KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS DAN DARMARAJA: kajian karakter tanggung-jawab, semangat kebangsaan, dan kerja keras dalam kontek pembelajaran bahasa indonesia kelas v sd.

(1)

KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS DAN DARMARAJA

(Kajian Karakter Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, Dan Kerja Keras Dalam Kontek Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD).

oleh Windu Mandela

1302779 ABSTRAK

Nilai karakter kurang tercermin dalam kepribadian para pemimpin. Seperti maraknya korupsi dan tidak dapat mengayomi masyarakat. Selain itu, bahan pembelajaran pun kurang memanfaatkan yang ada di sekitar. Seperti pemanfaatan cerita rakyat, dalam cerita rakyat terdapat nilai karakter. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakter Tanggung-Jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras yang terkandung di dalam cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja. Setelah itu memformulasikannya kedalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa SD kelas V. Jenis penelitian ini ialah kualitatif analisis deskrtiptif. Peneliti menganalisis nilai karakter cerita kemudian mendeskripsikannya. Hasil analisis, terdapat nilai karakter yang terkandung dalam cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja.


(2)

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDY OF THE STRUCTURE AND THE CHARACTER VALUE GUNUNG TAMPOMAS FOLKLORE AND DARMARAJA (Study character Responsibility, Spirit of Nationality, and Hard Work In the context of Learning

Indonesian Language Class V SD).

by Windu Mandela

1302779

ABSTRACT

Values less character is reflected in the personality of the leader. Such as rampant corruption and can not protect the public. In addition, the learning materials was less utilize existing around. Such as the use of folklore, folklore there is a character value. The purpose of this study to determine the character of Responsibility, Spirit of Nationality, and Work Hard contained in folklore Gunung Tampomas and Darmaraja. After that formulated into Indonesian learning for elementary school students class V. This type of research is qualitative analysis deskrtiptif. Researchers analyzed the value character of the story and then describe it. Results of the analysis, there is a character value contained in folklore Gunung Tampomas and Darmaraja.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Sastra Lisan, Tradisi Lisan, Folklore, dan Cerita Rakyat ... 5

B. Karakter dan Pendidikan Karakter ... 18

C. Bahan Ajar ... 28

D. Teori Struktur ... 34

E. Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 40

B. Pendekatan ... 41

C. Teknik Pengumpulan Data... 42

D. Data dan Sumber Data ... 44

E. Teknik Analisis Data Penelitian ... 46


(4)

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Struktur dan Nilai Karakter Cerita Gunung Tampomas... 53 B. Analisis Struktur dan Nilai Karakter Darmaraja ... 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 83 B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Karakter dan Pendidikan Bangsa ... 47

3.2 Format Analisis Nilai Karakter ... 51

4.1 Susunan Sintagmatik dan Pragdimatik Cerita Gunung Tampomas ... 61

4.2 Nilai-nilai Karakter Tokoh Cerita Rakyat Gunung Tampomas ... 66

4.3 Susunan Sintagmatik dan Pradigmatik Cerita Darmaraja ... 74


(6)

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A ... A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia ...

Lampiran B ... B.1. Jugment Ahli ... B.2. SK Dosen Pembimbing Tesis...


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan delapan belas nilai karakter. Ada pun dari delapan belas nilai karakter tersebut, tiga yang menjadi pusat kajian dalam penelitian ini, yakni Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras. Tiga nilai karakter ini merupakan beberapa nilai yang membentuk nilai kepemimpinan. Nilai kepimpinan penting untuk ditanamkan dalam kepribadian anak didik, sebab anak didik akan menjadi generasi penerus bangsa. Peran pendidikan sangat besar dalam membentuk generasi yang berkualitas.

Kehidupan berbangsa dan bernegara bekalangan ini semakin mengkhawatirkan. Sikap Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras semakin berkurang. Manusia semakin individualis tidak terlalu memperdulikan individu yang lain atau keadaan sekitarnya. Bermusyawarah yang merupakan aplikasi dari sikap demokrasi sudah berkurang. Masyarakat kerap kali memaksakan kehendaknya tanpa memperdulikan rasa sosial dan tanggung-jawab.

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan suku bangsa, adat-istiadat, dan bahasa, semuanya itu memiliki nilai luhur perihal kehidupan. Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), perlahan jatidiri bangsa Indonesia yang tercerminkan dalam nilai kearifan lokal mulai tersisih budaya asing. Hal tersebut hendaknya menjadi tanda bahaya bagi dunia pendidikan, budaya merupakan aset yang tidak ternilai sehingga perlu adanya upaya pelestarian.

Perkembangan media yang begitu pesat banyak memberikan dampak positif bagi sarana informasi. Akan tetapi, tidak setiap tayangan yang disaksikan memberikan dampak baik, terutama bagi anak-anak. Tayangan kekerasan, film berbau hedon akan memberi pengaruh buruk bagi perkembangan psikologisnya. Segala tayangan yang tidak baik ini akan memengarungi kondisi kejiawaan anak dan


(8)

2

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan memberikan contoh karakter yang tidak baik. Melihat kondisi demikian harus ada antisipasi sedini mungkin, seperti melalui jalur pendidikan.

Kekhawatiran akan masuknya budaya asing yang berbau negatif dan mengikis nilai karakter budaya bangsa dapat disaring oleh nilai-nilai kearifan lokal. Transformasi nilai kearifan lokal ini pun beragam bentuknya, bisa melalui arsitektur, lagu daerah, dan sastra (lisan/tulisan). Hal yang harus dilakukan ialah bagaimana caranya meramu nilai karakter yang terdapat dalam kearifan lokal ini untuk dijadikan bahan ajar kepada anak didik sehingga dapat menjadi perisai dari pengaruh negatif.

Dewasa ini, marak pemberitaan yang tidak baik muncul dari pemimpin, seperti korupsi. Prilaku demikian terjadi karena pemimpin tersebut tidak memiliki nilai karakter yang baik sebagai seorang pemimpin. Seandainya pemimpin tersebut memiliki nilai karakter tanggung-jawab dan semangat kebangsaan tindak korupsi tidak akan mereka lakukan. Apabila hal demikian dibiarkan maka akan berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, ekonomi akan terpuruk, bahkan kedaulatan bangsa pun terancam. Nilai karakter Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar yang dipimpinnya dapat meraih keberhasilan.

Proses transformasi nilai karakter Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras dapat dipelajari dari berbagai media, di antaranya melalui Cerita rakyat Cadas Pangeran dan Sasakala Gunung. Nilai karakter Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras terdapat dalam ke-dua cerita rakyat tersebut. Misalnya, ketika Gunung Tampomas akan meletus, Pangeran yang kali itu sedang memerintah rela mengorbankan keris kesayangannya untuk dilempar ke kawah gunung agar gunung tersebut tidak meletus. Begitu pun dengan cerita Cadas Pangeran ada nilai kepemimpinan yang dapat diambil sebagai bahan pembelajaran.

Sebuah jurnal penelitian yang dikeluarkan oleh Arjuna Jun Avitarhiyana Angesti, mengemukakan bahwa dalam cerita rakyat yang dikaji olehnya memiliki


(9)

nilai karakter. Dia melakukan kajian terhadap cerita rakyat Singoprono, dan mendapatkan 17 nilai karakter yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar.

Gaa Alfonsus dalam tugas akhirnya meneliti nilai moral dalam cerita rakyat Ine Pare dan pemanfaatan pendidikan karakter. Hasilnya dalam cerita tersebut memiliki nilai moral, religious, dan individu yang memiliki kaitannya dengan nilai karakter. Nilai karakter yang ditemukan dalam cerita Ine Pare kemudian dijadikan sebagai alternative bahan ajar pembelajaran Bahasa Indonesia.

Melihat penelitian yang dilakukan oleh Arjuna Jun Avitarhiyana Angesti, ada kesamaan, yakni sama-sama mengkaji cerita rakyat lokal untuk dijadikan bahan ajar. Dalam penelitian tersebut terdapat nilai karakter, begitupun dengan cerita rakyat Cadas Pangeran dan Sasakala Gunung Tampomas apabila dikaji lebih jauh mungkin dapat diketemukan nilai karakter dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain terhadap nilai karakter dalam cerita rakyat memotivasi peneliti untuk mengkaji lebih jauh nilai karakter Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras, dalam cerita rakyat. Hingga akhirnya penelitian ini pun dijuduli: Pendidikan Karakter Dan Budaya Bangsa Dalam Dongeng Gunung Tampomas Dan Cadas Pangeran Versi Folklore Sumedang (Kajian Karakter Tanggung-Jawab, Semangat Kebangsaan, Dan Kerja Keras dalam Kontek Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti mengidentifikasi berbagai permasalahan, yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur teks cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja versi folklore Kab. Sumedang?

2. Nilai karakter apa saja yang terkandung di dalam cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja Versi folklore Kab. Sumedang?


(10)

4

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui struktur teks cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja versi folklore Kab. Sumedang?

2. Untuk mengetahui nilai Tanggung-Jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras yang terkandung di dalam cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja versi folklore Kab. Sumedang?

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang cerita rakyat yang dapat dijadikan materi ajar sebagai pendidikan karakter dan budaya bangsa bagi siswa SD kelas V.

b. Bagi lingkungan akademik hasil kajian ini dapat dijadikan informasi secara riil dalam merumuskan materi ajar berbasis cerita rakyat yang diambil dari tempat tinggal siswa.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai pedoman bagi pengawas dalam tugasnya memberikan supervisi pada Sekolah Dasar.

b. Sebagai panduan bagi guru untuk mengembangkan pendidikan karakter dan budaya bangsa dari cerita rakyat yang berada di sekitar tempat tinggal siswa.


(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Ratna (2011: 34) berpendapat bahwa metode berasal dari kata methodos, bahasa latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta artinya menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara, arah. Dalam pengertian lebih luas, meotde dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya.

Menurut Koentjaraningrat (1997: 7-8), metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salahsatu daro berbagai metode yang ada sesuai dengan tujuan, sifat, objek, sifat ilmu atau teori yang mendukung. Dalam penelitian, objeklah yang menentukan metode yang akan digunakan. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan, metode adalah cara kerja yang sistematis untuk menuju dan memahami sasaran yang sedang atau akan diteliti.

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah kualitatif. Menurut Wallen dan Warren (dalam Cahyani ed. 2011:224) adalah studi yang penekananannya berhubungan dengan aktivitas-aktivitas, situasi-situasi atau bahan-bahan yang memerlukan deksripsi sesuatu yang utuh.

Mc Millan dan Schamer (dalam Syamsudin dan Vismaia, 2006: 73) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang dalam penelitian.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif analisis. Pendeskripsian data dilakukan dengan cara menunjukan nilai karakter


(12)

41

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanggung jawab, semangat kebangsaan, dan kerja keras pada struktur cerita yang dilengkapi dalam kolom instrumen.

B. Pendekatan

Pendekatan menurut Ratna (2011: 53) didefinisikan sebagai cara-cara menghampiri objek. Sedangkan tujuan pendekatan adalah pengakuan terhadap hakikat ilmiah objek ilmu pengetahuan itu sendiri.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah strukturalisme. Menurut Nurgiantoro (1994: 37) Strukturalisme (disamakan dengan pendekatan objektif). Lebih lanjut Ratna (2011: 73) mengatakan, pendekatan objektif merupakan pendekatan yang penting sebab pendekatan apa pun yang dilakukan pada dasarnya bertumpu atas karya sastra itu sendiri. Sedangkan pemahaman dipusatkan pada analisa terhadap unsur-unsur dalam dengan mempertimbangkan keterjalinan antar unsur di satu pihak, dan unusr-unsur dengan totalitas di lain pihak.

Menurut kaum structural yang dipelopori oleh kaum formalis, karya sastra adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah, Abrams (dalam Nurgiyantoro: 1994:36).

Selain istilah structural dunia kesastraan juga mengenal istilah strukturalisme. Menurut pandangann kaum ini, penelitian kesasteraan menekankan pada kajian hubungan antar unsur pembangunan karya yang bersangkutan. Analisa struktur cerita rakyat dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik cerita yang bersangkutan.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa dan mendeskripsikan unsut intrinsik serta menggali nilai-nilai karakter dalam cerita rakyat Sumedang. Berdasarkan hasil penganalisaan, penulis mengajukan sebuah model pembelajaran B. Indonesia bagi siswa kelas V SD.


(13)

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 225) pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah). Sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in dept interview) dan dokumentasi.

Nasution (1996: 55) mengatakan, manusia sebagai instrument utama dalam penelitian kualitatif dipandang lebih serasi. Pada penelitian yang berjenis kualitatif ini, peneliti berdiri sebagai instrument utama dalam mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan dari beberapa informan.

Folklore ialah yang akan diteliti, dengan demikian peneliti harus terjun ke lapangan untuk mengambil data. Data yang lengkap harus diperoleh peneliti, sehingga berbagai teknik dilakukan oleh peneliti baik teknik langsung maupun tidak langsung. Teknik tidak langsung dengan mengumpulkan berbagai data yang telah diarsipkan. Danandjaja (1997: 13) pengumpulan atau penginventarisan folklore dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) mengumpulkan semua judul karangan (buku dan artikel), yang pernah ditulis orang mengenai folklore, dan (2) mengumpulkan bahan-bahan folklore langsung dari tutur kata orang-orang, anggota, kelompok yang mempunyai folklore dan hasilnya kemudian diterbitkan atau diarsipkan.

Teknik langsung yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data dari penelitian ini ialah teknik nontes. Salahsatunya ialah dengan teknik wawancara. Sebagai alat, teknik bersifat kongkret. Oleh karena itu, menurut Vredenbreght (dalam Ratna, 2007:37) teknik berhubungan dengan data primer. Dalam hubungannya, sejumlah teknik sering digunakan, misalnya dengan wawancara. Wawancara dapat menggambarkan suatu objek seperti apa yang diceritakan dan dialami oleh orang lain. Menurut Nasution (2000:114), wawancara merupakan alat yang ampuh untuk mengungkapkan kenyataan hidup dan apa yang dipikirkan atau dirasakan orang tentang berbagai aspek kehidupan. Sedangkan menurut Guba & Lincoln (dalam Moloeng, 2000: 137), wawancara terdiri dari empat macam, yaitu: (1) wawancara


(14)

43

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh tim atau panel, (2) wawancara tertutup dan terbuka, (3) wawancara riwayat lisan, dan (4) wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Teknik bertanya dalam wawancara menurut Danandjaja (dalam Aminuddin ed. 1990:102) dapat dikategorikan ke dalam dua golongan besar, yaitu: (1) wawancara berencana (standardized interview), dan wawancara tanpa rencana (unstandardized interview). Sedangkan Esterberg (dalam Sugiyono, 2011: 233) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu tertstruktur, semistruktur, dan tidak terstrtuktur. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan wawancaara terstruktur, yaitu terlebih dahulu mempersiapkan sejumlah pertanyaan sebagai pedoman dalam melakukan wawancara untuk mendapatkan data.

Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan sebgai bukti melakukan wawancara, peneliti menggunakan alat bantu seperti buku catatan, rekaman, dan kamera. Buku catatan digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dan mendukung penelitian, rekaman untuk merekam suara informan, dan kamera untuk memotret informan dan kegiatannya selama dalam pengambilan data.

Tahapan-tahapan pengumpulan data yang peneliti lakukan ialah sebagai berikut:

1. Tahap Pra-peneltiian

Tahap ini meliputi; (1) penetapan jenis cerita rakyat yang akan diteliti, (2) menentukan lokasi penelitian, (3) mengadakan survey ke lokasi penelitian, (4) mempersiapkan instrument, pedoman wawancara, catatan lapangan, alat tulis, alat bantu perekam suara dan kamera untuk mengambil gambar.

2. Tahap Penelitian

Tahap ini meliputi; (1) menentukan informan yang dapat menuturkan dan memberikan informasi tentang cerita rakyat yang akan dikaji, (2) melakukan wawancara terhadap informan dengan menggunakan alat perekam, melakukan pencatatan dan pemotretan, (3) mendeskripsikan hasil wawancara ke dalam teks.


(15)

3. Tahap pelaporan

Tahap ini meliputi; (1) penerjemahan hasil wawancara ke dalam bahasa Indonesia, (2) menganalisis hasil wawancara, (3) menganalisis struktur dan nilai karakter dalam cerita rakyat, (4) menyusun model pembelajaran yang direncanakan, dan (5) membuat laporan penelitian.

D. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah segala sesuatu baik benda, manusia, dan lainnya yang dapat memberikan data kepada peneliti terhadap sesuatu penelitian (Arikunto, 2002: 107). Sedangkan menurut Lofland & Lofland (dalam Moelong, 2000: 112), sumber data utama dalam penelitian alamiah adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Moloeng membagi jenis data menjadi tiga, kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah informan yang merupakan orang nomor satu setelah peneliti.

Informan ialah sebagai kunci dalam penelitian ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Endaswara (2006: 177), informan adalah raja yang menentukan warna penelitian budaya. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh masrakat, budayawan, dan pegawai di museum yang berada di Sumedang. Data informan itu ialah sebagai berikut:

1. Nama : Abdul Syukur

Umur : 62 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Pegawai museum Prabu Geusan Ulun


(16)

45

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Nama : Aki Wangsa

Umur : 55 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : ASTI/S1

Pekerjaan : Budayawan

Alamat : Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang

3. Nama : Ahmad Suya

Umur : 50 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : penyiar radio dan Tv, budayawan

Alamat :

Data utama dalam penelitian ini adalah cerita rakyat di Sumedang, yakni Gunung Tampomas dan Darmaraja yang dipaparkan informan kemudian disalin kedalam teks berdasarkan bahasa informan (Sunda), kemudian dialihbahasan kedalam B. Indonesia. Rusyana (1981: 45) mengungkapkan bahwa penutur cerita ialah pendukung aktif secara lisan, atau bisa dikatakan penutur aktif adalah orang selain mengenal cerita dengan baik juga mengenal adat istiadat, kepercayaan, dan alam pikiran masyarakat sebab penuturan cerita banyak sangkut pautnya baik dengan isi cerita maupun masyarakatnya.

Data diperoleh dari informan berada di berbagai tempat dan situasi-kondisi berbeda. Peneliti mendatangi rumah informan dengan beramah-tamah terlebih dahulu, memperkenalkan diri dan mengungkapkan maksud kedatangan peneliti ke rumah informan. Selain itu, peneliti mendapatkan informasi dari informan ketika informan tersebut sedang berada di tempat dia bekerja.


(17)

E. Teknik Analisis Data Penelitian

Tindak lanjut dari data yang telah diperoleh maka data tersebut ditindaklanjut dengan dianalisis. Surakhmad (1994: 139) penelitian menggunakan metode deskriptif tidak terbatas pada pengumpulan data tetapi meliputi analisis dan interpretasi terhadap data tersebut. Lebih lanjut Sugiyono (2011: 244) mengungkapkan bahwa:

“analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data yang tepat. Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif, yaitu dengan menguraikan data berupa cerita rakyat berdasarkan kajian yang telah ditetapkan.

Gambaran teknik yang digunakan dalam pengolahan data yang telah dikumpulkan ialah sebagai berikut:

(1) Menentukan aspek-aspek struktur intrinsic dan nilai-nilai karakter cerita rakyat yang akan dianalisis,

(2) Mentranskipkan kembali cerita rakyat yang dituturkan ke dalam teks,

(3) Menerjemahkan atau mengalihbahasakan bahasa pertama (B. Sunda) yang dituturkan informan ke dalam B. Indonesia,

(4) Memilih dan menandai bagian-bagian tertentu dalam struktur cerita rakyat yang menggambarkan unsure-unsur cerita,

(5) Memilih dan menentukan bagian-bagian cerita yang menggambarkan nilai-nilai karakter,

(6) Mendeskripsikan kutipan atau bagian yang telah ditetapkan dari setiap cerita rakyat sesuai dengan teori yang digunakan,

(7) Menyusun model perencanaan pembelajaran, (8) Membuat simpulan,


(18)

47

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (9) Membuat laporan

F. Pedoman Analisis Nilai-nilai Karakter Tokoh Cerita Rakyat

Pedoman yang dijadikan landasan dalam mengungkapkan nilai-nilai karakter yang ada pada diri tokoh cerita rakyat Sumedang yang menjadi bahan penelitian ini, ialah pedoman nilai Karakter dan Budaya Bangsa yang dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia, seperti yang terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1.

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa NILAI

KARAKTER DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan


(19)

NILAI

KARAKTER DESKRIPSI

peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan


(20)

49

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NILAI

KARAKTER DESKRIPSI

politik bangsa. 12. Menghargai

Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/ Komuniktif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar

Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli

Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.


(21)

NILAI

KARAKTER DESKRIPSI

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung-jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

(Puskur Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10)

Berdasarkan daftar nilai karakter yang dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di atas, maka akan dibatasi nilai karakter yang akan dianalisis dalam dua cerita rakyat yang akan dikaji. Tema besar yang mewadahi cerita Gunung Tampomas dan Darmaraja ialah kepemimpinan, maka kajian dibatasi ke dalam tiga nila karakter yang berkaitan dengan kepemimpinan, yaitu tanggung jawab, semangat kebangsaan, dan kerja keras.


(22)

51

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Format Analisis Nilai Karakter

Nilai Karakter NAMA CERITA RAKYAT


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis nilai karakter dan pembahasan pada cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja, maka simpulan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Struktur teks dalam cerita Gunung Tampomas dan Darmaraja memiliki alur alur maju.

2. Cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja berasal dari Sumedang, di dalamnya memiliki nilai karakter yang dapat ditransformasikan ke dalam diri siswa. Nilai karakter yang terkandung dalam cerita ini di antaranya Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras.

B. Saran

Sebagai upaya pembelajaran berbasis nilai karakter, penulis menyampaikan beberapa saran berikut:

1. Para guru bidang study Bahasa Indonesia diharapkan lebih kreatif dalam mencari bahan ajar yang sesuai dengan konteks dan memanfaatkan cerita rakyat di sekitar tempat tinggal siswa. Selain memanfaatkan nilai karakter yang terkandung di dalam cerita, pelestarian cerita rakyat pun dapat dilakukan dalam pembelajaran.

2. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang folklore yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang dalam rangka menggali potensi dan nilai yang belum diteliti.


(24)

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Rosdakarya. Aminduin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung: CV Sinar Baru Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ayatrohaedi, 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius): Pustaka Jaya. Jakarta Buchori, Mochtar. (2007). Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan Kita.

www.tempointeraktif.com/hg/kolom/.../kol,20110201-315,id.html. [Diakses tanggal 12 Mei 2015].

Cresswell, Jhon W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danandjaya, James. 2002. Folklore Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.

Dari, Gulo. (1982). Kamus Psikologi. Bandung : Tonis.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pembinaan Nilai-nilai Budaya Melalui Permainan Rakyat di Daerah Jambi. Jambi: Lazuardi Indah Jambi.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-5). Jakarta: Balai Pustaka

Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim penyususn Kamus Besar Bahasa Indonesia

Depdiknas. 2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Fromm, E. (1995). Masyarakat yang sehat. (Terj. Murtianto). Jakarta: YayasanOborIndonesia


(25)

Yogyakarta).

Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. Bentam Book, New York. Jeferson City Hargie et all. (1998). Social Skill and Communication. New York: Springer Publishing

Company.

Harian Metro News. 21 September 2012. “Terjaring Operasi Game Online, Pelajar SD Tendang Wartawan”. Berita. http://harianmetronews.com. Diakses tanggal 9 April 2014.

Hill, T.A. (2005). Character Bandung First! Kimray Inc. http://www.charactercities. org/downloads/publications/Whatischaracter.pdf [Diakses tanggal 13 Mei 2014] Hornby & Parnwell. (1972). Learner’s Dictionary. Kuala Lumpur : Oxford University

Press.

Hutomo, S.S. 1991. Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI Komisariat Jawa Timur

Jalaludin. (2012). Membangun SDM Bangsa Melalui Pendidikan Karakter. JurnalPenelitianPendidikan Vol.13 No. 2 Oktober 2012. UniversitasPendidikan Indonesia

Jarolimek, J. (1977b) Social Studies in Elementary Education, Six Edition, New York: Macmillan Publishing, Inc.

Kemendiknas. (2010). Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendiknas.

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2009). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta.

Kirschenbaum, Howard. (1995). 100 Ways to Enchance Values and Morality in Schools and Youth Settings. Massachusetts : Allyn & Bacon.


(26)

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurniati, Euis, Yustiana, Y. Reksa. (2006). Implementasi model bimbingan berbasis permainan di sekolah dasar.

Lickona, T. (1992). Educating for Character : How Our schools can teach respect and responsibility. New York: Bantam Books

Mandolang. (2007). Metodologi Penelitian. Padang : UNP PRESS

Maryani, E. (2009). Pengembangan Keterampilan Sosial Melalui Pembeljaran Geografi. Bandung: Universitas Pendidika Indonesia

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter; Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation

Moelong, L. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mussen, P.H., Conger, J.J., Kagan, J., and Huston, A.C. (1988) Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jilid I (terjemahan) Jakarta : Erlangga.

Nasir, M. (2003). MetodologiPenelitian. Cetakankeempat, Jakarta: Ghalia Indonesia. Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:

Bumi Aksara.

Nur, Haerani. (2013). Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013. Universitas Negeri Makasar.

Papalia, D.E., Old, S.W., Feldman, R.D. (2008). Human Deplovment (Psikologi Perkembangan). Ed.9. (Terj:A.K Anwar, (2008)). Jakarta: Kencana

Pedoman Menyusun dan Memilih Bahan Ajar Direktorat Jendral Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (2006)

Potter, P.A, & Perry, A.G. (2005). Fundamentals Nursing: Concept, proses, and practise. Sixth edition. St. Louis: Mosby Year Book.

Prastisti & Hertinjung. (2011). Pengaruh Permainan Tradisional pada Kecerdasan Emosi. Jurnal dalam Prosiding Seminar Nasional Mengungkap Potensi Peserta Didik sebagai Basis Pengembangan Pendidikan Karakter.


(27)

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Devlopment : Perkembangan Masa Hidup. Jilid II. Edisi Kelima. Alih Bahasa : Juda Damanik dan Ahmad Chusairi. Jakarta : PT Erlangga

Sarumpaet, R.I. (2001). Rahasia Mendidik Anak. Bandung : Indonesia Publishing House. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2006. Metode Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supardan, Dadang. (2005). Mengintip Bahaya Kekerasan Sebagai Ancaman Pendidikan Karakter Bangsa: Anatomi Perspektif Ilmu-ilmu Sosial. Makalah pada seminar Hardiknas di Jurusan IPS (Tidak Dipublikasikan)

Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Tekhnik. Bandung: Tarsilo.

Suyanto. (2010). Urgensi Pendidikan Karakter. http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id. [Diakses tanggal 12 November 2015].

UU No 3 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Viadero, D. (1992). Election talk aside, education in Value Gains Momentum. Education week, 12(7), 1, 12-13

Wong, DL, Hockenberry, E.M et all.(2001). Buku ajar keperawatan pediatrik (Terj: Agus Sutarna, Neti Juniarti, dan H.Y. Kuncara, (2002)). Jakrta : EGC

Yahya, Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Pelangi Publishing: Jogjakarta.


(1)

51

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Format Analisis Nilai Karakter

Nilai Karakter NAMA CERITA RAKYAT


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis nilai karakter dan pembahasan pada cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja, maka simpulan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Struktur teks dalam cerita Gunung Tampomas dan Darmaraja memiliki alur alur maju.

2. Cerita rakyat Gunung Tampomas dan Darmaraja berasal dari Sumedang, di dalamnya memiliki nilai karakter yang dapat ditransformasikan ke dalam diri siswa. Nilai karakter yang terkandung dalam cerita ini di antaranya Tanggung-jawab, Semangat Kebangsaan, dan Kerja Keras.

B. Saran

Sebagai upaya pembelajaran berbasis nilai karakter, penulis menyampaikan beberapa saran berikut:

1. Para guru bidang study Bahasa Indonesia diharapkan lebih kreatif dalam mencari bahan ajar yang sesuai dengan konteks dan memanfaatkan cerita rakyat di sekitar tempat tinggal siswa. Selain memanfaatkan nilai karakter yang terkandung di dalam cerita, pelestarian cerita rakyat pun dapat dilakukan dalam pembelajaran.

2. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang folklore yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang dalam rangka menggali potensi dan nilai yang belum diteliti.


(3)

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Rosdakarya. Aminduin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung: CV Sinar Baru Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ayatrohaedi, 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius): Pustaka Jaya. Jakarta Buchori, Mochtar. (2007). Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan Kita.

www.tempointeraktif.com/hg/kolom/.../kol,20110201-315,id.html. [Diakses tanggal 12 Mei 2015].

Cresswell, Jhon W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danandjaya, James. 2002. Folklore Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.

Dari, Gulo. (1982). Kamus Psikologi. Bandung : Tonis.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pembinaan Nilai-nilai Budaya Melalui

Permainan Rakyat di Daerah Jambi. Jambi: Lazuardi Indah Jambi.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-5). Jakarta: Balai Pustaka

Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim penyususn Kamus Besar Bahasa Indonesia

Depdiknas. 2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Fromm, E. (1995). Masyarakat yang sehat. (Terj. Murtianto). Jakarta: YayasanOborIndonesia


(4)

Gaffar, Mohammad Fakry. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Islam. (Disampaikan pada Workshop Pendidikan Karakter Berbasis Agama, 08-10 April 2010 di Yogyakarta).

Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. Bentam Book, New York. Jeferson City Hargie et all. (1998). Social Skill and Communication. New York: Springer Publishing

Company.

Harian Metro News. 21 September 2012. “Terjaring Operasi Game Online, Pelajar SD

Tendang Wartawan”. Berita. http://harianmetronews.com. Diakses tanggal 9 April 2014.

Hill, T.A. (2005). Character Bandung First! Kimray Inc. http://www.charactercities. org/downloads/publications/Whatischaracter.pdf [Diakses tanggal 13 Mei 2014] Hornby & Parnwell. (1972). Learner’s Dictionary. Kuala Lumpur : Oxford University

Press.

Hutomo, S.S. 1991. Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI Komisariat Jawa Timur

Jalaludin. (2012). Membangun SDM Bangsa Melalui Pendidikan Karakter.

JurnalPenelitianPendidikan Vol.13 No. 2 Oktober 2012. UniversitasPendidikan Indonesia

Jarolimek, J. (1977b) Social Studies in Elementary Education, Six Edition, New York: Macmillan Publishing, Inc.

Kemendiknas. (2010). Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendiknas.

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2009). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta.

Kirschenbaum, Howard. (1995). 100 Ways to Enchance Values and Morality in Schools

and Youth Settings. Massachusetts : Allyn & Bacon.


(5)

Windu Mandela, 2015

KAJIAN STRUKTUR D AN NILAI KARAKTER CERITA RAKYAT GUNUNG TAMPOMAS D AN D ARMARAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurniati, Euis, Yustiana, Y. Reksa. (2006). Implementasi model bimbingan berbasis

permainan di sekolah dasar.

Lickona, T. (1992). Educating for Character : How Our schools can teach respect and

responsibility. New York: Bantam Books

Mandolang. (2007). Metodologi Penelitian. Padang : UNP PRESS

Maryani, E. (2009). Pengembangan Keterampilan Sosial Melalui Pembeljaran Geografi. Bandung: Universitas Pendidika Indonesia

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter; Solusi yang Tepat untuk Membangun

Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation

Moelong, L. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mussen, P.H., Conger, J.J., Kagan, J., and Huston, A.C. (1988) Perkembangan dan

Kepribadian Anak. Jilid I (terjemahan) Jakarta : Erlangga.

Nasir, M. (2003). MetodologiPenelitian. Cetakankeempat, Jakarta: Ghalia Indonesia. Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:

Bumi Aksara.

Nur, Haerani. (2013). Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013. Universitas Negeri Makasar.

Papalia, D.E., Old, S.W., Feldman, R.D. (2008). Human Deplovment (Psikologi

Perkembangan). Ed.9. (Terj:A.K Anwar, (2008)). Jakarta: Kencana

Pedoman Menyusun dan Memilih Bahan Ajar Direktorat Jendral Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (2006)

Potter, P.A, & Perry, A.G. (2005). Fundamentals Nursing: Concept, proses, and practise.

Sixth edition. St. Louis: Mosby Year Book.

Prastisti & Hertinjung. (2011). Pengaruh Permainan Tradisional pada Kecerdasan

Emosi. Jurnal dalam Prosiding Seminar Nasional Mengungkap Potensi Peserta

Didik sebagai Basis Pengembangan Pendidikan Karakter.


(6)

Sanjaya, Aep Ahmad. (2013). Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Bandung: CV. Wahana Iptek Bandung

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Devlopment : Perkembangan Masa Hidup. Jilid II. Edisi Kelima. Alih Bahasa : Juda Damanik dan Ahmad Chusairi. Jakarta : PT Erlangga

Sarumpaet, R.I. (2001). Rahasia Mendidik Anak. Bandung : Indonesia Publishing House. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2006. Metode Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supardan, Dadang. (2005). Mengintip Bahaya Kekerasan Sebagai Ancaman Pendidikan

Karakter Bangsa: Anatomi Perspektif Ilmu-ilmu Sosial. Makalah pada seminar

Hardiknas di Jurusan IPS (Tidak Dipublikasikan)

Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Tekhnik. Bandung: Tarsilo.

Suyanto. (2010). Urgensi Pendidikan Karakter. http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id. [Diakses tanggal 12 November 2015].

UU No 3 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Viadero, D. (1992). Election talk aside, education in Value Gains Momentum. Education

week, 12(7), 1, 12-13

Wong, DL, Hockenberry, E.M et all.(2001). Buku ajar keperawatan pediatrik (Terj: Agus Sutarna, Neti Juniarti, dan H.Y. Kuncara, (2002)). Jakrta : EGC

Yahya, Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Pelangi Publishing: Jogjakarta.


Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN KARAKTER JUJUR DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN DI SD PENGELOLAAN KARAKTER JUJUR DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA.

0 2 17

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN KERJA KERAS PADA ANAK PEDAGANG JAMU Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dan Kerja Keras Pada Anak Pedagang Jamu (Studi Kasus Di Desa Kismoyoso Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali).

0 2 11

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN KERJA KERAS DALAM MASYARAKAT Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dan Kerja Keras Dalam Masyarakat (Studi Kasus Pada Paguyuban Karya Bina Sosial Bata Merah Kelurahan Jetis Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun

0 3 10

NILAI KARAKTER KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA FILM “TAMPAN TAILOR” Nilai Karakter Kerja Keras Dan Tanggung Jawab Pada Film “Tampan Tailor” (Analisis isi film sebagai media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 1 16

NILAI KARAKTER KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS DALAM FILM “BATAS” Nilai Karakter Kemandirian Dan Kerja Keras Dalam Film “Batas” (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran PPKn).

0 1 15

PENANAMAN DAN IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER TANGGUNG JAWAB.

0 3 22

PENGELOLAAN KARAKTER ANTI KORUPSI KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM KELAS ENTREPRENEURSHIP DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA Pengelolaan Karakter Anti Korupsi Kerja Keras Dan Tanggung Jawab Dalam Kelas Entrepreneurship Di SMK Negeri 4 Surakarta.

0 1 14

PENGELOLAAN KARAKTER ANTI KORUPSI KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM KELAS ENTREPRENEURSHIP Pengelolaan Karakter Anti Korupsi Kerja Keras Dan Tanggung Jawab Dalam Kelas Entrepreneurship Di SMK Negeri 4 Surakarta.

0 1 16

jurnal Pendidikan Karakter Penumbuhan Semangat Kebangsaan untuk Memperkuat Karakter Indonesia melalui Pembelajaran Bahasa

0 0 16

PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA DALAM DONGENG GUNUNG TAMPOMAS DAN CADAS PANGERAN (dalam Kontek Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD)

0 0 22