PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA MENURUT K.H. ZAINUDDIN MZ.

(1)

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA MENURUT K.H. ZAINUDDIN MZ.

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām

Oleh:

SELAMET NUR ANOM 1000930

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISL M FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA MENURUT

K.H. ZAINUDDIN MZ.

Oleh

Selamet Nur Anom

Sebuah Skripsi yang iajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

© Selamet Nur Anom 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak

seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SELAMET NUR ANOM 1000930

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA MENURUT K.H. ZAINUDDIN MZ.

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Edi Suresman, S.Pd. M.Ag. NIP. 19601124 198803 1 001

Pembimbing II,

Agus Fakhruddin, S.Pd. M.Pd. NIP. 19760817 200501 1 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Isl m Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001


(4)

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Rabu, 18 Juni 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

3.1 Dr. H. A. Syamsu Rizal, M.Pd. NIP. 19551002 198601 1 001

3.2 Dr. Munawar Rahmat, M.Pd NIP. 19580128 198612 1 001

3.3 Drs. H. Wahyu, M.Pd NIP. 19591017 198803 1 002


(5)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut K.H. Zainuddin Mz.”. Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana Pandangan K.H. Zainuddin Mz. tentang Cara Orang Tua Mendidik Anak.

Skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik studi literatur sebagai suatu teknik yang dipergunakan untuk mempelajari buku-buku referensi, transkrip hasil rekaman ceramah dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain sesuai dengan masalah yang dikaji.

Temuan penelitian menunjukan bahwa pandangan pendidikan K.H. Zainuddin Mz. merupakan pemahaman yang berangkat dari teori dasar pendidikan Islāmiyah yang bersumberkan dari Al-Qur`anul Karim dan Sunah Rasūl-Nya. Seluruh proses pendidikan yang dijelaskan oleh K.H. Zainuddin Mz. diselaraskan dengan tujuan pendidikan yang terdapat di dalam Al-Qur`an dan As-Sunah. K.H. Zainuddin Mz. sangat menginginkan terbentuknya generasi Muslim yang memahami Islām secara benar dan murni, meyakininya secara mendalam, mempraktikannya dalam diri sendiri dan keluarganya, berjuang meninggikan kalimat-Nya, menerapkan

syari‟atnya dan menyatukan umatnya. Untuk itu, ia selalu memperhatikan seluruh

aspek dari ajaran Islām. Tujuan pendidikan dalam pandangan beliau yaitu, pertama mengajarkan hakikat Islām, bahwa Islām adalah agama Ilmu. Karena

ketika mereka menyadari bahwa Islām adalah dīnul „ilmi (agama ilmu) maka

mereka tidak akan membedakan ilmu syara‟ dan ilmu alam. Selanjutnya, umat muslimin harus memahami juga bahwa Islām mengajarkan untuk bekerja keras yang didasari dengan banyak berdzikir, selalu merasakan kehadiran Allāh dekat

dalam kehidupannya. Tujuan yang kedua mendidik agar tidak terlalu cinta dunia dan membenci mati dan ketiga memberikan pemahaman tentang tujuan asal

mengapa manusia diciptakan oleh Allāh SWT. Materi pendidikan anak, beliau menguraikan firman Allāh dalam surat Luqmān ayat 13-17 dan membaginya kedalam beberapa tahapan, pendidikan iman, pendidikan agar anak memiliki rasa hormat kepada kedua orang tuanya, pendidikan moral, memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih masa depannya dan pendidikan tatanan kehidupan. Selanjutnya tentang metode pendidikan yang dapat diterapkan oleh seorang pendidik, yaitu pendidikan dengan keteladanan dan pendidikan dengan adat kebiasaan.


(6)

ABSTRACT

The present study entitled "Children Education in Family According to K.H. Zainuddin Mz.". The main problem discussed in this study is K.H. Zainuddin Mz.‟s views on How Parents Educate their Children.

The present study employs descriptive method through qualitative approach by using the techniques of literary studies to study the reference books, the transcript of recorded lecture and the results of previous similar studies that have been done by others in accordance with the issues that is being studied.

The findings show that K.H. Zainuddin Mz.‟s views of education are an understanding that comes from the basic theory of Islāmic education which is derived from the Qur'an and Sunnah. The entire educational process that is described by K.H. Zainuddin Mz. is in line with the purpose of education in the Qur`an and As-Sunnah. K.H. Zainuddin Mz. wants to understand the formation of Moslem generations who understand Islām as something true and pure, deeply believe in it, practice it to themselves and their family, try to elevate His sentence, apply His shari'a and unite His people. For that, he always pays attention to all aspects of Islām. The purposes of education in his view are, first is teaching the essence of Islām, Islām is a religion of science. Because when they realize that

Islām is dinul ‘ilmi (a religion of science), they will not distinguish the science of

syara’ and the natural sciences. Furthermore, Moslems should also understand

that Islām teaches us to work hard which is constituted with a lot of dhikr, always

feel the presence of Allāh close of his life. The second purpose is to make the children not love the world too much and not hate the death, and the third is providing an understanding about the initial goal of why human are created by

Allāh Almighty. He describes the material of children‟s education through

outlining Luqmān verse 13-17 and dividing it into several stages: the education of faith, the education for children to have respect for his parents, the education of moral, the education of the livelihood, and giving freedom to children to choose their future. Further on educational methods that can be applied by an educator, he describes education by means of example and education with customs.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...8

C. Tujuan Penelitian...8

D. Manfaat Penelitian...9

E. Organisasi Penulisan ...10

BAB II PENDIDIKAN ANAK DALAM ISL M...11

A. Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak Menurut Isl m ...11

1. Pengertian Pendidikan Isl m ...14

2. Tujuan Pendidikan Isl m ...19

3. Prinsip pendidikan Isl m ...22

B. Konsep Pendidikan Anak ...24

1. Pengertian Anak dalam Al-Qur` n ...24

2. Kedudukan anak dalam Isl m ...27

3. Perkembangan Anak...29

4. Sebab-sebab terjadinya kenakalan pada anak dan penanggulangannya .31 BAB III METODE PENELITIAN ...32

A. Metode Penelitian ...32

B. Definisi Operasional ...33

C. Instrumen Penelitian ...34


(8)

E. Tehnik Pengumpulan Data...37

F. Metode Analisis Data ...37

1. Reduksi Data ...38

2. Display Data ...39

G. Prosedur Penelitian ...39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...44

A. HASIL PENELITIAN ...44

1.Biografi K.H. Zainuddin Mz. ...44

2. Tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz. ...45

3.Materi pendidikan Anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ...47

4. Metode Pendidikan Anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ...52

B. PEMBAHASAN ...53

1. Tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz. ...53

2. Materi pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ...55

3. Metode Pendidikan Anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ...72

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...75

A. KESIMPULAN ...75

B. REKOMENDASI...79

Daftar Pustaka ...81


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Berkenaan dengan tanggung jawab ini pendidikan agama di sekolah berarti suatu usaha yang sadar akan dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama (Ramayulis, 2011: 14).

Pada masa sekarang istilah yang paling populer dipakai orang adalah “tarbiyaħ”, menurut M. Aṭṭiyah al-Abrasyi (Ramayulis, 2011: 15-16) yaitu istilah yang mencakup keseluruhan kegiatan pendidikan tarbiyaħ merupakan upaya untuk mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurna etika, sistematis dalam berfikir, memiliki ketajaman intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkap bahasa lisan dan tulisan, serta memiliki beberapa keterampilan. Sedangkan pendidikan agama didefinisikan sebagai usaha yang diarahkan kepada pembinaan anak yang sesuai dengan ajaran Islām.

Mengingat pentingnya keselamatan anak dalam keluarga, maka keselamatannya harus didahulukan daripada keselamatan masyarakat, karena keselamatan masyarakat pada hakikatnya bertumpu pada keselamatan keluarga. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surat 26 (Al-Syu‟arā) ayat 214:


(10)

“Dan berilah peringataan kepada kerabat-kerabatmu yang

terdekat” *1

Lebih jelas lagi Allāh berfirman dalam Q.S. Al-Taḥrīm [66] : 6,

ةَكِئ َََم اَهْ يَلَع ُةَراَجِحْلاَو ُسانلا اَُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلَْأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذلا اَه يَأ اَي

َنوُصْعَ ي ََ داَد ِش ظ ََِغ

َها

َنوُرَمْؤُ ي اَم َنوُلَعْفَ يَو ْمَُرَمَأ اَم

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

tidak mendurhakai Allāh terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dari ayat tersebut, jelas bahwa kewajiban utama orang tua adalah menyelamatkan diri dan keluarganya dari api neraka, artinya mereka diperintahkan untuk menjaga diri dan keluarganya agar tidak melakukan berbagai keburukan dan pelanggaran aturan-aturan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur`ān yang pada akhirnya dapat menjerumuskan mereka pada neraka. Maka cara yang paling tepat untuk dapat memenuhi perintah tersebut adalah dengan mendidik anak dan keluarga berdasarkan ajaran

Islām.

Syarifudin (2006: 24) memandang bahwa:

Pendidikan dalam arti luas, pendidikan adalah hidup. Artinya, pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan inidividu.

Selaras dengan pengertian pendidikan di atas, Heri (2005: 1) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan itu adalah

“suatu upaya untuk “memanusiakan” manusia. Melalui pendidikan

manusia tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia.”

Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1, Ayat 1 dinyatakan bahwa:

*Seluruh teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari program Al-Qur`ān in word dalam menu komputer, yang disesuaikan dengan Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Depag, Bandung: Sygma Publishing: 2010


(11)

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Kemendikbud, 2011: 3).

Syahidin (2009: 2) menjelaskan bahwa:

Pendidikan bukan sekedar transfer informasi ilmu pengetahuan dari guru kepada murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Ada tiga misi utama pendidikan yaitu Pewarisan Pengetahuan (Transfer of Knowledge), Pewarisan Budaya (Transfer of Culture), dan Pewarisan Nilai (Transfer of Value). Sebab itu, pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses transformasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa pendidikan tidak hanya transfer informasi ilmu pengetahuan tetapi suatu proses pembentukan karakter. Kemudian pendidikan bukan hanya sebatas menyekolahkan anak di sekolah tetapi lebih dari itu. Anak akan tumbuh menjadi sosok manusia yang ideal jika ditopang oleh pendidikan yang baik dan komprehensif, namun sebaliknya jika anak tidak mendapatkan pendidikan yang baik maka anak akan tumbuh sebagai pribadi yang tidak diharapkan.

Syarifudin (2006: 19), mengemukakan tentang sosok manusia ideal yaitu sebagai berikut : “Sosok manusia ideal tersebut antara lain adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, bermoral/berakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauan, mampu berkarya dan lain-lain.”

Namun tidaklah mudah untuk bisa menjadi sosok manusia yang

ideal walaupun pada dasarnya manusia diberikan potensi oleh Allāh untuk bisa menjadi manusia ideal.


(12)

Potensi yang diberikan Allāh kepada manusia tidak akan berkembang dengan sendirinya secara sempurna tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak lain sekalipun potensi yang dimilikinya bersifat aktif dan dinamis. Potensi kemanusian itu akan bergerak terus menerus sesuai dengan pengaruh yang didatangkan kepadanya. Hanya intensitas pengaruh itu akan sangat bervariasi sesuai dengan kemauan dan kesempatan yang diperolehnya yang dapat menentukan pengalaman dan kedewasaan masing-masing. Maka dari itu, manusia sering disebut sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik atau makhluk pendidikan.

Di samping manusia memiliki berbagai potensi yang diberikan

Allāh, manusia juga memiliki posisi yang strategis dihadapan Allāh,

sebagaimana diungkapkan oleh Ramayulis (2010: 10) bahwa manusia

memiliki posisi yang strategis di hadapan Allāh yaitu: pertama, sebagai

Hamba Allāh dan kedua, sebagai Khalīfaħ Allāh. Untuk melaksanakan

tugasnya sebagai khalīfaħ, Allāh telah memberikan seperangkat potensi (fiṭraħ) berupa akal, qalb, dan nafs kepada manusia. Namun aktualisasi fitrah itu tidaklah otomatis berkembang, melainkan tergantung pada manusia itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa untuk merealisasikan tugas dan kedudukan manusia tersebut harus ditempuh manusia melalui pendidikan.

Satu- satunya konsep pendidikan yang dapat dikembangkan adalah

konsep pendidikan Islām. Dengan pendidikan Islām manusia sebagai khalīfaħ tidak akan berbuat sesuatu yang mencerminkan kemungkaran kepada Allāh, dan bahkan ia berusaha agar segala aktifitasnya sebagai

khalīfaħ harus dilaksanakan dalam rangka „ubudiyah kepada Allāh

(Ramayulis, 2010: 12).

Tujuan pendidikan Islām secara nasional dapat dirujuk kepada tujuan

pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional sebagai berikut:


(13)

Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, sehat jasmani, dan rohani, memiliki rasa seni serta bertanggung jawab bagi masyarakat bangsa dan negara.

Menurut Al-Jauhari dan Khayyal (2005: 224) memandang bahwa pendidikan anak merupakan fase urgen yang menjadi bagian dari beberapa fase pendidikan manusia. Fase inilah yang sangat menentukan bagaimana seseorang di masa depannya. Aktivitas pendidikan Islām dalam rangka membentuk kepribadian muslim haruslah dimulai sejak dini, yaitu di lingkungan rumah yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang anak.

Tugas untuk mendidik anak merupakan tugas bersama. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Huda dan Idris (2008: 25), bahwa “pendidikan anak merupakan realisasi tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan

pemerintah”.

Al-Ghazali (Yusuf, 2006: 10) mengemukakan bahwa:

Anak dilahirkan dengan membawa fitrah yang seimbang dan sehat. Kedua orang tuanyalah yang memberikan agama kepada mereka. Demikian pula anak dapat terpengaruh oleh sifat-sifat yang buruk. Ia mempelajari sifat-sifat yang buruk dari lingkungan yang dihidupinya, dari corak hidup yang memberikan peranan kepadanya dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya.

Jelas bahwa keluargalah yang pertama bertanggung jawab dalam pendidikan anak. Karena lingkungan keluarga merupakan fase awal yang dilewati anak dalam kehidupannya. Orang tualah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya di keluarga.

Mujib (2008: 88) memandang bahwa orang tualah yang pertama menjadi pendidik bagi anak sebagaimana dikemukakannya bahwa :

Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Orang tualah yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan anaknya karena sukses tidaknya anak tergantung pengasuhan, perhatian, dan pendidikannya.


(14)

Keberadaan ayah dan ibu sangatlah berpengaruh terhadap anak, sebagaimana dikemukakan oleh Daradjat (1970: 35) bahwa:

Sejak seorang anak lahir, ibu orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya, yang mula-mula dipercayainya dan yang ditirunya. Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Cara ayah melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya.

Merujuk pada pendapat Daradjat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap pendidikan anak-anaknya. Bukan saja karena orang tua yang akan menentukan jalur pendidikan anak-anaknya tetapi karena orang tua juga yang memberikan pendidikan awal bagi anak sebelum mereka bergaul dengan lingkungan dan memasuki pendidikan formal di sekolah-sekolah.

Begitu tinggi harapan orang tua terhadap anaknya, namun menurut Huda dan Idris (2008: 26) bahwa:

Lembaga pendidikan terkadang tidak lagi mempertimbangkan faktor-faktor kejiwaan anak didik. Akibatnya, anak dituntut untuk menguasai sejumlah kompetensi tertentu yang terkadang tidak sesuai dengan kemampuan anak. Ironisnya, hal ini biasanya terjadi tanpa disadari oleh orang tua dan penyelenggara pendidikan. Sikap kurang proporsional dalam mendidik anak seakan melahirkan

kesan bahwa pendidikan telah melakukan “penindasan” terhadap

anak.

Aspek lain menunjukan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini hampir menjadikan dunia tidak ada batas antar wilayah dan negara. Hal ini berdampak kepada masuknya budaya barat ke dalam budaya lokal dengan sangat mudah, dan tidak dapat dihindarkan, baik melalui televisi, internet, dan media lainnya. Saat ini internet tidak lagi aneh dikalangan anak-anak, bahkan mereka rela menghabiskan waktunya berjam-jam untuk bermain. Hal ini disadari atau tidak berpengaruh terhadap moralitas anak yang saat ini sedang dilanda krisis.


(15)

Huda dan Idris (2008: 26) mengemukakan bahwa:

Krisis moralitas itu dengan mudah dapat diketahui melalui informasi, pemberitaan, dan surat kabar. Indikasi krisis moral terlihat dari dua aspek. Pertama, krisis moral yang dilakukan oleh anak sehingga memposisikan anak sebagai subjek kejahatan. Kedua, krisis moral terhadap anak yang dilakukan orang dewasa, sehingga menjadikan anak sebagai objek tindak kejahatan.

Dari pemaparan diatas jelas bahwa pendidikan anak sangatlah penting. Karena keberhasilan pendidikan anak merupakan dasar kemajuan suatu bangsa. Tidak sedikit para tokoh pendidikan memaparkan teori tentang pendidikan anak, dan tidak menutup kemungkinan bahwa seorang da‟i kondang yang namanya sangat masyhur pada tahun 80-an beliau adalah K.H. Zainuddin Mz., memiliki cara dalam mendidik anak yang berlandaskan Al-Qur‟an dan Al-Sunnaħ. Menurut penulis pemikiran tokoh ini tentang cara mendidik anak sangatlah menarik untuk dijadikan objek penelitian, karena pemikirannya tentang pendidikan anak sangatlah baik. Dalam beberapa ceramah dan bukunya, beliau memberikan penjelasan secara sederhana dan aplikatif mengenai pendidikan anak.

Selain itu, menurut penulis K.H. Zainuddin Mz. memandang masalah pendidikan anak dalam konteks keseluruhan kehidupan manusia, beliau tidak melihatnya dalam pandangan yang sempit. Beliau tidak memandang pendidikan hanya sebatas perlakuan-perlakuan tertentu yang diterapkan pada anak agar mencapai tujuan yang diharapkan dalam bentuk peringkat tertentu.

Telah banyak penelitian yang berkenaan dengan pendidikan anak diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Jamin (2008) dengan skripsinya yang berjudul “Metode Pendidikan Seks Bagi Anak menurut

„Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān (Perspektif Pendidikan Islām)”. Oleh Mubaroq pada tahun 2011, dengan judul “Konsep Pendidikan Keluarga Dalam

Al-Qur`ān (Analisis Metode Tafsir Taḥlīlī mengenai pendidikan Keluarga dalam Al-Qur`ān Surat Luqmān: 12-19)”. Penelitian lainnya yaitu


(16)

dilakukan oleh Manan pada tahun 2013, dengan judul “Konsep Pendidikan

Bagi Anak Menurut „Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān”.

Sampai saat ini penelitian tentang pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz. belum ada, sebab beliau adalah penceramah yang lebih banyak diteliti dari beliau biasanya retorika beliau dalam ceramah.

Inilah yang menjadi dasar utama bagi penulis untuk menelaah lebih lanjut tentang pemikiran beliau dalam beberapa rekaman ceramah dan buku lain yang ada kaitannya dengan pemikiran beliau tentang pendidikan anak, yang menurut hemat penulis isi pandangan pendidikan terhadap anak yang beliau jelaskan masih layak dijadikan pedoman bagi para pendidik khususnya dan orang tua pada umumnya.

Berdasarkan uraian di atas penulis sangat tertarik untuk mengkaji dan meneliti secara ilmiah yang akan dituangkan ke dalam sebuah skripsi

yang berjudul “PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA

MENURUT K.H. ZAINUDDIN MZ.” B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat dirumuskan

permasalahan pokok sebagai berikut: “Bagaimana Cara Mendidik Anak menurut K.H. Zainuddin Mz.?”

Dari masalah pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut :

1. Apa tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz. ?

2. Seperti apa materi pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ? 3. Bagaimana metode pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan pokok penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran bagaimana cara mendidik anak menurut K.H. Zainuddin Mz.


(17)

Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz. 2. Mendeskripsikan materi pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz. 3. Mendeskripsikan metode pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, berupa cara mendidik anak dalam Islām. Deskripsi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan

upaya pendidikan Islām yang tepat bagi anak.

2. Manfaat Praktis

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama orang-orang yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti:

a. Bagi Penulis, penelitian ini sebagai acuan untuk memperluas pemikiran dan pengalaman penulisan karya ilmiah sekaligus menjadi acuan untuk bekal dalam mendidik anak.

b. Bagi civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumbangan pemikiran tentang cara mendidik anak menurut K.H. Zainuddin Mz. c. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan, rujukan dan

pengetahuan, terutama bagi para orang tua, guru dan masyarakat sebagai pedoman untuk mendidik anak dengan baik sesuai dengan


(18)

E. Organisasi Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini urutan penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: Kajian Pustaka, berisi penjelasan secara ringkas isi dari berbagai referensi atau literatur yang berhubungan dengan pokok bahasan.

Bab III: Metode Penelitian, yang meliputi metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan metode analisis data.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang merupakan isi bagian utama dari skripsi ini. Dalam bab ini dijelaskan tentang pokok bahasan yang dipertanyakan dalam rumusan masalah

Bab V: Kesimpulan dan Saran. Daftar pustaka, lampiran, dan riwayat hidup.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif. Mahmud (2011: 32) menjelaskan,

penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaanan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekadar untuk mengungkapkan fakta. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diselidiki.

Teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah studi literatur, yaitu dengan cara meneliti dan mempelajari buku-buku, dokumen atau sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung terhadap permasalahan yang akan dibahas. Setelah literatur terkumpul dan dinggap valid, serta pemahaman terhadap fakta-fakta dan mengaklarifikasikan serta memisahkan sumber-sumber yang kurang relevan dengan permasalahan, sementara sumber atau fakta yang relevan kemudian dirangkai dalam penulisan laporan.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah library research atau penelitian kepustakaan. Subagyo (1999: 109), menjelaskan yang dimaksud penelitian kepustakaan sebagai berikut:

Penelitian yang menjadikan data-data kepustakaan sebagai teori untuk dikaji dan ditelaah dalam memperoleh hipotesa atau konsepsi untuk mendapatkan hasil yang objektif. Dengan jenis ini informasi dapat diambil secara lengkap untuk menentukan tindakan ilmiah dalam penelitian sebagai instrumen penelitian memenuhi standar penunjang penelitian.

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Mardalis, (1999: 28) bahwa: Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan, seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lain.


(20)

Dengan demikian, langkah yang penulis lakukan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah topik yang akan dibahas yang kemudian dilanjutkan dengan mencari sumber-sumber yang relevan. Setelah mendapatkan sumber, penulis memberikan kritik terhadap sumber untuk memperoleh fakta tentang kajian yang akan dibahas. Data dan fakta yang telah terkumpul kemudian dirangkaikan dan diinterpretasi untuk kemudian dituliskan menjadi kajian yang utuh dan terstruktur.

B. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat menimbulkan kesalahan dalam mengartikan judul, maksud dari penelitian, disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional agar mudah dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara judul dengan pembahasan dalam karya ilmiah ini.

Sesuai dengan judul “Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut K.H. Zainuddin Mz.”.

1. Pendidikan

Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan sejak lahir hingga akhir hayat melalui pembinaan, bimbingan dan latihan baik di lembaga formal, non formal dan informal untuk menjadi manusia yang paripurna (Ramayulis, 2010: 17).

Pendidikan anak adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak yang penulis maksud adalah pendidikan anak dari masa anak-anak hingga masa baligh menurut pandangan K.H. Zainuddin Mz. dalam ceramah dan beberapa referensi buku.

2. Anak

Sedangkan yang dimaksud anak di sini adalah anak sebagaimana yang di maksud oleh UU RI No. 23 tahun tahun 2002 bab 1 pasal 1: ”Anak


(21)

adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan” (Kemendikbud, 2012: 47).

3. Keluarga

Dalam kamus Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 721) keluarga adalah ibu, bapak beserta anak-anaknya. 4. K.H. Zainuddin Mz.

KH (Kiai Haji) adalah gelar yang telah diberikan oleh masyarakat kepada beliau sebagaimana dijelaskan dalam KBBI “sebutan bagi alim ulama/cerdik pandai tentangt agama Islām, sedangkan haji adalah “gelar

bagi orang yang telah pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji”

(Depdiknas, 2008: 514 dan 767). Nama lengkap beliau menurut Thaha (1997: 35) adalah Zainuddin Hamidy Turmudzi, nama populernya Kiai Haji Zainuddin MZ., MZ. adalah kepanjangan dari Turmudzi, nama ayahnya. Beliau merupakan penceramah kondang yang dalam ceramahnya banyak mengutarakan tentang pendidikan anak menurut ajaran Islām. Menurut Angen (2013: viii) dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1951. Beliau menempuh pendidikan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah

yang kini bernama Universitas Islām Negeri Syarif Hidayatullah dan

berhasil mendapatkan gelar doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Satori dan Komariah (2011: 61-62) mengatakan bahwa konsep human instrumen dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Lincoln dan Guba (Satori dan Komariah, 2011: 62) menjelaskan bahwa manusia sebagai instrument pengumpulan data memberikan keuntungan, dimana ia dapat bersikap fleksibel dan adaptif, serta dapat menggunakan keseluruhan alat indera yang dimilikinya untuk memahami sesuatu.


(22)

Menurut Nasution (Sugiyono, 2010: 307) ciri-ciri peneliti sebagai instrumen penelitian yang serasi sebagai berikut:

1. Mampu bereaksi terhadap segala rangsangan lingkungan yang bermakna untuk penelitian.

2. Mampu menyesuaikan diri terhadap aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Menangkap segala instrumen dari tiap situasi secara keseluruhan. 4. Merasakan dan menyelami situasi yang melibatkan interaksi

dengan manusia.

5. Segera menganalisis data yang diperoleh hingga melahirkan hipotesis.

6. Mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan.

7. Menjawab segala hal terutama memperhatikan respons yang aneh bahkan bertentangan untuk mempertinggi tingkat pemahaman. Dalam penelitian ini, penulis sebagai instrumen utama sudah memenuhi dua syarat yang telah ditentukan menurut Sugiyono. Pertama, penulis memahami tentang metode kualitatif yang digunakan. Seperti seluruh proses dalam penelitian kualitatif yang dimulai dari memperoleh data, mengolah data, menganalisis data dengan menggunakan aturan-aturan penelitian kualitatif. Kedua, penulis sebagai instrumen utama dituntut menguasai wawasan mengenai obyek yang diteliti. Sebagai penguat obyek yang diteliti yaitu mengenai pendidikan anak dalam keluarga menurut K.H. Zainuddin Mz., penulis mempunyai alasan, diantaranya: (1) penulis telah banyak mendengarkan ceramah K.H. Zainuddin Mz. tentang cara mendidik anak. (2) Sampai saat ini penulis masih sering menyampaikan kembali ceramah beliau tentang pendidikan anak kepada masyarakat.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang bersifat tekstual berupa konsep dan tulisan bukan berupa angka-angka. Aspek-aspek yang akan diteliti adalah seputar apa dan bagaimana definisi, konsep, pandangan, pemikiran dan argumentasi yang terdapat dalam literatur yang relevan dengan pembahasan.


(23)

Menurut Sarwono (2006:49) menjelaskan beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya 1) abstrak hasil penelitian, 2) indeks, 3) review, 4) jurnal, 5) buku referensi.

Data adalah keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek (Purwanto, 2007:192).

Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang bersumber dari literatur yaitu dengan library Reseach. Bertujuan untuk mengumpulkan data informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan. Penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian yang dilakukan di ruang kepustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan.

1. Sumber data primer

Sumber data primer pada penelitian ini merupakan data yang memuat tentang Pandangan K.H. Zainuddin Mz. tentang Cara Orang Tua Mendidik Anak dari rekaman ceramah beliau, yaitu:

a. Cara mendidik anak.

Sumber: MP3 Zainuddin Mz. (2013). Kumpulan Ceramah K.H. Zainuddin MZ. Dipetik Desember 20, 2013, dari http://www. 4shared.com

b. Berbakti kepada ibu dan bapak.

Sumber: MP3 Zainuddin Mz. (2013). Kumpulan Ceramah K.H. Zainuddin MZ. Dipetik Desember 20, 2013, dari http://www. 4shared.com

c. Zainuddin Mz. (Composer). (2000). Kebersamaan. t.k: E. International. d. Zainuddin Mz. (Composer). (2005). Nada dan Dakwah. t.k: Bola

Dunia.

2. Sumber data sekunder

Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah semua buku-buku penunjang yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas. Dimana data sekunder ini berfungsi sebagai pelengkap data primer yang


(24)

digunakan dalam penelitian ini. Sumber data sekunder yang digunakan peneliti, yaitu:

a. Idris Thaha, Dakwah dan Politik Dai Berjuta Umat. Bandung: Mizan, 1997

b. Tirta Angen, Tausiyah Ramadhan Da’i Sejuta Umat. Jakarta: Dapur Buku, 2013

E. Tehnik Pengumpulan Data

“Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses

penyelidikan yang mirip dengan pekerjaan detektif. Dari sebuah penyelidikan yang mirip akan dihimpun data-data utama dan sekaligus

tambahannya” (Afifuddin dan Beni, 2009:129).

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari data yang berkaitan dengan pembahasan. Data-data sebagai penjabaran dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ditujukan pada pandangan K.H. Zainuddin Mz. dalam kaset dan bukunya.

F. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satuan pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Afifuddin dan Beni, 2009:145).

Menurut Meleong (2010:248), analisis data kualitatif adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis isi (content analysis). Analisis isi (content analysis) adalah

“penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa” (Afifuddin dan Beni,


(25)

Metode analisis isi dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap pandangan K.H. Zainuddin Mz. mengenai cara orang tua dalam mendidik anak dalam rekaman ceramah maupun buku-buku . Menurut Afifuddin dan Beni (2009:166) menjelaskan berkenaan dengan analisis isi, bahwa :

analisis isi dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.

1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript)

2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan metode pendekatan terhadap data tersebut.

3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan atau data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.

Jadi peneliti dalam metode ini akan menganalisa berdasarkan kajian tekstual yang ada dalam ceramah maupun buku-buku pandangan K.H. Zainuddin Mz. mengenai cara orang tua dalam mendidik anak.

Pada prinsipnya analisis dan pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir penulisan laporan penelitian. Dengan kata lain analisis data dilakukan selama pengumpulan data di lapangan dan setelah data terkumpul. Data-data dan informasi yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan pengorganisasian dan analisis satu persatu sesuai dengan fokus permasalahan penelitian yang dirumuskan dalam penelitian.

Secara umum, menurut Miles & Huberman, sebagaiman dikutip oleh Sugiyono (2005: 91) menjelaskan tentang cara melakukan analisis data kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Data yang telah terkumpul dan diperoleh dari lapangan kemudian dirangkum dan disusun secara sistematis dalam bentuk uraian atau laporan agar mudah dipahami. Dengan demikian data yang telah direduksi akan


(26)

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Untuk memudahkan dalam menyusun laporan penelitian, peneliti menggunakan koding data terhadap hasil penelitian. Koding adalah membagi-bagi data dan mengelompokannya dalam sebuah kategori. Menurut Moleong (2010: 27) koding adalah proses membuat kategorisasi data kualitatif dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari kategori-kategorinya. Sedangkan menurut Alwasilah (2012: 114) koding berguna untuk membantu menyusun kategorisasi. Koding digunakan terhadap data yang telah diperoleh seperti koding untuk sumber data (Dokumen 1 = Dok 1, Dokumen 2 = Dok 2, Dokumen 3 = Dok 3, Dokumen 4 = Dok 4,). Kategorisasi dalam penelitian ini didasarkan pada istilah-istilah pengumpulan data di lapangan dan setelah keseluruhan data terkumpul melalui teknik pengumpulan data. Adapun kategorisasi dalam penelitian ini berdasarkan istilah-istilah seperti, Tujuan Pendidikan (TP), Materi Pendidikan (MP), dan Metode Pendidikan (MtP). Sugiyono (2010: 336-338) menjelaskan bahwa analisis data dilakukan sejak sebelum ke lapangan, dalam penelitian kualitatif analisis data difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

2. Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menampilkan atau mendisplaykan data. Menurut Alwasilah (2012: 126), bahwa dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja penelitian berdasarkan data yang telah diperoleh.

G. Prosedur Penelitian

Bagian ini memaparkan tahapan-tahapan yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian. Adapun tahapan yang dilakukan terbagi kedalam tiga tahapan, yaiu persiapan, penelitian, dan penulisan laporan penelitian


(27)

1. Persiapan penelitian

Tahapan ini memaparkan tahapan awal yang dilakukan oleh penulis. Pada tahapan ini ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, di antaranya:

a. Penentuan dan Pengajuan tema Penelitian

Tahapan ini merupakan langkah awal penulis dalam melakukan penelitian. Pada tahapan ini, penulis mengajukan rancangan tema penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) program

Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām (IPAI). Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (FPIPS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Hal ini merupakan salah satu prosedur baku yang harus ditempuh sebelum memasuki proses penelitian. Proses pengajuan tema kepada TPPS, adapun judul yang diangkat oleh penulis adalah tentang “Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut K.H. Zainuddin Mz.”, yang kemudian penulis meyusun suatu rancangan penelitian dalam bentuk proposal.

b. Penyusunan rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang berbentuk proposal ini, berisi tentang kerangka dasar yang menjadi acuan bagian penulis dalam melaksanakan penelitian dan melakukan laporan penelitian. Proposal penelitian memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan putaka, organisasi penulisan dan daftar pustaka.

Proposal yang sudah jadi diajukan kepada TPPS untuk kemudian disetujui. Setelah diajukan proposal disetujui dan mendapatkan beberapa masukan dari dosen di antaranya Edi Suresman dan Agus Fakhrudin. Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya keluarlah Surat Keputusan (SK) penunjukan dosen pembimbing oleh Ketua Jurusan dan TPPS yang dikeluarkan pada tanggal 1 Agustus 2013, untuk pembimbing yang dimaksudkan adalah: Edi Suresman dan Agus Fakhrudin.


(28)

Untuk kesempurnaan penulisan skripsi, penulis dibimbing oleh dosen pembimbing yang telah disebutkan di atas yaitu oleh Edi Suresman, sebagai Pembimbing I dan Agus Fakhrudin sebagai Pembimbing II. Proses bimbingan dilaksanakan melalui kesepakatan bersama antara dosen pembimbing dan penulis. Yang biasanya diwujudkan dengan menghubungi terlebih dahulu dosen pembimbing untuk menentukan bimbingan. Proses bimbingan pada awal-awal berjalan kurang baik, karena penulis memiliki kendala dalam waktu terkait dengan adanya pelaksanaan Program Pelatihan Profesi (PLP), sehinga waktu yang dimiliki penulis terbagi. Namun meskipun demikian bimbingan tetap dilaksanakan.

Bimbingan secara rutin terlaksana dengan baik setelah PLP selesai. Bimbingan dilakukan di kampus, namun terkadang penulis melaksanakan bimbingan langsung mendatangi rumah Pembimbing. Setiap hasil penelitian dan penulisan yang telah penulis sesuaikan diajukan pada saat melakukan bimbingan untuk mendapat masukan dan saran dari dosen pembimbing. Setiap saran dan masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing dicatat dalam lembar bimbingan. Secara umum bimbingan terhadap skripsi ini dilakukan secara bertahap atau per-bab. Untuk kemudian dilakukan revisi jika memang masih terdapat kekurangan atau langsung dilanjutkan pada bab berikutnya, sesuai dengan saran dari dosen pembimbing.

2. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode yang penulis gunakan yaitu metode deksriptif. Untuk mempermudah proses penelitian, penulis menggunakan tahap-tahapan sebagaimana yang diungkapkan diatas di antaranya:

a. Pengumpulan Sumber

Sebelum melakukan pencarian dan pengumpulan sumber, langkah yang dilakukan adalah menentukan tema atau topik penelitian. Dalam skripsi ini penulis mengambil topik tentang pendidikan anak, yang kemudian lebih difokuskan pada pandangan K.H. Zainuddin Mz. tentang


(29)

cara orang tua dalam mendidik anak. Setelah mendapatkan topik penelitian, tahap berikutnya adalah mengumpulkan sumber (heuristic). Tahapan ini merupakan proses pengumpulan sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang telah dikaji.

Pada tahapan ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber yang dianggap relevan dengan pokok kajian yang tertulis. Terkait dengan teknik penelitian yang digunakan, yaitu studi literatur, maka sumber yang digunakan adalah berbentuk tulisan, baik buku, kamus, karya ilmiah, bahan yang penulis temukan dari internet serta kaset ceramah KH. Zainudin MZ. yang membahas tentang pendidikan anak. Kegiatan yang penulis lakukan adalah mendatangi perpustakaan UPI, perpustakaan jurusan PAI UPI, toko buku Palasari, toko buku Mas Azi, dan toko buku lainnya yang penulis kunjungi serta tak lupa penulis mengambil data dari sumber internet.

Dalam pencarian sumber, penulis menggunakan buku-buku koleksi pribadi terlebih dahulu kemudian penulis mencari buku ke toko-toko buku yang ada di Bandung, serta tak lupa penulis mencari buku atau pun karya tulis ilmiah ke perpustakaan. Setelah penulis mendapatkan buku ataupun karya tulis ilmiah penulis membagi sumber data primer dan sumber data sekunder.

Adapun untuk sumber data primernya adalah data yang memuat tentang Pandangan K.H. Zainuddin Mz. tentang Cara Orang Tua Mendidik Anak dari kaset-kaset atau rekaman ceramah beliau dan buku yang mendukung. Serta sumber data sekunder di antaranya adalah Dakwah dan Politik Dai Berjuta Umat karya Idris Thaha, Tausiyah Ramadhan Da’i Sejuta Umat karya Tirta Angen, serta buku-buku lainnya yang penulis gunakan, dan tak lupa penulis melakukan pencarian pada internet.

b. Interpretasi dan penulisan

Interpretasi adalah proses menafsirkan data dan fakta yang telah ditetapkan. Tahapan ini merupakan tahap pemberian makna terhadap data-data yang diperoleh dalam penelitian. Setelah melakukan interpretasi,


(30)

maka tahapan selanjutnya adalah penulisan laporan penelitian. Pada tahap ini penulis menyajikan hasil temuannya dengan cara penulisan yang baik dan benar berdasarkan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2012.

c. Laporan penelitian

Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam suatu penelitian. Hasil penelitian disusun secara sistematis menjadi suatu karya ilmah berbentuk skripsi. Adapun sistematika yang digunakan adalah sebagaimana tercantum dalam Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2012.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan ini akan mencakup (a) Tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz.; (b) Materi pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz.; dan (c) Metode pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz..

Tujuan pendidikan pertama adalah kaum muslimin harus memahami

bahwa Islām adalah agama Ilmu. Namun jangan lupa, Islām mengajarkan

bahwa wahyu harus menuntun akal (ilmu pengetahuan), akal harus selaras dengan wahyu, apabila akal bertentangan dengan wahyu maka dahulukan wahyu, karena Islām memandang bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari wahyu. Umat Islām harus memahami juga bahwa Islām mengajarkan untuk bekerja keras yang didasari dengan banyak berdzikir, selalu merasakan kehadiran Allāh dekat dalam kehidupannya. Islām bukan agamanya orang pemalas yang selesai ṣalat lalu berpangku tangan, berkhayal menunggu

keajaiban, Islām tidak seperti itu. Islām mengajarkan kaum muslimin harus

bekerja keras. Umat Islām harus menjadi umat yang produktif bukan konsumtif, produsen bukan konsumen. Tujuan pendidikan yang kedua adalah mendidik agar tidak terlalu cinta dunia dan membenci mati. Pendidikan hendaklah membebaskan kaum muslimin dari penyakit „al wahnu’ (cinta dunia dan takut mati). Manusia mesti mengetahui bahwa mereka diciptakan oleh Allāh SWT di dunia ini karena satu tujuan yang utama dan tujuan yang mulia yaitu menjadi hamba Allāh yang melaksanakan ibadat kepada Allāh SWT.

Materi pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz., yaitu; pendidikan iman (QS. Luqmān [31]: 13). Ketika anak belum mengenal berbagai disiplin ilmu yang lebih dahulu ditanamkan ke dalam jiwanya adalah tauhid, inilah


(32)

yang mendasari kehidupan. Kalau nilai iman atau ruh tauhid ini sudah tertanam dalam diri seorang anak maka ia akan memiliki pondasi yang kuat, selanjutnya orang tua tinggal melihat bakat anak kemana dia harus diberi pendidikan. Inilah alasan mengapa tauhid harus didahulukan.

1. Orang tua tidak sekedar ingin memiliki anak yang pintar lebih dari itu orang tua juga ingin memiliki anak yang benar. Segala macam disiplin ilmu, penalaran ilmiah dan pengisian intelektual di satu sisi bisa membuat anak pintar tapi di sisi lain belum tentu bisa membuat anak menjadi orang yang benar, maka beliau mengistilahkan “anak disekolahkan supaya pintar, anak dipesantrenkan supaya benar”.

2. Melahirkan kesadaran pengawasan Allāh , merasa kehadiran Allāh dekat

dalam kehidupannya.

3. Diharapkan agar anak sanggup mengendalikan hawa nafsunya yang cenderung mengajak kepada hal-hal yang tidak diridhai Allāh.

Islām mengajarkan ketika anak bayi lahir langsung disambut dengan adzan (lafdzul jalālaħ), belum ada suara lain yang menyentuh telinga bayi selain suara adzan. Hal ini seolah-olah orang tua mengajarkan kepada anaknya bahwa iman harus menjadi pegangan dalam setiap keadaan. Kedua, pendidikan agar anak memiliki rasa hormat kepada kedua orang tuanya (QS. Luqmān [31]: 14-15). Pendidikan agar anak taat dan berbakti kepada ibu dan bapaknya, taat dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syarī‟at. Orang tua yaitu ibu dan bapak yang telah melahirkan dan membesarkan anak-anaknya tanpa pamrih. Ibu yang melahirkan anaknya dengan penuh perjuangan antara hidup dan mati, bersatu antara keringat, darah dan air mata. Bapak yang pergi pagi pulang petang, peras keringat banting tulang, panas kepanasan, hujan kehujanan, mencari nafkah untuk membesarkan anak-anaknya, seolah-olah bapak berkata: “nak, biarlah bapakmu ini kaki jadi kepala, kepala jadi kaki berjuang mancari nafkah, asal engkau rajin belajar agar kelak menjadi

orang yang berguna”. Mengenai kewajiban taat dan berbakti kepada kedua


(33)

An-Nisa [4]: 36 dan QS. Al-Isrā [17]: 23. Ayat-ayat tersebut memiliki prinsip yang sama yaitu perintah untuk menyembah hanya kepada Allāh, larangan untuk menyekutukan-Nya lalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Istimewa sekali kedudukan kedua orang tua di hadapan Allāh , sehingga perintah menyembah Allāh disandingkan dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, kita dapat mengamati dalam kehidupan sehari-hari bahwa perintah penting pertama lahir pada urutan pertama lalu perintah penting kedua lahir pada urutan kedua, jadi kedudukan kedua orang tua kita dihadapan Allāh sangat istimewa, anak harus taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Hak orang tua terhadap anaknya ada sepuluh: Apabila orang tua menginginkan makanan, maka berilah, 2. Ketika ingin pakaian, berilah pakaian, 3. Ketika memerlukan bantuan apa saja, bantulah dia, 4. Mendatangi panggilannya, 5. Mematuhi segala perintahnya, dengan catatan bukan perintah maksiat atau mengatakan kejelekan lain, 6. Ketika berbicara pakailah kata-kata yang baik, lunak, lemah lembut tidak kasar, 7. Tidak boleh memanggil nama kecilnya, 8. Ketika berjaian harus dibelakangnya, 9. Senang kepada keduanya sebagaimana senang pada dirinya sendiri, demikian pula sebaliknya membenci bagi keduanya sebagaimana pada dirinya sendiri, 10. Memohonkan ampunan serta rahmat Allāh untuk keduanya. Ketiga, pendidikan moral, (QS. Luqmān [31]: 16) dalam ayat tersebut mengajarkan tentang pendidikan moral dan penanaman etika otonom, bahwa tidak mau melakukan kejahatan bukan karena takut kepada polisi tapi takut kepada yang menciptakan polisi yaitu Allāh swt. Perbuatan baik sekecil apapun dan perbuatan buruk sekecil apapun Allāh pasti tahu maka akan dipertanggung jawabkan nanti di hari pembalasan dan akan dibalas dengan balasan yang seadil-adilnya. Lebih jelas beliau mengatakan bahwa kita diawasi oleh CCTV dan hyper komputer yang maha sensitip produksi langit, merknya Raqib dan „Atid, jangankan perbuatan, baru berniat baik saja komputer langsung mencatat sendiri. Inilah yang disebut waskat (pengawasan malaikat). IQ yang tinggi, pemahaman sains dan teknologi


(34)

yang yang luar biasa sampai memenuhi otak anak, tanpa diiringi dengan penanaman etika otonom maka akan mengalami kepincangan. Maka tanamkan kesadaran: “Perbuatan baik (sekecil apapun) maka akan dibalas, perbuatan buruk (sekecil apapun) maka akan dibalas”. Keempat, memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih masa depannya. Inilah orang tua yang bijaksana, tidak memaksakan kehendak kepada anaknya. Orang tua harus peka dalam melihat bakat anaknya, setelah orang tua tahu bakat anaknya kemudian memberi pengarahan dan memfasilitasi. Setiap anak dilahirkan ke dunia ini dengan membawa bakat dan kelebihannya masing-masing, intinya tidak ada anak yang bodoh. Jika potensi atau bakat anak belum terlihat, tugas orang tua selanjutnya adalah menggali potensi atau bakat anaknya. Kelima, pendidikan tatanan kehidupan, (QS. Luqmān [31]: 16). Ayat tersebut berkenaan dengan tatanan kehidupan, َ ة ََصلاَ ِمِقَ أ

berkaitan dengan tugas hidup, yakni beribadah kepada Allāh , َ ِفوُرْع مْلاِبَ ْرُمْأ و

َِر كْنُمْلاَ ِن عَ هْنا و berkaitan dengan sikap hidup, memerintah untuk berbuat yang

ma’ruf dan mencegah yang munkar.

Adapun metode pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz., yaitu; Pendidikan dengan keteladanan. Orang tua harus sadar sesadar sadarnya bahwa sebelum anak mengenal PAUD, TK,SD dan seterusnya, yang lebih dahulu dikenal anak adalah pendidikan dalam keluarganya, guru pertamanya adalah ibu dan bapaknya. Maka orang tua harus bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Baik teladan dalam berbicara, bersikap, beribadah dan bermu‟amalah. Apabila orang tua tidak bisa memberi keteladanan bagi anak-anaknya maka akibatnya orang tua akan kehilangan wibawa dan dianggap remeh, kalau hal ini terjadi maka orang tua akan sulit untuk membina kepribadian anak-anaknya. Apalagi di zaman sekarang ini kita krisis wibawa dan figur. Ada yang karena nilai raport banyak merahnya, kemudian pak guru ketika pulang sekolah dicegat dan dikeroyok bahkan ada kejadian anak tega membunuh orang tua kandungnya sendiri. Menurut beliau hal ini tejadi karena krisis wibawa


(35)

dan figur. Orang tua harus sadar bahwa banyak faktor yang ikut membentuk kepribadian anak-anaknya, diantaranya; lingkungan pergaulannya, apa yang ditontonnya, yang dibacanya dan apa yang disaksikannya dalam kehidupan ini. Maka diharapkan orang tua harus bisa memberikan keteladanan bagi anak-anaknya. Selanjutnya pendidikan dengan adat kebiasaan. Ajarkan anak agar hidup dekat dengan agama, jika anak sudah diajarkan dan ditanamkan hidup dekat dengan agama sedini mungkin maka anak akan menjadi laksana ikan yang berada di lautan, walaupun air laut asin ikan tidak akan menjadi asin. Ia akan tetap kokoh pendiriannya pada yang hak.

B. REKOMENDASI

Sebagaimana yang tertera Pada BAB IV, pandangan K.H. Zainuddin Mz. mengenai Pendidikan Anak merupakan pedoman orang tua dalam mendidik anak yang praktis. Beliau menjelaskan tentang pendidikan anak

ditinjau dari sudut pandang Islām secara sederhana namun memiliki makna

yang luas.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Prodi IPAI

Penulis menyarankan kepada Prodi IPAI hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran tentang pendidikan anak, bahkan dimasukkan kedalam kurikulum IPAI karena pandangan pendidikan anak yang dijelaskan oleh K.H. Zainuddin Mz. merupakan suatu ilmu yang perlu diketahui dan dipraktekkan dalam pendidikan anak.

2. Bagi orang tua

Penulis menyarankan para orang tua, agar hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai pedoman untuk mendidik anak dengan baik sesuai dengan ajaran Islām. Karena pada kenyataannya masih banyak orang tua yang tidak mengerti dan salah dalam mendidik anak.


(36)

3. Bagi guru di sekolah

Penulis menyarankan kepada para guru untuk tidak hanya memberikan pelajaran kepada anak didiknya. Karena realitanya kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran kepada anak bukan pendidikan. K.H. Zainuddin Mz. menjelaskan beberapa metode yang jika digunakan oleh para guru maka bukan hanya pengetahuan yang akan didapatkan oleh anak, tetapi lebih dari itu.

4. Saran bagi peneliti berikutnya

Peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya, untuk meneliti pemikiran tokoh da‟i namun memiliki konsep pendidikan yang baik sesuai dengan yang diajarkan oleh Islām guna menambah referensi keilmuan, seperti KH. Abdullah Gymnastiar, Ustadz Yusuf Mansur, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya.


(37)

Daftar Pustaka

... (2010). Alquran dan Terjemahnya. Bandung: Sygma Publishing.

Abdurrahman, S. J. (2013). ISL MIC PARENTING (Pendidikan Anak Metode

Nabī) . Solo: Aqwam.

al-'Adawy, S. M. (2011). Fikih Pendidikan Anak. Jakarta: Qisthi Press.

Al-Attas, M. a.-N. (1988). Konsep Pendidikan Dalam Isl m. Bandung: Mizan. Al-'Ik, S. K. (2012). Kitab Fiqh Mendidik Anak. Jogjakarta: Diva Press.

Al-Jauhari, M. M., & Khayyal, M. A. (2005). Al-Akhwat Al-Muslimat wa Bina' Al-Usrah Al-Qur'aniyah. (K. A. irsyadi, & M. Wijayanti, Penerj.) Jakarta: AMz.ah.

Al-Nahlawi, A. (2004). Ushulut Tarbiyaħ Isl miyah wa asalibiha fil baiti wal madrasati wal mujtama. (Shihabuddin, Penerj.) Jakarta: Gema Insani. Alwasilah, Chaedar. (2012). Pokoknya Rekayasa Literasi. Bandung: Kiblat Buku

Utama

Angen, T. (2013). Tausiyah Ramadhan Da'i Sejuta Umat. Jakarta Timur: Dapur Buku.

Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Isl m. Jakarta: Ciputat Pers.

Bukhari. (2008). Ringkasan Shahih Bukhari. (Az-Zabidi, Penerj.) Bandung: Mizan.

Chatib, M. (2013a). Orangtuanya Manusia. Bandung: Kaifa. Chatib, M. (2013b). Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa.

Daradjat, & dkk. (2009). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Z. (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Daradjat, Z. (2006). Ilmu Pendidikan Agama Isl m. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.


(38)

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah, S. B. (2010). Guru & Anak Didik . Jakarta: PT Rineka Cipta. Heri, J. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Huda, M., & Idris, M. (2008). Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hurlock, E. (1980). Development Psychology. (Istiwidayanti, & Soedjarwo, Penerj.) Jakarta: Erlangga.

Ihsan, A., & Ihsan, F. (2007). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Ihsan, H., & Ihsan, F. (2007). Filsafat Pendidikan Isl m. Bandung: Pustaka Setia. Jamin, I. (2008). Metode Pendidikan Seks Bagi Anak Menurut Abdullah Nashih

Ulwan. Skripsi pada UIN Sunan Klijaga. Yogjakarta: tidak diterbitkan. Kemendikbud. (2011). UU SISDIKNAS. Jakarta: Sinar Grafika.

Kemendikbud. (2012). Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 dan 2004. Jogjakarta: Laksana.

Langgulung, H. (1985). Pendidika dan Peradaban Isl m. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Langgulung, H. (1992). Asas-Asas Pendidikan Isl m. Jakarta: Pustaka Al-Husna. Langgulung, H. (1995). Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Alhusna Zikra. Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Manan, S. (2013). Konsep Pendidikan Bagi Anak Menurut ‘Abdull h N ṣiḥ

‘Ulw n. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Mardalis. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moeleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mubaroq, S. (2011). Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur` n (Analisis


(39)

Surat Luqm n: 12-19). Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muḥammad, H. R. (2011). Koreksi Kesalahan Mendidik Anak. Solo: Nabawi. Mujib, A. (2008). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Mujib, A., & Mudzakkir, Y. (2008). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Nata, A. (2010). Sejarah Pendidikan Isl m Pada Periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Pasiak, T. (2007). Manajemen Kecerdasan. Bandung: Mizan.

Purwanto. (2007). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Putra, N. (2012). Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Isl m. Bandung: Rosda. Quṭb, M. '. (1988). Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Isl m. Bandung: CV

Diponegoro.

Rahim, H. (2001). Arah Baru Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia. Ramayulis. (2011). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis, & Nizar, S. (2010). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia. Saebani, & Hamid (2010). Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Samarqandi, A. L. (tt). Tanbihul Ghafilin. Semarang: Karya Toha Putra.

Santrock, J. W. (1995). Child Development, Eleventh Edition. (Rahmawati, & Kuswanti, Penerj.) Jakarta: Erlangga.

Satori, & Komariah. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Soekarno, & Supardi, A. (2001). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Isl m.

Bandung: Angkasa.

Subagyo, A. (1999). Studi Kelayakan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.


(40)

Sugiyono. 2005. Memahami penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya Syafa’at, A., Sahrani, S., & Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Isl m. Jakarta:

Rajawali Pers.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al Quran. Bandung: CV Alfabeta.

Syahidin, & dkk. (2009). Moral dan Kognisi Isl m. Bandung: CV Alfabeta. Syarifudin, (2006). Landasan Pendidikan . Bandung: UPI Press.

Thaha, I. (1997). Dakwah dan Politik Dai Berjuta Umat. Bandung: Mizan. Turisqoh, F. (2013, April 2).

Peranan Orang Tua Terhadap Akhlak Anak

dalam Perspektif Pendidikan Islam

. Dipetik Mei 13, 2013, dari http://www.proposalskripsi.com

Ulwan, A. N. (2007). Tarbiyatul aulad fil Isl m. (J. Miri, Penerj.) Jakarta: Pustaka Amani.

UPI. (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Yusuf, S. (2006). Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Zainuddin Mz. (2013). Kumpulan Ceramah K.H. Zainuddin MZ. Dipetik Desember 20, 2013, dari http://www. 4shared.com

Zainuddin Mz. (Composer). (2000). Kebersamaan. t.k: E. International. Zainuddin Mz. (Composer). (2005). Nada dan Dakwah. t.k: Bola Dunia. Zuhairini. (2008). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Bumi Aksara


(1)

dan figur. Orang tua harus sadar bahwa banyak faktor yang ikut membentuk kepribadian anak-anaknya, diantaranya; lingkungan pergaulannya, apa yang ditontonnya, yang dibacanya dan apa yang disaksikannya dalam kehidupan ini. Maka diharapkan orang tua harus bisa memberikan keteladanan bagi anak-anaknya. Selanjutnya pendidikan dengan adat kebiasaan. Ajarkan anak agar hidup dekat dengan agama, jika anak sudah diajarkan dan ditanamkan hidup dekat dengan agama sedini mungkin maka anak akan menjadi laksana ikan yang berada di lautan, walaupun air laut asin ikan tidak akan menjadi asin. Ia akan tetap kokoh pendiriannya pada yang hak.

B. REKOMENDASI

Sebagaimana yang tertera Pada BAB IV, pandangan K.H. Zainuddin Mz. mengenai Pendidikan Anak merupakan pedoman orang tua dalam mendidik anak yang praktis. Beliau menjelaskan tentang pendidikan anak

ditinjau dari sudut pandang Islām secara sederhana namun memiliki makna

yang luas.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Prodi IPAI

Penulis menyarankan kepada Prodi IPAI hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran tentang pendidikan anak, bahkan dimasukkan kedalam kurikulum IPAI karena pandangan pendidikan anak yang dijelaskan oleh K.H. Zainuddin Mz. merupakan suatu ilmu yang perlu diketahui dan dipraktekkan dalam pendidikan anak.

2. Bagi orang tua

Penulis menyarankan para orang tua, agar hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai pedoman untuk mendidik anak dengan baik sesuai dengan ajaran Islām. Karena pada kenyataannya masih banyak orang tua


(2)

3. Bagi guru di sekolah

Penulis menyarankan kepada para guru untuk tidak hanya memberikan pelajaran kepada anak didiknya. Karena realitanya kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran kepada anak bukan pendidikan. K.H. Zainuddin Mz. menjelaskan beberapa metode yang jika digunakan oleh para guru maka bukan hanya pengetahuan yang akan didapatkan oleh anak, tetapi lebih dari itu.

4. Saran bagi peneliti berikutnya

Peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya, untuk meneliti pemikiran tokoh da‟i namun memiliki konsep pendidikan yang baik sesuai dengan yang diajarkan oleh Islām guna menambah referensi keilmuan, seperti KH. Abdullah Gymnastiar, Ustadz Yusuf Mansur, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya.


(3)

Daftar Pustaka

... (2010). Alquran dan Terjemahnya. Bandung: Sygma Publishing.

Abdurrahman, S. J. (2013). ISL MIC PARENTING (Pendidikan Anak Metode Nabī) . Solo: Aqwam.

al-'Adawy, S. M. (2011). Fikih Pendidikan Anak. Jakarta: Qisthi Press.

Al-Attas, M. a.-N. (1988). Konsep Pendidikan Dalam Isl m. Bandung: Mizan. Al-'Ik, S. K. (2012). Kitab Fiqh Mendidik Anak. Jogjakarta: Diva Press.

Al-Jauhari, M. M., & Khayyal, M. A. (2005). Al-Akhwat Al-Muslimat wa Bina' Al-Usrah Al-Qur'aniyah. (K. A. irsyadi, & M. Wijayanti, Penerj.) Jakarta: AMz.ah.

Al-Nahlawi, A. (2004). Ushulut Tarbiyaħ Isl miyah wa asalibiha fil baiti wal madrasati wal mujtama. (Shihabuddin, Penerj.) Jakarta: Gema Insani. Alwasilah, Chaedar. (2012). Pokoknya Rekayasa Literasi. Bandung: Kiblat Buku

Utama

Angen, T. (2013). Tausiyah Ramadhan Da'i Sejuta Umat. Jakarta Timur: Dapur Buku.

Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Isl m. Jakarta: Ciputat Pers.

Bukhari. (2008). Ringkasan Shahih Bukhari. (Az-Zabidi, Penerj.) Bandung: Mizan.

Chatib, M. (2013a). Orangtuanya Manusia. Bandung: Kaifa. Chatib, M. (2013b). Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa.

Daradjat, & dkk. (2009). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Z. (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Daradjat, Z. (2006). Ilmu Pendidikan Agama Isl m. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.


(4)

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah, S. B. (2010). Guru & Anak Didik . Jakarta: PT Rineka Cipta. Heri, J. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Huda, M., & Idris, M. (2008). Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hurlock, E. (1980). Development Psychology. (Istiwidayanti, & Soedjarwo, Penerj.) Jakarta: Erlangga.

Ihsan, A., & Ihsan, F. (2007). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Ihsan, H., & Ihsan, F. (2007). Filsafat Pendidikan Isl m. Bandung: Pustaka Setia. Jamin, I. (2008). Metode Pendidikan Seks Bagi Anak Menurut Abdullah Nashih

Ulwan. Skripsi pada UIN Sunan Klijaga. Yogjakarta: tidak diterbitkan. Kemendikbud. (2011). UU SISDIKNAS. Jakarta: Sinar Grafika.

Kemendikbud. (2012). Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 dan 2004.

Jogjakarta: Laksana.

Langgulung, H. (1985). Pendidika dan Peradaban Isl m. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Langgulung, H. (1992). Asas-Asas Pendidikan Isl m. Jakarta: Pustaka Al-Husna. Langgulung, H. (1995). Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Alhusna Zikra. Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Manan, S. (2013). Konsep Pendidikan Bagi Anak Menurut ‘Abdull h N ṣiḥ ‘Ulw n. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Mardalis. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moeleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mubaroq, S. (2011). Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur` n (Analisis Metode Tafsir Taħlīlī mengenai pendidikan Keluarga dalam Al-Qur` n


(5)

Surat Luqm n: 12-19). Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muḥammad, H. R. (2011). Koreksi Kesalahan Mendidik Anak. Solo: Nabawi. Mujib, A. (2008). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Mujib, A., & Mudzakkir, Y. (2008). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Nata, A. (2010). Sejarah Pendidikan Isl m Pada Periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Pasiak, T. (2007). Manajemen Kecerdasan. Bandung: Mizan.

Purwanto. (2007). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Putra, N. (2012). Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Isl m. Bandung: Rosda. Quṭb, M. '. (1988). Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Isl m. Bandung: CV

Diponegoro.

Rahim, H. (2001). Arah Baru Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia. Ramayulis. (2011). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis, & Nizar, S. (2010). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia. Saebani, & Hamid (2010). Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Samarqandi, A. L. (tt). Tanbihul Ghafilin. Semarang: Karya Toha Putra.

Santrock, J. W. (1995). Child Development, Eleventh Edition. (Rahmawati, & Kuswanti, Penerj.) Jakarta: Erlangga.

Satori, & Komariah. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Soekarno, & Supardi, A. (2001). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Isl m.

Bandung: Angkasa.

Subagyo, A. (1999). Studi Kelayakan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.


(6)

Sugiyono. 2005. Memahami penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya Syafa’at, A., Sahrani, S., & Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Isl m. Jakarta:

Rajawali Pers.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al Quran. Bandung: CV Alfabeta.

Syahidin, & dkk. (2009). Moral dan Kognisi Isl m. Bandung: CV Alfabeta. Syarifudin, (2006). Landasan Pendidikan . Bandung: UPI Press.

Thaha, I. (1997). Dakwah dan Politik Dai Berjuta Umat. Bandung: Mizan. Turisqoh, F. (2013, April 2). Peranan Orang Tua Terhadap Akhlak Anak

dalam Perspektif Pendidikan Islam

. Dipetik Mei 13, 2013, dari http://www.proposalskripsi.com

Ulwan, A. N. (2007). Tarbiyatul aulad fil Isl m. (J. Miri, Penerj.) Jakarta: Pustaka Amani.

UPI. (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Yusuf, S. (2006). Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Zainuddin Mz. (2013). Kumpulan Ceramah K.H. Zainuddin MZ. Dipetik Desember 20, 2013, dari http://www. 4shared.com

Zainuddin Mz. (Composer). (2000). Kebersamaan. t.k: E. International. Zainuddin Mz. (Composer). (2005). Nada dan Dakwah. t.k: Bola Dunia. Zuhairini. (2008). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Bumi Aksara