Database yang dimanipulasi ini disebut dengan Database Management
System DBMS.
6. Blok Kendali
Blok ini merupakan bagian pendukung agar sistem informasi dapat dicegah dari kerusakan, seperti kebakaran, air, debu dan kecurangan-
kecurangan serta lainnya yang bisa menggangu kinerja sistem informasi.
2.6 Ilmu Geografi
Secara harfiah geografi berasal dari bahasa Yunani yakni ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘graphein’ yang berarti tulisan atau lukisan, jadi geografi bisa
dikatakan ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi. Geografi merupakan ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora dan
fauna, serta hasil-hasil yang diperoleh dari bumi.
2.7 Sistem Informasi Georafis
Sistem Informasi Geografis SIG adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan,
menyimpan, mengolah dan menganalisa data, menyajikan data serta informasi dari suatu obyek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaannya
di permukaan bumi. SIG dalam implementasinya mencangkup input data, manajemen data, pemrosesan atau analisis data, pelaporan output dan hasil
analisa. Komponen-komponen yang digunakan membangun SIG adalah perangkat lunak, perangkat keras, data, pengguna dan aplikasi.
2.7.1 Jenis dan Sumber Data dari Sistem Informasi Geografis
Data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Data spasial mempresentasikan posisi atau lokasi
geografis dari suatu objek di permukaan bumi sedangkan data atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi dan lainnya yang didapat diperoleh dari data
statistik, pengukuran lapangan, sensus dan lainnya. Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan berbagai format.
Sumber data spasial antara lain mencangkup data grafis peta analog, foto udara,
citra satelit, survey lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan Global Positioning Systems
GPS dan lain-lain.
2.7.2 Representasi Data Spasial
SIG dapat digunakan setelah data spasial dikonversi menjadi data digital. Format digital terdapat dua model representasi data yaitu model vektor dan model
raster. Perbedaan mendasar antara kedua model terletak pada cara penyimpanan serta representasi sebuah objek geografis.
Gambar 2.2 Representasi Titik, Garis dan Area pada Model Vektor dan Raster
Model vektor memberikan posisis suatu objek dengan rangkaian koordinat x dan y atau dalam SIG di peta yakni longitude dan latitude sedangkan pada
model raster berdasarkan piksel. Piksel adalah unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi secara ekplisit, Gambar 2.2 memperlihatkan ada tiga jenis
tipe objek yakni sebagai berikut: 1.
Titik Titik mempresentasikan objek spasial yang tidak memiliki panjang dan
atau luas. Titik hanya memiliki satu pasang koordinat saja, misalnya marker
sebuah sekolah, rumah ibadah dan lainnya.
2. Garis
Garis mempresentasikan objek yang memiliki dimensi panjang namun tidak memiliki dimensi area, misalnya jaringan jalan, pola aliran, jaringan
irigasi dan lainnya. 3.
Poligon Poligon mempresentasikan fitur spasial yang memiliki dimensi area atau
luas, sebagai contoh zona penggunaan lahan dan area sebuah desa.
2.7.3 Database Spasial
Database Spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas baik yang memiliki
lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap memiliki kecenderungan untuk berubah, bergerak, atau berkembang. Tipe-tipe spasial ini memiliki
properti topografi dasar yang memiliki lokasi, dimensi, dan bentuk shape. Semua Sistem Informasi Geografis SIG hampir memiliki campuran tipe-tipe
entitas spasial dan non-spasial. Tipe-tipe non spasial tidak memiliki properti topografi dasar lokasi. Database spasial meliputi kondisi tekstur tanah, erosi,
lereng, ketinggian, jenis tanah, tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan penyebaran pemukiman yang dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu vektor
Sistem Informasi Geografis, dimana atribut-atributnya disimpan sebagai database relasional yang bisa diimpor ke model tata ruang [Prahasta,2001].
2.7.4 Model Data Spasial di dalam Sistem Informasi Geografis
Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial adalah konsep raster dan vektor. Data spasial direpresentasikan di dalam
Database sebagai raster atau vector [Prahasta,2001].
2.7.5 Data Spasial
Data spasial adalah data yang referensi geografisnya atas representasi objek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan
interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena
tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari objek di muka bumi.
Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyek- obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek
diatas muka bumi di udara dan di bawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis- garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster
menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel–piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial
ini menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.
2.7.6 Pemrosesan Spasial
Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial
memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip,
intersect, buffer, query, union, merge yang mana dapat dipilih ataupun
dikombinasikan. Pemrosesan data spasial seperti dapat dilakukan dengan teknik yang
disebut dengan geoprocessing ESRI, 2002, pemrosesan tersebut antara lain: 1.
Overlay adalah merupakan perpaduan dua layer data spasial.
2. Clip
adalah perpotongan suatu area berdasar area lain sebagai referensi. 3.
Intersection adalah perpotongan dua area yang memiliki kesamaan
karakteristik dan kriteria. 4.
Buffer adalah menambahkan area di sekitar obyek spasial tertentu.
5. Query
adalah seleksi data berdasar pada kriteria tertentu. 6.
Union adalah penggabungan atau kombinasi dua area spasial beserta
atributnya yang berbeda menjadi satu. 7.
Merge adalah penggabungan dua data berbeda terhadap feature spasial,
8. Dissolve
adalah menggabungkan beberapa nilai berbeda berdasar pada atribut tertentu.
Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial
memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip,
intersect, buffer, query, union dan merge.
2.7.7 Overlay Spasial
Salah satu cara dasar untuk membuat atau mengenali hubungan spasial melalui proses overlay spasial. Overlay spasial dikerjakan dengan melakukan
operasi join dan menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai secara bersama atau berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi merupakan
sekumpulan data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru.
2.7.8 Pencocokan Alamat
Geocoding
Alamat jalan merupakan bentuk umum dari informasi lokasi, walaupun masih merupakan informasi dalam bentuk teks yang berisi nomor rumah, nama
jalan, arah dan kode pos. SIG memerlukan satu mekanisme untuk mentransfer infromasi dalam bentuk teks ini untuk menghitung koordinat geografi sebelum
satu alamat bisa ditampilkan pada satu peta. Pencocokan alamat geocoding merupakan proses untuk menggabungkan satu alamat fisik lokasi di bumi dengan
alamat logiknya. SIG dalam melakukannya dengan cara menggabungkan alamat- alamat yang disimpan dalam berkas tabel data spasialnya yang ada alamatnya.
SIG kemudian menggunakan koordinat fitur-fitur jalan untuk menghitung dan menandai koordinat satu alamat dalam satu file. Hasilnya adalah layer data spasial
yang baru dari titik lokasi yang menggambarkan alamat dari file.
2.7.9 Analisa
Buffer
Analisa buffer digunakan untuk mengidentifikasi area sekitar fitur-fitur geografi. Proses men-generate sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-fitur
geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan pada apakah mereka berada di luar atau didalam batas buffer.
2.7.10 Overlay Peta
Overlay peta merupakan proses dua peta tematik dengan area yang sama
dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan
peta merupakan kunci dari fungsi-fungsi analisis Sistem Informasi Geografis. Konsepnya adalah sebagai berikut:
1. Alamat Overlay Peta merupakan hubungan interseksi dan saling
melengkapi antara fitur-fitur spasial. 2.
Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data attribut dari dua
theme masukan.
Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang merupakan polygon yaitu : 1.
Titik dengan polygon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-titik 2.
Garis dengan polygon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis. 3.
Polygon dengan polygon menghasilkan keluaran dalam bentuk polygon.
2.8 Ilmu Pemetaan