Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Buavita Fruitarian terhadap Keputusan Pembelian.

(1)

ix ABSTRACT

Buavita is one of the leading bottled juice beverage products in Indonesia, which was formed by PT.Unilever. Buavita realize that the effects of globalization have led to higher market competition. One of the marketing strategies used in order to win the competition is advertising, because it is the main object of consumer advertising. However, currently most consumers begin to experience saturation with advertising because ads are too much, especially in the medium of television. And that consumers are interested in and affected by the ad again, then Buavita using celebrity endorser as promotional techniques marketers. Because celebrities have the stopping power. They can draw attention to the advertising message in the midst of many other advertising (Belch & Belch, 2004). But the election commercials should also be adapted to the character of the product that being advertised, because in fact the use of celebrity endorsers are not always successful.

In this study there are five attributes to be effective in selecting celebrity as endorser, often called 'TEARS' model (Shimp, 2007) are: trustworthiness, Expertise, attractiveness, Respect, Similiarity.The total sample in this research is 170 respondents. Data processing using the SPSS software version 16 and the hypothesis testing using simpler linear regression. analysis. The significance values obtained for

Celebrity Endorser is 0.331, which means that α ≥ 0.05. Where acceptance criteria H1 is α ≤ 0.05. This shows that There is not a significant use of celebrity endorser of TEARS components on consumer buying decisions simultaneously.

Keywords: Buavita, Celebrity Endorser, TEARS Model, Buying Decisions


(2)

x ABSTRAK

Buavita merupakan salah satu produk minuman jus kemasan ternama di Indonesia yang dibentuk oleh PT.Unilever. Buavita menyadari bahwa pengaruh dari globalisasi saat ini menyebabkan tingginya kompetisi pasar. Salah satu strategi pemasaran yang digunakan agar dapat memenangkan persaingan ialah periklanan, karena obyek utama iklan itu merupakan konsumen. Namun saat ini kebanyakan konsumen mulai mengalami kejenuhan terhadap periklanan dikarenakan penayangan iklan yang terlampau banyak terutama pada media televisi. Dan agar konsumen tertarik dan terpengaruh kembali dengan iklan, maka Buavita menggunakan celebrity endorser sebagai teknik promosi pemasar. Karena selebriti memiliki kekuatan menghentikan (stopping power). Mereka dapat menarik perhatian atas pesan iklan di tengah banyaknya iklan lain (Belch & Belch, 2004). Namun pemilihan bintang iklan juga harus disesuaikan dengan karakter produk yang diiklankan, karena pada kenyataannya penggunaan celebrity endorser tidak selalu berhasil.

Dalam penelitian ini terdapat lima atribut efektif dalam memilih celebrity sebagai endorser, yang sering disebut ‘TEARS’ model (Shimp, 2007) yaitu: Trustworthiness (dapat dipercaya), Expertise (keahlian), Attractiveness (daya tarik), Respect (kekaguman), Similiarity (kesamaan).Sampel dalam penelitian ini sebanyak 170 responden. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16 dan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana. Nilai signifikansi yang diperoleh untuk Celebrity Endorser adalah 0,331, yang berarti α ≥ 0,05. Dimana kriteria penerimaan H1 ialah α ≤ 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Tidak

Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan celebrity endorser dari komponen TEARS terhadap keputusan pembelian konsumen secara simultan.

Kata-kata kunci: Buavita, Celebrity Endorser, TEARS Model, Keputusan Pembelian


(3)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN ... ..iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

2.1. Kajian Pustaka ... 8

2.1.1. Pengertian Pemasaran ... 8

2.1.2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 9

2.1.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 10


(4)

xii

2.1.4. Komunikasi Pemasaran (IMC) ... 13

2.1.5. Pengertian Periklanan ... 14

2.1.5.1. Jenis Media Periklanan ... 17

2.1.5.2. Tujuan Periklanan ... 18

2.1.5.3. Fungsi Iklan ... 19

2.1.5.4. Anggaran Periklanan ... 20

2.1.5.5. Pemilihan Media ... 22

2.1.6. Definisi Celebrity Endorser ... 23

2.1.6.1. Atribut-atribut Celebrity Endorser ... 25

2.1.6.2. Kriteria Pemilihan Endorser ... 27

2.1.7. Keputusan Pembelian ... 28

2.1.7.1. Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Melakukan Pembelian ... 33

2.1.7.2. Tipe-Tipe Perilaku Keputusan Pembelian ... 34

2.1.8. Penelitian Sebelumnya ... 36

2.2. Rerangka Teoritis ... 38

2.3. Rerangka Pemikiran ... 39

2.4. Model Penelitian ... 40

2.5. Hipotesis ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

3.1. Objek Penelitian ... 42

3.2. Jenis penelitian ... 43

3.3. Definisi Operasional Variabel ... 45

3.4.1. Populasi ... 47

3.4.2. Sampel ... 47 Universitas Kristen Maranatha


(5)

xiii

3.4.3. Subjek Penelitian ... 48

3.5. Teknik Pengambilan Sampel ... 48

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.7. Analisis Data ... 50

3.7.1. Uji Validitas ... 50

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 51

3.7.3. Analisis Regresi Berganda ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1. Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 55

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 57

4.2 Hasil Penelitian ... 58

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Trustworthiness 1 ... 58

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Trustworthiness 2 ... 59

4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Trustworthiness 3 ... 61

4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Expertise 1 ... 62

4.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Expertise 2 ... 63

4.2.6 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Expertise 3 ... 64

4.2.7 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Attractiveness 1 ... 66

4.2.8 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Attractiveness 2 ... 67

4.2.9 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Attractiveness 3 ... 68

4.2.10 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Respect 1 ... 69

4.2.11 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Respect 2 ... 70

4.2.12 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Similiarity 1 ... 72


(6)

xiv

4.2.13 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Similiarity 2 ... 73

4.2.13 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian 1... 74

4.2.14 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian 2 .... 75

4.2.15 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian 3 .... 77

4.2.16 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian 4 .... 78

4.3 Uji Instrumen ... 79

4.3.1 Uji Validitas ... 79

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 81

4.4 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1. Kesimpulan ... 86

5.2. Saran ... 87

5.2.1Implikasi Kebijakan ... 87

5.2.2. Saran Penelitian yang Akan Datang ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 93

CURRICULUM VITAE PENELITI ...162


(7)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Empat komponen P dalam bauran pemasaran ... 11

Gambar 2 Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian ... 30

Gambar 3 Rerangka Teoritis ... 38

Gambar 4 Rerangka Pemikiran ... 39

Gambar 5 Model Penelitian ... 40


(8)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I Definisi Pemasaran ... 9

Tabel II Keunggulan dan Keterbatasan Media Iklan ... 23

Tabel III Tipe-tipe Tingkah Laku Pembelian ... 35

Tabel IV Penelitian-penelitian Sebelumnya ... 36

Tabel V Definisi Operasional Variabel ... 45

Tabel VI Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel VII Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 57

Tabel VIII Tanggapan Responden Terhadap Faktor Trustworthiness 1 ... . 58

Tabel IX Tanggapan Responden Terhadap Faktor Trustworthiness 2 ... 60

Tabel X Tanggapan Responden Terhadap Faktor Trustworthiness 3 ... 61

Tabel XI Tanggapan Responden Terhadap Faktor Expertise 1 ... 62

Tabel XII Tanggapan Responden Terhadap Faktor Expertise 2 ... 63

Tabel XIII Tanggapan Responden Terhadap Faktor Expertise 3 ... 65

Tabel XIV Tanggapan Responden Terhadap Faktor Attractiveness 1 ... 66

Tabel XV Pernyataan Responden Terhadap Faktor Attractiveness 2 ... 67

Tabel XVI Tanggapan Responden Terhadap Faktor Attractiveness 3 ... 68

Tabel XVII Tanggapan Responden Terhadap Faktor Respect 1 ... 69

Tabel XVIII Tanggapan Responden Terhadap Faktor Respect 2 ... 71

Tabel XIX Tanggapan Responden Terhadap Faktor Similiarity 1... 72

Tabel XX Tanggapan Responden Terhadap Faktor Similiarity 2 ... 73

Tabel XXI Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian 1 ... 74

Tabel XXII Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian 2 ....76

Tabel XXIII Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian 3 ....77


(9)

xvii

Tabel XXIV Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian 4 ....78 Tabel XXV Hasil Akhir Uji Validitas ... 80 Tabel XXVI Hasil Akhir Uji Reliabilitas ... 82 Tabel XXVII Pengujian Hipotesis ... 83


(10)

Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang dan menyebabkan tingginya kompetisi pasar. Oleh karena itu pemasar haruslah lebih cermat dalam memilih strategi pemasarannya. Maka pemasar memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, dan membuatnya mudah dijangkau. Pemasar juga harus berkomunikasi dengan para konsumen yang ada sekarang dan konsumen yang potensial.

Periklanan menjadi salah satu alat komunikasi yang tepat dalam kegiatan pemasaran. Periklanan merupakan semua bentuk penyajian dan promosi non-personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu (Kotler & Keller, 2009). Periklanan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh perusahaan. Karena dengan menggunakan iklan, perusahaan akan lebih mudah mengkomunikasikan produknya. Namun faktor penting dalam membuat iklan ialah bagaimana cara mengiklankan produk mereka dengan kemasan yang berbeda dengan produk pesaing lainnya. Iklan yang tampil menarik akan lebih mudah diterima isi pesannya oleh konsumen, sehingga konsumen akan lebih cepat dalam menangkap pesan produk dan merek yang diiklankan.

Suyanto (2005) dalam Saputri (2009) mengungkapkan terdapat berbagai media periklanan yang biasa digunakan, salah satunya adalah iklan melalui televisi.


(11)

Pendahuluan 2

Iklan televisi memiliki cakupan dan jangkauan yang tinggi dan dapat menampilkan pesan multimedia (suara, gambar, dan animasi) yang dapat mempertajam ingatan.

Iklan juga bisa digunakan untuk membentuk citra sebuah produk dalam jangka yang panjang dan juga dapat mempercepat pergerakan penjualan produk itu sendiri. Oleh karena itu perusahaan harus membuat iklan dengan konsep yang kreatif, yang dapat meyakinkan masyarakat mengenai produk yang dipasarkan. Hal ini menunjukkan bahwa iklan mempunyai peranan yang sangat kuat dalam membujuk konsumen, dikarenakan pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh konsumen.

Iklan sendiri selain menyediakan informasi mengenai produk juga berfungsi untuk mempersuasi potential buyer atas produk yang ditawarkan. Iklan merupakan salah satu pendekatan yang secara langsung dapat mempengaruhi sikap konsumen. Sikap konsumen terhadap iklan dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek. Simamora (2002) dalam Arifin (2010) mengungkapkan bahwa sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu. Sikap konsumen terhadap iklan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi isi pesan iklan, pengaruh suatu iklan terhadap suasana hati dan emosi konsumen.

Agar penyampaian pesan iklan dapat diterima oleh konsumen dengan baik maka dibutuhkan media yang tepat. Berkembangnya media informasi di Indonesia menyebabkan banyaknya iklan yang membanjiri media. Media yang digunakan adalah televisi, radio, majalah atau surat kabar dan lain-lain. Pengiklanan di media televisi hingga kini masih dianggap cara paling efektif dalam mempromosikan produk terutama di Indonesia yang masyarakatnya masih brand minded di mana


(12)

Pendahuluan 3

merek yang pernah muncul di iklan televisi lebih digemari daripada yang tidak diiklankan di televisi (Indiyanti, 2010).

Namun saat ini kebanyakan konsumen mulai mengalami kejenuhan terhadap periklanan. Iklan yang terlampau banyak terutama pada media televisi, mulai diragukan efektivitasnya. Oleh sebab itu para pengiklan harus mencari solusi bagaimana cara membuat sebuah iklan menjadi diminati para konsumennya lagi. Dan agar konsumen tertarik dan terpengaruh kembali dengan iklan, maka para pengiklan menggunakan celebrity endorser sebagai teknik promosi mereka.

Celebrity endorser merupakan seseorang (public figure, bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan untuk menghentikan (stopping power). Mereka dapat menarik perhatian atas pesan iklan di tengah banyaknya iklan lain (Belch & Belch, 2007).

Dalam pemilihan seorang celebrity itu sendiri, pemasar tidak boleh asal memilih. Menurut Shimp (2007) dalam Zoubi dan Bataineh (2011) terdapat lima atribut efektif dalam memilih celebrity sebagai endorser yang sering disebut ‘TEARS’ model, yaitu: Trustworthiness (dapat dipercaya), mengacu pada kejujuran, integritas, dan kepercayaan dari seorang endorser; Expertise (keahlian), mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keterampilan yang dimiliki seorang endorser yang berhubungan dengan merek yang diiklankannya; Attractiveness (daya tarik), yang berupa daya tarik fisik dan tingkat kesamaan personality yang diinginkan pengguna produk; Respect (kekaguman), mengacu pada apakah endorser digemari atau dihargai; Similiarity (kesamaan), apakah kepribadian endorser memiliki kesamaan dengan audience.


(13)

Pendahuluan 4

Hal tersebut yang membuat PT. Unilever Indonesia yang melakukan kegiatan pemasarannya melalui iklan di media televisi. Dengan melihat perkembangan industri minuman buah saat ini, maka terbukalah peluang bagi para pengusaha terutama industri minuman buah. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya jenis minuman buah yang mengutamakan kesegaran yang ditawarkan. Produk minuman buah yang diluncurkan oleh PT. Unilever Indonesia adalah Buavita.

Menyadari bahwa konsumsi buah di Indonesia ini sangatlah minim, maka Buavita mengusung konsep iklan yang beda dari yang lain yaitu “Be Frutarian”. Iklan tersebut bertujuan untuk menyadarkan kepada masyarakat bahwa akan pentingnya buah bagi kesehatan tubuh. Dapat dilihat dari iklannya tersebut Buavita mengajak kepada masyarakat untuk mulai mencintai tubuh sendiri dengan mengkonsumsi buah dan menyampaikan pesan bahwa Buavita merupakan minuman juice kemasan yang hadir sebagai alternatif praktis untuk mendapatkan manfaat buah asli yang ada dalam Buavita. Minuman buah Buavita cocok dikonsumsi untuk segala usia. Namun target market mereka adalah dewasa, yang dapat dilihat dari celebrity endorser-nya yaitu Dona Agnesia dan Darius Sinathrya.

Penggunaan tema yang unik dan menarik “Be Frutarian”, serta pemilihan celebrity endorser-nya yaitu Nirina Zubir dan Darius Sinathrya pada tahun 2008 dan pada tahun 2012 celebrity endorser-nya tersebut mengalami pergantian menjadi Dona Agnesia dan Darius Sinathrya. Hal ini merupakan suatu strategi pemasaran Buavita yang diharapkan agar dapat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumennya.

Pengiklan percaya apabila menggunakan celebrity endorser akan mendorong pikiran/minat dari konsumennya, karena kecocokan atau keterikatan antara celebrity


(14)

Pendahuluan 5

endorser dengan brand yang diendorsenya (Costanzo, 2005) dalam ( Zoubi dan Bataineh, 2011). Tampilan fisik dan non-fisik selebriti membuat lebih menarik dan disukai oleh konsumen, serta performa, citra dan kepopuleran selebriti dapat lebih menarik perhatian target sehingga dapat mempengaruhi persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian (Indiyanti, 2010).

Namun terjadinya perbedaan antara teori dan realita yang ada menarik untuk diteliti. Secara teori pemakaian selebriti tertentu sebagai endorser iklan akan dapat mengalihkan sikap (positif) dari selebriti tersebut pada produk (Simamora, 2002). Karena adapula yang penelitian yang menjelaskan apabila menggunakan celebrity endorser tidak terdapat pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya trustworthiness konsumen terhadap celebrity tersebut sebagai seorang endorser suatu produk (Zoubi dan Bataineh, 2011).

Latar belakang inilah yang membuat peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang berjudul:

“Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser Pada Iklan Buavita Fruitarian Terhadap Keputusan Pembelian”


(15)

Pendahuluan 6

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini ialah:

Apakah trustworthiness, expertise, attractiveness, respect, dan similiarity berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap keputusan pembelian Buavita Fruitarian?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data serta informasi atau keterangan yang diperlukan untuk penyusunan laporan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang strata satu Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas tersebut, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk menganalisa Apakah trustworthiness, expertise, attractiveness, respect, dan similiarity berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap keputusan pembelian Buavita Fruitarian.


(16)

Pendahuluan 7

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat: 1. Pihak Perusahaan

Diharapkan pihak perusahaan dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian dan diharapkan agar perusahaan dapat menerapkan metode yang diberikan oleh penulis untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. 2. Pihak Akademik

Bagi para akademisi diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam pembahasan pengaruh celebrity terhadap keputusan pembelian. Atau bahkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian berikutnya.


(17)

Kesimpulan dan Saran

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis serta saran yang diberikan atas penelitian Pengaruh Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser Pada Iklan Buavita Fruitarian Terhadap Keputusan Pembelian.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan dengan judul Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser Pada Iklan Buavita Fruitarian Terhadap Keputusan Pembelian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dilihat dari karakteristik umur, responden yang berumur 18 tahun sebanyak 25 responden (14.7%), 19 tahun sebanyak 37 responden (21,8%), 20 tahun sebanyak 42 responden (24,7%), 21 tahun sebanyak 50 responden (29,4%), dan 22 tahun sebanyak 16 responden (9,4%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden berumur 21 tahun dominan dibandingkan yang lain., dapat disimpulkan bahwa umur 21 tahun merupakan umur yang produktif dimana umur tersebut lebih tertarik melihat iklan dengan adanya Celebrity Endorser.

2. Dilihat dari karakteristik jenis kelamin, responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 89 responden (52,4%), sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 81 responden (47,6%). Dari data tersebut dapat diketahui


(18)

Kesimpulan dan Saran 87

bahwa responden yang berjenis kelamin pria lebih sering melihat iklan Buavita Fruitarian dibandingkan wanita.

3. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh variabel secara simultan penggunaan Celebrity Endorser pada iklan Buavita Fruitarian, dikarenakan tingkat signifikansi α ≥ 0,05. Hal ini menandakan bahwa penggunaan Celebrity Endorser dalam sebuah iklan memang membuat para konsumen tertarik melihat iklan tersebut, namun dalam hal peningkatan keputusan pembelian bukan lah berasal dari variabel Celebrity Endorser melainkan berasal dari faktor-faktor lainnya misalnya seperti Brand Image, Brand Awareness suatu produk itu sendiri.

5.2 Saran

5.2.1 Implikasi Kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada PT. Unilever, selaku produsen produk Buavita Fruitarian, sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan, disarankan agar PT. Unilever tidak terlalu mengandalkan Celebrity Endorser untuk meningkatkan keputusan pembelian pada produk Buavita.

2. Disarankan apabila ingin menggunakan Celebrity Endorser, pilihlah Celebrity Endorser yang dipercaya oleh semua kalangan baik pria maupun wanita. Agar pesan yang disampaikan oleh Celebrity Endorser tersebut dapat diterima oleh konsumen mereka.


(19)

Kesimpulan dan Saran 88

3. Disarankan untuk menjaga kualitas produk Buavita sebagai produk minuman jus kemasan yang memiliki beragam manfaat, sehingga minuman jus kemasan Buavita akan menjadikan acuan konsumen untuk terus mengkonsumsi produk Buavita.

4. Disarankan untuk dapat terus berinovasi lebih lagi agar kesetiaan konsumen akan produk PT. Unilever dapat tetap terjaga dan tetap mampu untuk bersaing dengan produk minuman kemasan lainnya. Contohnya, menambah variasi pada produk Buavita Fruitarian dan Buavita Fruit and Veggie serta memperbaharui kemasan produk Buavita agar konsumen tidak bosan dan jenuh dengan kemasan yang itu-itu saja.

5.2.2 Saran Penelitian yang Akan Datang

Saran-saran yang dapat diajukan oleh peneliti untuk penelitian yang akan datang, antara lain meliputi:

1. Jika dilihat dari koefisien determinasi penelitian ini memengaruhi Keputusan Pembelian konsumen sebesar 0,6% sedangkan sisanya sebesar 99,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Maka disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan variabel yang berbeda dengan peneliti ini.

2. Dilihat dari variabel-variabel model TEARS terdapat beberapa komponen yang tidak valid dan tidak reliabel yaitu Trustwortiness dan Expertise, bagi penelitian selanjutnya sebaiknya mencari tahu lebih jauh lagi faktor apakah yang


(20)

Kesimpulan dan Saran 89

menyebabkan Trustwortiness dan Expertise komponen tersebut tidak valid dan reliabel dalam pengujian.

3. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya mengembangkan variabel-variabel yang diteliti, sebab tidak menutup kemungkinan dengan penelitian yang mencakup lebih banyak variabel akan dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. 4. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan memperluas sampel tidak

hanya pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung, tetapi dapat memperluas sampel di luar mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung sehingga daya generalisasi hasil penelitian dapat diperbesar. 5. Selain alternatif di atas, hendaknya penelitian mendatang menggunakan obyek

penelitian yang berbeda, sehingga dapat mengetahui lebih jelas mengenai keputusan pembelian konsumen.


(21)

90

DAFTAR PUSTAKA

Albari. (2002). Mengenal Perilaku Konsumen Mengenai Penelitian Motivasi, Jurnal Siasat Bisnis, UII, No.7 Vol.I, Yogyakarta.

Arifin, Samsul. (2010). Pengaruh Celebrity Endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama terhadap Minat Membeli Kartu As. Sarjana strata 1. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Arista, Elisabeth. (2011). Analisis Pengaruh Iklan, Brand Trust Dan Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen Telkom Speedy Di Kota Semarang. Sarjana strata 1. Universitas Diponegoro, Semarang.

Belch, George E & Belch, Michael A. 2007. Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communication Perspective, 7th Ed, McGraw Hill, New York.

Cooper, D. R & Schindler, P.S. (2011). Business Research Method, 11th Ed. Penerbit: Pearson-Prentice Hall, New Jersey.

Hair, J. F. et.al. (2006). Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey. United State of America.

Hanif, Moch. (2008). Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Sepeda Motor Jenis Jupiter MX. Sarjana srata 1. Universitas Islam Negeri, Malang.

Heruwati, Eni. (2010). Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas dan Keahlian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio. Sarjana strata 1. Universitas Diponegoro, Semarang.

Idiyanti, Anita. (2010). Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser Iklan Sabun Mandi LUX Terhadap Persepsi Konsumen Pada Ratu Supermarket Malang. Sarjana strata 1. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Jogiyanto. (2010). Metodelogi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.


(22)

91

Khatri, Puja. (2006). Celebrity Endorsement: A Strategic Promotion Perspective. Indian Media Studies Journal.Vol.1. No.1.

Kotler, P & Amstrong, G. (2012). Principle of Marketing. 14th Ed. Penerbit: Pearson-Prentice Hall, New Jersey.

Kotler, P & Keller, K. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lestari, Fajarwati. (2010). Pengaruh Celebrity Endorser (Rafi Ahmad) Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Xl (Suatu Survei Pada Pengguna Kartu Xl Di Kelurahan Gegerkalong). Sarjana strata 1. Universitas Pasundan, Bandung.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Royan, Frans. M. (2004). Marketing Selebrities, Selebritis dalam iklan dan srtategi selebritis memasarkan diri sendiri. Elek Media komputindo kelompok Gramedia: Jakarta.

Saraswati, Susan. (2009). Efek Terpaan Iklan Buavita Versi Fruitarian Pada Masyarakat Surabaya. Sarjana strata 1. Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Saeful, Asti Nurul. (2012). Pengaruh variasi produk dan kemasan terhadap proses keputusan pembelian. Sarjana strata 1. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Saputri, Aprilyana. (2009). Analisis Pengaruh Iklan Media Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Provider Simpati PEDE. Sarjana strata 1. Universitas Pembangunan Nasional “veteran”, Jakarta.

Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business: A Skill Building Approach, 2nd Edition, John Wiley and Son. New York.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2009). Research Model for Business A Skill Building Approach, 4th Ed, Penerbit John Wiley and Sons Inc, New York.


(23)

92

Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi. Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Simamora, Bilson. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. (2005). Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Bayu Media Publishing, Malang.

Yogaswara, Nanda. (2009). Attitude toward the advertising, attitude toward the brand, and intention to buy. Sarjana strata 1. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Zoubi, Mohammad & Batanaineh, M. (2011). The Effect Of Using Celebrities In Advertising On The Buying Decision “ Empirical Study On Students In

Jarash Private University”. American Journal of Scientific Research.

http://duniabaca.com/definisi-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran.html (diakses pada tanggal 1 Oktober 2012)

http://www.unilever.co.id/MediaRelation/siaran-pers/2008/Buavita_Launches.aspx (diakses pada tanggal 16 Oktober 2012)

http://belajarmanagement.wordpress.com/2009/06/17/4-jenis-perilaku-pembelian-konsumen/ (diakses pada tanggal 17 Oktober 2012)


(1)

Kesimpulan dan Saran 87

bahwa responden yang berjenis kelamin pria lebih sering melihat iklan Buavita Fruitarian dibandingkan wanita.

3. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh variabel secara simultan penggunaan Celebrity Endorser pada iklan Buavita Fruitarian, dikarenakan tingkat signifikansi α ≥ 0,05. Hal ini menandakan bahwa penggunaan Celebrity Endorser dalam sebuah iklan memang membuat para konsumen tertarik melihat iklan tersebut, namun dalam hal peningkatan keputusan pembelian bukan lah berasal dari variabel Celebrity Endorser melainkan berasal dari faktor-faktor lainnya misalnya seperti Brand Image, Brand Awareness suatu produk itu sendiri.

5.2 Saran

5.2.1 Implikasi Kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada PT. Unilever, selaku produsen produk Buavita Fruitarian, sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan, disarankan agar PT. Unilever tidak terlalu mengandalkan Celebrity Endorser untuk meningkatkan keputusan pembelian pada produk Buavita.

2. Disarankan apabila ingin menggunakan Celebrity Endorser, pilihlah Celebrity Endorser yang dipercaya oleh semua kalangan baik pria maupun wanita. Agar pesan yang disampaikan oleh Celebrity Endorser tersebut dapat diterima oleh konsumen mereka.


(2)

Kesimpulan dan Saran 88

3. Disarankan untuk menjaga kualitas produk Buavita sebagai produk minuman jus kemasan yang memiliki beragam manfaat, sehingga minuman jus kemasan Buavita akan menjadikan acuan konsumen untuk terus mengkonsumsi produk Buavita.

4. Disarankan untuk dapat terus berinovasi lebih lagi agar kesetiaan konsumen akan produk PT. Unilever dapat tetap terjaga dan tetap mampu untuk bersaing dengan produk minuman kemasan lainnya. Contohnya, menambah variasi pada produk Buavita Fruitarian dan Buavita Fruit and Veggie serta memperbaharui kemasan produk Buavita agar konsumen tidak bosan dan jenuh dengan kemasan yang itu-itu saja.

5.2.2 Saran Penelitian yang Akan Datang

Saran-saran yang dapat diajukan oleh peneliti untuk penelitian yang akan datang, antara lain meliputi:

1. Jika dilihat dari koefisien determinasi penelitian ini memengaruhi Keputusan Pembelian konsumen sebesar 0,6% sedangkan sisanya sebesar 99,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Maka disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan variabel yang berbeda dengan peneliti ini.

2. Dilihat dari variabel-variabel model TEARS terdapat beberapa komponen yang tidak valid dan tidak reliabel yaitu Trustwortiness dan Expertise, bagi penelitian selanjutnya sebaiknya mencari tahu lebih jauh lagi faktor apakah yang


(3)

Kesimpulan dan Saran 89

menyebabkan Trustwortiness dan Expertise komponen tersebut tidak valid dan reliabel dalam pengujian.

3. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya mengembangkan variabel-variabel yang diteliti, sebab tidak menutup kemungkinan dengan penelitian yang mencakup lebih banyak variabel akan dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. 4. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan memperluas sampel tidak

hanya pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung, tetapi dapat memperluas sampel di luar mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung sehingga daya generalisasi hasil penelitian dapat diperbesar. 5. Selain alternatif di atas, hendaknya penelitian mendatang menggunakan obyek

penelitian yang berbeda, sehingga dapat mengetahui lebih jelas mengenai keputusan pembelian konsumen.


(4)

90

DAFTAR PUSTAKA

Albari. (2002). Mengenal Perilaku Konsumen Mengenai Penelitian Motivasi, Jurnal Siasat Bisnis, UII, No.7 Vol.I, Yogyakarta.

Arifin, Samsul. (2010). Pengaruh Celebrity Endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama terhadap Minat Membeli Kartu As. Sarjana strata 1. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Arista, Elisabeth. (2011). Analisis Pengaruh Iklan, Brand Trust Dan Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen Telkom Speedy Di Kota Semarang. Sarjana strata 1. Universitas Diponegoro, Semarang.

Belch, George E & Belch, Michael A. 2007. Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communication Perspective, 7th Ed, McGraw Hill, New York.

Cooper, D. R & Schindler, P.S. (2011). Business Research Method, 11th Ed. Penerbit: Pearson-Prentice Hall, New Jersey.

Hair, J. F. et.al. (2006). Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey. United State of America.

Hanif, Moch. (2008). Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Sepeda Motor Jenis Jupiter MX. Sarjana srata 1. Universitas Islam Negeri, Malang.

Heruwati, Eni. (2010). Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas dan Keahlian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio. Sarjana strata 1. Universitas Diponegoro, Semarang.

Idiyanti, Anita. (2010). Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser Iklan Sabun Mandi LUX Terhadap Persepsi Konsumen Pada Ratu Supermarket Malang. Sarjana strata 1. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Jogiyanto. (2010). Metodelogi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.


(5)

91

Khatri, Puja. (2006). Celebrity Endorsement: A Strategic Promotion Perspective. Indian Media Studies Journal.Vol.1. No.1.

Kotler, P & Amstrong, G. (2012). Principle of Marketing. 14th Ed. Penerbit: Pearson-Prentice Hall, New Jersey.

Kotler, P & Keller, K. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lestari, Fajarwati. (2010). Pengaruh Celebrity Endorser (Rafi Ahmad) Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Xl (Suatu Survei Pada Pengguna Kartu Xl Di Kelurahan Gegerkalong). Sarjana strata 1. Universitas Pasundan, Bandung.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Royan, Frans. M. (2004). Marketing Selebrities, Selebritis dalam iklan dan srtategi selebritis memasarkan diri sendiri. Elek Media komputindo kelompok Gramedia: Jakarta.

Saraswati, Susan. (2009). Efek Terpaan Iklan Buavita Versi Fruitarian Pada Masyarakat Surabaya. Sarjana strata 1. Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Saeful, Asti Nurul. (2012). Pengaruh variasi produk dan kemasan terhadap proses keputusan pembelian. Sarjana strata 1. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Saputri, Aprilyana. (2009). Analisis Pengaruh Iklan Media Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Provider Simpati PEDE. Sarjana strata 1. Universitas Pembangunan Nasional “veteran”, Jakarta.

Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business: A Skill Building Approach, 2nd Edition, John Wiley and Son. New York.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2009). Research Model for Business A Skill Building Approach, 4th Ed, Penerbit John Wiley and Sons Inc, New York.


(6)

92

Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi. Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Simamora, Bilson. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. (2005). Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Bayu Media Publishing, Malang.

Yogaswara, Nanda. (2009). Attitude toward the advertising, attitude toward the brand, and intention to buy. Sarjana strata 1. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Zoubi, Mohammad & Batanaineh, M. (2011). The Effect Of Using Celebrities In Advertising On The Buying Decision “ Empirical Study On Students In

Jarash Private University”. American Journal of Scientific Research.

http://duniabaca.com/definisi-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran.html (diakses pada tanggal 1 Oktober 2012)

http://www.unilever.co.id/MediaRelation/siaran-pers/2008/Buavita_Launches.aspx (diakses pada tanggal 16 Oktober 2012)

http://belajarmanagement.wordpress.com/2009/06/17/4-jenis-perilaku-pembelian-konsumen/ (diakses pada tanggal 17 Oktober 2012)