Peran Serta komite sekolah dalam manajemen sekolah di SMA Swasta dan negeri sekotamadya Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERAN SERTA KOMITE SEKOLAH

DALAM MANAJEMEN SEKOLAH

DI SMA SWASTA DAN NEGERI SEKOTAMADYA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun oleh:

  

VERONICA KRISNIATI

031324005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERAN SERTA KOMITE SEKOLAH

DALAM MANAJEMEN SEKOLAH

DI SMA SWASTA DAN NEGERI SEKOTAMADYA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun oleh:

  

VERONICA KRISNIATI

031324005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 15 Januari 2008 Penulis Veronica Krisniati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : VERONICA KRISNIATI Nomor Mahasiswa : 031324005

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PERAN SERTA KOMITE SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SEKOLAH DI SMA SWASTA DAN NEGERI SEKOTAMADYA YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Januari 2008 Yang menyatakan (Veronica Krisniati)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang telah mencurahkan rahmat, kasih, dan segala mukjizat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendid ikan Program Studi Pendidikan Ekonomi. Skripsi ini berjudul “Peran Serta Komite Sekolah Dalam Manajemen Sekolah di SMA Negeri dan Swasta Sekotamadya Yogyakarta”.

  Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual yang sangat berarti, maka penulis sangat mengucapkan terima kasih pada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim., M. E., Ph. D selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M. Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M. Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekomoni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M. Si selaku dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan berbagai saran kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto selaku dosen Pembimbing II yang telah membimbing proses penulisan skripsi ini.

  6. Bapak atau Ibu Kepala Sekolah di SMA Negeri dan Swasta sekotamadya Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian di sekolahnya.

  7. Bapak atau Ibu Pengurus dan Anggota Komite Sekolah di SMA Negeri dan Swasta sekotamadya Yogyakarta yang telah bersedia memberikan pandapatnya dalam kuesioner penelitian.

  8. Orang tuaku FX. Saliman (Alm) dan Th. Murdayati terima kasih atas kasih sayang, cinta, doa, materi dan segala bentuk pengorbanan yang diberikan.

  9. Keluarga kakakku Mbak Tri, untuk biaya kuliah, materi, doa dan segala bantuk bantuan yang telah diberikan.

  10. Keluarga kakakku Tari, untuk materi dan doa yang telah diberikan.

  11. Keluarga kakakku Naryo, untuk maemnya tiap hari dan segala bentuk bantuan yang telah diberikan.

  12. Keluarga Budhe Din, keluarga oom Slamet, mbak entin terima kasih bantuan material dan spiritualnya.

  13. Pakdhe Romo Paiman, terima kasih untuk selalu menyelipkan doa untuk keponakanmu ini dihadapan Tuhan Yesus.

  14. Sahabat dan teman-temanku: Maria (thanks komputernya), Wahyu (kapan nyusul…), Nungki dan Niken (kok ga akrap lagi?), Benny (please de…maaf ya aku terlambat tau..), Riska (selalu sehati...), Hendra (sering telepon ya..),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Diah and gank, We, Ur, Ning, Rin, Is, Rino, Liust serta teman PE’03 dan PAK’03 (maturtengkyu…).

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, tetapi penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi para pembacanya.

  Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….. iv

MOTTO …...…………………………………………………………… v

PERSEMBAHAN……………………………………………………… vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............. vii

KATA PENGANTAR…….…………………………………………… viii

DAFTAR ISI.…………………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL….…………………………………………………… xv

ABSTRAK….…………………………………………………………... xvi

ABSTRACT..…………………………………………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN….…………………………………………… 1 A. Latar Belakang…..……………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah..…………………………………………… 3 C. Tujuan Penelitian……………………………………………… 3 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 5 A. Perkembangan Sistem Pendidikan Nasional..…………………. 6

  a. Hubungan Masya rakat dengan Pendidikan………………... 9

  D. Penelitian Terdahulu…………………………………………. 20

  G. Teknik Pengumpulan Data …………………………………... 30

  27 F. Data yang dicari ……………………………………………… 30

  

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………… 25

A. Jenis Penelitian……………………………………………….. 25 B. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………… 25 C. Lokasi dan Waktu penelitian ………………………………… 26 D. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………... 26 E. Variabel, Definisi Operasional dan Pengukuran ……………..

  E. Kerangka Pikiran……………………………………………... 23

  b. Penelitian oleh Susilowati..……………………………….. 21

  a. Penelitian oleh Septiadhi………………………………….. 20

  c. Peranan Komite sekolah…………………………………... 17

  b. Hubungan Manajemen Sekolah dengan Pendidikan………. 10

  b. Fungsi Komite Sekolah ….………………………………... 16

  a. Arti Komite Sekolah………………………………………. 15

  C. Komite Sekolah Wujud Peran Serta Masyarakat dalam Bidang Pendidikan….………………………………………………… 15

  e. Aspek Yuridis Penerapan Manajemen Sekolah….………… 13

  d. Alasan Diterapkan Manajemen Sekolah…………………… 12

  c. Tujuan Manajemen Sekolah untuk Pendidikan……………. 11

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  I. Teknik Pengujian Instrumen ………………………………….. 33

  

BAB IV GAMBARAN UMUM………………………………………... 36

A. Letak Geografis Kota Madya Yogyakarta …………………… 36 B. Komite Sekolah………………………………………………. 38 C. Daftar SMU di Kota Madya yang Menjadi Tempat Penelitian. 43

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………. 45

A. Analisis Data………………………………………………….. 45

  a. Validitas …………………………………………………… 45

  b. Reliabilitas….……………………………………………… 46

  c. Analisis Data Kuesioner …………………………………… 47

  B. Pembahasan ……………………………………………........... 52

  

BAB VI PENUTUP …………………………………………………….. 59

A. Kesimpulan …………………………………………………… 59 B. Saran …..……………………………………………………… 61

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 62

LAMPIRAN 1 Kuesione r Penelitian...…………………………………………… 64 LAMPIRAN 2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas………………………. 68 LAMPIRAN 3 Skor Hasil Jawaban kuesioner dari Responden………………….

  76 LAMPIRAN 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  LAMPIRAN 5

  Surat Izin Penelitian……………………………………………… 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Kisi-kisi instrumen kuesioner……………………………

  34 Tabel 2 Struktur Komite Sekolah..……………………………….

  42 Tabel 3 Sepuluh Sekolah yang Menjadi Tempat Penelitian……...

  44 Tabel 4 Enam Sekolah Yang Menjadi Temapat Penelitian………

  44 Tabel 5 Kriteria Skor Item Variabel Pertama…………………….

  48 Tabel 6 Kriteria Skor Item Variabel Kedua………………………

  49 Tabel 7 Kriteria Skor Item Variabel Ketiga………………………

  50 Tabel 8 Kriteria Skor Item Variabel Keempat……………………

  51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  PERAN SERTA KOMITE SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SEKOLAH DI SMA SWASTA DAN NEGERI SEKOTAMADYA YOGYAKARTA Veronica Krisniati

  031324005 Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2008

  Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peran serta komite sekolah dalam manajemen sekolah sebagai: 1) pemberi pertimbangan maupun penentuan dalam pelaksanaan kebijakan pandidikan; 2) pendukung pendidikan yang berwujud finansial, tenaga, maupun pemikiran bagi perkembangan pendidikan; 3) pengontrol transparansi dan akuntabilitas untuk penyelenggaraan pendidikan; 4) mediator antara sekolah dan masyarakat untuk penyelenggaraan pendidikan, dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri sekotamadya Yogyakarta.

  Penelitian ini dilakukan di SMA swasta dan negeri sekotamadya Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah SMA swasta dan negeri sekotamadya Yogyakarta. Sampel dalam penlitian ini sebanyak 6 SMA swasta dan negeri sekotamadya Yogyakarta, yang diambil secara Purposive Sampling. Data dikumpulkan dengan cara kuesioner, dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Analisis data yang dipakai adalah analisis deskriptif dengan pedoman kriteria Skala Likert.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa komite sekolah selama ini sudah mampu berperan serta sebagai: 1) Pemberi pertimbangan maupun penentuan dalam pelaksanaan kebijakan pandidikan; 2) Pendukung pendidikan yang berwujud finansial, tenaga, maupun pemikiran bagi perkembangan pendidikan; 3) Pengontrol transparansi dan akuntabilitas untuk penyelenggaraan pendidikan; 4) Mediator antara sekolah dan masyarakat untuk penyelenggaraan pendidikan, dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri sekotamadya Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  THE ROLE OF SCHOOL COMMITTEE AT SCHOOL MANAGEMENT

  IN PRIVATE AND STATE SENIOR HIGH SCHOOLS

  IN THE MUNICIPALITY OF YOGYAKARTA Veronica Krisniati

  031324005 Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2008

  The purpose of this research is to know the role of school committee at school management as: 1) the giver of consideration and decision in the implementation of educational policy; 2)educational supporter in the froms of finance, personnel and idea for educational deve lopment; 3) the supervisor of transparency and accountability in carrying out education; 4) mediator between schools and society to carry out education, at school management in private and state senior high schools in the municip ality of Yogyakarta.

  This research was done in private and state senior high schools in the municipality of Yogyakarta. The kind of this research is descriptive. The populations in this research were private and state senior high schools in the municipality of Yogyakarta. The sampels were taken from 6 private and state senior high schools in the municipality of Yogyakarta and taken by Purposive

  . The data were collected by questionnaire, completed with documents

  Sampling

  deal with research. The analytical data used was descriptive ana lysis by using Likert Scale criteria.

  The research result shows that school committees so far have played their role as: 1) the giver of consideration and decision in the implementation of educational policy; 2) educational supporter in the form of finance, personnel and idea for educational development; 3) the supervisor of transparency and accountability in carrying out education; 4) mediator between schools and society to carry out education, at school management in private and state senior high schools in the municipality of Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini pendidikan dipandang sebagai sarana mengembangakan

  sumber daya manusia (SDM). Sumber daya yang berkualitas ditandai dengan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempermudah pemenuhan hidup manusia. Untuk dapat mencapai pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya yang berkualitas tidaklah mudah. Sebab permasalahan yang muncul kadang sangat sulit diatasi, seperti masih rendahnya mutu pendidikan pada jenjang satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah (www.kompas.com). Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, pertukaran sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun berbagai indikator mutu pendidikan masih belum menunjukan hasil yang berarti (Depdiknas, 2001:5). Hal ini terlihat adanya kesenjangan yang menunjukan tidak meratanya sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan.

  Permasalahan yang muncul dalam rangka peningkatan mutu pendidikan menunjukan bahwa sistem pendidikan maupun sistem yang ada di sekolah perlu dipertanyakan. Salah satu wujud agar dapat meningkatkan mutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  murid yang selama ini dalam penyelenggaran pendidikan masih sangat minim (Maryati, Agustus 2006). Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses pandidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas).

  Dalam mewujudkan peran serta masyarakat, sekolah dibantu oleh pemerintah. Pemerintah telah mngeluarkan kebijakannya melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 004/U/2002 tentang komite sekolah. Komite sekolah ini diharapkan dapat menjadi perantara antara pihak sekolah, masyarakat, orang tua murid, dan pemerintah. Sehingga kemajuan pendidikan di sekolah dapat dipantau oleh pihak masyarakat. Oleh karena itu setiap sekolah diwajibkan membentuk komite sekolah agar mempermudah proses kemajuan mutu pendidikan.

  Untuk melanjutkan upaya peningkatan mutu pendidikan perlu adanya keterlibatan peran serta komite sekolah dalam manajemen sekolah.

  Manajemen sekolah merupakan bentuk otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam rangka mendorong segala pengambilan keputusan, yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua murid, dan masyarakat). Kehadiran komite sekolah yang melibatkan masyarakat akan membantu proses berjalannya otonomi sekolah lewat pelaksanaan manajemen sekolah. Sehingga pemantauan dalam rangka transparasi dan akuntabilitas kinerja sekolah dapat tercapai. Untuk itu, dalam karya ilmiah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah peran serta komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan maupun penentuan dan pelaksanan kebijakan pendidikan dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri kotamadya Yogyakarta ?

  2. Bagaimanakah peran serta komite sekolah sebagai pendukung pendidikan berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga untuk penyelenggaran pendidikan dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri Kotamadya Yogyakarta?

  3. Bagaimanakah peran serta komite sekolah sebagai pengontrol transparansi dan akuntabilitas untuk penyelenggaran pendidikan dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri Kotamadya Yogyakarta?

  4. Bagaimanakah peran serta komite sekolah sebagai mediator antara sekolah dan masyarakat untuk penyelenggaraan pendidikan dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri Kotamadya Yogyakarta ?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui peran serta komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan maupun penentuan dan pelaksanan kebijakan pendidikan dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri Kotamadya Yogyakarta.

  2. Untuk mengetahui peran serta komite sekolah sebagai pendukung pendidikan yang berwujud finansial, tenaga, maupun pikiran bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  perkembangan pendidikan dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri Kotamadya Yogyakarta.

  3. Untuk mengetahui peran serta komite sekolah sebagai pengontrol teransparansi dan akuntabilitas untuk penyelenggaran pendidikan dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri Kotamadya Yogyakarta.

  4. Untuk mengetahui peran serta komite sekola h sebagai mediator antara sekolah dan masyarakat untuk penyelenggaraan pendidikan dalam manajemen sekolah di SMA swasta dan negeri Kotamadya Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Sekolah Untuk dapat melibatkan komite sekolah dalam kegiatan peningkatan mutu pendidikan dalam manajemen sekolah yang sudah ada.

  2. Bagi Orang tua Untuk menambah pemahaman mereka tentang komite sekolah sehingga mereka memahami fungsi dibentuknya komite sekolah dan mampu berperan serta dalam komite sekolah untuk kemajuan pendidikan.

  3. Bagi Komite Sekolah Agar komite sekolah dapat berpartisipasi lebih aktif untuk berperan serta ambil bagian dalam manajemen sekolah.

  4. Bagi Universitas Untuk menambah referensi hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pergeseran paradigma dalam pengelolaan pendidikan harus

  melibatkan kepala sekolah dan guru- guru sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan yang selalu berinteraksi dengan masyarakat. Menjalankan kembali peran komite sekolah merupakan wujud yang efektif unt uk melibatkan secara aktif orang tua murid dan masyarakat. Patisipasi orang tua dan masyarakat sangat tergantung pada pendekatan dan metodenya. Memberikan kesempatan yang lebih banyak untuk mengeluarkan pendapat, terjalin adanya kesetaraan dan mengatur banyaknya frekuensi perjumpaan dengan anggota masyarakat merupakan salah satu metode yang tepat. Peran komite sekolah bukan untuk merendahkan wibawa guru maupun kepala sekolah, justru dengan posisi peran yang berbeda-beda dapat menjalin kerjasama yang baik antara sekolah , masyarakat dan komite sekolah.

  Peran diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam kegiatan. Sedangkan peran serta diartikan ikut ambil bagian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002;831). Menjadi bagian dalam suatu organisasi merupakan wujud layanan masyarakat untuk dapat memajukan kualitas pendidikan yang bermutu. Komite sekolah sebagai wujud masyarakat, orang tua, sekolah, dan pemerintah untuk dapat memajukan pendidikan yang bermutu dengan ikut ambil bagian melaksanakan program manajemen sekolah. Dalam manajemen sekolah telah terjadi model untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kebebasan berotonomi sehingga keterlibatan semua warga sekolah sangat mendukung kelancaran peningkatan mutu pendidikan.

A. Perkembangan Sistem Pendidikan Nasional

  Pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa. Demikian juga pendidikan bagi bangsa Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU Sisdiknas No.20 tahun 2003, pasal 4). Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan, berbagai pihak terutama pemerintah telah melakukan perubahan dalam sarana dan pendukung dalam pendidikan.

  Pendidikan dari tahun ke tahun telah mengalami perubahan untuk menuju perbaikan. Sampai sekarang reformasi sistem pendidikan di Indonesia terus dilakukan, untuk dapat mewujudkan pendidikan yang bermutu. Berbicara soal pendidikan di Indonesia sungguh sangat membingungkan karena adanya pemahaman yang salah dari masa Orde Baru (www.pikiran-rakyat.com). Menurut Djudju Sujana sebagai seorang guru besar di Universitas Pendidikan Indonesia mengatakan pemahaman yang salah terletak pada posisi pendidikan dipandang hanya sebagai bagian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sejumlah sistem yang terdidri dari idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta keamanan dan pertahanan. Sementara pendidikan tidak diletakkan sebagai sistem yang sama pentingnya dengan sistem lain. Hal ini berakibat pada pangambil kebijakan pusat tidak memand ang bahwa pendidikan menjadi bagian pembangunan yang sama pentingnya. Padahal perkembangan sistem-sistem lain itu menggunakan sumber daya manusia hasil sistem pendidikan. Sudah saatnya pendidikan di sejajarkan dengan sistem-sistem lain yang ada dalam pend idikan.

  Selain itu akibat pandangan yang keliru itu dirasakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat rendah. Pendidikan belum berperan secara optimal dalam mengembangakan sumber daya manusia melalui pemerataan kesempatan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan, sehingga keluaran pendidikan lebih banyak yang mencari pekerja bukan masyarakat pencipta lapangan kerja. Dengan demikian pendidikan belum menjadi pemicu utama pengembangan sumber daya manusia tetapi menjadi pendukung utama dalam peningkatan jumlah pengangguran.

  Jika menginginkan pendidikan yang bermutu dan maju sebaiknya membenahi dulu sistem pendidikan bukan hanya janji-janji saja atau peserta didik di jadikan kelinci percobaan. Pemerintah sebaiknya lebih tegas dalam setiap pengambilan keputusan dalam kebijakannya (www.depdiknas.go.id).

  Penggunaan kurikulum yang selalu berubah setiap tahunnya akan membingungkan pihak sekolah maupun guru sebagi pendidik. Apalagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memicu lambannya penyerapan materi pendidikan yang akan diterima oleh peserta didik.

  Kegagalan sistem pendidikan nasional di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti komersialisasi yang menggeser tujuan pendidikan, kurangnya pemahaman penyelenggaraan merumuskan pendidikan, kesenjangan antara sekolah negeri dengan swasta (www.pikiran- rakyat.com). Fenomena kegagalan yang lain terjadi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu adanya gejala demoralisasi dari pendidik maupun peserta didik. Untuk mengatasi hal ini peran dan keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan seperti terlibat dalam setiap pengambilan keputusan maupun bentuk pengawasan dan mendapatkan hasil laporan kerja pendidikan.

  Sebagai wujud perkembangan sistem pendidikan, pemberlakuan otonomi yang diberikan oleh pemerintah sebaiknya dilaksanakan secara maksimal. Program pendidikan yang disarankan pengaturannya dengan sistem manajemen berbasis sekolah itu bertujuan untuk lebih memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mentukan cara peningkatan mutu yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sekolah masing- masing. Melibatkan berbagai peran seperti para guru, departemen pendidikan, sekolah, maupun orang tua murid sangat menunjang kelancaran dalam peningkatan mutu pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional

  a. Hubungan Masyarakat dengan Pendidikan Peran masyarakat dalam bidang pendidikan sangat membantu kemajuan pendidikan. Masyarakat di sini diartikan sangat luas karena meliputi masyarakat sebagai orang tua murid, masyarakat sebagai warga sekolah, masyarakat sebagai perusahaan donatur, dan masyarakat sebagai penduduk yang mendukung adanya sekolah maupun pendidikan di lingkungan mereka (Dede Rosyada, 2004:275). Sudah saatnya masyarakat diberikan keleluasaan untuk ikut terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan (Maryati, Agustus 2006). Salah satu bentuknya dapat terlibat dalam program manajemen berbasis sekolah (MBS). Selain itu dapat ikut aktif dalam komite sekolah yang ada di setiap sekolah.

  Peran masyarakat saat ini masih sangat minim, karena umumnya hanya berbentuk dukungan dana. Padahal selama ini yang dibutuhkan dari keterlibatan masyarakat adalah pada proses pendidikan. Proses pendidikan yang dimaksud disini adalah pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas (Depdiknas,2001:4). Sehingga masyarakat mengetahui dan memantau hasil dari pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah-sekolah.

  Masyarakat harus diberi kesempatan seluas- luasnya untuk ikut serta dalam memikirkan pendidikan. Dengan demikian masyarakat akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  untuk keberhasilan pendidikan. Jika ini dapat terwujud maka segala sesuatu yang mereka miliki baik dalam bentuk uang, barang, tenaga dan pikiran akan disumbangkan untuk kepent ingan pendidikan.

  b. Hubungan Manajemen Sekolah dalam Pendidikan Pengertian manajemen dapat diartikan sangat luas bahkan berbeda-beda. Manajemen yaitu (1) mengelola orang-orang; (2) pengambilan keputusan; (3) proses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan.

  Selain itu manajemen dapat diartikan juga sebagai proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Sumber-sumber tersebut meliputi orang, alat, media, baha n, uang, dan sarana (Pidarta,1998;03).

  Manajemen dikaitkan dengan pendidikan akan memiliki arti yang berbeda. Menurut Pidarta dalam manajemen pendidikan memiliki arti sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen dalam pendidikan juga akan memadukan sumber-sumber yang ada selama ini dalam pendidikan seperti, administrasi yang mengelolanya, kepala sekolah sebagai supervisor, dan guru- guru yang secara langsung menjalankan proses belajar mengajar.

  Secara umum mengikuti perkembangan dan kemajuan pendidikan maka pemerintah memberikan kelonggaran otonomi kepada sekolah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  manajemen sekolah atau yang lebih dimodifikasikan menjadi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS). Manajemen sekolah adalah suatu kegiatan yang mendorong suatu pengambilan keputusan partisipasif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2001:5).

  Dengan adanya otonomi lewat pembentukan manajemen sekolah ini, sekolah akan lebih berdaya dalam mengembangkan program- progaram yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya. Selain itu sekolah lebih memiliki kewenangan untuk mengelola sekolahnya agar lebih mandiri. Dalam proses pengambilan keputusan yang partisipasif yaitu melibatkan warga sekolah secara langsung, maka rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat. Peningkatan rasa memiliki akan mendorong tanggung jawab warga sekolah terhadap sekolahnya. Pengambilan keputusan secara partisipasif maupun terjadinya otonomi sekolah lewat manajemen sekolah dapat mewujudkan peningkatan mutu sekolah.

  c. Tujuan Manajemen Sekolah untuk Pendidikan Berdasarkan kebijakan pendidikan nasional lewat Depdiknas yang mengharuskan terlaksananya manajemen sekolah, telah menentukan empat tujuan, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. 3) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.

  4) Meningkatkan kompetisi yang sehat antara sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

  d. Alasan Diterapkan Manajemen Sekolah Manajemen sekolah atau Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis

  Sekolah perlu diterapkan karena memiliki beberapa alasan. Berbagai alasan telah dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk kemajuan dalam pendidikan, yaitu:

  1) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya.

  2) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan ya ng akan dikembangkan dan didaya-gunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3) Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

  4) Penggunaan sumber daya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.

  5) Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. 6) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing- masing kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya sehingga berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan. 7) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah- sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya- upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat

  8) Secara yuridis telah ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 serta peraturan perundangan yang lain yang terkait.

  e. Aspek Yuridis Penerapan Manajemen Sekolah Dalam menerapkan konsep manajemen sekolah ini mengacu kepada berbagai peraturan perundangan yang berlaku dan telah disepakati oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 51: (1) Pengelolaan satuan pendidikan

  anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah; dan (2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan.

  2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

  Pemerintah memberikan kewenangan dan keleluasaan kepada daerah unuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan. Kewenangan diberikan kepada daerah kabupaten dan kota berdasarkan asas dsentralisasi dalam wujud otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab (Mulyasa, 2003:5). 3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Program

  Pembangunan Nasional ahun 2000-2004 pada Bab VII Tentang Bagian Program Pembangunan Bidang Pendidikan: Tujuan program pembinaan pendidikan dasar dan pra sekolah: “… (4) terselenggaranya pendidikan dasar dan pra sekolah berbasis pada sekolah dan masyarakat (school/community based management);

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  berbasis pada sekolah dan masyarakat (school/community based management).

  4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerinah Daerah pasal 13 ayat (1) “Urusan wajib yang menjadi

  kewenangan pemerintah daerah propinsi merupakan urusan skala propinsi meliputi (f) peyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensil…” dan 14 ayat (1) “Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi (f) penyelenggaran pendidikan…”. Disebutkan pula

  dalam pasal 22 bahwa dalam menyelenggarakan otonomi, daerah

  mempunyai kewajiban (e) meningkatkan pelayanan dasar pendidikan..”

  5) Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 004 Tahun 2002 tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

  

C. Komite Sekolah Wujud Peran Serta Masyarakat Dalam Bidang

Pendidikan

  a. Arti Komite Sekolah Komite sekolah merupakan wadah untuk menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di tiap satuan pendidikan (Keputusan Mentri Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  atau organisasi kerjasama orang tua/ wali murid dan tokoh masyarakat yang peduli pendidikan dengan Kepala Sekolah beserta seluruh guru yang ada di sekolah masing- masing (Sukirno, 2006:1).

  Komite sekolah dulu dikenal dengan BP3 (Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan). Te tapi sekarang komite sekolah lebih bekerja sama dan melibatkan masyarakat sekitar sekolah maupun perusahaan-perusahaan yang menjadi donatur bagi sekolah (www.kompas.com). Komite sekolah berkedudukan sebagai lembaga mandiri atau organisasi tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagai mitra kerja sekolah.

  b. Fungsi Komite Sekolah Komite sekolah berfungsi mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di tiap-tiap satuan pendidikan atau sekolah (www.kompas.com). Selain itu komite sekolah memiliki fungsi antara lain mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap peyelenggaraan pendidikan yang bermutu; mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan; dan menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan (Depdiknas, 2005:3). Peran masyarakat tersebut mulai dari finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pendidikan. Sehingga tanggung jawab pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat.

  c. Peranan komite sekolah Peranan merupakan suatu tugas yang harus dijalankan oleh setiap orang maupun organisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan oleh siapa saja. Jadi komite sekolah memiliki tugas utama yang harus dijalankan sesuai dengan fungsi dibentuknya komite sekolah. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan no.004/U/2002 bahwa komite sekolah memiliki peranan sebagai:

  1). Sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan

  kebijakan pendidikan. Komite sekolah ada untuk memutuskan dan

  menguraikan pendapat tentang baik maupun buruk. Sehingga pendapat tersebut dapat diambil secara tepat dan berguna bagi pendidikan.

  Adapun bentuk dari suatu pendapat tersebut dikonsultasikan dengan komite sekolah, seperti kebijakan operasional tiap satuan pendidikan.

  Dalam hal ini komite sekolah bersama dengan masyarakat dan pemerintah dapat menentukan kebijakan yang terbaik untuk kemajuan pendidikan. Segala sesuatu yang menyangkut operasional pendidikan harus ada pembicaran dari komite sekolah, masyarakat dan pemerintah. Sehingga mendapatkan suatu keputusan yang disepakati bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2). Sebagai pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupu tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendukung merupakan

  orang yang mendukung, penyokong, pembantu dan penunjang suatu keputusan maupun kegiatan. Dukungan yang diberikan oleh komite sekolah tidak sebatas finansial tetapi juga tenaga dan pemikiran.

  Finansial: Komite sekolah bekerja sama dengan perusahan donatur

  untuk mencairkan dana bagi biaya pendidikan. Selain itu komite sekolah juga menentukan pungutan biaya pendidikan yang sebelumnya telah dibicarakan dengan pihak-pihak yang terkait.

  Pemikiran :Komite sekolah dapat menjadi tempat pertimbangan

  menyalurkan aspirasi maupun ide- ide dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan yang berguna bagi masyarakat. Tenaga :Komite sekolah bekerja sama dengan guru, orang tua murid dan pemerintah akan menyediakan tenaga pendidik yang berkualitas bagi pendidikan disekolah.

  3). Sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengontrol merupakan alat untuk

  mengawasi atau mengontrol atau sebagai orang yang bertugas mengontrol. Sebab yang dimaksudkan dengan akuntabilitas merupakan bentuk tanggung jawab dari tata kerja, proses kerja, dan hasil kerja suatu kegiatan atau dalam organisasi (Akdon, 2006:208).

  Adanya pemberdayaan komite sekolah secara optimal, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  transparansi, pengguanan alokasi dan pendidikan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga dana bantuan dari pusat yang mengalir ke sekolah melalui mekanisme pengawasan komite sekolah yang didalamnya terdapat wakil masyarakat dapat tepat sasaran.

  4). Mediator antara sekolah dan masyarakat . Mediator merupakan

  penghubung atau perantara bagi dua orang atau lebih. Komite sekolah dapat dijadikan alat untuk berkomunikasi antara sekolah dan masyarakat. Karena komite sekolah memiliki keterkaitan dengan pihak pemerintah, masyarakat dan sekolah sendiri maka tanggung jawab pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat sebagai mitra kerja dalam membangun pendidikan.

  Dalam hal ini aspirasi orang tua atau masyarakat akan disalurkan melalui komite untuk disampaikan kepada sekolah.