PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA SD.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SISWA SD
(Eksperimen di Kelas V SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Nadia Dilla Silvera 0909209
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
(2)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA SD (Eksperimen di Kelas V SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak)
Oleh
Nadia Dilla Silvera
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi S1 PGSD
© Nadia Dilla Silvera 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
NADIA DILLA SILVERA (0909209)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA SD
(Eksperimen di Kelas V SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Drs. Ajo Sutarjo, M. Pd NIP. 19620110 198803 1 003
Pembimbing II,
Supriadi, M. Pd NIP. 19790717 200604 1 002
Diketahui oleh
Ketua Prodi S1 PGSD UPI Kampus Serang
Drs. Ajo Sutarjo, M. Pd NIP. 19620110 198803 1 003
(4)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Terhadap
Keterampilan Proses Siswa SD” (Eksperimen di Kelas V SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak) ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak akan melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Serang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan
NADIA DILLA SILVERA NIM. 0909209
(5)
Motto:
“Hidup berawal dari mimpi, mimpi berawal dari niat..
Bismillah”
Persembahan:
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai rasa bakti dan
cinta kepada mamah, bapak, nenek tersayang, adikku
Bisma, om Yanu, tante Liya, Ibu, om Helmi, beserta
keluarga tercinta dan kepada orang terkasih yang telah
memberikan seluruh cinta, doa, nasehat serta motivasi
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi tepat pada
waktunya.
Terimakasih untuk warna warni yang telah kalian
berikan dalam kehidupanku.
(6)
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Keterampilan Proses Siswa SD (Eksperimen di Kelas V SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak)”. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari jalan yang gelap gulita ke jalan yang terang benderang
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang. Dalam penyusunan skripsi, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta selalu berdoa dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya konstruktif ke arah penyempurnaan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin.
Serang, Juni 2013
(7)
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Abdul Somad, M. Pd selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
2. Drs. Ajo Sutarjo, M. Pd selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Serang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.
3. Bapak Supriadi, M. Pd selaku pembimbing II atas saran-saran dan bimbingannya.
4. Seluruh dosen dan staf tata usaha Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
5. Bapak Owi Madrowi, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN I Rangkasbitung Timur beserta staf yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.
6. Ibu Eti Sumarni, S. Pd selaku guru kelas VA dan Ibu Suhartini, S. Pd selaku guru kelas VB SDN I Rangkasbitung Timur yang telah memberikan bantuan demi terlaksananya penelitian ini.
7. Siswa-Siswi kelas V SDN I Rangkasbitung Timur yang menjadi sampel penelitian ini.
8. Risky Mustakim, S.T yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayangnya sehingga karya ini dapat selesai tepat waktu.
9. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu membantu dan memotivasi dalam mengarungi kehidupan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat serta karunianya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Amin.
(8)
iii
ABSTRAK
NADIA DILLA SILVERA (2013). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA SD (Eksperimen di Kelas V SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak) Agar proses belajar khususnya dalam pembelajaran IPS tidak cenderung berpusat pada guru, maka dikembangkan model-model pembelajaran yang inovatif dan meningkatkan keterampilan proses siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
(TPS). Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan model TPS serta faktor-faktor yang mendukung/menghambat pembelajaran IPS dengan menggunakan model TPS. Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak menggunakan metode eksperimen dengan sampel penelitian berjumlah 30 siswa dari kelas VA dijadikan sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa dari kelas VB dijadikan sebagai kelas kontrol. Instrument yang digunakan ialah tes keterampilan proses, angket skala sikap, lembar observasi, wawancara dan jurnal harian siswa. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dengan signifikansi sebesar 10% menggunakan bantuan program SPSS Statistic versi 19 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima karena keterampilan proses siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dimana rata-rata hasil postest siswa kelas eksperimen sebesar 78,17 sedangkan rata-rata postest siswa kelas kontrol bernilai 71,33. Pada skala sikap menunjukan sikap siswa yang merespons positif pembelajaran ini. Adapun faktor yang mendukung pembelajaran ini ialah siswa lebih aktif dalam pembelajaran serta meningkatkan interaksi antar siswa sedangkan faktor yang menghambat pembelajaran ialah siswa yang aktif menjadi semakin aktif sehingga mendominasi kelas. Berdasarkan temuan penelitian, keterampilan proses siswa kelas eksperimen yang menggunakan model TPS dalam pembelajaran IPS lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan model konvensional, sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran khususnya untuk meningkatkan keterampilan proses.
(9)
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR BAGAN ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Definisi Operasional ... 5
G. Hipotesis Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share ... 7
(10)
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 13
A. Metode Penelitian ... 13
B. Desain Penelitian ... 13
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14
D. Instrumen Penelitian ... 15
E. Pengembangan Bahan Ajar... 22
F. Teknik Pengumpulan Data ... 23
G. Teknik Analisis Data ... 23
H. Prosedur Penelitian ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Rekomendasi ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN SK PEMBIMBING
LAMPIRAN SURAT KETERANGAN OBSERVASI LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Validitas Muka Tes Keterampilan Proses ... 17
3.2 Validitas Isi Tes Keterampilan Proses... 18
3.3 Lembar Pertimbangan Lembar Kerja Siswa ... 19
3.4 Interpretasi Gain Ternormalisasi ... 26
3.5 Kriteria Presentasi Skala Sikap ... 28
4.1 Deskripsi Statistik Data Pretest ... 33
4.2 Uji Normalitas Data Pretest ... 34
4.3 Uji Homogenitas Data Pretest ... 37
4.4 Uji Nonparametrik (Mann-Whitney Test)... 38
4.5 Deskripsi Statistik Data Postest ... 40
4.6 Uji Normalitas Data Postest ... 41
4.7 Uji Homogenitas Data Postest ... 44
4.8 Uji Rata-Rata (Uji t) ... 45
4.9 Pengelompokan Hasil Postest Kelas Eksperimen ... 46
4.10 Uji Anova (Analisis of Varians) ... 47
4.11 Uji Scheffe ... 49
4.12 Rata-Rata N-Gain ... 52
4.13 Rata-Rata Observasi Aktivitas Siswa ... 53
4.14 Rata-Rata Observasi Aktivitas Guru ... 54
4.15 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran IPS ... 55
4.16 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share ... 56
(12)
vii
4.18 Penafsiran Angket Skala Sikap ... 69
DAFTAR BAGAN
Bagan
3.1 Desain Penelitian ... 14 3.2 Prosedur Penelitian ... 30
(13)
viii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 32
4.2 Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 32
4.3 Q-Q Plot Pretest Kelas Eksperimen ... 35
4.4 Q-Q Plot Pretest Kelas Kontrol ... 36
4.5 Nilai Postest Kelas Eksperimen ... 39
4.6 Nilai Postest Kelas Kontrol ... 40
4.7 Q-Q Plot Postest Kelas Eksperimen ... 42
4.8 Q-Q Plot Postest Kelas Kontrol ... 43
4.9 Gain Kelas Eksperimen ... 50
4.10 Gain Kelas Kontrol ... 51
4.11 Nilai Rata-Rata LKS ... 63
4.12 Rata-Rata N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 65
4.13 Rata-Rata Nilai Pretest dan Postest ... 66
(14)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Instrumen Tes Keterampilan Proses ... 77
2. Instrumen Skala Sikap ... 81
3. Instrumen Pedoman Observasi ... 83
4. Instrumen Pedoman Wawancara ... 85
5. Instrumen Lembar Kerja Siswa ... 87
6. Jurnal Harian Siswa ... 91
7. RPP Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share ... 92
8. RPP Konvensional ... 99
9. Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 105
10. Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 106
11. Deskripsi Statistik Data Pretest ... 107
12. Uji Normalitas Data Pretest ... 108
13. Uji Homogenitas Data Pretest ... 108
14. Normal Q-Q Plots ... 109
15. Uji Mann-Whitney ... 110
16. Hasil Postest Kelas Eksperimen ... 111
17. Hasil Postest Kelas Kontrol ... 112
18. Analisis Indikator Soal Postest ... 113
(15)
x
20. Uji Normalitas Data Postest ... 114
21. Uji Homogenitas Data Postest ... 114
22. Normal Q-Q Plots ... 115
23. Uji t Data Postest ... 116
24. Pembagian Sub Kelas Eksperimen ... 117
25. Uji Anova ... 117
26. Uji Scheffe ... 118
27. Homogeneous Subsets ... 118
28. Pengolahan N-Gain Kelas Eksperimen ... 119
29. Pengolahan N-Gain Kelas Kontrol ... 120
30. N-Gain dan Interpretasi N-Gain ... 121
31. Rata-Rata N-Gain Siswa ... 122
32. Analisis Nilai LKS Kelas Eksperimen ... 123
33. Analisis Nilai LKS Kelas Kontrol ... 124
34. Rata-Rata Nilai LKS ... 125
35. Analisis Data Skala Sikap ... 126
36. Penafsiran Angket Skala Sikap ... 127
37. Pelaksanaan Pretest ... 128
38. Pembelajaran IPS menggunakan Model Think-Pair-Share ... 128
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Peranan guru di sekolah bukan hanya mengajar, melainkan juga mendidik.
Darji Darmodiharjo (Sadulloh, 2010:7), mengemukakan bahwa ”mendidik merupakan usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, serta ketakwaan”.
Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mampu menyelesaikan soal-soal ulangan atau ujian dengan mendapatkan nilai yang memuaskan. Selain itu guru juga telah melaksanakan tugasnya apabila semua materi pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah tersampaikan kepada siswa. Ilustrasi tersebut menunjukan bahwa pembelajaran berorientasi pada hasil, sedangkan prosesnya terabaikan.
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar, dominannya proses pembelajaran secara konvensional, suasana kelas cenderung
(17)
2
teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Guru lebih suka menerapkan model tersebut karena tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup dengan menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku paket. Selain itu keterampilan proses sering diabaikan guru, padahal keterampilan proses dapat membimbing siswa menemukan pengalaman atau konsep yang sangat mendukung pencapaian aspek kognitif.
Agar proses belajar tidak cenderung teacher-centered, maka dikembangkan model-model pembelajaran yang lebih inovatif, dan membuat terjadinya interaksi antara siswa dan guru. Salah satunya adalah Model Pembelajaran Kooperatif
Think-Pair-Share, yang merupakan sebuah inovasi dari Model Pembelajaran Kooperatif. Dalam model ini terjadi interaksi antara siswa dalam mengutarakan pendapatnya, sehingga siswa berperan aktif dalam memecahkan masalah. Guru bersifat sebagai fasilitator dan memberikan penguatan tentang apa yang diungkapkan siswa.
Seperti menurut pendapat Suyitno (2012-Online) bahwa “Model
Think-Pair-Share (TPS) dapat juga disebut sebagai model belajar mengajar
berpasangan”.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilda Mutiara (Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta, 2012) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi Eksperimen Siswa Kelas IV SD Negeri II Kecila, Kemranjen, Banyumas Tahun Ajaran 2011/2012)” menyimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar antar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan yang signifikan pada hasil Post Test mata pelajaran IPS pada siswa yang diberi perlakuan (kelompok eksperimen) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan siswa yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol) dengan perbedaan nilai rata-rata sebesar 4 point dan dilakukan uji rata-rata (Uji t) dan diperoleh nilai 5.274 yang berarti hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
(18)
3
Meminjam pendapat Bruner (Trianto 2010:7) bahwa “berusaha sendiri
untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna”.
Maka dari itu apabila kita ingin meningkatkan keterampilan proses belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPS, perlu upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Salah satunya dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) di Sekolah Dasar.
Atas dasar pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Keterampilan Proses Siswa SD (Eksperimen di Kelas
V SDN 1 Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak)”.
B. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini, baik dalam hal kemampuan, waktu maupun biaya, maka penulis membatasi penelitian ini dalam beberapa hal sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di dua kelas yaitu kelas VA dan VB di SDN 1 Rangkasbitung Timur dimana satu kelas sebagain kelas eksprimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
2. Yang diteliti adalah keterampilan proses siswa dalam pembelajaran IPS. 3. Pembelajaran yang digunakan adalah Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair- Share dan pembelajaran biasa.
4. Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil materi pelajaran yaitu pokok bahasan tentang peristiwa seputar proklamasi.
C. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah keterampilan proses siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Think-Pair-Share (TPS) lebih baik dengan
(19)
4
siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS dengan menggunakan model konvensional?
2. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Think-Pair-Share (TPS)?
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung/menghambat pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Think-Pair-Share (TPS)?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses siswa SD dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi perbedaan keterampilan proses siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS dengan Model Think-Pair-Share (TPS) dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS dengan model konvensional.
2. Mengidentifikasi sikap siswa terhadap pembelajaran IPS yang menggunakan model Think-Pair-Share (TPS).
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung/menghambat pembelajaran IPS dengan menggunakan model Think-Pair-Share (TPS)
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan, secara praktis hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah (guru dan siswa), sedangkan secara teoritis akan bermanfaat bagi penelitian dan keilmuan. Adapun rincian manfaat penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa: Pembelajaran dengan menggunakan Model Think-Pair-Share
(TPS) dapat meningkatkan keterampilan proses siswa SD
2. Bagi guru: Pembelajaran dengan menggunakan Model Think-Pair-Share
(TPS) ini dapat menjadi model pembelajaran alternatif yang diterapkan di kelas.
(20)
5
3. Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan/referensi (penelitian yang relevan) pada penelitian yang sejenis.
F. Definisi Operasional
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland, sesuai yang dikutip Arends (Trianto, 2010:81) bahwa “Think-Pair-Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas”.
Proses belajar mengajar dikelas harus dapat mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. Kemampuan dasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
Menurut Holil (2008-Online) “Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi”.
Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, mengenai keterampilan proses siswa dikemukakan juga sebagai berikut:
Keterampilan proses lebih menekankan pada isi atau konsep. Melalui keterampilan proses siswa dapat menemukan pengalaman pengetahuan atau konsep tertentu. Dengan kata lain, keterampilan proses dititik beratkan kepada bagaimana mempelajari dan apa yang dipelajari. (Effendi dan Ita, 2010:8)
Keterampilan siswa akan tampak dalam beberapa kegiatan seperti yang dikemukakan berikut:
1.Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran, 2.Mempelajari, mengalami dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan, 3.Merasakan sendiri tugas-tugas yang diberikan guru. 4.Belajar dalam kelompok, 5.Mencoba sendiri konsep-konsep tertentu, serta 6.Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan dan hayatan nilai secara lisan atau penampilan. (Suryosubroto, 2009:60)
(21)
6
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share kegiatan pembelajarannya yang merupakan pola diskusi kelas diharapkan dapat meningkatan keterampilan proses siswa di kelas V SDN I Rangkasbitung Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah: “Keterampilan proses siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS menggunakan Model Think-Pair-Share (TPS) lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran konvensional”.
(22)
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen dengan sampel penelitian yaitu 30 siswa kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share dan 30 siswa kelas kontrol mendapatkan pembelajaran IPS dengan menggunakan model konvensional. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes awal/pretest dan tes akhir/postest dengan menggunakan soal yang sama.
B. Desain Penelitian
Sebelum merumuskan desain penelitian, terlebih dahulu peneliti menetapkan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini. Adapun yang dimaksud dengan variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Fungsi variabel bebas untuk mempengaruhi variabel lain.
“Variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian. Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel lain”. (Narbuko, 2004:119).
Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) sebagai variabel bebas. Sementara keterampilan proses siswa SD sebagai variabel terikatnya. Pengamatan dilakukan 2 kali, yaitu pada saat sebelum proses pembelajaran atau pretest, dan sesudah pembelajaran atau postest.
Pada penelitian ini, dipilih sampel penelitian secara acak, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok
(23)
14
kedua tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pretest dan postest dilakukan pada 2 kelompok tersebut. Pada kelompok eksperimen memperoleh perlakuan dengan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (X), sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran biasa.
Berdasarkan uraian diatas maka desain penelitian yang digunakan adalah
True Eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design yang secara ringkas digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2009:76):
E 01 X 02 K 03 04
Bagan 3.1 Desain penelitian
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol 01,03 : Pretest
02,04 : Postest
X : Model Pembelajaran Tipe Think-Pair-Share (TPS)
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam hubungan populasi dan sampel, Prof. Sutrisno Hadi (Narbuko, 2004:107), menjelaskan bahwa “sampel atau contoh adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian”.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SD Negeri di Kecamatan Rangkasbitung. Sedangkan untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive sampling
(24)
15
berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan populasi.
Seluruh siswa SD dari tiap sekolah rata-rata berumur 6-12 tahun. Namun peneliti mengambil sampel siswa kelas V di SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak. Alasan pemilihan SD adalah karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal peneliti, selain itu sebagai calon guru Sekolah Dasar peneliti harus mengetahui permasalahan apa yang di alami siswa SD dalam pembelajaran IPS, serta untuk mengetahui sejauh mana keterampilan proses siswa SD pada pembelajaran IPS khususnya di SDN I Rangkasbitung Timur.
Untuk pemilihan kelas, peneliti mengambil kelas paralel VA dan VB di SDN I Rangkasbitung Timur, sedangkan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan teknik random/acak dan diperoleh kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kels VB sebagai kelas kontrol
D. Instrumen Penelitian
Trianto (2012:271), mengemukakan bahwa: “Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian kompetensi”.
“Instrumen juga diartikan sebagai alat bantu yang diwujudkan dalam benda, misalnya angket, daftar cocok, pedoman wawancara, panduan pengamatan, test, inventori, dan skala”. (Trianto, 2012:271)
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Tes (Pretest, Postest, Lembar Kegiatan Siswa) dan Non Tes (Angket, Observasi, Wawancara, Jurnal Harian).
1. Instrumen Tes Keterampilan Proses
Tes menurut Trianto (2010:199), adalah “Salah satu alat untuk mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa setelah berlangsung serangkaian proses belajar mengajar”.
Dilain pihak, Arikunto (2012:64) menjelaskan bahwa: “Tes ditinjau dari cara pengadministrasiannya dibedakan menjadi pre-test dan post test”.
(25)
16
“Pretest merupakan penilaian awal siswa yang dilakukan untuk penjajakan atau pengukuran tentang penguasaan siswa terhadap tujuan yang harus dicapai”. (Trianto, 2010:199).
Adapun fungsi pretest menurut Suryosubroto (2009:54), adalah “untuk menilai sampai dimana kemampuan siswa sebelum mengikuti program pembelajaran yang telah guru siapkan”.
Pretest diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum pembelajaran dilakukan. Sedangkan post tes digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan proses siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tes yang digunakan adalah tes berbentuk Uraian. Dalam penyusunan tes keterampilan proses, diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan, indikator kemampuan keterampilan yang diukur, nomor soal, serta bobot nilai masing-masing soal. Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan dengan menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman penskoran untuk setiap butir soal.
“Agar dapat diperoleh data yang valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid.” (Arikunto, 2012:79).
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, memiliki kesejajaran antara hasil tes dan kriteria. Adapun pertimbangan untuk mengetahui kevalidan tes keterampilan proses baik untuk pretest, postest maupun Lembar Kerja Siswa berdasarkan lembar pertimbangan yang diisi oleh Dosen Pembimbing II yaitu Bapak Supriadi, M.Pd sebagai validator adalah sebagai berikut:
a. Validitas Muka
Untuk setiap butir soal, bubuhkan angka 1 pada tabel, jika Bapak/Ibu menganggap soal tersebut valid. Bubuhkan angka 0 jika Bapak/Ibu menganggap soal tersebut tidak valid. Kemudian berikan komentar mengenai ketidakvalidan soal tersebut, dan berikan saran/perbaikan pada tempat yang telah disediakan dalam tabel.
(26)
17
Soal dikatakan valid (dari segi validitas muka) jika telah memenuhi kriteria validitas muka, yakni apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksional. Adapun untuk hasil pertimbangan validitas muka yang diisi oleh validator dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1
Validitas Muka Tes Keterampilan Proses
No. Soal
Valid (1) atau Tidak Valid (0)
Komentar dan Saran Perbaikan
1. 1
Bahasa harus bisa dipahami atau dimengerti siswa
2. 1
3. 1
4. 1
5. 1
Serang, 26 April 2013
Validator,
TTD Supriadi, M.Pd Dari tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa soal tes keterampilan proses memiliki validitas muka karena masing-masing soal diberi nilai 1 (Valid) serta validator memberikan saran untuk menggunakan bahsa yang bisa dipahami siswa SD.
(27)
18
b. Validitas Isi
Untuk setiap butir soal, bubuhkan angka 1 pada tabel, jika Bapak/Ibu menganggap soal tersebut valid. Bubuhkan angka 0 jika Bapak/Ibu menganggap soal tersebut tidak valid. Kemudian berikan komentar mengenai ketidakvalidan soal tersebut, dan berikan saran/perbaikan pada tempat yang telah disediakan dalam tabel. Soal dikatakan valid jika butir soal tersebut telah sesuai dengan: 1) Materi pokok yang diberikan.
2) Indikator pencapaian hasil belajar. 3) Aspek keterampilan proses
4) Tingkat kesukaran untuk siswa kelas V SD
Adapun lembar pertimbangan validitas isi seperti pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2
Validitas Isi Tes Keterampilan Proses
No. Soal
Valid (1) atau Tidak Valid
(0)
Komentar dan Saran Perbaikan
1. 1 Materi pokok dalam tes harus sesuai dengan pengembangan bahan ajar
Sesuaikan dengan indikator keterampilan proses Soal jangan terlalu sukar atau jangan terlalu mudah sehingga harus seimbang antara soal sedang, mudah dan
sukar
2. 1
3. 1
4. 1
5. 1
Serang, 26 April 2013
Validator,
TTD Supriadi, M.Pd
(28)
19
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa soal tes keterampilan proses memiliki validitas isi karena masing-masing soal diberi nilai 1 (Valid).
c. Pertimbangan Lembar Kerja Siswa
Setelah tes keterampilan proses baik untuk pretest dan postest dikatakan valid atau memiliki kesejajaran antara soal dan kriteria, maka selanjutnya dilakukan validitas untuk Lembar Kerja Siswa dengan pokok bahasan Peristiwa Seputar Proklamasi, seperti yang terlihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Lembar Pertimbangan Lembar Kerja Siswa
No. Uraian Penilaian
SKB KB CB B SB 1 Apakah masalah dan tugas pada LKS sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai pada RPP? √
2
Apakah desain LKS sudah sesuai dengan karakter Keterampilan Proses menggunakan
Think-Pair-Share?
√
3
Bagaimanakah peran LKS untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
keterampilan proses siswa?
√
4 Apakah tuntunan dalam LKS sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa? √
5 Apakah pengorganisasian LKS sistematis? √
6
Bagaimanakah peran LKS untuk membantu siswa membangun konsep-konsep/prinsip-prinsip IPS dengan kemampuan mereka sendiri?
√
7 Apakah bahasa yang digunakan sudah
(29)
20
Penilaian Umum dari LKS Secara umum LKS ini: 1. Sangat kurang baik 2. Kurang baik 3. Cukup 4. Baik
5. Sangat baik
*) lingkari angka di depannya
Dari tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa dalam lembar perimbangan LKS secara umum LKS memperoleh penilaian baik menurut validator, karena masalah dan tugas pada LKS sudah sesuai dengan RPP, sesuai dengan keterampilan proses menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan proses serta LKS yang disusun sudah sistematis.
2. Instrumen Skala Sikap Siswa
Instrumen skala sikap dalam penelitian ini berupa angket. “Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur”. (Arikunto, 2012:42)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup yaitu angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Instrumen skala sikap digunakan untuk memperoleh informasi mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Cooperative Learning Type Think-Pair-Share (TPS). Sikap tersebut meliputi kepercayaan diri dalam belajar IPS, kecemasan dalam belajar IPS, keberanian dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau tidaknya terhadap pembelajaran, dan kesukaan terhadap suasana kelas ketika pembelajaran IPS berlangsung. Skala
(30)
21
sikap ini diberikan kepada siswa kelompok eksperimen setelah semua kegiatan pembelajaran berakhir, yakni setelah dilaksanakan postest.
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala sikap Model Likert yang terdiri atas lima pilihan, yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tak memutuskan (N), tidak setuju (ST), dan sangat tidak setuju (STS). Jumlah pertanyaan yang diberikan sebanyak 10 pertanyaan terdiri dari: 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif.
Adapun teknik penentuan skor dalam penelitian ini menurut Riduwan (2006:39), adalah:
Secara apriori, skala yang berarah positif akan mempunyai skor 5 bagi sangat setuju (SS), 4 bagi setuju (S), 3 tak memutuskan (N), 2 bagi tidak setuju (TS), dan 1 bagi sangat tidak setuju (STS). Ketentuan ini diberikan kepada soal yang berarah positif, sedang bagi soal yang berarah negatif akan mempunyai skor 1 bagi sangat tidak setuju (SS), 2 bagi setuju (S), 3 tak memutuskan (N), 4 bagi tidak setuju (TS) dan 5 bagi sangat tidak setuju (STS).
3. Observasi
“Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”. (Arikunto, 2012:45)
Observasi ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) di SD.
4. Wawancara
“Wawancara atau interview merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara Tanya-jawab sepihak. Karena responden tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan”. (Arikunto, 2012:44)
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap guru serta beberapa perwakilan siswa dari masing-masing kelompok rendah, sedang, dan tinggi.
(31)
22
5. Jurnal Harian
Jurnal harian diberikan pada siswa setelah Kegiatan Belajar Mengajar selesai dilaksanakan. Adapun yang dimaksud jurnal harian menurut Trianto (2010:242), adalah:
Jurnal harian merupakan respons siswa yang digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang, serta kemudahan memahami komponen-komponen pembelajaran: materi/isi, kegiatan dalam LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar. Jurnal harian diberikan pada siswa setelah KBM selesai dilaksanakan.
E.Pengembangan Bahan Ajar
Pada penelitian ini, konsep yang menjadi pengembangan bahan ajar adalah
“Peristiwa Sekitar Proklamasi”. Alasannya karena disesuaikan dengan jadwal pelajaran di SD.
Bahan ajar ini dikembangkan dalam bentuk rencana pembelajaran yang disusun oleh peneliti. Sebelum diimplementasikan, rencana pembelajaran tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing.
Setiap rencana pembelajaran yang disusun dilengkapi dengan lembar kerja siswa (LKS). Lembar kerja siswa tersebut tersaji dengan sejumlah pertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ada yang harus dikerjakan secara individual, tetapi ada pula yang harus dikerjakan secara kelompok.
Lembar kerja siswa yang dirancang, disusun, dan dikembangkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share (TPS) yang akan diterapkan dalam pembelajaran, serta melalui
(32)
23
F.Teknik Pengumpulan Data
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes, dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (postest) proses pembelajaran terhadap kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol. Namun waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pada masing-masing kelas.
2. Jurnal harian diberikan kepada seluruh siswa untuk diisi dan dikumpulkan kembali setelah selesai setiap pertemuan.
3. Lembar observasi di isi oleh observer pada setiap pembelajaran IPS berlangsung. Dalam hal ini, observer adalah guru kelas selain peneliti yang terlibat langsung dalam pemantauan proses pembelajaran.
4. Skala sikap diberikan kepada seluruh siswa diberikan setelah seluruh pembelajaran selesai dilaksanakan.
G.Teknik Analisis Data
Setelah diperoleh data penelitian, maka selanjutnya melakukan pengolahan atau analisis data. Untuk analisis data tes, peneliti melakukan beberapa langkah uji dengan menggunakan bantuan program software SPSS Statistic versi 19 for windows. Untuk data skala sikap, observasi, wawancara, dan jurnal harian data yang diperoleh akan dianalisis dan kemudian dijabarkan dalam bentuk kalimat. 1. Analisis Data Tes
Untuk analisis data tes, dilakukan beberapa uji seperti uji normalitas, uji homogenitas dan uji rata-rata baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki apakah sampel-sampel data yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Uji normalits dihitung menggunakan bantuan program software SPSS Statistic versi 19 for windows uji normalitas yang dilakukan menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan kaidah nilai:
Sig. > 0.05, maka data berdistribusi normal. Sig. ≤ 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.
(33)
24
Apabila setelah melakukan uji normalitas data yang diperoleh berdistribusi normal, maka selanjutnya melakukan uji homogenitas dan uji rata-rata (Uji t). sedangkan apabila setelah melakukan uji normalitas diperoleh data berdistribusi tidak normal, maka langkah selajutnya melakukan uji homogenitas dan uji nonparametrik.
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang homogen. Karena kedua kelompok sampel yang diteliti saling bebas, maka apabila menghitung secara manual uji variansi ini menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2006:186):
F
hitung=
Setelah memperoleh nilai Fhitung, kemudian bandingkan antara Fhitung dan Ftabel dengan dbpembilang: n-1 (untuk varians terbesar) dan dbpenyebut: n-1 (untuk varians terkecil). Taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria pengujian:
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka varians homogen. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka varians tidak homogen.
Apabila menggunakan bantuan program software SPSS Statistic versi 19 for windows, maka uji homogenitas data yang digunakan yaitu Uji Levene’s
(Levene’s Test) dengan kaidah keputusan:
Sig. > 0.05, maka data berasal dari varians yang homogen Sig. ≤ 0.05, maka data berasal dari varians yang tidak homogen
c. Uji Hipotesis
Apabila data yang diperoleh berdistribusi normal dan berasal dari varians yang homogen maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji rata-rata (Uji t),
(34)
25
namun apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan berasal dari varians yang homogen maka langkah selanjutnya melakukan uji nonparametrik. 1) Uji Rata-Rata (Uji t)
Uji t dua sampel bertujuan untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Uji t dilakukan apabila data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama atau homogen. Langkah-langkah Uji t (Riduwan, 2006:207):
a) Buatlah Ha dan Ho dalam uraian kalimat b) Buatlah Ha dan Ho dalam model statistik c) Mencari t hitung
d) Tentukan taraf signifikasinya, misalnya α = 0.05 atau α = 0,01, kemudian cari t tabel dengan ketentuan db = n-1
e) Bandingkan antara t hitung dengan t tabel kemudian buat kesimpulan.
Apabila menghitung uji t secara manual, sebelum mencari nilai thitung mencari nilai S dengan rumus:
S =
Setelah nilai S didapat, kemudian mencari nilai thitung dengan statistik uji:
t
hitung=
Dengan kriteria uji: terima Ho untuk thitung < t (1 –
Apabila menggunakan bantuan program software SPSS Statistic versi 19 for windows maka langkah untuk uji rata-rata (Uji t) yang dilakukan adalah Compare Means-Independent Sample T Test.
Apabila hasil uji normalitas terbukti bahwa data yang diperoleh berasal dari data yang berditribusi tidak normal, maka langkah yang dilakukan adalah melakukan uji rata-rata dengan uji non parametrik dengan menggunakan bantuan program software SPSS Statistic versi 19 for windows untuk uji rata-rata yang dilakukan adalah Mann-Whitney U Test (Uji Mann-Whitney).
(35)
26
2) Uji Scheffe
Uji Scheffe dilakukan untuk melihat letak perbedaan kemampuan keterampilan proses pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk menghitung uji scheffe menggunakan bantuan program
software SPSS Statistic versi 19 for windows maka langkah yang dilakukan yaitu
Compare Means-One Way Anova (Anova Satu Jalur) untuk mengetahui perbedaan
rata-rata nilai kemudian mengklik Uji Scheffe untuk mengetahui nilai yang paling dominan perbedaannya dari ketiga kelompok.
3) Uji Gain Ternormalisasi
Uji gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan antara nilai pretest dan postest Penghitungan gain ternormalisasi menggunakan rumus:
g =
Kemudian interpretasi gain pada tabel dibawah ini: Tabel 3.4
Interpretasi Gain Ternormalisasi
Gain Klasifikasi
g>0,7 gain tinggi
0,3<g≤0,7 gain sedang
g≤0,3 gain rendah
(Sodikin dan Fakhrudin, 2012-Online)
2. Analisis Data Skala Sikap Siswa
Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Skala sikap diberikan setelah pelaksanaan postest.
b. Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian dihitung menggunakan cara apriori. Skala yang berarah positif akan mempunyai skor 4 bagi sangat setuju (SS), 3 bagi setuju (S), 2 bagi tidak setuju (TS), dan 1 bagi sangat tidak setuju (STS). Sedangkan bagi soal yang berarah negatif akan mempunyai skor
(36)
27
1 bagi sangat tidak setuju (SS), 2 bagi setuju (S), 3 bagi tidak setuju (TS) dan 4 bagi sangat tidak setuju (STS).
c. Hitung tingkat persetujuan siswa secara umum, dengan cara sebagai berikut:
Tingkat persetujuan =
n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4 n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3 n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2 n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1 Skor ideal = jumlah siswa (30) x 4 = 120
Data hasil skala sikap ini kemudian dibuat bentuk persentase untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
% 100
x n f P
Keterangan: P = Persentase jawaban f = Frekuensi jawaban
n = Banyak responden
Kemudian ditafsirkan kedalam kriteria interpretasi skor menggunakan persentase berdasarkan kriteria Kuntjaraningrat (Supriadi, 2003: 84) sebagai berikut:
(37)
28
Tabel 3.5
Kriteria Persentase Skala Sikap
Persentase Kriteria
P=0% Tak seorang pun
0%<P<25% Sebagian kecil
25%≤P<50% Hampir setengahnya
P=50% Setengahnya
50%<P<75% Sebagian besar
75%≤P<100% Hampir seluruhnya
P=100% Seluruhnya
3. Analisis Data Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru serta 3 orang di kelas eksperimen, dipilih secara acak dari kelompok rendah, sedang, dan tinggi pada kelompok eksperimen. Data yang terkumpul ditulis dan diringkas berdasarkan permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini.
4. Analisis Data Hasil Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel guna untuk memudahkan dalam membaca data, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPS berlangsung.
5. Analisis Data Jurnal Harian Siswa
Jurnal harian yang diisi siswa dalam setiap pertemuan akan disusun menjadi satu agar memudahkan dalam membaca dan menganalisis data.
(38)
29
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi kedalam beberapa tahapan penelitian, yaitu tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data.
1. Tahap Pendahuluan
Tahap ini diawali dengan kegiatan dokumentasi teoritis berupa telaah kepustakaan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share serta pengungkapan keterampilan proses siswa SD. Kegiatan pendahuluan ini menghasilkan suatu proposal penelitian.
Kegiatan selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan instrumen penelitian serta lembar kerja siswa (LKS), baik untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian terdiri dari soal tes kemampuan keterampilan proses, angket skala sikap siswa, pedoman wawancara, lembar observasi, dan jurnal harian.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah pertama pada tahap ini adalah memilih sampel sebanyak 2 kelas yang dipilih secara acak. Satu kelas dijadikan kelompok eksperimen dan satu kelas lainnya dijadikan kelompok kontrol. Tempat penelitian yang dipilih adalah SDN I Rangkasbitung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
Sebelum pembelajaran dimulai, kepada kedua kelompok diberikan pre test untuk mengetahui kemampuan awal mereka. Selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS. Hal-hal yang disamakan adalah jumlah jam, materi pembelajaran, dan pengajar. Hal-hal yang dibedakan adalah, pada kelompok eksperimen pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
Think-Pair-Share sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran biasa.
Pada setiap akhir pembelajaran dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dengan memberikan jurnal di setiap akhir pertemuan. Setelah semua kegiatan
(39)
30
pembelajaran selesai dilaksanakan, kepada kedua kelompok diberikan post tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran, Selain itu kepada kelompok eksperimen diberikan skala sikap dan wawancara.
3. Tahap Analisis Data
Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah menganalisis data yang diperoleh baik secara kuantitatif maupun kualitatif, kemudian membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.
Tahap-tahap penelitian tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:
Studi Kepustakaan
Penyusunan Instrumen Penelitian
Pretest
Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Biasa Think-Pair-Share
Postest
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian
(40)
72
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perbedaan keterampilan proses antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil pretest dan postest. Dari hasil pretest, rata-rata nilai kedua kelas sama. Sedangkan hasil uji data postest diperoleh bahwa data berdistribusi normal, memiliki varians yang sama serta dari hasil uji hipotesis menyatakan bahwa data postest kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Dimana hipotesis penelitian diterima yaitu keterampilan proses siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS menggunakan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS menggunakan model konvensional.
2. Sikap siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) berdasarkan analisis skala sikap yang peneliti berikan terhadap siswa kelas eksperimen mendapatkan respons positif. Dalam aspek sikap terhadap pembelajaran IPS menunjukan bahwa siswa bersungguh-sungguh dalam pembelajaran IPS. Untuk aspek sikap terhadap model kooperatif tipe Think-Pair-Share
menunjukan bahwa siswa sangat berminat dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif Tipe-Think-Share, siswa menyukai belajar dengan berpasangan dan menyenangi pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa. Sedangkan untuk aspek terhadap soal-soal IPS menunjukan bahwa siswa menyukai soal-soal IPS yang diberikanSiswa lebih menyukai model pembelajaran yang baru daripada model pembelajaran biasa, selain itu
(41)
73
siswa lebih menyukai belajar berpasangan dalam kelompok karena siswa bisa berinteraksi dan bertukar pendapat mengenai suatu permasalahan.
3. Faktor-faktor yang mendukung pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe Think-Pair-Share ialah pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, selain itu siswa juga bisa berinteraksi dan bertukar pendapat mengenai suatu permasalahan dengan kelompok pasangannya, serta melatih keberanian siswa untuk mengutarakan pendapatnya meskipun hanya dalam kelompok kecil tapi kemudian menstimulus siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok kepada teman sekelasnya. Adapun faktor-faktor yang menghambat pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe Think-Pair-Share ialah kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol seimbang, sehingga rata-rata hasil postest tidak berbeda jauh, dan pembelajaran ini membuat siswa yang aktif menjadi lebih aktif, sehingga siswa yang kurang aktif tidak menonjol dalam pembelajaran IPS.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penemuan dalam penelitian ini, peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Guru SD
Temuan di lapangan menunjukan bahwa pembelajaran IPS masih banyak dilakukan dengan model pembelajaran biasa atau ceramah. Hal ini mengakibatkan kurangnya keterampilan proses siswa dalam pembelajaran. Mengingat model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dalam penelitian ini dapat meningkatkan keteraampilan proses siswa, maka peneliti menyarankan agar guru menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran yang lain, bukan hanya IPS saja. Sebab dalam pembelajaran ini siswa bisa berinteraksi, bertukar pendapat untuk memecahkan suatu persoalan bersama kelompok pasangannya serta membagi hasil diskusi kelompoknya kepada teman-teman sekelas. Sehingga pembelajaran tidak
(42)
74
membosankan dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam tahap-tahap pembelajaran.
2. Kepala Sekolah Dasar
Sebaiknya memotivasi guru untuk mulai menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada pembelajaran IPS ataupun pada mata pelajaran lain.
3. Peneliti Selanjutnya
Agar dapat menjadikan suatu perbandingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
(43)
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoyo, B. dan Septriana, N. (2006). “Penerapan Think Pair Share (TPS)
Dalam Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Geografi”. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2 Nomor 1. [Online]. Tersedia: http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-2-no-1-budi handoyo.pdf (Tanggal Akses: 29 Januari 2013 Pkl 20.20 WIB).
Heriawan, A. Darmaji. dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis
Praktis. Serang: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru.
Holil, A. (2008). Keterampilan Proses. [Online].Tersedia: http://anwarholil. blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html (Tanggal Akses: 4 Februari 2013 Pkl. 16.58 WIB)
Karli, H. dkk. (2003). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Model-Model Pembelajaran. Bandung: CV. Bina Media Informasi.
Kusuma, F. dan Aisyah, M. (2012). “Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Akuntansi Siswa”. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2 Tahun 2012. [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/jurnal+volume +10+no+2+tahun+2012+febrian+widya+kusumajournal.uny.ac.id
(Tanggal Akses: 4 Februari 2013 Pkl. 16.58 WIB)
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative
Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Mutiara, Wilda. (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD
Negeri Kecila, Kemrajen, Banyumas, Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta 2012. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5516 (Tanggal Akses: 20 Maret 2013 Pkl 20.00 WIB)
Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
(44)
76
Riyanto, Y. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Rusman. (2012). Model - Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo. Sadulloh, U. dkk. (2010). Pedagogik. Bandung: Alfabeta.
Saskatoon Public Schools. (2009). Instructional Strategies Online. [Online]. Tersedia: http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/think/ (Tanggal Akses: 29 Januari 2013 Pkl. 20.30 WIB).
Shodiqin, A & Fakhrudin. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Bantuan Software Mathematica untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematik Mahasiswa Calon Guru Matematika. [Online]. Tersedia: http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/
download /49/45. (Tanggal Akses: 17 Februari 2013 Pkl. 20.00 WIB) Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto, S. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyitno, Ade. (2012). Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share (TPS)
Pada Mata Pelajaran Ekonomi. [Online]. Tersedia:
http://ade-suyitno.blogspot.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif-model think.html (Tanggal Akses: 29 Januari 2013 Pkl. 20.30 WIB).
Tim Bina Karya Guru. (2007). IPS Terpadu Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Zulkifly, E. dan Rustiati, I. (2010). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang: Tidak
(1)
30
pembelajaran selesai dilaksanakan, kepada kedua kelompok diberikan post tes
untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran, Selain itu kepada
kelompok eksperimen diberikan skala sikap dan wawancara.
3.
Tahap Analisis Data
Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah menganalisis data yang diperoleh
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, kemudian membuat penafsiran dan
kesimpulan hasil penelitian.
Tahap-tahap penelitian tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:
Studi Kepustakaan
Penyusunan Instrumen Penelitian
Pretest
Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Biasa Think-Pair-Share
Postest
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Bagan 3.2
Prosedur Penelitian
(2)
72
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Perbedaan keterampilan proses antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil pretest dan postest. Dari hasil pretest,
rata-rata nilai kedua kelas sama. Sedangkan hasil uji data postest diperoleh
bahwa data berdistribusi normal, memiliki varians yang sama serta dari hasil
uji hipotesis menyatakan bahwa data postest kelas eksperimen lebih besar
dari kelas kontrol. Dimana hipotesis penelitian diterima yaitu keterampilan
proses siswa yang mendapatkan pembelajaran IPS menggunakan model
kooperatif tipe
Think-Pair-Share
(TPS) lebih baik daripada siswa yang
mendapatkan pembelajaran IPS menggunakan model konvensional.
2.
Sikap siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share
(TPS) berdasarkan analisis
skala sikap yang peneliti berikan terhadap siswa kelas eksperimen
mendapatkan respons positif. Dalam aspek sikap terhadap pembelajaran IPS
menunjukan bahwa siswa bersungguh-sungguh dalam pembelajaran IPS.
Untuk aspek sikap terhadap model kooperatif tipe
Think-Pair-Share
menunjukan bahwa siswa sangat berminat dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan model kooperatif
Tipe-Think-Share
, siswa menyukai belajar
dengan berpasangan dan menyenangi pembelajaran menggunakan Lembar
Kerja Siswa. Sedangkan untuk aspek terhadap soal-soal IPS menunjukan
bahwa siswa menyukai soal-soal IPS yang diberikanSiswa lebih menyukai
model pembelajaran yang baru daripada model pembelajaran biasa, selain itu
(3)
73
siswa lebih menyukai belajar berpasangan dalam kelompok karena siswa bisa
berinteraksi dan bertukar pendapat mengenai suatu permasalahan.
3.
Faktor-faktor yang mendukung pembelajaran IPS dengan menggunakan
model kooperatif tipe
Think-Pair-Share
ialah pembelajaran ini memberikan
kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, selain itu
siswa juga bisa berinteraksi dan bertukar pendapat mengenai suatu
permasalahan dengan kelompok pasangannya, serta melatih keberanian siswa
untuk mengutarakan pendapatnya meskipun hanya dalam kelompok kecil tapi
kemudian menstimulus siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
kepada teman sekelasnya. Adapun faktor-faktor yang menghambat
pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe
Think-Pair-Share
ialah kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
seimbang, sehingga rata-rata hasil postest tidak berbeda jauh, dan
pembelajaran ini membuat siswa yang aktif menjadi lebih aktif, sehingga
siswa yang kurang aktif tidak menonjol dalam pembelajaran IPS.
B.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil penemuan dalam penelitian ini, peneliti menyampaikan
rekomendasi sebagai berikut:
1.
Guru SD
Temuan di lapangan menunjukan bahwa pembelajaran IPS masih banyak
dilakukan dengan model pembelajaran biasa atau ceramah. Hal ini mengakibatkan
kurangnya keterampilan proses siswa dalam pembelajaran. Mengingat model
pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share
(TPS) dalam penelitian ini dapat
meningkatkan keteraampilan proses siswa, maka peneliti menyarankan agar guru
menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share
(TPS) dalam pembelajaran yang lain, bukan hanya IPS saja. Sebab dalam
pembelajaran ini siswa bisa berinteraksi, bertukar pendapat untuk memecahkan
suatu persoalan bersama kelompok pasangannya serta membagi hasil diskusi
(4)
74
membosankan dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam tahap-tahap
pembelajaran.
2.
Kepala Sekolah Dasar
Sebaiknya memotivasi guru untuk mulai menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe
Think-Pair-Share
(TPS) pada pembelajaran IPS ataupun pada mata
pelajaran lain.
3.
Peneliti Selanjutnya
Agar dapat menjadikan suatu perbandingan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang lebih baik.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2012).
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
. Jakarta: Bumi
Aksara.
Handoyo, B. dan Septriana, N. (2006).
“Penerapan Think Pair Share (TPS)
Dalam Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Geografi”
. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2 Nomor 1. [Online].
Tersedia:
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-2-no-1-budi
handoyo.pdf (Tanggal Akses: 29 Januari 2013 Pkl 20.20 WIB).
Heriawan, A. Darmaji. dkk. (2012).
Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis
Praktis
. Serang: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru.
Holil, A. (2008).
Keterampilan Proses
. [Online].Tersedia: http://anwarholil.
blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html (Tanggal Akses: 4
Februari 2013 Pkl. 16.58 WIB)
Karli, H. dkk. (2003).
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Model-Model Pembelajaran
. Bandung: CV. Bina Media Informasi.
Kusuma, F. dan Aisyah, M. (2012).
“Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Akuntansi Siswa”
. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2
Tahun 2012. [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/jurnal+volume
+10+no+2+tahun+2012+febrian+widya+kusumajournal.uny.ac.id
(Tanggal Akses: 4 Februari 2013 Pkl. 16.58 WIB)
Lie, Anita. (2008).
Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative
Learning di Ruang-Ruang Kelas
. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Mutiara, Wilda. (2012
). “Pengar
uh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD
Negeri Kecila, Kemrajen, Banyumas, Tahun Ajaran 2011/2012”.
Skripsi
Universitas
Negeri
Yogyakarta
2012.
[Online].
Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5516 (Tanggal Akses: 20 Maret 2013 Pkl
20.00 WIB)
Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2004).
Metodologi Penelitian
. Jakarta: Bumi
Aksara.
(6)
76