PENERAPAN STRATEGI PLANNED HUMOR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF.

(1)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN... i

PERNYATAAN….………. ii

PERSEMBAHAN….………... iii

ABSTRAK……….. iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN... xvi

DAFTAR DIAGRAM... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah. ... 1

1.2Identifikasi Masalah... 7

1.3Pembatasan Masalah... 7

1.4Perumusan Masalah... 7

1.5Tujuan Penelitian... 8

1.6Manfaat Penelitian... 9

1.7Anggapan Dasar... 10

1.8Hipotesis... 10


(2)

BAB II STRATEGI PEMBELAJARAN PLANNED HUMOR, PEMBELAJARAN MENULIS, DAN PARAGRAF PERSUASIF

2.1 Strategi Pembelajaran... 12

2.1.1 Pengertian Strategi Pembelajaran ... . 12

2.1.2 Strategi Planned Humor ... . 13

2.1.3 Langkah-langkah Penerapan Strategi Planned Humor... 14

2.2 Keterampilan Menulis ... 15

2.2.1 Pengertian Menulis... 15

2.2.2 Fungsi Menulis ... 16

2.2.3 Manfaat Menulis... 17

2.2.4 Tujuan Menulis... 20

2.3 Menulis Paragraf Persuasif... 21

2.3.1 Pengertian Paragraf Persuasif... 21

2.3.2 Ciri-ciri Paragraf Persuasif... 22

2.3.3 Tujuan Menulis Paragraf Persuasif... 23

2.3.4 Langkah-langkah menulis paragraf Persuasif... 24

2.4 Strategi Pembelajaran Planned Humor dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif ... 25

2.4.1 Persiapan Awal………... 26


(3)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian... 29

3.2 Sumber Data Penelitian... 30

3.2.1 Populasi Penelitian... 30

3.2.2 Sampel Penelitian... 31

3.3 Teknik Penelitian... 31

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data... 31

3.3.1.1 Tes Menulis... 32

3.3.1.2 Observasi... 32

3.3.2 Teknik Pengolahan data... 33

3.3.2.1 Pengolahan Data Hasil Tes Menulis... 33

3.3.2.2 Pengolahan Data Hasil Observasi... 36

3.4 Instrumen Penelitian... 37

3.4.1 Silabus... 37

3.4.2 RPP... 37

3.4.3 Instumen Perlakuan... 38

3.4.4 Instrumen Pengumpulan Data... 41

3.4.4.1 Wawancara... 41

3.4.4.2 Soal... 42


(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian... 51

4.1.1 Deskripsi Data Hasil Menulis Paragraf Persuasif Prates Kontrol dan Eksperimen... 52

4.1.2 Analisis Data Prates Kontrol dan Eksperimen... 54

4.1.3 Deskripsi Data Hasil Menulis Paragraf Persuasif Pascates Kontrol dan Eksperimen... 86

4.1.4 Analisis Data Pascates Kontrol dan Eksperimen... 89

4.1.5 Observasi... 125

4.2 Uji Reliabilitas Kemampuan Paragraf Persuasif... 127

4.2.1 Uji Reliabilitas Kelas Prates Kontrol dan Eksperimen... 127

4.2.2 Uji Reliabilitas Kelas Pascates kontrol dan Eksperimen... 134

4.3 Uji Normalitas... 141

4.3.1 Uji Normalitas Kelas Prates Kontrol dan Eksperimen... 141

4.3.2 Uji Normalitas Pascates Kontrol dan Eksperimen... 149

4.4 Uji Homogenitas... 156

4.5 Uji Hipotesis... 157

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 161

4.6.1 Sebelum Diberikan Perlakuan... 161

4.6.2 Sesudah Diberikan Perlakuan... 163


(5)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan………... 168

5.2 Saran………. 169

DAFTAR PUSTAKA... 170 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design... 30

Tabel 3.2 Format ANAVA... 34

Tabel 3.3 Tabel Guilford... . 34

Tabel 3.4 Skala Penilaian Rata-Rata Observasi... 37

Tabel 3.5 Lembar Wawancara... 42

Tabel 3.6 Format Penilaian Menulis Paragraf Persuasif... 43

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Persuasif... 44

Tabel 3.8 Lembar Observasi Aktivitas Guru... 47

Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa... 49

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Prates Kontrol... 52

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Prates Eksperimen... 53

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Pascates Kontrol... 87

Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Pascates Eksperimen... 88

Tabel 4.5 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Prates... 125

Tabel 4.6 Lembar hasil Observasi Aktivitas Guru Pascates... 125

Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Prates... 126

Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Pascates... 126

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Prates Kontrol... 127


(7)

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA)

Data Nilai Prates Eksperimen... 131

Tabel 4.12 Format (ANAVA) Prates Kelas Eksperimen... 133

Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Pascates Kontrol... 134

Tabel 4.14 Format (ANAVA) Pascates Kontrol... 137

Tabel 4.15 Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Pascates Eskperimen... 138

Tabel 4.16 Format (ANAVA) Pascates Eksperimen... 140

Tabel 4.17 Uji Normalitas Hasil Nilai Prates Kontrol... 141

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Prates Kontrol... 143

Tabel 4.19 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Prates Kontrol... 143

Tabel 4.20 Uji Normalitas Hasil Nilai Prates Eksperimen... 145

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Prates Eksperimen... 146

Tabel 4.22 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Prates Eskperimen... 147

Tabel 4.23 Uji Normalitas Hasil Nilai Pascates Kontrol... 149

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Pascates Kontrol... 150

Tabel 4.25 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Pascates Kontrol... 151

Tabel 4.26 Uji Normalitas Hasil Nlai Pascates Ekperimen... 152

Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Pascates Eksperimen... 154

Tabel 4.28 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Pascates Eksperimen.... 154


(8)

Tabel 4.30 Data Prates-Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 158

Tabel 4.31 Nilai Prates Kelas Kontrol... 161

Tabel 4.32 Nilai Prates Kelas Eksperimen... 162

Tabel 4.33 Nilai Pascates Kelas Kontrol... 163


(9)

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 3.1 Pelaksanaan Penelitian... 38


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1... 166


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran 1 (Surat) 1. Surat Keputusan 2. Surat Penelitian 3. Surat Keterangan

B. Lampiran 2 (Instrumen Penelitian) 1. RPP Kelas Eksperimen

2. RPP Kelas Kontrol 3. Wawancara

4. Lembar Soal

5. Lembar Kerja Siswa Prates 6. Lembar Kerja Siswa Pascates 7. Lembar Observasi Kegiatan Guru 8. Lembar Observasi Kegiatan Siswa C. Lampiran 3 (Subjek Penelitian)

1. Daftar Nama Kelas Eksperimen 2. Daftar Nama Kelas Kontrol D. Lampiran 4 (Hasil Penelitian)

1. Prates Kelas Eksperimen 2. Prates Kelas Kontrol 3. Pascates Kelas Eksperimen 4. Pascates Kelas Kontrol E. Lampiran 5 (Foto Kegiatan)


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pembelajaran menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan Tarigan (1994:3-4) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini maka sang penulis haruslah trampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Menulis merupakan suatu alat komunikasi yang tidak langsung untuk menuangkan sebuah ide, gagasan, dan perasaan agar dipahami oleh pembaca. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Imron (2009:2-3) menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.

Kemampuan menulis memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lain, seperti menyimak, berbicara dan membaca karena menulis merupakan keterampilan yang kompleks. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (2003:2)


(13)

2

mengungkapkan tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan kompleks. Kemampuan menulis menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan.

Salah satu aspek yang diungkapkan oleh Tarigan tersebut menjelaskan bahwa metode dan teknik pembelajaran mengarang kurang bervariasi serta mungkin sekali hasil karangan siswa yang ada pun tidak sampai dikoreksi. Sama halnya dengan metode dan teknik pembelajaran, strategi pembelajaran memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Tarigan (2008:3) mengungkapkan bahwa penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis adalah:

a. sikap sebagian besar masyarakat terhadap bahasa Indonesia belum menggembirakan, mereka tidak malu memakai bahasa yang salah;

b. kesibukan guru bahasa Indonesia di luar jam kerjanya menyebabkan mereka tidak sempat lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran mengarang yang lebih menarik dan efektif;

c. metode dan teknik pembelajaran mengarang kurang bervariasi serta mungkin sekali hasil karangan siswa yang ada pun tidak sampai dikoreksi;

d. bagi siswa sendiri pelajaran mengarang dirasakan sebagai beban belaka dan kurang menarik;

e. latihan mengarang sangat kurang dilakukan oleh siswa.

Sumber penelitian lain yang mengungkapkan permasalahan terkait dengan pembelajaran menulis adalah penelitian Kurniawan (2009: 171-172) dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Menulis Mahasiswa dengan Pendekatan Kolaboratif”.

Pertama, tradisi membaca perlu digiatkan terutama dalam kehidupan perkotaan yang semakin marak ditandai pengaruh media massa pandang dengar. Membaca perlu dilatih untuk memantapkan kemampuan


(14)

pemikiran konseptual yang tercermin dari kegiatan merumuskan kata atau ungkapan yang mewakili gejala dalam kehidupan nyata. Kedua adalah tradisi menulis. Tradisi menulis perlu dimantapkan untuk melatih memadukan olah otak dengan gerak tangan, kegiatan psikomotororik yang langka dikalangan cendekiawan, guru/dosen, mahasiswa, dan kalangan profesional yang cenderung mengandalkan komputer dan media pandang dengar, khususnya televisi. Menulis melatih orang untuk cermat dalam merancang jalan pemikiran yang terukur berupa karya tulis.

Penelitian tersebut terbukti bahwa tradisi menulis harus terus dilatih agar dapat mensinkronisasikan antara daya intelektual dan psikomotorik. Gerak psikomotorik seperti gerak tangan untuk menulis agar menghasilkan sebuah karya yang tentunya baik.

Menurut hasil wawancara beberapa orang guru kelas X di SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung. Pada umumnya, siswa sulit menuangkan ide dan mengembangakan kerangka paragraf persuasif. Kesulitan tersebut, karena kurangnya pemahaman yang baik terhadap paragraf persuasif, penggunaan media yang kurang kreatif, pengggunaan model, dan strategi yang kurang bervariatif. Dalam menulis paragraf persuasif, pada umumnya siswa mengganggap menulis paragraf persuasif itu mudah. Menurut mereka paragraf persuasif hampir sama dengan paragraf lainnya, padahal paragraf persuasif ini mempunyai teknik pengembangan yang berbeda dengan paragraf yang lainnya. Siswa pun berpikir menulis paragraf persuasif itu mudah, karena siswa berpikir kegiatan menulis yang tunggal atau sederhana tidak mementingkan proses perencanaan yang terencana.


(15)

4

Menulis memang memiliki kesulitan tersendiri dibandingkan dengan kompetensi keterampilan yang lain. Pembelajaran menulis sampai saat ini masih dianggap sesuatu yang sulit dan membosankan. Hal kurangnya minat siswa dalam menulis, salah satunya disebabkan oleh startaegi belajar yang kurang inovatif, kreatif, dan efektif. Strategi yang kurang inovatif, kretaif, dan efektif dapat mengakibatkan motivasi siswa berkurang, siswa kurangnya interaktif, siswa kurang antusias, serta dalam mengembangkan kreativitas pun siswa sulit. Kesulitan dalam meningkatkan kreativitas ini, seperti dalam mengembangkan atau mengungkapkan gagasan paragraf.

Berdasarkan pola umum pengembangannya, paragraf dibagi menjadi lima bentuk, yaitu naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif. Salah satu kompetensi menulis di kelas X SMA semester 2 yang harus dikuasai siswa adalah menulis paragraf persuasif. Paragraf persuasif bertujuan, agar siswa mampu menulis gagasan untuk meyakinkan pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.

Paragraf persuasif merupakan paragraf yang berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan, sehingga pembaca membenarkan dan bersedia melaksanakan ajakan penulis. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Suparno dan Yunus (2008: 1-13) persuasif adalah ragam wacana yang ditunjukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.


(16)

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengolahan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmansyah, 2010:17). Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan bagian penting dalam sistem pembelajaran. Penerapan strategi planned humor diharapkan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar menulis siswa, khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif. Strategi planned humor merupakan penerapan humor yang direncanakan untuk pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang memungkinkan terpicunya keinginan tertawa pada siswa. Apabila guru ingin merancang humor untuk pembelajaran dapat menggunakan: (1) gambar kartun, (2) cerita singkat yang lucu, (3) karikatur, (4) film kartun, (5) pernyataan lucu, dan lain-lain (Friedman, dkk. dalam Darmansyah, 2010:138).

Salah satu contoh pelaksanaan strategi planned humor dapat ditunjang dengan media pembelajaran yang menarik, seperti film animasi yang mengandung pesan moral dengan disertai adegan yang mengandung humor sebagai alur cerita. Film tersebut dapat menciptakan suasana menyenangkan yang dapat membantu atau merangsang siswa dalam mengembangkan daya kreatifitas dalam pembelajaran, agar terhindar dari situasi membosankan, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Dengan demikian, siswa dapat menuangkan idenya kedalam bentuk tulisan berupa paragraf persuasif.


(17)

6

Fitriani (2010) dalam skripsinya “Keefektifan Media Tayangan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA 2 Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010).” Penelitian tersebut membuktikan bahwa pengunaan media tayangan iklan layanan masyarakat di televisi efektif digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi. Hal tersebut terlihat dari peningkatan nilai rata-rata yang didapat pada kelas eksperimen sebesar 24,96 dan di kelas kontrol sebesar 53. Pada penelitian sebelumnya, penelitian pembelajaran menulis paragraf persuasif lebih banyak dikaitkan dengan keefektifan model dan media pembelajaran. Penulis belum menemukan keterkaitan penggunaan strategi pembelajaran dalam penelitian menulis paragraf persuasif. Keterkaitan strategi planned humor dengan paragraf persuasif dapat dilihat dari penerapan strategi tersebut yang bersifat menyenangkan agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran tersebut. Sama halnya dengan prinsip pengungkapan strategi planned humor, dalam paragraf persuasif, penulis dituntut mampu mengajak pembaca untuk melakukan hal yang diinginkan penulis. Dengan ajakan yang bersifat menarik itulah maka pembaca akan lebih mudah menerima ajakan yang diungkapkan penulis.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengadakan sebuah penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Planned Humor dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif (Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)”.


(18)

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kurangnya minat siswa dalam menulis pargaraf karena kurangnya motivasi siswa.

2) Kompetensi menulis masih menitik beratkan kepada teori bukan pratik yang berkelanjutan.

3) Media yang kurang menarik akan mengakibatkan siswa kurang antusias dalam belajar.

4) Strategi dalam pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru cenderung monoton kurang inovasi, efektif, dan kreatif.

1.3Pembatasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan penelitian ini hanya pada penggunaan strategi planned humor dalam keterampilan menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X-4 SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung, semester 2 tahun ajaran 2010/2011.

1.4Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah kemampuan menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung sebelum menggunakan strategi planned humor?


(19)

8

2) Bagaimanakah kemampuan menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung sesudah menggunakan strategi planned humor?

3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung sebelum dan sesudah menggunakan strategi planned humor ?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.

1) Kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif sebelum menggunakan strategi planned humor.

2) Kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif sesudah menggunakan strategi planned humor.

3) Perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif sebelum dan sesudah menggunakan strategi planned humor.


(20)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini merupakan sebuah upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi pada teori dan strategi pembelajaran menulis paragraf persuasif untuk dijadikan dasar penelitian lanjutan.

2) Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagi guru dapat menambah pengetahuan mengenai menulis paragraf

persuasif dan pemanfaatan strategi planned humor untuk mendukung pembelajaran tersebut.

(2) Bagi siswa dapat menumbuhkan motivasi dan minat dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif menggunakan strategi planned humor.

(3) Bagi pembaca dapat menambah pemahaman mengenai keterampilan menulis paragraf persuasif.

(4) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi awal dalam penelitian lain khususnya dalam aspek keterampilan menulis.


(21)

10

1.7Anggapan Dasar

Dalam melakukan penelitian ini penulis berpedoman pada anggapan dasar berikut ini.

1) Pembelajaran menulis merupakan proses belajar mengajar yang aktif dan kreatif sehingga memerlukan latihan secara berkesinambungan.

2) Menulis paragraf persuasif merupakan salah satu kompetensi yang perlu dimiliki siswa.

3) Strategi planned humor dapat membantu atau merangsang siswa dalam mengembangkan daya kreativitas menulis paragraf persuasif.

1.8Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui adanya data yang terkumpul. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif sebelum dan sesudah menggunakan strategi planned humor.


(22)

1.9Definisi Operasional

Untuk memperjelas pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Paragraf persuasif adalah paragraf yang berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca membenarkannya dan bersedia melaksanakan ajakan penulis.

2) Strategi planned humor merupakan sebuah program pembelajaran menyenangkan dan menarik yang dapat merangsang siswa dalam mengembangkan daya kreativitas sehingga siswa dapat menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan berupa paragraf persuasif.


(23)

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang akan penulis gunakan adalah metode ekperimen. Metode penelitian ekperimen diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausalitas (Syamsuddin dan Vismaia, 2006:151). Alasan digunakannya eksperimen semu ini disebabkan ketidakmungkinan peneliti untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimen dan satu atau lebih kondisi eksperimen (Syamsuddin, 2006: 150).

Dalam penelitian ini, penulis bertujuan mencari pengaruh strategi planned humor terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasif. Pada kelompok eksperimen, perlakuan yang diberikan adalah strategi planned humor, sedangkan pada kelompok kontrol perlakuan yang diberikan adalah strategi pembelajaran cooperative learning.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah the randomized pretest-posttest control group design (Syamsuddin, 2006: 160).


(24)

Tabel 3.1

The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

Kelas Prates Perlakuan Pascates

E �1 �1 �2

K �3 �2 �4

Keterangan:

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol

O1 : Prates (kelas eksperimen) O3 : Prates (kelas kontrol)

X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen X2 : Perlakuan pada kelas kontrol O2 : Pascates (kelas eksperimen) O4 : Pascates (kelas kontrol)

3.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung. Sumber data penelitian diperinci kembali menjadi dua bagian sebagai berikut.

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung tahun pelajaran 2010/ 2011 semester genap yang berjumlah tujuh kelas, terdiri dari kelas X-1 sampai kelas X-7.


(25)

31

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan variabel yang terdapat dalam populasi dan harus memiliki sifat serta karakteristik populasinya. Berdasarkan informasi guru, semua kelas memiliki karakteristik yang hampir sama, dilihat dari nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak (Sugiyono, 2010: 64), sehingga untuk mengambil sampel, peneliti mengambil dua kelas tanpa prasangka. Cara ini dipilih karena pada dasarnya setiap kelas memiliki rata-rata karakteristik yang tidak jauh berbeda karena pada sekolah tempat penelitian berlangsung tidak ada pemberlakuan kelas unggulan. Dua kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol.

3.3 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik pengumpulan dan teknik pengolahan data. Penjelasan mengenai kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut.

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data dan menjawab hipotesis penelitian. Teknik


(26)

pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.3.1.1Tes Menulis

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali tes. Tes pertama yaitu prates bertujuan mengetahui kompetensi strategis siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif sebelum mendapat perlakuan. Tes kedua yaitu pascates yang bertujuan mengetahui kompetensi strategis siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif setelah mendapat perlakuan berupa penerapan strategi planned humor.

3.3.1.2Observasi

Observasi akan dilakukan terhadap peneliti dan siswa. Observasi terhadap peneliti dilakukan bertujuan menilai aktivitas peneliti selama pembelajaran menulis paragraf persuasif menggunakan strategi planned humor. Observasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi tersebut dilakukan agar hal-hal yang tidak dapat diamati peneliti dapat dipantau oleh observer.


(27)

33

3.3.2 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, data yang akan diolah terdiri dari data hasil tes menulis dan hasil observasi.

3.3.2.1Pengolahan Data Hasil Tes Menulis

Langkah-langkah dalam penilaian hasil tes menulis adalah sebagai berikut. 1) Menilai hasil

Untuk menilai hasil menulis paragraf persuasif sebelum dan sesudah mendapat perlakuan menggunakan rumus:

Nilai = Skor

2) Uji reliabilitas antarpenimbang

Uji reliabilitas antarpenimbang bertujuan menghindari subjektivitas dalam penilaian.Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan mencari nilai:

SSt ∑dt2 = (∑Xt) 2

k − (∑X)2

k.N

SSp ∑dp2 =

(∑Xp)2

N −

(∑X)2 k.N

SStot ∑Xt2 = ∑X2 – (∑X)2

k.N

SSkk ∑Xt2 = ∑Xt2 –∑dt2 − ∑dp2 Keterangan:

SSt ∑dt2 = Sumber variansi dari testi

SSp ∑dp2 = Sumber variansi dari penimbang SStot ∑Xt2 = Sumber variansi total

K = Jumlah penilai N = Jumlah siswa

Dengan menggunakan prinsip ANAVA, data-data tersebut dapat dimasukkan dalam format ANAVA sebagai berikut.


(28)

Tabel 3.2 Format ANAVA

Sumber variansi SS Dk (N-1) Variansi

dari testi SSt ∑dt2 N-1 Vt=SSt ∑dt2

N−1

dari penimbang SSp∑dp2 k-1 -

dari kekeliruan SSkk ∑Xt2 (N-1)(k-1) Vkk=SSkk ∑Xt2

(N−1)(k−1)

Berdasarkan tabel 3.2, untuk mencari reliabilitas antarpenimbang dapat digunakan rumus:

rII =

Vt−Vkk Vt

Keterangan: Vt = Variansi testi

Vkk = Variansi kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel 3.3 guilford.

Tabel 3.3 Tabel Guilford

Nilai Kualitas Korelasi

0,800 – 1,00 Sangat tinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Sedang

0,200 – 0,400 Rendah

00,00 – 0,200 Sangat rendah


(29)

35

3) Uji normalitas nilai prates, pascates, dan indeks gain.

Uji normalitas bertujuan mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak normal. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05, dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H0 ditolak jika nilai signifikansi < 0,05 (Priyatno, 2009:40).

4) Menghitung indeks gain (normalized gain)

Untuk menghitung nilai indeks gain dapat digunakan rumus sebagai berikut. Indeks gain = skor paskates−skor prates

100−skor pretes

Kriteria nilai indeks gain

Indeks gain < 0,30 : Rendah 0,30 ≤ indeks gain ≥ 0,70 : Sedang Indeks gain > 0,70 : Tinggi

5) Uji kesamaan dua rata-rata nilai prates, pascates, dan indeks gain

Uji kesamaan dua rata-rata nilai prates dan pascates bertujuan menguji hipotesis dalam penelitian ini. Jika sebuah data berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji parametrik. Sebaliknya, jika data tersebut berdistribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah uji


(30)

nonparametrik. Sama halnya dengan uji normalitas, pada uji kesamaan dua rata-rata nilai prates dan pascates.

Dengan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan, jika nilai signifikansi (2-tailed)> (α) = 0,05 maka, H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka, H0 ditolak. Jika H0 diterima memberikan arti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis paragraf persuasif menggunakan strategi planned humor dengan kemampuan siswa kelas kontrol dalam menulis paragraf persuasif menggunakan strategi pembelajaran cooperative learning. Sebaliknya, jika H0 ditolak maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis paragraf persuasif menggunakan strategi planned humor dengan kemampuan siswa kelas kontrol dalam menulis paragraf persuasif menggunakan strategi pembelajaran cooperative learning.

3.3.2.2Pengolahan Data Hasil Observasi

Rata-rata hasil observasi dapat diketahui dari akumulasi rata-rata nilai observer dibagi jumlah observer dengan rumus sebagai berikut.

=� �1+ � �2

Setelah diketahui hasil rata-rata nilai observasi, selanjutnya nilai tersebut dapat diketahui termasuk dalam kategori nilai dengan tingkat sangat baik, baik, cukup, atau kurang seperti pada tabel 3.4.


(31)

37

Tabel 3.4

Skala Penilaian Rata-Rata Observasi

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 4,00 – 3,50 Baik Sekali

B 3,49 – 3,00 Baik

C 2,99 – 2,50 Cukup

D 2,49 – 2,00 Kurang

E 1,99 – 1,50 Kurang Sekali

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari instrumen perlakuan, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen pengolahan data, yaitu soal dan lembar observasi. Penjelasan mengenai instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

3.4.1 Silabus

Silabus merupakan inti penyusunan standar kompetensi (SK) maupun kompetensi dasar (SK). Sejalan dengan pendapat Mulyasa (2009: 183) bahwa silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembeljaran, indikator, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

3.4.2 RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupkan acuan atau tolak ukur bagi guru dalam proses kegiatan mengajar. Deskripsi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terdapat pada halaman lampiran.


(32)

3.4.3 Instrumen Perlakuan

Pada kelas eksperimen dilakukan dua kali tes, yaitu prates (O1) sebelum mendapat perlakuan dan pascates (O2) setelah mendapatkan perlakuan berupa strategi planned humor. Pada kelas kontrol, tes dilakukan sebanyak dua kali. Prates (O3) dilaksanakan sebelum mendapat perlakuan dan pascates (O4) setelah mendapat perlakuan berupa strategi pembelajaran cooperative learning.

Pola:

(O1) X (O2) (O3) X (O4)

Berikut ini gambaran dari pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen. Bagan 3.1

Pelaksanaan Penelitian

Keterangan: P1 = Perlakuan 1 P2 = Perlakuan 2 P3 = Perlakuan 3

Pada bagan 3.1 menunjukan alur pelaksanaan penelitian baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

1. Kelas Eksperimen

1) Pada tahap pertama penelitian, penulis melakukan prates menulis paragraf persuaif dengan tema yang disesuaikan dengan keinginan siswa.

2) Pada tahap kedua penelitian, penulis memberikan perlakuan kesatu, yaitu melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan strategi planned humor menggunakan permainan dadu kata. Permainan ini dimainkan


(33)

39

agar terciptanya suasana menyenangkan saat pembelajaran berlangsung, dengan cara siswa diperintahkan memilih salah satu kalimat yang ada pada dadu kata. Dadu kata tersebut terbuat dari bahan karton berbentuk kotak, pada setiap sudut kotak terdapat kalimat persuasif atau ajakan seperti membaca memperluas cakrawala, hutan sahabat kita, dan hemat energi demi generasi mendatang. Setelah itu siswa diperintahkan untuk mengembangkan kalimat persuasif yang dipilihnya kedalam tulisan paragraf persuasif.

3) Pada tahap ketiga penelitian, penulis memberikan perlakuan kedua, yaitu melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan strategi planned humor menggunakan foto peristiwa yang dikemas dalam powerpoint, didalam tampilannya menyisipkan visualisasi gambar-gambar lucu, visualisasi tersebut bertujuan untuk menarik konsentrasi siswa. Dalam powerpoint berisi foto peristiwa tentang kebersihan dan pencemaran lingkungan, disertai penjelasan cara-cara menjaga lingkungan, serta dampak apa saja yang akan timbul akibat pencemaran lingkungan. Siswa memperhatikan foto peristiwa yang diberikan sebagai salah satu ide dalam penulisan paragraf persuasif. 4) Pada tahap keempat penelitian, penulis memberikan perlakuan ketiga, yaitu

melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan strategi planned humor menggunakan film animasi: “Masa Depan yang Lepas akibat Narkoba.” film ini dipilih karena didalam alur ceritanya mengandung pesan moral dengan disertai adegan yang mengandung humor sebagai alur cerita. Film tersebut dapat menciptakan suasana menyenangkan yang dapat membantu atau merangsang siswa dalam mengembangkan daya kreatifitas


(34)

dalam pembelajaran, agar terhindar dari situasi membosankan, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Dengan demikian, siswa dapat menuangkan idenya kedalam bentuk tulisan berupa paragraf persuasif.

5) Pada tahap kelima penelitian, penulis melakukan pascates menulis paragraf persuasif dengan menggunakan strategi planned humor. Sama halnya dengan penugasan pada prates, siswa ditugaskan untuk menulis paragraf persuasif dengan tema yang disesuaikan dengan keinginan siswa. Pada tahap terakhir ini merupakan pembuktian dari hasil perlakuan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

2. Kelas Kontrol

1) Pada tahap pertama penelitian, penulis melakukan prates menulis paragraf persuasif dengan tema yang disesuaikan dengan keinginan siswa.

2) Pada tahap kedua penelitian, penulis memberikan perlakuan kesatu, yaitu melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan strategi pembelajaran cooperative learning menggunakan artikel: “Hidup Sehat tanpa Rokok”. Siswa dibagi kelompok untuk bekerja sama membuat paragraf persuasif. Siswa membaca artikel yang diberikan sebagai salah satu ide dalam penulisan paragraf persuasif.

3) Pada tahap ketiga penelitian, penulis memberikan perlakuan kedua, yaitu melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan strategi pembelajaran cooperative learning menggunakan artikel: “Wajib Membayar

Pajak”. Siswa dibagi kelompok untuk bekerja sama membuat paragraf


(35)

41

4) Pada tahap keempat penelitian, penulis memberikan perlakuan ketiga, yaitu melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan strategi pembelajaran cooperative learning menggunakan artikel: Global Warming”. Siswa dibagi kelompok untuk bekerja sama membuat paragraf persuasif. Siswa membaca artikel yang diberikan sebagai salah satu ide dalam penulisan paragraf persuasif.

5) Pada tahap kelima penelitian, penulis melakukan pascates menulis paragraf persuasif dengan menggunakan strategi pembelajaran cooperative learning. Sama halnya dengan penugasan pada prates, siswa ditugaskan untuk menulis paragraf persuasif dengan tema yang disesuaikan dengan keinginan siswa. Pada tahap terakhir ini merupakan pembuktian dari hasil perlakuan yang telah dilaksanakan.

3.4.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal sebagai instrumen dari tes menulis dan lembar observasi sebagai instrumen dari observasi.

3.4.4.1 Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran paragraf persuasif.


(36)

Tabel 3.5 Wawancara

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kemampuan belajar siswa dalam

belajar mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung?

2. Apakah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia di atas rata-rata mata pelajaran lain?

3. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

kompetensi apa yang paling menonjol, apakah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis?

4. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

keterampilan apa yang kurang dikuasai siswa? 5. Mengapa keterampilan tersebut kurang dikuasai

siswa?

6. Keterampilan menulis, menyimak, berbicara, dan

membaca keterampilan mana yang kurang dikuasai siswa?

7. Mengapa keterampilan tersebut kurang dikuasai siswa?

8. Apakah dalam pembelajaran bahasa Indonesia

sering digunakan metode/strategi tertentu untuk meningkatkan kemampuan siswa?

9. Jika ya atau pernah, metode, model, media, dan strategi apa saja yang pernah digunakan?

3.4.4.2Soal

Dalam lembar soal tersebut berisi instruksi yang harus dilakukan dalam menulis paragraf persuaif. Format soal terdapat pada halaman lampiran. Format penilaian hasil tulisan berupa paragraf persuasif tercantum pada tabel 3.6 (Nurgiantoro, 2010:296). Sedangkan format kriteria penilaian menulis paragraf persuaif tercantum pada tabel 3.7.


(37)

43

Tabel 3.6

Format Penilaian Menulis Paragraf Persuasif. No Aspek yang

dinilai

Skala Penilaian Bobot Skor Ideal

Skor Siswa

Nilai Akhir

1 2 3 4 5

1. Bahasa Paragraf:

a) Ketepatan tanda baca. b) Ketertiban

ejaan.

c) Diksi (Pilihan Kata)

d) Struktur kalimat.

6 30

2 Isi Paragraf:

a) Kesesuaian judul dengan tema.

b) Kemudahan baca.

c) Original Ide. d) Keruntutan

sistematik penulisan.

8 40

3. Teknik paragraf:

a) Adanya fakta. b) Adanya

himbauaan atau ajakan.

6 30


(38)

Tabel 3.7

Kriteria Penilaian Prates dan Pascates Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif Menggunakan Planned Humor pada Siswa Kelas X SMA

Kartika Siliwangi 1 Bandung.

No Aspek Yang Dinilai Skala Kriteria

1. Bahasa Paragraf:

a) Ketepatan tanda baca.

b) Ketertiban ejaan c) Diksi (Pilihan

Kata)

d) Struktur kalimat

5

4

3

2

1

Siswa sudah sangat baik dalam penggunaan bahasa paragraf , tidak terdapat kesalahan.

Siswa baik dalam penggunaan bahasa paragraf, ketepatan tanda baca, ketertiban ejaan, pemilihan diksi, tetapi masih terdapat kesalahan dalam struktur kalimatnya saja.

Siswa sudah cukup dalam penggunaan bahasa paragraf, ketepatan tanda baca dan ketertiban ejaan sudah baik, tetapi masih terdapat kesalahan diksi dan struktur kalimat.

Siswa kurang dalam penggunaan bahasa paragraf, ketepatan tanda baca sudah baik, tetapi masih terdapat kesalahan ketertiban ejaan, pemilihan diksi, dan struktur kalimat.

Siswa sangat kurang dalam penggunaan bahasa paragraf, terdapat banyak ketepatan tanda baca, ketertiban ejaan, kesalahan diksi, dan struktur kalimat.


(39)

45

2. Isi Paragraf:

a) Kesesuaian judul dengan tema. b) Kemudahan baca. c) Original Ide. d) Keruntutan sistematik penulisan. 5 4 3 2 1

Siswa sangat baik dalam pengembanganya dilihat dari kesesuaian judul dengan tema, original ide, kesesuaian sistematika, kemudahan baca siswa, pengembangan isi karangan sudah sangat baik.

Siswa baik dalam segi isi paragraf, kesesuian judul dengan tema, kemudahan baca, original ide, tetapi masih kurang dalam keruntutan sistematika penulisanya saja.

Siswa cukup dalam segi isi paragraf, kesesuian judul dan kemudahan baca sudah baik, tetapi masih kurang baik dalam original ide dan keruntutan sistematik penulisan.

Siswa kurang dalam segi isi paragraf, kesesuaian judul dengan tema sudah baik, tetapi masih kurang dalam kemudahan baca, original ide, dan keruntutan sistematika penulisan.

Siswa sangat kurang dalam segi isi paragraf, dilihat dari kesesuaian judul dengan tema, kemudahan baca, original ide, dan keruntutan sistematika penulisan.

3. Teknik paragraf:

a) Adanya fakta. b) Adanya himbauaan atau ajakan.

5

4

Siswa sudah sangat baik dari segi teknik, menggunakan fakta-fakta yang banyak dan himbauan dan ajakan yang kuat.

Siswa baik dalam segi teknik, fakta-fakta sudah baik, tetapi himbauan ajakanya yang sedikit.


(40)

46

3

2

1

Siswa cukup dalm segi teknik, terdapat sedikit fakta-fakta dan himbauan atau ajakanya yang sesuai dengan topik.

Siswa kurang dalam segi teknik paragraf, terdapat sedikit fakta-fakta, tetapi himbauan atau ajakannya tidak ada.

Siswa sangat kurang dalam segi teknik karangan tidak ada unsur fakta-fakta dan himbauan atau ajakan yang sesuai dengan topik.

3.4.4.3 Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari dua subjek pengamatan, yaitu pada siswa dan pada guru (penulis). Lembar observasi tersebut terdapat pada halaman lampiran.


(41)

47

Tabel 3.8

Lembar Observasi Kegiatan Guru

No. Hal yang Diamati Penilaian

SB B C K

1. Kemampuan membuka pelajaran. a. Menarik perhatian siswa b. Menumbuhkan motivasi c. Memberi acuan

d. Mengadakan apresiasi

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran. a. Artikulasi suara

b.Gerakan badan tidak menggangu perhatian siswa

c. Antusias penampilan menarik d. Mobilitas posisi tempat 3. Proses Pembelajaran.

a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan b. Kejelasan dalam menerangkan dan

memberikan contoh

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons.

d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu 4. Kemampuan menggunakan strategi planned

humor.

a. Memperhatikan langkah-langkah penggunaan strategi planned humor. b. Kesesuaian startegi planned humor dengan

materi pembahasan.

c. Keterampilan dalam mempraktikan stategi planned humor.

d. Membangun antusias serta menanggapi respon siswa dalam menggunakan strategi planned humor.

5. Evaluasi

a. Menggunakan penilaian proses dan hasil b. Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu

yang direncanakan

c. melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.

6. Kemampuan menutup pembelajaran a. Meninjau kembali

b. Mengevaluasi

c. Menugaskan kegitan kurikuler


(42)

Komentar mengenai kegiatan guru :

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (SB) = 4

Baik (B) = 3

Cukup (C) = 2

Kurang (K) = 1

Observer,……….….…..2011


(43)

49

Tabel 3.9

Lembar Observasi Kegiatan Siswa

No. Hal yang Diamati SB B C K

1. Antusias dalam menulis paragraf persuasif.

a. Mengikuti istruksi guru untuk belajar b.Secara tekun melaksanakan kegiatan

belajar

c.Mencari dan menentukan hal-hal yang penting yang dapat mendukung menulis paragraf persuasif.

d. Mencatat hal-hal penting.

2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat. a. Keaktifan bertanya.

b. Keaktifan untuk menjawab.

c. Penyanggahan terhadap sesuatu yang kurang sependapat.

d. Mampu memberikan alasan atas pendapat yang diajukan.

3. Kesungguhan mengajar tugas menulis pargraf persuasif.

a. Keseriusan dalam menulis paragraf persuasif.

b. Ketekunan dalam menulis paragraf persuasif.

c. Kesesuaian karangan narasi ditulis dengan karakteristik pargraf persuasif. d. Kemampuan menulis paragraf

persuasif secara sistematis.

4. Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif. a. Menyimak penjelasan guru dengan

seksama

b. Tidak membuat kegaduhan saat guru menjelaskan

c. Mencatat hal-hal penting dari penjelsan guru

d. Memahami contoh paragraf persuasif yang diberikan guru.


(44)

Komentar mengenai kegiatan siswa :

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (SB) = 4

Baik (B) = 3

Cukup (C) = 2

Kurang (K) = 1

Observer,……….….…..2011


(45)

168

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi planned humor dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum menggunakan strategi planned humor nilai yang diperoleh rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai prates menulis paragraf pesuasif siswa kelas eksperimen. Rata-rata nilai prates menulis paragraf persuasif siswa kelas eksperimen adalah 56,21.

2) Kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sesudah menggunakan strategi planned humor mengalami peningkatan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pascates menulis paragraf persuasif siswa kelas eksperimen. Rata-rata nilai pascates menulis paragraf persuasif siswa kelas eksperimen adalah 68,10 .

3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum dan sesudah menggunakan strategi planned humor. Rata-rata nilai pascates lebih tinggi daripada nilai prates, yaitu sebesar 56,21 untuk prates dan 68,10 untuk pascates. Hal ini menunjukkan peningkatan baik dengan kenaikan nilai 11, 86. Selain itu, berdasarkan uji t. hipotesis tersebut terbukti dengan perolehan nilai ℎ� �� (2.85) > �� (2.05) pada taraf


(46)

kepercayaan 95%. Kesimpulannya, hipotesis yang diajukan peneliti diterima karena hasil perhitungan membuktikan bahwa thitung > ttabel, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum menggunakan strategi planned humor dan kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sesudah memakai strategi planned humor.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di SMA Kartika Siliwangin 1 Bandung yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut.

1) Penulis merekomendasikan kepada seluruh guru untuk menggunakan strategi strategi planned humor dalam pembelajaran menulis paragraf karena strategi ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf, khususnya keterampilan menulis paragraf persuasif.

2) Pembelajaran menulis paragraf, khususnya paragraf persuasif harus diawali dengan sesuatu stategi yang menyenagkan atau mengantusiaskan siswa. Dengan strategi planned humor diharapkan siswa dapat belajar lebih efektif. 3) Penelitian terhadap strategi planned humor disarankan untuk dilanjutkan

dengan aspek kemampuan berbahasa yang lain seperti berbicara, membaca, dan menyimak.


(1)

Tabel 3.8

Lembar Observasi Kegiatan Guru

No. Hal yang Diamati Penilaian

SB B C K

1. Kemampuan membuka pelajaran. a. Menarik perhatian siswa b. Menumbuhkan motivasi c. Memberi acuan

d. Mengadakan apresiasi

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran. a. Artikulasi suara

b.Gerakan badan tidak menggangu perhatian siswa

c. Antusias penampilan menarik d. Mobilitas posisi tempat 3. Proses Pembelajaran.

a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan b. Kejelasan dalam menerangkan dan

memberikan contoh

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons.

d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu 4. Kemampuan menggunakan strategi planned

humor.

a. Memperhatikan langkah-langkah penggunaan strategi planned humor. b. Kesesuaian startegi planned humor dengan

materi pembahasan.

c. Keterampilan dalam mempraktikan stategi planned humor.

d. Membangun antusias serta menanggapi respon siswa dalam menggunakan strategi planned humor.

5. Evaluasi

a. Menggunakan penilaian proses dan hasil b. Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu

yang direncanakan


(2)

Egi Aprianda, 2012

Penerapan Strategi Planned Humor Dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif Komentar mengenai kegiatan guru :

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V)

Sangat Baik (SB) = 4

Baik (B) = 3

Cukup (C) = 2

Kurang (K) = 1

Observer,……….….…..2011


(3)

Tabel 3.9

Lembar Observasi Kegiatan Siswa

No. Hal yang Diamati SB B C K

1. Antusias dalam menulis paragraf persuasif.

a. Mengikuti istruksi guru untuk belajar b.Secara tekun melaksanakan kegiatan

belajar

c.Mencari dan menentukan hal-hal yang penting yang dapat mendukung menulis paragraf persuasif.

d. Mencatat hal-hal penting.

2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat. a. Keaktifan bertanya.

b. Keaktifan untuk menjawab.

c. Penyanggahan terhadap sesuatu yang kurang sependapat.

d. Mampu memberikan alasan atas pendapat yang diajukan.

3. Kesungguhan mengajar tugas menulis pargraf persuasif.

a. Keseriusan dalam menulis paragraf persuasif.

b. Ketekunan dalam menulis paragraf persuasif.

c. Kesesuaian karangan narasi ditulis dengan karakteristik pargraf persuasif. d. Kemampuan menulis paragraf

persuasif secara sistematis.

4. Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif. a. Menyimak penjelasan guru dengan

seksama

b. Tidak membuat kegaduhan saat guru menjelaskan


(4)

Egi Aprianda, 2012

Penerapan Strategi Planned Humor Dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif Komentar mengenai kegiatan siswa :

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (SB) = 4

Baik (B) = 3 Cukup (C) = 2 Kurang (K) = 1

Observer,……….….…..2011


(5)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi planned humor dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum menggunakan strategi planned humor nilai yang diperoleh rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai prates menulis paragraf pesuasif siswa kelas eksperimen. Rata-rata nilai prates menulis paragraf persuasif siswa kelas eksperimen adalah 56,21.

2) Kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sesudah menggunakan strategi planned humor mengalami peningkatan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pascates menulis paragraf persuasif siswa kelas eksperimen. Rata-rata nilai pascates menulis paragraf persuasif siswa kelas eksperimen adalah 68,10 .

3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum dan sesudah menggunakan strategi planned humor. Rata-rata nilai pascates lebih tinggi daripada nilai prates, yaitu sebesar 56,21


(6)

Egi Aprianda, 2012

Penerapan Strategi Planned Humor Dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif

kepercayaan 95%. Kesimpulannya, hipotesis yang diajukan peneliti diterima karena hasil perhitungan membuktikan bahwa thitung > ttabel, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sebelum menggunakan strategi planned humor dan kemampuan menulis paragraf persuasif siswa sesudah memakai strategi planned humor.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di SMA Kartika Siliwangin 1 Bandung yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut.

1) Penulis merekomendasikan kepada seluruh guru untuk menggunakan strategi strategi planned humor dalam pembelajaran menulis paragraf karena strategi ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf, khususnya keterampilan menulis paragraf persuasif.

2) Pembelajaran menulis paragraf, khususnya paragraf persuasif harus diawali dengan sesuatu stategi yang menyenagkan atau mengantusiaskan siswa. Dengan strategi planned humor diharapkan siswa dapat belajar lebih efektif. 3) Penelitian terhadap strategi planned humor disarankan untuk dilanjutkan

dengan aspek kemampuan berbahasa yang lain seperti berbicara, membaca, dan menyimak.