Aspek Kelembagaan Kabupaten Kerinci
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Aspek Kelembagaan
Kabupaten Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 1
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil
yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor
penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata
laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan
tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan
motor
yang
menggerakkan
organisasi
melalui
mekanisme
kerja
yang
diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen
tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,
penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan
dan sebagai satu kesatuan.
10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa
kebijakan
berikut
merupakan
landasan
hukum
dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya
pada pemerintahan kabupaten/kota.
1.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
Dalam
UU
mengatur
23/2014
dan
disebutkan
mengurus
sendiri
bahwa
urusan
Pemerintah
Daerah
pemerintahan
dan
menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka
dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui
Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 2
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurangkurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan
daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi
geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang
bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan
prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi
perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama
atau seragam.
2.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah
berkewajiban
untuk
melakukan
pembinaan
terhadap
pemerintah
kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di
Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang
berbunyi:
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah
urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan
dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,
sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu
perangkat
pembangunan
daerah
perlu
melibatkan
Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 3
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
3.
Peraturan
Pemerintah
(PP)
Nomor
41
tahun
2007
tentang
Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan
perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan
terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat
terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling
banyak 3 seksi.
Gambar. 10.1.
Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
4.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 20152019
Dalam Buku I Bab II Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan
adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan
kualitas sumber daya
manusia
aparatur,
pemanfaatan
teknologi
informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan
penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah
ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan
instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 4
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
(SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan
pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah,
seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam
memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat
SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung
upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan,
Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah
Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada
pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan
secara
bertahap
dan
berkelanjutan
sesuai
dengan
kemampuan
pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan
mengenai
mekanisme
serta
prosedur
dalam
rangka
pengusulan,
penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah
daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan
adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan
dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang
terdiri dari sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 5
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
2. Program
Penataan
penataan
Peraturan
berbagai
Perundang-undangan,
peraturan
meliputi:
perundang-undangan
yang
dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program
Penguatan
dan
Penataan
Organisasi,
meliputi:
restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit
kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,
kepegawaian dan diklat;
4. Penataan Tata laksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan
tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan egovernment;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan
sistem
rekrutmen
penyusunan
standar
pegawai,
analisis
kompetensi
dan
evaluasi
jabatan,
jabatan,
asesmen
individu
berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja
organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan
pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 6
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Gambar. 10.2.
Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU Cipta Karya
6.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam
seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di
tingkat
Pusat
melaksanakan
dan
Daerah.
pengarusutamaan
Presiden
menginstruksikan
gender
guna
untuk
terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional yang
berperspektif
gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya
telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya.
Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang
Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di
dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 7
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
7.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 Tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar
bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota.
Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada
Pasal 7 ayat 1 point c, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan
tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an,
khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam
dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab
dalam
koordinasi
penyelenggaraan
pelayanan
dasar
bidang
PU,
sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan
dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh
instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik
provinsi maupun kabupaten/kota.
8.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan
perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan
perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi
masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD
Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9.
Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat.
SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai
dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman
perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya,
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 8
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,
persampahan, dan air limbah.
10.
Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah
dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam
rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai,
aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar
kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur
melakukan
pembinaan
dan
pengendalian
pelayanan
perkotaan,
sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan
pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan
perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang
Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk
menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan
dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 9
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
10.2. Kondisi Kelembagaan Saat Ini
10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci
Kelembagaan
penyusunan
Pemerintah
Rencana
Terpadu
Daerah
Program
yang
terkait
Investasi
langsung
dalam
Infrastruktur
Jangka
Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya adalah Bidang Cipta Karya Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci. Menurut Peraturan Bupati No. 14 Tahun
2010 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan
Umum. Peraturan Bupati No. 14 Tahun 2010 memuat tentang Uraian Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum yang membawahkan Bidang Cipta
Karya.
Berikut Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum yang didalamnya
terdapat
Bidang Cipta Karya
yang secara
khusus menangani urusan
keciptakaryaan di Kabupaten Kerinci sesuai dengan Peraturan Bupati No. 14
Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum, yang terdiri dari:
a.
Kepala Dinas;
b.
Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Program, Evaluasi dan Pelaporan; dan
3. Subbagian Keuangan
c.
Bidang Pengendalian dan Tata Ruang, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Tata Ruang dan Perkotaan;
2. Seksi Pengendalian Tata Ruang dan Perkotaan; dan
3. Seksi Peralatan dan Perbekalan dan Tanggap Darurat.
d.
Bidang Sumber Daya Air, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Sumber Daya Air;
2. Seksi Pelaksanaan dan Pengawasan Sumber Daya Air; dan
3. Seksi Operasional dan Pemeliharaan; dan
e.
Bidang Bina Marga, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Bina Marga;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 10
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
2. Seksi Pelaksanaan dan Pengawasan Bina Marga; dan
3. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
f.
Bidang Cipta Karya, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Cipta Karya;
2. Seksi Pelaksanaan dan Pengawasan Cipta Karya; dan
3. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Cipta Karya.
g. UPTD; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Dari Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci diatas
maka akan diuraikan khusus tentang Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Kerinci berdasarkan Peraturan Peraturan Bupati No. 14
Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci.
Bidang Cipta Karya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
Untuk melaksanakan tugas, Bidang Cipta Karya mempunyai tugas dan fungsi
yang dirinci sesuai seksi-seksi yang dijelaskan diatas:
1. Seksi Perencanaan Cipta Karya mempunyai tugas;
a. Pendataan situasi lokasi bangunan gedung dan perumahan;
b. Perencanaan bangunan gedung perumahan dan permukiman;
c. Menyusun Rencana Tata Terinci (RTT), dokumen umum, dokemen
administrasi dan teknis pelaksanaan; dan
d. Melaksanakan kegiatan hharian dan kegiatan lain sesuai dengan bidang
tugas;
2. Seksi Pelaksanaan dan Pengawasan Cipta Karya mempunyai tugas;
a. Pengecekan situasi lokasi kegiatan;
b. Melaksanakan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi;
c. Melaksanakan pengawasan dan bantuan teknis terkait pelaksanaannya;
dan
d. Melaksanakan kegiatan harian dan kegiatan lain sesuai dengan bidang
tugas;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 11
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
320
Tahun 2016-2020
3. Seksi Operasional dan Pemeliharaan Cipta Karya mempunyai tugas;
a. Melaksanakan penjadwalan pemeliharaan rutin cipta karya;
b. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan cipta karya;
c. Melaksanakan pengawasan kegiatan pemeliharaan cipta karya;
d. Melaksanakan kegiatan harian dan kegiatan lain sesuai dengan bidang
tugas;
10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana
merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas
kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah
menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh
kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban
kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang
Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan
kompetensi
dan
wewenang
untuk
kemandirian
dalam
masing-masing
melaksanakan
bidang/seksi.
tugas,
Selanjutnya
fungsi
juga
dan
perlu
dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di
dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas
dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi
program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program
dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di
dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,
khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang
Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap
satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tata laksana dan tata hubungan kerja
antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap
pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam
melakukan tugasnya.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 12
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Tabel. 10.1.
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
N
o.
Instansi
Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK
Unit / Bagian
yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK
1
. Bappeda
1. Mengkoordinasikan penyusunan program pembangunan Infrastuktur
Bidang Cipta Karya.
2. Mempersiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan
Infrastruktur Cipta Karya.
3. Melaksanakan evaluasi pembinaan dibidang Infrastruktur Cipta
Karya.
Bidang Fisik
dan Prasarana
2
. Dinas
1. menghimpun, mempelajari seluruh ketentuan perundang-undangan,
pedoman, petunjuk teknis dan kewenangan Daerah di bidang Cipta
Karya.
2. merumuskan kebijakan teknis di bidang Cipta Karya.
3. menginventarisir seluruh permasalahan-permasalahan di bidang
Cipta Karya dan memberikan alternatif pemecahan masalah.
4. menghimpun, mengolah seluruh data dan informasi di bidang Cipta
Karya.
5. menyusun rencana teknis dan program di bidang Cipta Karya.
6. melakukan pembinaan dan bimbingan teknis dalam bidang Cipta
Karya.
7. melakukan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan
pengembangan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana Cipta
Karya.
8. melaksanakan kebijakan di bidang Cipta Karya.
9. melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang Cipta Karya.
10. melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana kawasan terbangun
dan sistim manajemen konstruksi;
11. menyusun pembinaan, pengembangan, perumahan, permukiman,
perbaikan dan peremajaan lingkungan perumahan kota/desa,
lingkungan perumahan pusat desa pertumbuhan permukiman serta
perumahan nelayan;
12. menyiapkan rencana teknis dan program pembangunan kawasan
skala besar, perumahan dan permukiman baru, memberikan
komendasi perizinan pembangunan perumahan;
13. menyusun penyediaan fasilitas hunian dan Cipta Karya;
14. menyusun rencana kebijakan tata ruang dan pengembangan wilayah
dalam kabupaten maupun antar kabupaten/kota;
15. melaksanakan bimbingan, pembinaan dan evaluasi terhadap staf di
lingkungan Bidang Cipta Karya
1. perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan;
2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
dibidang dan kebersihan;
3. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kebersihan; dan
Bidang Cipta
Karya
1.
2.
3.
4.
Teknik
Pekerjaan
Umum
3
. Badan
Lingkungan
Hidup
4
. PDAM
Pelayanan Umum / Jasa di bidang penyediaan air minum;
Menyelenggarakan kemanfaatan umum penggunaan air bersih;
Perencanaan program di bidang air minum;
Operator pelaksana pelayanan dan penyediaan air minum.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bidang
Kebersihan
dan
Pertamanan
Bab 10 - 13
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
10.3. Analisis Kelembagaan
Permasalahan
koordinasi
dan
sinkronisasi
dalam
perencanaan,
pembangunan dan pengoperasional infrastruktur kabupaten berkaitan dengan
pengorganisasian dinas/instansi terkait. Kejelasan pembagian tugas antara
dinas/instansi sampai pada tupoksi seksi diharapkan akan mempermudah
koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, pembangunan dan pengoperasional
infrastruktur.
Permasalahan profesionalisme sangat berkaitan dengan kemampuan
aparatur pemerintah. Hal ini berkaitan dengan
pengalaman.
Peningkatan
profesionalisme,
pengetahuan, skill dan
dapat
dilakukan
melalui
peningkatan pengetahuan melalui studi lanjut yang relevan, pendidikan dan
pelatihan teknis. Profesionalisme aparatur pemerintah berkaitan dengan tugas
dan fungsi tertentu dalam jabatan fungsional.
Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci,
memiliki sejumlah kekuatan yang telah ditetapkan melalui tupoksi masingmasing dinas/instansi sehingga memiliki kejelasan peran dan pembagian
kerja.
Demikian
halnya
dengan
struktur
organisasi
masing-masing
dinas/instansi telah memiliki struktur yang jelas serta terdapatnya Sumber
Daya Manusia yang memiliki komitmen, motivasi dan dedikasi dalam
melaksanakan tugas. Kelemahan yang dihadapi dalam penyusunan RPI2-JM ini
antara lain adalah :
1. Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan teknis makro antara
Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum /Cipta Karya serta dengan dinas/instansi
teknis lainnya.
2. Belum
memadainya
Sumber
Daya
Manusia
yang
bertugas
dalam
penyusunan RPI2-JM pada masing-masing dinas/instansi di Kabupaten
Kerinci ditinjau dari segi kesesuaian dengan bidang ilmu serta kuantitas
untuk melaksanakan volume pekerjaan yang terus meningkat.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana kantor. Peluang untuk menyusun dan
melaksanakan RPI2-JM Kabupaten Kerinci sangat besar berkaitan dengan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 14
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
RPI2-JM
yang
merupakan
instrumen
penting
dalam
penyediaan
infrastruktur kabupaten.
10.4. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Arah pengembangan kelembagaan dan aparatur pemerintah Kabupaten
Kerinci
dalam
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang (RPJP)
adalah
terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and
Clean Government) adalah aparat yang memiliki profesionalisme yang tinggi
dan mampu memberikan
pelayanan prima dan menghilangkan KKN, yang
dicapai dengan :
1. Pengembangan struktur kelembagaan dan aparatur daerah yang efektif
dan efisien.
2. Peningkatan kualitas aparatur dengan memperbaiki kesejahteraan dan
profesionalisme serta memperlakukan sistem karier berdasarkan prestasi
dengan
prinsip
pemberian
penghargaan
dan
sangsi
(Reward
and
Punishments).
3. Peningkatan
fungsi
pelayanan
birokrasi
dan
akuntabilitas
secara
transparan, bersih dan bebas dari penyalahgunaan wewenang.
4. Penerapan prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan
lini pemerintahan disemua kegiatan.
Penjabaran lebih lanjut arah pengembangan kelembagaan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) diatas, dijabarkan dalam
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
melalui
penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang baik dan demokratis, meliputi :
1. Perluasan rentang kendali dalam pelimpahan wewenang pelayanan
masyarakat kepada pemerintahan kecamatan dan aparat desa.
2. Peningkatan kualitas dan kinerja Sumber Daya Manusia pada tingkat
birokrasi maupun pelayanan.
3. Memberlakukan peraturan perundang-undangan pokok kepegawaian dan
akuntabilitas kinerja aparat.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 15
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat dalam perlindungan
masyarakat dan HAM.
5. Mendorong peningkatan sistem/tatanan pemerintahan yang baik kepada
pimpinan/pejabat di masing-masing unit kerja.
6. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan wewenang.
7. Menumbuh kembangkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah.
8. Peningkatan pengelolaan belanja daerah.
Dengan mengacu pada RPJP dan RPJM Kabupaten Kerinci diatas, usulan
program dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya mencakup :
1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi yang dikembangkan melalui :
a) Spesialisasi pekerjaan yang berkaitan dengan tugas dalam organisasi
dan dibagi dalam pekerjaan yang terpisah.
b) Departementalisasi yang berkaitan dengan dasar dalam mengelompokan
pekerjaan yang ada.
c) Rantai perintah yang berkaitan dengan sistem pertanggungjawaban
yang harus dilakukan.
d) Rentang kendali yang berkaitan dengan jumlah personil yang dapat
dikendalikan oleh pimpinan.
e) Sentralisasi dan desentralisasi, berkaitan dengan kewenangan dalam
pengambilan keputusan.
f) Serta formalisasi yang mencakup peraturan yang digunakan untuk
mengarahkan personil dan pimpinan.
2. Ketatalaksanaan penyelenggaraan RPI2-JM Bidang Cipta Karya :
Kebutuhan
untuk
mendukung
penyusunan dan pelaksanaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
antara lain
berkaitan
peraturan
dengan
daerah
yang
pemantapan
dibutuhkan
tugas
dan
fungsi
masing-masing
dinas/instansi yang terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan RPI2-JM
Bidang
Cipta
Karya
seiring
dengan
semakin
bertambahnya
atau
berubahnya peran setiap dinas/instansi. Peraturan baru dibutuhkan dalam
pembentukan organisasi non struktural untuk mendukung pelaksanaan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 16
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
RPI2-JM dalam koordinasi vertikal, horizontal dan manajemen pelaksanaan
proyek.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia :
Program pengembangan Sumber Daya Manusia difokuskan pada aparatur
pada dinas/instansi yang secara langsung terlibat dalam pelaksanaan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Program pengembangan untuk meningkatkan kualitas aparatur
dilakukan melalui pelatihan dan studi lanjut dalam bidang ilmu yang
relevan. Program dimaksud meliputi :
a. Perencanaan Kota.
b. Manajemen Proyek.
c. Manajemen Persampahan.
d. Amdal.
e. Perencanaan Teknis.
f.
Air Bersih dan Peningkatan Lingkungan Pemukiman.
g. Keuangan Daerah.
h. Perencanaan Pembangunan.
i.
Administrasi Keuangan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana kerja yang meliputi :
a. Bangunan gedung yang difungsikan untuk kantor dan gudang.
b. Alat-alat kantor seperti komputer, printer, mesin fotocopy, alat
penjilid dan lain sebagainya.
c. Sarana transportasi untuk memperlancar pelaksanaan tugas seperti
kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat.
d. Sarana komunikasi seperti telepon, faximile, internet dan lain
sebagainya. Jumlah sarana dan prasarana kerja berkaitan dengan
volume kerja yang ada pada masing-masing dinas/instansi sesuai
dengan perannya dalam pelaksanaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 17
Tahun 2016-2020
Aspek Kelembagaan
Kabupaten Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 1
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil
yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor
penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata
laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan
tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan
motor
yang
menggerakkan
organisasi
melalui
mekanisme
kerja
yang
diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen
tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,
penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan
dan sebagai satu kesatuan.
10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa
kebijakan
berikut
merupakan
landasan
hukum
dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya
pada pemerintahan kabupaten/kota.
1.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
Dalam
UU
mengatur
23/2014
dan
disebutkan
mengurus
sendiri
bahwa
urusan
Pemerintah
Daerah
pemerintahan
dan
menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka
dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui
Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 2
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurangkurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan
daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi
geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang
bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan
prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi
perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama
atau seragam.
2.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah
berkewajiban
untuk
melakukan
pembinaan
terhadap
pemerintah
kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di
Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang
berbunyi:
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah
urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan
dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,
sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu
perangkat
pembangunan
daerah
perlu
melibatkan
Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 3
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
3.
Peraturan
Pemerintah
(PP)
Nomor
41
tahun
2007
tentang
Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan
perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan
terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat
terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling
banyak 3 seksi.
Gambar. 10.1.
Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
4.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 20152019
Dalam Buku I Bab II Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan
adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan
kualitas sumber daya
manusia
aparatur,
pemanfaatan
teknologi
informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan
penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah
ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan
instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 4
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
(SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan
pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah,
seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam
memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat
SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung
upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan,
Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah
Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada
pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan
secara
bertahap
dan
berkelanjutan
sesuai
dengan
kemampuan
pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan
mengenai
mekanisme
serta
prosedur
dalam
rangka
pengusulan,
penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah
daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan
adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan
dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang
terdiri dari sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 5
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
2. Program
Penataan
penataan
Peraturan
berbagai
Perundang-undangan,
peraturan
meliputi:
perundang-undangan
yang
dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program
Penguatan
dan
Penataan
Organisasi,
meliputi:
restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit
kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,
kepegawaian dan diklat;
4. Penataan Tata laksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan
tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan egovernment;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan
sistem
rekrutmen
penyusunan
standar
pegawai,
analisis
kompetensi
dan
evaluasi
jabatan,
jabatan,
asesmen
individu
berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja
organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan
pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 6
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Gambar. 10.2.
Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU Cipta Karya
6.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam
seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di
tingkat
Pusat
melaksanakan
dan
Daerah.
pengarusutamaan
Presiden
menginstruksikan
gender
guna
untuk
terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional yang
berperspektif
gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya
telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya.
Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang
Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di
dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 7
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
7.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 Tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar
bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota.
Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada
Pasal 7 ayat 1 point c, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan
tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an,
khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam
dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab
dalam
koordinasi
penyelenggaraan
pelayanan
dasar
bidang
PU,
sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan
dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh
instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik
provinsi maupun kabupaten/kota.
8.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan
perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan
perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi
masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD
Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9.
Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat.
SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai
dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman
perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya,
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 8
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,
persampahan, dan air limbah.
10.
Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah
dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam
rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai,
aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar
kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur
melakukan
pembinaan
dan
pengendalian
pelayanan
perkotaan,
sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan
pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan
perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang
Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk
menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan
dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 9
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
10.2. Kondisi Kelembagaan Saat Ini
10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci
Kelembagaan
penyusunan
Pemerintah
Rencana
Terpadu
Daerah
Program
yang
terkait
Investasi
langsung
dalam
Infrastruktur
Jangka
Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya adalah Bidang Cipta Karya Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci. Menurut Peraturan Bupati No. 14 Tahun
2010 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan
Umum. Peraturan Bupati No. 14 Tahun 2010 memuat tentang Uraian Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum yang membawahkan Bidang Cipta
Karya.
Berikut Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum yang didalamnya
terdapat
Bidang Cipta Karya
yang secara
khusus menangani urusan
keciptakaryaan di Kabupaten Kerinci sesuai dengan Peraturan Bupati No. 14
Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum, yang terdiri dari:
a.
Kepala Dinas;
b.
Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Program, Evaluasi dan Pelaporan; dan
3. Subbagian Keuangan
c.
Bidang Pengendalian dan Tata Ruang, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Tata Ruang dan Perkotaan;
2. Seksi Pengendalian Tata Ruang dan Perkotaan; dan
3. Seksi Peralatan dan Perbekalan dan Tanggap Darurat.
d.
Bidang Sumber Daya Air, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Sumber Daya Air;
2. Seksi Pelaksanaan dan Pengawasan Sumber Daya Air; dan
3. Seksi Operasional dan Pemeliharaan; dan
e.
Bidang Bina Marga, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Bina Marga;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 10
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
2. Seksi Pelaksanaan dan Pengawasan Bina Marga; dan
3. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
f.
Bidang Cipta Karya, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Cipta Karya;
2. Seksi Pelaksanaan dan Pengawasan Cipta Karya; dan
3. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Cipta Karya.
g. UPTD; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Dari Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci diatas
maka akan diuraikan khusus tentang Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Kerinci berdasarkan Peraturan Peraturan Bupati No. 14
Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci.
Bidang Cipta Karya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
Untuk melaksanakan tugas, Bidang Cipta Karya mempunyai tugas dan fungsi
yang dirinci sesuai seksi-seksi yang dijelaskan diatas:
1. Seksi Perencanaan Cipta Karya mempunyai tugas;
a. Pendataan situasi lokasi bangunan gedung dan perumahan;
b. Perencanaan bangunan gedung perumahan dan permukiman;
c. Menyusun Rencana Tata Terinci (RTT), dokumen umum, dokemen
administrasi dan teknis pelaksanaan; dan
d. Melaksanakan kegiatan hharian dan kegiatan lain sesuai dengan bidang
tugas;
2. Seksi Pelaksanaan dan Pengawasan Cipta Karya mempunyai tugas;
a. Pengecekan situasi lokasi kegiatan;
b. Melaksanakan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi;
c. Melaksanakan pengawasan dan bantuan teknis terkait pelaksanaannya;
dan
d. Melaksanakan kegiatan harian dan kegiatan lain sesuai dengan bidang
tugas;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 11
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
320
Tahun 2016-2020
3. Seksi Operasional dan Pemeliharaan Cipta Karya mempunyai tugas;
a. Melaksanakan penjadwalan pemeliharaan rutin cipta karya;
b. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan cipta karya;
c. Melaksanakan pengawasan kegiatan pemeliharaan cipta karya;
d. Melaksanakan kegiatan harian dan kegiatan lain sesuai dengan bidang
tugas;
10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana
merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas
kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah
menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh
kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban
kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang
Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan
kompetensi
dan
wewenang
untuk
kemandirian
dalam
masing-masing
melaksanakan
bidang/seksi.
tugas,
Selanjutnya
fungsi
juga
dan
perlu
dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di
dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas
dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi
program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program
dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di
dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,
khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang
Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap
satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tata laksana dan tata hubungan kerja
antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap
pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam
melakukan tugasnya.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 12
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Tabel. 10.1.
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
N
o.
Instansi
Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK
Unit / Bagian
yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK
1
. Bappeda
1. Mengkoordinasikan penyusunan program pembangunan Infrastuktur
Bidang Cipta Karya.
2. Mempersiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan
Infrastruktur Cipta Karya.
3. Melaksanakan evaluasi pembinaan dibidang Infrastruktur Cipta
Karya.
Bidang Fisik
dan Prasarana
2
. Dinas
1. menghimpun, mempelajari seluruh ketentuan perundang-undangan,
pedoman, petunjuk teknis dan kewenangan Daerah di bidang Cipta
Karya.
2. merumuskan kebijakan teknis di bidang Cipta Karya.
3. menginventarisir seluruh permasalahan-permasalahan di bidang
Cipta Karya dan memberikan alternatif pemecahan masalah.
4. menghimpun, mengolah seluruh data dan informasi di bidang Cipta
Karya.
5. menyusun rencana teknis dan program di bidang Cipta Karya.
6. melakukan pembinaan dan bimbingan teknis dalam bidang Cipta
Karya.
7. melakukan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan
pengembangan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana Cipta
Karya.
8. melaksanakan kebijakan di bidang Cipta Karya.
9. melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang Cipta Karya.
10. melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana kawasan terbangun
dan sistim manajemen konstruksi;
11. menyusun pembinaan, pengembangan, perumahan, permukiman,
perbaikan dan peremajaan lingkungan perumahan kota/desa,
lingkungan perumahan pusat desa pertumbuhan permukiman serta
perumahan nelayan;
12. menyiapkan rencana teknis dan program pembangunan kawasan
skala besar, perumahan dan permukiman baru, memberikan
komendasi perizinan pembangunan perumahan;
13. menyusun penyediaan fasilitas hunian dan Cipta Karya;
14. menyusun rencana kebijakan tata ruang dan pengembangan wilayah
dalam kabupaten maupun antar kabupaten/kota;
15. melaksanakan bimbingan, pembinaan dan evaluasi terhadap staf di
lingkungan Bidang Cipta Karya
1. perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan;
2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
dibidang dan kebersihan;
3. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kebersihan; dan
Bidang Cipta
Karya
1.
2.
3.
4.
Teknik
Pekerjaan
Umum
3
. Badan
Lingkungan
Hidup
4
. PDAM
Pelayanan Umum / Jasa di bidang penyediaan air minum;
Menyelenggarakan kemanfaatan umum penggunaan air bersih;
Perencanaan program di bidang air minum;
Operator pelaksana pelayanan dan penyediaan air minum.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bidang
Kebersihan
dan
Pertamanan
Bab 10 - 13
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
10.3. Analisis Kelembagaan
Permasalahan
koordinasi
dan
sinkronisasi
dalam
perencanaan,
pembangunan dan pengoperasional infrastruktur kabupaten berkaitan dengan
pengorganisasian dinas/instansi terkait. Kejelasan pembagian tugas antara
dinas/instansi sampai pada tupoksi seksi diharapkan akan mempermudah
koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, pembangunan dan pengoperasional
infrastruktur.
Permasalahan profesionalisme sangat berkaitan dengan kemampuan
aparatur pemerintah. Hal ini berkaitan dengan
pengalaman.
Peningkatan
profesionalisme,
pengetahuan, skill dan
dapat
dilakukan
melalui
peningkatan pengetahuan melalui studi lanjut yang relevan, pendidikan dan
pelatihan teknis. Profesionalisme aparatur pemerintah berkaitan dengan tugas
dan fungsi tertentu dalam jabatan fungsional.
Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci,
memiliki sejumlah kekuatan yang telah ditetapkan melalui tupoksi masingmasing dinas/instansi sehingga memiliki kejelasan peran dan pembagian
kerja.
Demikian
halnya
dengan
struktur
organisasi
masing-masing
dinas/instansi telah memiliki struktur yang jelas serta terdapatnya Sumber
Daya Manusia yang memiliki komitmen, motivasi dan dedikasi dalam
melaksanakan tugas. Kelemahan yang dihadapi dalam penyusunan RPI2-JM ini
antara lain adalah :
1. Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan teknis makro antara
Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum /Cipta Karya serta dengan dinas/instansi
teknis lainnya.
2. Belum
memadainya
Sumber
Daya
Manusia
yang
bertugas
dalam
penyusunan RPI2-JM pada masing-masing dinas/instansi di Kabupaten
Kerinci ditinjau dari segi kesesuaian dengan bidang ilmu serta kuantitas
untuk melaksanakan volume pekerjaan yang terus meningkat.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana kantor. Peluang untuk menyusun dan
melaksanakan RPI2-JM Kabupaten Kerinci sangat besar berkaitan dengan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 14
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
RPI2-JM
yang
merupakan
instrumen
penting
dalam
penyediaan
infrastruktur kabupaten.
10.4. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Arah pengembangan kelembagaan dan aparatur pemerintah Kabupaten
Kerinci
dalam
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang (RPJP)
adalah
terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and
Clean Government) adalah aparat yang memiliki profesionalisme yang tinggi
dan mampu memberikan
pelayanan prima dan menghilangkan KKN, yang
dicapai dengan :
1. Pengembangan struktur kelembagaan dan aparatur daerah yang efektif
dan efisien.
2. Peningkatan kualitas aparatur dengan memperbaiki kesejahteraan dan
profesionalisme serta memperlakukan sistem karier berdasarkan prestasi
dengan
prinsip
pemberian
penghargaan
dan
sangsi
(Reward
and
Punishments).
3. Peningkatan
fungsi
pelayanan
birokrasi
dan
akuntabilitas
secara
transparan, bersih dan bebas dari penyalahgunaan wewenang.
4. Penerapan prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan
lini pemerintahan disemua kegiatan.
Penjabaran lebih lanjut arah pengembangan kelembagaan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) diatas, dijabarkan dalam
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
melalui
penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang baik dan demokratis, meliputi :
1. Perluasan rentang kendali dalam pelimpahan wewenang pelayanan
masyarakat kepada pemerintahan kecamatan dan aparat desa.
2. Peningkatan kualitas dan kinerja Sumber Daya Manusia pada tingkat
birokrasi maupun pelayanan.
3. Memberlakukan peraturan perundang-undangan pokok kepegawaian dan
akuntabilitas kinerja aparat.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 15
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat dalam perlindungan
masyarakat dan HAM.
5. Mendorong peningkatan sistem/tatanan pemerintahan yang baik kepada
pimpinan/pejabat di masing-masing unit kerja.
6. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan wewenang.
7. Menumbuh kembangkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah.
8. Peningkatan pengelolaan belanja daerah.
Dengan mengacu pada RPJP dan RPJM Kabupaten Kerinci diatas, usulan
program dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya mencakup :
1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi yang dikembangkan melalui :
a) Spesialisasi pekerjaan yang berkaitan dengan tugas dalam organisasi
dan dibagi dalam pekerjaan yang terpisah.
b) Departementalisasi yang berkaitan dengan dasar dalam mengelompokan
pekerjaan yang ada.
c) Rantai perintah yang berkaitan dengan sistem pertanggungjawaban
yang harus dilakukan.
d) Rentang kendali yang berkaitan dengan jumlah personil yang dapat
dikendalikan oleh pimpinan.
e) Sentralisasi dan desentralisasi, berkaitan dengan kewenangan dalam
pengambilan keputusan.
f) Serta formalisasi yang mencakup peraturan yang digunakan untuk
mengarahkan personil dan pimpinan.
2. Ketatalaksanaan penyelenggaraan RPI2-JM Bidang Cipta Karya :
Kebutuhan
untuk
mendukung
penyusunan dan pelaksanaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
antara lain
berkaitan
peraturan
dengan
daerah
yang
pemantapan
dibutuhkan
tugas
dan
fungsi
masing-masing
dinas/instansi yang terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan RPI2-JM
Bidang
Cipta
Karya
seiring
dengan
semakin
bertambahnya
atau
berubahnya peran setiap dinas/instansi. Peraturan baru dibutuhkan dalam
pembentukan organisasi non struktural untuk mendukung pelaksanaan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 16
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
RPI2-JM dalam koordinasi vertikal, horizontal dan manajemen pelaksanaan
proyek.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia :
Program pengembangan Sumber Daya Manusia difokuskan pada aparatur
pada dinas/instansi yang secara langsung terlibat dalam pelaksanaan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Program pengembangan untuk meningkatkan kualitas aparatur
dilakukan melalui pelatihan dan studi lanjut dalam bidang ilmu yang
relevan. Program dimaksud meliputi :
a. Perencanaan Kota.
b. Manajemen Proyek.
c. Manajemen Persampahan.
d. Amdal.
e. Perencanaan Teknis.
f.
Air Bersih dan Peningkatan Lingkungan Pemukiman.
g. Keuangan Daerah.
h. Perencanaan Pembangunan.
i.
Administrasi Keuangan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana kerja yang meliputi :
a. Bangunan gedung yang difungsikan untuk kantor dan gudang.
b. Alat-alat kantor seperti komputer, printer, mesin fotocopy, alat
penjilid dan lain sebagainya.
c. Sarana transportasi untuk memperlancar pelaksanaan tugas seperti
kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat.
d. Sarana komunikasi seperti telepon, faximile, internet dan lain
sebagainya. Jumlah sarana dan prasarana kerja berkaitan dengan
volume kerja yang ada pada masing-masing dinas/instansi sesuai
dengan perannya dalam pelaksanaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 10 - 17