BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH - DOCRPIJM 1483154619BAB 5 (Keterpaduan Strategi Pengembangan) Final

BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH Arahan RTRWKabupaten Tapanuli Tengah 5.1. Berdasarkan amanat undang-undang nomor 26 tahun 2013 tentang penataan ruang, Kab Tapanuli Tengah telah menyusun RTRW yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor8 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun

  2013 – 2033. Dalam undang-undang tersebut, kawasan strategis dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan ruang lingkup dan kewenangannya yaitu kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi dan kawasan strategis kabupaten/kota. Berdasarkan UU no. 26 Tahun 2007 pasal 1 ayat 30 mendefinisikan kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

  5.1.1. Kawasan Strategis Kabupaten Tapanuli Tengah

  Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

  5.1.2. Kawasan Strategis Ekonomi Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang dijabarkan dalam Permen PU No.

  16 / PRT / M / 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten bahwa kawasan strategis ekonomi adalah kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yang merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki :

  1. Potensi ekonomi cepat tumbuh;

  2. Sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi;

  3. Potensi ekspor;

  4. Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

  5. Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

  6. Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam mewujudkan ketahanan pangan;

  7. Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam mewujudkan ketahanan energi;

  8. Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah kabupaten. Kawasan Strategis Ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dilihat pada berikut

  

Tabel5.1

Kawasan Strategis Ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah

Kawasan strategis No

  Tipologi Lokasi ekonomi

  • tumbuh

  Potensi ekonomi yang cepat

  1 KSK Labuhan Angin Kawasan perdagangan dan Kecamatan Tapian Nauli

  • pelabuhan bebas
  • Kawasan Industri Kecamatan Sarudik Potensi ekonomi yang cepat Kecamatan Tapian Nauli -

  2 KSK Minapolitan tumbuh Kecamatan Sorkam

  • Kawasan perikanan Barat Kecamatan Barus Kecamatan Manduamas Potensi ekonomi yang cepat
  • 3

  Kecamatan Kolang KSK Agropolitan tumbuh

  Kecamatan Badiri Kawasan pertanian

  • Kecamatan Sibabangun

  5.1.3. Kawasan Strategis Sosial dan Budaya Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang dijabarkan dalam Permen PU No.

  16 / PRT / M / 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten bahwa kawasan strategis sosial dan budaya adalah kawasan budidaya maupun kawasan lindung yang merupakan : 1. tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; 2. prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; 3. aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; 4. tempat perlindungan peninggalan budaya; 5. tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; 6. tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial. Kawasan Strategis Sosial dan Budaya di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah KSK Cagar Budaya Barus di Kecamatan Barus dan Barus Utara. KSK ini merupakan kawasan konservasi warisan budaya di Kabupaten Tapanuli Tangah.

  5.1.4. Kawasan Strategis Lingkungan Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang dijabarkan dalam Permen PU No.

  16 / PRT / M / 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten bahwa kawasan strategis lingkungan adalah kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang merupakan :

  1. Tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

  2. Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau yang diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

  3. Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;

  4. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

  5. Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

  6. Kawasan rawan bencana;

  7. Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan hidup. Kawasan Strategis Lingkungan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah KSK Mursala di Kecamatan Tapian Nauli. KSK ini merupakan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Gambar 5.1 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Tapanuli Tengah

  V. 4 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Batu Bara

  Arahan Pengembangan Pola Ruang dan Struktur Ruang 5.2.

5.2.1. Arahan Pengembangan Pola Ruang

  Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Sesuai dengan hasil perumusan potensi dan masalah, strategi pengembangan wilayah dan rencana struktur tata ruang wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, maka secara umum prinsip-prinsip dasar penyusunan arahan pola pemanfaatan ruang Kabupaten Tapanuli Tengah adalah sebagai berikut :

  1. Menyeimbangkan pertumbuhan antara wilayah bagian selatan dan bagian utara;

  2. Memanfaatkan potensi eksisting dengan optimal;

  3. Mengeliminir masalah penyimpangan pemanfaatan ruang (tidak sesuai dengan NSPM) dan masalah kegiatan yang merusak lingkungan;

  4. Membantu pemecahan masalah keterbatasan ruang di wilayah Kota Sibolga dan ikut mendorong peran Kota Sibolga sebagai Pusat Kegiatan Wilayah;

  5. Keterpaduan pemanfaatan ruang dan sistem sarana dan prasarana wilayah dengan Kota Sibolga. Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional maka pengertian rencana pola ruang adalah rencana yang menggambarkan letak, ukuran dan fungsi dari kegiatan-kegiatan lindung dan budidaya. Substansi dari rencana pola ruang meliputi batas-batas kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya (kawasan lindung dan budidaya). Adapun tujuan pengembangan rencana pola ruang adalah :

  1. Pemanfaatan ruang harus memperhatikan daya dukung lingkungan;

  2. Tersedianya lahan yang dapat menampung perkembangan jumlah penduduk dan tenaga kerja;

  3. Terciptanya sinkronisasi antara rencana pola ruang dan rencana struktur ruang yang dikembangkan;

  4. Memperhatikan kesesuaian lahan dan kondisi eksisting; 5. Mewujudkan aspirasi masyarakat. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut diatas arahan pola ruang Kabupaten Tapanuli Tengah dan memperhatikan Kebijaksanaan Pembangunan yang telah ditetapkan, daya dukung lahan serta kecenderungan perkembangan wilayah secara keseluruhan, maka konsep yang dinilai tepat untuk pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Konsep Sentra Pertanian (Agropolitan) yang dikombinasikan dengan Konsep Sentra Perikanan (Minapolitan). Pada konsep ini, masing-masing dari Pusat Pengembangan Wilayah yang direncanakan diasumsikan dikelilingi oleh kawasan pertanian (tanaman pangan dan perkebunan) atau oleh kawasan perikanan (budidaya dan perikanan tangkap).

5.2.2. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

  Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan fungsinya, pembagian Kawasan Lindung dibedakan menjadi (sesuai Permen PU No.16/PRT/M2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten):

  a. kawasan hutan lindung;

  b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air; c. kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya;

  d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

  e. kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir; f. kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan g. kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

  Rencana Pengembangan Kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya 5.2.2.1.

a. Kawasan Resapan Air

  Kawasan resapan air di Kabupaten Tapanuli Tengah telah disatukan dalam kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan airtanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya terutama berkaitan dengan fungsi hidrorologis untuk pencegahan banjir, menahan erosi dan sedimentasi, serta mempertahankan fungsi peresapan bagi air tanah serta perlindungan ekosistim subtropis. Pada Kabupaten Tapanuli Tengah yang termasuk dalam kawasan ini adalah kawasan berada pada ketinggian 105 meter d.p.l. dengan kelerengan lebih besar dari sekitar 40 %, mempunyai skor lebih dari 175 menurut SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980, mempunyai jenis tanah sangat peka terhadap erosi, yaitu jenis tanah dengan nilai 5 (regosol, litosol, organosol dan rezina) dan kelas lereng lebih besar dari 15%, memiiki bercurah hujan tinggi dan mampu meresapkan air ke dalam tanah. Kawasan resapan air terdapat di Kecamatan Sibabangun, Kecamatan Tukka, Kecamatan Sarudik, Kecamatan Sitahuis, Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Kolang, Kecamatan Pasaributobing, Kecamatan Sorkam dan Kecamatan Manduamas.

5.2.3. Rencana Pengembangan Kawasan Perlindungan Setempat

  Kawasan perlindungan setempat bertujuan untuk melindungi keberlangsungan sumber air baku, ekosistem daratan, keseimbangan lingkungan kawasan, menciptakan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat; serta meningkatkan keserasian lingkungan wilayah sebagai sarana pengaman lingkungan wilayah yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi melestarikan fungsi badan perairan dan kerusakan oleh kegiatan budidaya. Pada Kabupaten Tapanuli Tengah yang termasuk dalam kawasan ini adalah kawasan berada pada sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan dam, kawasan sekitar mata air, luas kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Tapanuli Tengah kurang lebih 2.319,64 Ha. Kawasan perlindungan setempat meliputi :

  A. Kawasan Sempadan Pantai

  Kawasan sempadan pantai adalah wilayah tertentu sepanjang yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kawasan sempadan pantai yang meliputi daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 200 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat.

  Adapun kawasan lindung berupa sempadan pantai ini di Kabupaten Tapanuli Tengah diarahkan terdapat pada kecamatan yang terdapat disepanjang kawasan pesisir Pantai Barat yaitu hampir terdapat di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah. Luasan kawasan lindung untuk sempadan pantai adalah 200 meter dari pasang tertinggi ke arah darat sepanjang garis pantai di Kabupaten Tapanuli Tengah dikurangi kawasan budidaya seperti dermaga, kawasan wisata dan kawasan pendaratan ikan.

  Rencana pengembangan kawasan sempadan pantai di Kabupaten Tapanuli Tengah ditetapkan :

  a. Kawasan sempadan pantai yang meliputi daratan sepanjang tepian pantai ditetapkan minimal 200 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat. Pengecualiannya adalah kawasan-kawasan terbangun, seperti pelabuhan, TPI, dan lain sebagainya, dikeluarkan dari kawasan sempadan pantai dan merupakan bagian dari kawasan budidaya; b. Kawasan pesisir Pantai Barat yaitu Kecamatan Badiri, Kecamatan Pandan, Kecamatan Sarudik,

  Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Kolang, Kecamatan Sorkam Barat, Kecamatan Sosorgadong, Kecamatan Barus, Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan Manduamas.

  B. Kawasan Sempadan Sungai

  Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengamankan aliran sungai. Kawasan sempadan sungai dengan lebar 100 meter di kiri-kanan sungai besar dan 50 meter di kiri- kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Garis sempadan sungai di kawasan permukiman diperkirakan cukup untuk membangun jalan inspeksi yaitu antara 10

  • – 15 meter. Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat sungai-sungai yang mengalir ke arah Pantai Barat Sumatera Utara. Sungai-sungai ini telah digunakan untuk irigasi ½ teknis yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah serta kebutuhan air minum. Kawasan sempadan sungai yang ditetapkan/diarahkan sebagai kawasan lindung dapat digunakan untuk kegiatan budidaya sejauh tidak mengganggu fungsi lindungnya, misalnya digunakan untuk lapangan olah raga, kawasan rekreasi, dan sebagainya. Sempadan sungai, di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah seluas kurang lebih 20,619 (dua puluh ribu enam ratus sembilan belas) hektar meliputi seluruh sungai yang melewati Kabupaten Tapanuli Tengah.

  C. Kawasan Sekitar Waduk atau Danau

  Kawasan Sempadan Waduk dan Danau, untuk melindungi waduk dan danau dari kegiatan yang dapat mengganggu dan atau merusak kualitas air waduk dan danau, kondisi fisik pinggir serta dasar waduk dan danau, ditetapkan sepanjang tepian waduk dan danau selebar 100 meter (seratus meter) proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan danau diukur dari titik pasang tertinggi waduk dan danau ke arah darat, meliputi : a.

  Danau Pandan di Kecamatan Pinangsori b. Waduk PLTA Sipan Sihaporas di Pandan

  D. Kawasan Sekitar Mata Air

  Kawasan sekitar mata air yang meliputi sekurang-kurangnya radius 200 meter disekitar mata airmelindungi mata air dari kegiatan yang dapat mengganggu dan atau merusak kualitas air dan kondisi fisik mata air. Kawasan ini umumnya berada di wilayah perbukitan diantaranya terletak di Kecamatan Barus Utara, Kecamatan Pasaributobing, Kecamatan Kolang, Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Sitahuis, Kecamatan Tukka, Kecamatan Pinangsori.

  

E. RTH kawasan perkotaan dengan luas RTH kurang lebih 30% (tiga puluh persen) dari luas

seluruh perkotaan meliputi:

  a. RTH Perkotaan Pandan;

  b. RTH Perkotaan Pinangsori;

  c. RTH Perkotaan Tapian Nauli;

  d. RTH Perkotaan Sarudik;

  e. RTH perkotaan Sorkam; f. RTH perkotaan Barus; dan g. RTH perkotaan Manduamas.

5.2.4. Kawasan Rawan Bencana Alam

  Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Penentuan kawasan rawan bencana alam dilakukan dengan metode scoring terhadap informasi geologi. Caranya dengan membobot parameter geologi yang berperan dalam penentuan masing-masing kawasan rawan bencana dan mengalikan dengan nilai kemampuan dari masing-masing parameter geologi sesuai situasi kondisi wilayahnya. Pola ruang untuk kawasan rawan bencana berdasarkan tingkat kerawaannya dapat dimanfaatkan sebagai kawasan/fungsi budidaya. Sedangkan analisa tingkat kerawanan dilakukan dengan menganalisa aspek fisik geologi dengan metode scoring.

A. Kawasan Rawan Bencana Longsor

  Aspek geologi yang mengontrol terjadinya longsor adalah kemiringan lereng, litologi/batuan, bidang lemah atau struktur geologi dengan faktor pemicu adalah curah hujan. Pembobotan dari masing-masing informasi geologi seperti pada Tabel 5.2. Berdasarkan pembobotan tersebut diperoleh tiga tingkat kerentanan, yaitu kerentanan longsor tinggi, sedang dan rendah.

Tabel 5.2 Pembobotan Informasi Geologi Untuk Kawasan Rawan Bencana Longsor

  Kabupaten Tapanuli Tengah Nilai

Komponen Klas Komponen Bobot Skor

Kemampuan

  1. Kemiringan 0 %

  1

  5

  • – 8 %

  2. Kemiringan 8 % - 25 %

  2

  10 Kemiringan lereng

  5

  3. Kemiringan 25 % - 40 %

  3

  15

  4. Kemiringan 40 %

  5

  5

  1. Kode : Qh, Qp

  1

  4

  2. Kode : Qvt, Tmvak, Tmvp

  3

  12 Batuan

  4

  3. Kode : Tmba, Tlsb

  5

  20

  4. Kode : Mpisl, Puk

  2

  8 1. 2500 - 3000 mm/thn

  1

  4 2. 3000 - 3500 mm/thn

  2

  8 Curah hujan 4 3. 3500 - 4000 mm/thn

  3

  12 4. > 4000 mm/thn

  5

  20 1. < 100 m

  5

  15 Struktur geologi 2. 100 - 1000 m

  3

  3

  9 3. > 1000 m

  1

  3 Sumber : RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah

  Dari kondisi alamnya disimpulkan bahwa di Kabupaten Tapanuli Tengah potensi bencana longsor sangat tinggi. Faktor pengontrol utama dalah kemiringan lereng dan curah hujan yang cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka pola ruang untuk kawasan rawan bencana longsor sangat tinggi harus difungsikan sebagai kawasan lindung. Sedangkan kawasan dengan kerentanan tinggi, sedang dan rendah dapat difungsikan sebagai kawasan budidaya yang dalam pembangunannya harus memenuhi prasyarat. Bahkan akan lebih baik bila kawasan dengan kerentanan tinggi juga dijadikan kawasan lindung.Sebaran luas kawasan rawan bencana longsor tingkat tingkat dan sedang paling dominan dibanding dengan tingkat kerawanan tinggi (Tabel 5.3).

Tabel 5.3 Distribusi Sebaran Tingkat Kerawanan Bencana Longsor per Kecamatan

  

di Kabupaten Tapanuli Tengah

Luas (Ha) per Tingkat Kerawanan Jumlah Kecamatan Sangat

  Total (Ha) Tinggi Sedang Rendah Tinggi

Andam Dewi 2.284,03 2.194,62 3.226,52 623,48 8.328,65

Badiri 732,27 4.044,02 9.945,92 1.606,05 16.328,26

Barus

  914,24 - 35,57 568,94 1.518,75

  • Barus Utara 246,15 750,39 77,12 1.073,67

    Kolang 520,43 9.360,22 12.803,52 2.991,80 25.675,97

    Lumut 1.037,75 2.127,59 4.636,96 446,58 8.248,879

    Manduamas 3.569,50 3.847,54 10.600,63 13.858,80 3.1876,48

    Pandan 1,79 1.870,82 3.389,06 543,46 5.805,14

    Pasaribu Tobing 1.730,56 4.403,35 189,90 6.323,81 -

  

Pinang Sori 86,83 7.088,91 10.430,21 781,71 18.387,66

Sarudik 230,82 2.809,22 1.634,05 72,31 4746,4

Sibabangun 2.632,22 6.982,71 3.355,12 230,29 13.200,33

Sirandorung 386,75 2.014,37 5.078,39 2.141,59 9.621,11

  • Sitahuis 1.527,12 3.265,03 1.387,82 6.179,97

    Sorkam 205,59 6.631,76 6.667,55 1.002,81 14.507,72

    Sorkam Barat 59,64 982,47 4.208,26 28,63 5.279,00

    Sosorgadong 8.535,44 7.575,46 4.707,63 282,23 21.100,76

  • Sukabangun 381,84 3.660,85 546,43 4.589,12

    Tapian Nauli 3.203,22 5.964,74 - 8.822,04 17.990,00

    Tukka 3.421,15 6.464,57 2.508,58 34,13 12.428,43

  Jumlah Total (Ha) 26.961,92 75.529,45 96.060,33 34658,41 233.210,10 Sumber : RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah

B. Kawasan Rawan Banjir

  Kawasan Rawan Banjir, adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada dataran di bagian hilir dan muara sungai, kawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai. Daerah yang berpotensi tinggi mengalami bencana banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah meliputi Kecamatan Pandan, Kecamatan Sarudik, Kecamatan Sorkam, Kecamatan Barus, Kecamatan Sorkam Barat, dan Kecamatan Kolang.