Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Siswa Sma Negeri 8 Surakarta

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA SKRIPSI

Oleh: PENI ARIANTI K4307042 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

commit to user

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA

Oleh: PENI ARIANTI K4307042

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

commit to user

commit to user

commit to user

” PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA ”

Peni Arianti ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa kelas

X SMA Negeri 8 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment) menggunakan Posstest Only Control Group Design.Variabel bebas berupa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan variabel terikat adalah hasil belajar biologi siswa. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas X.8 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas X.5 sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunkan teknik tes untuk hasil belajar ranah kognitif dan lembar observasi untuk hasil belajar ranah afektif serta psikomotor. Teknik analisis data dengan menggunakan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berpengaruh nyata terhadap hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotor tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share, Hasil Belajar

commit to user

“EFFECT OF IMPLEMENTATION COOPERATIVE LEARNING ON THINK PAIR SHARE TYPE (TPS) TOWARDS STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF CLASS X AT SMA NEGERI 8 SURAKARTA

Peni Arianti* ABSTRACT

This research aims to find out the effect of the implementation of cooperative learning Think Pair Share type towards students’ learning achievement of the class X at SMA Negeri 8 Surakarta.

This study is a quasi-experimental studies which use Posstest Only Control Group Design. The independent variable in this research is the application of cooperative learning, the Think Pair Share whereas the dependent variable is

students’ achievement in learning biology at 3 levels’, namely, cognitive, affective and psychomotor. The population of the study is the entire class X at SMA Negeri 8 Surakarta in academic year 2010/2011. The samples are taken towards control and treatment group. The sample is taken by using Cluster Random Sampling method. The data are collected by using test (for cognitive achievement) whereas for the affective and psychomotor aspects the data are taken by using observation methods. The obtained data are analyzed by using t- test.

The result shows that the implementation of Think Pair Share has taken good effect towards students’ achievement in affective and psychomotor aspects, but has not on the cognitive achievement students in class X of Surakarta SMA Negeri 8.

Keywords: Cooperative Learning, Think Pair Share, Learning Achievement.

commit to user

MOTTO

Apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan tidak selalu menunjukan

keadaan yang sebenarnya (Penulis)

Tidak ada kenyamanan tanpa keikhlasan (Anonim)

Vini vidi vici (Julius Caesar)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk:  Pae, Mae, mbak Ani dan mas Ali atas segala cinta, doa dan dukungannya.  Pakde dian, pakde wagino dan Lek Muliyem sekeluarga untuk setiap

perhatian, pengorbanan dan motivasinya.

 Keluarga besar dari Pae, untuk setiap perhatian, pengorbanan dan

motivasinya.

 Bapak Puguh dan Bapak Slamet yang selalu memberiku nasihat dan

bimbingan dalam segala hal.

 Ibu Ari, Bapak Hindarso, Ibu Gayatri, Ibu Mardwi, murid-muridku, seluruh

staf karyawan SMA Negeri 8 Surakarta dan SMA Negeri 1 Nguter yang telah membantu dalam penelitian.

 Devy, Mayang, Desi, Siti, Raras, Dini, Ana, Wulan, Maya yang selalu memberikan semangat dan kekuatan dalam setiap kebersamaan kita.  Puput, Mb Un, Frisa, Nene, Baiq, Eko, Yesi, Nesia, Andini, Icuk, Teteh,

Dama, Vella, Fatih, NH, Puguh, Anis, dan teman- teman sebimbingan yang menjadi tempat untuk saling bertukar pikiran dan berbagi dalam berbagai hal.

 Mba Nisa, Mb Jini, Nita, Apel, Novi, Asri, Nining, Nia, Al, Diva, Mei, Yana.  Rosi dan Nina yang selalu menjadi temanku di rumah.  Bioholic ’07 yang menorehkan banyak kenangan dalam hidupku..  Almamater.

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

NEGERI 8 SURAKARTA. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D, selaku pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Dra. AD. Gayatri, M.Pd, M.M, selaku Kepala SMA Negeri 8 Surakarta yang telah memberi ijin dalam penelitian.

7. Ibu Ari dan Ibu Mardwi selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.

8. Siswa kelas X.5 dan X.8 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

commit to user

10. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Oktober 2011

Penulis

commit to user

4. Analisis Instrumen ..............................................................

22

D. Rancangan Penelitian ...............................................................

26

E. Teknik Analisis Data ................................................................

26

1. Uji Kesetimbangan..............................................................

26

2. Uji Hipotesis .......................................................................

29 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……..……………………………………….......

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi……………….............

2. Uji Prasyarat Analisis………………..………………….......

3. Hasil Uji Hipotesis……………………………………….....

B. Pembahasan ……………..…………………………………...... BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................

42

B. Implikasi ...................................................................................

42

C. Saran .........................................................................................

42 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

43

LAMPIRAN ............................................................................................

46

commit to user

Halaman Tabel 1.

Ranah Afektif ............................................................................... 9 Tabel 2.

Ranah P sikomotorik………………………….....................…..... 11 Tabel 3.

Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas...... ………............……. 22 Tabel 4.

Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item ........................ 23 Tabel 5.

Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas .................. ………… 23 Tabel 6.

Kriteria Tingkat Kesukaran ........................................................ 24 Tabel 7.

Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran ………….……. 24 Tabel 8.

Tingkat Klasifikasi Daya Pembeda............................................... 25 Tabel 9.

Rangkuman Hasil Try Out Daya Beda ........................................ 25

Tabel 10. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Groub Design ....... 26 Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan

Awal .............................................................................................

27

Tabel 12. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan

Awal .............................................................................................

28

Tabel 13. Distribusi Hasil Perhitungan Uji-t Kemampuan Awal ................ 28 Tabel 14. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ......................... 30 Tabel15

Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif .......................... 30

Tabel 16. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor .................... 31 Tabel 17. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Ditinjau dari

Model Pembelajaran ………………............................................

32

Tabel 18. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Ditinjau dari

Model Pembelajaran …................................................................

33 Tabel 19.

Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Ditinjau dari Model Pembelajaran …................................................................

33

Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................................

35

Tabel 21. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Biologi dengan Variasi

Model Pembelajaran ....................................................................

35

Tabel 22. Hasil Analisis Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa .......................

36

commit to user

Halaman Gambar 1. Bagan Paradigma Pemikiran …………...................................... 16

Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ..............................................................

34

commit to user

Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian

a. Silabus ................…………………………………...………………..

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...........................

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen …….............

d. Lembar Kerja Siswa . ..........................................................................

e. Kisi-kisi Soal Kognitif ......…………………………………………..

f. Soal Kognitif ................…………………….......................................

g. Kunci Jawaban Soal Kognitif .........................................…………….

h. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif ..................

i. Lembar Observasi Ranah Afektif……………………………………. j. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif ………………… k. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor............ l. Lembar Observasi Ranah Psikomotor……………………………….. m. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor......................

Lampiran 2. Analisis Instrumen

a. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda

Soal Kognitif ……………………………………………………...…

b. Rangkuman Hasil Try Out ................................................................... Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

a. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X5 (kontrol).......................................

b. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X8 (eksperimen) ...............................

c. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X5 (kontrol) .................................

d. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X8 (eksperimen) ...........................

e. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X5 (kontrol) ...................................

f. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X8 (eksperimen) .............................

g. Daftar Nilai Psikomotor Siswa Kelas X5 (kontrol) .............................

h. Daftar Nilai Psikomotor Siswa Kelas X8 (eksperimen) ......................

i. Distribusi Hasil Belajar ....................................................................... j. Deskripsi Data .....................................................................................

Lampiran 4. Uji Prasyarat

a. Uji Kemampuan Awal .........................................................................

b. Uji Normalitas ……...………………………………………………..

c. Uji Homogenitas ……..……………………………………………… Lampiran 5. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Kognitif ................................…...

b. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Afektif ..........................………...

c. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Psikomotor .......................……...

Lampiran 6. Perijinan

46

50

59

70

79

80

85

86

87

88

89

90

91

92

94

95

96

97

98

99 100 101 102 103 104

107 110 113

116 117 117

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran di sekolah sebagian besar masih menggunakan metode konvensional yang berpusat pada guru. Penggunaan metode konvensional tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif. Siswa kurang mandiri dan cenderung bergantung pada guru untuk mendapatkan materi pelajaran. Proses pembelajaran konvensional secara umum juga didominasi oleh beberapa siswa, sedangkan siswa yang lain cenderung banyak diam. Tugas kelompok dalam pembelajaran konvensional seringkali hanya dikerjakan oleh beberapa anggota kelompok yang biasanya pandai.

Permasalahan pada pembelajaran konvensional dapat diatasi dengan penerapan model pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa melalui pelibatan aktif siswa yang bersangkutan. Pembelajaran inovatif mampu membawa perubahan dalam proses belajar karena siswa cenderung senang dengan pembelajaran yang memanfaatkan informasi dan teknologi yang terus berkembang. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dirancang suatu kegiatan belajar yang menarik bagi siswa (Isjoni, 2008: 7). Melalui pembelajaran inovatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas peserta didik.

Kualitas peserta didik yang dihasilkan menunjukan keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Keberhasilan dalam proses belajar salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang

commit to user

adalah faktor yang berasal dari luar individu. Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain hubungan antar siswa, kerjasama, metode, dan model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep jika terjadi diskusi antar siswa. Pembelajaran kooperatif disusun untuk meningkatkan partisipasi siswa, melalui pemberian pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta mamberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar. Pembelajaran kooperatif membimbing siswa bekerja secara berkolaboratif untuk mencapai tujuan bersama, sehingga dapat mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia. Keterampilan dalam berhubungan dengan sesama manusia tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan siswa di luar sekolah.

Biologi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman. Pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan temannya dapat memudahkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi biologi. Model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran diantaranya Team Games Tournament (TGT), Team Assisted Individualization (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Think Pair Share (TPS). Think Pair Share (TPS) termasuk salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Pembelajaran koopertif tipe Think Pair Share merupakan pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berpikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran Think Pair Share membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Pelaksanaan Think Pair Share meliputi tiga tahap yaitu Thinking (berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing (berbagi).

commit to user

masalah yang terkait dengan pelajaran yang disampaikan, kemudian siswa memikirkan sendiri jawabannya. Langkah kedua yaitu Pairing (berpasangan), guru meminta siswa saling berpasangan dan mendiskusikan jawaban mereka. Langkah ketiga yaitu Sharing (berbagi), siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Kelebihan dari metode Think Pair Share yaitu dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan memudahkan siswa dalam berkomunikasi sehingga memperlancar jalannya diskusi. Relevan dengan latar belakang di atas judul yang dapat diangkat adalah PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan, bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Setelah perumusan masalah di atas diperoleh jawabannya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran biologi terutama dalam hal penerapan pembelajaran yang inovatif.

commit to user

inovatif yang membuat siswa merasa tertarik untuk belajar Biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

commit to user

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Biologi

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Belajar adalah proses yang dilakukan seseorang sebagai suatu usaha untuk memperoleh perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan. Perubahan terjadi sebagai hasil pengalaman seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas yang dialaminya (Suprijono, 2008: 2).

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari

dalam dan luar individu tersebut (Djamarah, 2002:141). Belajar memiliki beberapa prinsip, yang pertama adalah perubahan tingkahlaku. Perubahan tingkahlaku tidak semuanya merupakan hasil dari proses belajar. Perubahan tingkahlaku dari hasil proses belajar memiliki ciri-ciri yaitu terjadi secara sadar, bersifat kontinyu, terarah dan mencakup seluruh aspek tingkahlaku. Seseorang yang belajar akan menyadari bahwa terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang sebagai hasil dari belajar berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Perubahan yang diperoleh seseorang meliputi perubahan keseluruhan tingkahlaku, seperti sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya (Slameto, 2003: 3). Prinsip belajar yang kedua, belajar merupakan suatu proses. Belajar terjadi karena dorongan

commit to user

dinamis dan konstruktif. Prinsip ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya (Suprijono, 2008: 4). Prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda pada setiap siswa secara individual Belajar adalah suatu proses berkesinambungan yang menghasilkan perubahan tingkahlaku secara permanen. Perubahan tingkahlaku dari hasil belajar merupakan hasil interaksi seseorang dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 27).

Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Pembelajaran biologi lebih menekankan pada keterampilan proses dalam mendapatkan materi sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar secara langsung. Keadaan tersebut sesuai dengan karakteristik pembelajaran sains. Materi diperoleh dari observasi maupun eksperimen secara langsung sehingga mempelajari biologi tidak hanya cukup dengan menghafal konsep materi yang ada tetapi juga dituntut untuk dapat menemukan fakta dari konsep-konsep tersebut. Belajar biologi secara bermakna baru akan dialami siswa apabila siswa telibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial dalam pembelajaran. Menurut Rustaman, dkk (2002: 91) menyatakan dalam belajar sains siswa tidak hanya belajar produk saja, tetapi juga harus belajar aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan dalam proses belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor internal dibagi menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan siswa. Faktor kelelahan meliputi kelelahan fisik maupun rohani. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan

commit to user

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran dan metode belajar. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, dan teman bergaul (Slameto, 2003: 54).

c. Hasil Belajar

Keberhasilan dalam suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. Proses belajar dikatakan baik jika pencapaian hasil belajar siswa tinggi. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan yang mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Penguasaan hasil belajar pada siswa dapat dilihat dari perilakunya, baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar yang diperoleh merupakan hasil maksimal dari suatu pekerjaan maupun perilaku yang didapatkan siswa setelah melalui serangkaian proses belajar mengajar. Pengukuran terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi dengan mengadakan pengukuran terhadap nilai. Kegiatan penilaian harus mengacu pada perubahan tingkahlaku siswa yang telah dicapai melalui proses belajarnya seperti pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, serta sikapnya. Hasil belajar diharapkan mampu menciptakan iklim belajar positif yang tercermin dalam kerjasama dan motivasi belajar siswa yang meningkat (Sudjana,1995: 3).

Penilaian dalam pembelajaran meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak dan perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah psikomotor mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi (Kunandar, 2007: 385).

1) Aspek Kognitif

Kompetensi siswa pada ranah kognitif terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Kemampuan mengetahui mencakup kemampuan memahami konsep. Memahami artinya mengerti tentang hubungan antar konsep, prinsip,

commit to user

pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Analisis artinya menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan penyelesaian atau gagasan serta menunjukan hubungan antarbagian. Sintesis merupakan kemampuan menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu hal yang baru. Evaluasi artinya mampu mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik buruk dan bermanfaat tidak. Aspek kognitif dibedakan menjadi enam jenjang yang diurutkan secara hierarki pyramidal. Aspek-aspek tersebut antara lain pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation) (Kunandar, 2007: 386).

2) Aspek Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan kemampuan menerima, merespon, menilai, mengorganisasi dan karakterisasi. Kemampuan menerima artinya mampu menerima fenomena dan stimulus. Merespon dalam arti mampu menunjukan perhatian secara aktif, melakukan, dan menanggapi sesuatu. Menilai dalam arti menunjukan perilaku yang mengandung nilai dan berkomitmen terhadap nilai tersebut. Mengorganisasi dalam arti menyusun nilai-nilai yang relevan kedalam suatu sistem, menentukan hubungan antar nilai serta memilih nilai yang dominan. Kemampuan memiliki karakter artinya suatu nilai telah menjadi karakternya (Kunandar, 2007: 386).

Menurut Sudijono (2008) ranah afektif dibagi dalam lima jenjang yaitu receiving, responding , valuing , organization, dan characterization by a value or value complex . Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya. Peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai dan mengidentikkan diri dengan nilai itu. Responding (menanggapi), adalah kemampuan seseorang untuk mengikutsertakan diri secara aktif dalam kegiatan dan memberikan reaksi terhadap kegiatan tersebut. Valuing (menilai, menghargai), artinya memberikan nilai atau penghargaan terhadap kegiatan suatu

commit to user

menerima nilai yang diajarkan tetapi juga mampu untuk menilai konsep atau

fenomena, yaitu baik atau buruk. Organization (mengatur atau

mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa pada perbaikan. Characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kemplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadiaan dan tingkah lakunya.

Indikator afektif dalam pembelajaran IPA merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan proses pembelajaran yang berkaitan dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain jujur, teliti, disiplin, terbuka, objektif, dan tanggung jawab. Pembelajaran sains tidak hanya menghasilkan produk dan proses, tetapi juga sikap, artinya bahwa dalam sains terkandung sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan objektif (Rustaman, dkk, 2002: 91). Kategori perilaku dan kata kerja operasional yang mencakup aspek afektif dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai (Sudijono. 2008:54)

Characterization by

a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kemplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadiaan dan tingkah lakunya (Sudijono, 2008: 56).

Karakter 1. Ketelitian

2. Tanggung jawab

5. Bekerja sama

6.

7. Menghargai

commit to user

pedoman dalam pembuatan lembar observasi untuk mengukur hasil belajar ranah afektif siswa (Sudijono, 2008: 56).

3) Aspek Psikomotor

Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ketercapaian hasil belajar proses pada pembelajaran biologi lebih diutamakan. Keterampilan proses sains perlu dikuasai siswa untuk mengungkap konsep-konsep materi melalui pengamatan, percobaan, berdiskusi, mengkomunikasikan hasil diskusi, serta bertanya (Sudijono, 2008: 57- 59).

Hirarki ranah psikomotor meliputi gerakan refleks, merupakan tindakan yang ditunjukan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus. Gerakan dasar, merupakan pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks dengan gerakan yang lebih kompleks. Gerakan tanggap (perceptual), merupakan penafsiran terhadap segala rangsangan yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kegiatan fisik, merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara. Komunikasi tidak berwacana, merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh ini merentang dari ekspresi mimik muka sampai gerakan koreografi yang rumit (Yulaelawati, 2004:63-64).

Hasil belajar tidak hanya dilihat dari nilai kognitif saja. Nilai dari hasil tes kognitif hanya sebagian dari keseluruhan penilaian dalam proses pembelajaran. Aspek afektif dan psikomotor merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam penilaian proses pembelajaran siswa (Daryanto, 2001: 122). Kategori perilaku dan kata kerja operasional yang mencakup aspek psikomotor tercantum dalam Tabel 2.

commit to user

Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Gerakan refleks, merupakan tindakan yang ditunjukan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus (Yulaelawati.2004:63)

Gerak refleks

Mengamati

Gerakan dasar, merupakan pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks dengan gerakan yang lebih kompleks (Yulaelawati.2004:64)

Gerakan Dasar

Mencatat

Gerakan tanggap (perceptual), merupakan penafsiran terhadap segala rangsangan yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Hasil belajarnya berupa kewaspadaan dan kecermatan (Yulaelawati.2004:64).

Gerakan tanggap

Membandingkan Mengajukan pertanyaan Mendiskusikan

6. Menyimpulkan Menyusun menghubungkan

Kegiatan fisik, merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara (Yulaelawati.2004:64).

Kegiatan fisik

8. Mempresentasikan

Tabel 2 mengenai aspek-aspek afektif di atas dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan lembar observasi untuk mengukur hasil belajar ranah afektif siswa (Yulaelawati.2004:64).

commit to user

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dan saling membantu satu sama lain sebagai kelompok atau tim. Model pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep dalam pembelajaran jika mereka saling berdiskusi (Trianto, 2007: 41). Pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan proses belajar antar anggota dalam suatu kelompok. Prosedur pembelajaran kooperatif dirancang untuk mengaktifkan siswa melalui komunikasi dalam kelompok (Isjoni, 2008: 150).

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered ), terutama untuk mengatasi siswa yang tidak dapat bekerjasama dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran kelompok yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar yang berpusat pada siswa, humanistik dan demokratis yang sesuai dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya (Isjoni, 2010: 19). Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok dengan teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan pada siswa lain untuk mengemukakan gagasan atau pendapatnya dalam kelompok. Konsep dasar dalam cooperative learning yaitu adanya penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil (Isjoni, 2010: 21).

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif yaitu adanya saling ketergantungan positif, siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, serta kesempatan yang banyak bagi siswa untuk mengekspresikan pengalamannya. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok yang berpusat pada siswa (student centered), serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling bekerjasama dalam upaya mencapai tujuan bersama (Isjoni, 2010: 25).

commit to user

Pembelajaran Think Pair Share muncul dari penelitian tentang cooperatif learning dan waktu tunggu. Think Pair Share merupakan cara efektif untuk mengubah pola wacana dalam kelas. Pendekatan ini menentang asumsi bahwa semua diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok, dan memiliki prosedur built-in yang memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk berfikir, merespon dan saling membantu (Arends, 2008: 15). Think Pair Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto, 2007: 61).

Pembelajaran Think Pair Share diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pembelajaran yang akan disampaikan, kemudian siswa memikirkan jawabanya sendiri (thinking). Langkah selanjutnya guru meminta pesertadidik untuk saling berpasangan dan mendiskusikan jawaban mereka. Diskusi tersebut diharapkan siswa dapat lebih memperdalam pemahaman dan jawaban mereka (pairing). Hasil diskusi dari tiap pasangan dipresentasikan di depan kelas (sharing). Presentasi diharapkan dapat memicu terjadinya proses tanya jawab dan saling melengkapi jawaban antara kelompok satu dengan yang lain. Tanya jawab tersebut dapat memicu peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan yang dipelajarinya. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan pembelajaran yang mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran Think Pair Share memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir mandiri, kemudian mereka dapat saling bertukar pikiran dan memperdalam pemahamannya setelah berdiskusi dengan pasangannya. Pembelajaran tersebut dapat menambah kepercayaandiri siswa dalam mengemukakan pendapatnya kepada orang lain (Suprijono, 2008: 91).

Keunggulan dari pembelajaran Think Pair Share ini adalah optimalisasi partisipasi siswa serta menghendaki siswa untuk lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu dalam kelompok kecil yang heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin. Kelompok kecil membuat siswa lebih aktif belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik dan semua anggota kelompok merasa terlibat didalamnya (Rosmaini, et al, 2004: 10).

commit to user

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Giyastutik, penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Penerapan metode Think Pair Share dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi siswa dikarenakan siswa dapat bertukar pikiran dengan siswa lain secara bergantian, sehingga siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran (Giyastutik, 2009: 77).

Jurnal penelitian Ni’mah menyatakan p embelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share mendorong siswa untuk lebih aktif bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide yang dimilikinya. Pembelajaran yang dilakukan juga mengembangkan sistem diskusi antar siswa, sehingga secara langsung mampu mengembangkan kerjasama antar siswa. Penggunakan model pembelajaran Think Pair Share siswa mendapat keterampilan kelompok, keterampilan sosial dan mendapat informasi akademik sederhana karena model pambelajarannya bervariasi ( Ni’mah, 2009: 94 ).

Penelitian lain tentang Think Pair Share dilakukan oleh Parlina menunjukan siswa merasa memiliki dua tanggung jawab, yaitu tanggung jawab individu dan tanggung jawab bersama yaitu untuk tugas dengan pasangannya (Parlina, 2010: 75). Septriana dan Handoyo menyatakan bahwa penerapan Think Pair Share meningkatkan aktivitas belajar siswa. Think Pair share memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling bekerjasama, hal tersebut menyebabkan siswa dapat saling bertukar pikiran dan menjawab pertanyaan untuk mencari pemecahan masalah sehingga seluruh siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran (Septriana dan Handoyo, 2006: 3).

C. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berpengaruh satu sama lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran salah satunya adalah metode mengajar yang diterapkan oleh guru. Proses belajar mengajar di beberapa sekolah

commit to user

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan hasil belajar siswa kurang.

Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh siswa dalam upaya memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh siswa, melainkan melalui tindakan. Tindakan yang dilakukan secara langsung oleh siswa akan menciptakan pengetahuan yang akan lebih tertanam secara mendalam dalam diri siswa. Penerapan pembelajaran berbasis konstruktivistik yang menekankan pada interaksi siswa dengan lingkungan sosial dalam belajar akan meningkatkan pemahaman siswa. Melalui penerapan pembelajaran Think Pair Share siswa akan dibimbing untuk saling berinteraksi dengan lingkungan sosialnya baik teman sebaya maupun guru. Pembelajaran Think Pair Share membimbing siswa untuk aktif dan saling bekerjasama dengan teman sebaya dengan dibantu pertanyaan dari guru. Guru memberikan rangsangan agar siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa secara lebih mendalam tentang ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

commit to user

variabel-variabel dalam penelitian dengan Gambar 1.

Keterangan:

X : Pembelajaran X0 : Pembelajaran konvensional (kontrol) X1 : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (eksperimen)

Y : Hasil belajar X0Yp : Hasil belajar psikomotorik kelompok kontrol X0Yk : Hasil belajar kognitif siswa kelompok kontrol X0Ya : Hasil belajar afektif siswa kelompok kontrol X1Yk : Hasil belajar kognitif siswa kelompok eksperimen X1Ya : Hasil belajar afektif siswa kelompok eksperimen X1Yp : Hasil belajar psikomotorik siswa kelompok eksperimen

Gambar 1. Paradigma Penelitian

X0

X1

X0Ya

X0Yp

X0Yk

X1Yk

X1Ya

X1Yp

Uji-t

Uji-t

Uji-t

commit to user

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat merumuskan hipotesis yang diuji:

1. Ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 8 Surakarta.

2. Ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar afektif siswa SMA Negeri 8 Surakarta.

3. Ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar psikomotor siswa SMA Negeri 8 Surakarta.

commit to user

18

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta kelas X semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang beralamat di Jl. Sumbing VI/49 Mojosongo, Jebres, Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap- tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan Tahap persiapan, meliputi permohonan pembimbing, survey sekolah yang bersangkutan, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan instrumen penelitian, dan perijinan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai April 2011.

b. Tahap Penelitian Tahap penelitian, meliputi semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian yang meliputi uji coba instrumen penelitian, dan pengambilan data, dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai Mei 2011.

c. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian, meliputi analisis data dan penyusunan laporan, dilaksanakan bulan Juni 2011 sampai selesai.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan unit-unit berupa obyek penelitian yang memiliki karakteristik, spesifikasi atau ciri-ciri tertentu (Riduwan, 2009: 54; Slamet, 2006: 40). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

commit to user

2. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau keadaan yang mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2009: 56; Slamet,2006:42). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dua kelas, yaitu siswa kelas X IPA 5 sebanyak 27 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X IPA 8 sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol. Try out dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Negeri 1 Nguter.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster random sampling adalah cara pengambilan sampel dimana sampel dipilih secara acak dalam kelompok-kelompok tertentu. Pengambilan sampel dilakukan secara random dari sepuluh kelas pada siswa kelas

X IPA di SMA Negeri 8 Surakarta diambil dua kelas yaitu satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontol.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu :

a. Variabel bebas Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

b. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa yang mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotor.

commit to user

2. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengambilan data yaitu:

a. Teknik Tes Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan individu. Teknik tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ranah kognitif. Tes berupa tes objektif yaitu bentuk pilihan ganda.

b. Teknik non tes

1) Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpukan data, berupa catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai rapot semester gasal. Data tersebut digunakan untuk mengukur kesetimbangan awal antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen, serta diuji normalitas dan homogenitasnya.

2) Teknik pengamatan (observasi) Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Objek penelitian yang diamati adalah proses belajar mengajar di kelas yang mencakup cara mengajar guru, kondisi kelas dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Teknik observasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif dan psikomotor.

3. Teknik Penyusunan Instrumen

a. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Kognitif Pengukuran hasil belajar ranah kognitif menggunakan teknik tes dengan langkah-langkah penyusunan tes sebagai berikut:

1) Pemilihan materi berdasarkan kurikulum dan Kompetensi Dasar.

2) Pembuatan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif.

3) Pembuatan alat ukur sesuai dengan indicator.

4) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indicator.

commit to user

5) Soal-soal yang dibuat mencangkup enam tingkatan kemampuan yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (memakai), C4 (menganalisis), C5 (menilai), dan C6 (mencipta).

6) Penyusunan item soal.

7) Pengujian kesahihan item menggunakan uji validitas dengan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson dan uji reliabilitas denga rumus Kuder Richardson (KR-20).

8) Pengujian tingkat kesukaran item soal obyektif dan uji daya pembeda item soal.

9) Soal digunakan untuk posttest.

b. Pengukuran Ranah Afektif Pengukuran ranah afektif menggunakan lembar observasi dengan pernyataan tertutup. Penilaian dilakukan oleh tiga observer dengan melakukan checklist (√). Ranah afektif menurut Sudijono (2008: 58) meliputi lima jenjang kemampuan yaitu (1) receiving (penerimaan), (2) responding (menanggapi), (3) valuing (menilai), (4) organization (mengorganisasi), dan (5) characterization by

a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai). Penilaian ranah afektif hanya pada jenjang ke 5 yaitu karakterisasi nilai berupa karakter dan keterampilan sosial yang dijabarkan dalam tiap indikator dan tujuan pembelajaran ranah afektif. Uji kesahihan menggunakan triangulasi penyelidik dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data dengan membandingkan hasil pengamatan observer satu dengan yang lain.

c. Pengukuran Ranah Psikomotor Pengukuran ranah psikomotor dengan menggunakan lembar observasi dengan pernyataan tertutup. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap keterampilan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian ranah psikomotorik meliputi penilaian keterampilan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dan penilaian dilakukan oleh tiga observer dengan tanda cecklist (√). Ranah psikomotorik meliputi 5 jenjang kemampuan

commit to user

yaitu P1 (peniruan), P2 (manipulasi), P3 (kecermatan), P4 (artikulasi), dan P5 (naturalisasi) menurut Yulaelawati (2004: 59-63).

4. Analisis Instrumen