KONFLIK PEMBEBASAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN BANDARA KUALANAMU (STUDI DESKRIPTIF DI DESA BERINGIN PASAR VI KUALANAMU KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG).

(1)

KONFLIK PEMBEBASAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN

BANDARA KUALANAMU

(Studi Deskriptif di Desa Pasar VI Kualanamu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Septy Denso Damanik 3103122049

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Septy Denso Damanik, NIM 3103122049. Tahun 2014. Judul Skripsi : Konflik pembebasan tanah dalam pembangunan bandara Kualanamu (Studi Deskriptif di Desa Beringin Pasar VI Kualanamu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang).Skripsi ini terdiri dari 5 bab dan 65 halaman, 6 daftar tabel, dan 6 daftar gambar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan penduduk sebelum pembanguanan sebelum bandara, Untuk mengetahui kapan peralihan lahan penduduk menjadi proyek pembangunan bandara Kualanamu, Untuk mengetahui respon penduduk terhadap peralihan proyek, Untuk mengetahui bentuk konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pemilik proyek pembangunan bandara. Data tersebut diperoleh dari wawancara dan observasi lapangan dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini telah diketahui bahwa ganti rugi lahan tanah yang menjadi timbal balik kesepakatan antara pihak perusahaan pembangunan bandara dengan masyarakat desa tidak setimpal dengan apa yang mereka terima dan tidak merata dalam proses ganti rugi tanah tersebut.Beberapa dari penduduk tersebut mengalamai dampak dari adanya pembangunan bandara kualanamu. Dari konflik pembebasan tanah warga mengenai ganti rugi lahan tanah serta lahan tanah yang tidak dijual warga karena hasil warisan orangtua dan perbedaan harga tanah yang tidak bersertifikat dan yang bersertifikat yang menimbulkan permasalahan antara masyarakat dengan pihak perusahaan pembangunan bandara, diantaranya terdapat beberapa warga yang terkena dampak pembangunan bandara dan penduduk yang masih bertahan di areal pembangunan bandara tersebut sekaligus menjadi informan kunci yang akan di angkat dalam penelitian,

Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya dampak positif maupun dampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat. Adapun dampak negatif dari pembangunan bandara yaitu berkurangnya lahan warga untuk bertani demi melangsungkan kehidupan tiap – tiap warga tersebut, hilangnya sebagian mata pencaharian warga dan menurunnya penghasilan masyarakat. Dampak positif dari pembangunan bandara tersebut antara lain perluasan jaringan jalan menuju bandara , perbaikan jalan di desa beringin pasar VI Kualanamu.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Rumusan Masalah ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka ... 8

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Teori Konflik... 10

2.2.2. Teori Perubahan Sosial ... 12

2.3. Kerangka Konsep ... 13

2.3.1. Konflik ... 13

2.3.2. Pembangunan Bandara ... 15

2.4. Kerangka Berfikir ... 17

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 18

3.2. Lokasi Penelitian ... 19

3.3. Penentuan Informan ... 19

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.4.1. Observasi ... 21


(7)

3.4.3. Wawancara ( Interview ) ... 22

3.5 Teknik Analisi Data ... 22

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 25

4.1.1. Keadaan Fisik Desa Beringin ... 25

4.1.2. Keadaan Iklim ... 27

4.1.3. Penggunaan Lahan Tanah ... 28

4.1.4. Keadaan Non Fisik Lokasi Penelitian ... 29

4.1.4.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29

4.1.4.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... . 30

4.1.4.3. Komposisi Berdasarkan Agama ... 33

4.1.4.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 33

4.1.4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 36

4.1.4.6 Lama Berdomisili Penduduk ... 38

4.1.5. Sarana dan Prasarana ... 39

4.1.5.1. Sarana dan Prasarana Kesehatan ... 39

4.1.5.2. Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 40

4.1.5.3. Sarana Ibadah ... 41

4.1.6. Kehidupan Penduduk ... ... 41

4.2. Hasil Penelitian ... 44

4.2.1. Konflik Pembebasan Tanah ... 44

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 30

Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 31

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 33

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 34

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 36


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 28

Gambar 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 35

Gambar 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 38

Gambar 4. Jaringan Jalan Menuju Bandara Kualanamu ... 59

Gambar 5. Kondisi Perbaikan Jalan di sekitar Bandara Kualanamu ... 60


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraria yang kaya akan sumber daya alamnya. Kekayaan akan sumber agraria tersebut termasuk tanah yang menyebabkan sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Dari sekian banyak jumlah penduduk Indonesia, hampir 70% menggantungkan kehidupan mereka di lapangan pertanian dengan menjadi petani dan tinggal di pedesaan.Tanah sebagai alat produksi menjadi sumber yang paling menentukan bagi kelangsungan hidup petani untuk mengembangkan kehidupan sosial serta kebudayaan secara lebih luas. Masalah tanah tidak semata-mata merupakan masalah hubungan antara manusia dengan tanah, tetapi lebih dari itu, secara normatif ( juga kepentingan analisis) merupakan hubungan manusia dengan manusia.

Bagi kaum tani dan masyarakat pedesaan, tanah mempunyai arti yang sangat penting sehingga perlu dijamin perlindungannya.Tanah atau sumber daya agraria lainnya dalam suatu masyarakat agraria tidak hanya menjadi salah satu faktor produksi, tetapi juga mempunyai arti penting lainnya baik menyangkut aspek sosial maupun politik.Dalam pembahasan klasik tentang karakter politik petani, para ahli pada umumnya menempatkan petani dilihat sebagai bagian dari masyarakat yang berada dalam posisi tersubordinasi atau sebagai masyarakat pinggiran yang terus-menerus didominasi oleh kekuasaan negara.Sebaliknya, negara dikenal berada dalam posisi paling atas dengan segala kekuasaan yang terpusat padanya (Triyono dalam Sukidin, Basrowi 2003:73).

Pembangunan merupakan suatu usaha melakukan perubahan terhadap keadaan untuk menjadi lebih baik, dimana usaha tersebut dilakukan secara terus- menerus, Pembangunan sering membawa dampak sampingan yang biasanya berupa gejolak dalam masyarakat,


(11)

misalnya perubahan nilai, kepentingan, atau perubahan lembaga dari yang lama diganti dengan yang baru.

Akar dari pembangunan nasional adalah pembangunan daerah, apabila pembangunan daerah dilaksanakan dengan baik maka tujuan dari pembangunan nasional akan tercapai.

Sejalan dengan perhatian pemerintah terhadap pembangunan di Indonesia maka pemerintah menjalankan pembangunan bandara yang akan direncanakan menjadi salah satu bandara terbesar di Asia Tenggara.Kawasan kualanamumerupakan kawasan yang berada di Sumatra Utara yang menjadi salah satu tempat pembangunan proyek bandara baru yang telah lama direncanakan setelah keberadaan bandara Polonia.

Lokasi pembangunan bandara tersebut merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, yang terletak di Desa Pasar VI Kualanamu, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.Bandara Internasional Kualanamu diresmikan padatanggal 25 Juli 2013 yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, tampak kokoh dan megah saat menerima dan memberangkatkan penerbangan Pertama. Bandara Kualanamu sendiri telah lama diharapkan menjadi bandara pengganti dari bandara Polonia Medan yang telah dimakan usia dan kemampuan penerimaan penumpangnya.Pembangunan Bandara Kualanamu digagas saat kepemimpinan Presiden Soeharto, akan tetapi tidak berjalan dengan mulus akibat gejolak perekonomian ditahun 1998 dan kurangnya perhatian pemerintahan terhadap rancangan pembangunan bandara tersebut.

Saat initelah diketahui bahwa bandar udara Internasional Kualanamu sudah beroperasi secara aktif dan menerima tamu perdananya saat uji coba (soft operation) pada 25 Juli 2013. Banyak kontroversi terjadi pada pembangunan bandar udara Internasional Kualanamu ini, mulai dari nama bandara yang jadi sumber keributan para anggota dewan, pengoperasiannya yang molor karena tidak sesuai dengan rencana awal yaitu Maret-April 2013, pemindahan para pedagang buku dari lapangan merdeka ke tempat yang dinilai kurang tepat, kesiapan


(12)

kereta api sebagai transportasi menuju bandara yang masih setengah hati, hingga akhirnya kesiapan jalan tol ataupun arteri menuju bandara yang masih carut-marut karena belum sepenuhnya pemberian ganti rugi tanah rakyat untuk pembangunan jalan tol dan jalan arteri.

Pembangunan bandara Kualanamu tersebut merupakan lokasi kawasan pemukiman penduduk yang mayoritas masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani.Pertanian warga yang telah digusur dan pembangunan yang berskala Internasional yang membutuhkan lahan hingga ribuan hektarmenyebabkanmasyarakat yangbiasa bertani dan yang menjadi buruh tani terpaksa harus menyesuaikan diri dengan apa yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mengatasi hal tersebut pihak pelaksana PT. Angkasa Pura II membebaskan tanah mereka dengan harga yang cukup tinggi, namun saat ini terdapat 15 Kepala Keluarga (KK) masyarakat Desa Pasar V Kuala Namu yang masih bertahan di dalam kawasan areal pembangunan bandara tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentangKonflik Pembebasan Tanah Dalam Pembangunan Bandara Kualanamu (Studi Deskriptif di Desa Pasar VI Kualanamu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang).


(13)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Kehidupan penduduk sebelum pembangunan bandara Kualanamu

2. Peralihan lahan penduduk untuk proyek pembangunan bandara Kualanamu 3. Respon penduduk terhadap peralihan proyek pembangunan bandara

4. Bentuk konflik antara masyarakat dengan pemilik proyek pembangunan bandara

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana kehidupan penduduk sebelum pembangunan bandara Kualanamu? 2. Kapan peralihan lahan penduduk proyek pembangunan bandara Kualanamu? 3. Bagaimana respon penduduk terhadap peralihan proyek pembangunan bandara?

4. Bentuk konflikapa yang terjadi antara masyarakat dengan pemilik proyek pembangunan bandara?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka penulis melakukan penelitian ini dengantujuan :

1. Untuk mengetahui kehidupan penduduk sebelum pembangunan bandara Kualanamu

2. Untuk mengetahui kapan peralihan lahan penduduk menjadi proyek pembangunan bandara Kualanamu

3. Untuk mengetahui respon penduduk terhadap peralihan proyek

4. Untuk mengetahui bentuk konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pemilik proyek pembangunan bandara


(14)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah : Manfaat Akademis :

1. Menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan berfikir penulis,khususnya dalam bidang penelitian.

2. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya dibidang yang sana dalam melakukan penelitian dilokasi yang berbeda,

3. Sebagai bahan masukan untuk membantu penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis :

1. Sebagai sumber informasi bagi pemerintah setempat dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dalam hubungannya dengan pembangunan bandara tersebut.

2. Sebagai motivasi atau masukan kepada masyarakat yang tinggal di Desa Beringin Pasar V maupun di luar desa tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat terhadap keberadaan pembangunan bandara tersebut.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil rangkaian penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti dengan menggunakan data yang diproses dilapangan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun kehidupan warga desa pasar VI Kualanamu mayoritas petani dan buruh tani ,

dan penduduk desa pasar VI tinggal sudah hampir tiga sampai empat generasi di daerah itu sendiri.

2. Peralihan lahan tanah penduduk terjadi pada saat proses pembangunan bandara berlangsung.

3. Berbagai respon – respon terlontar pada warga setempat dikarenakan perlihan tanah warga, sebagian warga merasa tidak puas akan ganti rugi lahan tanah yang berbeda-beda yang ditetapkan oleh pihak perusahaan tersebut

4. Persoalan pembebasan tanah dalam pembangunan bandara kualanamu memang sejak awalnya telah terjadi konflik diantara masyarakat Desa beringin Pasar VI Kualanamu dan berdampak pada kehidupan masyarakat baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

5. Pembangunan bandara Kualanamu ini telah mengambil lahan banyak hingga ribuan hektar tanah bekas areal perkebunan PTPN II Tanjung Morawa, Oleh sebab itu sebagian besar tanah tersebut milik warga Desa Beringin Pasar VI Kualanamu.

6. Di dalam proses pembangunan bandara Kualanamu tersebut pihak perusahaan pembangunan bandara dalam mengatasi persoalan ganti rugi tanah milik masyarakat Desa Beringin Pasar VI Kualanamu belum sepenuhnya total dan merata dalam hal ganti


(16)

rugi tanah warga tersebut. Masih ada beberapa warga yang tidak menerima hak mereka dengan perjanjian yang telah ditetapkan dari awal.

7. Perbedaan harga tanah yang memiliki sertifikat dan tidak memiliki sertifikat yang menjadi patokan murah ataupun mahalnya tanah tersebut disertai dengan letak strategis tanah yang dimiliki warga tersebut.

8. Tanah milik warga yang tidak dijual menjadi salah satu muara timbulnya sebuah konflik dari sebagian warga desa pasar VI Kualanamu, dikarenakan tanah tersebut merupakan tanah sengketa dan tanah warisan yang diturunkan oleh masing – masing peninggalan orang tua warga tersebut

9. Pembangunan bandara memiliki dampak postif maupun negatif terhadap kehidupam masyarakat, adapun dampak positifnya, berupa bertambahnya lapangan pekerjaan dan pengahasilan masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya berupa, betrkurangnya lahan pertanian dan permukiman masyarakat dan lain – lain.


(17)

5.2. Saran

1. Diharapakan kepada pihak perusahaan pembangunan bandara agar lebih tuntas lagi menyelesaikan masalah dengan masyarakat yang terkena dampak pembangunan bandara khususnya masyarakat yang terambil tanah hak miliknya dan mendapatkan ganti rugi yang setimpal.

2. Dihimbau kepada pihak masyarakat maupun pihak perusahaan agar tidak terjadi kesenjangan sosial didalam pembebasan tanah dalam pembanguanan bandara kualanamu tersebut.

3. Diharapkan kepada pemerintah agar memperhatikan pembangunan bandara agar selesai sesuai dengan waktu yang di tentukan dan pemerintah setempat agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat yang berhubungan dengan pembangunan bandara tahap kedua.

4. Diharapkan kepada masyarakat Desa Pasar VI Kualanamu agar mendukung adanya pembangunan bandara Kualanamu di Sumatera Utara.

5. Diharapkan kepada pemerintah memperhatikan nasib masyarakat yang masih bertahan di areal pembangunan bandara agar tidak menghalangi proses pembangunan bandara dan segera mengatasi solusinya.


(1)

kereta api sebagai transportasi menuju bandara yang masih setengah hati, hingga akhirnya kesiapan jalan tol ataupun arteri menuju bandara yang masih carut-marut karena belum sepenuhnya pemberian ganti rugi tanah rakyat untuk pembangunan jalan tol dan jalan arteri.

Pembangunan bandara Kualanamu tersebut merupakan lokasi kawasan pemukiman penduduk yang mayoritas masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani.Pertanian warga yang telah digusur dan pembangunan yang berskala Internasional yang membutuhkan lahan hingga ribuan hektarmenyebabkanmasyarakat yangbiasa bertani dan yang menjadi buruh tani terpaksa harus menyesuaikan diri dengan apa yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mengatasi hal tersebut pihak pelaksana PT. Angkasa Pura II membebaskan tanah mereka dengan harga yang cukup tinggi, namun saat ini terdapat 15 Kepala Keluarga (KK) masyarakat Desa Pasar V Kuala Namu yang masih bertahan di dalam kawasan areal pembangunan bandara tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentangKonflik Pembebasan Tanah Dalam Pembangunan Bandara Kualanamu (Studi Deskriptif di Desa Pasar VI Kualanamu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang).


(2)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Kehidupan penduduk sebelum pembangunan bandara Kualanamu

2. Peralihan lahan penduduk untuk proyek pembangunan bandara Kualanamu 3. Respon penduduk terhadap peralihan proyek pembangunan bandara

4. Bentuk konflik antara masyarakat dengan pemilik proyek pembangunan bandara

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana kehidupan penduduk sebelum pembangunan bandara Kualanamu? 2. Kapan peralihan lahan penduduk proyek pembangunan bandara Kualanamu? 3. Bagaimana respon penduduk terhadap peralihan proyek pembangunan bandara?

4. Bentuk konflikapa yang terjadi antara masyarakat dengan pemilik proyek pembangunan bandara?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka penulis melakukan penelitian ini dengantujuan :

1. Untuk mengetahui kehidupan penduduk sebelum pembangunan bandara Kualanamu

2. Untuk mengetahui kapan peralihan lahan penduduk menjadi proyek pembangunan bandara Kualanamu

3. Untuk mengetahui respon penduduk terhadap peralihan proyek

4. Untuk mengetahui bentuk konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pemilik proyek pembangunan bandara


(3)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah : Manfaat Akademis :

1. Menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan berfikir penulis,khususnya dalam bidang penelitian.

2. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya dibidang yang sana dalam melakukan penelitian dilokasi yang berbeda,

3. Sebagai bahan masukan untuk membantu penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis :

1. Sebagai sumber informasi bagi pemerintah setempat dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dalam hubungannya dengan pembangunan bandara tersebut.

2. Sebagai motivasi atau masukan kepada masyarakat yang tinggal di Desa Beringin Pasar V maupun di luar desa tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat terhadap keberadaan pembangunan bandara tersebut.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil rangkaian penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti dengan menggunakan data yang diproses dilapangan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun kehidupan warga desa pasar VI Kualanamu mayoritas petani dan buruh tani ,

dan penduduk desa pasar VI tinggal sudah hampir tiga sampai empat generasi di daerah itu sendiri.

2. Peralihan lahan tanah penduduk terjadi pada saat proses pembangunan bandara berlangsung.

3. Berbagai respon – respon terlontar pada warga setempat dikarenakan perlihan tanah warga, sebagian warga merasa tidak puas akan ganti rugi lahan tanah yang berbeda-beda yang ditetapkan oleh pihak perusahaan tersebut

4. Persoalan pembebasan tanah dalam pembangunan bandara kualanamu memang sejak awalnya telah terjadi konflik diantara masyarakat Desa beringin Pasar VI Kualanamu dan berdampak pada kehidupan masyarakat baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

5. Pembangunan bandara Kualanamu ini telah mengambil lahan banyak hingga ribuan hektar tanah bekas areal perkebunan PTPN II Tanjung Morawa, Oleh sebab itu sebagian besar tanah tersebut milik warga Desa Beringin Pasar VI Kualanamu.

6. Di dalam proses pembangunan bandara Kualanamu tersebut pihak perusahaan pembangunan bandara dalam mengatasi persoalan ganti rugi tanah milik masyarakat Desa Beringin Pasar VI Kualanamu belum sepenuhnya total dan merata dalam hal ganti


(5)

rugi tanah warga tersebut. Masih ada beberapa warga yang tidak menerima hak mereka dengan perjanjian yang telah ditetapkan dari awal.

7. Perbedaan harga tanah yang memiliki sertifikat dan tidak memiliki sertifikat yang menjadi patokan murah ataupun mahalnya tanah tersebut disertai dengan letak strategis tanah yang dimiliki warga tersebut.

8. Tanah milik warga yang tidak dijual menjadi salah satu muara timbulnya sebuah konflik dari sebagian warga desa pasar VI Kualanamu, dikarenakan tanah tersebut merupakan tanah sengketa dan tanah warisan yang diturunkan oleh masing – masing peninggalan orang tua warga tersebut

9. Pembangunan bandara memiliki dampak postif maupun negatif terhadap kehidupam masyarakat, adapun dampak positifnya, berupa bertambahnya lapangan pekerjaan dan pengahasilan masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya berupa, betrkurangnya lahan pertanian dan permukiman masyarakat dan lain – lain.


(6)

5.2. Saran

1. Diharapakan kepada pihak perusahaan pembangunan bandara agar lebih tuntas lagi menyelesaikan masalah dengan masyarakat yang terkena dampak pembangunan bandara khususnya masyarakat yang terambil tanah hak miliknya dan mendapatkan ganti rugi yang setimpal.

2. Dihimbau kepada pihak masyarakat maupun pihak perusahaan agar tidak terjadi kesenjangan sosial didalam pembebasan tanah dalam pembanguanan bandara kualanamu tersebut.

3. Diharapkan kepada pemerintah agar memperhatikan pembangunan bandara agar selesai sesuai dengan waktu yang di tentukan dan pemerintah setempat agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat yang berhubungan dengan pembangunan bandara tahap kedua.

4. Diharapkan kepada masyarakat Desa Pasar VI Kualanamu agar mendukung adanya pembangunan bandara Kualanamu di Sumatera Utara.

5. Diharapkan kepada pemerintah memperhatikan nasib masyarakat yang masih bertahan di areal pembangunan bandara agar tidak menghalangi proses pembangunan bandara dan segera mengatasi solusinya.