PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

  

PERSEPSI GURU TERHADAP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS

KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

  Studi Kasus Pada Guru-Guru di Yayasan Kanisius Yogyakarta

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Disusun Oleh:

Anton Nugroho

011334067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

Hidup seperti matahari yang selalu dibutuhkan

oleh semua orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini kupersembahkan untuk:

ALLAH BAPA, PUTRA, ROH KUDUS dan BUNDA MARIA Orang tuaku tercinta Y. Suparjo dan Ch. Suwarti Adikku Aris dan Sri Keluarga besar ATMO Rejo dan ATMO kariyo Yuli Pristiyani Sangkuriang dan Brotherhood

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 1 Agustus 2008 Penulis, Anton Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN,

DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

  Studi Kasus Pada Guru-Guru di Yayasan Kanisius Yogyakarta Anton Nugroho

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2008 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status kepegawaian; (3) perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru.

  Penelitian dilaksanakan di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius Yogyakarta pada bulan Agustus 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 265 guru. Teknik pengambilan sampel adalah convenience sampling.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2 2 ( tabel = 7,814 < hitung = 8,601); (2) perbedaan persepsi guru terhadap

  χ χ 2 kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status kepegawaian ( tabel = 2 χ

  7,814 < hitung = 8,831); (3) perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat χ 2 satuan pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru ( tabel = 5,991 2

  χ < hitung = 7,626). χ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS CURRICULUM OF

EDUCATIONAL UNIT LEVEL PERCEIVED FROM THE

EDUCATIONAL LEVEL, OFFICIAL STATUS, AND THE TIME TAKEN

  A Case Study: at Kanisius InstitutionYogyakarta Anton Nugroho

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2008 The purposes of this research are to know the differences of teacher’s perception toward curriculum of educational unit level perceived from: 1) the educational level; 2) official status; 3) the time taken in carrying out teaching profession.

  This research was conducted at Kanisius Institution Yogyakarta’s schools in August 2007. The population of this research taken from elementary and secondary school’s teachers at Kanisius Institution Yogyakarta.The samples of this research were 265 teachers. The technique of sample drawing was a

  convenient sampling technique .

  The result of this research shows that: (1) there is different teacher’s perception towards curriculum of educational unit level perceived from 2 2 educational level ( = 7,814 < = 8,601); (2) there is different χ table χ count teacher’s perception towards curriculum of educational unit level perceived from 2 2 the official status( = 7,814 < = 8,831); (3) there is different teacher’s

  χ table χ count perception towards curriculum of educational unit level perceived from the time 2 2 taken in carrying out teaching proffesion ( table = 5,991 < count = 7,626). χ χ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur kepada Allah karena telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU.

  Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Bapak Ibu Guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius Yogyakarta yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

  6. Bapakku Yohanes Suparjo dan Ibuku Christina Suwarti yang telah memberikan kesempatan untuk kuliah dan selalu memberikan dorongan agar cepat lulus.

  7. Adik-adikku Aris Nugroho dan Sri Pamuji yang telah banyak sekali membantu dan mendukung untuk terus maju.

  8. Keluarga besar atmo (Hari, Antok, Agung) yang menyemangatiku selalu dalam suka dan duka.

  9. Christina Yuli Pristiani, dengan kesabaran menunggu dan tulus akan kasih sayangnya menjadikan penulis selalu terdorong untuk segera dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  10. Teman sepertempuran:M. Eko Aprianto S.Pd. (TITET) dan Cicilia Wulan Cahyaningsih, S.Pd yang selalu membantuku tanpa lelah.

  11. The SANGKURIAN. Prd (Sutur,Teklek, Diar, Dwek, Petrus, Allan, Wawan,dll) Yang sudah lulus duluan membuatku bersemangat untuk mengejar kalian.

  12. The brothers and sisters: Adjie, Sila, Moko, Felly, Adi Pals, Ayu, Ebbie, Etha, Tia, semua teman-teman Pendidikan Akuntansi 2001 (Kelas A, B, C) terimakasih atas semua pengalaman yang kalian berikan.

  13. semua pihak yang banyak membantu penyusunan skripsi ini hingga berjalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Semoga Allah Bapa senantiasa menyertai kita dan memberikan segala yang terbaik untuk kita.

  Yogyakarta, Agustus 2008 Penulis Anton Nugroho

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ............................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT..................................................................................................... viii KATA PENGATAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI.................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................. .............. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1 B. Batasan Masalah .......................................................... ..... 4 C. Rumusan Masalah ....................................................... ...... 5 D. Tujuan Penelitian ……………………………………. ..... 5 E. Manfaat Penelitian …………………………………... ..... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... .............. 7 A. Pengertian Persepsi ...................................................... ..... 7 B. Guru ............................................................................. ..... 10 C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ............................. 17 D. Tingkat Pendidikan .................................................... ...... 26 E. Status Kepegawaian .................................................... ...... 30 F. Lama Menjalani Profesi Guru ........................................... 31 G. Kerangka Berfikir ....................................................... ...... 32

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  A. Jenis Penelitian .................................................................. 38

  B. Subjek dan Objek Penelitian ....................................... ...... 38

  C. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................... ...... 38

  D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ..................... ...... 39

  E. Populasi ………………..…………………………... ...... 43

  F. Teknik Pengumpulan Data …………………………........ 44

  G. Uji Kuesioner ………………………………………. ....... 45

  H. Uji Prasyarat Analisis ………………………………........ 48

  I. Pengujian Hipotesis …………………………………....... 51

  BAB IV GAMBARAN UMUM …………………………………. ............... 68 A. Sejarah Singkat Yayasan kanisius …………..……........... 68 B. Daftar Sekolah-Sekolah Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta ………………………………........... 70 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……………. ................ 72 A. Deskripsi Data ………………………………………....... 72 B. Analisis Data ……………………………………….. ....... 81

  1. Uji Prasyarat Analisis …….……………………......... 81

  2. Uji Hipotesis ……………………………………. ...... 88

  C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………….. ...... 96

  BAB VI PENUTUP ………………………………………………................ 105 A. Kesimpulan …………………………………………. ...... 105 B. Keterbatasan Penelitian ……………………………......... 105 C. Saran ……………………………………………….......... 106 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL

  halaman

Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SD/ MI .......................................................... 21Tabel 2.2 Struktur Kurikulum SMP/ MTs .................................................... 22Tabel 2.3 Struktur Kurikulum SMA/ MA Kelas X ....................................... 22Tabel 2.4 Struktur Kurikulum SMA/ MA Kelas XI dan XII IPA ................. 23Tabel 2.5 Struktur Kurikulum SMA/ MA Kelas XI dan XII IPS ................. 24Tabel 2.6 Struktur Kurikulum SMA/ MA Kelas XI dan XII Bahasa ............ 24Tabel 3.1 Operaionalisasi Variabel Persepsi Terhadap KTSP ...................... 39Tabel 3.2 Skoring Berdasarkan Skala Likert ................................................ 42Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Validitas ........................................................... 46Tabel 3.4 Uji Bartlett ..................................................................................... 50Tabel 3.5 Daftar Kontingensi B x K

  Untuk Hasil Pengamatan Terdiri Atas Dua Faktor ....................... 51

Tabel 3.6 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau

  Dari Tingkat Pendidikan (Frekuensi Sesungguhnya) ................... 54

Tabel 3.7 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau

  Dari Tingkat Pendidikan ............................................................... 55

Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi terhadap koefisien korelasi .......................................................................... 58Tabel 3.9 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau

  Dari Status Kepegawaian (Frekuensi Sesungguhnya) .................. 59

Tabel 3.10 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau

  Dari Status Kepegawaian .............................................................. 60

Tabel 3.11 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi terhadap koefisien korelasi .......................................................................... 62Tabel 3.12 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau

  Dari Lama Menjalani Profesi Guru

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dari Lama Menjalani Profesi Guru................................................ 64

Tabel 3.14 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi terhadap koefisien korelasi .......................................................................... 67Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian ...................................................... 72Tabel 5.2 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ..................... 73Tabel 5.3 Deskripsi Responden Menurut Status Kepegawaian .................... 74Tabel 5.4 Deskripsi Responden Menurut Lama Menjalani Profesi Guru ..... 75Tabel 5.5 Persepsi Guru Terhdap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 76Tabel 5.6 Persepsi Guru Terhdap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ................................................. 77

Tabel 5.7 Persepsi Guru Terhdap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  Ditinjau Dari Status Kepegawaian ................................................ 78

Tabel 5.8 Persepsi Guru Terhdap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  Ditinjau Dari Lama Menjalani Profesi Guru ................................. 79

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas

  (Variabel Tingkat Pendidikan ....................................................... 81

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas

  (Variabel Status Kepegawaian) ..................................................... 82

Tabel 5.11 Hasil Pengujian Normalitas

  (Variabel Lama Menjalani Profesi Guru) ..................................... 83

Tabel 5.12 Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Bartlett

  (Variabel Tingkat Pendidikan) ...................................................... 84

Tabel 5.13 Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Bartlett

  (Variabel Status Kepegawaian) ..................................................... 85

Tabel 5.14 Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Bartlett

  (Variabel Lama Menjalani Profesi Guru) ..................................... 86

Tabel 5.15 Data Penelitian Tentang Persepsi Guru Terhadap KTSP

  Ditinjau Tingkat Pendidikan ......................................................... 88

Tabel 5.16 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ditinjau Dari Status Kepegawaian ................................................ 91

Tabel 5.18 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau

  Dari Status Kepegawaian .............................................................. 92

Tabel 5.19 Data Penelitian Tentang Persepsi Guru Terhadap KTSP

  Ditinjau Dari Lama Menjalani Profesi Guru ................................. 94

Tabel 5.20 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau

  Dari Lama Menjalani Profesi Guru ............................................... 94

  

DAFTAR LAMPIRAN

  halaman Lampiran I Kuesioner Penelitian ............................................................ 113 Lampiran II Data Validitas dan Reliabilitas ............................................. 122 Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................... 121 Lampiran IV Data Induk Penelitian ........................................................... 126 Lampiran V Distribusi Frekuensi (Mean, Median, Modus) ..................... 144 Lampiran VI Uji Normalitas dan Linieritas ............................................... 156 Lampiran VII Tabel r dan Tabel ........................................................... 173 2

  χ Lampiran VIII Surat Ijin Penelitian............................................................... 178 Lampiran IX Kategori Kecenderungan Variabel........................................ 178

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan teknologi yang pesat menuntut peningkatan kualitas sumber

  daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Sekolah merupakan bentuk pendidikan formal yang dapat menjadi salah satu sarana untuk mempersiapkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar adaptif terhadap perubahan lingkungan yang ada. Pihak sekolah karenanya menjalankan seperangkat kurikulum yang ditetapkan pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan.

  Pihak pemerintah mulai melakukan perubahan atas kurikulum 2004 atau dikenal dengan sebutan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang sudah diujicobakan. Sayang dalam praktik ditemukan banyak kelemahan pelaksanaan KBK dan kelemahan-kelemahan tersebut bukannya dibenahi, tetapi kurikulum langsung diganti dengan yang baru. Tampaknya memang setiap ada menteri baru dalam departemen pendidikan, perlu ada perubahan kurikulum dan kebijakan. Maka tidak heran jika sering ada selentingan bahwa pendidikan kita tidak pernah stabil karena dalam waktu cepat sudah berganti dan kurikulum yang belum sampai tuntas diujicobakan. Energi

  policy

  pendidikan karenanya lebih banyak akan tercurah kepada pergantian terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 menerus dan tidak digunakan untuk mengerti dan mendalami secara tuntas suatu permasalahan.

  Guru adalah pelaksana suatu kurikulum, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa apabila guru tidak siap maka kurikulum sebaik apapun yang direncanakan dan dipikirkan para ahli dan birokrat di Jakarta dalam praktik tidak akan jalan. Akhirnya guru akan tetap saja melakukan tugas seperti biasanya. Dengan demikian penetapan kurikulum baru hanya akan membuang banyak dana tanpa hasil yang sepadan karena para guru tidak dapat melaksanakannya. Guru umumnya menyadari bahwa tidak ada satu kurikulum yang sungguh dapat memajukan proses belajar-mengajar di sekolah. Hampir semua kurikulum apapun landasannya mengandung kesamaan, yaitu bahwa kurikulum dimaksudkan untuk membantu siswa belajar dan akhirnya menguasai apa yang dipelajari.

  Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22/2006 tentang standar isi pendidikan dan Permendiknas Nomor 23/2006 tentang standar kompetensi kelulusan, maka pemerintah menetapkan kurikulum baru yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Setiap satuan pendidikan dasar dan menengah diberikan peluang untuk mengembangkan dan menetapkan KTSP (Kompas, Selasa, 21 November 2006). KTSP adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dalam KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 Kurikulum baru ini tetap tidak akan bisa memberi kebebasan guru untuk berimprovisasi mengembangkan model pembelajaran. Hal ini terjadi karena masih adanya sistem evaluasi nasional yaitu ujian nasional (UN). Pendeknya, “guru seolah-olah diberi kebebasan tetapi awas hati-hati ada UN”.

  Guru diberi kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki sekolah yang bersangkutan dalam penyusunan kurikulum akan mendapat banyak kendala diantaranya tingkat pendidikan guru yang berbeda- beda. Pendidikan guru yang berbeda berdampak pada tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh setiap guru juga berbeda-beda. Pengembangan atau kreatifitas penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan setiap guru pun sangat mungkin berbeda. Karenanya pada guru yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi diduga akan lebih positif dibandingkan dengan guru yang tingkat pendidikan lebih rendah.

  Status kepegawaian guru dalam sekolah juga berdampak pada pandangan guru yang berbeda. Misalnya guru yang bekerja di sekolah swasta dan menjadi guru tetap maka akan memiliki persepsi yang berbeda dalam menyikapi KTSP dibandingkan dengan guru honorer. Guru tetap yayasan akan lebih proaktif dalam menyikapi kurikulum yang baru tersebut karena guru tetap yayasan merasa bahwa yayasan yang mereka naungi merupakan bagian yang dimilikinya dan berusaha untuk mengembangkan sekolah yang telah memayungi kehidupan keluarga mereka selama ini. Sedangkan guru honorer akan memiliki persepsi kurang positif terhadap kurikulum KTSP karena guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4 atau dimutasi ke sekolah lainnya. Bagi guru pegawai negeri (PNS) yang diperbantukan di sekolah swasta diduga akan kurang optimal dalam menyusun dan melaksanakan KTSP mengingat status mereka yang telah menjadi PNS yang pada dasarnya dibayar oleh negara.

  Lama guru dalam menjalani profesinya sebagai guru diduga kuat akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap KTSP. Bagi guru yang memiliki banyak pengalaman karena sudah bertahun-tahun menjadi guru akan dapat menyusun kurikulum lebih mudah. Guru yang sudah puluhan tahun mengajar diduga akan positif persepsinya terhadap KTSP dan mereka akan lebih mudah menerima perubahan kurikulum dan mengikuti kurikulum yang baru dibandingkan dengan guru yang baru lima tahun berprofesi menjadi guru.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Kurikulum

  Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Status Kepegawaian dan Lama Menjalani Profesi Guru”. Penelitian ini

  merupakan studi kasus pada sekolah-sekolah yang berada dalam naungan Yayasan Kanisius Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

  Banyak variabel yang berhubungan dengan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Penelitian ini akan memfokuskan pada variabel tingkat pendidikan guru, status kepegawaian guru, dan lama guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 mencakup 6 komponen yaitu visi dan misi, tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kalender pendidikan, silabus, serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari status kepegawaian guru?

  3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru?

  D. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti dengan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru.

  2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari status kepegawaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6

  3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian diharapkan bermanfaat, bagi pihak-pihak berikut:

  1. Bagi Pemerintah Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan dan evaluasi mengenai kebijakan pemerintah akan kurikulum KTSP serta sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan nasional.

  2. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu guru untuk menyusun kurikulum sekolah sesuai yang diinginkan pemerintah dan dapat menjadi masukan dalam menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan kurikulum.

  3. Bagi Universitas Dapat memberi tambahan literatur mengenai penelitian yang berkaitan dengan dunia keguruan terutama dalam hal kurikulum, serta menambah jumlah referensi penelitian yang ada di perpustakaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi Persepsi pada dasarnya adalah suatu proses penelaahan dan pemahaman

  seseorang akan suatu informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Jadi, persepsi merupakan langkah berikutnya dari suatu proses penginderaan (Thoha, 2000:146). Dengan kata lain, persepsi dapat menambah dan mengurangi kejadian yang sesungguhnya diinderakan oleh seseorang.

  Menurut Edgar F. Huse dan James L. Bowditch dalam Thoha (2000:145), cara kebiasaan yang dapat dipergunakan untuk mengenal penginderaan adalah:

  1. Aspek penginderaan yang memiliki kesamaan antara satu orang dengan yang lain disebut kenyataan. Misalkan ada suatu kejadian yang disaksikan oleh orang banyak, maka itu disebut sebagai kenyataan dari kejadian itu. Akan tetapi setiap orang dimungkinkan akan memiliki persepsi yang berbeda akan penyebab kejadian itu.

  2. Penginderaan tersusun dalam cara yang unik bagi kita. Setiap orang memiliki kekhasan masing-masing, entah dari segi biologis, masa lalu, pengalaman, nilai-nilai, dan sebagainya.

  Dalam persepsi, yang menjadi intinya adalah bahwa persepsi merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  benar terhadap suatu situasi. Persepsi memiliki subproses sebagai berikut (Thoha, 2000:146):

  1. Stimulus Pada tahap ini, individu memperoleh rangsangan dari suatu sumber.

  Rangsangan ini mungkin ditangkap oleh penginderaan individu tersebut.

  2. Registrasi Pada tahap ini, seseorang akan terpengaruh atas apa yang diinderakannya.

  Pada tahap registrasi, seseorang akan menerima informasi yang diinderakannya, kemudian mendata dan mendaftar semua informasi tersebut.

  3. Interpretasi Interpretasi merupakan penyebab utama dari perbedaan persepsi antar individu. Interpretasi dipengaruhi oleh cara pendalaman (learning), motivasi, dan kepribadian seseorang. Interpretasi merupakan subproses dari persepsi yang sangat penting.

  4. Umpan balik (feedback) Pembentukan persepsi seseorang yang diakibatkan dari adanya suatu ekspresi atau kejadian atas apa yang telah dilakukan individu tersebut.

  Ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Menurut Pareek (1984) dalam Desy Arisandy (http://www.journal- psyche.com), ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Perhatian Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.

  2. Kebutuhan Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

  3. Kesediaan Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.

  4. Sistem nilai Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

  Menurut Thoha (1983:147) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang adalah:

  1. Psikologi Keadaan psikologi setiap individu akan mempengaruhi persepsi individu tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Famili Pengaruh yang paling besar terhadap sesorang adalah keluarganya, mengingat keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk karakter setiap individu.

  3. Kebudayaan Kebudayaan yang berlaku di tempat seorang individu tinggal akan membentuk dan mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.

B. Guru

  1. Pengertian Guru Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan/ pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih (Uzer Usman, 1990:4). Dengan berdasar teori McCleland, Suyanto (http://www.kompas.com, 8 Agustus 2006) menuliskan bahwa saat guru tampil di depan kelas, ia akan menjadi sosok yang menarik sehingga ia bisa menebarkan virus nAch (Needs for Achievement) atau motivasi berprestasi.

  Istilah guru berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya pengajar, pendidik, dan pengasuh dalam institusi pendidikan seperti sekolah atau ‘trusyen’ (Endang A. Suhesti, 2006:117). GBHN 1993 menyebutkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  strategis dalam mengantarkan keberhasilan peserta didik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:337) guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar. Menurut Samana (1994:53-68) seorang guru haruslah memiliki kompetensi keguruan. Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi/ kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.

  Kompetensi keguruan meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian-sosial merupakan modal dasar bagi guru. perincian kompetensi kepribadian- sosial adalah sebagai berikut: a. Guru menghayati dan mengamalkan nilai hidup

  b. Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggungjawab

  c. Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam lingkup sekolah maupun di luar sekolah d. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan yang baik e. Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakatnya f. Dalam persahabatan dengan siapapun, guru tidak kehilangan prinsip serta nilai hidup yang diyakininya g. Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial, baik dalam lingkup kesejawatannya maupun dalam kehidupan masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  h. Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil i. Guru tampil secara pantas dan rapi j. Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan k. Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesionalnya guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas- tugasnya l. Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya (di luar tugas keguruannya) secara bijaksana dan produktif Sedangkan kompetensi profesionalnya dapat dijabarkan sebagai berikut:

  a. Guru dituntut menguasai bahan ajar

  b. Guru mampu mengelola program belajar mengajar

  c. Guru mampu mengelola kelas

  d. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran

  e. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan

  f. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar

  g. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran h. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan i. Guru mengenal dan mampu ikut menyelenggarakan administrasi sekolah j. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sedang menurut Muhibbin Syah (2000:256), guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik. Agar memperoleh mutu dan standar yang sesuai dengan tuntutan jaman, setiap bidang pekerjaan dan insan yang bekerja di dalamnya haruslah profesional dan efektif.

  Menurut Suyanto (http://www.kompas.com, 8 Agustus 2006), sejalan dengan pendapat Houle, ciri-ciri pekerjaan yang profesional, yaitu meliputi:

  a. Harus memiliki landasan yang kuat

  b. Harus berdasarkan atas kompetensi individual

  c. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi

  d. Ada kerjasama dan kompetensi yang sehat antar sejawat

  e. Adanya kesadaran profesional yang tinggi

  f. Memiliki prinsip-prinsip etik

  g. Memiliki sistem sanksi profesi

  h. Adanya militansi individual i. Memiliki organisasi profesi

  Dengan merujuk pada hal diatas, guru yang profesional dalam melaksanakan pembelajaran di kelas akan melaksanakannya secara efektif.

  Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Suyanto (http://www.kompas.com, 8 Agustus 2006) yang sejalan dengan pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Gary A. Davis dan Margareth A. Thomas, terdapat empat ciri guru yang efektif, yaitu: a. Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas

  b. Memiliki kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran c. Memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik

  (feedback) dan penguatan (reinforcement)

  d. Memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri Karena guru merupakan seorang fasilitator dan ujung tombak dalam dunia pendidikan, maka profesionalitas dan efektifitas wajib dimiliki oleh setiap guru.

  2. Hak dan Kewajiban Guru Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nawawi,

  1994:68), guru sebagai pendidik mempunyai hak untuk memperoleh:

  a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja

  c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas

  d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nawawi, 1994:68), guru sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk:

  a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.

  b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

  c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya

  3. Peranan Guru Uzer Usman (1990:1) sejalan dengan pendapat Wrightman menjelaskan bahwa peranan guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perkembangan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.

  Peranan seorang guru adalah (Uzer Usman, 1990:16):

  a. Guru sebagai demonstrator Melalui peranannya tersebut, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau meteri pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimiliki karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Guru sebagai pengelola kelas (Learning Manager) Dalam peranannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

  c. Guru sebagai mediator dan fasilitator Dalam peranannya sebagai mediator dan fasilitator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

  d. Guru sebagai evaluator Dalam peranannya sebagai evaluator, guru hendaknya selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pihak pendidik.

  4. Kode Etik Guru Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117): a. Guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk manusia

  Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila;

  b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan; d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar; e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan;

  f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu serta martabat profesinya; g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial; h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian; i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sarkim, 2006:1). Setiap negara memiliki dan menetapkan kurikulumnya masing-masing sesuai dengan karakteristik dan arah yang ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam keseluruhan kegiatan, pembelajaran, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan (Surjanto Budiwalujo, http://www.kompas.com, 13 Maret 2006).

  Indonesia mengalami berkali-kali ganti kurikulum. Kurikulum pertama yang diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia adalah Kurikulum 1947 yang lebih dikenal dengan Rencana Pelajaran 1947. Kemudian disusul dengan berganti-ganti oleh kurikulum 1950, 1968, 1975, dan 1994. Kurikulum 1994 menjadi tolok ukur kemajuan pendidikan di Indonesia karena telah berprinsip pada keaktifan siswa dalam proses pembelajarannya. Kurikulum ini semakin disempurnakan dengan Suplemen GBPP 1999.

  Namun pemerintah merasa bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia masih jauh dari mutu kurikulum-kurikulum bangsa barat. Oleh karena itu, pemerintah kemudian mencanangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK pada tahun 2004. Kurikulum ini menekankan pada kompetensi belajar siswa. Setelah berjalan selama kurang lebih tiga tahun, pemerintah melihat bahwa hasil yang diberikan oleh KBK tidak seperti yang diharapkan. Pada awal tahun 2006, pemerintah menyusun kurikulum baru yang lebih menekankan pada isi dan kompetensi. Produk terbaru tersebut kemudian diberi label Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dasar pengembangan kurikulum itu adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) hasil rumusan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat pendidikan, kalender pendidikan dan silabus (Sarkim, 2006:1). Sesuai dengan namanya, KTSP memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada guru dan sekolah untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri. Suyanto (http://www.kompas.com, 8 Agustus 2006) memaparkan bahwa implementasi KTSP membutuhkan penciptaan iklim pendidikan yang memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru, mulai dari rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Ini berkaitan adanya pergeseran peran guru yang semula lebih sebagai instruktur kini menjadi fasilitator pembelajaran. KTSP merupakan sebuah bentuk demokratisasi dan desentralisasi sektor pendidikan dari pemerintah kepada setiap lembaga pendidikan. Dalam KTSP ini, Peraturan Pemerintah dijadikan sebagai rambu-rambu dalam penyusunan KTSP agar terdapat konsistensi dan persamaan dalam memuat suatu materi ke kurikulum.

  Menurut Mulyasa (2006:176), terdapat enam komponen KTSP, yaitu:

  1. Visi dan Misi Satuan Pendidikan Visi dan misi satuan pendidikan dapat dikembangkan oleh masing-masing lembaga dengan memperhatikan potensi dan kelemahan yang ada.

  Sebaiknya visi dan misi satuan pendidikan bukan hanya rumusan yang hampa makna, tetapi merupakan acuan yang sarat dengan makna, sehingga mewarnai seluruh kegiatan di satuan pendidikan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

  a. Tujuan Pendidikan Dasar Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

  b. Tujuan Pendidikan Menengah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

  c. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai kejuruannya.

  3. Menyusun Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah suatu kesepakatan bersama yang dirumuskan oleh sekolah atau instansi pendidikan tertentu untuk dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Kalender pendidikan mencakup semua rencana jangka pendek dan merinci pelaksanaan rencana jangka panjang sekolah dalam tahun berjalan. Kalender pendidikan juga memuat rancangan dan rencana proses belajar mengajar, evaluasi, kegiatan-kegiatan sekolah, libur sekolah, libur keagamaan, dan libur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pendidikan menjadi acuan bagi seluruh komponen sekolah untuk melaksanakan kegiatan dan tugasnya.

  Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efisiensi, efektifitas, dan hak-hak peserta didik. Dalam penyusunan kelender pendidikan, pengembang kurikulum harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikannya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

  4. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memuat komponen mengenai mata pelajaran, kelas dan alokasi waktu sesuai dengan jenjang pendidikannya, yang dispesifikasikan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SD/MI

  Kelas dan Alokasi Waktu Komponen

  I II

  III

  IV, V, dan VI

  A. Mata Pelajaran

  1. Pendidikan Agama

  3

  2. Pendidikan Kewarganegaraan

  2

  3. Bahasa Indonesia

  5

  4. Matematika

  5

Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU MTs. N PERINGSEWU TERHADAP DIMASUKKANNYA PENDIDIKAN KARAKTER DIKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2011-2012

0 8 57

PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN IPS BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN SEJARAH TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 9 MAGELANG

0 14 187

PERSEPSI GURU PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMK SE KAB. REMBANG

0 10 76

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS

0 2 145

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS

0 1 9

PRESTASI BELAJAR IPS SISWA DITINJAU DARI PERSEPSI PERGAULAN SIWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN GURU

0 0 16

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 208

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, DAN STATUS GURU

0 4 201

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

0 0 113