Problem kedisiplinan remaja terhadap peraturan asrama di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PROBLEM KEDISIPLINAN REMAJA TERHADAP PERATURAN

ASRAMA DI SMA PANGUDI LUHUR VAN LITH MUNTILAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

  

Psikologi

Program Studi Psikologi

  Disusun oleh : Agata Dewi Setyoningrum

  089114078

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

CARPE DIEM

  • -SEIZE THE DAY-

    …...TAKLUKAN HARI INI…..

  

“….jadilah pemimpin dan pelopor

dimasa pembangunan”

  • –Mars Van Lith-

  menjadi garam dan terang dunia…

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah

diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

  Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak diatas gunung tidak

mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak akan menyalakan pelita lalu

meletakannya dibawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa yang di surga. -Matius 5:13-16-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  HALAMAN PERSEMBAHAN Skrispsi ini aku persembahkan untuk….

  Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan kekuatan sehingga dapat menyelesaikan skrispsi ini dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada. Mama dan Papa yang dengan kesabaran mampu menuntun dan membimbing aku

  Mas Bhayu Dharma Kusuma yang sudah mengajarkan aku supaya menjadi wanita yang kuat dan tangguh Teman-teman angkatan XV Van Lith

  “Kebersamaan selalu menjadikan kita satu” Teman- teman geng Rempong yang selalu menyediakan “bahu” untuk bersandar disaat kegaulauan melanda

  Teman-teman Sanctifico Kantabile yang selalu menemani dengan lagu puji- pujian dan pendewasaan walaupun dengan cletukan-cletukan pedas Ooom dan tante grup Kanca GMAk yang selalu memberikan siraman rohani dan semangat dalam berkarya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak membuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 3 Januari 2013 Penulis

  Agata Dewi Setyoningrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PROBLEM KEDISIPLINAN REMAJA TERHADAP PERATURAN

ASRAMA

DI SMA PANGUDI LUHUR VAN LITH MUNTILAN

Agata Dewi Setyoningrum

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problem kedisiplinan remaja dalam menaati

peraturan asrama. Dalam penelitian ini remaja sebagai pelaku pendidikan dan berada dalam masa

pencarian identitas diri. Pencarian identitas tersebut dapat terlihat dari alasan siswa melakukan

pelanggaran yang dikaitkan dengan pencarian identitas diri remaja. Subyek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith yang berjumlah 160 siswa. Pengumpulan

data yang digunakan yaitu dengan menggunakan angket non-scaled questionare berdasarkan buku

peraturan asrama dengan menggunakan kombinasi pertanyaan tertutup dan terbuka. Pengolahan

data dilakukan dengan mengelompokkan peraturan kedalam tugas perkembangan remaja,

menghitung frekuensi pelanggaran dan menganalisis alasan pelanggaran. Reliabilitas data tidak

diujikan secara formal tetapi dengan mengkaji ulang kepada sampel siswa, guru BK dan pamong

asrama. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith

pernah melanggar peraturan asrama. Siswa mengerti adanya peraturan asrama yang berlaku tetapi

siswa ingin mencari suasana baru yang sesuai dengan kepribadian siswa. Perasaan yang muncul

saat melanggar adalah senang karena bisa melakukan keinginan siswa. Namun, muncul pula

ketakutan dan kekawatiran akan sanksi yang diterima setelah melakukan pelanggaran. Perasaan

dan pemikiran tersebut dapat menunjukan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith

sebagai remaja dalam masa pencarian identitas diri. Selain itu, ada faktor lain yang

memperngaruhi kedisiplinan peraturan asrama yaitu pendampingan pamong asrama, keadaan

peraturan dan pengaruh orang tua. Kata kunci : remaja, problem kedisiplinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PROBLEM OF DISCIPLINARY REGULATION IN PANGUDI LUHUR

  

Agata Dewi Setyoningrum

ABSTRACT

This research was aimed to seek the adolescence problem to obey rule of the dormitory .

The subject as a subject of education whis is to know the personality. Subject of this research is

eleventh grade in Pangudi Luhur Van Lith Senior highschool. The number of the subject is 160

students. The collecting data used non- scaled questionare based on dormitory’s rules book by

combaining of closed and open questions. The prosessing data used by grouping the rules into

adolescent dvelopment tasks, counted the violation, and analysed the reason of violation. The

reliability was not tested in formally but used interview method to the sample of subject, such as

student representatives, civil in dormitory, and BK in school. Based on the results was found that

the student tresspassed all of the rule. The students knew and understood the whole role but they

looked for compability with their characters. First, the student felt happy after than the student felt

fear and worried about their punishment. Those values show that the personal identity can be

shown by felling and reasoning of the students. In another, the disclipinary can bee shown by

attachment the lead of dormitory, the rules and the parents of the student. Keyword : adolescent, problem of disciplinary in dormitory.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Agata Dewi Setyoningrum Nomor Mahasiswa : 089114078

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

  

Problem Kedisiplinan Remaja terhadap Peraturan Asrama

di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 3 Januari 2012 Yang menyatakan Agata Dewi Setyoningrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Rasa syukur yang tak terhingga kepada Bapa di surga yang Maha Penyayang atas karunia dan kekuatan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Problem Kedisiplinan Remaja terhadap Peraturan Asrama di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan” dapat diselesaikan oleh penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, baik sumbangan pikiran maupun tenaga.

  Pada kesempatan ini, secara khusus peneliti mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Prof. A. Supratiknya sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan sangat sabar telah membimbing, menuntun dan memberikan masukan yang bermanfaat kepada penulis.

  2. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah memberi ilmu, pemahaman, dan pengalaman yang membuat hidup penulis semakin lengkap.

  3. Br. Albertus Suwarto FIC selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

  4. Ibu Kismiyati selaku Pendamping Bimbingan Konseling SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan yang telah berkenan memberikan waktu pelajaran BK.

  5. Pamong Asrama Putra dan Putri SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk ikut serta membantu penulis melakukan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

  7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena adanya keterbatasan kemampuan. Segala kritik dan saran yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati.

  Yogyakarta, 3 Januari 2013 Penulis

  Agata Dewi Setyoningrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN .

  ………………………………………………… iii HALAMAN MOTTO

  ………………………………………………………… iv HALAMAN PERSEMBAHAN

  ………………………………………………. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  ………………………………………. vi ABSTRAK

  ……………………………………………………………………. vii ABSTRACT

  ………………………………………………………………….. viii LEMBAR PUBLIKASI

  ……………………………………………………….. ix KATA PENGANTAR

  ………………………………………………………… x DAFTAR ISI

  ………………………………………………………………….. xii DAFTAR TABEL

  …………………………………………………………….. xiv DAFTAR LAMPIRAN

  ……………………………………………………….. xv

  BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

  A. Latar Belakang …………………………………………………… 1

  B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 5

  C. Tujuan …………………………………………………………… 6

  D. Manfaat ………………………………………………………….. 6

  BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………. 8

  A. Remaja …………………………………………………………… 8

  1. Definisi Remaja …………………………………………….. 8

  2. Karakteristik Remaja …………………………………………. 9

  3. Tugas-tugas perkembangan remaja …………………………… 15

  B. Sekolah sebagai media pendisiplinan ……………………………. 23

  1. Pengertian kedisiplinan ……………………………………….. 25

  2. Bidang-bidang pendisiplinan …………………………………. 29

  C. Kerangka Konseptual ……………………………………………. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………. 46

  A. Jenis Penelitian …………………………………………………. 46

  B. Fokus Penelitian ………………………………………………… 46

  C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian ………………………… 48

  D. Alat Pengumpulan Data ………………………………………… 50

  E. Pertanggungjawaban Mutu Alat Pengumpulan Data …………… 59

  F. Analisis Data …………………………………………………….. 61

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………. 62

  A. Deskripsi Subjek ………………………………………………... 62

  B. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………….. 66

  C. Hasil Penelitian …………………………………………………. 67

  1. Tuntutan yang berlaku ………………………………………… 67

  2. Jenis, frekuensi dan alasan pelanggaran ………………………. 74

  D. Pembahasan ……………………………………………………… 101

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 110

  A. Kesimpulan ……………………………………………………… 110

  B. Saran …………………………………………………………….. 112

C. Kelamahan Penelitian…………………………………………… 113

  DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 114

  LAMPIRAN …………………………………………………………………… 116

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Kuesioner Bentuk-bentuk Pelanggaran ...................... 51Tabel 4.1 Bentuk, frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan pertama.................................................... 74Tabel 4.2 Bentuk, frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan kedua ................................................... 80Tabel 4.3 Bentuk, frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan ketiga ................................................... 84Tabel 4.4 Bentuk, frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan keempat ......................

  ……………. 86

Tabel 4.5 Bentuk, frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan kelima…….......................................... 91Tabel 4.6 Bentuk, frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan keenam ………………………….......... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.7 Bentuk, frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan ketujuh…………………………………. 98Tabel 4.8 Bentuk, frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan kedelapan………………………………… 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................... 117 Lampiran 2. Hasil Wawancara ................................................................... 124 Lampiran 3. Hasil Pengolahan Angket ........................................................ 145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah periode perkembangan transisi dari masa anak-anak

  hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Masa remaja bermula dengan perubahan fisik yang cepat seperti pertambahan tinggi dan berat badan secara dramatis, perubahan bentuk tubuh dan perkembangan karakteristik sosial. Pada masa remaja, usaha dalam mencapai kemandirian dan identitas sangat menonjol, pemikiran semakin logis, abstrak, idealistis dan semakin banyak waktu yang diluangkan di luar keluarga. Pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealis terbukti dalam teori Piaget pada tahap operasional formal. Dalam tahap ini, individu melampui pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan logis. Remaja lebih mengembangkan pemikiran yang ideal. Remaja mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan di masa depan dan terkagum-kagum terhadap hal-hal yang dapat dilakukan. Dalam memecahkan masalah, remaja lebih berpikir sistematis, mengembangkan hipotesis mengenai mengapa sesuatu terjadi seperti itu (Santrock, 2003).

  Masa remaja adalah masa peralihan yang menimbulkan gejolak. Peralihan yang dimaksud adalah remaja akan meninggalkan kejadian-kejadian yang sudah membekas di masa lalu dan akan beralih pada masa yang akan datang. Selain itu, remaja juga mengalami peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Peralihan tersebut membuat remaja berada masa pencarian identitas. Erikson berpendapat bahwa remaja sedang dalam tahap identitas versus kekacauan identitas. Di masa ini, individu dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapakah mereka itu, bagaimana mereka natinya, dan arah mana yang hendak mereka tempuh dalam hidupnya. Remaja dihadapkan pada peran-peran baru dan status orang dewasa. Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan sehat dan sampai pada jalur yang positif untuk diikuti dalam kehidupan, maka identitas positif akan tercapai. Jika suatu identitas terlalu dipaksaan oleh orang tua dan jika remaja tidak cukup berhasil dalam menjajaki berbagai peran dan mendefinisikan masa depannya secara positif, maka remaja akan mengalami kebingungan identitas (Santrock, 2003).

  Dalam tahap pencarian identitas diri, remaja memiliki tugas perkembangan dalam menuju kedewasaan. Setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi mengenai aspek perkembangan apa, bagaimana dan sejauh mana suatu aspek perkembangan seharusnya dicapai atau dikuasai. Spesifikasi mengenai aspek perkembangan ini oleh Havighrust dinamakan sebagai developmental task atau tugas perkembangan (Monks, Knoers, & Haditono, 2006). Tugas-tugas perkembangan remaja itu meliputi aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial, kematangan personal, kematangan dalam mencapai filsafat hidup serta kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Syamsu, 2009).

  Dalam rangka pelaksanaan aspek-aspek tugas perkembangan remaja, menurut Havighrust sekolah mempunyai peranan atau tanggungjawab penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dalam membantu siswa mencapai tugas perkembangannya. Sekolah merupakan tempat proses belajar mengajar bagi anak didik atau siswa untuk menambah ilmu pengetahuan, menggali potensi-potensi yang ada serta mendewasakannya melalui jenjang pendidikan yang telah disediakan. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah di tentukan oleh suasana yang aman dan tertib. Keberhasilan tersebut tercapai dengan adanya peraturan dan tata tertib sekolah yang dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten. Peraturan dan tata tertib sekolah itu tidak akan terlaksana tanpa adanya kedisiplinan dari seluruh komponen sekolah terutama anak didik. Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun karena seseorang akan selalu terikat pada peraturan atau norma-norma yang berlaku di lingkungannya (Monks, Knoers & Haditono, 2006).

  SMA Pangudi Luhur Van Lith merupakan sekolah berasrama yang memiliki peraturan asrama yang cukup banyak yaitu 140 peraturan asrama.

  Peraturan asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith dibuat berdasarkan pandangan dari pendiri terdahulu sebagai warga asrama yang disesuaikan dengan tugas perkembangan remaja dan mengacu pada visi misi Romo Van Lith. Adapun visi misi Romo Van Lith adalah semangat Kerajaan Allah yang berintikan keselamatan bagi semua orang terutama yang menderita dan terlupakan, yang diharapkan menjadi kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Misi Romo Van Lith adalah mendampingi kaum muda yang miskin, melalui pendidikan sekolah berasrama. Dalam penelitian ini, siswa sebagai remaja pelaku pendidikan. Siswa diharapkan mampu mengikuti seluruh peraturan asrama. Namun, sebuah survey kecil telah dilakukan pada asrama SMA Pangudi Luhur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Van Lith Muntilan mengenai pelanggaran tata tertib asrama. Survey dilakukan terhadap seluruh siswa dari asrama putri dan putra. Dari sekian peraturan yang berlaku, 93% dari seluruh siswa pernah melanggar peraturan asrama. Berdasarkan dokumen arsip catatan pelanggaran, 53% pelanggaran-pelanggaran banyak dilakukan oleh siswa kelas XI. Selain itu, berdasarkan buku pelanggaran peraturan asrama menyebutkan bahwa jumlah pelanggaran terbesar dilakukan oleh siswa kelas XI yang berjumlah 87 siswa. Pelanggaran tersebut meliputi pelanggaran pemakaian baju sekolah atau gereja, pelanggaran penggunaan jam bebas, pelanggaran penggunaan hp dan merokok di asrama. Para siswa yang pernah melakukan pelanggaran asrama sudah menerima sanksi berupa pemberian hukuman sesuai dengan pelanggaran, penyitaan barang-barang tertentu, pemberian surat peringatan sampai pengeluaran siswa dari sekolah. Menurut penuturan beberapa siswa, peraturan asrama membatasi ruang gerak siswa dan dianggap kuno. Perasaan yang muncul saat melakukan pelanggaran adalah senang dan muncul kawatir akan sanksi yang akan diterima. Kekawatiran dari siswa tersebut menunjukan adanya problematika siswa dalam menaati peraturan.

  Problematika tersebut muncul ketika siswa mengerti tentang kepatuhan asrama tetapi muncul pula keinginan untuk mencari kebebasan dalam rangka pencarian identitas diri. Problematika dalam menaati peraturan bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti pendampingan pamong asrama, peraturan asrama dan pengaruh orang tua wali murid. SMA Pangudi Luhur Van Lith memiliki siswa dari berbagai budaya dan latar belakang yang tidak sama sehingga membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Oleh karena itu, peneliti ingin melihat penyebab siswa melakukan pelanggaran terkait dengan pencarian identitas diri remaja. Peneliti mencoba menggali problem kedisiplinan siswa terhadap peraturan asrama dengan dikaitkan dengan pencarian identitas diri yaitu dengan cara melihat kesesuaian peraturan asrama dengan tugas perkembangan remaja. Hal ini disebabkan karena tugas perkembangan remaja mewarnai pencarian identitas diri pada remaja. Peneliti juga ingin mengetahui jenis dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari setiap tugas perkembangan dilihat dari pengelompokan peraturan ke dalam kelompok tugas perkembangan remaja. Peneliti juga ingin mengetahui alasan pelanggaran. Penggalian alasan pelanggaran diharapkan mampu menggali lebih dalam penyebab pelanggaran dikaitkan dengan dengan tema pencarian identitas diri.

  Penelitian ini diharapkan mampu menjadikan evaluasi bersama dalam meningkatkan kedisiplinan peraturan asrama.

B. Perumusan masalah

  Dalam rangka menguji asumsi maka peneliti membuat perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

  1. Seperti apakah peraturan yang berlaku di Asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan?

  2. Jenis-jenis pelanggaran apa yang dilakukan dan frekuensi pelanggaran oleh siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Mengapa siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith melakukan pelanggaran asrama?

  C. Tujuan penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Peneliti ingin mengetahui tuntutan yang berlaku di Asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan.

  2. Peneliti ingin melihat jenis pelanggaran dan frekuensi pelanggaran tersebut dilakukan

  3. Peneliti juga ingin mengetahui alasan siswa melakukan pelanggaran peraturan Asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan dari aspek pemikiran siswa dan perasaan siswa saat melakukan pelanggaran.

  D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Sebagai bahan kajian dalam mengembangkan ilmu psikologi sosial dalam menganalisis faktor-faktor lain penyebab pelanggaran peraturan dan psikologi perkembangan yang berkatian dengan pencarian identitas diri sebagai remaja.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Subjek Memberikan informasi kepada siswa kelas XI SMA Pangudi

  Luhur Van Lith Muntilan mengenai peraturan asrama sebagai media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terlaksananya tugas perkembangan remaja sebagai siswa dalam rangka pencarian identitas diri remaja.

  b.

  Bagi orang tua atau pamong asrama Memberikan informasi kepada orang tua atau pamong asrama terkait kedisiplinan siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith

  Muntilan sebagai media pencapaian tugas perkembangan remaj dalam rangka pencarian identitas diri sebagai remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Remaja Istilah adolenscenses atau remaja berasal dari kata Latin adolescence (kata

  bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Bangsa primitif demikian pula orang-orang jaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu melakukan reproduksi. Istilah adolenscenses mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

  Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget yang menyatakan secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, terutama dalam masalah hak.

  Menurut Hall (dalam Santrock, 2003), secara umum usia remaja adalah masa antara usia 12 hingga 23 tahun. Hurlock (1980) pun mengatakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun. Individu yang berada di usia belasan ini disebut dengan pemuda dan pemudi atau kawula muda. Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Thornburg (1982, dalam Santrock 2003) yang menyebutkan 3 tahap masa remaja yaitu remaja awal berusia 11-13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tahun, kemudian remaja tengah berusia 14-16 tahun, dan remaja akhir adalah mereka yang berusia 17-19 tahun. Monks, Knoers dan Haditono (2005) membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra remaja atau pubertas (10-12 tahun), masa remaja awal atau pubertas (12-15tahun), masa remaja pertengahan (15-18tahun), dan masa remaja akhir (18-21tahun). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa masa remaja dimulai dari usia 10 hingga 21 tahun. Dalam penelitian ini akan diteliti remaja pertengahan dengan usia 15-18 tahun. Remaja pertengahan dipilih karena sesuai dengan usia siswa SMA.

2. Karakteristik remaja

  Secara garis besar, ulasan mengenai karakteristik remaja dibedakan menjadi tiga yaitu pada pembahasan mengenai fisik, kognitif, dan pembahasan mengenai sosio-emosionalnya.

  a.

  Fisik Pada masa ini, remaja mengalami perubahan pada fisiknya.

  Perubahan tersebut ditandai dengan suatu istilah yang dikenal sebagai pubertas. Pubertas merupakan suatu periode di aman kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja remaja (Santrock, 2003). Pada masa ini hormon testosteron pada laki-laki dan hormon ekstradiol pada perempuan akan memainkan peran yang sangat penting. Pada laki-laki akan mengalami mimpi basah, tumbuhnya kumis, membesarnya jakun hingga memberatnya suara sedangkan perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  akan mengalami menstruasi, membesarnya buah dada, membesarnya pinggul, tumbuhnya rambut kemaluan, serta perubahan lainnya.

  Adanya perubahan tersebut membuat remaja disibukkan oleh perubahan fisik mereka. Hal ini terbukti dari antara mereka mulai mengembangkan citra individual mengenai gambaran fisik mereka.

  b.

  Kognitif Dalam hal perkembangan kognitif, remaja mengalami peningkatan.

  Pemikiran semakin abstrak, logis dan idealis. Remaja mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka. Selain itu, remaja juga cenderung untuk menginterpretasikan dan memantau dunia sosial. Pemikiran ini oleh Piaget (Santrock, 2003) disebut sebagai tahap operasional formal. Remaja tidak lagi terbatas pada suatu pengalaman yang nyata, melainkan sudah dapat membangkitkan suatu situasi-situasi yang khayalan, kemungkinan- kemungkinan hipotesis atau suatu penalaran abstrak. Selain itu, pada tahap ini remaja juga sudah mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan. Remaja mulai mengembangkan minat mereka dan mengumpulkan serta mempelajari banyak pengetahuan dan keterampilan yang nantinya akan mendukung remaja dalam mencapai cita-citanya. Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian kebutuhan tersebut, sekolah ikut berperan serta dengan memberikan banyak pengetahuan lewat kurikulum yang diajarkan serta mengembangkan ketrampilan melalui kegiatan- kegiatan asrama dan ekstrakurikuler bagi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c.

  Sosio-emosional Masa remaja, menurut Hall (Santrock, 2003) merupakan masa yang disebut sebagai masa “Strom and stress”. Pada masa ini, remaja seolah-olah diombang-ambingkan oleh pernyataan besar yang mengarah pada identitas mengenai siapa dirinya. Tahap ini merupakan tahap kelima dalam teori Erickson (Santrock, 2003) yang disebut sebagai tahap identitas dan kebingungan identitas. Pada masa ini, remaja akan menjadi lebih tertarik mengenai siapa dirinya, bagaimana dirinya, bagaimana mereka nantinya, serta ke arah mana nantinya akan mereka bawa kehidupannya.

  Marcia (Santrock, 2003) mengatakan ada tiga aspek perkembangan remaja yang penting dalam pembentukan identitas. Aspek-aspek tersebut diantarannya remaja harus membangun kepercayaan pada dukungan orang tua, mengembangkan ketekunan serta memperoleh suatu perspektif refleksi diri atas masa depan remaja.

  Dalam hal emosional, remaja akan menjadi lebih banyak menuntut otonomi serta tanggungjawab. Remaja menjadi cenderung untuk melepaskan diri dari cengkraman orang tua dan menjadi lebih senang berkumpul bersama teman- teman. Maka dari itu, pada tahap ini sering terjadi konflik antara orang tua dengan remaja

  Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Berikut ini periode perkembangan remaja (Hurlock, 1980) meliputi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  a.

  Masa remaja sebagai periode yang penting karena adanya fisik dan psikologi yang sedang berkembang.

  Perkembangan fisik yang cepat disertai perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

  b.

  Masa remaja dianggap sebagai periode peralihan.

  Peralihan yang dimaksudkan adalah remaja akan meninggalkan kejadian-kejadian yang sudah membekas pada masa lalu dan beralih pada masa sekarang serta yang akan datang. Dalam setiap periode peralihan, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa sehingga muncul keraguan akan status. Selain itu, status remaja yang tidak jelas ini menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

  c.

  Masa remaja dianggap sebagai usia yang bermasalah.

  Pertama, sepanjang masa anak-anak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, remaja merasa dirinya mandiri sehingga tidak butuh bantuan dari orang lain seperti guru dan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d.

  Masa remaja dianggap sebagai masa mencari identitas.

  Menurut Erikson (1961, dalam bukunya Hall, Calvin S. & Lindsey, 1993) pada tahap ini remaja mulai merasakan identitas versus kekacauan identitas. Persepsi pada identitas diri ditunjukan dengan adanya anggapan bahwa manusia unik yang dipersiapkan untuk mencapai kehidupan sosial bermasyarakat. Dengan demikian, remaja mulai memahami sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat tersebut seperti kesukaan dan ketidaksukaannya, tujuan yang dikejarnya di masa depan serta kekuatan dan hasrat untuk mengontrol nasibnya sendiri. Inilah masa dalam kehidupan ketika orang ingin menentukan siapakah ia pada saat sekarang dan ingin menjadi apakah ia di masa yang akan datang.

  e.

  Masa remaja dianggap sebagai periode perubahan.

  Ada lima perubahan remaja yang bersifat universal. Pertama, meningginya emosi yang bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial sehingga menimbulkan masalah baru.

  Ketiga, selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Keempat, dengan berubahnya minat dan pola perilaku maka nilai-nilai juga berubah. Kelima, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  f.

  Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

  Seperti yang diungkapkan oleh Majeres (Hurlock, 1978) bahwa anggapan popular tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai dan tetapi banyak yang bersifat negatif. Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

  g.

  Masa remaja dianggap sebagai masa yang tidak realistik.

  Dalam hal ini, remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagai mana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita- cita. Dengan meningkatnya kemampuan berpikir rasional dan bertambahnya sosial, remaja mampu memandang dirinya sendiri, keluarga teman-teman dan kehidupan pada umunya lebih realistik.

  h.

  Masa remaja dianggap sebagai ambang masa dewasa.

  Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat- obatan dan terikat dalam perbuatan seks. Remaja menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Tugas-tugas perkembangan remaja

  Erikson (Syamsu, 2009) memiliki pandangan bahwa pembentukan identitas diri merupakan tugas perkembangan utama bagi remaja. Jika remaja gagal dalam pencarian identitas maka remaja akan mengalami konflik internal. Pikunas juga mengemukakan pendapat William Kay bahwa tugas perkembangan utama remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Tugas perkembangan menurut William Kay (Syamsu, 2009), meliputi : a.

  Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnnya.

  b.

  Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.

  c.

  Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.

  d.

  Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

  e.

  Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.

  f.

  Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.

  g.

  Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri yang bersifat kekanak-kanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam membahas tujuan tugas perkembangan remaja, Pikunas (1976, dalam bukunya Syamsu, 2009) mengemukakan pendapat Luella Cole yang mengklasifikasikannya ke dalam sembilan kategori, yaitu : a.

  Kematangan emosional b.

  Pemantapan minat-minat heteroseksual c. Kematangan sosial d.

  Emansipasi dari control keluarga e. Kematangan intelektual f. Memilih pekerjaan g.

  Menggunakan waktu senggang secara tepat h. Memiliki filsafat hidup i. Identifikasi diri.

  Havighrust (Syamsu, 2009) mengartikan tugas perkembangan itu suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, apabila berhasil dilaksanakan akan mendapatkan kebahagiaan, tetapi apabila gagal dilaksanakan akan menimbulkan penolakan dari masryarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugasnya. Havighurst (Monks, Knoers & Haditono, 2006) mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dapat dipenuhi. Tugas ini dalam batas tertentu bersifat khas untuk setiap masa hidup seseorang. Havighrust menyebutnya sebagai tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa hidup tertentu sesuai norma masyarakat dan norma kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Havighrust (Syamsu, 2009) mengidentifikasikan sebelas aspek perkembangan, yaitu mencapai hubungan yang lebih matang baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya, mencapai jaminan kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan), mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara, mencapai tingkah laku secara sosial, memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkahlaku, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  Secara lebih rinci, Havighrust (1961, dalam bukunya Syamsu, 2009) menjelaskan kesebelas tugas perkembangan tersebut, sebagai berikut : a.