PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Cooperative Script Dan Artikulasi Materi Gerak Tumbuhan (Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013).

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI
MATERI GERAK TUMBUHAN
(Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG
Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Biologi

NURUL HASANAH
A420090115

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012/2013

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI
MATERI GERAK TUMBUHAN

(Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG
Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)
Nurul Hasanah, A420090115, Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu P endidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2013, 87 halaman
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan hasil
belajar siswa antara metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian
ini merupakan penelitian True Eksperimental, bentuk Postest- Only Design.
Populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang. Sampel
menggunakan tiga kelas yang diambil dari populasi, dua kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kontrol. Kelas VIII C sebagai kelas eksperimen
I (belajar dengan metode Artikulasi), kelas VIII F sebagai kelas eksperimen II
(belajar dengan metode Cooperative Script) dan kelas VIII E sebagai kelas
kontrol. Teknik penentuan sampel menggunakan cluster random sampling. Teknik
pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan tes tertulis. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan uji validitas, derajat kesukaran soal, daya beda,
reliabilitas dan untuk pengujian hipotesis dengan anova satu jalan (One Way
Anova). Hasil pengujian hipotesis menggunakan α=5% menunjukkan F hitung

(13,442) lebih besar dari Ftabel (3,09). Ftabel diperoleh dari nilai tabel F apada taraf
signifikan 5% dengan (df=2, 102) yaitu sebesar 3,09 maka H0 ditolak, yang berarti
dari uji hipotesis anova satu jalan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara ketiga kelompok pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa rerata nilai hasil postest siswa menggunakan metode
pembelajaran Cooperative Script lebih tinggi (78,86) dibanding dengan metode
pembelajaran Artikulasi (73) dan kontrol (66). Disimpulkan bahwa penggunaan
metode pembelajaran Cooperative Script lebih efektif digunakan dalam
pembelajaran materi gerak tumbuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang
tahun ajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Cooperative Script, Metode Pembelajaran
Artikulasi, Hasil Belajar

A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara berkembang yang mempunyai berbagai
masalah yang harus dicari solusinya. Masalah ini sudah sangat komplek, yang
begitu memprihatinkan terutama masalah dalam bidang pendidikan. Kualitas
pendidikan di negeri ini masih berada dalam taraf yang kurang begitu baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari masih rendahnya nilai standar kelulusan yang

ditetapkan pemerintah pada ujian akhir sekolah (UAS), jika dibandingkan
negara-negara lain. Pada tahun 2010 batas nilai minimum adalah 4,5
sedangkan di Negara tetangga sudah lebih tinggi, misalkan Malaysia 6,0 dan
Singapura 8,0 (Soejoto, 2009). Nilai standar tesebut mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan dari proses belajar. Proses
belajar mengajar diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia
tersebut, sehingga pendidikan dapat berperan sebagai pembentuk sumber
daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan di Indonesia sangat tergantung dari Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). Kualitas Sumber Daya Manusia yang dihasilkan harus
mampu mengikuti perkembangan dari IPTEK tersebut. Dalam hal ini peran
guru sangatlah penting dalam memberikan pengarahan kepada peserta didik
saat proses belajar mengajar. Peran utama guru mempersiapkan dan
menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga dapat tercapai tujuan dari
pembelajaran itu. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat
dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi kelas selain itu juga harus disesuaikan dengan
tujuan dari pembelajaran.
Metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi adalah dua
diantara pembelajaran aktif. Kedua pembelajaran ini modelnya hampir sama,

langkah pertamanya guru meminta siswa untuk berpasangan. Kemudian akhir
dari pelajaran siswa diminta saling mewawancarai setiap pasangannya
mengenai materi yang telah disampaikan guru. Dalam hal ini guru dapat
mengetahui sampai mana pemahaman siswa tentang suatu materi. Pada
Cooperative Script guru tidak menjelaskan materi tapi hanya memberikan

wacana untuk dibaca siswa, sedangkan dalam Artikulasi guru menjelaskan
terlebih dahulu materinya.
Kedua pembelajaran di atas menekankan pada suatu konsep yang harus
di pahami siswa. Biologi termasuk dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
menekankan pada konsep. Biologi berkaitan juga dengan cara mencari tahu
dan memahami alam secara sistematis, misal pada materi gerak tumbuhan.
Siswa akan lebih mudah memahami konsep bila mereka aktif mencari
informasi dan aktif menyampaikan pendapatnya. Pemilihan pembelajaran
yang digunakan diharapkan mampu membuat siswa mempelajari konsep
biologi dengan lebih mudah, sehingga hasil belajar siswa dapat maksimal.

B. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mojogedang, tepatnya di
kelas VIII C dan VIII F dengan jumlah siswa masing-masing 35.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari selasa dan rabu.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini jika ditinjau dari bidang ilmu merupakan penelitian
eksperimen

pendidikan.

Penelitian

ini

dilakukan

dalam

rangka


memberikan perlakuan dalam suatu kelas untuk membandingkan antara
dua metode pembelajaran yang berbeda pada materi gerak tumbuhan untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Pada kelas VIII C (kelas eksperimen I)
dengan menggunakan metode pembelajaran Artikulasi dan kelas VIII F
(kelas eksperimen II) dengan metode Cooperative Script. Penelitian ini
menggunakan bentuk desain eksperimen True Experimental, bentuk
Postest- Only Design.

3. Populasi, Sampel, dan Sampling
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Mojogedang tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari tujuh
kelas.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yang didapat
dari populasi di atas yaitu siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2
Mojogedang dengan jumlah siswa masing-masing 35.
c. Sampling
Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik cluster
random sampling. Dari tujuh kelas yang ada di kelas VIII SMP Negeri

2 Mojogedang dipilih dua kelas yang digunakan dalam penelitian.
4. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Independent)
Variable bebas pada penelitian ini adalah metode pembelajaran
Cooperative Script dan Artikulasi.
b. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar pada materi
gerak tumbuhan siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2
Mojogedang tahun pelajaran 2012/2013.
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah data atau informasi
dari sekolah tentang siswa maupun profil tentang sekolah. Mulai dari nama
siswa, nomor induk siswa, kegiatan siswa, serta hal-hal lain yang
mendukung seperti foto.

b. Observasi
Observasi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung. Dari

aspek kognitif dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa, sedangkan
dari aspek afektif dapat dilihat dari perilaku siswa di kelas saat proses
pembelajaran. Instrument yang digunakan bisa dengan lembar pengamatan
atau catatan lapangan yang berupa

catatan tertulis tentang apa yang

didengar, dilihat, dan dialami siswa.
c. Tes
Tes digunakan dalam pengumpulan data dari peningkatan hasil
belajar. Jenis tes yang digunakan adalah post test yaitu test yang
diadakan setelah tindakan.
6. Teknik Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Prasyarat
Uji prasyarat ini menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji normalitas
Uji normalitas berasal dari populasi yang digunakan untuk
mengetahui apakah sampel yang diambil berdistribusi normal atau
tidak, terhadap nilai postes, nilai kognitif hasil belajar siswa pada
taraf


signifikan

5%.

Uji

normalitas

dalam

penelitian

ini

menggunakan Kolmogorov-smirnov.
Dasar pengambilan keputusan:


Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka

data distribusi tidak normal.



Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka
data distribusi normal (Widiyanto, 2010).

2) Uji homogenitas
Uji

homogenitas

dilakukan

setelah

diketahui

nilai


normalitasnya. Uji homogenitas digunakan mengetahui tingkat
kesamaan varians antar dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I

(pembelajaran dengan menggunakan strategi cooperative script) dan
kelompok eksperimen II (pembelajaran dengan strategi artikulasi).
Dasar pengambilan keputusan:


Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka
dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi
data adalah tidak sama.



Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka
dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi
data adalah sama (Widiyanto, 2010).

b. Uji Hipotesis
Uji

hipotesis

dilakukan

untuk

mengetahui

ada

tidaknya

perbandingan yang signifikan antara yang diberi perlakuan dengan
metode cooperative script dan metode artikulasi. Uji hipotesis
menggunakan analisis varian (annova).
 Hipotesis statistik
H0= Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran
Cooperative Script dan Artikulasi.
H1= Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran
Cooperative Script dan Artikulasi.
 Keputusan uji
Jika H0 > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika H0< 0,05 maka H0
ditolak atau H1 diterima.
7. Teknik Analisis Data
a. Validitas
Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data
valid. Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat
kevalidan suatu instrumen. Instrument evaluasi dipersyaratkan valid
agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi juga valid.
Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus:


=

N





X 2 − ( X 2 ) N

(

)

Y2 − ( Y2) 

Keterangan:
rxy
= koefisien korelasi antara X dan Y
N
= banyaknya item
X = jumlah skor tiap item
Y = jumlah skor total item
X
= skor rata-rata dari X
Y
= skor rata-rata dari Y
Kriteria uji validitas:
Jika rxy > rtabel, maka soal tersebut valid
Jika rxy < rtabel, maka soal tersebut tidak valid
b. Derajat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menghitung
indeks kesukaran. Indeks kesukaran dapat menunjukkan sulit atau
mudahnya soal untuk dikerjakan. Soal yang baik adalah soal yang
mempunyai tingkat kesukaran yang sedang artinya tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran
soal menurut Suharsimi Arikunto (2006) digunakan rumus:
P

B
Js

Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran :
P : 0,00 - 0,30
: sukar
P : 0,30 - 0,70
: sedang
P : 0,70 - 1,00
: mudah
c. Daya Beda
Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika
mampu membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang
kurang pandai. Soal dengan daya beda yang tinggi dapat menunjukkan
siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari siswa yang
kurang pandai. Suharsimi Arikunto (2006) mengemukakan bahwa
untuk mengetahui daya pembeda butir soal digunakan dengan rumus :
D

BA BB

 PA  PB
JA JB

Keterangan :
JA
: banyaknya peserta kelompok atas
JB
: banyaknya peserta kelompok bawah
BA
:banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
D
: daya pembeda
Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah
sebagai berikut:
D : 0,00 - 0,20
= jelek
D : 0,20 - 0,40
= cukup
D : 0,40 - 0,70
= baik
D : 0,70 - 1,00
= sangat baik
D : negatif, semuanya tidak baik (sangat jelek)
d. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan
mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang. Untuk
mengukur reliabilitas instrumen yang berupa tes pilihan ganda
dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR 20) sebagai berikut:
2
 n  S   pq 
r11  


S2
 n  1 


Keterangan:
r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes
p
= proporsi siswa yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
Kriteria reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah sebagai
berikut :
0,91 ─ 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90
: Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70
: Cukup (C)
0,21 ─ 0,40
: Rendah (R)

Negatif ─ 0,20

: Sangat Rendah (SR)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan tiga kelas yaitu kelas VIII C, kelas
VIII F dan kelas VIII E, dimana kelas VIII C merupakan kelas eksperimen
I dengan metode pembelajaran Artikulasi, sedangkan kelas VIII F
merupakan kelas eksperimen II dengan metode Cooperative Script dan
kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Sebelum soal post test diujikan pada
kelas perlakuan dan kelas kontrol, soal terlebih dahulu dilakukan uji
validitas, uji tingkat kesukaran, uji daya beda dan uji reliabilitas. Setelah
didapat soal yang valid dan reliabel maka soal diberikan pada siswa.
Nilai hasil dari ujian akhir (post test) siswa pada kelas perlakuan
dan kelas kontrol selanjutnya dilakukan analisis parametrik yang
sebelumnya telah diuji prasyarat normalitas. Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dari uji
didapat data yang memiliki distribusi normal semua. Dilanjutkan dengan
uji homogenitas, uji ini untuk mengetahui varian dari beberapa populasi
sama atau tidak. Hasil dari uji homogenitas ini adalah data berasal dari
beberapa populasi yang sama atau homogen. Setelah didapat data yang
berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan uji hipotesis dengan
anova satu jalan (One Way Anova). Uji ini dilakukan untuk melihat
variasi-variasi yang muncul dari adanya beberapa perlakuan dalam
penelitian.
Setelah dilakukan uji hipotesis dapat diketahui bahwa hasil belajar
biologi pada materi gerak tumbuhan pada kelas eksperimen I dengan
metode pembelajaran Artikulasi, kelas eksperimen II dengan metode
pembelajaran Cooperative Script dan kelas kontrol ada perbedaan yang
signifikan. Adanya perbedaan tersebut dapat dilihat pada uji lanjut anova
Pos Hoc Test. Dari uji lanjut anova Pos Hoc Test dengan taraf signifikansi
5%, hasil belajar biologi pada pembelajaran Artikulasi dan Cooperative
Script didapat harga 0,02. Sehingga nilai ini lebih kecil dari nilai
signifikansi, 0,02 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak.

Ditolaknya H0 berarti H1 diterima, sehingga didapat kesimpulan bahwa
hasil belajar biologi siswa pada materi gerak tumbuhan antara kelas
eksperimen I (pembelajaran dengan Artikulasi) dan kelas eksperimen II
(pembelajaran dengan Cooperative Script) ada perbedaan yang signifikan.
Demikian juga jika dibandingkan kelas kontrol dengan kelas eksperimen I
dan kelas kontrol dengan kelas eksperimen II. Ada perbedaan yang
signifikan dari perbandingan keduanya. Hal ini sesuai dengan hipotesis
awal bahwa ada perbedaan dari setiap perlakuan.
Adanya perbedaan yang signifikan antara metode Artikulasi
dengan Cooperative Script adalah dikarenakan adanya kelebihan dan
kekurangan dari setiap metode tersebut. Efektif tidaknya suatu metode
pembelajaran tidak ditentukan oleh kecanggihan metode tersebut, namun
pada prinsipnya tidak ada satu metode pembelajaran yang terbaik. Metode
pembelajaran yang terbaik adalah yang relevan dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam penelitian ini setiap kelas perlakuan diberikan materi yang
sama namun dengan metode pembelajaran yang berbeda.
Materi gerak tumbuhan merupakan materi yang berhubungan
dengan lingkungan alam sekitar sehingga akan mudah dipelajari jika
menggunakan metode Cooperative Script jika dibandingkan dengan
Artikulasi. Materi ini butuh pemahaman yang cukup lama agar dapat
dipahami. Nilai kelas eksperimen II (Cooperative Script) lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelas eksperimen I (Artikulasi) maupun dengan
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen II dengan
metode Cooperative Script siswa lebih cepat memahami materi karena
sebelum guru menjelaskan siswa telah membaca materi terlebih dahulu.
Ada siswa yang hanya dengan membaca saja sudah paham materi, namun
ada juga siswa yang harus diterangkan berulang-ulang. Kelebihan dari
metode ini adalah siswa diharuskan membaca materi terlebih dahulu agar
saat guru menjelaskan siswa yang sudah paham menjadi lebih paham dan
siswa yang kurang paham menjadi paham. Siswa tambah paham lagi
dengan

dibuatnya

kelompok

berpasangan

setelah

siswa

diminta

merangkum materi yang telah dibaca. Pasangan dari setiap kelompok
membacakan hasil rangkuman, pasangan yang mendengarkan mengoreksi
rangkumannya. Adapun keunggulan dari metode Cooperative Script ini
menurut Arnadi (2009) antara lain: melatih pendengaran dan ketelitian
setiap siswa dan melatih siswa mengungkapkan kesalahan orang lain
dengan lisan.
Nilai tertinggi pada kelas eksperimen I (Artikulasi) yaitu 90 dan
nilai terendah 55 dengan rata-rata yaitu 73. Untuk hasil kelas eksperimen
II (Cooperative Script) nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah 65
dengan rata-rata yaitu 78,85. Sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi
yaitu 90 dan terendah 45.
Dengan tingginya nilai rata-rata kelas eksperimen II yang
menggunakan metode pembelajaran Cooperative Script, maka dapat
dikatakan bahwa penggunaan metode Cooperative Script pada materi
gerak tumbuhan lebih efektif bila dibandingkan dengan Artikulasi. Hal ini
sama dengan menurut Nurdiansah (2008) dalam penelitiannya “Penerapan
metode pembelajaran kooperatif model Cooperative Script terhadap
kemampuan berpikir kritis dan ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas
VIII-A SMP Negeri 21 Malang” ada peningkatan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis dari siswa.
Pada dasarnya metode Cooperative Script bertujuan untuk melatih
siswa untuk berfikir kritis dan menyimpulkan materi pembelajaran.
Sebagaimana menurut Aprudin (2012) Cooperative Script adalah model
belajar dimana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara
lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Jadi
model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi
ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar
kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk
membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide atau gagasangagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa
diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam

meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing.
Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak
tumbuhan.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa dengan metode Cooperative Script lebih tinggi
dibandingkan dengan metode Artikulasi maupun dengan kelas kontrol.
E. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arnadi,

Heru.
2009.
Metode
Skrip
Kooperatif.
http://heruarnadi.0fees.net/2009/09/metode-skrip-kooperatifcooperative-script/ (Diakses pada hari Sabtu, 24 Nopember 2012).

Aprudin.
2012.
Model
Pembelajaran
Cooperative
Script.
http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-cooperativescript.html (Diakses pada hari Sabtu, 24 Nopember 2012)
Nurdiansah, Dia. 2008. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model
cooperative script terhadap kemampuan berpikir kritis dan
ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 21
Malang. Universitas Negeri Malang. http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/penerapan-metode-pembelajarankooperatif-model-cooperative-script-terhadap-kemampuan-berpikirkritis-dan-ketuntasan-hasil-belajar-pada-siswa-kelas-viii-a-smpnegeri-21-malang-dia-nurdiansah-36721.html (Diakses pada hari
Sabtu, 24 Nopember 2012).
Soejoto, Ady. 2009. Dukungan Dunia Industri dan Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Terhadap Mutu Kompetensi Produktif di daerah Jawa
Timur. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol. 8 Tahun ke-2.
Suprijono, 2012. Cooperative Learning. Yogyakkarta: Pustaka Pelajar.
Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan
Penelitian. Surakarta: Laboratorium FKIP UMS.

Dokumen yang terkait

Implementasi Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Peta Konsep pada Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP Negeri 4 Jember Tahun Ajaran 2008/2009

1 7 18

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE NHT ( Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 7 36

Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah, Minat Baca Siswa Dan Iklim Sekolah dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap Di SMP Negeri 4 Pringsewu Tahun Ajaran 2009-2010

0 13 13

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 8 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 67

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 5 35

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 45

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) (Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 16 Bandar Lampung 2013/2014)

1 11 80

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bukit Kemuning Lampung Utara Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 20 124

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

3 20 58