PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN SOSIAL : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A.

(1)

Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

Astri Sulistiani Risnaedi 0901375

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A)

Oleh

Astri Sulistiani Risnaedi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Astri Sulistiani Risnaedi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Astri Sulistiani Risnaedi (0901375). Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A).

Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMP Kartika XIX-1 Bandung, peneliti menemukan adanya masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII A, yaitu rendahnya keterampilan sosial pada diri siswa. Hal ini terlihat pada tidak adanya sikap toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, siswa hanya menggantungkan tugas kepada kepada salah satu teman kelompoknya. Berdasarkan hasil wawancara siswa dan guru, peneliti mendapat penjelasan bahwa tidak semua siswa mempunyai sikap toleransi dan mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas kelompok. Hal tersebut membuat peneliti merasa perlu menumbuhkan keterampilan sosial dengan cara menyusun strategi dalam pembelajaran IPS melalui pemanfaatan multimedia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dalam empat siklus, karena dalam siklus keempat peneliti menganggap data sudah jenuh. Penelitian ini dilakukan di SMP Kartika XIX-1 Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah guru IPS dan siswa kelas VII A. Berdasarkan hasil temuan dilapangan dapat ditarik benang merah dari penelitian ini, antara lain pertama, perencanaan penelitian dirancang dengan baik. Kedua, menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan multimedia dilaksanakan semakin terarah dan rapih pada setiap siklusnya. Ketiga, merefleksikan kendala yang ditemukan pada setiap siklus serta mengatasi kendala tersebut pada siklus selanjutnya. Keempat, solusi dalam kendala yang ditemukan dalam pemanfaatan multimedia siswa mengalami perubahan yang positif yaitu keterampilan sosial siswa meningkat. Hal tersebut mencerminkan ketercapaian seluruh indikator keterampilan sosial siswa. Kelima, Setelah menggunakan pemanfaatan multimedia dapat menumbuhkan keterampilan sosial pada diri siswa.


(5)

ABSTRACT

Astri Sulistiani Risnaedi (0901375). Utilization of Multimedia In Social Learning To Grow Social Skills (Classroom Action Research in SMP Kartika XIX - 1 Bandung Class VII A).

This research background by the beginning of observation result was done by the researcher in SMP Kartika XIX-1 Bandung, The researcher found the problem in social studies learning at class VII A, namely the low of social skills on students. This is seen in the absence of tolerance, cooperation, and responsibility in group tasks, students just dependent assignment to the friends group. Based on interviews of students and teachers, researcher got the explanation that is not all students have attitude of tolerance and able to cooperate while working on a group assignment. This makes researchers need to grow social skills by making up strategies in social learning through Utilization of Multimedia. The method used in this research is classroom action research. In practice, this research is done in 4 cycles, because in the fourth cycle researcher assume that data already saturated. This research was conducted in SMP Kartika XIX - 1 Bandung, while that is the subject of research are a social studies teacher and a student of class VII A. Based on the findings in field could conclude from this study, including the first, well-designed research planning. Second, grow social skills of students in the implementation of the learning activities using utilization of multimedia carried out more focused and neatly on each cycle. Third, reflecting the constraints that are found in every cycle and overcome the constraints on the next cycle. Fourth, the solution in the constraints found in the utilization of multimedia students experience positive changes that increase students' social skills. This reflects the achievement of all indicators of students’social skills. Fifth, after using utilization of Multimedia able to grow social skills in students. Key Words : Social Skills , Multimedia


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI.. ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR. ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 7

C. Tujuan Penelitian. ... 8

D. Manfaat Penelitian. ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi. ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPS 1. Pengertian Pendidikan IPS ... 11

2. Hakikat Pembelajaran IPS ... 12

3. Tujuan Pembelajaran IPS. ... 13

4. Prinsip-prinsip Pendidikan IPS. ... 15

B. Metode Pembelajaran IPS 1. Pengertian Metode Pembelajaran IPS ... 16


(7)

2. Fungsi Metode Pembelajaran ... 17

C. Keterampilan Sosial 1. Pengertian Keterampilan Sosial ... 17

2. Aspek Keterampilan Sosial ... 19

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial. ... 20

4. Toleransi dalam Keterampilan Sosial ... 23

5. Kerjasama dalam Keterampilan Sosial ... 24

6. Tanggung Jawab dalam Keterampilan Sosial ... 26

D. Multimedia 1. Pengertian Multimedia ... 27

2. Jenis-jenis Multimedia ... 28

3. Multimedia dalam Pembelajaran IPS ... 28

4. Keterampilan Sosial dalam Pembelajaran IPS. ... 29

5. Peranan Pemanfaatan Multimedia dalam Keterampilan Sosial. ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Subjek Penelitian. ... 31

B. Desain Penelitian ... 32

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 33

D. Metode Penelitian... 38

E. Definisi Operasional... 39

F. Instrumen Penelitian... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 43

H. Analisis Data Dan Validasi Data... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Profil SMP Kartika XIX-1 Bandung ... 49

b. Visi dan Misi SMP Kartika XIX-1 Bandung ... 50

c. Program Straregi ... 50

d. Keadaan Guru dan Siswa ... 53

e. Sarana dan Prasarana ... 55


(8)

g. Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan ... 63

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan sosial 1. Penelitian Tindakan Siklus I ... 66

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 66

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I. ... 67

c. Observasi. ... 70

d. Refleksi. ... 71

e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus I dan Temuan Peneliti. ... 71

2. Penelitian Tindakan Siklus II. ... 83

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 83

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 84

c. Observasi. ... 87

d. Refleksi. ... 88

e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus II dan Temuan Peneliti. ... 88

3. Penelitian Tindakan Siklus III. ... 101

a. Perencanaan Tindakan Siklus III. ... 101

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus III... 102

c. Observasi. ... 107

d. Refleksi. ... 107

e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus III dan Temuan Peneliti. ... 107

4. Penelitian Tindakan Siklus IV. ... 120

a. Perencanaan Tindakan Siklus IV. ... 120

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus IV ... 121

c. Observasi ... 122


(9)

e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus IV

dan Temuan Peneliti ... 125 C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Pemanfaatan

Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan sosial

1. Proses Pembelajaran Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan

sosial. ... 139 2. Kendala dan Persoalan Apa yang Ditemukan Guru

Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS

untuk menumbuhkan keterampilan sosial. ... 146 3. Upaya dan Usaha yang Dilakukan Guru dalam

Mengatasi Kendala dan persoalan dalam Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk

menumbuhkan keterampilan sosial. ... 147 4. Dampak Proses Pembelajaran dengan menggunakan

Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS

untuk menumbuhkan keterampilan sosial. ... 147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 150 B. Saran ... 153 DAFTAR PUSTAKA ... 155 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tabel 4.1 Keadaan Guru

Tabel 4.2 Keadaan Siswa Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Tabel 4.4 Alat Perlengkapan Tabel 4.5 Buku Perpustakaan Tabel 4.6 Alat Pendidikan

Tabel 4.7 Daftar Absen Siswa Kelas VII A

Tabel 4.8 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan tindakan siklus I

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Tabel 4.10 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa

Tabel 4.11 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan tindakan siklus II

Tabel 4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

41 53 54

62 60 58 57 55

70

72

86 77


(11)

Tabel 4.13 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa

Tabel 4.14 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan tindakan siklus III

Tabel 4.15 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus III Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Tabel 4.16 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa

Tabel 4.17 Nama anggota kelompok pada pelaksanaan tindakan siklus IV

Tabel 4.18 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus IV Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Tabel 4.19 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa

95

105

108

133 114

127 123


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambar model Hopkins diadopsi dari Sanjaya (2011: 54).

Gambar 4.1 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Gambar 4.2 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa

Gambar 4.3 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Gambar 4.4 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa

Gambar 4.5 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus III Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Gambar 4.6 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa

32

94 82 76

97

117 113


(13)

Gambar 4.7 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus IV Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Gambar 4.8 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa

Gambar 4.9 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap Siswa dari Siklus I sampai Siklus IV

145 135 132


(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I

1.1 Silabus Pembelajaran

1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-I 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-II 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-III 1.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-IV Lampiran II

2.1 Format Dan Lembar Observasi Siswa 2.2 Format Dan Percakapan Wawancara Siswa 2.3 Format Dan Percakapan Wawancara Guru 2.4 Format Dan Hasil Catatan Lapangan

2.5 Dokumentasi Proses Pelaksanaan Pelaksanaan Tindakan Lampiran III

3.1 Penilaian Kerjasama Siklus I 3.2 Penilaian Kerjasama Siklus II 3.3 Penilaian Kerjasama Siklus III 3.4 Penilaian Kerjasama Siklus IV Lampiran IV

4.1 Surat Penelitian


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk pengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menindaklanjuti amanat Sistem Pendidikan Nasional tersebut di atas, dapat disadari bahwa pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan dari segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Nursid Sumaatmaja).

Pada implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang mengarah pada peningkatan efesiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efesiensi dan efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran kurikulum.


(16)

2

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, memanggil, dan menemukan konsep serta perinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996 : 3).

Pembelajaran terpadu ditujukan agar peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bemakna, otentik, dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk konsep, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pelajaran terpadu (Williams, 1976 : 116).

Menurut Sapriya (2009: 12) IPS bertujuan untuk mempersiapkan siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan untuk mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dengan pembelajaran IPS siswa diarahkan agar mampu mengembangkan pengetahuan


(17)

3

dan keterampilan yang pada akhirnya akan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.

Namun pada kenyataannya, sebagian siswa kurang menyukai mata pelajaran IPS karena, mereka berpendapat bahwa IPS adalah mata pelajaran sangat membosankan. Dirasakan oleh mereka bahwa mata pelajaran IPS hanya menyajikan materi-materi yang sangat rumit, dan hanya sebatas hafalan materi saja. Paraguru dalam melakukan pembelajaran dikelas hanya menggunakan metode ceramah saja dan hanya berpusat pada guru (Teacher Centered) tidak disertai dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan Kompetensi Dasar, sehingga minat belajar siswa menjadi sangat kurang terhadap mata pelajaran IPS.

Sehingga sering terdengar bahwa mata pelajaran IPS dianggap remeh oleh siswa, hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wiriatmadja (2002: 133), yaitu “Banyak siswa yang mengeluhkan bahwa pembelajaran IPS itu sangat membosankan karena isinya hanya merupakan hafalan saja dari tahun ke tahun, tokoh dan peristiwa sejarah saja. Segudang informasi dijejalkan begitu saja kepada siswa dan siswa tinggal mengahafalnya diluar kepala. Memang

“menghafal” atau “mengingat” adalah salah satu cara belajar, seperti halnya

menirukan (imitating atau copying), mencoba-coba dengan trial and error, kadang-kadang juga kita berpikir atau merenungkan apa yang kita lihat dan kita alami dengan hasil yang berbeda-beda”.

Hal yang serupa ditemukan oleh peneliti saat melaksanakan pra penelitan di kelas VII A peneliti menemukan beberapa permasalahan, permasalahan yang peneliti temukan yaitu pertama, pada saat kegiatan diskusi antar kelompok berlangsung terdapat beberapa siswa tidak mempunyai tanggung jawab dan kerjasama dalam mengerjakan tugas bagiannya dan memilih melakukan kegiatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan materi pembelajaran ataupun diskusi


(18)

4

kelompok. Kedua, pada saat kegiatan presentasi berlangsung terdapat siswa yang memotong pemaparan dan menertawakan temannya yang sedang membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas dikarenakan terdapat pernyataan yang salah dan tidak sesuai dengan materi. Ketiga, terdapat siswa yang lebih memilih mengerjakan tugas mata pelajaran lain dibandingkan mendengarkan temannya yang sedang memaparkan hasil diskusi kelompok. Keempat, hanya seorang saja yang mengerjakan tugas kelompok sehingga yang faham terhadap materi hanya siswa yang mengerjakan tugas saja. Kelima, kondisi kelas gaduh tidak terarah ketika masing-masing kelompok berdiskusi dan masih ada siswa yang mengobrol dengan kelompok lainnya.

Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang direspon dengan baik oleh siswa. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung hanya sedikit siswa yang aktif dan siswa kurang mempunyai tanggung jawab dan mampu bekerja sama dengan kelompoknya. Dari permasalahan yang dipaparkan tersebut jelas bahwa siswa dikelas VII A kurang memiliki sikap keterampilan sosial dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satu cara yang dapat menumbuhkan keterampilan sosial siswa menggunakan pemanfaatan multimedia. Dengan demikian, untuk mampu mengembangkan sikap toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab dalam menghargai perbedaan pada saat kegiatan pembelajaran dikelas, perlu dilakukan strategi pembelajaran tertentu.

Kemampuan siswa dalam keterampilan sosial memiliki kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran berlangsung. Menurut Libet. et al (Fajar, 2008: 1) yang menjelaskan bahwa keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan yang kompleks untuk melakukan perbuatan yang akan diterima dan menghindari perilaku yang akan ditolak oleh lingkungan. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa keterampilan sosial siswa juga dapat meningkatkan prestasi dalam pembelajaran karena dalam kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan


(19)

5

sosial terdapat situasi dimana siswa saling membantu satu sama lainnya dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai tugas dengan baik sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal serta pencapaian tujuan pembalajaran.

Keterampilan sosial dalam pembelajaran tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa saja melainkan dapat mempengaruhi hubungan siswa dengan teman-temannya yaitu dapat membangun suatu hubungan kearah yang lebih positif. Hubungan pergaulan antar siswa yang baik dapat mempengaruhi juga sikap siswa dalam berhubungan dengan masyarakat diluar lingkungan kelas.

Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain disertai dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang yang berada disekitarnya (Chaplin dalam Suhartini, 2004:18). Dalam kehidupan sehari hari keterampilan sosial sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat karena kita sebagai manusia sejatinya tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dengan demikian, dimulai dari menerapkan pembelajaran dengan mengajarkan keterampilan sosial dikelas akan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa keterampilan sosial merupakan kegiatan yang dibutuhkan dan dapat menolong siswa dalam berinteraksi dikehidupan bermasyarakat.

Merujuk pada penemuan permasalahan pembelajaran dikelas VII A mengenai kurangnya keterampilan sosial siswa, maka peneliti akan menggunakan pemanfaatan multimedia karena multimedia itu sendiri merupakan media yang menekankan keterampilan sosial siswa sehingga dapat menjadi penunjang dalam menumbuhkan keterampilan sosial pada diri siswa. Dalam hal ini yang ditekankan dalam penggunaan multimedia adalah pemanfaatan multimedia yang dilakukan guru dalam mengembangkan sikap toleransi,


(20)

6

kerjasama, dan tanggung jawab didalam diri siswa dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Melalui pemanfaatan multimedia siswa diajarkan bagaimana proses belajar dalam kelompok saat melakukan kerjasama dan guru dapat melihat kendala yang dihadapi oleh siswa saat melakukan kerjasama.

Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malati Artaviani Artadimadja di SMA Negeri 5 Cimahi dikelas XI pada tahun ajaran 2008/2009 dalam mata pelajaran bahasa Jepang. Dalam penelitian tersebut bahwa menggunakan multimedia dapat memfasilitasi interaksi siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti akan menggunakan pemanfaatan multimedia dalam proses pembelajaran IPS. Pemanfaatan multimedia merupakan suatu media pembelajaran yang memungkinkan dapat menumbuhkan keterampilan sosial pada diri siswa. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa untuk saling berbagi informasi baik dengan anggota kelompoknya mampun dengan kelompok lain, serta setiap siswa akan belajar bagaimana menerapkan sikap tanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kelompoknya.

Dalam proses pembelajaran guru selalu berinteraksi dengan siswa agar dapat menyampaikan isi dari pelajaran dengan baik. Proses pembelajaran itu sendiri adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Adanya orientasi dalam proses pembelajaran bertujuan untuk memecahkan kebekuan dalam pikiran siswa,


(21)

7

menarik perhatian serta mengingatkan kembali pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah pengkajian mengenai keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya kenyakinan bahwa pendidikan merupakan pranata yang dapat membentuk pikiran, sikap dan mental serta semangat siswa yang harus disiapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX –1 Bandung Kelas VII A)”.

B. Rumusan Masalah

Secara umum, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah implementasi pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan

multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung?“ Agar peneliti dapat memfokuskan masalah yang akan diteliti dalam masalah umum tadi, maka peneliti akan memfokuskan pada 5 (lima) pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimana persiapan guru dalam mendesain pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran IPS ketika guru memanfaatkan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung?

3. Bagaimana kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan pemanfaatan multimedia untuk menumbukan


(22)

8

keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung?

4. Bagaimana solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung?

5. Bagaimana keterampilan sosial siswa setelah pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX – 1 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, peneliti membagi tujuan penelitian menjadi dua, yaitu tujuan penelitian umum dan tujuan penelitian khusus. secara umum tujuan penelitian adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. secara khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mendesain pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar IPS ketika guru memanfaatkan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung.

3. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran IPS dalam memanfaatkan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung.


(23)

9

4. Untuk mencari solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala proses pembelajaran IPS dalam memanfaatkan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung.

5. Untuk mengetahui keterampilan siswa setelah pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX – 1 Bandung?

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa

Sebagai upaya dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran IPS dengan memanfaatkan multimedia.

b. Bagi Guru

Sebagai upaya guru dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa sehingga dapat memudahkan guru dalam menjelaskan materi yang disajikan terhadap siswa dan membuat siswa menjadi tidak bosan dalam menerima materi yang disajikan oleh guru.

c. Bagi Peneliti

Memberikan informasi tentang menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran IPS melalui pemanfaatan multimedia sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam melakukan kegiatan pembelajaran dikelas.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan bahasan mengenai Pendahuluan, bagian awal dari Penulisan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, manfaat teoritis maupun manfaat praktis, dan sistematika penulisan.


(24)

10

Bab II ini akan memaparkan tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber literatur yang akan disusun ke dalan sub bab. Adapun secara garis besar sub bab tersebut terbagi ke dalam tiga bagian yaitu: pembahasan mengenai pembelajaran dalam pemanfaatan multimedia, keterampilan sosial, dan pembelajaran IPS.

Bab III membahas mengenai metode penelitian secara rinci yang di bab 1 dibahas secara garis besar. Metode penelitian ini berisi mengenai pendekatan dan metode penelitian secara rinci, lokasi dan subjek penelitian, prosedur dan tahap persiapan penelitian, prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), teknik pengumpulan data, analisis data dan validasi data.

Bab IV ini menguraikan tentang pembahasan hasil penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan. Maka bab ini berisi profil sekolah itu sendiri, deskripsi umum pembelajaran mengenai kegiatan tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus dan terakhir analisis pelaksanaan tindakan kelas.

Bab V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan. Dan saran yang akan diajukan oleh peneliti ke peneliti lain selajutnya agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan peneliti sebelumnya.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII A di SMP Kartika XIX-1 Bandung, yang beralamat di Jalan Bangka No. 3, Kota Bandung.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A di sekolah SMP Kartika XIX-1 Bandung. Jumlah siswa 37 dalam kelas tersebut yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VII A untuk dilakukan penelitian karena pada saat pra penelitian peneliti melihat bahwa dalam kelas VII A memiliki siswa yang kurang memiliki keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS. Terlihat dari kurangnya kesadaran mereka dalam memahami perbedaan antara mereka di dalam kelas. Adanya permasalahan tersebut membuat peneliti untuk mencari solusi agar masalah tersebut dapat terpecahkan. Dengan di adanya penelitian di harapkan pada proses pembelajaran selanjutnya dapat menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS, selain itu juga siswa dapat menyukai pembelajaran IPS karena materi-materi yang diajarkan dapat ditemukan di kehidapan dalam bermasyarakat yang setiap waktu dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang da di masyarakat tersebut.


(26)

32

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan pada penelitian ini yaitu di awali dengan perencanaan tindakan. Adapun desain yang digunakan dapat terlihat pada gambar dibawah ini:

Sumber : Gambar model Hopkins diadopsi dari Sanjaya (2011: 54). Identifikasi

masalah

Perencanaan

Aksi

Observasi Refleksi

Observasi

Refleksi

Perencanaan Ulang


(27)

33

Berdasarkan gambar di atas terbagi menjadi empat tahapan yaitu perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi. Tahap pertama dlam perencanaan, pada tahap ini menjelaskan tentang apa, dimana, oleh siapa, kapan, dan bagaimana penelitian tindakan kelas itu dilaksanakan. Dalam proses perencanaan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Selain itu, dalam tahap perencanaan peneliti juga menyusun instrumen penelitian dalam rangka mempermudah peneliti untuk proses penelitian tersebut. Tahap kedua dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan tindakan sebagai implementasi rencana yang sudah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus dimana banyaknya siklus ditentukan oleh berhasil atau tidaknya pemanfaatan multimedia yang dilakukan oleh penliti. Tahap ketiga dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah observasi, pada tahap ini merupakan observasi yang dilakukan peneliti pada saat observasi pada waktu tindakan di kelas berlangsung. Peneliti mengamati dan mencatat apa saja yang terjadi dikelas pada saat penelitian tindakan kelas dilakukan, hal ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang akurat untuk melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Dan tahap keempat skaligus tahap terakhir dalam penelitian ini adalah refleksi, pada tahap ini adalah kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan dalam penelitian tersebut, kemudian mendiskusikan kembali rencana selanjutnya agar masalah dalam pembelajaran dapat dipecahkan dan terselesaikan.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang digambarkan oleh beberapa siklus. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengkaji secara keseluruhan masalah yang akan dijadikan penelitian. Desain siklus yang peneliti gunakan yaitu model dari Hopkins yang terdiri dari perencanaan dimana perencanaan ini menjadi tahap awal dalam penelitian untuk menganalisis masalah yang akan diteliti, selanjutnya aksi yaitu menguji cobakan strategi dalam


(28)

34

memecahkan masalah, lalu selanjutnya observasi yaitu mengamati keadaan yang berlangsung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti, dan yang terakhir adalah refleksi dimana peneliti melakukan evaluasi dari seluruh kegiatan yang sudah dilakukan. Jika dinilai tidak berhasil maka selanjutnya meninjau kembali rencana yang sudah disiapkan untuk dijadikan siklus berikutnya sehingga tujuan dari pemecahan masalah yang di inginkan dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan yang di inginkan oleh peneliti.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan beberapa tahap dan pada setiap siklusnya mempunyai kekurangan pada siklus sebelumnya. Jumlah siklus yang digunakan dalan penelitian tindakan kelas ini disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dalam melakukan penelitian tersebut. Adapun prosedur penelitian yang dirancang oleh peneliti sebagai berikut:

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penjelasan prosedur penelitian tindakan kelas dalam setiap siklusnya sebagai berikut:

Tahap 1 Perencanaan Tindakan (Planning)

Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi masalah dengan observasi awal ke sekolah SMP Kartika XIX-1 Bandung. Berdasarkan observasi awal kesekolah tersebut peneliti menemukan masalah yaitu kurangnya keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini terlihat dari kurangnya keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran. Tahapan perencanaan yang akan dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu di kelas VII A.

2. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.

3. Meminta kesediaan mitra yaitu guru pelajaran IPS di SMP Kartika XIX-1 Bandung untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan di kelas penelitian.


(29)

35

4. Menyusun kesepakan dengan kolaborator untuk menentukan waktu penelitian dilaksanakan.

5. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian.

6. Mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada tahap penelitian.

7. Menyusun alat observasi yang akan digunakan pada saat penelitian. 8. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung penggunaan media

pembelajaran.

9. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatan yang berkaitan dengan keterampilan sosial siswa dengan menggunakan pemanfaatan multimedia.

10. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan setelah berdiskusi dengan kolaborator. 11. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian

selesai.

Tahap 2 Aksi Tindakan (Acting)

Pada tindakan ini peneliti melaksanakan penelitian dalam empat siklus. Tindakan ini tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi digunakan pula wawancara dan observasi langsung di kelas VII A. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan perencanaan yang disepakati dan dilakukan peneliti dengan kolaborator. Adapun tahap tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.

2. Guru menjelaskan kegiatan pemanfaatan multimedia yang akan dilakukan (bentuk, tempat, dan waktu).

3. Guru menjelaskan tujuan dan prosedur dalam kegiatan pemanfaatan multimedia yang akan dilakukan.


(30)

36

4. Mengembangkan pembelajaran IPS dengan mengangkat permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat sekitar.

5. Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat keterampilan sosial siswa.

6. Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan multimedia dalam kegiatan belajar mengajar siswa.

7. Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan setelah berdiskusi dengan kolaborator.

8. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

Tahap 3 Observasi (Observing)

Pada tahap pengamatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan tindakan dan dalam pengamatan dilakukan pula analisis. Peneliti akan melakukan analisis terhadap keseluruhan pengamatan dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti mencatat apa yang terjadi pada saat penelitian tindakan kelas berlangsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dari kegiatan siswa dan guru pada saat pelaksanaan penelitian tindakan untuk melakukan tindakan siklus berikutnya. Pada tahap ini observasi yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan dijadikan penelitian oleh peneliti.

2. Pengamatan motivasi siswa saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia.

3. Mengamati proses jalannya pembejaran dalam menggunakan pemanfaatan multimedia.

4. Mengamati kesesuaian penggunaan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa.


(31)

37

5. Mengamati apa penggunaan multimedia mampu menumbuhkan keterampilan sosial siswa.

6. Melakukan observasi terhadap kesiapan siswa mengikuti pembelajaran IPS, adapun hal tersebut sebagai berikut:

1) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan membaca materi yang akan dibahas.

2) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan menyiapkan pertanyaan dari bahan bacaan mereka yang bersumber dari televisi, radio atau internet.

3) Banyaknya siswa yang memperhatikan pelajaran pada proses belajar mengajar berlangsung.

4) Kemampuan siswa dalam bertanya, menjawab ataupun memecahkan masalah yang guru berikan.

5) Rasa toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab siswa dalam menumbuhkan keterampilan sosial.

Tahap 4 Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti bersama guru secara bersama-sama mengkaji proses, masalah persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan, sekaligus mempertimbangkan berbagai persfektif yang mungkin terjadi dalam situasi sosial kelas. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi yang memiliki aspek evaluatif - refleksi yang memberikan dasar bagi perbaikan dalam bentuk perubahan atau revisi untuk rencana tindakan selanjutnya. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi dan revisi terhadap seluruh proses penelitian. Dalam refleksi dilakukan perbaikan untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1. Diskusi dengan kolaborator setelah tindakan dilakukan.

2. Menyimpulkan hasil diskusi apakah dalam penelitian ini dihentikan atau dilanjutkan kesiklus berikutnya.


(32)

38

D. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Hopkins dalam (Muslich 2009: 8) Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahan terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Adapun menurut Suyanto dalam (Muslich 2009: 9) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara profesional. Burns dalam (Sanjaya 2011:25), mengatakan bahawa Penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi. Sedangkan Elliot mengatakan, bahwa penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkan. Jadi, Penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki atau mengobati suatu masalah pembelajaran yang dihadapi oleh siswa di dalam kelas.

Dalam penelitian tindakan kelas dianggap sebagai penelitian mikro yang bersifat parsitifatif dan kolaboratif. Dikatakan bersifat partisipatif karena dilakukan sendiri oleh peneliti mulai dari penentuan topik, perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan, analisis dan pelaporan. Dikatakan kolaboratif karena pelaksanaan juga membutuhkan mitra dalam melakukan penalitian yang mampu memunculkan berbagai alternatif solusi yang akan memperbaiki pembelajaran dikelas, namun pelaku utamanya tetap oleh guru yang bersangkutan.


(33)

39

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, guru hendaknya mengetahui dan memahami beberapa karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas (Kunandar, 2008:59), yaitu:

1) Adanya masalah Penelitian Tindakan Kelas dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkatan lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya.

2) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh guru sendiri. Permasalahan yang terjadi di kelas tentu akan lebih dipahami oleh guru itu sendiri. Sehingga, treatment dapat disesuaikan dengan permasalahan, kultur dan budaya kelas.

3) Penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan tidak hanya dengan merefleksi hasil dari peserta didik, akan tetapi melihat juga bagaimana guru cara guru melakukan treatment.

4) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi

5) Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Treatment dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Ini juga yang membedakan penelitian eksperimen dengan Penelitian Tindakan Kelas.

E. Definisi Operasional

Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan. Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, istilah-istilah tersebut adalah:

1. Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain


(34)

40

disertai dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang yang berada disekitarnya (Chaplin dalam Suhartini, 2004: 18). Indikator keterampilan sosial pada penelitian ini adalah:

a. Siswa mempunyai sikap toleransi dalam menghargai perbedaan agama diantara mereka.

b. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam mengerjakan tugas kelompok.

c. Siswa harus mempunyai sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Jenis-jenis multimedia, yaitu:

a. Multimedia Interaktif b. Multimedia Hiperaktif

c. Multimedia Linear / Squential d. Multimedia Presentasi Pembelajaran e. Multimedia Pembelajaran Mandiri

F. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang berada di lapangan. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan yaitu keterampilan sosial pada siswa. Untuk mengumpulkan semua data yang berada di lapangan diperlukan pedoman observasi dan wawancara.

1. Observasi

Observasi menurut Sanjaya (2009: 86), adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Lembar observasi yang digunakan untuk


(35)

41

mengukur rasa ingin tahu siswa terdiri dari beberapa indikator. Penilaian keterampilan sosial yang berada dalam diri siswa terdiri dari kegiatan toleransi, kerjasama dan tanggung jawab. Kegiatan atau aktivitas toleransi, kerjasama dan tanggung jawab akan dibagi ke beberapa indikator. Indikator tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Nilai Indikator

Keterampilan Sosial Toleransi a. Saling menghargai perbedaan agama. b. Menerima saran

dan pendapat dari orang lain. c. Menerima

perbedaan pendapat.

Kerjasama a. Saling membantu

antar anggota kelompok. b. Rela berkorban

demi


(36)

42

c. Menyamakan pendapat antar anggota dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan

kerjasama dalam kelompok

walaupun terdapat perbedaan SARA. Tanggung Jawab a. Kesadaran akan

kewajiban mengerjakan tugas kelompok. b. Patuh pada aturan

kelompok. c. Bertanggung

jawab menjaga/ memelihara benda

peninggalan pra sejarah.

Indikator-indikator di atas merupakan alat bantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. Indikator ini dapat membantu untuk menganalisis dan merefleksi semua tindakan yang dilakukan peneliti pada saat melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

2. Wawancara

Menurut Denzin dalam Wiriaatmadja (2008: 117) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada


(37)

43

orang-orang yang diangggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yamg dipandang perlu. Sedangkan menurut Sanjaya (2009: 96) adalah teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Data yang akan digunakan pada saat wawancara seperti bagaimana keterampilan sosial dengan pemanfaatan multimedia dalam pelajaran IPS serta adakah perubahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemanfaatan multimedia tersebut. Dari data tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih selain dari observasi.

3. Studi Dokumenter

Menurut Sukmadinata, (2009: 221) studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dan fokus masalah dari penelitian tindakan kelas tersebut. Studi dokumenter yang digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diadakan ketika pembelajaran IPS dan gambar foto saat pelaksanaan proses penelitian berlangsung.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Adapun metode-metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah:

1. Observasi

Menurut Sukmadinata (2009: 219) observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang berlangsung, seperti cara guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan multimedia, kegiatan pembelajaran dikelas dan


(38)

44

keterampilan sosial siswa. Menurut Arikunto (2002: 25) observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan. Observasi terbuka ini memfokuskan pada hal-hal yang menjadi data untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hasil dari penelitian ini akan didiskusikan kembali dengan kolaborator untuk dijadikan sebagai bahan refleksi untuk tindakan selanjutnya.

2. Wawancara

Menurut Wiriatmadja (2005: 117) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang dianggap perlu. Sanjaya (2009: 96) wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui pendapat atau tanggapan yang akan diberikan oleh siswa dan guru setelah menggunakan pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa. Peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa yang dianggap sudah mewakili seluruh siswa yang ada di kelas, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagi bahan data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen ini yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, silabus, RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa dalam belajar serta foto atau rekaman dalam proses belajar.


(39)

45

4. Catatan Lapangan

Untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang selama pelaksanaan penenlitian tindakan kelas dapat menggunakan catatan lapangan untuk mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi dan solusinya. Dalam catatan lapangan juga dapat mencatat hasil-hasil refleksi dan hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan sekolah, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi didalam peneliti penelitian tersebut. Catatan lapangan dilakukan dengan mempelajari pokok pembicaraan dalam pengamatan gambar tentang segala sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar, dan dialami selama kegiatan berlangsung.

H. Analisis Data dan Validasi Data 1. Analisis Data

Menurut Sanjaya (2011: 106) menganalisis data yaitu suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.

Pengolahan data dilakukan dalam rangka mengartikan dan menjelaskan data dan fakta-fakta yang didapat dari lapangan. Pada penelitian ini teknik analisis data yang dilakukan dalam dua aspek, yaitu kuantitatif dan kualitatif.

1) Kuantitatif

Pengolahan data dengan menggunakan dengan cara kuantitatif adalah data-data yang didapatkan dalam penelitian yang berupa angka-angka. Melalui pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis yang dimiliki siswa pada awal pembelajaran dan seberpa besar perubahan yang terjadi saat penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Teknik analisis


(40)

46

yang dilakukan memang sederhana. Komalasari (2010: 156) memberikan cara penghitungan dalam menganalisis data kuantitatif, yaitu:

Jumlah skor total subjek Jumlah skor maksimal

Jumlah skor persen Jumlah total persen 2) Kualitatif

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 336), menyatakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data ini yaitu, reduksi data, kategorisasi, validasi data, dan interpretasi data.

Analisis data dapat dilakukan dalam tiga tahap, berikut tahapan analisis data menurut Sanjaya (2011: 106), yaitu :

a) Reduksi data

Kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini guru dan peneliti mengumpulkan semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah dan hipotesis.

b) Mendeskripsikan data

Data yang telah dipilih sesuai dengan fokus masalah kemudian dideskripsikan sehingga data yang telah diorganisir menjadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel.

Skor Presentase = X 100%


(41)

47

c) Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data

Dalam proses penelitian menganalisis dan menginterpretasi data merupakan langkah yang sangat penting. Sebab data yeng terkumpul tidak berarti apa-apa tanpa dianalisis dan diberi makna melalui interpretasi data. Proses analisis dan interpretasi data dalam penelitian tindakan kelas diarahkan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Maka hasilnya dapat menjawab setiap informasi yang dibutuhkan.

2. Validasi Data

Validasi data yaitu mengusahakan tercapainya aspek kebenaran tentang hasil penelitian. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2008: 168), ada beberapa validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:

a) Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selam observasi atau wawancara dari nara sumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan ini tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipatikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarnnya.

b) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain, misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti).

c) Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa


(42)

48

d) Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaiakan, modifiaksi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan. e) Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa

mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tantang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan dari hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I, II, III dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX-1 Bandung

mengenai “Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan

keterampilan sosial” peneliti mengambil kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. Adapun kesimpulan umum dan khusus sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan umum yaitu: pemanfaatan multimedia dalam mata pelajaran IPS dapat menumbuhkan keterampilan sosial siswa di kelas VII A SMP Kartika XIX-1 Bandung. Adapun kesimpulan khusus yang peneliti rumuskan yaitu:

1. Persiapan guru dalam mendesain pembelajaran IPS melalui pemanfaatan multimedia di kelas VII A. Persiapan yang dilakukan peneliti dalam mendesain pembelajaran IPS terlebih dahulu berkolaborasi dengan guru mitra untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, dan media yang akan digunakan. Pada persiapan pembelajaran IPS guru menggunakan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran IPS. Peneliti juga membuat instrumen yang dijadikan sebagai alat pengumpulan data hasil penelitian yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan.


(44)

151

2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan pemnfaatan multimedia yaitu dengan diskusi kelompok dimana setiap diskusinya siswa diberikan tayangan video dan menganalisis video tersebut lalu siswa menganalisis video yang ditanyangkan tersebut. Dengan mencari alternatif menganalisis tersebut siswa akan menumbuhkan keterampilan sosial yang siswa miliki.

3. Pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial pada siswa yang dilaksanakan pada kelas VII A, peneliti yang berperan sebagai guru pelaksana dalam pembelajaran dikelas memiliki banyak kendala dalam proses pembelajaran yang menggunakan pemnfaatan multimedia. Adapun kendala-kendala yang peneliti rasakan pada saat penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Siswa belum terbiasa belajar dikelas dengan menggunakan multimedia.

b. Artikel dan video yang diberikan oleh guru tidak semua siswa dapat memahaminya sehingga siswa tidak dapat memahami hal tersebut

c. Masih kurangnya interaksi antara guru dan siswa pada siklus I dan II.

d. Kurangnya motivasi dan rela berkorban demi kelompoknya diantara siswa tersebut.

e. Dalam penerapan materi guru selalu menggunakan ceramah pada saat penyampaian meteri sehingga siswa menjadi jenuh dalam proses pembelajaran.

f. Siswa masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya di kelas sehingga pembelajaran menjadi tidak kondusif.


(45)

152

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru seharusnya bisa memfasilitasi kegiatan siswa, menciptakan kelas yang lebih kondusif pada saat kegiatan belajar mengajar, dan guru dapat berperan sebagai pembimbing disetiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

4. Berdasarkan kendala-kendala pada saat malakukan pemanfaatan multimedia yang telah dikemukakan di atas, berikut upaya/ solusi untuk menanggulangi masalah tersebut:

a. Guru harus membiasakan siswa untuk dapat belajar dikelas dengan menggunakan multimedia.

b. Guru berusaha untuk mencari artikel dan video yang lebih menarik dan kontroversial yang dapat diketahui oleh seluruh siswa sehingga memudahkan siswa untuk memahaminya.

c. Guru harus lebih berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran berlangsung dikelas.

d. Guru harus bisa memotivasi kepada siswa dan menanamkan karakter rela berkorban demi kelompoknya.

e. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan mudah untuk dimengerti siswa dan siswa menjadi tidak jenuh dalam belajar dan membuat pelajaran tersebut menjadi menarik.

f. Guru dapat mengkondisikan siswa supaya tidak ribut dalam proses belajar mengajar berlangsung.

5. Setelah menggunakan pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS dapat menumbuhkan keterampilan sosial siswa kelas VII A. Dilihat dari ketercapaian seluruh indikator keterampilan sosial siswa. Perubahan tumbuhnya keterampilan sosial siswa diperoleh dari hasil pengamatan yang dituangkan melalui catatan-catatan yang dibuat oleh observer dan peneliti. Seperti pada siklus ke-I keterampilan kerja sama siswa masih mendapat penilaian kurang, pada siklus ke-II terjadi peningkatan namun


(46)

153

masih dalam ruang lingkup kategori penilaian cukup. Siklus ke-III sudah masuk pada kategori baik dan hasil penelitian siklus ke-IV juga terjadi peningkatan namun tidak terlalu besar.

B. Saran

Mengacu pada pembahasan mengenai Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan sosial dikelas VII A SMP Kartika XIX-1 Bandung, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk Siswa

a. Menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran IPS ini harus lebih ditingkatkan lagi sehingga pembelajaran selanjutnya bisa lebih aktif.

b. Siswa diharapkan lebih mempunyai sikap toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru.

2. Untuk Guru

a. Pengoptimalan kinerja guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan multimedia juga harus dibarengi dengan kemampuan guru menciptakan suasana pembelajaran yang tidak membosankan. Khususnya dalam pembelajaran IPS guru harus senantiasa memperbaharui pengetahuannya yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat yang merupakan sumber kajian IPS.

b. Guru harus bisa menciptakan suasana yang baru pada saat pembelajaran IPS sehingga siswa tidak merasa jenuh pada saat mengikuti pembelajaran berlangsung.

3. Untuk Sekolah

a. Penggunaan multimedia ini dapat dapat dijadikan referensi bagi guru-guru yang ada disekolah sebagai salah satu strategi pembelajaran


(47)

154

dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar dan juga tumbuhnya keterampilan sosial pada diri siswa.

b. Pihak sekolah bisa memfasilitasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menunjang sarana dan prasarana agar pembelajaran di kelas menjadi lebih maksimal.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta

Depdiknas, (2010). Model Pembelajaran IPS, Malang: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Effendi R, et al. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Fajar. (2007). Keterampilan Sosial Anak Menengah Akhir. [Online]. Tersedia:

http://f4jar.multply.com/journal/item/191/Keterampilan-Sosial-Pada-Anak-Menengah-Akhir. [12 Agustus 2013]

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research): Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Jakarta: Bumi Aksara

Khasanah, rostika solihati. (2010). Efektifitas Penggunaan Multimedia Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Percakapan Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Skripsi pada FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Koestyorini. (2007). Mengembangkan Keterampilan Sosial Bagi Remaja. Jurnal Likithapradnya. 10, 28-35.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

No Name. (2013). Kemana Rasa Nasionalisme Itu Pergi?. [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=ZCeRMWb98Aw. [8 September 2013]

Pendidikanips. (2012). Media Pembelajaran – Kemajuan Teknologi. [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=TTh9LjYc4F4. [8 September 2013]


(49)

156

Pendidikanips. (2012). Media Pembelajaran – Nasionalisme (Majikanku Mimpi Burukku). [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=DhyUfYbkhPk. [8 September 2013]

Ritzer, G dan Smart, B. (2001). Handbook Teori Sosial. Bandung: Nusa Media Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Rosita, Ida. (2013). Efektifitas Bimbingan Kelompok Melalui Permaianan Tradisional Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sapriya. et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek Sanjaya, Wina. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

Somantri, Numan M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Rosda

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya

Tristianto, Andri. (2010). Film Pendek Nasionalisme - Cina Juga Indonesia. [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=CrG5MIiz6ZU. [8 Sepember 2013]

Wiriaatmadja, R.(2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara

Undang-undang No. 20 Tahun 2003

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 . Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Aulia.


(1)

2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan pemnfaatan multimedia yaitu dengan diskusi kelompok dimana setiap diskusinya siswa diberikan tayangan video dan menganalisis video tersebut lalu siswa menganalisis video yang ditanyangkan tersebut. Dengan mencari alternatif menganalisis tersebut siswa akan menumbuhkan keterampilan sosial yang siswa miliki.

3. Pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial pada siswa yang dilaksanakan pada kelas VII A, peneliti yang berperan sebagai guru pelaksana dalam pembelajaran dikelas memiliki banyak kendala dalam proses pembelajaran yang menggunakan pemnfaatan multimedia. Adapun kendala-kendala yang peneliti rasakan pada saat penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Siswa belum terbiasa belajar dikelas dengan menggunakan multimedia.

b. Artikel dan video yang diberikan oleh guru tidak semua siswa dapat memahaminya sehingga siswa tidak dapat memahami hal tersebut

c. Masih kurangnya interaksi antara guru dan siswa pada siklus I dan II.

d. Kurangnya motivasi dan rela berkorban demi kelompoknya diantara siswa tersebut.

e. Dalam penerapan materi guru selalu menggunakan ceramah pada saat penyampaian meteri sehingga siswa menjadi jenuh dalam proses pembelajaran.

f. Siswa masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya di kelas sehingga pembelajaran menjadi tidak kondusif.


(2)

152

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru seharusnya bisa memfasilitasi kegiatan siswa, menciptakan kelas yang lebih kondusif pada saat kegiatan belajar mengajar, dan guru dapat berperan sebagai pembimbing disetiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

4. Berdasarkan kendala-kendala pada saat malakukan pemanfaatan multimedia yang telah dikemukakan di atas, berikut upaya/ solusi untuk menanggulangi masalah tersebut:

a. Guru harus membiasakan siswa untuk dapat belajar dikelas dengan menggunakan multimedia.

b. Guru berusaha untuk mencari artikel dan video yang lebih menarik dan kontroversial yang dapat diketahui oleh seluruh siswa sehingga memudahkan siswa untuk memahaminya.

c. Guru harus lebih berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran berlangsung dikelas.

d. Guru harus bisa memotivasi kepada siswa dan menanamkan karakter rela berkorban demi kelompoknya.

e. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan mudah untuk dimengerti siswa dan siswa menjadi tidak jenuh dalam belajar dan membuat pelajaran tersebut menjadi menarik.

f. Guru dapat mengkondisikan siswa supaya tidak ribut dalam proses belajar mengajar berlangsung.

5. Setelah menggunakan pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS dapat menumbuhkan keterampilan sosial siswa kelas VII A. Dilihat dari ketercapaian seluruh indikator keterampilan sosial siswa. Perubahan tumbuhnya keterampilan sosial siswa diperoleh dari hasil pengamatan yang dituangkan melalui catatan-catatan yang dibuat oleh observer dan peneliti. Seperti pada siklus ke-I keterampilan kerja sama siswa masih


(3)

masih dalam ruang lingkup kategori penilaian cukup. Siklus ke-III sudah masuk pada kategori baik dan hasil penelitian siklus ke-IV juga terjadi peningkatan namun tidak terlalu besar.

B. Saran

Mengacu pada pembahasan mengenai Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan sosial dikelas VII A SMP Kartika XIX-1 Bandung, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk Siswa

a. Menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran IPS ini harus lebih ditingkatkan lagi sehingga pembelajaran selanjutnya bisa lebih aktif.

b. Siswa diharapkan lebih mempunyai sikap toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru.

2. Untuk Guru

a. Pengoptimalan kinerja guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan multimedia juga harus dibarengi dengan kemampuan guru menciptakan suasana pembelajaran yang tidak membosankan. Khususnya dalam pembelajaran IPS guru harus senantiasa memperbaharui pengetahuannya yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat yang merupakan sumber kajian IPS.

b. Guru harus bisa menciptakan suasana yang baru pada saat pembelajaran IPS sehingga siswa tidak merasa jenuh pada saat mengikuti pembelajaran berlangsung.

3. Untuk Sekolah

a. Penggunaan multimedia ini dapat dapat dijadikan referensi bagi guru-guru yang ada disekolah sebagai salah satu strategi pembelajaran


(4)

154

dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar dan juga tumbuhnya keterampilan sosial pada diri siswa.

b. Pihak sekolah bisa memfasilitasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menunjang sarana dan prasarana agar pembelajaran di kelas menjadi lebih maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta

Depdiknas, (2010). Model Pembelajaran IPS, Malang: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Effendi R, et al. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Fajar. (2007). Keterampilan Sosial Anak Menengah Akhir. [Online]. Tersedia:

http://f4jar.multply.com/journal/item/191/Keterampilan-Sosial-Pada-Anak-Menengah-Akhir. [12 Agustus 2013]

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research): Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Jakarta: Bumi Aksara

Khasanah, rostika solihati. (2010). Efektifitas Penggunaan Multimedia Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Percakapan Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Skripsi pada FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Koestyorini. (2007). Mengembangkan Keterampilan Sosial Bagi Remaja. Jurnal Likithapradnya. 10, 28-35.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

No Name. (2013). Kemana Rasa Nasionalisme Itu Pergi?. [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=ZCeRMWb98Aw. [8 September 2013]

Pendidikanips. (2012). Media Pembelajaran – Kemajuan Teknologi. [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=TTh9LjYc4F4. [8 September 2013]


(6)

156

Pendidikanips. (2012). Media Pembelajaran – Nasionalisme (Majikanku Mimpi Burukku). [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=DhyUfYbkhPk. [8 September 2013]

Ritzer, G dan Smart, B. (2001). Handbook Teori Sosial. Bandung: Nusa Media Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Rosita, Ida. (2013). Efektifitas Bimbingan Kelompok Melalui Permaianan Tradisional Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sapriya. et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek Sanjaya, Wina. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

Somantri, Numan M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Rosda

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya

Tristianto, Andri. (2010). Film Pendek Nasionalisme - Cina Juga Indonesia. [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=CrG5MIiz6ZU. [8 Sepember 2013]

Wiriaatmadja, R.(2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara

Undang-undang No. 20 Tahun 2003

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 . Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Aulia.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPS UNTUK SISWA SMP KELAS VII

1 8 101

PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MEDIA LITERASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK : penelitian tindakan kelas di kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung.

0 1 54

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS : Kuasi Eksperimen Di Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

2 4 49

PENERAPAN METODE CURAH PENDAPAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-D SMP Negeri 40 Bandung.

0 0 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA TERTIB BERLALU LINTAS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung.

0 2 17

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung.

0 2 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP NEGERI 7 BANDUNG.

4 8 40

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA: Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 4 32

PENERAPAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENGANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Bandung.

0 0 43

MENUMBUHKAN SIKAP EMPATI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE MODEL DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-A - repository UPI S IPS 1102812 Title

0 0 5