PENERAPAN TEKNIK SPEED READING DALAM METODE SQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM MENENTUKAN GAGASAN UTAMA SUATU TEKS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang).
i
PENERAPAN TEKNIK SPEED READING DALAM METODE SQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
DALAM MENENTUKAN GAGASAN UTAMA SUATU TEKS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Bojongjati
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh RUHYAT
0904640
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG 2013
(2)
i
PENERAPAN TEKNIK SPEED READING DALAM METODE SQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
DALAM MENENTUKAN GAGASAN UTAMA SUATU TEKS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Bojongjati
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)
Oleh
Ruhyat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ruhyat 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
ii
RUHYAT
PENERAPAN TEKNIK SPEED READING DALAM METODE SQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
DALAM MENENTUKAN GAGASAN UTAMA SUATU TEKS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Bojongjati
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Drs. H. DEDE TATANG SUNARYA, M.Pd. NIP: 19570325 198503 1 005
Pembimbing II
MAULANA, M.Pd. NIP: 19800125 200212 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi S-1 PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang
RIANA IRAWATI, M.Si. NIP. 196311252005012002
(4)
iii
PENERAPAN TEKNIK SPEED READING DALAM METODE SQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
DALAM MENENTUKAN GAGASAN UTAMA SUATU TEKS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Bojongjati
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang)
Oleh
RUHYAT
0904640
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Penguji I
Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd. NIP. 195703251985031005
Penguji II
Ani Nur Aeni, M.Pd. NIP. 197608222005012002
Penguji III
Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd NIP. 198009292008011023
Mengetahui,
Ketua Porgram Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kelas UPI Kampus Sumedang
Riana Irawati, M.Si.
(5)
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR DIAGRAM ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 5
1. Perumusan Masalah ... 5
2. Pemecahan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Batasan Istilah ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 11
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD ... 11
2. Pembelajaran Membaca ... 11
a. Pengertian Membaca ... 11
b. Jenis-jenis Membaca ... 12
1) Membaca Pemahaman ... 12
(6)
5) Membaca Nyaring ... 14
6) Membaca Dalam Hati ... 14
c. Pengembangan Model Pembelajaran membaca ... 14
1) Membaca Teknis ... 14
2) Membaca Dalam Hati ... 14
3) Membaca Cepat (speed reading) ... 14
4) Membaca Bahasa ... 15
3. Membaca Cepat (Speed Reading) ... 15
a. Pengertian Membaca Cepat ... 15
b. Pemahaman dalam Membaca Cepat ... 15
c. Manfaat Membaca Cepat ... 17
d. Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat ... 17
4. Teknik Speed Reading ... 18
a. Teknik Dasar Speed Reading ... 18
b. Langkah-langkah dan Cara Menghitung Membaca Cepat ... 20
c. Penghambat Speed Reading ... 20
d. Menghitung Kecematan Membaca dan Kecepatan Efektif Membaca ... 21
5. Metode SQ4R (Survey, Question, Read, wRite, Recite, Review) ... 21
a. Pengertian Metode SQ4R ... 21
b. Langkah-langkah Metode SQ4R ... 22
1) Survey ... 22
2) Question ... 22
3) Read ... 22
4) wRite ... 22
5) Recite ... 23
6) Review ... 23
(7)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
1. Lokasi Penelitian ... 26
2. Waktu Penelitian ... 27
B. Subjek Penelitian ... 27
C. Metode dan Desain Penelitian ... 29
1. Metode Penelitian ... 29
2. Desain Penelitian ... 31
D. Prosedur Penelitian Tindakan ... 32
1. Tahapan Perencanaan ... 32
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ... 33
3. Tahapan Observasi ... 34
4. Tahapan Analisis dan Refleksi ... 34
E. Instrumen Penelitian ... 35
1. Pedoman Observasi ... 35
2. Pedoman Wawancara ... 35
3. Catatan Lapangan ... 36
4. Lembar Tes Hasil Belajar ... 36
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 37
1. Teknik Pengolahan Data ... 37
2. Pengolahan Data Hasil ... 37
G. Validitas Data ... 38
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 40
B. Paparan Data Tindakan ... 43
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 43
(8)
d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 52
e. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 54
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 59
a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus II ... 59
b. Deskripsi Pembelajaran Siklus II ... 60
c. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 62
d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus II ... 66
e. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 68
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 73
a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus III ... 73
b. Deskripsi Pembelajaran Siklus III ... 74
c. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 76
d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus III ... 80
e. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III ... 83
C. Paparan Pendapat Siswa dan Observer ... 86
1. Paparan Pendapat Siswa ... 86
2. Paparan Pendapat Observer ... 87
D. Pembahasan ... 88
1. Perencanaan ... 88
2. Pelaksanaan ... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 103
(9)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dan mampu mengapresiasi sastra sederhana. Artinya, siswa merupakan subjek pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Oleh karena itu, keberhasilan atau ketidakberhasilan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia SD dapat diukur berdasarkan peningkatan kemampuan siswa.
Hadirnya standar kompetensi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki sesuai dengan minat dan kemampuannya agar dikemudian hari mereka dapat mengapresiasi hasil karya sastra Indonesia. Sejalan dengan ini, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD dituntut mampu mengembangkan potensi siswa sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya.
Untuk mencapai tingkat kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, diperlukan keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Sebagaimana dikemukakan oleh Resmini dan Juanda (2007: 2)
“Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia mencakup empat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.” Dari empat keterampilan berbahasa tersebut di atas, salah satu bagiannya adalah keterampilan membaca.
“Keterampilan membaca memiliki sifat reseptif sama dengan menyimak
namun berbeda dengan berbicara dan menulis yang bersifat produktif.” (Resmini, Hartati, dan Cahyani, 2009: 190). Keterampilan membaca ditujukan untuk memahami pesan yang disampaikan atau dikomunikasikan melalui bahasa tertulis.
(10)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Saat ini arus penyebaran informasi makin deras, mulai dari media cetak seperti koran, majalah, tabloid, buku, sampai media elektronik seperti, televisi,
ebook, website, blog, dan sejenisnya. Penyebaran informasi yang demikian luasnya harus disikapi secara arif dan bijak, sehingga dapat dipilih informasi mana saja yang dibutuhkan saat ini agar tidak jadi masyarakat yang terpinggirkan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan dan keterampilan dalam membaca informasi yang dibutuhkan. Hal tersebut secara langsung mendorong masyarakat baik dari kalangan intelektual maupun masyarakat biasa untuk selalu meningkatkan kemampuan membaca dalam rangka menghadapi banyak dan beragamnya informasi dewasa ini.
Definisi membaca menurut Resmini dan Juanda (2007: 73) adalah,
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan terpadu yang mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Hodgson (Tarigan, 1979: 7) mengatakan bahwa:
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui kata-kata dalam bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut pembaca agar dapat memahami kelompok kata yang tertulis merupakan suatu kesatuan dan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan makna kata-kata itu dapat diketahui secara tepat. Apabila hal ini dapat terpenuhi maka pesan yang tersurat dan yang tersirat dapat dipahami, sehingga proses membaca sudah terlaksana dengan baik.
Pembelajaran membaca di sekolah dasar dibagi menjadi dua tahap pengalaman belajar. Kelas rendah (satu, dua dan tiga) membaca permulaan, dan kelas tinggi (empat, lima dan enam) membaca lanjut. Membaca di kelas tinggi adalah membaca lanjut atau membaca pemahaman. Menurut Resmini dan Juanda (2007: 79), “Tujuan membaca di kelas tinggi ini diarahkan kepada bagaimana siswa dapat memahami, menafsirkan, menghayati, dan merespons bacaan, dapat memanfaatkan strategi pemahaman bacaan yang tepat”. Mengacu pada Permendiknas No 23 Tahun 2006 bahwa Standar Kompetensi Lulusan Mata
(11)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Pelajaran (SKL-MP) Bahasa Indonesia SD/MI adalah “Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa pentunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan,
cerita, dan drama”.
Di dalam KTSP 2006 pada aspek membaca di kelas V, terdapat standar kompetensi yang harus dikuasai peserta didik yaitu memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. Dengan standar kompetensi tersebut maka kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa diantaranya adalah menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit.
Mencermati tuntutan kurikulum di atas, seharusnya siswa kelas V harus dapat melakukan teknik membaca cepat dalam memahami dan menemukan gagasan utama suatu teks dengan kecepatan membaca yang telah ditentukan. Tetapi pada kenyataannya, seringkali guru mengabaikan langkah-langkah membaca cepat yang tepat dalam membimbing siswa untuk memahami dan menemukan gagasan utama suatu teks, akhirnya tujuan pembelajaran yang mengharuskan siswa dapat membaca teks dengan kecepatan 75 kata/menit dan menuliskan gagasan utama suatu teks yang dibaca tidak dapat tercapai dengan maksimal.
Berdasarkan hasil pengamatan awal pada proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan keterampilan membaca dalam menemukan gagasan utama suatu teks yang dilaksanakan tanggal 9 Januari 2013, diperoleh informasi awal dari tes hasil belajar, catatan lapangan, bahwa tingkat pemahaman siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang untuk menemukan gagasan utama pada suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit masih rendah.
Dari data yang diperoleh, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 6 orang atau 32% dari 19 orang siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 13 orang atau 68% dari 19 orang siswa. Dengan demikian perlu adanya usaha peningkatan dalam penerapan membaca cepat agar kecepatan efektif membaca siswa dapat mencapai 75 kata/menit.
(12)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Pada saat pelaksanaan pembelajaran membaca cepat di lapangan, ditemukan beberapa hal yang menjadi penghambat pembelajaran membaca siswa, di antaranya adalah siswa kurang memahami dalam menentukan kalimat utama atau gagasan utama pada sebuah paragraf, pada saat membaca masih ada siswa yang menggerak-gerakan kepala, bibir, menjadikan jari sebagai petunjuk membaca, dan siswa kurang konsentrasi.
Adapun penyebab timbulnya permasalahan tersebut adalah pada saat guru menerangkan teknik membaca cepat, ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang bermain dengan siswa lainnya. Sebagian besar siswa belum mengetahui bagaimana penerapan teknik membaca cepat yang benar, sementara yang mereka ketahui adalah membaca secepat mungkin tanpa memperhatikan pemahamannya. Selain aktivitas siswa tersebut di atas yang menjadi permasalahan, adapun aktivitas guru yang menjadi masalah adalah guru kurang memberikan penjelasan yang runtut bagaimana menemukan kalimat utama pada suatu paragraf, dalam pelaksanaan membaca cepat guru kurang tepat dalam penerapan teknik dan metodenya.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang, maka sebagai alternatif pemecahan masalahnya adalah mengadakan penelitian tindakan kelas dengan penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R. Metode SQ4R adalah sebuah metode yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan membaca. Dengan metode ini, diharapkan pembaca dapat memahami isi bacaan dengan benar, dapat mengingat materi yang ada dalam bacaan lebih lama dan dapat mengambil gagasan/ide pokok dari bacaan tersebut dengan tepat. “SQ4R adalah metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan.” (Daryono, 2012).
Alasan penggunaan metode SQ4R dikombinasikan dengan teknik speed reading adalah bahwa penerapan teknik speed reading saja ternyata tidak serta merta dapat membantu peserta didik dalam memahami bahan bacaan. Selain perlu pembiasaan latihan membaca cepat, diperlukan juga sebuah metode yang tepat untuk menunjang proses pembelajaran membaca cepat siswa, yaitu dengan
(13)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
menggunakan metode SQ4R. Di dalam metode SQ4R terdapat langkah-langkah pembelajaran yang harus dilalui, dimana langkah-langkah pembelajaran tersebut harus dilalui sesuai dengan urutannya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Menurut Bullock (2010) mengatakan, “SQ4R is the acronym for a six step study strategy or process that can help you remember, retrieve, and learn material.” SQ4R merupakan enam langkah pembelajaran yang dapat membantu dalam mempelajari bahan bacaan. Langkah-langkah pembelajaran yang ada dalam SQ4R memungkinkan peserta didik untuk memperkirakan, menggali, dan menemukan informasi dari bahan bacaan dengan tepat.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, dapat diuraikan kembali permasalahan khusus yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan penerapan teknik speed reading dalam metode
SQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan teknik
speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang?
c. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks melalui penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang?
2. Pemecahan Masalah
Dalam pembelajaran membaca di kelas V, sesuai dengan tuntutan KTSP bahwa siswa harus mampu menetukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit. Oleh karena itu, diperlukan langkah
(14)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
yang optimal dalam menerapkan teknik dan metode membaca yang tepat agar tuntutan kurikulum tersebut tercapai yaitu dengan menerapkan teknik
speed reading dalam metode SQ4R.
Teknik dasar membaca cepat atau speed reading menurut Noer (2010: 7) adalah “Mengenali kata dengan cepat, membaca kelompok kata, melatih irama pergerakan mata.” Teknik speed reading sangat bermanfaat bagi pembaca untuk meningkatkan kemampuannya dalam memahami isi bacaan dengan lebih cepat. Bagi peserta didik, speed reading menjadi sebuah kebutuhan untuk mendukung keberhasilan dalam belajar. Maka untuk lebih meningkatkan kemampuan speed reading dalam memahami suatu bacaan perlu dukungan cara lain dalam penerapannya.
Adapun salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam memahami suatu teks adalah dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R. Seperti dikemukakan oleh Bullock (2010), “SQ4R is the acronym for a six step study strategy or process that can help you remember, retrieve, and learn material.” Menurut Daryono (2012), “SQ4R adalah metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan.” Metode belajar SQ4R memberi kemungkinan kepada peserta didik untuk belajar secara sistematis, efektif, dan efisien dalam menghadapi berbagai bahan bacaan karena terdiri dari tahapan-tahapan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat memahami isi bacaan dengan tepat. Metode SQ4R bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.
Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ4R mencakup enam langkah sebagai berikut:
1) Survey (penelaahan pendahuluan), 2) Question (bertanya),
3) Read (baca),
4) „Rite (‘Rite maksudnya adalah wRite artinya menulis), 5) Recite (mengutarakan kembali),
(15)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Adapun langkah-langkah pembelajaran speed reading dalam metode
SQ4R dapat dilakukan seperti berikut:
1) Guru menyampaikan dan memberikan penjelasan membaca dengan teknik speed reading dalam metode SQ4R.
2) Guru membagikan bahan bacaan dan lembar jawaban.
3) Siswa melakukan survey terhadap bahan bacaan, misal dengan memperhatikan judul bacaan. Contoh bacaan/teks dengan judul
“Mengatasi Masalah”
4) Siswa membuat daftar pertanyaan (question) berkenaan dengan bacaan. Misal: Siapa yang mendapat masalah?, Masalah apa yang harus diatasi?, Kenapa masalah tersebut harus diatasi?, dan sebagainya.
5) Siswa membaca (read) teks/bacaan. Membaca disini adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dibuat pada tahap
question. Sekaligus sebagai tahap pencarian/penemuan ide pokok. Siswa memulai membaca dengan waktu yang telah ditentukan.
6) Guru mengamati cara membaca siswa.
7) Setelah mencapai waktu yang ditentukan, siswa memberi tanda akhir membaca dan menghitung jumlah kata yang dibaca. Menghitung kecepatan membaca dengan cara jumlah kata yang dibaca dibagi waktu dikali 60.
8) Bahan bacaan dibalik, sehingga siswa tidak dapat melihat isi bacaan. 9) Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan bacaan/teks yang dibaca.
Pertanyaan ditampilkan oleh guru pada slide di depan kelas. 10) Sambil mengawasi siswa, guru berkeliling menarik bahan bacaan.
11) Guru menghitung KEM dengan cara kpm dikali pemahaman (skor perolehan siswa dibagi skor ideal)
12) Siswa menulis atau mencatat dalam catatan kecil/selembar kertas (tahap
wRite) jawaban-jawaban atau informasi penting dari bagian paragraf dengan tulisan sendiri, yang nantinya akan membantu dalam proses mengingat dan memahami isi bacaan.
(16)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
13) Siswa menceritakan kembali (recite) dengan bahasa sendiri. Tahap ini sebagai bentuk pemahaman yang didapat berdasarkan tahap membaca (read) terhadap daftar pertanyaan (question) yang dibuat.
14) Siswa meninjau kembali (review) bacaan/teks yang telah dibaca. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa lebih memahami bacaan/teks yang telah dibacanya. Meninjau kembali bukan berarti membaca ulang seluruh teks akan tetapi melihat bagian-bagian tertentu yang dianggap penting untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks melalui penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang.
2. Mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks melalui penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks melalui penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang.
(17)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, baik manfaat secara akademis dan praktis.
1. Manfaat Akademis
a. Bagi pengembangan kurikulum di sekolah dasar, sebagai bahan masukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca cepat.
b. Bagi satuan sekolah dasar, meningkatkan prestasi sekolah sekaligus meningkatkan prestise sekolah.
c. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran membaca untuk menemukan gagasan utama suatu teks dengan penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru Bahasa Indonesia sekolah dasar
1) Mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan teknik membaca cepat dalam meningkatkan kemampuan siswa menemukan gagasan utama suatu teks.
2) Memudahkan guru dalam mengajar membaca cepat. b. Bagi Siswa
1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan kemampuan siswa menemukan gagasan utama suatu teks.
2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Dapat membuat siswa lebih semangat dalam belajar.
E. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok masalah yang diteliti, berikut akan dijelaskan beberapa istilah yang perlu diketahui kejelasannya.
(18)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
1. Metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. (Sanjaya, 2006: 124).
2. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. (Sanjaya, 2006: 125).
3. Speed Reading atau membaca cepat adalah proses membaca bacaan untuk memahami isi bacaan dengan cepat. (Ahmad, 2010: 42).
4. “SQ4R is the acronym for a six step study strategy or process that can help you remember, retrieve, and learn material.” (Bullock, 2010). Enam langkah strategi pembelajaran yang dimaksud adalah Survey (penelaahan pendahuluan), Question (bertanya), Read (membaca), ‘Rite (‘Rite maksudnya adalah wRite artinya menulis) Recite (mengutarakan kembali), dan Review (mengulang kembali). SQ4R adalah metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan. Daryono (2012).
5. Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca. (Resmini dan Juanda, 2007: 80)
6. Gagasan utama suatu teks adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu teks bacaan.
(19)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian adalah SDN Bojongjati yang beralamat di Jalan Raya Wado-Kirisik Dusun Bojongjati RT 03 RW 01 Desa Tarikolot Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. Untuk lebih jelasnya denah SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1
(20)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Lokasi penelitian ini dipilih sebagai tempat pelaksanaan penelitian karena sekolah tersebut adalah sekolah di mana peneliti mengajar, sehingga memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi bagi kepentingan penelitian. Selain itu, peneliti mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pembaharuan dalam pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi akademik peserta didik.
Daftar guru di Sekolah Dasar Negeri Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Daftar Guru SDN Bojongjati Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama L/P NIP Jabatan
1. Neni Hernaeni, S.Pd. P 196108241982042004 Kepala Sekolah 2. Kartini Suartini, S.Pd. P 196006041981092002 Guru Kelas
3. Tarna, S.Pd. L 196103131983051008 Guru Penjas
4. Yeni Herawati, S.Pd. P 196605222006042002 Guru Kelas
5. Wilasari, S.Pd. P - Guru Kelas
6. Rina Yulianti, S.Pd. P - Guru Kelas
7. Ruhyat L - Guru Kelas
8. Ridwan Aripin, S.Pd.I L - Guru PAI
9. Arieska Sutisna L - Guru Mulok
10. Karina Cipta Ekananda P - Guru Kelas
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama suatu teks di kelas V SDN Bojongjati ini, dilaksanakan dalam waktu enam bulan terhitung dari bulan Januari 2013 hingga bulan Juni 2013. Selama kurun waktu tersebut, kegiatan difokuskan pada persiapan, pengumpulan data dan informasi, pembuatan proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, pelaksanaan tindakan, penyusunan dan penyerahan laporan.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. Jumlah siswa sebanyak 19 orang
(21)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
terdiri dari siswa perempuan sebanyak 9 orang dan siswa laki-laki sebanyak 10 orang. Siswa kelas V SDN Bojongjati mempunyai orang tua yang sebagian besar berlatar belakang ekonomi dan sosial menengah ke bawah. Tingkat pendidikan orang tua siswa beragam mulai dari SD, SMP, SMA, sampai Pergutuan Tinggi. Mata pencaharian orang tua siswa sebagian besar adalah petani dan buruh, selain itu ada pedagang, guru, dan PNS.
Adapun alasan pemilihan siswa kelas V SDN Bojongjati sebagai subjek penelitian adalah dengan pertimbangan bahwa menurut hasil tes awal kemampuan membaca pemahaman siswa dalam menemukan gagasan utama suatu teks masih rendah, sehingga diperlukan adanya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman.
Berikut adalah daftar siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2012/2013.
Tabel 3.2
Daftar Siswa Kelas V SDN Bojongjati Tahun Pelajaran 2012/2013
No N I S Nama Siswa Jenis Kelamin
1. 080901016 YOSEP SAEPULOH L
2. 091002037 MUHAMAD NUR ALIYUDIN L
3. 080901012 SISKA TRIYANI P
4. 111204027 SITI KHOLISAH P
5. 080901001 CHANDRA PAMUNGKAS L
6. 080901030 CECEP HASIM ABDUROHMAN L
7. 080901003 FITRIANI ADININGSIH P
8. 080901013 SITI ZUROSI P
9. 080901002 DANDI HANDIKA L
10. 080901014 YAYU CAHYUDIN L
11. 080901015 YOGA KELANA L
12. 080901021 YOGA PRASSETIA NUGRAHA L
13. 080901008 M. REYZSYAMMUDRA PERKASA L
14. 111204031 KHILDA SALSABYLA P
15. 080901009 RAHMA AMIRASARI P
16. 080901011 ROSITA P
17. 080901005 MAULANA L
18. 101101023 FITRI NUHASANAH P
(22)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Komposisi rombongan belajar di SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Daftar Jumlah Siswa SDN Bojongjati Tahun Pelajaran 2012/2013
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
1. I 11 9 20
2. II 7 13 20
3. III 8 12 20
4. IV 23 11 34
5. V 10 9 19
6. VI 14 11 25
Jumlah 73 65 138
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pemilihan metode tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik dan guru yang semua bentuk aktivitas dan kinerja dari hasil pengamatan dideskripsikan. Hal ini sejalan dengan yang diutarakan oleh Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002: 3) yaitu “Metodologi kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Definisi lain dikemukakan oleh Creswell (Wiriaatmadja, 2005: 8) mengatakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan, dan keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang ilmiah/wajar (natural setting).
Senada dengan definisi tersebut di atas, Kirk dan Miller (Moleong, 1988: 3) menjelaskan,
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
(23)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.
Dari ketiga pandapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses dan hasil penelitian yang dilakukan akan digambarkan dengan jelas dan rinci melalui paparan narasi. Dalam arti semua bentuk hasil dari pengamatan akan tergambar dalam bentuk uraian.
Penggunaan metode kualitatif sangat relevan dengan desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yakni penelitian tindakan kelas. Data atau fakta diperoleh ketika pembelajaran berlangsung. Peneliti mengamati semua peristiwa yang terjadi, baik dari aktivitas siswa maupun kinerja guru.
Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 11).
Penelitian tindakan kelas dilakukan sebagai bentuk kebutuhan guru dalam rangka mengetahui dampak sebuah model, metode atau teknik pembelajaran tertentu sehingga diketahui kelebihan dan kekurangannya. Berbekal pengalaman tersebut, guru dapat melakukan refleksi dan evaluasi untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana diungkapkan Wiriaatmadja (2005: 11) mengatakan bahwa: Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kelompok praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
2. Desain Penelitian
Desai penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66) yang dimulai dari suatu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan siklus dilakukan secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan tercapai. Merujuk
(24)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
pada model siklus Kemmis dan Taggart, gambaran prosedur atau alur penelitian ini tampak pada gambar berikut.
Gambar 3.2 Model Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)
Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan tindakan (planing) yaitu rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku sebagai solusi; penerapan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang diinginkan; mengobservasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan yang akan dilakukan; dan melakukan refleksi (reflection) yaitu
R E F L E C T
PLAN
A C T
OBSERVE
R E F L E C T
Revised PLAN
A C T
(25)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
suatu kegiatan mengkaji, dan melihat dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
D. Prosedur Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pengkajian terhadap akibat dari hasil belajar yang menimbulkan masalah/kesulitan dalam proses pembelajaran. Sumadayo (2013: 43) mengatakan bahwa:
PTK merupakan proses pengkajian suatu masalah pada suatu kelas melalui sistem daur ulang dari berbagai kegiatan, seperti yang ditunjukkan pada tahapan-tahapan berikut ini: mengamati dan melakukan tindakan, merencanakan, kemudian merefleksikan, mengamati dan menilai, kemudian tindakan dan seterusnya.
“PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) obsevasi, (4) merefleksi.” Sumadoyo (2013: 45). Memperhatikan penjelasan di atas, maka penelitian tindakan dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
1. Tahapan Perencanaan
Pada tahap perencanaan, tindakan yang dilakukan didasarkan pada hasil pengamatan awal dan identifikasi masalah terhadap penemuan gagasan utama suatu teks yang dibaca pada kecepatan 75 kata/menit di kelas V. Dalam perencanaan ini, peneliti sebagai guru kelas V mengadakan kerjasama dengan observer. Hal yang didiskusikan adalah kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Membicarakan hakikat dan tujuan membaca di kelas V.
b. Membicarakan rencana penelitian sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan teknik Speed reading dalam metode SQ4R.
c. Melakukan tes awal untuk melihat kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dengan teknik Speed reading dalam metode SQ4R.
(26)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun. Dalam hal ini adalah menerapkan teknik Speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap suatu teks/bacaan. Adapun langkah-langkah pembelajaran teknik speed reading dalam metode SQ4R dapat dilakukan seperti berikut :
a. Guru membagikan LKS, lembar jawaban LKS, dan bahan bacaan.
b. Guru menyampaikan dan memberikan penjelasan membaca dengan teknik
speed reading dalam metode SQ4R.
c. Siswa melakukan survey terhadap bahan bacaan, misal dengan memperhatikan judul bacaan.
d. Siswa membuat daftar pertanyaan (question) berkenaan dengan bacaan. e. Siswa membaca (read) teks/bacaan. Membaca disini adalah untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dibuat pada tahap
question. Sekaligus sebagai tahap pencarian/penemuan ide pokok. f. Siswa memulai membaca dengan waktu yang telah ditentukan. g. Guru mengamati cara membaca siswa.
h. Setelah mencapai waktu yang ditentukan, siswa memberi tanda akhir membaca.
i. Bahan bacaan dibalik, sehingga siswa tidak dapat melihat isi bacaan. j. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan bacaan/teks yang dibaca.
k. Guru mengawasi siswa menulis jawaban, guru berkeliling sambil menarik jawaban siswa.
l. Siswa menulis atau mencatat dalam catatan kecil/selembar kertas (tahap
wRite) jawaban-jawaban atau informasi penting dari bagian paragraf dengan tulisan sendiri, yang nantinya akan membantu dalam proses mengingat dan memahami isi bacaan.
m. Siswa menceritakan kembali (recite) dengan bahasa sendiri. Tahap ini sebagai bentuk pemahaman yang didapat berdasarkan tahap membaca (read) terhadap daftar pertanyaan (question) yang dibuat.
(27)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
n. Siswa meninjau kembali (review) bacaan/teks yang telah dibaca. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa lebih memahami bacaan/teks yang telah dibacanya. Meninjau kembali bukan berarti membaca ulang seluruh teks akan tetapi melihat bagian-bagian tertentu yang dianggap penting untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan.
o. Siswa saling tukar bahan bacaan, kemudian menghitung jumlah kata yang dibaca. Menghitung kecepatan membaca dengan cara jumlah kata yang dibaca dibagi waktu dikali 60.
p. Guru menghitung KEM dengan cara kpm dikali pemahaman (skor perolehan siswa dibagi skor ideal).
3. Tahapan Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan observasi adalah mengamati seluruh kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi seluruh aktifitas siswa dan kinerja guru.
Kasbolah (1998: 91) mengatakan bahwa:
Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.
4. Tahapan Analisis dan Refleksi
Dari hasil proses pelaksanaan dan pengamatan, data dianalisis, kemudian akan dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi, sehingga dapat disusun langkah– langkah pembelajaran dengan penggunaan teknik speed reading dalam metode
SQ4R. Kegiatan refleksi yaitu melakukan analisis, dan mengevaluasi data yang diperoleh, serta merencanakan tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang belum mencapai tujuan pembelajaran.
Pada pelaksanaannya, peneliti akan melakukan refleksi di akhir pembelajaran untuk mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan, apakah sudah mencapai target perbaikan atau belum. Pada akhirnya refleksi akan menghasilkan dan mendorong dalam merancang rencana-rencana baru untuk perbaikan
(28)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
pembelajaran selanjutnya. Adapun kegiatan refleksi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh selama proses pembelajaran. b. Mendiskusikan data yang diperoleh.
c. Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan mengacu pada hasil analisis data proses dan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi adalah panduan dalam melakukan observasi. Margono (Zuriah 2005: 173), mengatakan “Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”. Pedoman observasi merupakan acuan untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk memperoleh data perilaku siswa dan aktivitas guru sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku dalam upaya memperbaiki pembelajaran.
2. Pedoman Wawancara
Denzin (Wiraatmadja, 2005: 117) mengatakan, “Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap
perlu”. Pedoman wawancara merupakan alat yang harus ada pada saat
berlangsung percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancara. Pedoman ini bisa berbentuk bebas dan berstruktur, Bentuk bebas yaitu pedoman yang tidak disertai dengan kemungkinan jawaban sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya, kelebihannya ialah informasi lebih padat dan lengkap, pewawancara harus bekerja keras dalam menganalisis jawaban siswa yang beraneka ragam. Bentuk wawancara yang berstruktur adalah jawaban
(29)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
wawancara telah disiapkan sehingga siswa dapat memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Keuntungannya ialah mudah diolah dan dianalisis kemudian dibuat kesimpulan.
Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa, mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran membaca cepat. Materi wawancara yang diberikan kepada guru berkaitan dengan ketepatan penggunaan metode dengan materi pembelajaran, kesan-kesan yang timbul, kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik speed reading
dalam metode SQ4R. Adapun wawancara yang dilakukan terhadap siswa berkaitan dengan manfaat, kesan dan tanggapan siswa (senang atau tidak, sulit atau tidak, dan mampu atau tidak) selama pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik speed reading dalam metode SQ4R.
3. Catatan Lapangan
Bogdan dan Biklen (Moleong, 1988: 153) mengemukakan, “Catatan lapangan adalah catatan tertulis apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian”. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal penting di lapangan ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran dari siklus yang pertama sampai siklus yang terakhir, sehingga dengan ini akan terlihat peningkatan dari setiap tahap pembelajaran.
Catatan lapangan yang digunakan dalam penilitian ini adalah suatu catatan yang berbentuk deskripsi untuk menggambarkan suatu proses dan kejadian-kejadian yang didengar, dilihat, dan dialami selama pelaksanaan tindakan.
4. Lembar Tes Hasil Belajar
KBBI (2005: 1186), “Tes adalah ujian tertulis, lisan, wawancara, untuk
mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang”. Tes
dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan dan keberhasilan siswa setelah dilakukannya tindakan melalui alat pengumpul data yang digunakan. Alat instrumen tes berupa format penilaian yang berisi sejumlah aspek-aspek penilaian meliputi jumlah kata yang dibaca dalam waktu tertentu dan nilai pemahaman yang diperoleh, sehingga tergambar kemampuan efektif membacanya.
(30)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data proses yang dinilai terdiri dari dua, yaitu penilaian proses aktivitas siswa dan kinerja guru. Pengolahan data aktivitas siswa dilakukan dengan menginterpretasikan nilai akhir yang diperoleh siswa. Nilai tersebut diperoleh dari penskoran terhadap 3 aspek yang dinilai. Rentang skala skor yang digunakan yaitu 0-3. Skor ideal yang diperoleh siswa adalah 9. Skor pada setiap aspek dijumlahkan sehingga diperoleh skor akhir yang kemudian diinterpretasikan berdasarkan tiga kriteria yaitu Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Keterangan Baik (B) diperoleh jika skor akhir siswa berkisar 7-9, keterangan Cukup (C) diperoleh jika skor akhir siswa berkisar 4-6 dan keterangan Kurang (K) diperoleh jika nilai akhir siswa berkisar 0-3.
Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu dari kemampuan merencakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan pembelajaran. Adapun aspek yang harus dinilai sudah tercantum dalam format observasi kinerja guru (terlampir).
Nilai kemampuan merencanakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan pembelajaran diperoleh dari penskoran terhadap aspek-aspek penilaian kinerja guru. Rentang skala skor yang digunakan yaitu 1-4. Skor pada setiap aspek dipersentasekan kemudian diinterpretasikan berdasarkan empat kriteria yaitu Baik Sekali (BS), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Keterangan Baik sekali (BS) diperoleh jika persentase 85% - 100%, Baik (B) diperoleh jika persentase 71% - 84%, keterangan Cukup (C) diperoleh jika persentase 51% - 70% dan keterangan Kurang (K) diperoleh jika persentase ≤ 50%.
2. Pengolahan Data Hasil
Aspek yang dinilai dalam penilaian hasil membaca pemahaman dengan teknik speed reading dalam metode SQ4R bagi siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang terdiri dari dua aspek yaitu kecepatan membaca dan nilai pemahaman yang diperoleh. Kecapatan membaca dihasilkan dari banyaknya kata yang dibaca dibagi dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk membaca (dalam satuan menit) dikali 60, sehingga keluar hasil
(31)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
akhir jumlah kata/menit (kpm). Nilai pemahaman diperoleh dari hasil menjawab pertanyaan teks/bacaan yang dibaca. Setelah diperoleh hasil kecepatan membaca (kpm) dan nilai pemahaman kemudian dikalikan, sehingga didapat Kecepatan Efektif Membaca (KEM). KEM tersebut akan menjadi Kriteria Ketuntasan Minimal dan/atau indikator bagi Tuntas atau Belum Tuntasnya peserta didik pada pencapaian standar kompetensi ini.
G. Validasi Data
Validasi yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada Hopkins (Wiriaatmadja, 2005), yaitu:
a. Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber.
b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang ditimbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain.
c. Audit Trail, yaitu mengecek kesalahan-kesalahan di dalam metode atau prosedur yang dipakai peneliti, dan didalam pengambilan kesimpulan. Audit Trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya.
d. Expert Opinion, yaitu meminta nasihat kepada pakar.
Untuk validasi data member check, setelah wawancara dengan guru dan siswa, observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia membaca cepat, peneliti memeriksa hasil wawancara dengan observer, apakah keterangan, atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya.
Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap guru dan siswa, peneliti akan membandingkan serta mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas V dengan cara melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung dan membandingkan dengan mitra peneliti yang lain yang hadir dalam situasi yang sama.
(32)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Audit trail, dapat dilakukan oleh teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan atau berpengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
Expert opinion, yaitu dilakukan dengan meminta nasihat kepada para pakar, dalam hal ini dosen pembimbing penelitian. Pembimbing akan memeriksa semua tahap kegiatan penelitian dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan. Dalam penelitian ini, peneliti meminta nasihat atau saran kepada dosen pembimbing untuk penelitian lebih lanjut. Dengan masukan dan saran dari dosen pembimbing, peneliti merasa lebih mudah dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian.
(33)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama suatu teks, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan teknik
speed reading dalam metode SQ4R.
Pada tahap perencanaan, dalam penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R, guru mempersiapkan materi yang akan disajikan, menentukan media dan sumber belajar, menentukan manfaat dan tujuan pembelajaran, memilih rencana tindakan yaitu menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R, menetukan kriteria atau target keberhasilan, membuat skenario pembelajaran, dan menentukan alat evaluasi. Harus dipersiapkan catatan kecil untuk mencatat kata kunci dalam membantu memahami isi bacaan atau menentukan gagasan utama suatu paragraf, agar tidak lupa atau salah menulisnya diakhir membaca.
Penerapan teknik speed reading yang dikombinasikan dengan metode
SQ4R merupakan perpaduan unik model pembelajaran membaca pemahaman, karena didalamnya terdapat langkah-langkah sistematis yang akan membantu mengingat dan memahami isi bacaan dengan lebih baik.
2. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan teknik
speed reading dalam metode SQ4R.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan prosedur pembelajaran teknik teknik speed reading dalam metode SQ4R, mulai dari menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, menjelaskan teknik speed reading dan langkah-langkah metode SQ4R pada pelajaran membaca pemahaman. Langkah-langkah proses pembelajaran tersebut yaitu: Guru membagikan LKS, lembar jawaban LKS, dan bahan bacaan. Guru
(34)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
bacaan, misal dengan memperhatikan judul bacaan, kalimat awal dan kalimat akhir setiap paragraf. Siswa membuat daftar pertanyaan (question) berkenaan dengan bacaan. Siswa membaca (read) teks/bacaan. Membaca disini adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dibuat pada tahap question. Sekaligus sebagai tahap pencarian/penemuan ide pokok. Siswa memulai membaca dengan waktu yang telah ditentukan. Siswa boleh mencatat beberapa kata kunci sebagai panduan untuk menemukan gagasan utama. Guru mengamati cara membaca siswa. Setelah mencapai waktu yang ditentukan, siswa memberi tanda akhir membaca. Bahan bacaan dibalik, sehingga siswa tidak dapat melihat isi bacaan. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan bacaan/teks yang dibaca. Guru mengawasi siswa menulis jawaban, guru berkeliling sambil menarik jawaban siswa. Siswa menulis atau mencatat dalam catatan kecil/selembar kertas (tahap wRite) jawaban-jawaban atau informasi penting dari bagian paragraf dengan tulisan sendiri, yang nantinya akan membantu dalam proses mengingat dan memahami isi bacaan. Siswa menceritakan kembali (recite) dengan bahasa sendiri. Tahap ini sebagai bentuk pemahaman yang didapat berdasarkan tahap membaca (read) terhadap daftar pertanyaan (question) yang dibuat. Siswa meninjau kembali (review) bacaan/teks yang telah dibaca. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa lebih memahami bacaan/teks yang telah dibacanya. Meninjau kembali bukan berarti membaca ulang seluruh teks akan tetapi melihat bagian-bagian tertentu yang dianggap penting untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan. Siswa saling tukar bahan bacaan, kemudian menghitung jumlah kata yang dibaca. Menghitung kecepatan membaca dengan cara jumlah kata yang dibaca dibagi waktu dikali 60. Guru menghitung KEM dengan cara kpm dikali pemahaman (skor perolehan siswa dibagi skor ideal). Guru melakukan evaluasi.
Tahap evaluasi pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R dilakukan dalam dua jenis penilaian, yaitu penilaian proses pembelajaran dan penilaian hasil
(35)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
aspek kerjasama, tanggung jawab, dan aspek keaktifan. Sedangkan pada penilaian hasil belajar, siswa diberikan tes membaca cepat dan menjawab pertanyaan dari hasil membaca (pemahaman), sehingga diperoleh kecepatan efektif membaca (KEM). Kecepatan efektif membaca diperoleh dari kecepatan membaca (KM), kali pemahaman.
3. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R.
Penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R memberikan hasil positif/peningkatan terhadap proses pembelajaran membaca pemahaman, terlihat dari meningkatnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus III diperoleh data bahwa aspek kerjasama, tanggung jawab, dan keaktifan secara keseluruhan meningkat menjadi 79% atau 15 orang siswa yang diinterpretasikan baik (B). Pencapaian tersebut melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 75%.
Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I sampai dengan siklus III, dalam membaca pemahaman mengalami peningkatan. Tercatat pada siklus I jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 12 orang (63%), pada siklus II jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 15 orang (79%), dan pada siklus III jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 18 orang (95%). Peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai siklus III adalah 32%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi target bahkan melebihi target yang diharapkan, yaitu persentase ketuntasan harus mencapai 85% siswa yang dinyatakan tuntas. Data tersebut membuktikan bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman untuk menentukan gagasan utama suatu teks. Keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa berkaitan dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimal yaitu siswa dapat menemukan/menentukan gagasan
(36)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
kata/menit merupakan kecepatan baca biasa, dalam 1 detik siswa dapat membaca ± 1 ¼ kata. Jadi yang harus ditekankan dalam teknik speed reading pada pelajaran membaca cepat untuk menentukan gagasan utama suatu teks di kelas V adalah bahwa siswa didorong untuk membaca cepat dengan tujuan memahami isi bacaan lebih cepat dan benar.
B. Saran
Dengan memperhatikan hasil yang diperoleh dari penelitian terhadap penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuik meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks pada siswa kelas V SD Negeri Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang, sekiranya dapat diajukan beberapa saran dari hasil penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa, sebaiknya guru harus memberikan penjelasan dan bimbingan pada setiap langkah agar siswa tidak merasa kebingungan dan proses pembelajaran.
b. Tetapkan waktu pada setiap langkah, agar siswa dapat melaksanakan tugas dengan tepat waktu.
c. Pada awal pembelajaran, guru harus dapat menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa, sehingga guru menjadi tahu tingkat awal pemahaman siswa. Hal tersebut menjadi bahan dan perhatian guru selama proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R harus terus dilatih agar menjadi kebiasaan dalam membaca.
b. Penekanan membaca cepat (speed reading) harus disesuaikan dengan bagian bahan yang dibaca.
(37)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
beragam, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan.
3. Bagi Sekolah
Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran membaca cepat dalam meningkatkan pemahaman siswa, perlu kiranya diadakan perlombaan membaca cepat yang diselenggarakan secara berkesinambungan, sehingga hal tersebut dapat memotivasi siswa untuk belajar membaca cepat.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik membaca cepat (speed reading).
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan teknik speed reading dalam metode SQ4R sebagai tindakan.
(38)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Listiyanto. (2010). Speed Reading Teknik dan Metode Membaca Cepat. Jogjakarta: A+Plus Books.
Bullock, Lisa. (2010). Discusses the Six Steps of the SQ-4R Learning or Study Strategy. [Online]. Tersedia: http://www.uhv.edu/ac [16 Mei 2013].
Daryono. (2012). PTK Guru Pengertian dan Langkah-langkah METODE SQ4R. [Online]. Tersedia: http://ptkguru.com/?darmajaya=index&daryono=base &action=listmenu&skins=1&id=1078&tkt=2#ixzz2QiaxZWRX [17 April 2012].
Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Depdikbud Dirjen Dikdas.
Hasan Alwi. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas Balai Pustaka.
KTSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Moleong, L. J. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muchlisoh, dkk. (1992). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.
Mundilarso. (2013). Hipotesis. [Online]. Tersedia: http://www.wahid.bismania. blogspot.com [16 Mei 2013].
Noer, M. (2010). Speed Reading for Beginner. [Online]. Tersedia: http://www.membacacepat.com/ [23 Desember 2012].
Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Malang: Sinar Baru Algensindo.
Permendiknas Nomor 23. (2006). Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Resmini, N. dan Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.
(39)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Resmini, N; Hartati, T; dan Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.
Samidi dan Puspitasari, T. (2009). Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Soedarso. (2006). Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sukadijo, R. G. (2013). Hipotesis. [Online]. Tersedia: http://www.id. wikipedia.org [16 Mei 2013].
Sumadoyo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Supriyadi, dkk. (1995). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud
Suyatno, dkk. (2008). Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Tarigan, H. G. (1979). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Vardiansyah, Dani. (2013). Hipotesis. [Online]. Tersedia: http://www.id. wikipedia.org [16 Mei 2013].
Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Rosdakarya.
Zuriah, N. (2005). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
101 101
(1)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
menyampaikan dan memberikan penjelasan membaca dengan teknik speed reading dalam metode SQ4R. Siswa melakukan survey terhadap bahan bacaan, misal dengan memperhatikan judul bacaan, kalimat awal dan kalimat akhir setiap paragraf. Siswa membuat daftar pertanyaan (question) berkenaan dengan bacaan. Siswa membaca (read) teks/bacaan. Membaca disini adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dibuat pada tahap question. Sekaligus sebagai tahap pencarian/penemuan ide pokok. Siswa memulai membaca dengan waktu yang telah ditentukan. Siswa boleh mencatat beberapa kata kunci sebagai panduan untuk menemukan gagasan utama. Guru mengamati cara membaca siswa. Setelah mencapai waktu yang ditentukan, siswa memberi tanda akhir membaca. Bahan bacaan dibalik, sehingga siswa tidak dapat melihat isi bacaan. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan bacaan/teks yang dibaca. Guru mengawasi siswa menulis jawaban, guru berkeliling sambil menarik jawaban siswa. Siswa menulis atau mencatat dalam catatan kecil/selembar kertas (tahap wRite) jawaban-jawaban atau informasi penting dari bagian paragraf dengan tulisan sendiri, yang nantinya akan membantu dalam proses mengingat dan memahami isi bacaan. Siswa menceritakan kembali (recite) dengan bahasa sendiri. Tahap ini sebagai bentuk pemahaman yang didapat berdasarkan tahap membaca (read) terhadap daftar pertanyaan (question) yang dibuat. Siswa meninjau kembali (review) bacaan/teks yang telah dibaca. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa lebih memahami bacaan/teks yang telah dibacanya. Meninjau kembali bukan berarti membaca ulang seluruh teks akan tetapi melihat bagian-bagian tertentu yang dianggap penting untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan. Siswa saling tukar bahan bacaan, kemudian menghitung jumlah kata yang dibaca. Menghitung kecepatan membaca dengan cara jumlah kata yang dibaca dibagi waktu dikali 60. Guru menghitung KEM dengan cara kpm dikali pemahaman (skor perolehan siswa dibagi skor ideal). Guru melakukan evaluasi.
Tahap evaluasi pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R dilakukan dalam dua jenis penilaian, yaitu penilaian proses pembelajaran dan penilaian hasil
(2)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
belajar. Pada penilaian proses pembelajaran menggunakan lembar observasi dan wawancara. Adapun aspek yang diamati dalam penilaian proses yaitu aspek kerjasama, tanggung jawab, dan aspek keaktifan. Sedangkan pada penilaian hasil belajar, siswa diberikan tes membaca cepat dan menjawab pertanyaan dari hasil membaca (pemahaman), sehingga diperoleh kecepatan efektif membaca (KEM). Kecepatan efektif membaca diperoleh dari kecepatan membaca (KM), kali pemahaman.
3. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R.
Penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R memberikan hasil positif/peningkatan terhadap proses pembelajaran membaca pemahaman, terlihat dari meningkatnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus III diperoleh data bahwa aspek kerjasama, tanggung jawab, dan keaktifan secara keseluruhan meningkat menjadi 79% atau 15 orang siswa yang diinterpretasikan baik (B). Pencapaian tersebut melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 75%.
Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I sampai dengan siklus III, dalam membaca pemahaman mengalami peningkatan. Tercatat pada siklus I jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 12 orang (63%), pada siklus II jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 15 orang (79%), dan pada siklus III jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 18 orang (95%). Peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai siklus III adalah 32%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi target bahkan melebihi target yang diharapkan, yaitu persentase ketuntasan harus mencapai 85% siswa yang dinyatakan tuntas. Data tersebut membuktikan bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman untuk menentukan gagasan utama suatu teks. Keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa berkaitan dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimal yaitu siswa dapat menemukan/menentukan gagasan
(3)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan efektif membaca 75 kata/menit. Pada praktiknya siswa tidak harus membaca teks terlalu cepat, karena KEM 75 kata/menit merupakan kecepatan baca biasa, dalam 1 detik siswa dapat membaca ± 1 ¼ kata. Jadi yang harus ditekankan dalam teknik speed reading pada pelajaran membaca cepat untuk menentukan gagasan utama suatu teks di kelas V adalah bahwa siswa didorong untuk membaca cepat dengan tujuan memahami isi bacaan lebih cepat dan benar.
B. Saran
Dengan memperhatikan hasil yang diperoleh dari penelitian terhadap penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuik meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks pada siswa kelas V SD Negeri Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang, sekiranya dapat diajukan beberapa saran dari hasil penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa, sebaiknya guru harus memberikan penjelasan dan bimbingan pada setiap langkah agar siswa tidak merasa kebingungan dan proses pembelajaran.
b. Tetapkan waktu pada setiap langkah, agar siswa dapat melaksanakan tugas dengan tepat waktu.
c. Pada awal pembelajaran, guru harus dapat menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa, sehingga guru menjadi tahu tingkat awal pemahaman siswa. Hal tersebut menjadi bahan dan perhatian guru selama proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R harus terus dilatih agar menjadi kebiasaan dalam membaca.
b. Penekanan membaca cepat (speed reading) harus disesuaikan dengan bagian bahan yang dibaca.
(4)
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
c. Mencoba berbagai jenis bahan bacaan dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R dapat memperoleh kesan dan pengalaman yang beragam, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan.
3. Bagi Sekolah
Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran membaca cepat dalam meningkatkan pemahaman siswa, perlu kiranya diadakan perlombaan membaca cepat yang diselenggarakan secara berkesinambungan, sehingga hal tersebut dapat memotivasi siswa untuk belajar membaca cepat.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik membaca cepat (speed reading).
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan teknik speed reading dalam metode SQ4R sebagai tindakan.
(5)
101
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Listiyanto. (2010). Speed Reading Teknik dan Metode Membaca Cepat. Jogjakarta: A+Plus Books.
Bullock, Lisa. (2010). Discusses the Six Steps of the SQ-4R Learning or Study Strategy. [Online]. Tersedia: http://www.uhv.edu/ac [16 Mei 2013].
Daryono. (2012). PTK Guru Pengertian dan Langkah-langkah METODE SQ4R. [Online]. Tersedia: http://ptkguru.com/?darmajaya=index&daryono=base &action=listmenu&skins=1&id=1078&tkt=2#ixzz2QiaxZWRX [17 April 2012].
Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Depdikbud Dirjen Dikdas.
Hasan Alwi. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas Balai Pustaka.
KTSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Moleong, L. J. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muchlisoh, dkk. (1992). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.
Mundilarso. (2013). Hipotesis. [Online]. Tersedia: http://www.wahid.bismania. blogspot.com [16 Mei 2013].
Noer, M. (2010). Speed Reading for Beginner. [Online]. Tersedia: http://www.membacacepat.com/ [23 Desember 2012].
Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Malang: Sinar Baru Algensindo. Permendiknas Nomor 23. (2006). Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Resmini, N. dan Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.
(6)
102
Ruhyat,
Penerapan Teknik Speed Reading Dalam Metode Sq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sdn Bojongjati
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu
Resmini, N; Hartati, T; dan Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.
Samidi dan Puspitasari, T. (2009). Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Soedarso. (2006). Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sukadijo, R. G. (2013). Hipotesis. [Online]. Tersedia: http://www.id. wikipedia.org [16 Mei 2013].
Sumadoyo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Supriyadi, dkk. (1995). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud
Suyatno, dkk. (2008). Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Tarigan, H. G. (1979). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Vardiansyah, Dani. (2013). Hipotesis. [Online]. Tersedia: http://www.id. wikipedia.org [16 Mei 2013].
Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Rosdakarya.
Zuriah, N. (2005). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
101 101