Yogyakarta, ibu Ning dan Ibu Subekti selaku staf BK yang telah menerima penulis dengan keterbukaan dan persaudaraan yang tulus.

  

7. Suster Propinsial Amalkasih Darah Mulia dan dewannya, yang telah memberikan

kesempatan, kepercayaan, berkat, dan doanya kepada penulis untuk menimba pengetahuan di program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

8. Suster Herwida dan para suster komunitas Kotabaru yang telah memberikan

dukungan, semangat, kepercayaan, berkat dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

  

9. Para suster Amalkasih Darah Mulia yang telah memberikan dukungan, doa,

dorongan semangat, pengertian, dan cinta yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas perutusan ini.

  

10. Mas Andre, Romo Marto, mama Cory, adek Dimas, adek Monik, frater Pendi,

Dine, mbak Indri, adek Ayu, teman-teman BK khususnya angkatan 2004 dan sahabat-sahabatku yang setia, yang senantiasa mendoakan, menanyakan, mendukung, menghibur, dan memberikan semangat pada penulis.

  

11. Bapak, ibu, mbak, mas dan adik-adik tercinta, yang dengan penuh kasih dan

pengertiannya telah memampukan penulis bertahan dengan setia menekuni penulisan skripsi ini.

12. Para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta, yang telah bersedia sebagai

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAM PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

HALAM PENGESAHAN ..................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v

ABTSRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii-x

LEMBAR PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI ................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii-xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1- 4 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan penelitian .................................................................................... 5 D. Manfat penelitian ................................................................................... 5 E. Definisi operasional ............................................................................... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab .................... 17-21

  C. Bimbingan Kelompok .................................................................... 21-25

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 26 B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 26-27 C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 27-34 D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 35-37 E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 37-39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian............................................................................... 40-42 B. Pembahasan hasil penelitian .......................................................... 42-52

BAB V USULAN TOPIK - TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK BAGI PARA

SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 .................................................................. 53-54 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 55-56 B. Saran ..................................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57-59

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Rincian Jumlah para Siswi Kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010………………………….27 Table 2 Daftar aspek- aspek kuesioner tanggung jawab…………………. 28-30 Tabel 3 Daftar indeks Kualifikasi Reliabilitas…………………………….34 Tabel 4 Jadwal Pengump ulan Data Penelitian…………………………….36 Tabel 5 Kategori Tingkat Tanggung jawab para Siswi Kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010…………………..40 Tabel 6 Tinggi-Rendahnya Tingkat Tanggung jawab para Siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010..........41

Tabel 7 Usulan Topik Bimbingan Kelompok untuk para Siswi Kelas X SMA

Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010……………54

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggung Jawab ………………………….60-64 Lampiran 2 Professional Judgment dalam Pelaksanaan Validitas Kuesioner….65 Lampiran 3 Tabulasi Skor Tanggung Jawab………………….........................66-73 Lampiran 4 Penghitungan Koefisien Korelasi dan Reliabilitas Kuesioner…..74-81 Lampiran 5 Rincian Tingkat Tanggung Jawab para Siswi Kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010………….82-104 Lampiran 6 Surat Izin Penelitian…………………………………………...105-106

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah. Periode masa remaja akhir menurut Hurlock (2007:206) dimulai pada usia 16-

  18 tahun. Saat itu remaja mulai memasuki masa sekolah menengah atas, dan sedang mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Remaja yang berada pada tahap ini menurut Hurlock (2007:225) idealnya sudah menunjukkan kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri, sehingga apa yang menjadi tugasnya dapat terselesaikan dengan baik, dan mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya serta mempertanggungjawabkannya. Pada tahap ini remaja tidak hanya belajar untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri tetapi juga terhadap orang lain.

  Salah satu tugas perkembangan remaja adalah memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk dalam bertingkah laku (Havighurst, 2002: 89).

  Dengan tugas perkembangan ini remaja diharapkan sudah dapat membentuk dan mengembangkan seperangkat nilai yang membuatnya dapat hidup selaras dengan orang lain. Beberapa indikator yang menunjukkan bahwa remaja sudah mulai

  

mampu mengendalikan diri, mau menerima dan melaksanakan tugas, dan

sebagainya (Havighurst, 2002: 93).

  

Jika pada tahap ini remaja tidak dapat mencapai tugas perkembangan ini

dengan baik maka tugas perkembangan berikutnya (sebagai orang dewasa yang

bisa mengatur dirinya sendiri tanpa harus terus dibimbing, diawasi, didorong)

menjadi terhambat. Selain itu akan banyak tugas-tugasnya sebagai pelajar tidak

dapat terselesaikan dengan baik, seperti tidak mengumpulkan tugas, tidak berani

menentukan pilihan dan mengambil keputusan sendiri dan lain sebagainya.

  

Gunadi (2008:1) mengungkapkan bahwa, menjadi remaja yang bertanggung

jawab membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak dapat terjadi dengan

sendirinya. Remaja perlu didampingi agar mereka bisa tumbuh menjadi pribadi

yang bertanggung jawab. Mengingat masa kanak-kanak dan remaja merupakan

masa yang penting dalam proses perkembangan tanggung jawab, dibutuhkan

keterlibatan berbagai pihak seperti keluarga yang menjadi pilar utama dan

pertama dalam membentuk remaja yang bertanggung jawab, masyarakat dan

sekolah. Di sekolah remaja dibantu untuk menjadi orang yang dewasa yang dapat

mengatur hidupnya sendiri, dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan

masyarakat, seperti yang tampak dalam tindakan-tindakan yang dilakukannya.

  

Sekolah bertujuan membantu remaja menjadi pribadi yang bertanggung

jawab. Hal ini sejalan dengan visi-misi SMA Santa Maria Yogyakarta. Visi dari

SMA Santa Maria Yogyakarta (2003) yaitu:

  ”.....menyelenggarakan pendidikan dengan memadukan intelektual, humaniora, dan nilai-nilai kepribadian untuk membentuk pribadi para siswi yang utuh, siap memasuki jenjang perguruan tinggi maupun berkarya dalam hid up bermasyarakat.”

Dalam rangka mewujudkan visi itu, SMA Santa Maria Yogyakarta

menjabarkan komponen intelektual, humaniora, dan nilai-nilai kepribadian dalam

misinya. Dalam segi humaniora yang mau dikembangkan adalah kepribadian

yang jujur, bertanggung jawab dan disiplin. Menjadi pribadi yang bertanggung

jawab menjadi bagian dari segi humaniora yang akan dikembangkan karena selain

dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, mereka juga diharapkan

menjadi pribadi yang dapat mengembangkan sifat-sifat kemanusiannya, dan lebih

menghargai martabat manusia.

Menjadi pribadi yang bertanggung jawab itu harus dilatih terus menerus. Oleh

karena itu remaja perlu belajar dan berlatih dalam membuat rencana, membuat

keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab

atas segala sesuatu yang dilakukannya. Remaja diharapkan berangsur-angsur

melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang tua atau orang dewasa

lainnya dalam banyak hal.

  

Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui tingkat tanggung jawab para siswi

kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Sekolah ini

dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan sebagai berikut:

1. Peneliti melakukan praktek lapangan BK di sekolah ini, sehingga peneliti sudah cukup mengenalnya.

  2. Peneliti merasa tertarik dengan visi misi SMA ini, yang sejalan dengan visi- misi karya pendidikan yang dikelola oleh para suster Amalkasih Darah Mulia yang mau memadukan segi intelektual, humaniora, dan nilai-nilai kepribadian, dalam rangka mendidik anak untuk menjadi pribadi yang utuh. Peneliti adalah anggota kongregasi Suster-Suster Amalkasih Darah Mulia.

3. Hasil penelitian ini dapat ditindak lanjuti dalam upaya membantu membentuk pribadi siswa yang utuh.

  Sedangkan yang menjadi pertimbangan penulis melakukan penelitian pada kelas X supaya hasil penelitian ini dapat ditindak lanjuti di kelas berikutnya karena menginggat untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab perlu dilatih sejak awal. Melalui penelitian ini pula, penulis dapat memperoleh gambaran mengenai tingkat tanggung jawab para siswi yang akan dijadikan sebagai dasar untuk memberikan usulan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai untuk para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana tingkat tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010?

2. Topik-topik bimbingan kelompok manakah yang sesuai untuk para siswi kelas

  X SMA Santa Maria Yogyakarta?

C. Tujuan

  1. Mengetahui tingkat tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

  2. Mengusulkan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai untuk para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak:

  1. Guru pembimbing Guru pembimbing SMA Santa Maria Yogyakarta dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam rangka mengembangkan tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2009/2010.

  2. Kepala Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta Kepala Sekolah dapat memperoleh masukan mengenai tingkat tanggung jawab yang dimiliki oleh para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

  3. Bagi subjek penelitian

Para siswi dapat terbantu memahami tingkat tanggung jawab mereka ketika

guru pembimbing memberikan topik-topik bimbingan mengenai tanggung jawab.

E. Definisi operasional

  1. Tingkat tanggung jawab: Tingkat tanggung jawab siswi adalah tinggi rendahnya kesediaan siswi untuk menerima dan melaksanakan tugas yang mencakup berani menanggung konsekuensi, kontrol diri, membuat perencanaan dan menentukan tujuan, memilih sikap positif, melakukan kewajiban, mandiri, berusaha mencapai hasil yang baik, bersikap proaktif, bersikap tekun, dan reflektif (Josephson,

Peter, Dowd, 2003:103-104). Ada dua tingkat yaitu: tinggi dan rendah.

Dalam penelitian ini tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010, akan diukur dengan kuesioner tanggung jawab yang disusun oleh peneliti.

BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini diuraikan pengertian tanggung jawab, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tanggung jawab remaja, dan bimbingan kelompok. A. Pengertian Tanggung jawab Dalam bahasa Inggris tanggung jawab disebut responsibility. Responsibility

  

mempunyai dua akar kata response dan ability yang artinya kurang lebih adalah

kemampuan untuk memberi tanggapan atau respon, seperti tidak menyalahkan

keadaan (Covey 1994: 61). Kemampuan dan kemauan untuk memberikan respon ini

merupakan hasil dari pilihan sadar yang berdasarkan nilai bukan berdasarkan

perasaan.

Agar dapat menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab remaja perlu

memahami perannya. Pemahaman akan peran remaja di sekolah, di rumah maupun di

masyarakat dapat membantu remaja dalam memahami apa yang mesti dia lakukan

berkaitan dengan perannya itu. Bagi seorang remaja, pemahaman mengenai tugas dan

kewajibannya akan membantunya untuk dapat melakukan hal-hal yang berkaitan

dengan tugas dan kewajibannya. Misalnya di sekolah remaja berperan sebagai siswa.

  

Untuk itu ia perlu memahami dengan baik tugas-tugasnya sebagai seorang siswa

yaitu menggunakan sebagian besar waktunya untuk belajar dan mengerjakan tugas-

  

tugas dari sekolah serta mentaati aturan yang belaku di sekolah. Dengan

pemahamannya itu, ia diharapkan dapat menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya

dengan baik.

Dalam keluarga remaja berperan sebagai anak, dimana ia juga mempunyai

tanggung jawab untuk mentaati, mendengarkan dan menghormati orang tuanya,

menerima dan menjalankan tugas keluarga yang berupa mengurus dirinya sendiri dan

mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh orang tuanya, dan lain sebagainya.

  

Selain berperan sebagai siswa dan anak, dalam masyarakat remaja juga berperan

sebagai anggota masyarakat, yang bertanggung jawab untuk mentaati aturan yang

berlaku dalam masyarakat, misalnya menjaga keamanan lingkungan dengan tidak

menghidupkan mesin kendaraan motor saat memasuki gang, tidak meghidupkan tape

keras-keras, dan lain-lain. Dengan demikian setiap orang harus memahami

peranannya masing-masing, mengetahui tugas dan kewajibannya sehingga dalam

kehidupan sehari-hari ia dapat menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab.

Lewis (2004:385-396) mendefinisikan tanggung jawab itu sebagai kesediaan

seseorang untuk mengerjakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dengan segala

konsekuensi yang menyertainya. Hal ini nampak dalam perilakunya yang dapat

mengerjakan tugasnya dengan baik dan tepat waktu, karena ia mempunyai tujuan,

perencanaan yang baik, ketekunan dan komitmen yang kuat untuk mengerjakannya.

Selanjutnya Lewis (2008:78-80) menyatakan bahwa, tanggung jawab memiliki tiga

aspek yaitu: aspek pribadi, sosial dan moral.

  

Aspek pribadi dalam tanggung jawab adalah kesediaan seseorang menerima apa

yang menjadi kewajibannya dengan segala konsekuensinya. Oleh karena itu ia

menggunakan seluruh kemampuannya untuk melaksanakan kewajibannya dengan

baik. Hal ini dapat tampak misalnya dalam perilaku remaja yang berusaha untuk

mengerjakan tugas-tugas dari sekolah dengan baik dan mengumpulkannya tepat

waktu. Untuk itu ia mesti mengatur waktu belajarnya dengan baik dan tidak

menunda-nunda mengerjakan tugas.

Selanjutnya aspek sosial dalam tanggung jawab dapat diartikan sebagai

kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan hak dan kewajibannya, sehingga ia

mampu untuk bersikap adil, menghormati dan menghargai orang lain, serta rela

berbagi dengan orang lain. Sebagai contohnya, seorang siswa yang pandai dalam

mata pelajaran Kimia dengan senang hati membantu teman yang kurang mampu

dalam bidang mata pelajaran itu.

  

Sedangkan aspek moral diartikan sebagai kesediaan seseorang untuk melakukan

sesuatu yang baik, untuk menghormati mahkluk hidup lain dan menjaga

lingkungannya. Contohnya, di sekolah dalam rangka menanggapi pemanasan global

para siswa mulai melakukan gerakan penghijauan lingkungan, dengan menanam

pohon di sekitar lingkungan sekolah.

Tanggung jawab dapat diartikan pula sebagai kesediaan seseorang untuk

mengerjakan tugas dengan sepenuh hati dan sebaik-baiknya. Dengan demikian ia

akan menggunakan seluruh kemampuannya untuk mengerjakan tugasnya dengan

  

1994:125; Malins, 2006:58; Nuryoto, 1992:2; Tilman, 2004:216-219). Seorang siswa

yang merasa kemampuan bahasa Inggrisnya kurang, ia akan mengalokasikan

waktunya lebih banyak untuk belajar bahasa Inggris sehingga ia bisa lulus ujian

dengan baik.

  

Sedangkan (Moekijat 1994:223; Sobur 1987:1) menambahkan segi lain dari

definisi tanggung jawab di atas, selain ada unsur kesediaan, ada juga unsur kesadaran

untuk melakukan tugas-tugasnya. Unsur kesediaan dan kesadaran akan tampak jelas

dalam perilaku seseorang yang bertanggung jawab. Misalnya siswa yang sadar akan

pentingnya belajar meskipun tidak diminta oleh orang tua atau gurunya dia akan tetap

belajar meskipun dia mempunyai kesempatan untuk menghabiskan waktunya

bermain bersama teman-temannya.

Secara lebih mendalam lagi (Josephson, Peter, Dowd, 2003:103-104) mengatakan

bahwa tanggung jawab mempunyai beberapa aspek. Aspek-aspek itu diuraikan

sebagai berikut: 1. Berani menanggung konsekuensi.

  Remaja yang bertanggung jawab adalah remaja yang berani menanggung resiko atas pilihannya, termasuk berani menghadapi akibat buruk jika ia tidak mampu menyelesaikan tugasnya atau melakukan perbuatan tertentu yang mempunyai resiko tidak enak bagi dirinya. Ia tahu dan sadar bahwa hal baik maupun buruk pasti menyertai setiap tindakan dan pilihan yang diambilnya serta mau menanggung konsekuensi dari tindakan dan pilihannya itu. Clemen berani untuk mengakui kesalahan tanpa alasan yang dibuat-buat dan iapun mau menanggung konsekuensi dari perbuatannya.

2. Kontrol diri.

  Kontrol diri berarti mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan dari dalam maupun dari luar sehingga dapat bertindak dengan benar, Borba (2008:95). Remaja yang bertanggung jawab memiliki kontrol diri yang kuat ia mampu untuk mengatakan ”tidak” pada hal-hal yang dapat merugikan dirinya, dan melakukan hal yang benar. Sebagai contoh, meskipun ia sangat ingin pergi jalan-jalan dan nonton film bersama teman-temannya tetapi ia mampu mengatakan tidak pada ajakan teman-temannya karena ia harus mengerjakan PR dan belajar mempersiapkan pelajaran untuk esok hari.

  Kontrol diri membantu remaja untuk mengendalikan perilakunya, sehingga mereka dapat bertindak secara benar. Selain itu remaja yang bertanggung jawab juga mampu mengontrol/mengendalikan emosinya dengan baik, ia tidak mudah dikuasai dan dikendalikan oleh emosinya. Dengan kontrol diri yang baik dia mampu mensikapi kegagalan yang dialaminya dan sehingga ia mampu bangkit mengatasi kegagalan itu dengan perilaku-perilaku yang dapat membantunya untuk mencapai apa yang diharapkannya. Contohnya saat gagal mendapat nilai baik dalam ujian, tidak membuat dia lemah dan malas untuk belajar tetapi hal itu memacunya untuk lebih giat lagi belajar.

  Siswanto (1997:30-31) menyebutkan indikator remaja yang memiliki kontrol diri yaitu: ia dapat menguasai diri, yang berarti tidak ditaklukkan oleh perasaan-perasan dan emosinya, berani bangkit ketika mengalami kegagalan.

  3. Menentukan tujuan dan membuat perencanaan Menentukan tujuan merupakan sebuah langkah penting yang harus kita buat sebelum kita melangkah, karena dengan menentukan tujuan lebih dahulu kita menjadi tahu kemana harus melangkah. Tujuan dapat membantu seseorang menentukan arah yang akan diambil, dan kita menjadi tahu hal-hal apa yang saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan kita.

  Setelah mempunyai tujuan yang jelas langkah berikutnya adalah membuat perencanaan agar tujuan yang telah ditentukan itu dapat tercapai. Perencanaan berarti mencari tahu sebelum waktunya, bagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan efisien, Lewis (2004:338). Sebagai contoh seorang siswa diawal tahun sudah menentukan tujuannya untuk memperoleh nilai ujian akhir semester rata-rata 8. Tujuan itu akan menentukan arah dan pilihan-pilihan tindakannya.

  Tujuan mendapat nilai akhir semester rata-rata 8 menjadi dasar bagi dia untuk menyusun sebuah perencanaan, dengan mulai menyusun jadwal belajar, mengatur kapan waktunya dia harus mengerjakan tugas-tugas sekolah, mengulang kembali pelajaran yang diperoleh di sekolah, membaca buku-buku di perpustakaan, untuk refreshing dan menentukan kegiatan apa saja yang akan diikuti yang bisa mendukungnya untuk mencapai tujuan tersebut.

  Dengan demikian seorang remaja mampu menunjukkan perilakunya yang bertanggung jawab sebagai seorang siswa.

4. Memilih sikap positif.

  Remaja yang bertanggung jawab akan memilih sikap positif seperti: antusias, jujur, murah hati, optimis, gigih/tidak menyerah, mau berusaha, dan kreatif daripada sikap negatif seperti putus asa, mencari jalan pintas, pesimis, tidak jujur dan lain sebagainya. Sikap-sikap positif ini dapat mendukung perilaku- perilakunya yang bertanggung jawab. Misalnya seorang siswa kemampuan kurang dalam hal mengerjakan soal-soal hitungan, dengan sikapnya yang gigih, mau berusaha dan kreatif, mendorongnya untuk berusaha mencari soal- soal latihan dan belajar untuk mengerjakannya, dan ketika mengalami kesulitan ia berani bertanya pada guru atau teman yang lebih bisa.

  5. Mandiri Mandiri menjadi bagian dari sikap yang bertanggung jawab. Nuryoto (1993:51) mengartikan sikap mandiri sebagai kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha dan melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Ketika remaja berlatih untuk mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya maupun yang berkaitan dengan orang lain, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan dalam diri remaja sendiri bahwa sebenarnya ia mampu melakukan hal-hal itu, sehingga ia berani untuk mengambil keputusan sendiri dan tidak selalu tergantung pada orang lain, dengan demikian ia juga belajar untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya.

  6. Melakukan kewajiban.

  Menjadi remaja yang bertanggung jawab berarti ia tahu apa yang menjadi kewajibannya dan melakukan kewajibannya itu dengan sebaik-baiknya, sekalipun itu bukan tugas yang menyenangkan baginya. Ia akan tetap berusaha meskipun mengalami kesulitan, ia mempunyai komitmen untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut Elia (2008:1-2) remaja yang bertanggung jawab itu semestinya sudah memahami apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang siswa dan ia tahu apa yang harus dilaksanakannya yaitu menggunakan sebagian besar waktunya untuk belajar, maka ia akan belajar dengan sebaik-baiknya tanpa harus diminta dan diawasi oleh orang tua maupun gurunya.

  7. Mencapai hasil yang baik.

  Remaja yang bertanggung jawab itu tidak minimalis dan asal-asalan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kesadaran akan tugas-tugasnya mendorongnya untuk menggunakan seluruh kemampuan yang ada dalam dirinya untuk mencapai hasil yang baik.

  8. Bersikap proaktif.

  Proaktif berarti menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihan- pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan

  (2006:223). Remaja yang proaktif akan mengambil inisiatif memikirkan jalan keluar dari pilihannya dan ia bertindak untuk mewujudkan pilihannya itu.

  Remaja yang bertanggung jawab mempunyai inisiatif untuk meningkatkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Sebagai contohnya ketika remaja memilih untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memasak, namun waktunya untuk mendapat pengetahuan dari guru dan berpraktek kurang, maka ia akan mencari waktu untuk bisa belajar sendiri mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masakan melalui membaca dari buku, majalah atau dari internet. Sikap proaktif ini mendorongnya untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya, ia tidak menunggu orang lain meminta untuk mengerjakannya.

  9. Tekun Tekun berarti rajin, bersungguh-sungguh, tetap berpegang teguh, Tim penyusun kamus, (2005:1159). Ketekunan akan sangat mendukung seorang remaja dalam menampakkan perilaku yang bertanggung jawab. Ketekunan membuat seseorang tidak mudah beralih ke hal-hal lain yang lebih menarik perhatiannya saat ia harus mengerjakan tugasnya, sehingga apa yang menjadi tugasnya dapat dikerjakannya dengan baik. Lewis (2004:35) mengemukakan ciri-ciri remaja yang tekun yaitu: ia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, ia tidak mudah meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai dan beralih ke hal-hal yang menarik perhatiannya . Contohnya, meskipun seorang remaja mempunyai kesempatan untuk chating atau pergi ke cafe bersama mempelajari bahan pelajaran yang akan diberikan esok hari. Sehingga ia menjadi lebih siap dalam mengikuti pelajaran di sekolah, dan dapat menunjukkan perilakunya yang bertanggung jawab sebagai siswa.

10. Reflektif.

  Sikap reflektif sangat dibutuhkan untuk membantu seseorang bisa menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

  Seorang remaja yang bertanggung jawab akan mencari waktu agar dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukannya sehingga ia tidak mudah jatuh pada sikap suka menyalahkan keadaan atau orang lain. Sebagai contoh, ketika mengalami kegagalan dalam ujian seorang remaja yang reflektif akan berusaha menemukan nilai dari kegagalannya itu, bahwa ia kurang berusaha belajar untuk menghadapi ujian itu. Maka untuk selanjutnya ia akan belajar lebih giat lagi. Remaja yang reflektif akan mampu menemukan nilai dari apa yang dia lihat, didengar melalui setiap peristiwa hidup. Sebagai contoh, Seorang remaja melihat tayangan berita televisi tentang anak-anak yang meninggal akibat busung lapar karena gizi yang buruk. Dari tanyangan itu remaja menemukan nilai solidaritas pada anak-anak itu yang ia wujudkan dengan sikapnya yang lebih menghargai makanan, meski makanan berlimpah ia tidak lagi membuang-buang makanan. Ia mampu belajar dan menemukan nilai dari apa yang didengar dan dilihatnya sampai pada akhirnya nilai itu mampu mengubah sikapnya. Bagi remaja yang reflektif nilai-nilai yang bagi dirinya untuk memperbaiki perilakunya sehingga ia dapat menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab.

  Dari berbagai pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa tanggung jawab itu adalah sebuah kemampuan, kesadaran, kemauan seseorang untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya dengan segala konsekuensinya. Oleh karena itu dibutuhkan ketekunan, perencanaan, dan komitmen yang kuat untuk menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya tanpa harus selalu diawasi dan dikontrol oleh orang lain.

  B.

  

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tanggung jawab remaja.

   Sukmaningrum (2005:3-4) menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan menghambat perkembangan tanggung jawab remaja yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Keluarga.

  Keluarga menjadi pilar yang utama dan pertama dalam membentuk remaja yang memiliki tanggung jawab. Dalam keluargalah remaja untuk pertama kalinya belajar tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Orang tua berperan dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan remaja agar bisa memiliki tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat.

  Sejalan dengan itu Musa (2006:2-3) berpendapat bahwa, keluarga menjadi kunci utama bagi anak tumbuh menjadi remaja yang memiliki tanggung

  

jawab. Mulai sejak dini orang tua mendidik, melatih dan memberi kesempatan

kepada anak untuk mulai memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri

sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sebagai contoh orang tua melatih

anak sejak dini untuk membereskan sendiri kamar tidurnya, menyiapkan

pakaian yang akan dipakainya dan lain-lain. Setelah anak mampu bertanggung

jawab terhadap terhadap dirinya sendirinya anak dilatih untuk memiliki

tanggung jawab terhadap lingkungan terdekatnya yaitu lingkungan rumah

(tetangga) dan sekolah. Dengan demikian anak diharapkan bisa tumbuh menjadi remaja yang memiliki tanggung jawab.

Selanjutnya Habibi (2007:21-22) dalam penelitiannya menemukan bahwa

pola asuh orang tua juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan

tanggung jawab dalam diri remaja. Pola asuh yang demokratis akan

menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri remaja. Dengan kepercayaan

diri seorang remaja akan lebih berani untuk mengambil keputusan-keputusan

yang bertanggung jawab. Misalnya, orang tua mengajak remaja untuk

berdialog bersama dan terlibat dalam mengambil keputusan bersama dalam

keluarga. Hal itu akan membantu remaja untuk berani berbicara

menggungkapkan pendapatnya, keikutsertaannya dalam mengambil bagian

untuk membuat sebuah keputusan bersama dalam keluarga mendorongnya

untuk ikut bertanggung jawab dalam melaksanakannya. Dengan demikian ia

belajar bertanggung jawab dalam membuat dan melaksanakan keputusan itu. bagian dalam mengerjakan urusan rumah tangga dengan demikian remaja akan merasa memiliki peran di dalam keluarga, dan dari situ ia dapat belajar untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan bertanggung jawab sebagai anggota keluarga.

  Pendapat itu didukung oleh Krismanto (2006:3-4) yang mengatakan bahwa, pola asuh yang demokratis akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dalam diri seseorang anak dan akan mendorong munculnya perilaku yang bertanggung jawab sehingga ia dapat tumbuh menjadi remaja yang mandiri dan bertanggung jawab. Demikian sebaliknya faktor pola asuh orang tua yang permisif akan membentuk anak menjadi pribadi yang cenderung tidak mengindahkan aturan yang berlaku baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Karena aturan yang ada begitu longgar untuk dilanggar, tidak ada sanksi yang jelas dan tegas maka remaja akan cenderung bersikap seenaknya dalam mengerjakan apa yang menjadi tugasnya sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab.

  2. Sekolah Sekolah mempunyai peran dalam menumbuhkan tanggung jawab dalam diri remaja melalui pemberian tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh remaja sebagai siswa di sekolah. Tugas-tugas itu membantu remaja untuk berlatih tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Dengan adanya tugas-tugas waktunya, membuat perencanaan dalam menyelesaikan tugas-tugas itu

sehingga dapat diselesaikan dan dapat dikumpulkan tepat pada waktunya.

Dokumen yang terkait

DESKRIPSI TINGKAT KEBERMAKNAAN HIDUP SUSTER-SUSTER YUNIOR KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) TAHUN 2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 86

DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 20032004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 114

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR ST.YOSEF SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 142

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 20072008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

0 0 180

PERSEPSI SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 TENTANG MANFAAT PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

0 0 96

DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

0 0 170

STUDI TENTANG KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

0 0 107

PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

0 0 140

DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG TAHUN AJARAN 20092010 Skripsi

0 0 75

DESKRIPSI AKTUALISASI DIRI SISWA-SISWA KELAS XI SMK MIKAEL SOLO TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

0 1 105