“Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”.

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(S-1)

Qoriatun 106013000711

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

Jakarta. Judul Skripsi, “Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di semua jenis dan jenjang sekolah memegang peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, di dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia diajarkan berbagai keterampilan bahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk diantaranya yaitu menulis paragraf persuasi. Namun, kenyataan yang ada di sekolah, siswa cukup mengalami kesulitan menulis paragraf persuasi, seperti sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya, siswa belum mampu menuangkan ide atau gagasan denngan baik, siswa kurang memahami tanda baca, dan siswa kurang tepat menempatkan diksi

dalam tulisannya. Oleh karena itu Penulis melakukan penelitian penulisan paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra tahun pelajaran 2012/2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif dengan pola pengembangan sugesti dan mengetahui keefektifan siswa dalam menulis paragraf persuasif.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon yang berjumlah 30 orang dan objek peneliian berupa proses dan hasil belajar mengajar.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kemampuan menulis paragraf persuasif siswa masih kurang. Terbukti masih banyak mendapatkan nilai di bawah KKM (70), dengan hasil prosentase 27%. Dan sebanyak 73% siswa mendapat nilai di atas KKM.


(6)

KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt, yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah berikan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima saran, petunjuk, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Dra. Nurlena, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Mahmudah Fitriyah, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang selalu mengarahkan dan memberikan semangat. 3. Dra. Hindun, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan ilmunya kepada penulis.

4. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khusunya dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepala MANU PUTRA Buntet Pesantren Cirebon, H. Ade Mohammad Nasih, Lc. yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Bapak Hanief Insan Arif, S. Pd. Sebagai guru bahasa Indonesia kelas X, dan para guru beserta karyawan lainnya yang telah membantu kelancaran penulis dalam pengambilan data.


(7)

8. Teristimewa untuk Ayahanda Drs. H. Ibrohim Cholil dan Ibunda (Almh) Hj. Miroyah, yang selalu menyayangi penulis sedari kecil, yang tak pernah lelah untuk mengajarkan penulis banyak hal, yang tak berhenti berdoa untuk penulis, ketulusanmu dalam membimbing tak terbalaskan, hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis bisa memberikan yang terbaik untuk kalian.

9. Untuk kakak dan adikku, Mamah Idah, Angain, Mba dede, Mba inah, Ami, Yuli, dan Ummu, terima kasih atas motivasi serta bantuan moril maupun materil.

10.Sahabat terbaikku Rini Maryani, Nur Azizah, (terima kasih atas bantuan dan motivasinya), dan teman-teman PBSI angkatan 2006.

11.Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca yang selalu peduli dan prihatin terhadap perkembangan dunia pendidikan baik sekarang maupun yang akan datang. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk penyempurnaan skripsi ini.

Jakarta, Oktober 2013 Penulis


(8)

DAFTAR ISI ………..……… v

DAFTAR TABEL ………..…………... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..………..……….. 1

B. Pernyataan Masalah ……..………..………. 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……….. 5

D. Tujuan Penelitian ………. 5

E. Manfaat Penelitian ……… 6

BAB II ACUAN TEORITIS A. Hakikat Menulis ………….……….. 7

1. Pengertian Menulis ……….………. 7

2. Tujuan Menulis ………... 11

3. Fungsi Menulis ……… 13

B. Hakikat Paragraf Persuasi ……….……… 15

1. Pengertian Paragraf ………..………...…………. 15

2. Jenis Paragraf ………..……….. 16

3. Batasan Paragraf Persuasi ……….……… 18

4. Alat Pengembangan Paragraf Persuasi ………. 20

5. Tata Cara Menulis Paragraf Persuasi ……….………….. 21

C. Hasil Penelitian yang Relevan ……….. 24

BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ……….……….. 25

B.Metode Penelitian ………. 25

C.Pendekatan dan Jenis Data ……… 26


(9)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ANALISIS

A.Deskripsi Data ……… 31 B.Deskripsi Data Hasil Pengamatan ……… 33

C.Analisis Data …………..……….. 34

D.Data Hasil Menulis Paragraf Persuasif Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon ……….. 56 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan ……….………. 59

B.Saran ……….……… 60

DAFTAR PUSTAKA ………. 61


(10)

Persuasif ………..……….. 28

3.2 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat .………..…………. 29

4.1 Tabel Analisis Data Siswa No.1 ..………..…….. 36

4.2 Tabel Analisis Data Siswa No.2 ………... 36

4.3 Tabel Analisis Data Siswa No.3 ……….………... 37

4.4 Tabel Analisis Data Siswa No.4 ………... 38

4.5 Tabel Analisis Data SiswaNo.5 ……… 38

4.6 Tabel Analisis Data Siswa No.6 ..………..…….. 39

4.7 Tabel Analisis Data Siswa No.7 ………... 40

4.8 Tabel Analisis Data Siswa No.8 ……….………... 41

4.9 Tabel Analisis Data Siswa No.9 ………... 41

4.10 Tabel Analisis Data SiswaNo.10 ……… 42

4.11 Tabel Analisis Data Siswa No.11 ..………..…….. 43

4.12 Tabel Analisis Data Siswa No.12 ………... 43

4.13 Tabel Analisis Data Siswa No.13 ……….………... 44

4.14 Tabel Analisis Data Siswa No.14 ………... 45

4.15 Tabel Analisis Data SiswaNo.15 ……… 46

4.16 Tabel Analisis Data Siswa No.16 ..………..…….. 46


(11)

4.21 Tabel Analisis Data Siswa No.21 ..………..…….. 50

4.22 Tabel Analisis Data Siswa No.22 ………... 51

4.23 Tabel Analisis Data Siswa No.23 ……….………... 51

4.24 Tabel Analisis Data Siswa No.24 ………... 52

4.25 Tabel Analisis Data SiswaNo.25 ……… 53

4.26 Tabel Analisis Data Siswa No.26 ..………..……… 53

4.27 Tabel Analisis Data Siswa No.27 ………... 54

4.28 Tabel Analisis Data Siswa No.28 ……….………... 55

4.29 Tabel Analisis Data Siswa No.29 ………... 56

4.30 Tabel Analisis Data SiswaNo.30 ……… 56

4.31 Data Hasil Menulis Paragraf Persuasif Kelas X MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon ………. 57


(12)

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan di semua jenis dan jenjang sekolah mulai Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi memegang peranan penting dalam pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, di dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia diajarkan berbagai keterampilan bahasa. Keterampilan berbahasa tersebut ada empat, yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

“Tujuan pembelajaran bahasa menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA, disebutkan bahwa pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bahasa.


(13)

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual Indonesia”.1

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang cenderung tradisional, bersifat hafalan, penuh jejalan akan teori-teori linguistik yang rumit serta tidak ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa, khususnya dalam kemampuan membaca dan menulis. Hal tersebut membuat siswa merasa jenuh. Pola semacam itu juga membuat siswa menempatkan mata pelajaran bahasa Indonesia pada urutan akhir dalam pilihannya setelah pelajaran eksak.

Dalam pembelajaran aspek menulis di SMA/MA, guru harus memperhatikan lima modal dasar mengarang. Modal tersebuta ntara lain: (1) Menguasai struktur kalimat, (2) Mampu menciptakan perluasan kalimat, (3) Mampu menentukan pilihan kata (diksi), (4) Menguasai ejaan, dan (5) Menguasai pungtuasi. Kelima modal tersebut merupakan modal formal untuk menulis. Tetapi perlu diperhatikan bahwa hal tersebut jangan terlalu dipaksakan kepada siswa.2

Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa merupakan tahapan paling akhir yang dikuasai oleh siswa, karena siswa dapat menulis dengan baik jika serangkaian ketiga tahap keterampilan berbahasa sebelumnya telah dikuasai siswa. Diharapkan pada akhirnya siswa dapat memenuhi standar kompetensi kemampuan berbahasa dalam menulis yaitu menulis secara efektif dan efisien. Untuk dapat menulis secara efektif dan efisien, bukan hal yang mudah, karena diperlukan suatu proses yang panjang. Proses tersebut dijalani oleh seseorang sejak kecil melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran menulis.

Keterampilan menulis diajarkan agar siswa memiliki kemampuan dalam menuangkan gagasan, ide, dan pengalamannya dengan benar. Dalam

1

DepartemenPendidikanNasional, StandarKompetensi Mata PelajaranBahasadanSastra Indonesia SMA/MA, (Jakarta: PusatKurikulum, BalitbangDepdiknas, 2003), h. 7.

2


(14)

menulis, penulis dituntut mampu menerapkan sejumlah keterampilan sekaligus. Sebelum menulis perlu membuat perencanaan, misalnya menyeleksi topik, menata, dan mengorganisasikan gagasan serta mempertimbangkan ragam tulisannya. Selain itu, penggunaan aspek kebahasaan seperti bentuk kata, penggunaan ejaan, tanda baca, diksi, dan kalimat harus disusun secara efektif. Seluruh keterampilan tersebut menjadi bukti kesempurnaan keterampilan menulis. Oleh karena itu, dibutuhkan praktik dan latihan yang berkepanjangan.

Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya adalah keterampilan menulis paragraf. Dalam menulis paragraf, diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat paragraf yang menarik untuk dibaca. Siswa harus dapat menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan yang lain sehingga menjadi paragraf yang utuh. Dengan kata lain, paragraf dapat dikatakan sebagai karangan yang berisi sebuah pikiran yang didukung oleh kumpulan kalimat saling berhubungan untuk membuat sebuah gagasan.

Berdasarkan bentuknya, paragraf terdiri dari paragraf eksposisi, narasi, argumentasi, deskripsi, dan persuasif. Salah satu dari lima bentuk paragraf yang dapat dijadikan media siswa untuk menuangkan gagasan kreatif menjadi sebuah paragraf utuh dan menarik dibaca, yaitu siswa dapat mencurahkan pikirannya melalui paragraf persuasi. Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat ataupun perasaan seseorang.


(15)

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia, masih ditemukan kendala dalam menulis. Khususnya menulis paragraf persuasi. Masalah-masalah yang dihadapi siswa saat membuat paragraf persuasi umumnya berkaitan dengan pemilihan kata atau diksi yang baik agar pembaca terpengaruh, ide yang harus diungkapkan dalam persuasi, ketepatan ejaan dan tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan menghubungkan kata antar kalimat masih kurang diperhatikan dengan baik oleh siswa. Hal ini menyebabkan siswa kurang maksimal dalam pembelajaran menulis. Selain itu, kurang tepatnya pemilihan metode pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai penyebab hasil belajar menulis paragraf persuasi siswa belum mencapai maksimal. Terkadang metode dan media yang digunakan terkesan membosankan dan membingungkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi “PENULISAN PARAGRAF PERSUASIF PADA TUGAS SISWA KELAS X MANU PUTRA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.”

B. Pernyataan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, masalah yang teridentifikasi sebagai berikut:

1. Pemahaman menulis paragraf persuasif

2. Penyebab kesulitan siswa dalam menulis paragraf persuasif

3. Proses pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan model pengembangan sugestif


(16)

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

a. Cara menulis paragraf persuasif yang baik dengan model pengembangan sugesti

b. Proses menulis paragraf persuasif dilakukan pada siswa kelas X semester II di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra

c. Pembelajaran menulis paragraf persuasif terdapat dalam materi pokok pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana Penulisan Paragraf Persuasif dengan Model Pengembangan Sugestif pada Siswa Kelas X Madrasah AliyahNahdlatulUlama Putra TahunPelajaran 2012/2013?”

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui kemampuan menulis siswa

2. Mengetahui kemampuan siswa menulis paragraf persuasif dengan pola pengembangan sugestif


(17)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan kepercayaan diri siswa dalam pelajaran menulis.

b. Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan dalam aspek menulis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan menulis siswa, dan meningkatkan kompetensi sosial antara satu siswa dengan yang lainnya dengan saling berinteraksi.

b. Bagi guru, dapat mengatasi kesulitan guru dalam memilih metode yang tepat untuk pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasif.

c. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan baru setelah melaksanakan penelitian.


(18)

A. Hakikat Menulis 1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.1 Kegiatan menulis tersebut pun banyak didefinisikan oleh para pakar di antaranya dalam buku Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa:

“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Jika dapat memahami bahasa dan grafik itu, mereka pun dapat mengerti tujuan pesan yang disampaikan seseorang.”2

Bernstein yang dikutip oleh Bobbi De Porter & Mike Hernacki,

Quantum Writing, menyebutkan bahwa:

“Writing is the act of creating reading. That is, it is encoding of speech into lines of print or script that are in turn decoded into speech by a reader. To understand the nature of writing, and therefore the way writing can be learned,it is necessary to understand the connections and distinctions between speech, and reading to identify the skills that are implied in the ability to write.”

1

Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 1.3.

2

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 22.


(19)

(Menulis adalah tindakan membuat bacaan kreatif. Artinya, menulis merupakan pengkodean ujaran melalui jalur tulisan/naskah yang dikodifikasi oleh pembaca. Untuk memahami hakikat tulisan, cara menulis dapat dipelajari, menulis juga perlu memahami hubungan-hubungan dan perbedaan-perbedaan diantara ujaran, tulisan, dan bacaan serta mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang diterapkan dalam kemampuan menulis)3

Melalui pengkodean ujaran tersebut, seorang penulis dapat mengekspresikan dirinya, mengkomunikasikan ide-idenya dengan memanfaatkan tulisan sebagai pesan untuk disampaikan kepada orang lain.

Nunan mengutip pendapat White bahwa

“Writing is not a natural activity. All physically and mentally normal people learn to speak a language. Yet all people have to be taught how to write. This is a crucial difference between the spoken and written forms a language.”

(Menulis bukan suatu aktivitas alami. Semua orang yang memiliki fisik dan mental yang normal belajar untuk dapat berbicara sebuah bahasa. Bahkan setiap orang harus berfikir bagaimana caranya untuk menulis. Ini merupakan perbedaan penting anatara pembicara atau penulis dalam suatu bahasa).4

Sedangkan Bell and Bernaby (1984) yang juga dikutip oleh Nunan mengatakan bahwa menulis adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks dari sudut pandang kognisi. Pada level kalimat, seseorang harus mampu mengendalikan isi, format, struktur, kosa kata, tanda baca, ejaan, dan formasi huruf. Sedangkan pada level di atas kalimat, seorang penulis harus mampu

3

Bobbi De Porter & Mike Hernacki, Quantum Writing, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 65. 4

David Nunan, Designing Tasks for the Communicative Classroom, (Cambridge University Press, 1989), h. 36.


(20)

menstrukturkan dan mengintegrasikan informasi atau pesan yang hendak disampaikan ke dalam sebuah paragraf dan teks yang koheren dan kohesif.5

Selanjutnya Suparno dan Muhammad Yunus mendefinisikan menulis sebagai kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Akitivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan dan pembaca sebagai penerima pesan.6 Dari pendapat para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat menghasilkan sesuatu yang baik melibatkan sejumlah kegiatan, yaitu:

1) Menguasai mekanisme pembentukan formasi kata

2) Menguasai dan mematuhi konvensi ejaan dan penggunaan tanda baca 3) Menggunakan sistem gramatikal untuk menyampaikan makna yang

dikehendaki

4) Mengatur isi pada tingkatan paragraf dan teks untuk menunjukkan informasi yang ingin diberikan terstruktur dengan baik

5) Merevisi dan membenahi tulisan awal

6) Memilih gaya yang cocok untuk pembaca tertentu.

Menulis sebagai kegiatan yang dapat didekati dari dua titik pendekatan yang berbeda, yaitu product approach dan process approah. Pendekatan yang pertama memfokuskan pada hasil akhirnya, yang dapat berbentuk surat, esai, cerita, dan memenuhi kriteria berikut: (1) enak dibaca; (2) kalimat-kalimatnya secara gramatikal benar; dan (3) mematuhi konvensi wacana yang berkaitan dengan topik utama, rincian pendukung, dan sebagainya.

5Ibid , h. 36. 6


(21)

Sedangkan pendekatan yang kedua (pendekatan proses) lebih memfokuskan perhatian pada sarana, komponen, dan latar belakang dalam proses sebuah tulisan.7

Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan ekspresi bahasa. Pertama, menulis merupakan suatu proses tindakan untuk berpikir. Kedua, menulis merupakan proses yang dialami. Tanpa mengalami (melalui pembelajaran) tidak mungkin seseorang dapat menulis, sebab menulis merupakan kemampuan yang berupa keterampilan. Untuk itu, dengan pembelajaran menulis dapat didahului dengan kegiatan berbicara tentang tema yang dekat dengan apa yang akan ditulis. Selanjutnya siswa dibebaskan sesuai kreasinya menyalurkan ide-idenya yang dituangkan dalam kertas. Hal ini akan lebih memudahkan siswa dalam menyalurkan idenya.

Menulis dapat dianggap sebagai proses. Dilihat dari prosesnya, menulis mulai dari sesuatu yang tidak tampak. Sebab apa yang hendak kita tulis masih berbentuk pikiran, bersifat pribadi. Jika penulis adalah seorang siswa, guru hendaknya belajar merasakan kesulitan yang dialami siswanya ketika menulis. Pembelajaran menulis menuntut kerja keras guru untuk membuat pembelajaran di kelasnya menjadi kegiatan yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa “dipaksa” untuk dapat membuat sebuah karangan, tetapi sebaliknya siswa merasa senang karena diajak guru untuk mengarang atau menulis.8

7

Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra Dalam Berbagai Perspektif, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), h. 344.

8

Tatat Hartati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah, (Bandung: UPI Press, 2007), h.22.


(22)

2. Tujuan Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan pesan dari seseorang kepada orang lain melalui bahasa tulis sebagai medianya. Melalui menulis, seseorang dapat berpikir kritis dan sistematis. Jadi, menulis merupakan suatu bentuk komunikasi tulis yang melibatkan beberapa komponen, yaitu adanya penulis, pembaca, pesan/isi, dan media berupa tulisan. Adapun tujuan menulis adalah “responsi atau jawaban yang diharapkan oleh pembaca.”9

Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa:

a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informative discourse)

b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut

wacana persuasif (persuasive discourse)

c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tujuan literer (wacana kesastraan atau literary discourse)

Sehubungan dengan “tujuan” suatu tulisan, Hugo Hartig dalam Guntur Tarigan merangkumnya sebagai berikut:

a. Assigment Purpose (tujuan penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.

b. Alturistic Purpose (tujuan alturistik)

9


(23)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Persuasive Purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d. Informational Purpose (tujuan informasional)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

e. Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

f. Creative Purpose (tujuan kreatif)

Tujuan ini berhubungan erat dengan tujuan pernyataan diri tetapi “keinginan kreatif” ini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik.

g. Problem-Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.10

10Ibid , h. 25.


(24)

3. Fungsi Menulis

Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui surat atau buku harian.

b. Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain.

c. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.

d. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan.

e. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan rasa keindahan.11

Berbeda dengan pendapat yang diungkapkan dalam buku

Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, bahwa fungsi menulis sebagai alat untuk (1) menginformasikan sesuatu kepada pembaca, (2) meyakinkan pembaca, (3) mengajak pembaca, (4) menghibur pembaca, (5) melarang atau memerintah pembaca, (6) mendukung pendapat orang lain, dan (7) menolak atau menyanggah pendapat orang lain.12

11

M. Yunus, dkk.,Menulis 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Cet. 2, h. 1.4. 12

Dra. Hindun, M. Pd., Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), h. 208.


(25)

Fungsi bahasa tulis sama banyaknya dengan fungsi bahasa lisan; bahasa tulis digunakan untuk membagi berbagai hal, menyediakan informasi, dan untuk menghibur. Namun, konteks penggunaan bahasa tulis berbeda dengan konteks penggunaan bahasa lisan. Dalam hal informasi, misalnya, bahasa tulis digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang tidak terikat dalam ruang dan waktu.

Pada prinsipnya, fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan, karena memudahkan para siswa untuk berpikir secara kritis. Dengan menulis akan memudahkan merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap dan persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.

Menulis dapat dijadikan sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan, amarah, dan sebagainya. Menulis sebagai sarana pemahaman, artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat suatu ilmu pengetahuan ke dalam otaknya. Menulis juga dapat membantu mengembangkan kepuasan diri, kebanggaan, dan perasaan diri.

Untuk itu, pembelajaran menulis dapat didahului dengan kegiatan berbicara tentang tema yang dekat dengan apa yang akan ditulis. Selanjutnya siswa dibebaskan sesuai dengan kreasinya.


(26)

B. Hakikat Paragraf Persuasi 1. Pengertian Paragraf

Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat atau kumpulan kalimat yang saling berkaitan untuk membentuk satu ide atau gagasan pokok. Berikut ini pandangan para pakar mengenai paragraf.

Alek Abdullah mengemukakan beberapa pengertian paragraf, yaitu: (1) paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf; (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya; dan (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat yang berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri dari satu kalimat dapat dipergunakan.13

Menurut Josep Hayon, sebuah paragraf ibarat kereta api yang membawa penumpang. Jika kereta api memiliki lokomotif, gerbong, dan rantai yang berfungsi untuk menghubungkan lokomotif dengan gerbong pertama dan gerbong-gerbong lainnya. Maka, sebuah paragraf juga memiliki kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas serta mata rantai yang menghubungkan kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelasnya. Oleh sebab itu, paragraf biasanya diartikan sebagai kumpulan beberapa kalimat yang saling berkaitan. Pengertian

13

Alek Abdullah dan H, Achmad H.P., Bahasa untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 1, h. 207.


(27)

tersebut menyatakan bahwa sebuah paragraf seharusnya terdiri atas lebih daripada satu kalimat.14

Keraf dalam bukunya Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa mengatakan bahwa paragraf bukanlah suatu pembagian secara sepakat dari satu bab yang terdiri dari kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari kesatuan kalimat saja. Paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.15

Sependapat dengan Keraf, Akhadiah dkk dalam Pembinaan Menulis Bahasa Indonesia juga mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.16

Sedangkan Ramlan dan Mahmudah dalam Disiplin Berbahasa Indonesia berpendapat bahwa paragraf bukan sekedar kumpulan kalimat. Artinya, tulisan yang terdiri dari sekumpulan kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan paragraf jika sekumpulan tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.17

14

Josep Hayon, Membaca dan Menulis Wacana, (Jakarta: Storia Grafika, 2003), h. 33. 15

Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende Flores: Nusa Indah, 1993), Cet. 9, h. 62.

16

Sabarti Akhadiah, dkk.,Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia,(Jakarta: Erlangga, 2003), h. 144.

17

Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Displin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2010), Cet. 1, h. 86.


(28)

Berdasarkan beberapa pandangan pakar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam sekumpulan kalimat yang terdiri dari kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Bagian karangan yang terdiri atas kalimat yang saling menghubungkan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.

2. Jenis Paragraf

Berdasarkan tujuannya, paragraf dibedakan atas beberapa jenis: a. Paragraf Narasi

Paragraf yang menyajikan serangkaian peristiwa. Paragraf ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya secara kronologis dengan maksud memberi arti peristiwa yang terjadi agar pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut.18

b. Paragraf Deskripsi

Paragraf yang menggambarkan suatu hal atau keadaan dengan rinci dan jelas. Ciri-ciri paragraf deksripsi: (1) menggambarkan suatu objek; (2) penyajian berdasarkan urutan waktu; (3) penggambaran berdasarkan pada panca indera; (4) aspek perasaan lebih ditonjolkan daripada pikiran.19

18

Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 4.54.

19

Setyawan Pujiono, M. Pd., Terampil Menulis (Cara Mudah dan Praktis dalam Menulis),


(29)

c. Paragraf Eksposisi

Eksposisi adalah paparan. Dengan paparan, penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut.

d. Paragraf Argumentasi

Jenis tulisan yang memberikan alasan berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya.

e. Paragraf Persuasif

Paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan oleh penulisnya. Persuasi menggunakan pendekatan emosional. Dalam paragraf persuasif, penulis berusaha mengemukakan pikiran atau pendapatnya yang berupa bujukan atau ajakan agar pembaca memercayainya dan mengikuti pendapat atau pikirannya. Tulisan yang mengandung persuasif biasanya ada dalam iklan, teks pidato, dan ceramah.20

3. Batasan Paragraf Persuasif

Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ‘membujuk‟ atau

‘meyakinkan.‟ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia: persuasif.21 Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan membujuk pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/gagasan ataupun

20

Dra.Pudji Isdriani, Seribu Pena (Seri Buku Penuntun dan Evaluasi) Bahasa Indonesia untuk SMA/MA, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 180.

21


(30)

perasaan seseorang. Para pakar pun berpendapat bahwa paragraf persuasif merupakan jenis paragraf yang bersifat memengaruhi pembaca. Berikut ini beberapa pendapat para pakar tentang definisi dari paragraf persuasif.

Tarigan, dalam bukunya mengemukakan bahwa persuasif merupakan tulisan yang dapat merebut perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan dapat meyakinkan pembaca bahwa pengalaman pembaca merupakan suatu hal yang amat penting.22 Dalam paragraf persuasif, penulis berusaha mengemukakan pikiran atau pendapatnya yang berupa bujukan atau ajakan agar pembaca mempercayainya, dan mengikuti pendapat atau pikirannya. Di samping itu, dalam menulis paragraf persuasif, penggunaan diksi berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasaan pembaca.

Sependapat dengan Tarigan, Suparno dan Muhammad Yunus, dalam buku Keterampilan Dasar Menulis juga mengatakan persuasif adalah paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan penulisnya dan lebih menggunakan pendekatan emosional. Persuasif juga menggunakan bukti atau fakta, hanya saja dalam persuasif bukti-bukti itu hanya digunakan seperlunya saja.23

Senada pula dengan Suparno, Keraf dalam buku Argumentasi dan Narasi mengemukakan pengertian persuasif yaitu suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki

22

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 113.

23

Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 1.13.


(31)

pengarang. Persuasif berusaha memengaruhi orang lain atau para pembaca agar melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasif.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf persuasif merupakan jenis paragraf yang bersifat memengaruhi, membujuk, dan meyakinkan pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai persuasif yang diadakan.

Melalui persuasif, seorang penulis mencoba mengubah pandangan pembaca tentang sebuah permasalahan tertentu. Penulis mempersembahkan fakta dan opini yang bisa didapatkan pembacanya. Di samping itu, penulis persuasif harus bisa menampilkan fakta-fakta agar apa yang diinginkannya diyakini pembaca. Persuasif biasanya akan memberikan penekanan pemilihan kata yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasaan orang lain.24 Adapun ciri utama paragraf persuasif sebagai berikut:

1. Persuasif berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat dirubah 2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya

3. Persuasif harus menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca

4. Persuasif sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang

5. Persuasif memerlukan fakta dan data25 6. Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat

24

Nurudin, Dasar-dasar Penulisan, (Malang: UMM Press, 2010), Cet. 2, h. 83. 25

http://id.wikibooks.org/wiki/subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf diakses Rabu, 13 November 2013, Pukul, 22.30 WIB


(32)

7. Bertujuan mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar mau berbuat, bertindak, atau melakukan secara sukarela sesuai dengan yang diinginkan pengarang.

8. Membuktikan kebenaran pendapat pengarang sehingga tercipta keyakinan dan kepercayaan pada diri pembaca.26

4. Alat Pengembangan Paragraf Persuasif

Untuk dapat menyusun paragraf persuasif yang efektif diperlukan kemampuan memanfaatkan alat-alat persuasif.

Dalam buku Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya,

Dra. Novi Resmini mengutip Akhmadi (1980) bahwa ada lima alat pengembangan paragraf persuasif yaitu:

a. Bahasa, sebagai alat komunikasi, bahasa dapat dipakai oleh pemakainya untuk kepentingan apa saja selama dalam batas-batas fungsinya sebagai alat komunikasi.

b. Nada, nada yang dimaksud adalah nada pembicaraan. Nada tersebut berkaitan dengan sikap pengarang dalam menyampaikan gagasannya. c. Detail, yang dimaksud detail adalah uraian terhadap ide pokok sampai

ke bagian yang sekecil-kecilnya.

d. Organisasi, organisasi ini menyangkut pengaturan detail dalam sebuah karangan.

26

Ign. Sukasworo, dkk.,BahasaIndonesia: Mutiara Gramatika Bahasa dan Sastra Indonesia, Jilid 3 untuk SMA/MA kelas XII, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2006), h. 49.


(33)

e. Kewenangan, kewenangan ini menyangkut penerimaandan kesadaran pembaca terhadap pengarang.27

5. Tata Cara Menulis Paragraf Persuasif

Secara prinsip pengertian persuasif dengan argumentasi hampir sama. Keduanya sama-sama menggunakan argumen yang kuat dalam meyakinkan lawan bicara. Argumentasi dan persuasif mempunyai tujuan yang sama untuk mempengaruhi pembaca dengan pikiran, perasaan, dan sikap agar mempercayai dan mengakui apa yang disampaikan penulis. Perbedaannya terletak pada penggunaan bahasa.28

Dalam pengembangan menulis paragraf persuasif, metode yang lazim digunakan di antaranya rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, pemindahan, dan proyeksi.

a. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah suatu proses penggunaan akal untuk memberikan alasan pembenaran atas suatu persoalan. Yang menjadi dasar rasionalisasi adalah adanya kecenderungan manusia untuk memperoleh dan memaksakan kehendak, menutupi kekurangan diri sendiri serta membela dari perasaan bersalah dan dipersalahkan secara emosional. Oleh karena itu, dilakukan upaya pembenaran secara emosional seolah-olah logis agar pembaca yakin.

Rasionalisasi sebenarnya memperlihatkan sesuatu yang tampaknya dapat diterima oleh akal sehat atau logika. Tetapi rasionalisasi mengandung

27

Dra. Novi Resmini, dkk.,Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2006), Cet. 1, h. 155.

28


(34)

perbedaan dengan logika. Perbedaan antara rasionalisasi dengan logika terletak pada motivasi yang ditimbulkannya.

b. Identifikasi

Identifikasi adalah bentuk karangan yang isinya berupa pengidentifikasian dirinya sebagai bagian dari sasaran (pembaca).

c. Sugesti

Sugesti adalah suatu upaya membujuk atau mempengaruhi orang untuk menerima suatu keyakinan tanpa memberikan alasan yang logis. Dalam kehidupan sehari-hari, sugesti dilakukan dengan rangkaian kata-kata yang menarik dan meyakinkan, serta nada suara berwibawa sehingga orang dapat dipengaruhi dengan mudah.29

d. Konformitas

Konformitas adalah upaya untuk menyesuaikan atau menyerupakan diri dengan sasaran yang dituju. Semua kebiasaan dan perilaku sasaran dijadikan model oleh penulis untuk menunjukkan bahwa penulis cukup dekat dengan sasaran. Konformitas dianggap sebagai suatu tindakan yang akan membawa pengaruh positif ke arah kemajuan.30

e. Kompensasi

Kompensasi adalah metode persuasif yang mengungkapkan sesuatu yang berbeda dari keinginan sasaran atau keinginan yang dituju. Caranya dengan mengangkat suatu kelebihan lain yang belum muncul di dalam kemampuan

29

Dr. Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Komposisi Lanjutan III), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), Cet. 13, h. 126.

30


(35)

sasaran. Usaha mencari kompensasi didorong oleh keadaan atau tindakan yang mengalami kegagalan.

f. Pemindahan

Pemindahan adalah suatu upaya penulisan yang menjadikan sasaran sebagai orang yang dikenai perbuatan akibat kelemahannya. Pemindahan yang dimaksud adalah dipindahkannya sasaran tujuan utama (diinginkan) kepada sasaran lain yang posisinya lebih lemah.

g. Proyeksi

Proyeksi adalah upaya untuk menjadikan sesuatu dari subjek ke objek. Seseorang yang mengetahui dirinya memiliki watak buruk tidak mengakui dan dilemparkannya kepada orang lain. Hal seperti ini banyak terjadi ketika seseorang mendeskripsikan dirinya dengan berbagai kebaikan dan mendeskripsikan yang lain dengan penuh kekurangan.31 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paragraf persuasif dengan model pengembangan sugesti.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan dari hasil tinjauan penulis, beberapa penelitian membuktikan bahwa metode, teknik atau penggunaan berbagai macam media yang tepat sangat berperan aktif dalam menunjang peningkatan pembelajaran siswa dalam menulis persuasif. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, seperti dua penelitian dibawah ini:

31Ibid


(36)

1. Skripsi Istika Putri, “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi dengan Menggunakan Media Gambar Foto di Kelas X MAN 1 Tangerang-Banten Tahun Pelajaran 2011-2012”, Jakarta, Universitas Islam Negeri, 2012.

2. Skripsi Nurus Saadah, “Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan Gambar pada Siswa Kelas VIII Mts. Soebono Mantofani Jombang-Ciputat, Tangerang Selatan”, Jakarta, Universitas Islam Negeri, 2012.


(37)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Jl. Buntet Pesantren Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon 45181. Adapun pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester II (dua) bulan April Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi yaitu kegiatan meneliti suatu objek yang memaparkan secara lengkap dan jelas tentang segala hal mengenai objek yang diteliti dan juga memaparkan hasil penelitian secara lengkap dan jelas. Dalam penelitian kualitatif deskriptif, peneliti dilibatkan dalam situasi dan fenomena yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti berusaha menginterpretasikan fakta yang relevan secara menyeluruh.

Penelitian kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Seorang peneliti kualitatif harus bersifat “perspective emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan peneliti, melainkan berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan.


(38)

Oleh karena itu, peneliti pada penelitian kualitatif harus berbekal teori yang luas, sehingga mampu menjadi human instrumen yang baik.

Penulis menggunakan metode ini karena data penelitiannya berupa paragraf persuasif yang dibuat siswa. Dengan demikian, penggunaan metode deskriptif kualitatif sangat cocok untuk menganalisis data berupa karangan, kemudian disajikan dengan mendeskripsikan data tersebut ke dalam tabel analisis data.

C. Pendekatan dan Jenis Data 1. Pendekatan Analisis

Pendekatan merupakan cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan menjelaskan suatu fenomena yang berhubungan erat dengan tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam analisis ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini menyarankan bahwa analisis yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada pada paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon.

2. Jenis Data

Data yang ada pada paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon. Analisis ini berjenis studi dokumen. Studi dokumen digunakan untuk mengkaji keefektifan kalimat pada paragraf persuasif. Selain itu, analisis ini mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, bersifat deskriptif artinya, analisis ini bermaksud mendeksripsikan ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, kesatuan dan kepaduan kalimat, serta


(39)

pengembangan kalimat persuasif dalam paragraf persuasif yang dibuat siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon, dengan tanpa memberikan perlakuan dalam bentuk apa pun pada sumber data. Kedua, analisis ini bersifat alamiah, maksudnya analisis ini dilakukan dalam situasi yang alami dan wajar. Di sini penulis hanya mencatat data seperti apakah keefektifan kalimat dalam penulisan paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon.

Analisis ini bersifat induktif, artinya analisis ini tidak bermaksud mengkaji hipotesis yang dirumuskan sebelumnya. Namun, analisis ini dimaksudkan untuk menarik kesimpulan dengan berdasarkan data yang diambil dari paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon.

D. Objek Analisis

Objek analisis ini adalah paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon tahun pelajaran 2012/2013.


(40)

E. Instrumen Analisis

Tabel 3.1

Format Penilaian Pengembangan Ide Gagasan Paragraf Persuasif

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 20

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20

3 Ejaan dan tanda baca 20

4 Isi gagasan yang diungkapkan 20 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 100

Rumus untuk menghitung presentase adalah:1

X 100 % Keterangan:

N : Nilai

Skor Mentah : Frekuensi Kesalahan

Skor Maksimum : Jumlah Kalimat dalam Paragraf 100% : Bilangan Tetap

1

Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada, 2009), h. 318.


(41)

Tabel 3.2

Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan 1 – 4 D – A

86 – 100 4 A Baik sekali (SM)

76 – 85 3 B Baik (mampu)

56 – 75 2 C Cukup (CM)

10 – 55 1 D Kurang (KM)

F. Teknik Pengolahan Data

Data yang akan dianalisis harus betul-betul ‘jujur‟, yakni kebenarannya harus dapat dipercaya. Pada bagian ini akan dikemukakan: (1) sumber data dan (2) teknik pengambilan data.

1. Sumber Data

Data analisis ini adalah mengidentifikasi beberapa unsur bahasa pada paragraf siswa yaitu: 1) keefektifan kalimat, 2) kesatuan dan kepaduan kalimat, 3) ejaan dan tanda baca, 4) isi gagasan yang diungkapkan, 5) pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca. Selanjutnya dalam analisis ini sumber data berasal dari paragraf persuasif siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon.

2. Teknik Penyajian Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah teknik membaca berulang-ulang dan pencatatan. Membaca berulang-ulang maksudnya mengamati dan mencatat dengan sistematis fenomena yang diselidiki.


(42)

Dalam hal ini kesalahan penulisan ejaan dan tanda baca dalam paragraf persuasif siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon

.

G. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam analisis ini dilakukan sepanjang analisis berlangsung dan dilakukan secara sistematis dari awal sampai akhir analisis. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca berulang-ulang atau memerhatikan 1) keefektifan kalimat, 2) kesatuan dan kepaduan kalimat, 3) ejaan dan tanda baca, 4) isi gagasan yang diungkapkan, 5) pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca dalam paragraf persuasif siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon. Jika terdapat kesalahan dalam paragraf persuasif tersebut, dicatat atau disalin pada kartu catatan. Kemudian dimasukkan atau disalin kembali untuk menjadi pembahasan dalam skripsi ini.

Selain prosedur pengumpulan data di atas, peneliti juga membuat beberapa teknik sebagai alternatif dalam pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dokumentasi. Namun, teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes tertulis.


(43)

A. Deskripsi Data 1. Profil Sekolah

1. Nama Madrasah : MANU Putra Buntet Pesantren 2. Berdiri pada : Tanggal 17 Juli 1983

3. SK Pendirian : 03/10/21/07/06

4. NSS / NPSN : 131232090004/ 20280269 6. Status Madrasah : Swasta Terakreditasi A

(Amat Baik) / 93,23

7. SK Akreditasi : 02.00/380/BAP-SM/VI/2011 8. Alamat : Buntet Pesantren Astanajapura

Jawa Barat Cirebon 45181 9. Latitude Longitude : -6.8071 / 108.6127 10. Coordinat :6°48'27"S 108°36'45"E

11. Email : manuputra_buntet@yahoo.co.id 12. Weblog : www.manuputra.Wordpress.com 13. bloger :http://manuputrabuntet.blogspot.com/ 2. PROGRAM PILIHAN/JURUSAN

A. IAI / ILMU KEAGAMAAN/MAK B. ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) C. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) 3. Tujuan Madrasah

A. Bidang Akademik

 Peningkatan rata-rata Nilai Ujian Nasional 7,50  Terampil melakasanakan ajaran agama

 Terampil berbahasa Inggris dan Arab

 Terampil dalam mengoperasikan Komputer dan internet B. Bidang Non Akademik

 Terampil di bidang olah raga  Seni dan Kaligrafii

C. Ekstra kulikuler lainnya seperti

 Kegiatan OSIS, Pramuka, Marching Band, Sholawat/Khadrah, PASKIBRA dll.

4. VISI DAN MISI 1. Visi


(44)

“ Terwujudnya insan Ahlussunnah Wal Jama‟ah yang berakhlakul karimah, memiliki etos belajar yang tinggi, disiplin, komitmen pada dunia pendidikan, berwawasan ke depan, dan tangguh dalam kompetisi global.” 2. Misi

Menanamkan dan menumbuhkembangkan jiwa serta pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Membentuk kepribadian Ahlussunnah Wal Jama‟ah dalam kehidupan sehari-hari.

Mewujudkan manusia yang berilmu, jujur, istiqomah, kreatif, ikhlas beramal, amanah, amar ma‟ruf nahi munkar, dan berdaya saing. Menumbuhkan sikap disiplin, semangat keterbukaan, dan

kebersamaan.

Mewujudkan santri yang intelek dan intelektual santri yang memiliki semangat berilmu amaliah dan beramal ilmiah

5. Kepala MANU Putra Buntet Pesantren dari tahun ke tahun 1. 1983 - 1984 DR. KH. MA. Fuad Hasyim

2. 1984 - 1986 KH. Fachruddin Mulyono 3. 1986 - 2000 KH. Hasanuddin Kriyani, BA 4. 2000 - 2005 Drs. KH. Hasyim Abkari 5. 2005 - 2012 Drs. KH. Yusuf Ma'mun, MM

6. 2012 – S/D. sekarang KH. Ade Mohamad Nasih, Lc. 6. Sarana Belajar

 Laboratorium IPA Fisika, Kimia , Biologi  Laboratorium Bahasa

 Ketrampilan Komputer  Internet dan Hot Spot Area  Perpustakaan

 Laboratorium Multi Media  Ruang Seni dan Budaya  Aula

 Khadroh/Sholawatan/Marawis

 Sarana Olah raga seperti Bola volley, Bola basket, Futsal, Tenis meja dll.  Drum Band (satu unit)

 Marching Band (satu unit)  Asrama Siswa

7. MOTTO

M : MEWUJUDKAN MANUSIA YANG BERTAQWA DALAM KONDISI APAPUN

A : AMALKAN ILMU, BERJUANG, BELAJAR, DAN BEKERJA

N : NIAT DENGAN IKHLAS PATUH PADA ULAMA NAHDLATUL ULAMA

U : UMMAT INSYA ALLOH AKAN BAHAGIA DI DUNIA DAN AKHERAT


(45)

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

Dalam pengumpulan data terdapat beberapa langkah yang dilakukan, meliputi:

1. Pemberian materi, yaitu mengenai penulisan paragraf persuasif

Pemberian materi diawali dengan memberikan penjelasan mengenai paragraf persuasif. Penjelasan mengenai materi ini adalah: pengertian paragraf, jenis-jenis paragraf, dan tata cara penulisan paragraf persuasif. Materi berikutnya yang diberikan adalah mengenai paragraf persuasif. Pada materi ini dijelaskan mengenai pengertian paragraf persuasif, ciri-ciri persuasif, tahapan-tahapan penulisan paragraf persuasif, dan tujuan penulisan paragraf persuasif.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berargumentasi atau berkomentar mengenai materi yang telah disampaikan. Waktu yang ditentukan adalah 15 menit. Dalam kesempatan ini juga digunakan oleh peneliti untuk berdiskusi dengan siswa.

3. Penulisan paragraf persuasif dengan menggunakan model pengembangan sugesti. Pada tahap ini, peneliti mengajak para siswa untuk menulis paragraf persuasif dengan menggunakan model pengembangan sugesti. Tema paragraf ditentukan oleh peneliti. Dengan demikian, siswa terarah untuk membuat paragraf sesuai dengan tema.

4. Pengumpulan data

Setelah siswa selesai menulis paragraf persuasif, peneliti mengumpulkan karangan yang telah ditulis oleh siswa. Pada tahap ini lazim


(46)

disebut dengan pengumpulan data. Karangan siswa itulah yang akan dijadikan data penelitian.

5. Pengklasifikasian data

Pengklasifikasian data dapat dilakukan dengan beberapa langkah, meliputi:

a. Memilah karangan

Karangan siswa yang sudah terkumpul akan dipilah oleh penulis. Beberapa karangan akan diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesalahan yang terdapat dalam karangan tersebut. Selanjutnya, karangan yang sudah terpilih akan dianalisis. Analisis difokuskan pada keefektifan kalimat, kesatuan dan kepaduan kalimat, ejaan dan tanda baca, isi gagasan yang diungkapkan, dan pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca.

b. Memberikan penomoran karangan

Pemberian nomor pada tiap-tiap karangan dilakukan agar penulis lebih mudah dalam proses analisis selanjutnya. Nomor yang diberikan berupa nomor urut dari 1 sampai nomor akhir siswa sesuai abjad.

C. Analisis Data

Berdasarkan langkah-langkah analisis data, berikut ini penulis sajikan analisis data dari setiap siswa untuk menggambarkan taraf kemampuan siswa secara individual.


(47)

Tabel

Analisis Data Siswa No. 1

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20

3 Ejaan dan tanda baca 10

4 Isi gagasan yang diungkapkan 10 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 76 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 10 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 10 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 76 dan interpretasi Baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 2

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 15

3 Ejaan dan tanda baca 10


(48)

5 Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 76 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 15 c). Ejaan dan tanda baca: 10 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 15 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 3

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 14

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 10 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 72 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 14 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 10 e). Pengembangan kalimat persuasif yang


(49)

dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 72 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 4

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 14

3 Ejaan dan tanda baca 10

4 Isi gagasan yang diungkapkan 8 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16

Jumlah 64 Kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 14 c). Ejaan dan tanda baca: 10 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 8 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 64 dan interpretasi kurang.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 5

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16


(50)

3 Ejaan dan tanda baca 12 4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16

Jumlah 72 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 72 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 6

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15


(51)

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 71 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 7

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 12

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 12

3 Ejaan dan tanda baca 10

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

14

Jumlah 60 Kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 12 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 10 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 14. Jumlah skor 60 dan interpretasi kurang.


(52)

Tabel

Analisis Data Siswa No. 8

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 15

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 12

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 13 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15

Jumlah 67 Kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 15 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 13 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 67 dan interpretasi kurang.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 9

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 12

3 Ejaan dan tanda baca 10


(53)

5 Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

12

Jumlah 60 Kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 10 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 10 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 12. Jumlah skor 60 dan interpretasi kurang.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 10

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 18

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 17

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15

Jumlah 73 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 17 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang


(54)

dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 73 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 11

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 18

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 18

3 Ejaan dan tanda baca 17

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15

Jumlah 80 Amat Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 18 c). Ejaan dan tanda baca: 17 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 80 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 12

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 17


(55)

3 Ejaan dan tanda baca 12 4 Isi gagasan yang diungkapkan 15 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15

Jumlah 76 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 17 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 17 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 15 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 13

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 16 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16


(56)

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 16 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 80 dan interpretasi amat baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 14

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 18

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 18

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 15 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15

Jumlah 78 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 18 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 15 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 78 dan interpretasi baik.


(57)

Tabel

Analisis Data Siswa No. 15

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 18

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

18

Jumlah 76 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 18. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 16

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 18

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 15


(58)

5 Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15

Jumlah 80 Amat Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 15 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 16 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 80 dan interpretasi amat baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 17

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 12

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 72 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 12 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang


(59)

dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 72 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 18

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 15

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 15 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16

Jumlah 74 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 15 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 15 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 74 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 19

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 18


(60)

3 Ejaan dan tanda baca 12 4 Isi gagasan yang diungkapkan 16 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16

Jumlah 80 Amat Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 18 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 16e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 80 dan interpretasi amat baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 20

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 15

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 15

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15


(61)

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 15 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 15 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 73 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 21

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 15

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 15

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

15

Jumlah 69 Kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 15 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 15 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 69 dan interpretasi kurang.


(62)

Tabel

Analisis Data Siswa No. 22

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 12

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 8 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16

Jumlah 64 Kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 10 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 62 dan interpretasi kurang.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 23

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 12


(63)

5 Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16

Jumlah 72 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 72 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 24

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 80 Amat Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang


(64)

dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 80 dan interpretasi amat baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 25

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 8 \5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 76 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 8 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 26

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16


(65)

3 Ejaan dan tanda baca 8 4 Isi gagasan yang diungkapkan 12 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 72 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 8 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 72 dan interpretasi

baik.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 27

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 8 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16


(66)

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 8 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 68 dan interpretasi kurang.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 28

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 8 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

16

Jumlah 72 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 8 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 72 dan interpretasi baik.


(67)

Tabel

Analisis Data Siswa No. 29

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 12

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16

3 Ejaan dan tanda baca 12

4 Isi gagasan yang diungkapkan 8 5 Pengembangan kalimat persuasif

yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

20

Jumlah 68 Kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 68 dan interpretasi kurang.

Tabel

Analisis Data Siswa No. 30

No Aspek Penilaian Skor Interpretasi

1 Keefektifan kalimat 16

2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20

3 Ejaan dan tanda baca 12


(68)

5 Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca

12

Jumlah 68 Kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 12 d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 12. Jumlah skor 69 dan interpretasi kurang.

D. Data Hasil Menulis Paragraf Persuasif Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon

No Nama Siswa Skor Interpretasi

1 Abdur Rozak 76 Baik

2 Abdus Salam 76 Baik

3 Achmad Tajri Muchsinin 72 Baik

4 Ahmad Fahrazi 64 Kurang

5 Ahmad Hilmi 72 Baik

6 Ahmad Khairul Anam 71 Baik

7 Ahmad Samuji 60 Kurang

8 Ahmad Subhan ‘Ainurrofiq 67 Kurang

9 Ahmad Sufyan Atsuri 60 Kurang


(69)

11 Cecep Pega Kusumah 80 Amat Baik

12 Darto Imanudin 76 Baik

13 Erjiman Saputra 80 Amat Baik

14 Hasbie M. Izza 78 Baik

15 Ilman Izzul Fawaid 76 Baik

16 Kusmawanto 80 Amat Baik

17 Muhammad Diko Pratama 72 Baik

18 Muhammad Dzia Ulhaq 74 Baik

19 Muhammad Faiz Rafizqi 80 Amat Baik

20 Muhammad Fikry Haikal 73 Baik

21 Muhammad Teguh Andrean 69 Kurang

22 Panji Ahmad 62 Kurang

23 Reza Agustyn 72 Baik

24 Rifqi Fazri 80 Amat Baik

25 Sanudin 75 Baik

26 Subhi Mubarok 70 Baik

27 Sufri Muzanni 67 Kurang

28 Toni Hidayat 75 Baik

29 Untung Kauji 68 Kurang

30 Wahid Nur Hidayat 69 Kurang

Jumlah 2167


(70)

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh nilai menulis paragraf persuasif yaitu sebanyak 8 siswa yang masih di bawah KKM (70). Dengan prosentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

X 100 % = 27% dari 30 siswa yang penulis teliti.

Sedangkan, siswa yang mencapai KKM sebanyak 22 siswa dengan prosentase:

X 100 % = 73%.

Berdasarkan data pada tabel analisis individual siswa, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kelemahan siswa dalam menulis paragraf persuasif, dengan penjelasan sebagai berikut.

Sebanyak 9 siswa mendapat nilai kecil dibandingkan kriteria lainnya. Pada kriteria no. 3, yaitu ejaan dan tanda baca. Hal ini menunjukkan masih banyak siswa yang kurang mampu menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat.

Adapun kriteria isi gagasan yang diungkapkan sebanyak 4 siswa mendapat nilai kecil dibandingkan dengan kriteria lain. Dengan demikian kriteria yang memenuhi aspek penilaian menulis adalah keefektifan kalimat, kesatuan dan kepaduan kalimat, dan pengembangan kalimat paragraf persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca.


(71)

(72)

A. Simpulan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf persuasif model pengembangan sugestif siswa kelas X tahun pelajaran 2012/2013.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon sudah mampu menulis paragraf persuasif, terbukti rata-rata kelas yang diperoleh mencapai nilai KKM sebesar 70. Kesulitan yang dialami siswa dalam membuat paragraf persuasif, paling banyak dalam hal isi gagasan yang diungkapkan dan penulisan ejaan dan tanda baca. Namun demikian, deskripsi nilai per siswa menunjukkan masih banyaknya siswa yang belum mencapai nilai KKM, yaitu sebanyak 8 siswa atau sebesar 27% dari 30 siswa yang penulis teliti.

Jadi, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragaf persuasif dengan model pengembangan sugesti pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon cukup baik dengan rata-rata nilai kelas 72.23 dengan interpretasi baik. Dan siswa yang mencapai KKM sebesar 73%.


(73)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan pada bab IV serta simpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Agar siswa dapat mengatasi beberapa kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif, sebaiknya siswa saling berinteraksi satu sama lain dalam menyelesaikan kesulitan tersebut.

2. Pendekatan integratif dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasif siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada guru bahasa Indonesia untuk menerapkan pendekatan tersebut sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasif.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT PENULIS

QORIATUN, lahir di Cirebon, 21 Januari 1988 dari pasangan Drs. H. Ibrohim Cholil dan (Almh) Hj. Miroyah. Anak ke sembilan dari dua belas bersaudara ini menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Mertapada Kulon II tamat pada tahun 2001, lalu melanjutkan pendidikan di MTS Nahdlatul Ulama Putri III tamat pada

tahun 2003, melanjutkan pendidikan menengah di MAN Buntet Pesantren Cirebon 2006, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2006.

Selain itu, pengalaman mengajar yang pernah digeluti oleh gadis muda ini adalah menjadi guru di SMP Sultan Hasanuddin, mengajar di lembaga bimbingan belajar Primagama, Eksakta, dan mengajar privat. Saat ini penulis tinggal di Desa Sidamulya Blok Maja II, Rt/Rw 02/03 No.E08 Kec.Astanajapura Kab. Cirebon 45181.

Selama kuliah penulis pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan, penulis adalah anggota HMI komisariat cabang Ciputat, penulis pernah menjabat di bidang Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) BEMJ PBSI, dan penulis menyalurkan hobinya dengan menjadi anggota pojok seni tarbiyah (POSTAR).


Dokumen yang terkait

Kemampuan Presentasi dalam Kegiatan Diskusi Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nur As Sholihat Serpong Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 16 98

Campur Kode Dan Gejala Bahasa Pada Cerpen Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta Tahun Pelajaran 2012/2013

0 7 121

“Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1 6 100

Penulisan paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra TAHUN pelajaran 2012/2013

0 15 100

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Pelajaran 2013/2014

3 38 62

Pendidikan Multikultural dalam kurikulum 2013 (Implementasi pada Mata Pelajaran Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja)/ke- Nahdlatul Ulama-an (ke-NU-an) Kelas X di Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangka Raya)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 23

Pendidikan Multikultural dalam kurikulum 2013 (Implementasi pada Mata Pelajaran Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja)/ke- Nahdlatul Ulama-an (ke-NU-an) Kelas X di Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangka Raya)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 50

Pendidikan Multikultural dalam kurikulum 2013 (Implementasi pada Mata Pelajaran Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja)/ke- Nahdlatul Ulama-an (ke-NU-an) Kelas X di Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangka Raya)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 14

Pendidikan Multikultural dalam kurikulum 2013 (Implementasi pada Mata Pelajaran Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja)/ke- Nahdlatul Ulama-an (ke-NU-an) Kelas X di Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangka Raya)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 23

Pendidikan Multikultural dalam kurikulum 2013 (Implementasi pada Mata Pelajaran Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja)/ke- Nahdlatul Ulama-an (ke-NU-an) Kelas X di Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangka Raya)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28