SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN KOMODITAS SUMBER DAYA PERAIRAN BERBASIS WEB.

(1)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN KOMODITAS SUMBER DAYA PERAIRAN BERBASIS WEB

TUGAS AKHIR

Diajukan guna memenuhi sebagian persayaratan dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknologi Informasi

AGUS SUECA MERTA NIM: 1104505038

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN 2016


(2)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan pada daftar pustaka.

Denpasar, Januari 2016


(3)

iv


(4)

v


(5)

vi

ABSTRAK

Komoditas di perairan secara garis besar mencakup dua jenis yakni budidaya dan tangkapan. Contoh budidaya adalah tambak dan rumput laut sedangkan tangkapan adalah tangkapan langsung oleh nelayan. Komoditas sumber daya perairan memiliki beraneka ragam jenis, sehingga perlu dilakukan pemetaan daerah perairan berdasarkan kawasan perairan dari lokasi sentra nelayan. Pemetaan ini dibuat dengan menyimpan data yang ada di lapangan pada sebuah sistem komputer. Data yang sudah tersimpan dalam sistem tersebut bisa diperbaharui serta bisa ditampilkan dalam bentukpeta digital yang disebut sebagai Sistem Informasi Geografis. Penelitian dilakukan di wilayah Perairan Bali dengan melakukan survei di sentra nelayan. Pemetaan dilakukan dengan membuat marker dan area. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah snapping yakni metode untuk membuat sebuah polygon dengan menghubungkan titik marker ke marker lain sehingga bisa menempel secara sempurna meskipun peta diperbesar. Data yang dimasukkan di sistem akan memberikan hasil berupa gambaran potensi perikanan, harga komoditas perikanan dan jumlah potensi perikanan yang didapat dalam peridoe tertentu.


(6)

vii

ABSTRACT

There were two types of ocean commodities, cultivation and capture. Cultivation in ocean such as fishpond and seaweed while the capture was the fish captured by fisherman. Ocean commodities had varieties ocean living things, therefore it was important to be mapped ocean territory base on fishing harbour. This mapping made by storing the data obtained in a computer system and could be updated and displayed on a digital map that referred to as the Geographic Information System. The research was conducted in territory of ocean in Bali by did survey in fishing harbour.This mapping was done by created marker and polygon. The method used in this research was snapping which was created few polygon in Google Maps adjacent lines look together even though the map on-zoomed. The data entered in the system will provide results in the form of an overview of potential fisheries, fishery commodity prices and also the number of potential fishery obtained within a certain time period.


(7)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Komoditas Sumber Daya Perairan Berbasis Web ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan Program Sarjana S1 pada Jurusan Teknologi Informasi Universitas Udayana.

Selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Eng. I Putu Agung Bayupati, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Udayana.

2. Bapak Prof. Dr. I Ketut Gede Darma Putra, S.Kom, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini sudah membantu dan membimbing dari awal masa perkuliahan hingga sekarang ini .

3. Bapak I Nyoman Piarsa, ST., MT selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan dorongan dan bimbingan selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Gusti Made Arya Sasmita, ST., MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan semangat dan motivasi serta bimbingan dalam penyusunan laporan ini.

5. Secara khusus ucapkan terima kasih untuk ayah dan ibu tercinta dan begitu penulis banggakan serta sayangi yang selama ini tiada lelah telah memberikan semangat, dukungan baik moral dan materil untuk penulis sehingga bias mencapai tahapan ini untuk menyelesaikan studi.

6. Teman-teman sejawat yang juga mengambil Tugas Akhir Sistem Informasi Geografis yakni, Evy, Sitta, Olin, Dedek, Aldi, Wahyu, Ve,


(8)

ix

Agus, Oka, Adi, Arya yang telah banyak berbagi ilmu untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Sahabat-sahabat terdekat penulis Alit, Nana, Arya, Retno, Sukerti dan Yuni yang senantiasa menyemangati dan membantu saat penulis mengalami patah semangat dan kebuntuan dalam pikiran hingga akhirnya sekarang bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang saling mendukung dan memberikan ide serta pemikiran hingga laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam membantu memperlancar penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna baik dalam materi maupun penulisannya, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak sesuai dengan yang diharapkan.

Denpasar, Januari 2016


(9)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

BERITA ACARA TUGAS AKHIR ...v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR KODE PROGRAM ... xviii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan MasalahError! Bookmark not defined.

1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 State of the Art ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Sistem ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Karakteristik Sistem ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Data ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Informasi ... Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Siklus Informasi ... Error! Bookmark not defined.

2.4.2 Kualitas Informasi ... Error! Bookmark not defined.


(10)

xi

2.5 Sistem Informasi ... Error! Bookmark not defined.

2.5.1 Komponen Sistem Informasi Error! Bookmark not defined.

2.6 Ilmu Geografi ... Error! Bookmark not defined.

2.7 Sistem Informasi Georafis ... Error! Bookmark not defined.

2.7.1 Jenis dan Sumber Data dari Sistem Informasi GeografisError! Bookmark not defined.

2.7.2 Representasi Data Spasial ... Error! Bookmark not defined.

2.7.3 Database Spasial ... Error! Bookmark not defined.

2.7.4 Model Data Spasial di dalam Sistem Informasi GeografisError! Bookmark not defined.

2.7.5 Data Spasial ... Error! Bookmark not defined.

2.7.6 Pemrosesan Spasial ... Error! Bookmark not defined.

2.7.7 Overlay Spasial ... Error! Bookmark not defined.

2.7.8 Pencocokan Alamat (Geocoding)Error! Bookmark not defined.

2.7.9 Analisa Buffer... Error! Bookmark not defined.

2.7.10 Overlay Peta ... Error! Bookmark not defined.

2.8 Ilmu Pemetaan ... Error! Bookmark not defined.

2.9 Google Maps ... Error! Bookmark not defined.

2.10 Google Maps API ... Error! Bookmark not defined.

2.11 Database ... Error! Bookmark not defined.

2.11.1 Database Management System (DBMS)Error! Bookmark not defined.

2.11.2 MySQL ... Error! Bookmark not defined.

2.12 Javascript ... Error! Bookmark not defined.

2.12.1 Penulisan Javascript ... Error! Bookmark not defined.

2.13 PHP ... Error! Bookmark not defined.

2.14 JSON ... Error! Bookmark not defined.

2.15 Metode Topologi Overlay pada PolygonError! Bookmark not defined.

2.16 Sumber Daya Perairan ... Error! Bookmark not defined.

2.16.1 Sumber Daya Perairan di BaliError! Bookmark not defined.


(11)

xii

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN SISTEM Error! Bookmark not defined.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Metode Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Bahasa Pemrograman ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Gambaran Umum Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Gambaran Umum Informasi yang DitanganiError! Bookmark not defined.

3.5.2 Gambaran Umum Arsitektur Sistem InformasiError! Bookmark not defined.

3.6 Pemodelan Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Hierarchy Chart ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Diagram Konteks ... Error! Bookmark not defined.

3.6.3 Overview Diagram ... Error! Bookmark not defined.

3.6.4 DFD Level 1 Proses Login .... Error! Bookmark not defined.

3.6.5 DFD Level 1 Manajemen DataError! Bookmark not defined.

3.6.6 DFD Level 1 Cari Informasi . Error! Bookmark not defined.

3.6.7 DFD Level 1 Report ... Error! Bookmark not defined.

3.6.8 DFD Level 2 Proses Login .... Error! Bookmark not defined.

3.6.9 DFD Level 2 Manajemen Data Sentra MarkerError! Bookmark not defined.

3.6.10 DFD Level 2 Manajemen Data Area SentraError! Bookmark not defined.

3.6.11 DFD Level 2 Manajemen Data MasterError! Bookmark not defined.

3.6.12 DFD Level 3 Tambah Data Sentra KomoditasError! Bookmark not defined.


(12)

xiii

3.6.13 DFD Level 3 Tambah Data Area SentraError! Bookmark not defined.

3.7 Perancangan Database ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Struktur Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Struktur Tabel... Error! Bookmark not defined. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEMError! Bookmark not defined. 4.1 Pengujian Sistem ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Tahap Pengujian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Pengujian Tampilan Awal ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2.1 Pencarian Data Oleh User di SistemError! Bookmark not defined.

4.1.3 Login Sistem ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Halaman Admin .... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.2 Halaman Data MasterError! Bookmark not defined.

4.1.4 Map Area ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Map Sentra ... Error! Bookmark not defined.

4.1.6 Data Olahan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.6.1 Data Area ... Error! Bookmark not defined.

4.1.6.2 Data Potensi Area . Error! Bookmark not defined.

4.1.6.3 Data Pasar ... Error! Bookmark not defined.

4.1.6.4 Data Detail Pasar .. Error! Bookmark not defined.

4.1.6.5 Data Pelabuhan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.6.6 Data Detail PelabuhanError! Bookmark not defined.

4.1.7 Data Report ... Error! Bookmark not defined.

4.1.7.1 Report Tabel ... Error! Bookmark not defined.

4.1.7.2 Report Grafik ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Analisa Hasil ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisa Kebutuhan Sistem .... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Analisa Kebutuhan Informasi Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Analisa Kelebihan dan Kekurangan SistemError! Bookmark not defined.


(13)

xiv

BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

CURICULUM VITAE ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain Arsitektur Aplikasi ... 6

Gambar 2.2 Representasi Titik, Garis dan Area pada Model Vektor dan Raster ... 14

Gambar 2.3 Tampilan Peta dari Google Maps ... 20

Gambar 2.4 Konsep Sistem Database ... 22

Gambar 2.5 Peta Kawasan Borneo Kalimantan ... 29

Gambar 3.1 Alur Penelitian Sistem ... 35

Gambar 3.2 Gambaran Sistem Informsi Geografis yang Dirancang ... 38

Gambar 3.3 Hierarchy Chart Sistem Informasi Geografis ... 40

Gambar 3.4 Diagram Konteks Sistem Informasi ... 41

Gambar 3.5 Overview Diagram ... 43

Gambar 3.6 Tampilan DFD Level 1 Proses Login ... 46

Gambar 3.7 Tampilan DFD Level 1 Proses Manajemen Data ... 47

Gambar 3.8 Tampilan DFD Level 1 Cari Informasi ... 48

Gambar 3.9 Tampilan DFD Level 1 Proses Report ... 49

Gambar 3.10 Tampilan DFD Level 2 Proses Login ... 49

Gambar 3.11 Tampilan DFD Level 2 Proses Manajemen Data Sentra Marker ... 50

Gambar 3.12 Tampilan DFD Level 2 Proses Manajemen Data Area Sentra ... 51


(14)

xv

Gambar 3.14 Tampilan DD Level 3 Proses Tambah Data

Sentra Komoditas ... 53

Gambar 3.15 Tampilan DFD Level 3 Proses Tambah Data Area Sentra ... 54

Gambar 3.16 Tampilan Struktur Tabel Sistem Informasi Geografis ... 61

Gambar 4.1 Tampilan Awal Sistem Informasi Geografis ... 63

Gambar 4.2 Tampilan Mencari Data Area pada Sistem ... 64

Gambar 4.3 Tampilan Hasil Pencarian Lokasi Area Nusa Penida Utara ... 64

Gambar 4.4 Tampilan Detail Potensi Area ... 65

Gambar 4.5 Tampilan Data Pelabuhan... 65

Gambar 4.6 Tampilan Data Pasar Ikan ... 66

Gambar 4.7 Tampilan Hasil Pencarian Lokasi Pasar di Google Maps ... 66

Gambar 4.8 Tampilan Login Admin ... 67

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Admin dengan Otoritas 1 ... 67

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Admin dengan Otoritas 2 ... 68

Gambar 4.11 Tampilan Data Master Kecamatan ... 69

Gambar 4.12 Tampilan Tambah Data pada Data Master Kecamatan ... 69

Gambar 4.13 Tampilan Hasil Penambahan Data Kecamatan ... 70

Gambar 4.14 Tampilan Modal Edit Data Kecamatan ... 70

Gambar 4.15 Tampilan Hasil Edit Data Kecamatan ... 71

Gambar 4.16 Tampilan Modal Pesan Hapus Data ... 71

Gambar 4.17 Tampilan Hasil Hapus Data Kecamatan ... 71

Gambar 4.18 Tampilan Hasil Pencarian Kecamatan Berdasarkan Kabupaten ... 72

Gambar 4.19 Halaman Data Master Kabupaten ... 72

Gambar 4.20 Halaman Data Master Provinsi ... 73

Gambar 4.21 Tampilan Halaman Data Master Komoditas (Spesies) ... 74

Gambar 4.22 Tampilan Halaman Data Master Komoditas ... 74

Gambar 4.23 Tampilan Halaman Data Master Jenis Pelabuhan ... 75

Gambar 4.24 Tampilan Halaman Data Master Jenis Spesies ... 75

Gambar 4.25 Tampilan Daftar Admin Sistem ... 76

Gambar 4.26 Tampilan Penambahan Data Admin (User Sistem) ... 76

Gambar 4.27 Tampilan Data Admin Bertambah... 77

Gambar 4.28 Tampilan Pengeditan Data Admin ... 77

Gambar 4.29 Tampilan Data Admin Berubah Setelah di Edit ... 77

Gambar 4.30 Tampilan Data Admin Telah Berkurang ... 78

Gambar 4.31 Tampilan Profil User ... 78

Gambar 4.32 Tampilan Map Area ... 79

Gambar 4.33 Tampilan Hasil Membuat Map Area ... 79

Gambar 4.34 Tampilan Modal Isi Data Area ... 80

Gambar 4.35 Tampilan Data Area Baru yang Berhasil Di-input-kan ... 80

Gambar 4.36 Tampilan Edit Area ... 81

Gambar 4.37 Tampilan Area Setalah Klik Button Edit Position ... 81

Gambar 4.38 TampilanHasil Edit Posisi Area ... 81

Gambar 4.39 Tampilan Form Edit Data Area ... 82


(15)

xvi

Gambar 4.41 Tampilan Menu Map Sentra ... 83

Gambar 4.42 Tampilan Memilih Jenis Marker ... 83

Gambar 4.43 Tampilan Modal Tambah Data Pasar ... 84

Gambar 4.44 Tampilan Marker Pasar ... 84

Gambar 4.45 Tampilan Informasi Marker Pelabuhan ... 85

Gambar 4.46 Tampilan Pesan Persetujuan Edit Posisi Marker... 86

Gambar 4.47 Tampilan Data Area ... 86

Gambar 4.48 Tampilan Tambah Data Area ... 87

Gambar 4.49 Tampilan Hasil Pencarian Data Area ... 87

Gambar 4.50 Tampilan Modal Edit Data Area ... 88

Gambar 4.51 Tampilan Perubahan Nama Area pada Data Area ... 88

Gambar 4.52 Tampilan Data Potensi Area ... 89

Gambar 4.53 Tampilan Tambah Data Potensi Area... 89

Gambar 4.54 Tampilan Hasil Penambahan Data Potensi Area ... 89

Gambar 4.55 Tampilan Menu Data Pasar ... 90

Gambar 4.56 Tampilan Modal Tambah Data Pasar ... 90

Gambar 4.57 Tampilan Data Pasar yang telah diperbaharui ... 91

Gambar 4.58 Tampilan Hasil Pencarian Data Pasar Berdasarkan Kecamatan ... 91

Gambar 4.59 Tampilan Print Dokumen Data Pasar ... 91

Gambar 4.60 Tampilan Detail Data Pasar ... 92

Gambar 4.61 Tampilan Penambahan Data Detail Pasar ... 92

Gambar 4.62 Tampilan Penambahan Data Detail Pasar Berhasil ... 93

Gambar 4.63 Tampilan Hasil Edit Data Detail Pasar ... 93

Gambar 4.64 Tampilan Data Pelabuhan... 94

Gambar 4.65 Tampilan Data Detail Pelabuhan ... 95

Gambar 4.66 Tampilan Report Area ... 95

Gambar 4.67 Tampilan Report Potensi Area ... 96

Gambar 4.68 Tampilan Report Potensi Area/Tahun ... 96

Gambar 4.69 Tampilan Report Data Pasar ... 97

Gambar 4.70 Tampilan Report Detail Pasar ... 97

Gambar 4.71 Tampilan Report Pelabuhan ... 98

Gambar 4.72 Tampilan Report Detail Pelabuhan ... 99

Gambar 4.73 Tampilan Report Grafik Potensi Area ... 99

Gambar 4.74 Tampilan Grafik Potensi Area ... 100

Gambar 4.75 Tampilan Report Grafik Harga Komoditi di Pasar ... 100

Gambar 4.76 Tampilan Hasil Grafik Harga Komoditas Cumi di Pasar ... 101

Gambar 4.76 Tampilan Report Grafik Tangkapan di Pelabuhan ... 101

Gambar 4.78 Tampilan Hasil Grafik Tangkapan Perikanan di Pelabuhan Pengambengan Tahun 2015 ... 102

Gambar 4.79 Tampilan Report Grafik Transaksi Pelabuhan ... 102

Gambar 4.80 Tampilan Hasil Grafik Transaksi Perikanan di Pelabuhan Pengambengan Tahun 2015 ... 103

Gambar 4.81 Tampilan Pilihan Grafik Tangkapan Ikan PerPelabuhan PerProvinsi Pertahun ... 103 Gambar 4.82 Tampilan Hasil Grafik Ikan Lemur di Tahun 2014


(16)

xvii

Provinsi Bali ... 104

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tb_jenis_pelabuhan ... 54

Tabel 3.2 Tb_komoditas ... 55

Tabel 3.3 Tb_spesies ... 55

Tabel 3.4 Tb_user ... 55

Tabel 3.5 Tb_provinsi ... 56

Tabel 3.6 Tb_kabupaten ... 56

Tabel 3.7 Tb_kecamatan ... 56

Tabel 3.8 Tb_sentramarker... 57

Tabel 3.9 Tb_areasentra ... 57

Tabel 3.10 Tb_transaksi ... 58

Tabel 3.11 Tb_dettrans ... 58

Tabel 3.12 Tb_pelabuhan ... 59

Tabel 3.13 Tb_pasar ... 59


(17)

xviii

DAFTAR KODE PROGRAM


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah dalam penelitian ini.

1.1 Latar Belakang

Dua pertiga bumi adalah wilayah peraiaran. Perairan menjadi sumber daya yang penting bagi manusia karena perairan mengandung beranekaragam kontribusi bagi kehidupan manusia seperti komoditas produk, barang berharga, kandungan mineral dan juga keindahan di dalamnya. Komoditas adalah yang paling penting diantaranya untuk dikembangkan. Komoditas seperti ikan, kerang laut, rumput laut dan aneka hewan lainnya mampu menjadi tumpuan ekonomi sebuah wilayah, terutama yang berlokasi di pesisir. Indonesia dengan wilayah pesisir yang sangat panjang dan memiliki wilayah 2/3 adalah perairan tentunya mempunyai aneka jenis komoditas di atas.

Tahun 2013, Indonesia hanya mampu mengekspor ikan senilai 4,2 Milyar Dollar Amerika dan ditargetkan tahun 2014 mencapai 5,1 Milyar Dollar Amerika. Nilai tersebut sangat jauh dari potensi yang ada, hal ini disebabkan belum adanya pemetaan komoditas sumber daya perairan yang lebih mendetail yakni mulai dari desa-desa pesisir yang memiliki potensi sumber daya air.

Sumber daya air adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung didalamnya (Undang-Undang RI No. 7 tahun 2004). Sumber daya air ini berarti mencangkup semua wilayah yang mengandung air dan berpotensi memberikan sumbangan pendapatan bagi Negara. Pengelolaan sumber daya air secara besar-besaran belum nampak mengingat masih banyak nelayan yang menggunakan kapal kecil dan menjual hasil ikan di sentra nelayan mereka tanpa perlu mendokumentasikan data penangkapan ikan tersebut, oleh karena itu sentra nelayan yang biasa terdapat dipesisir meng-input-kan data kesebuah sistem.

Sistem yang perlu dibuat adalah sistem pemetaan dimana akan memetakan wilayah dengan desa sebagai inputer data ke dalam sistem sehingga potensi


(19)

2

perairan akan lebih terlihat akurat dan memberikan gambaran lokasi dan daerah tangkapan ikan oleh para nelayan di daerah tertentu. Sistem pemetaan ini berupa sistem informasi yang memiliki kepaduan antara teknologi informasi dan aktivitas dari orang yang menggunakan teknologi itu untuk mengembangkan dan mengaplikasikan dalam mendukung sebuah operasi atau manajemen di bidang geografis. Sistem informasi ini dalam perkembangannya dibuat dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini tidak terlepas dari semakin banyaknya

software yang dibuat untuk membantu dalam pengerjaannya khususnya dalam Sistem Informasi Geografis (Ricky Agus.2012). Sistem pemetaan yang dibuat ini dikenal dengan Geographic Information System (GIS) pada aplikasi ini akan memadukan ilmu teknologi informasi dengan ilmu kelautan dan perikanan serta geografis alam.

Sistem pemetaan dalam bidang komoditas sumber daya perairan diharapkan membantu perencanaan, pengembangan dan pengendalian wilayah yang akan dipetakan. Pertama perencanaan adalah menetapkan wilayah perairan sesuai komoditas utama sumber daya perairannya, kemudian nelayan dan pembudidaya akan mengetahui komoditas unggulan wilayah mereka. Kedua, pemerintah akan mengembangkan wilayah sentra tersebut sesuai keunggulan komoditasnya melalui kerja sama dengan nelayan dan pembudidaya seperti bantuan modal. Ketiga adalah pengendalian, yakni pemerintah bekerja sama dengan nelayan dan pembudidaya untuk menjaga lingkungan seperti kelestarian terumbu karang sehingga tangkapan tetap sesuai harapan.

Lokasi penelitian adalah perairan di Provinsi Bali dengan menggunakan metode pengumpulan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, berbagai referensi di internet dan data lapangan dari melihat sentra nelayan dan pembudidaya yang mendukung pengerjaan sistem, untuk diketahui Bali sendiri pada tahun 2013 menyumbang devisa tambahan bagi Indonesia dari sektor sumber daya peraiarannya. Pulau seluas 5.636,66 km2atau 0,29% dari luas kepulauan Indonesia dengan perairan laut daerah Bali dengan luas ± 9.634,35 km² mampu menyumbang devisa US$ 64,78 juta meningkat 10,06% dari tahun sebelumnya.


(20)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang dibahas adalah:

1. Mengapa sistem informasi diperlukan dalam memetakan komoditas sumber daya perairan.

2. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Geografis dalam memetakan potensi komoditas sumber daya perairan.

3. Bagaimana penggunaan Sistem Informasi dalam mengolah data hasil tangkapan dan harga komoditas perairan di pelabuhan perikanan dan pasar ikan.

4. Bagaimana menyajikan informasi yang mudah dipahami dari data potensi komoditas yang telah dimasukkan ke sistem.

1.3 Tujuan

Tujuannya dari penelitian Sistem Informasi Geografis Pemetaan Komoditas Sumber Daya Perairan adalah:

1. Mengetahui alasan sistem informasi diperlukan dalam memetakan komoditas sumber daya perairan yang potensial.

2. Mengetahui cara sistem informasi geografis membantu dalam memetakan komoditas sumber daya perairan yang potensial baik dari penangkapan ikan secara alami dan juga budidaya berbagai biota laut yang dikembangkan.

3. Mengetahui penggunaan sistem informasi dalam pengolahan data tangkapan, harga komoditas dan produksi yang dimasukkan ke dalam sistem.

4. Mengetahui bentuk informasi yang disajikan sehingga mudah dipahami oleh pengguna.


(21)

4

1.4 Manfaat

Manfaatnya dari penelitian pembuatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Komoditas Sumber Daya Perairan adalah:

1. Membantu dalam pemetaan wilayah komoditas sumber daya peraiaran mulai dari tangkapan dan budidaya.

2. Pengguna bisa mencari informasi yang berkaitan dengan komoditas sumber daya perairan.

3. Sistem Informasi Geografis pemetaan komoditas sumber daya perairan ini mampu membantu instansi terkait dalam menangani data tenatang pemetaan komoditas sumber daya perairan di wilayah yang ditangani.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup masalah yang digunakan bertujuan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dan membatasi permasalahan agar tidak meluas akibat adanya permasalahan baru. Berikut adalah beberapa ruang lingkup dan batasan masalah yang digunakan.

1. Sistem pemetaan ini berbasiskanwebdan Google Maps API. 2. Databasemenggunakan MySQL.

3. Aplikasi Sistem Informasi Geografis memberikan informasi tentang komoditas sumber daya perairan dalam bentuk marker dan polygon

dengan informasi komoditas di dalamnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Rincian sistematika penulisan laporan Tugas Akhir mengenai Sistem Informasi Geografis Pemetaan Komoditas Sumber Daya Perairan Berbasis Web

adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Berisikan secara lengkap gambaran umum isi tulisan, mulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, ruang lingkup dan batasan masalah serta sistematika penulisan.


(22)

5

BAB II : Tinjauan Pustaka

Memuat teori-teori penunjang yang mendasari dalam pembahasan masalah dan pendukung penelitian.

BAB III : Metodologi dan Perancangan Sistem

Bab ini memuat tentang tempat dan waktu penelitian, alur analisis, data, bahasa pemrograman yang digunakan, analisis data, perancangan sistem dan perangkat pemodelan sistem.

BAB IV : Pengujian dan Analisa Hasil

Bab ini membahasa tentang pembuatan sistem dan hasil uji coba Sistem Informasi Geografis yang dibuat serta menganalisa secara keseluruhan.

BAB V : Penutup

Bab ini memuat tentang simpulan dari bab sebelumnya serta saran yang ditujukan untuk kelanjutan pengembangan Sistem Informasi Geografis ini.


(23)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II memaparkan mengenai teori dan pustaka yang digunakan dalam menunjang penelitian Sistem Inforasi Geografis ini.

2.1 State of the Art

Sistem Informasi Geografis semakin berkembang pesat dewasa ini dengan menerapkannya dalam berbagai bidang, salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis sumber daya perairan.

Pertama penelitian terhadap Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air Kalimantan Barat dibuat oleh Tjam Bui Liat. Penelitian ini berfokus pada potensi sumber air salah satu provinsi di Pulau Kalimantan. Penelitian ini memberikan penjelasan bahwa dengan topografi Kalimantan Barat yang relatif rendah, mengakibatkan potensi sumber daya air selain menguntungkan juga merugikan. Metode penelitiannya menggunakan analisis hidrologi dan menerapkan metode spasial dan non spasial di wilayah Kalimantan Barat. Rancangan sistem yang dibuat dalam penelitian ini berbasisweb.

Gambar 2.1Desain Arsitektur Aplikasi


(24)

7

Rancangan desain sistem aplikasi ini nantinya akan membuat masyarakat umum bisa mengakses aplikasi untuk melihat informasi geografis. Sistem Informasi Geografis yang dirancang menghasilkan gambaran dengan tampilan menu disampingnya untuk memandu user dan dalam menu tersebut akan ada informasi yang bisa didapatkan. Tampilan pada peta akan muncul daerah berupa tanda merah dan biru untuk menujukkan potensi air di Kalimantan Barat. Hal ini berarti menujukkan, Sistem Informasi Geografis dalam memetakan sumber daya air mampu memberikan informasi bagi masyarakat mengenai wilayah mereka yakni Provinsi Kalimantan Barat secara efisien dan efektif sebab data bisa diperbaharui juga.

Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penentuan Daerah Pengoperasian Alat Tangkap Gombang di Perairan Selat Bengkalis Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau yang penelitiannya dilakukan oleh Irwandy Syofyan, Rommie Jhonerie, Kasman. AR (2009) adalah untuk menentukan penempatan alat penangkap ikan sejenis perangkap yang diam di perairan yakni gombang. Penentuan penempatan gombang akan membuat keefisienan dalam pengoperasionalan penangkapan ikan. Metode yang digunakan adalah dengan memanfaatkan data primer dan data sekunder. Data sekunder terdiri dari jumlah nelayan gombang, jumlah gombang yang dioperasikan dan jumlah hasil tangkapan. Data primer terdiri dari data spasial dan hasil pengukuran dilapangan (raster dan vector), selain itu digunakan peta dasar digitasi Bakosurtanal Indonesia tahun 2002. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Data yang didapatkan kemudian diolah dan ditambahkan dengan data pengkuran arus di Selat Bengkalis sebagai tempat objek penelitian. Analisis untuk hasilnya menggunakan analisis spasial yaitu adalah suatu teknik atau proses yang melibatkan sejumlah hitungan dan evaluasi logika (matematis) yang dilakukan dalam rangka mencari atau menemukan potensi hubungan atau pola-pola yang (mungkin) terdapat di antara unsur-unsur geografis (yang terkandung dalam data digital dengan batas-batas wilayah studi tertentu.

Penelitian ketiga adalah Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi Geografis oleh Dewi Handayani U.N,


(25)

8

R.Soelistijadi dan Sunardi tahun 2005 dengan objek penelitian di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Penelitian yang dilakukan ini, berfokus dalam menggunakan analisis spasial dalam perancangan sistem informasi geografis yang akan dibuat. Konsep spasial dalam penerapan sistem informasi geografis secara lengkap dari metode overlay union, interseksi dan identiti. Metode-metode tersebut akan digunakan dalam menerapakan pemetaan dalam penelitian yakni wilayah di Kabupaten Pemalang. Hasilnya adalah pemetaan wilayah kecamatan, persawahan dan sumber daya air permukaan di wilayah tersebut. Penelitian ini mampu menggambarkan daerah ruas berupa polygon (pemetaan dalam bentuk

regiondi suatu wilayah).

Ketiga penelitian tersebut mempunyai menerapkan metode spasial, dan metode non spasial hanya diterapkan pada penelitian pertama yakni Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air di Kalimanatan Barat, sehingga penelitian nantinya menggunakan kedua metode yakni spasial dan non spasial. Metode pengumpulan data yakni secarasurveydari dinas terkait yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali. Metode pengumpulan data primer dan sekunder juga akan dilakukan dengan data dari dinas yang sama serta sumber lain perkembangan potensi perairan di Provinsi Bali.

2.2 Sistem

Sistem adalah kumpulan dari banyak elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto,2005). Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu.

2.2.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu (Jogiyanto, 2005):

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen ini bisa berupa sub-sub sistem atau bagian-bagian sistem.


(26)

9

2. Batas Sistem

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menujukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem bisa bersifat menguntungkan dan juga bisa merugikan.

4. Penghubung Sistem

Penghubung sistem (interface) merupakan media antara subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (ouput) satu subsistem bisa menjadi masukan (input) bagi subsistem lainnya.

5. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa perawatan (maintenance input) agar sistem bisa beroperasi dan masukan sinyal (Signal input) adalah energi yang diproses untuk mendapat keluaran.

6. Keluaran Sistem

Keluaran (ouput) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran bisa menjadi masukan bagi subsistem lainnya.

7. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan lainnya menjadi keluaran berupa barang jadi.


(27)

10

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective), kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

2.3 Data

Data merupakan bentuk jamak dari datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (events) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data dapat berupa nilai terformat, teks, citra, audio dan video

Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol khususnya ( misalnya “+” dan “$”) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual, contoh teks adalah koran. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan ataupun gambar yang lain. Audioadalah data dalam bentuk suara. Instrumen musik, suara orang atau suara binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio. Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja dilengkapi dengan suara.

2.4 Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2005). Sumber informasi adalah berupa data. Data sebagai sumber informasi ini diolah dan dipilah sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan oleh orang yang membutuhkan.

2.4.1 Siklus Informasi

Data yang diolah menjadi informasi mengalami proses terlebih dulu sebelum menjadi sebuah informasi melalui model tertentu. Penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain sehingga memunculkan data


(28)

11

kembali. Data yang muncul kemudian ditangkap sebagaiinput, kemudian diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

2.4.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi yang akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance). Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti berarti informasi harus jelas dan mudah dicerna oleh penerima informasi dan berarti terhindar perubahan karena gangguan (noise) dalam penyampaian informasi dari sumber informasi ke penerima informasi.

Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh datang terlambat, jika informasi terlambat maka informasi menjadi usang bagi penerima dan tidak akan berguna bagi penerima informasi. Infomasi yang terlambat juga bisa menyebabkan kesalahan fatal karena informasi digunakan penerima untuk membuat sebuah keputusan.

Relevan, berarti informasi mempunyai manfaat bagi penerima. Relevan bagi setiap orang tidak sama, contohnya jika mesin produksi rusak bagi akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan lebih relevan jika informasi ini diterima oleh ahli teknik perusahaan.

2.4.3 Nilai Informasi

Nilai sebuah informasi ditentukan oleh dua hal yakni, manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu sebuah informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih besar dari biaya mendapatkannya, tetapi untuk menilai manfaat informasi dengan biaya akan sulit karena informasi yang didapatkan tidak hanya digunakan oleh satu bagian dalam perusahaan. Informasi juga tidak dapat ditaksir secara persis dengan berapa keuntungan yang didapatkan sehingga manfaat informasi diukur berdasarkan keefektivitasannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan nilaicost effectivenessataucost benefit.


(29)

12

2.5 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi memiliki prosedur yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambilan keputusan dan atau mengendalikan organisasi dan menyediakan laporan-laporan yang dibutuhkan oleh organisasi.

2.5.1 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi memiliki beberapa komponen yang saling mendukung sehingga menciptakan sistem informasi yang baik. Komponen-komponen dikenal dengan nama blok-blok, yakni sebagai berikut:

1. Blok Masukan

Blok ini mewakiliinputdata yang masuk ke dalam sistem informasi.Input

disini termasuk metode-metode, nilai dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke dalam sistem yang merupakan dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi dan input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertetu untk mendapat keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Merupakan hasil dari proses input data di sistem informasi yang akan digunakan oleh organisasi untuk keperluannya.

4. Blok Teknologi

Teknologi dalam sistem informasi digunakan untuk menerima input, menjalankan model dan menghasilkan output untuk digunakan oleh organisasi. Blok teknologi yang digunakan terdiri dari teknisi, perangkat lunak dan perangkat keras.

5. Blok Basis Data

Basis data atau database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.


(30)

13

Database yang dimanipulasi ini disebut dengan Database Management System(DBMS).

6. Blok Kendali

Blok ini merupakan bagian pendukung agar sistem informasi dapat dicegah dari kerusakan, seperti kebakaran, air, debu dan kecurangan-kecurangan serta lainnya yang bisa menggangu kinerja sistem informasi.

2.6 Ilmu Geografi

Secara harfiah geografi berasal dari bahasa Yunani yakni ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘graphein’ yang berarti tulisan atau lukisan, jadi geografi bisa dikatakan ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi. Geografi merupakan ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora dan fauna, serta hasil-hasil yang diperoleh dari bumi.

2.7 Sistem Informasi Georafis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan menganalisa data, menyajikan data serta informasi dari suatu obyek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaannya di permukaan bumi. SIG dalam implementasinya mencangkup input data, manajemen data, pemrosesan atau analisis data, pelaporan (output) dan hasil analisa. Komponen-komponen yang digunakan membangun SIG adalah perangkat lunak, perangkat keras, data, pengguna dan aplikasi.

2.7.1 Jenis dan Sumber Data dari Sistem Informasi Geografis

Data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Data spasial mempresentasikan posisi atau lokasi geografis dari suatu objek di permukaan bumi sedangkan data atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi dan lainnya yang didapat diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan, sensus dan lainnya.

Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencangkup data grafis peta analog, foto udara,


(31)

14

citra satelit, survey lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan Global Positioning Systems(GPS) dan lain-lain.

2.7.2 Representasi Data Spasial

SIG dapat digunakan setelah data spasial dikonversi menjadi data digital. Format digital terdapat dua model representasi data yaitu model vektor dan model raster. Perbedaan mendasar antara kedua model terletak pada cara penyimpanan serta representasi sebuah objek geografis.

Gambar 2.2 Representasi Titik, Garis dan Area pada Model Vektor dan Raster

Model vektor memberikan posisis suatu objek dengan rangkaian koordinat x dan y atau dalam SIG di peta yakni longitude dan latitude sedangkan pada model raster berdasarkan piksel. Piksel adalah unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi secara ekplisit, Gambar 2.2 memperlihatkan ada tiga jenis tipe objek yakni sebagai berikut:

1. Titik

Titik mempresentasikan objek spasial yang tidak memiliki panjang dan atau luas. Titik hanya memiliki satu pasang koordinat saja, misalnya


(32)

15

2. Garis

Garis mempresentasikan objek yang memiliki dimensi panjang namun tidak memiliki dimensi area, misalnya jaringan jalan, pola aliran, jaringan irigasi dan lainnya.

3. Poligon

Poligon mempresentasikan fitur spasial yang memiliki dimensi area atau luas, sebagai contoh zona penggunaan lahan dan area sebuah desa.

2.7.3 DatabaseSpasial

DatabaseSpasial mendeskripsikan sekumpulan entitas baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk berubah, bergerak, atau berkembang). Tipe-tipe spasial ini memiliki properti topografi dasar yang memiliki lokasi, dimensi, dan bentuk (shape). Semua Sistem Informasi Geografis (SIG) hampir memiliki campuran tipe-tipe entitas spasial dan non-spasial. Tipe-tipe non spasial tidak memiliki properti topografi dasar lokasi. Database spasial meliputi kondisi tekstur tanah, erosi, lereng, ketinggian, jenis tanah, tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan penyebaran pemukiman yang dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu vektor Sistem Informasi Geografis, dimana atribut-atributnya disimpan sebagai database

relasional yang bisa diimpor ke model tata ruang [Prahasta,2001].

2.7.4 Model Data Spasial di dalam Sistem Informasi Geografis

Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial adalah konsep raster dan vektor. Data spasial direpresentasikan di dalam

Databasesebagai raster atauvector[Prahasta,2001].

2.7.5 Data Spasial

Data spasial adalah data yang referensi geografisnya atas representasi objek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena


(33)

16

tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari objek di muka bumi.

Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek-obyek diatas muka bumi (di udara) dan di bawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel–piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.

2.7.6 Pemrosesan Spasial

Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union, merge yang mana dapat dipilih ataupun dikombinasikan.

Pemrosesan data spasial seperti dapat dilakukan dengan teknik yang disebut dengangeoprocessing(ESRI, 2002), pemrosesan tersebut antara lain: 1. Overlayadalah merupakan perpaduan dualayerdata spasial.

2. Clipadalah perpotongan suatu area berdasar area lain sebagai referensi. 3. Intersection adalah perpotongan dua area yang memiliki kesamaan

karakteristik dan kriteria.

4. Bufferadalah menambahkan area di sekitar obyek spasial tertentu. 5. Queryadalah seleksi data berdasar pada kriteria tertentu.

6. Union adalah penggabungan atau kombinasi dua area spasial beserta atributnya yang berbeda menjadi satu.


(34)

17

8. Dissolve adalah menggabungkan beberapa nilai berbeda berdasar pada atribut tertentu.

Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, uniondanmerge.

2.7.7 OverlaySpasial

Salah satu cara dasar untuk membuat atau mengenali hubungan spasial melalui proses overlay spasial. Overlay spasial dikerjakan dengan melakukan operasi join dan menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai secara bersama atau berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi merupakan sekumpulan data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru.

2.7.8 Pencocokan Alamat (Geocoding)

Alamat jalan merupakan bentuk umum dari informasi lokasi, walaupun masih merupakan informasi dalam bentuk teks yang berisi nomor rumah, nama jalan, arah dan kode pos. SIG memerlukan satu mekanisme untuk mentransfer infromasi dalam bentuk teks ini untuk menghitung koordinat geografi sebelum satu alamat bisa ditampilkan pada satu peta. Pencocokan alamat (geocoding) merupakan proses untuk menggabungkan satu alamat fisik lokasi di bumi dengan alamat logiknya. SIG dalam melakukannya dengan cara menggabungkan alamat-alamat yang disimpan dalam berkas tabel data spasialnya yang ada alamat-alamatnya. SIG kemudian menggunakan koordinat fitur-fitur jalan untuk menghitung dan menandai koordinat satu alamat dalam satufile. Hasilnya adalahlayerdata spasial yang baru dari titik lokasi yang menggambarkan alamat darifile.


(35)

18

2.7.9 AnalisaBuffer

Analisa buffer digunakan untuk mengidentifikasi area sekitar fitur-fitur geografi. Proses men-generate sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-fitur geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan pada apakah mereka berada di luar atau didalam batasbuffer.

2.7.10 OverlayPeta

Overlay peta merupakan proses dua peta tematik dengan area yang sama dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan peta merupakan kunci dari fungsi-fungsi analisis Sistem Informasi Geografis. Konsepnya adalah sebagai berikut:

1. Alamat Overlay Peta merupakan hubungan interseksi dan saling melengkapi antara fitur-fitur spasial.

2. Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data attribut dari dua

thememasukan.

Tiga tipe fitur masukan, melaluioverlayyang merupakanpolygonyaitu : 1. Titik dengan polygon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-titik 2. Garis dengan polygon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis. 3. Polygondengan polygonmenghasilkan keluaran dalam bentukpolygon.

2.8 Ilmu Pemetaan

Pemetaan berasal dari kata peta. Peta dalam bahas inggris lazim disebut dengan map yang berasal dari bahasa Yunani yakni mappa yang berarti taplak meja. Peta sendiri adalah bentuk muka bumi yang digambarkan dalam bidang datar dan diperkecil melalui sistem proyeksi mata. Peta juga diartikan sebagai gambaran diperkecil dengan ditambah tulisan-tulisan dan simbol-simbol tanda pengenal objek yang digambarkan.

Menurut International Chartographic Assosiation (ICS) peta adalah suatu gambaran (representasi) unsur-unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda


(36)

19

angkasa. Sebuah peta harus memiliki unsur-unsur tertentu seperti: judul peta, orientasi peta, skala peta, legenda, garis astronomis, inset peta, indeks dan sumber serta tahun pembuatan peta.

Peta pada dasarnya menginformasikan kondisi suatu wiayah secara sederhana sehingga mudah dipahami dan menjadi alat komunikasi. Peta juga menjadi alat bantu untuk mempelajari kondisi suatu wilayah, tanpa perlu mendatangi wilayah tersebut. Berdasarkan isinya, jenis peta dibagi menjadi tiga: 1. Peta Dasar

Peta dasar adalah peta yang dibuat dengan data terbatas atau peta yang yang hanya menggambarkan garis pantai dan beberapa sungai dan jalan utama saja.

2. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menampilkan sejumlah kenampakan secara bersama-sama dalam satu peta yang datanya bersifat umum, termasuk jenis ini adalah peta topografi, planografis, dan chorografi.

3. Peta Khusus

Peta khusus adalah peta yang dibuat untuk menyajikan kenampakan tertentu (khusus) dari suatu wilayah. Contohnya peta sumber daya alam di suatu wilayah.

Berdasarkan medannya peta dibagi menjadi peta dunia, peta lautan dan peta daratan. Satu lagi jenis peta berdasarkan skala, yakni: peta kadaseter atau teknik, peta skala besar, peta skala sedang dan peta skala sangat kecil.

2.9 Google Maps

Google Maps adalah salah satu layanan Google untuk menampilkan peta secara online. Layanan ini akan memberikan banyak manfaat salah satunya sebagai petunjuk arah saat mengemudi, sehingga Google Maps menjadi sangat populer. Adapun fitur dari Google Maps yakni sebagai berikut:

1. Satelite Map

Pengguna dapat menikmati gambar satelit planet Bumi. Pengguna bisa menggunakan fasilitas zooming untum mendapatkan detail dari tampilan peta tersebut.


(37)

20

Gambar 2.3Tampilan Peta dari Google Maps

Gambar 2.3 memperlihatkan tampilan peta Negara Amerika Serikat dengan perbatasan dari negara tersebut dengan negara lain serta juga negara bagian yang terdapat di Amerika Serikat.

2. Hasil Pencarian Integrasi

Mencari lokasi, bisnis, peta buatan pengguna danreal estate. 3. Draggable Maps

Peta digitalmappingyangdragable(bisa digeser) dengan bantuan mouse. 4. Terrain Maps(Peta Topograpi)

Terrain Maps menyediakan informasi fitur peta fisik atau peta topograpi yang biasa disediakan Buku Peta Atlas.

Pihak Google juga menyediakan pengembangan terhadap layanan Google Maps melalui Google Maps API untuk para pengembang Sistem Informasi Geografis (SIG).

2.10 Google Maps API

Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk Javascript. Cara membuat Google Maps untuk ditampilkan pada suatuwebataublogsangat mudah hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai HTML serta Javascript, serta koneksi Internet yang sangat stabil, dengan menggunakan Google Maps API,


(38)

21

dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga dapat fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan, dengan kata lain, hanya membuat suatu data sedangkan peta yang akan ditampilkan adalah milik Google sehingga pengguna tidak dipusingkan dengan membuat peta suatu lokasi, bahkan dunia.

Pembutan program Google Maps API menggunakan urutan sebagai berikut:

1. Memasukkan Maps API Javascript ke dalam HTML.

2. Membuat element div dengan nama map_canvas untuk menampilkan peta. 3. Membuat beberapa objek literal untuk menyimpan properti-properti pada

peta.

4. Menuliskan fungsi Javascript untuk membuat objek peta. 5. Menginisiasi peta dalamtag bodyHTML denganevent onload.

Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan oleh Google, diantaranya adalah:

1. ROADMAP,untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi. 2. SATELLITE, untuk menampilkan foto satelit.

3. TERRAIN, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan menunjukkan seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya akan menunjukkan gunung dan sungai.

4. HYBRID, akan menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula apa yang tampil padaROADMAP(jalan dan nama kota).

2.11 Database

Menurut Ramez Elmasri mendefinisikan database lebih dibatasi pada arti implisit yang khusus, yaitu:

1. Databasemerupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (real world). 2. Database merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara

logika mempunyai arti implisit, sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebutdatabase.


(39)

22

3. Database perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu tujuan. Database dapat digunakan oleh beberapa user dan beberapa aplikasi yang sesuai dengan kepentinganuser.

Gambar 2.4Konsep SistemDatabase

(Sumber: Hadzar (2007))

Gambar 2.4 memperlihatkan proses pengaksesan database oleh user dari aplikasi sampai kedatabase.

2.11.1 Database Management System(DBMS)

DBMS dapat diartikan sebagai program komputer yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh data dan informasi dengan praktis dan efisien (Haidar. 2007). Kelebihan dari DBMS antara lain adalah:

1. Kepraktisan

DBMS menyediakan media penyimpan permanen yang berukuran kecil namun banyak menyimpan data jika dibandingkan dengan menggunakan kertas.


(40)

23

2. Kecepatan

Komputer dapat mencari dan menampilkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat.

3. Mengurangi Kejemuan

Pekerjaan yang berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan bagi manusia, sedangkan mesin tidak merasakannya.

4. Update to date: Informasi yang tersedia selalu berubah dan akurat. [Waliyanto (2000)]

DBMS memberikan banyak keuntungan bagi pembuat sistem. Keuntungan-keuntungan dalam penggunaan DBMS pada sistem yang dibuat, antara lain adalah:

1. Pemusatan kontrol data, dengan satu DBMS di bawah kontrol satu orang atau kelompok dapat menjamin terpeliharanya standar kualitas data dan keamanan batas penggunaannya serta dapat menetralkan konflik yang terjadi dalam persyaratan data dan integritas data dapat terjaga.

2. Pemakaian data bersama (shared data) dengan informasi yang ada dalam

database dapat digunakan lebih efektif dengan pemakaian beberapa user

dengan kontrol data yang terjaga.

3. Data yang bebas (independent) dengan program aplikasi terpisah dengan data yang disimpan dalam komputer.

4. Kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru.

5. Pemakaian secara langsung. DBMS menyediakan interface yang memudahkan pengguna dalam mengolah data.

6. Data yang berlebihan dapat dikontrol. Data yang dimasukkan dapat terjadi kerangkapan (redudant), untuk itu DBMS berfungsi untuk menurunkan tingkatredudancydan pengelolaan proses pembaruan data.

7. Pandangan user (user view). Database yang diakses adalah sama, maka DBMS mampu mengatur interface yang berbeda dan disesuaikan dengan pemahaman tiapuserterhadapdatabasemenurut kebutuhan.


(41)

24

DBMS selain memiliki keuntungan juga memiliki kelemahan tersendiri. Kelemahan-kelemahan DBMS antara lain sebagai berikut:

1. Biaya

Kebutuhan untuk medapatkan perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat cukup mahal, termasuk biaya pemeliharaan dan sumber daya manusia yang mengeloladatabasetersebut.

2. Sangat Kompleks

Sistem database lebih kompleks dibandingkan dengan proses berkas, sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan dan semakin sulit dalam pemeliharaan data.

3. Resiko data yang terpusat

Data yang terpusat dalam satu lokasi dapat beresiko kehilangan data selama proses aplikasi.

Database diproses oleh DBMS untuk digunakan oleh pengembang maupun pengguna, yang mengakses DBMS secara langsung atau tidak langsung melalui program-program aplikasi. Database terdiri dari empat elemen utama yaitu data pengguna, metadata, indeks dan metadata aplikasi. [Haidar (2007)].

2.11.2 MySQL

SQL (Structured Query Language) merupakan sebuah bahasa relational

yang berisi pernyataan yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memilih dan melindungi data (Prihatna, 2005). SQL bukan database

aplikasi, tetapi lebih berarti dengan suatu bahasa yang digunakan untuk mengajukan pertanyaan ke dalamdatabaseberupa pengguna SQL.

Sistem database yang memiliki konsep sama dengan SQL, adalah Postgree dan MySQL, dimana database tersebut bisa didapatkan gratis atau dengan harga yang murah. MySQL adalah server multithreaded, sehingga sangat memungkinkan daemon (sistem komputer untuk menangangu lebih dari satu permintaan) untuk meng-handle permintaan layanan secara stimultan. Model koneksi dengan protocol TCP-IP membuat akses ke server database lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakanmapping drive.


(42)

25

2.12 Javascript

Javascript adalah bahasa yang berbentuk kumpulan skrip yang pada fungsinya berjalan pada suatu dokumen HTML, sepanjang sejarah internet bahasa ini adalah bahasa skrip pertama untuk web. Bahasa ini adalah bahasa pemrograman untuk memberikan kemampuan tambahan terhadap bahasa HTML dengan mengijinkan pengeksekusian perintah perintah di sisi user, yang artinya di sisibrowserbukan di sisiserver web.

Javascript bergantung kepada browser (navigator) yang memanggil halaman web yang berisi skrip-skrip dari Javascript dan tentu saja terselip di dalam dokumen HTML. Javascript juga tidak memerlukan kompilator atau penterjemah khusus untuk menjalankannya (pada kenyataannya kompilator Javascript sendiri sudah termasuk di dalambrowsertersebut). Lain halnya dengan Bahasa “Java” (dengan mana Javascript selalu di banding bandingkan) yang memerlukan kompilator khusus untuk menterjemahkannya di sisiuseratau klien.

2.12.1 Penulisan Javascript

Kode Javascript dituliskan pada file HTML. Dua cara untuk menuliskan kode-kode Javascript agar dapat ditampilkan pada halaman HTML, yaitu :

1. Javascript ditulis padafileyang sama

Penulisan dengan cara ini, perintah yang digunakan adalah <SCRIPT LANGUANGE =”Javascript”>program java script disini</SCRIPT>. Perintah tersebut biasanya diletakkan diantaratag<BODY>…</BODY>

Contoh Penulisan :

<HTML>

<HEAD><TITLE>……….</TITLE> </HEAD>

<BODY>

<SCRIPT LANGUAGE=”Javascript”> kode Javascript disini

</SCRIPT>

kode HTML disini </BODY>

</HTML>


(43)

26

2. Javascript ditulis padafileterpisah

Kode Javascript bisa juga kita buat dalam file terpisah dengan tujuan agar dokumen HTML isinya tidak terlalu panjang. Atribut yang digunakan adalah

<SCRIPT SRC=”namafile.js”>…</SCRIPT>

Tag antara <SCRIPT………> dan <SCRIPT> tidak diperlukan lagi kode Javascriptnya karena sudah dibuat dalam file terpisah. File yang mengandung kode Javascript berekstensi.js

2.13 PHP

PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halamanwebyang dinamis, karena itu sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi diserverkemudian hasilnya dikirimkan ke

browser dalam format HTML, jadi kode program yang ditulis dalam PHP tidak akan terlihat olehusersehingga keamanan halamanweblebih terjamin.

Kepanjangan PHP adalah Hypertext Prepocessor, PHP sendiri dirancang untuk membentuk halaman web yang dinamis, yaitu halaman web yang dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan halaman permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data ke halamanweb. PHP adalah Open Source Product, sehingga source code PHP dapat diubah dan didistribusikan secara bebas. Versi terbaru PHP dapat diunduh gratis di situs resminya www.php.net.

Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk web dinamis, artinya, PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan. PHP memiliki kemampuan yang baik dalam hal perhitungan matematika, dalam hal informasi jaringan e-mail dan regular expretion, selain itu PHP juga mampu sebagai

interface dengan database secara baik, support dengan bermacam-macam

databaseserver seperti MySQL, ORACLE dan Sysbase.

2.14 JSON

JSON (Javascript Object Notation) adalah format pertukaran data yang ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan


(44)

27

dibuat (generate) oleh komputer. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemprograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, Javascript, Perl, Python dan lain-lain sehingga oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran-data. JSON terbuat dari dua struktur:

1. Kumpulan pasangan nama/nilai.

Beberapa bahasa menyatakan sebagai objek (object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list), atauassociative array.

2. Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values).

Kebanyakan bahasa, hal ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list), atau urutan (sequence).

Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal, pada dasarnya, semua bahasa pemprograman modern mendukung struktur data ini dalam bentuk yang sama maupun berlainan, syaratnya adalah ektensi JSON untuk PHP harus sudah ter-install. Default pada PHP versi 5.2.x sudah mengikutsertakan ektensi JSON, tentu dengan berbagai utilitas yang ditawarkan selain yang merupakan bawaan PHP. PHP menyertakan dua fungsi untuk menulis dan membaca format JSON.

2.15 Metode TopologiOverlaypadaPolygon

Topologi merupakan model data vektor yang menunjukan hubungan spasial diantara obyek spasial. Salah satu contoh analisis spasial yang dapat dilakukan dalam format topologi adalah proses tumpang tindih (overlay) dan analisis jaringan (network analysis) dalam SIG. Model topologi banyak digunakan untuk encoding relasi spasial pada SIG. topologi merupakan metode matematis untuk mendefinisikan reasi spasial antar fitur geografis. Bentuk dasar model ini yaitu:

1. Arc yang berupa susunan titik (point) yang berawal dan berakhir dengan adanyanode.


(45)

28

2. Node merupakan titik pertemuan antar dua arc atau lebih dan node juga terdapat pada ujungarc.

3. Polygonterdiri dari rantai tertutuparcyang merepresentasikan batas area. Topologi disimpan pada tiga data tabel untuk arc(busur), node(titik) dan

polygon(area), sedangkan data koordinat disimpan pada tabel tersendiri. Titik dan

polygon disimpan pada layer yang sama, sedangkan garis disimpan pada layer

yang berbeda, dimana set topologi dan tabel koordinat saling terkait dengan setiap

layerdata. Poligon(polygon)digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi, misalkan pulau, wilayah administrasi, batas persil tanah adalah entitas yang ada pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Satu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis di antara tiga titik yang saling bertemu membentuk bidang. Umumnya polygon direpresentasikan sebagai sekumpulan koordinat x,y yang saling berhubungan hingga membentuk suatu luasan.

Nilai dari titik-titiklatitudedanlongitudeini disimpan dengan caraencode

sehingga nilainya menjadi sederhana, karena latitude dan longutitude jumlahnya akan banyak seiring banyaknya titik-titik yang disambungkan akan memerlukan banyak memori penyimpanan di database sistem informasi yang akan dibuat. Tumpang susun (overlay) ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang dapat dilakukan secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya, bila peta yang akan ditumpangsusunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi kerumitan besar dan sukar dirunut kembali dalam menyajikan satuan-satuan pemetaan baru.Software SIG yang berbasis raster dapat melakukan proses tumpang susun secara lebih cepat daripada software SIG berbasis vektor. Proses tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses ini dilakukan antar pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak harus merumuskan lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang dihasilkan dari proses ini sebagaimana yang terjadi pada SIG berbasis vektor.

Proses overlay ini kemudian dibuat lebih modern dengan menggunakan Google Maps, peta di Google Maps akan dimasukkan titik-titik yang disambungkan menjadi seperti peta baru di atas peta yang ada.


(46)

29

Gambar 2.5Peta Kawasan Hutan Borneo di Kalimantan

(Sumber: Heart of Borneo Initiative Publication, 2013)

Peta dari hasil overlay nampak menumpuk diatas peta Pulau Kalimantan. Poligon Hutan Borneo tersebut lebih menonjol daripada peta Pulau Kalimantan dibagian bawahnya terlihat pada Gambar 2.5.

2.16 Sumber Daya Perairan

Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Hak guna sumber daya air adalah hak untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya air untuk keperluan tertentu.

Menurut UU No.7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, sumber daya air adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi dan aktivitas lingkungan, jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar. 97% air di bumi adalah air asin dan hanya 3% berupa air


(47)

30

tawar yang lebih dari dua per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub.

Potensi nilai total ekonomi kesebelas sektor kelautan Indonesia diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS (Rp 9.300 triliun) per tahun atau sekitar enam kali lipat APBN 2013, sedangkan, kesempatan kerja yang dapat dibangkitkan sekitar 40 juta orang. Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, yang ditaburi oleh 13.466 pulau pada luasan laut 5,8 juta km2 termasuk ZEEI dan dikelilingi oleh 95.181 km garis pantai. Indonesia dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumber daya alam yang dapat pulih (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi), sumber daya alam yang tak dapat pulih (seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya), energi kelautan (seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC atau

Ocean Thermal Energy Conversion maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut.

Potensi produksi lestari ikan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan melalui usaha perikanan tangkap sebesar 6,5 juta ton/tahun, sekitar 8% dari total potensi produksi lestari ikan laut dunia (90 juta ton/ tahun). Kurang lebih 24 juta hektar perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut (mariculture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara, teripang, rumput laut dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi sekitar 42 juta ton/tahun, namun hingga tahun 2011 Indonesia baru memanfaatkan potensi budidaya laut ini sebesar 4,6 juta ton (10,95%). Lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak udang, bandeng, kerapu, nila, kepiting, rajungan, rumput laut dan biota perairan lainnya diperkirakan lebih dari 1,2 juta hektar dengan potensi produksi sekitar 10 juta ton/tahun. Sekadar ilustrasi, jika Indonesia dapat mengusahakan 400.000 hektar (30%) secara optimal dengan rata-rata produktivitas 5 ton/ha/tahun (seperempat dari rata-rata produktivitas tambak udang Vannamei saat ini), maka dihasilkan 2 juta ton udang/tahun dengan harga jual sekarang USD 5/kg (di lokasi tambak), nilai ekonominya mencapai USD 10 miliar/tahun, jika 75 persen diekspor, nilai


(48)

31

devisanya USD 7,5 miliar. Satu komoditas perikanan tersebut bisa menghasilkan USD 7,5 miliar, sedangkan masih banyak produk perikanan lainnya, seperti ikan kerapu, kakap, baronang, bawal, tuna, cakalang, kepiting, rajungan, teri, nila, teripang, kerang mutiara dan rumput laut yang selama ini diminati oleh pasar dunia, khususnya Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Singapura, RRC dan Hongkong tentunya akan menambah banyak devisa bagi negara.

2.16.1 Sumber Daya Perairan di Bali

Perairan di Wilayah Bali dengan luas ± 99.634,35 km2 dibagi menjadi 3 wilayah yakni:

1. Perairan Bali Utara dengan luas ± 3.850,03 km2 yang meliputi perairan sepanjang pantai wilayah Kabupaten Buleleng. Potensi wilayah perairan ini diperkirakan mencapai 24.606 ton/tahun. Potensi wilayah ini meliputi ikan bambangan, kakap, terbang, teri, laying tongkol, dan jenis ikan karang lainnya.

2. Perairan Bali Timur dengan luas ±1.730,89 km2 yang meliputi wilayah Karangasem, Klungkung dan Gianyar. Potensi sumber daya ikan diperkirakan mencapai 19.455,6 ton/tahun. Jenis potensi ikannya adalah ikan tongkol, cakalang, cucut, tembang dan jenis ikan karang lainnya. 3. Perairan Bali Barat dengan luas ±4.053,43 km2 yang meliputi perairan laut

sepanjang pantai Kabupaten Badung, Tabanan dan Jembrana. Potensi sumber daya ikannya diperkirakan sebesar 97.326,0 ton/tahun. Jenis potensi sumber daya utama terdiri ikan lemuru, laying, kembung, manyung, cucut dan jenis ikan dasar serta karang lainnya.

4. Perairan Bali Wilayah Selatan meliputi Samudra Hindia yang potensial di lepas pantasi Samudra Hindia dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Budidaya selain ikan, di Bali mulai dikembangkan komoditas budidaya biota laut lainnya yakni rumput laut dengan jenis Eucheuma spinosum dan

Eucheuma cotonii,selain itu budidaya lain adalah kerang mutiara di kawasan Bali Timur dan Bali Utara. Budidaya kerapu di wilayah Bali Barat, Bali Timur, dan


(49)

32

Bali Utara. Tahun 2007, jumlah nelayan di Bali 35.990 orang atau 1,03% dan pembudidaya 21.910 orang atau 0,63%. Mengalami penurunan tahun 2006 nelayan sebanyak 37.501 atau 1,09% dan pembudidaya sebanyak 24.606 atau 0,72%. Tentunya ini sangat disayangkan, sehingga perlu sistem pemetaan yang lebih membantu para nelayan dan pembudidaya.

2.16.2 Tempat Pelelangan Ikan

Keputusan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor : 139 Tahun 1997; 902/Kpts/PL.420/9/97; 03/SKB/M/IX/1997 tertanggal 12 September 1997 tentang penyelengaraan tempat pelelangan ikan. Tempat Pelelangan Ikan disingkat TPI yaitu pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan atau pangkalan pendaratan ikan dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang menjual/melelang ikan darat). TPI ini dikoordinasi oleh Dinas Perikanan, Koperasi atau Pemerintah Daerah. TPI tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut: tempat tetap (tidak berpindah-pindah), mempunyai bangunan tempat transaksi penjualan ikan, ada yang mengkoordinasi prosedur lelang atau penjualan, mendapat izin dari instansi yang berwenang (Dinas Perikanan/Pemerintah Daerah 1999).

Berdasarkan sistem transaksi penjualan ikan dengan sistem lelang tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan perusahaan perikanan serta pada akhirnya dapat memacu dan menunjang perkembangan kegiatan penangkapan ikan di laut. Hal ini terlihat pada hasil evaluasi Direktur Bina Prasarana Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan tahun 1994 antara lain menyatakan bahwa :

1. Laju peningkatan volume pendaratan ikan lebih tinggi dari pada laju peningkatan penangkapan dan ini berarti fungsi dan peran pelabuhan perikanan sebagai sentra produksi semakin nyata.


(50)

33

2. Laju peningkatan volume pendaratan ikan lebih tinggi dari laju frekuensi kunjungan kapal berarti usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh para nelayan lebih efisien.

3. Laju peningkatan volume penyaluran es lebih tinggi dari pada volume pendaratan yang berarti meningkatnya kesadaran akan mutu ikan segar yang harus dipertahankan.

Manfaat diadakannya pelelangan ikan di TPI antara lain adalah perolehan harga baik bagi nelayan secara tunai dan tidak memberatkan konsumen dan adanya pemusatan ikatan-ikatan yang bersifat monopoli terhadap nelayan.


(1)

28

2. Node merupakan titik pertemuan antar dua arc atau lebih dan node juga terdapat pada ujungarc.

3. Polygonterdiri dari rantai tertutuparcyang merepresentasikan batas area. Topologi disimpan pada tiga data tabel untuk arc(busur), node(titik) dan polygon(area), sedangkan data koordinat disimpan pada tabel tersendiri. Titik dan polygon disimpan pada layer yang sama, sedangkan garis disimpan pada layer yang berbeda, dimana set topologi dan tabel koordinat saling terkait dengan setiap layerdata. Poligon(polygon)digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi, misalkan pulau, wilayah administrasi, batas persil tanah adalah entitas yang ada pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Satu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis di antara tiga titik yang saling bertemu membentuk bidang. Umumnya polygon direpresentasikan sebagai sekumpulan koordinat x,y yang saling berhubungan hingga membentuk suatu luasan.

Nilai dari titik-titiklatitudedanlongitudeini disimpan dengan caraencode sehingga nilainya menjadi sederhana, karena latitude dan longutitude jumlahnya akan banyak seiring banyaknya titik-titik yang disambungkan akan memerlukan banyak memori penyimpanan di database sistem informasi yang akan dibuat. Tumpang susun (overlay) ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang dapat dilakukan secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya, bila peta yang akan ditumpangsusunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi kerumitan besar dan sukar dirunut kembali dalam menyajikan satuan-satuan pemetaan baru.Software SIG yang berbasis raster dapat melakukan proses tumpang susun secara lebih cepat daripada software SIG berbasis vektor. Proses tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses ini dilakukan antar pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak harus merumuskan lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang dihasilkan dari proses ini sebagaimana yang terjadi pada SIG berbasis vektor.

Proses overlay ini kemudian dibuat lebih modern dengan menggunakan Google Maps, peta di Google Maps akan dimasukkan titik-titik yang disambungkan menjadi seperti peta baru di atas peta yang ada.


(2)

Gambar 2.5Peta Kawasan Hutan Borneo di Kalimantan (Sumber: Heart of Borneo Initiative Publication, 2013)

Peta dari hasil overlay nampak menumpuk diatas peta Pulau Kalimantan. Poligon Hutan Borneo tersebut lebih menonjol daripada peta Pulau Kalimantan dibagian bawahnya terlihat pada Gambar 2.5.

2.16 Sumber Daya Perairan

Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Hak guna sumber daya air adalah hak untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya air untuk keperluan tertentu.

Menurut UU No.7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, sumber daya air adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi dan aktivitas lingkungan, jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar. 97% air di bumi adalah air asin dan hanya 3% berupa air


(3)

30

tawar yang lebih dari dua per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub.

Potensi nilai total ekonomi kesebelas sektor kelautan Indonesia diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS (Rp 9.300 triliun) per tahun atau sekitar enam kali lipat APBN 2013, sedangkan, kesempatan kerja yang dapat dibangkitkan sekitar 40 juta orang. Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, yang ditaburi oleh 13.466 pulau pada luasan laut 5,8 juta km2 termasuk ZEEI dan dikelilingi oleh 95.181 km garis pantai. Indonesia dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumber daya alam yang dapat pulih (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi), sumber daya alam yang tak dapat pulih (seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya), energi kelautan (seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC atau Ocean Thermal Energy Conversion maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut.

Potensi produksi lestari ikan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan melalui usaha perikanan tangkap sebesar 6,5 juta ton/tahun, sekitar 8% dari total potensi produksi lestari ikan laut dunia (90 juta ton/ tahun). Kurang lebih 24 juta hektar perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut (mariculture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara, teripang, rumput laut dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi sekitar 42 juta ton/tahun, namun hingga tahun 2011 Indonesia baru memanfaatkan potensi budidaya laut ini sebesar 4,6 juta ton (10,95%). Lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak udang, bandeng, kerapu, nila, kepiting, rajungan, rumput laut dan biota perairan lainnya diperkirakan lebih dari 1,2 juta hektar dengan potensi produksi sekitar 10 juta ton/tahun. Sekadar ilustrasi, jika Indonesia dapat mengusahakan 400.000 hektar (30%) secara optimal dengan rata-rata produktivitas 5 ton/ha/tahun (seperempat dari rata-rata produktivitas tambak udang Vannamei saat ini), maka dihasilkan 2 juta ton udang/tahun dengan harga jual sekarang USD 5/kg (di lokasi tambak), nilai ekonominya mencapai USD 10 miliar/tahun, jika 75 persen diekspor, nilai


(4)

devisanya USD 7,5 miliar. Satu komoditas perikanan tersebut bisa menghasilkan USD 7,5 miliar, sedangkan masih banyak produk perikanan lainnya, seperti ikan kerapu, kakap, baronang, bawal, tuna, cakalang, kepiting, rajungan, teri, nila, teripang, kerang mutiara dan rumput laut yang selama ini diminati oleh pasar dunia, khususnya Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Singapura, RRC dan Hongkong tentunya akan menambah banyak devisa bagi negara.

2.16.1 Sumber Daya Perairan di Bali

Perairan di Wilayah Bali dengan luas ± 99.634,35 km2 dibagi menjadi 3 wilayah yakni:

1. Perairan Bali Utara dengan luas ± 3.850,03 km2 yang meliputi perairan sepanjang pantai wilayah Kabupaten Buleleng. Potensi wilayah perairan ini diperkirakan mencapai 24.606 ton/tahun. Potensi wilayah ini meliputi ikan bambangan, kakap, terbang, teri, laying tongkol, dan jenis ikan karang lainnya.

2. Perairan Bali Timur dengan luas ±1.730,89 km2 yang meliputi wilayah Karangasem, Klungkung dan Gianyar. Potensi sumber daya ikan diperkirakan mencapai 19.455,6 ton/tahun. Jenis potensi ikannya adalah ikan tongkol, cakalang, cucut, tembang dan jenis ikan karang lainnya. 3. Perairan Bali Barat dengan luas ±4.053,43 km2 yang meliputi perairan laut

sepanjang pantai Kabupaten Badung, Tabanan dan Jembrana. Potensi sumber daya ikannya diperkirakan sebesar 97.326,0 ton/tahun. Jenis potensi sumber daya utama terdiri ikan lemuru, laying, kembung, manyung, cucut dan jenis ikan dasar serta karang lainnya.

4. Perairan Bali Wilayah Selatan meliputi Samudra Hindia yang potensial di lepas pantasi Samudra Hindia dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Budidaya selain ikan, di Bali mulai dikembangkan komoditas budidaya biota laut lainnya yakni rumput laut dengan jenis Eucheuma spinosum dan Eucheuma cotonii,selain itu budidaya lain adalah kerang mutiara di kawasan Bali Timur dan Bali Utara. Budidaya kerapu di wilayah Bali Barat, Bali Timur, dan


(5)

32

Bali Utara. Tahun 2007, jumlah nelayan di Bali 35.990 orang atau 1,03% dan pembudidaya 21.910 orang atau 0,63%. Mengalami penurunan tahun 2006 nelayan sebanyak 37.501 atau 1,09% dan pembudidaya sebanyak 24.606 atau 0,72%. Tentunya ini sangat disayangkan, sehingga perlu sistem pemetaan yang lebih membantu para nelayan dan pembudidaya.

2.16.2 Tempat Pelelangan Ikan

Keputusan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor : 139 Tahun 1997; 902/Kpts/PL.420/9/97; 03/SKB/M/IX/1997 tertanggal 12 September 1997 tentang penyelengaraan tempat pelelangan ikan. Tempat Pelelangan Ikan disingkat TPI yaitu pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan atau pangkalan pendaratan ikan dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang menjual/melelang ikan darat). TPI ini dikoordinasi oleh Dinas Perikanan, Koperasi atau Pemerintah Daerah. TPI tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut: tempat tetap (tidak berpindah-pindah), mempunyai bangunan tempat transaksi penjualan ikan, ada yang mengkoordinasi prosedur lelang atau penjualan, mendapat izin dari instansi yang berwenang (Dinas Perikanan/Pemerintah Daerah 1999).

Berdasarkan sistem transaksi penjualan ikan dengan sistem lelang tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan perusahaan perikanan serta pada akhirnya dapat memacu dan menunjang perkembangan kegiatan penangkapan ikan di laut. Hal ini terlihat pada hasil evaluasi Direktur Bina Prasarana Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan tahun 1994 antara lain menyatakan bahwa :

1. Laju peningkatan volume pendaratan ikan lebih tinggi dari pada laju peningkatan penangkapan dan ini berarti fungsi dan peran pelabuhan perikanan sebagai sentra produksi semakin nyata.


(6)

2. Laju peningkatan volume pendaratan ikan lebih tinggi dari laju frekuensi kunjungan kapal berarti usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh para nelayan lebih efisien.

3. Laju peningkatan volume penyaluran es lebih tinggi dari pada volume pendaratan yang berarti meningkatnya kesadaran akan mutu ikan segar yang harus dipertahankan.

Manfaat diadakannya pelelangan ikan di TPI antara lain adalah perolehan harga baik bagi nelayan secara tunai dan tidak memberatkan konsumen dan adanya pemusatan ikatan-ikatan yang bersifat monopoli terhadap nelayan.