PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG.

(1)

Riana Dwi Wulansari, 2015

PENGETAHUAN GURU SD TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL

PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Pelatihan Sekolah Sehat Di Sekolah Dasar... 8

1. Tujuan Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).... 8

2. Sasaran Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)... 9

3. Materi Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)... 10

a. Konsep Sekolah Sehat... 10

b. Konsep PHBS Di Sekolah... 11

c. Indikator PHBS Di Sekolah... 13

B. Pengetahuan Guru SD Tentang “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” Sebagai Hasil Pelatihan Untuk Mewujudkan Sekolah Sehat Di Ciater Sehat... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 30

B. Desain Penelitian... 31

C. Metode Penelitian... 32

D. Definisi Operasional... 33

E. Instrumen Penelitian... 34

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian... 34

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data Hasil Penelitian 1. Pengetahuan Guru SD Tentang Indikator PHBS Mencuci Tangan Dengan Air Mengalir dan Menggunakan Sabun... 38

2. Pengetahuan Guru SD Tentang Indikator PHBS Mengkonsumsi Jajanan Sehat Di Kantin Sekolah... 49

3. Pengetahuan Guru SD Tentang Indikator PHBS Membuang Sampah Pada Tempatnya... 60


(2)

Riana Dwi Wulansari, 2015

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan... 77

B. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA... 79


(3)

Riana Dwi Wulansari, 2015

PENGETAHUAN GURU SD TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL

PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL PELATIHAN DALAM

RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah kesadaran terkait pentingnya PHBS yang masih rendah dan belum optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan Guru SD tentang PHBS meliputi indikator mencuci tangan, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah dan membuang sampah pada tempatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode desktiptif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD di Kecamatan Ciater sebanyak 71 orang guru. Sample sebanyak 41 orang guru SD yang di pilih secara acak. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan guru SD tentang PHBS pada indikator mencuci tangan, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah dan membuang sampah pada tempatnya masing-masing berada pada kategori cukup baik. Rekomendasi ditujukan kepada guru SD untuk lebih memahami dengan membaca berbagai sumber tentang PHBS, sehingga dapat lebih baik mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari sebagai contoh nyata untuk siswa di sekolah.


(4)

ABSTRACT

KNOWLEDGE BEHAVIOR HEALTHY LIFE OF ELEMENTARY

SCHOOL’S TEACHER AS THE TRAINING RESULT MAKES HEALTHY

SCHOOL IN CIATER SUBANG

The background research of this problom is importance awarness PHBS which is under the standard and unoptimal. The aim of the research is to find out the knowledge level elementary schools teacher about PHBS which is wash the hands, consumins the healthy snack on the canteen school and know the rubbish on the trash. The research method that used is descriptive method which the population is 71 elementary schools teacher at Ciater district, sample is almost 41 elementary schools teacher which choose randomly. The result of the research showed that the knowledge level elementary schools PHBS as wash the hands, consumins the healthy snack on the canteen school and throw the rubbish on the trash which category is quite enough. Recomendation that purpose to elementary schools teacher for more understand the PHBS that implemented to daily life as a real example for the student in the school.


(5)

(6)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang peneliti ambil adalah Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian karena sebelumnya telah dilaksanakan pelatihan PHBS yang diselenggarakan oleh Yayasan Sahabat Cipta.

2. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2013, hlm 117) menyebutkan bahwa populasi

adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Pendapat tersebut menjadi acuan untuk pengambilan populasi penelitian yaitu Guru Sekolah Dasar yang telah mengikuti pelatihan tentang “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” sebagai hasil pelatihan untuk mewujudkan sekolah sehat di Ciater Subang dengan jumlah populasi sebanyak 70 orang guru SD yang berada di kecamatan Ciater.

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2013, hlm 118) sample adalah “Bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random yaitu: pengambilan anggota sampel dalam populasi dilakukan secara acak dalam populasi itu. Penulis memilih teknik tersebut karena populasi yang diambil bersifat homogen. Sample dari penelitian ini yaitu guru SD yang berada di kecamatan Ciater yang telah mengikuti pelatihan PHBS sebelumnya. Jumlah sample dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Riduwan dan Engkos (2008, hlm 49) sebagai berikut:


(7)

31

Riana Dwi Wulansari, 2015

PENGETAHUAN GURU SD TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL

PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

n = Jumlah Sample N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)

berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sample yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

= 2 + = 7 .7 2 + = 7.7 = 4 ℎ �

Perhitungan diatas, memberikan jumlah sample sebanyak 41 orang sebagai objek penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah guru SD se-kecamatan ciater yang mengikuti program pelatihan PHBS.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian digunakan agar penelitian dapat berjalan dengan sistematis.

Menurut Sarwono (2006, hlm 79) bahwa” Desain penelitian bagaikan sebuah peta

jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses

penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Prosedur yang dilakukan penulis dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Tahan persiapan

a. Pemilihan masalah dan perumusan masalah b. Penyusunan proposal penelitian

c. Seminar proposal

d. Proses bimbingan penyusunan BAB I, BAB II, BAB III e. Penyusunan kisi-kisi instrument tes

f. Pelaksanaan seminar I

2. Tahap pelaksanaan

a. Pelaksanaan test untuk guru Sekolah Dasar yang mengikuti pelatihan PHBS b. Pemeriksaan hasil test sesuai kunci jawaban


(8)

32

3. Tahap pembuatan laporan

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan instrument berupa tes kepada responden. Data yang telah terkumpul selanjutnya di deskripsikan melalui penyajian data untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru SD tentang “Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat” sebagai hasil pelatihan dalam rangka mewujudkan sekolah

sehat di Ciater Subang. Laporan penelitian ini berisi seluruh data kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis beserta data hasil penelitian tersebut. Draft skripsi yang telah disetujui dapat dijadikan bahan untuk mengikuti ujian sidang.

C. Metode Penelitian

Metode merupakan sesuatu yang harus digunakan dalam penelitian. Metode penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm 3) menyebutkan bahwa metode penelitian yaitu:

Kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia sedangkan sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2010, hlm 64) penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data yang telah terkumpul mengenai Pengetahuan Guru SD Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sebagai Hasil Pelatihan Untuk Mewujudkan Sekolah Sehat di Ciater Subang.

Untuk memperoleh data penelitian, penulis menggunakan statistik desktiptif untuk data sample, hal ini dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm 148) bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


(9)

33

Riana Dwi Wulansari, 2015

PENGETAHUAN GURU SD TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL

PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa data yang telah diperoleh dapat dianalisis dengan cara statistik deskriptif dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul.

D. Definisi Operasional

1. Pengetahuan Guru Sekolah Dasar

Menurut Triwibowo dan Erlisya (2013, hlm. 18) mengemukakan bahwa:

“Pengetahuan adalah penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, telinga, hidung dll). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan menghasilkan pengertahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)”.

Guru Sekolah Dasar merupakan seorang pendidik professional yang mengajar di sekolah formal pada tingkat sekolah dasar.

Pengetahuan Guru Sekolah Dasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru SD dalam memahami materi PHBS sesuai dengan apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat sehingga guru SD masih tetap hafal dan dapat mengulang kembali materi yang pernah diterima pada saat pelatihan.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Materi mengenai PHBS yang meliputi konsep PHBS secara umum, PHBS di sekolah yang membahas mengenai definisi PHBS, sasaran PHBS, manfaat PHBS, dukungan dan peran PHBS serta indikator PHBS di sekolah yang meliputi Indikator PHBS mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, Indikator PHBS mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah dan Indikator PHBS membuang sampah pada tempatnya.

3. Hasil Pelatihan Sekolah Sehat

Hasil pelatihan merupakan hasil dari belajar. Menurut Morgan dalam Sagala, 2012, hlm 13) belajar adalah “Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah

laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Sehingga hasil

pelatihan atau hasil belajar merupakan hasil akhir dari suatu proses pembelajaran yang menghasilkan suatu perubahan.


(10)

34

Hasil pelatihan sekolah sehat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan pemahaman Guru Sekolah Dasar tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat setelah mengikuti pelatihan dalam rangka mewujudkan sekolah sehat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006, hlm 160) menyebutkan bahwa

instrument penelitian adalah “Alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti

lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah”. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Soal Tes

Tes adalah pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seseorang telah menguasai pelajaran yang telah disampakan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Menurut Sumarna, 2004 dalam Sudaryono (2012, hlm 102) bahwa “Tes pada umumnya dimaksudkan untuk mengukur aspek -aspek perilaku manusia, seperti -aspek pengetahuan (kognitif), -aspek sikap (afektif) maupun aspek keterampilan (psikomotor)”, sehingga tes yang digunakan oleh penulis yaitu tes pada aspek pengetahuan (kognitif).

Tes yang digunakan yaitu tes objektif yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif dituangkan dalam bentuk soal berupa soal pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 30 soal dengan skor maksimal 100. Lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru SD tentang PHBS.

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data menurut Arikunto (2002, hlm 197) adalah

“Menentukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data, kemudian disusul dengan cara-cara menyusun alat pembantunya, yaitu instrument”. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes. Sebagaimana tes yang digunakan untuk mengukur pengetahuan guru Sekolah Dasar yang telah mengikuti pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam rangka mewujudkan


(11)

35

Riana Dwi Wulansari, 2015

PENGETAHUAN GURU SD TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL

PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah sehat. Jumlah soal pada tes terdapat 30 soal pilihan ganda. Setiap item soal diberikan skor 1 dan skor 0 untuk jawaban yang salah dan pertanyaan yang tidak dijawab.

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Dalam mengolah hasil penelitian penulis menggunakan metode Expert Judgement dimana validitas konten dilakukan oleh ahli. Tim Puslitjaknov (2008, hlm.

17) mengemukakan bahwa “Expert Judgement merupakan pertimbangan ahli yang dilakukan melalui diskusi kelompok dan teknik delphi”. Dalam mengolah data ini penulis menggunakan teknik delphi. Tim puslitjaknov mengemukakan bahwa teknik delphi merupakan suatu cara untuk mendapatkan konsensus diantara para pakar melalui pendekatan intuitif. Langkah-langkah uji ahli pada teknik delphi yaitu:

1. Problem identification and specification

Peneliti mengidentifikasi isu dan masalah yang berkembang dilingkungannya (bidangnya), permasalahan yang melatar belakangi, atau permasalahan yang dihadapi yang harus segera perlu penyelesaian. 2. Personal identification and selection

Berdasarkan bidang permasalahan dan isu yang telah teridentifikasi, peneliti menentukan dan memilih orang-orang yang ahli, manaruh perhatian, dan tertarik bidang tersebut, yang memungkinkan ketercapaian tujuan. Jumlah responden paling tidak sesuai dengan sub permasalahan, tingkat kepakaran (experetise), dan atau kewenangannya.

3. Questionaire design

Peneliti menyusun butir instrumen berdasarkan variabel yang diamati atau permasalahan yang akan diselesaikan.

4. Sending questioner and analisis responded for first round

Peneliti mengirimkan tes pada putaran pertama kepada responden, selanjutnya meriview instrumen dan menganalisis jawaban instrumen yang telah dikembalikan. Analisis dilakukan dengan mengelompokkan jawaban yang serupa. Berdasarkan hasil analisis, peneliti merevisi instrument.

5. Development of sebsequent questionaire

Tes hasil review pada putaran pertama dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan ketiga. Setiap hasil revisi, tes dikirimkan kembali kepada responden. Jika mengalami kesulitan dan keraguan dalam merangkum, peneliti dapat meminta klarifikasi kepada responden. Dalam teknik delphi biasanya digunakan hingga 3-5 putaran, tergantung dari keluasan dan kekomplekan permasalahan sampai dengan tercapainya konsensus.


(12)

36

6. Organization of group meetings.

Peneliti mengundang responden untuk melakukan diskusi panel, untuk klarifikasi atas jawaban yang telah diberikan. Disinilah argumentasi dan debat bisa terjadi untuk mencapai konsensus dalam memberikan jawaban.

7. Prepare final report

Peneliti perlu membuat laporan tentang persiapan, proses, dan hasil yang dicapai dalam Teknik Delphi.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis membatasi uji ahli pada teknik delphi sampai pada langkah ketiga. Data yang telah terkumpul kemudian di olah untuk mengubah data mentah menjadi data yang lebih terukur. Data tersebut akan di olah dengan persentase data yang digunakan untuk membuat frekuensi jawaban sehingga hasil tes akan terlihat perbandingannya dalam bentuk persentase. Menurut Sudjana (2004, hlm 129) menjelaskan rumus presentase yang digunakan yaitu sebagai berikut:

� = x

Keterangan :

P = Persentase (jumlah persentase yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden 100 = Bilangan tetap

Persentase data yang telah di olah dapat dikriteriakan berdasarkan batasan-batasan yang telah dijelaskan oleh Santoso (2001, hlm 57) sebagai berikut:

100 % = Seluruhnya

75% - 99% = Hampir seluruhnya 51% - 74% = Sebagian besar 50% = Setengahnya

25% - 49% = Hampir setengahnya 24% - 1% = Sebagian kecil 0% = Tidak seorang pun

Pengolahan data dilakukan untuk mengkaji lebih lanjut data yang telah diperoleh, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011, hlm 147) bahwa

“Pengolahan data merupakan kegiatan menganalisis data setelah sumber data terkumpul”. Untuk menentukan nilai hasil akhir dari semua aspek menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kunandar (2013, hlm 126) yaitu:


(13)

37

Riana Dwi Wulansari, 2015

PENGETAHUAN GURU SD TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL

PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

�� = ���� x 100 Keterangan:

NA = Nilai Akhir SP = Skor Perolehan SM = Skor Maksimal

Nilai akhir yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan kriteria ketuntasan belajar dengan mengacu pada pendapat Kunandar (2013, hlm 126) yang di sajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar

Rentang Nilai Kategori

< 75 % Kurang Baik 75 % – 85 % Cukup Baik 86 % – 100 % Baik Sumber: Kunandar (2013, hlm 126)


(14)

Riana Dwi Wulansari, 2015

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan guru SD setelah mengikuti pelatihan PHBS dalam rangka mewujudkan sekolah sehat di Ciater Subang secara umum berada pada kategori cukup baik.

Tingkat pengetahuan guru SD pada indikator mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun berada pada kategori cukup baik. Pada kategori baik yaitu pengetahuan tentang fungsi mencuci tangan secara umum, tujuan mencuci tangan, fasilitas yang harus ada untuk mencuci tangan, kriteria air yang digunakan untuk mencuci tangan, perawatan tangan secara umum dan waktu yang baik untuk mencuci tangan. Pada kategori cukup baik yaitu pengetahuan tentang penyakit yang ditimbulkan melalui tangan. Adapun yang berada pada kategori kurang baik yaitu pengetahuan tentang pengertian mencuci tangan secara umum, hal yang harus diperhatikan selain mencuci tangan dan hal yang dilakukan setelah menggosok tangan dengan sabun.

Tingkat pengetahuan guru SD pada indikator mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah berada pada kategori cukup baik. Pada kategori baik yaitu pengetahuan tentang hal yang harus diperhatikan agar kebiasaan jajan tidak berdampak negatif pada kesehatan anak, syarat makanan yang di jual di kantin sekolah, hal yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas kantin, tugas kantin sekolah dan faktor yang harus diperhatikan dalam memilih makanan jajanan. Pada kategori cukup baik yaitu pengetahuan tentang salah satu dampak negatif dari kebiasaan jajan dan makanan jajanan sehat. Adapun yang berada pada kategori kurang baik yaitu pengetahuan tentang jumlah kalori anak dalam mengkonsumsi jajanan, zat gizi makro, zat gizi mikro, sifat dari makanan jajanan.

Tingkat pengetahuan guru SD pada indikator membuang sampah pada tempatnya berada pada kategori cukup baik. Pada kategori baik yaitu pengetahuan tentang jenis sampah, fungsi kebiasaan membuang sampah pada tempatnya untuk anak sekolah dasar, tujuan membuang sampah pada tempatnya untuk anak sekolah


(15)

78

Riana Dwi Wulansari, 2015

PENGETAHUAN GURU SD TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL

PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasar, contoh dari sampah organik, contoh dari sampah anorganik dan syarat dari tempat pembuangan sampah. Pada kategori cukup baik yaitu pengetahuan tentang cara menangani sampah untuk anak sekolah dasar. Adapun yang berada pada kategori kurang baik yaitu pengetahuan tentang cara penanganan sampah reduce pada anak sekolah dasar dan cara penanganan sampah reuse pada anak sekolah dasar.

B. Saran

Terdapat beberapa saran yang diberikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk pihak-pihak yang terkait antara lain:

1. Bagi Guru SD

Lebih dalam memaknai dan memahami PHBS sehingga dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah maupun di rumah sebagai contoh nyata untuk siswa di sekolah serta mempelajari kembali materi-materi yang di nilai masih berada dalam kategori kurang baik pada setiap indikator.

2. Bagi Tim Penyelenggara

Melakukan pendampingan kepada guru yang telah mengikuti pelatihan agar tetap berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil yang maksimal dari pelatihan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapakan dapat meneliti tentang penerapan PHBS di sekolah sebagai hasil pelatihan dalam mewujudkan sekolah sehat di Ciater Subang.


(16)

Riana Dwi Wulansari, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002 dan 2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Az-za’balawi, Muhammad Sayyid Muhammad. (2007). Pendidikan Remaja Antara

Islam dan Ilmu Jiwa. Depok: Gema Insani Anggota IKAPI

Damayanti, Diana. (2013). Makanan & Kegiatan Sekolah Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Djauzi, Samsuridjal. (2009). Raih Kembali Kesehatan. Jakarta: Kompas

Efendi Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Edianti, Tiara. (2014). Kesulitan Mahasiswa Belajar Analisis Butir Soal Dalam Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Tata Boga. Skripsi Program Studi

Pendidikan Tata Boga FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan

Johnson, Ruth dan Wendy Taylor. (2005). Praktek Kebidanan. Jakarta: EGC 2004 Kerangka Acuan Kerja (KAK) Training Of Trainers

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers.

Lasmanawati, Elly. (2011). Belajar dan Pembelajaran Tata Boga. UPI: Tidak Diterbitkan

MENKES RI No. 2269, 2011. Pedoman Pembinaan PHBS. Ped_Pemb_PHBS.pdf Diakses 27 Maret 2014

Materi Training of Trainers 2014 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Nurhayati, dan Cica Yulia. (2011). Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Tata Boga. UPI: Tidak diterbitkan

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2013

Pangkalan Ide. (2007). Inner Healing at Home. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo

Riduwan dan Engkos. (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta


(17)

80

Riana Dwi Wulansari, 2015

PENGETAHUAN GURU SD TENTANG “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” SEBAGAI HASIL

PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryadi. (2009). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 1. Bandung: PT. IMTIMA Sudjana, Djudju. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 4. Bandung: PT.IMTIMA

Skbgrobogan. (2013). Sekolah Sehat [Online]. Tersedia di: Skbgrobogan.wodpress.com Diakses 19 Maret 2014

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sugiyono. (2011 dan 2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabetha Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu Suryati, Teti. (2014). Bebas Sanpah dari Rumah. Jakarta: PT Agro Media Pustaka Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan [online]. Tersedia di 0604091354Metode_Penel_Pengemb_Pembelajaran.pdf

Diakses 29 Desember 2014

Triwibowo Cecep dan Mitha Erlisya Pusphandani. (2013). Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogytakarta: Nuha Medika

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia di: http://www.unpad.ac.id/wp content/uploads/2012/10/UU20-2--3-Sisdiknas.pdf Diakses 28 Agustus 2014.


(1)

6. Organization of group meetings.

Peneliti mengundang responden untuk melakukan diskusi panel, untuk klarifikasi atas jawaban yang telah diberikan. Disinilah argumentasi dan debat bisa terjadi untuk mencapai konsensus dalam memberikan jawaban. 7. Prepare final report

Peneliti perlu membuat laporan tentang persiapan, proses, dan hasil yang dicapai dalam Teknik Delphi.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis membatasi uji ahli pada teknik delphi sampai pada langkah ketiga. Data yang telah terkumpul kemudian di olah untuk mengubah data mentah menjadi data yang lebih terukur. Data tersebut akan di olah dengan persentase data yang digunakan untuk membuat frekuensi jawaban sehingga hasil tes akan terlihat perbandingannya dalam bentuk persentase. Menurut Sudjana (2004, hlm 129) menjelaskan rumus presentase yang digunakan yaitu sebagai berikut:

� = x

Keterangan :

P = Persentase (jumlah persentase yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden 100 = Bilangan tetap

Persentase data yang telah di olah dapat dikriteriakan berdasarkan batasan-batasan yang telah dijelaskan oleh Santoso (2001, hlm 57) sebagai berikut:

100 % = Seluruhnya

75% - 99% = Hampir seluruhnya 51% - 74% = Sebagian besar

50% = Setengahnya

25% - 49% = Hampir setengahnya 24% - 1% = Sebagian kecil 0% = Tidak seorang pun


(2)

37

�� = ���� x 100 Keterangan:

NA = Nilai Akhir SP = Skor Perolehan SM = Skor Maksimal

Nilai akhir yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan kriteria ketuntasan belajar dengan mengacu pada pendapat Kunandar (2013, hlm 126) yang di sajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar

Rentang Nilai Kategori

< 75 % Kurang Baik

75 % – 85 % Cukup Baik

86 % – 100 % Baik


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan guru SD setelah mengikuti pelatihan PHBS dalam rangka mewujudkan sekolah sehat di Ciater Subang secara umum berada pada kategori cukup baik.

Tingkat pengetahuan guru SD pada indikator mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun berada pada kategori cukup baik. Pada kategori baik yaitu pengetahuan tentang fungsi mencuci tangan secara umum, tujuan mencuci tangan, fasilitas yang harus ada untuk mencuci tangan, kriteria air yang digunakan untuk mencuci tangan, perawatan tangan secara umum dan waktu yang baik untuk mencuci tangan. Pada kategori cukup baik yaitu pengetahuan tentang penyakit yang ditimbulkan melalui tangan. Adapun yang berada pada kategori kurang baik yaitu pengetahuan tentang pengertian mencuci tangan secara umum, hal yang harus diperhatikan selain mencuci tangan dan hal yang dilakukan setelah menggosok tangan dengan sabun.

Tingkat pengetahuan guru SD pada indikator mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah berada pada kategori cukup baik. Pada kategori baik yaitu pengetahuan tentang hal yang harus diperhatikan agar kebiasaan jajan tidak berdampak negatif pada kesehatan anak, syarat makanan yang di jual di kantin sekolah, hal yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas kantin, tugas kantin sekolah dan faktor yang harus diperhatikan dalam memilih makanan jajanan. Pada kategori cukup baik yaitu pengetahuan tentang salah satu dampak negatif dari kebiasaan jajan dan makanan jajanan sehat. Adapun yang


(4)

78

dasar, contoh dari sampah organik, contoh dari sampah anorganik dan syarat dari tempat pembuangan sampah. Pada kategori cukup baik yaitu pengetahuan tentang cara menangani sampah untuk anak sekolah dasar. Adapun yang berada pada kategori kurang baik yaitu pengetahuan tentang cara penanganan sampah reduce pada anak sekolah dasar dan cara penanganan sampah reuse pada anak sekolah dasar.

B. Saran

Terdapat beberapa saran yang diberikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk pihak-pihak yang terkait antara lain:

1. Bagi Guru SD

Lebih dalam memaknai dan memahami PHBS sehingga dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah maupun di rumah sebagai contoh nyata untuk siswa di sekolah serta mempelajari kembali materi-materi yang di nilai masih berada dalam kategori kurang baik pada setiap indikator.

2. Bagi Tim Penyelenggara

Melakukan pendampingan kepada guru yang telah mengikuti pelatihan agar tetap berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil yang maksimal dari pelatihan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapakan dapat meneliti tentang penerapan PHBS di sekolah sebagai hasil pelatihan dalam mewujudkan sekolah sehat di Ciater Subang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002 dan 2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Az-za’balawi, Muhammad Sayyid Muhammad. (2007). Pendidikan Remaja Antara

Islam dan Ilmu Jiwa. Depok: Gema Insani Anggota IKAPI

Damayanti, Diana. (2013). Makanan & Kegiatan Sekolah Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Djauzi, Samsuridjal. (2009). Raih Kembali Kesehatan. Jakarta: Kompas

Efendi Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Edianti, Tiara. (2014). Kesulitan Mahasiswa Belajar Analisis Butir Soal Dalam Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Tata Boga. Skripsi Program Studi

Pendidikan Tata Boga FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan

Johnson, Ruth dan Wendy Taylor. (2005). Praktek Kebidanan. Jakarta: EGC 2004 Kerangka Acuan Kerja (KAK) Training Of Trainers

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers.

Lasmanawati, Elly. (2011). Belajar dan Pembelajaran Tata Boga. UPI: Tidak Diterbitkan

MENKES RI No. 2269, 2011. Pedoman Pembinaan PHBS. Ped_Pemb_PHBS.pdf Diakses 27 Maret 2014


(6)

80

Suryadi. (2009). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 1. Bandung: PT. IMTIMA Sudjana, Djudju. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 4. Bandung: PT.IMTIMA

Skbgrobogan. (2013). Sekolah Sehat [Online]. Tersedia di: Skbgrobogan.wodpress.com Diakses 19 Maret 2014

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sugiyono. (2011 dan 2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabetha Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu Suryati, Teti. (2014). Bebas Sanpah dari Rumah. Jakarta: PT Agro Media Pustaka Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan [online]. Tersedia di 0604091354Metode_Penel_Pengemb_Pembelajaran.pdf

Diakses 29 Desember 2014

Triwibowo Cecep dan Mitha Erlisya Pusphandani. (2013). Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogytakarta: Nuha Medika

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia di: http://www.unpad.ac.id/wp content/uploads/2012/10/UU20-2--3-Sisdiknas.pdf Diakses 28 Agustus 2014.


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani Di Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

19 227 82

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Perilaku Hidup Sehat Remaja Di Smu Darussalam Medan

3 77 8

Keterkaitan Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih-Sehat, Status Gizi Dengan Status Kesehatan Anak Sekolah Dasar

0 4 47

GAMBARAN SIKAP TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI DESA Gambaran Sikap Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

Pengetahuan guru sekolah dasar tentang "pedoman umum gizi seimbang" sebagai hasil pelatihan sekolah sehat Ciater Subang.

0 1 40

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR 2 NANJUNG.

2 3 33

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT pada murid SD Negeri 1 Kota Subulussalam Tahun 2011

2 0 61

PENGEMBANGAN PERMAINAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 11