MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK: Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A Pos PAUD Miana V Kota Bandung Tahun Pelajaran 2015-2016.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A Pos PAUD Miana V Kota Bandung
Tahun Pelajaran 2015-2016)
Skripsi
Diajukan yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
Sarah Nandya Mutiara 1104638
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
(2)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A Pos PAUD Miana V Kota Bandung Tahun
Pelajaran 2015-2016)
Oleh
Sarah Nandya Mutiara 1104638
Skripsi yang diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Pendidikan
© Sarah Nandya Mutiara Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Skripsi Ini Tidak Boleh di Perbanyak Seluruhnya atau Sebagian, Dengan Dicetak Ulang, Difoto Copy, atau Cara Lain Tandapa Ijin Dari Penulis
(3)
LEMBAR PENGESAHAN SARAH NANDYA MUTIARA
1104638
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A Pos PAUD Miana V PKK RW 02 KPAD
Gegerkalong Jln terusan Pak Gatot no.81s Bandung Tahun Pelajaran 2015-2016)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I
Dr. Euis Kurniati. M.Pd NIP. 19770611 2001122002
Pembimbing II
I.Gusti Komang Arya Prastya, M.Hum NIP. 19770312 2008121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pedagogik
Departemen Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Badru Zaman,M.Pd NIP. 19740806 200112 1 002
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
(4)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok A Pos PAUD Miana V Kota Bandung
Tahun Pelajaran 2015-2016) Sarah Nandya Mutiara
(1104638)
ABSTRAK
Penelitian ini di lakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada anak Pos PAUD Miana V yaitu rendahnya kemampuan motorik halus anak, menciptakan sesuai dengan berbagai media, mencipta 2 bentuk dari balok, menyusun menara kubus minimal 8. Tindak lanjut dari permasalahan tersebut perlu adanya perbaikan pembelajaran. Peneliti merancang penelitian melalui permainan lego block untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui profil kemampuan motorik halus anak sebelum diterapkan permainan lego block, mengetahui bagaimana penerapan permainan lego block, dan mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A sesudah diterapkan permainan lego block di Pos PAUD Miana V. Metode penelitian yang di gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek pada penelitian ini adalah anak kelompok A Pos PAUD Mianan V berjumlah 8 anak. Kondisi akhir kemampuan motorik halus menunjukan terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos PAUD Mianan V setelah diterapkan permainan lego block. Peningkatan kemampuan terlihat dari semakin banyaknya anak yang sudah mencapai tahap mulai berkembang (MB) dan berkembang sesuai harapan (BSH). Berdasarkan hasil penelitian permainan lego block dapat di gunakan sebagai metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK.
(5)
IMPROVING CHILDREN’S FINE MOTOR SKILLS
THROUGH LEGO BLOCK GAMES
(Classroom Research Action to Children of Group A PAUD1 Post Miana V, Bandung City, Academic Year 2015-2016)
Sarah Nandya Mutiara (1104638)
ABSTRACT
The research was conducted based on the problems found among children of Early Childhood Education (Indonesian, and henceforth, PAUD) Post Miana V, namely the low fine motor skills, especially in creating objects according to various media, creating two forms from blocks, and building a tower of a minimum of 8 (eight) cubes. In response to these problems, improvements in instruction are required. In this research, the researcher designed Lego block
games to improve group A students’ fine motor skills. The research aims to find about the
profile of children’s fine motor skills before the implementation of Lego block games, the
implementation of Lego block games, and the improvement of group A students’ fine motor skills after the implementation of Lego block games in PAUD Post Miana V. It adopted classroom action research method. The subjects were 8 (eight) children of group A PAUD Post Miana V. The findings show that after the implementation of Lego block games, there were significant improvements in the fine motor skills of group A students of PAUD Post Miana V. The improvements were most observable in the increasing number of children who reached the stages of beginning to develop and developing according to expectation. Based on these results, Lego block games can be used as an effective learning method to improve
kindergarten children’s fine motor skills.
(6)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... IX DAFTAR GAMBAR ... XI DAFTAR DIAGRAM ... XII DAFTAR LAMPIRAN ... XIII BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 5
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
A. Konsep Perkembangan Motorik ... 9
1. Pengertian Kemampuan Motorik ... 9
2. Lingkup Perkembangan Motorik ... 9
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembanga Motorik ... 10
B. Konsep Perkembangan Motorik Halus ... 10
1. Pengertyian Motorik Halus ... 10
2. Tujuan Pengembangan Motorik Halus... 12
(7)
4. Konsep Dasar Pekembangan Motorik Halus ... 14
5. Prinsip-prinsip Perkembangan Motorik Halus ... 15
C. Bermain ... 17
1. Definisi Bermain ... 17
2. Fungsi Bermain ... 18
3. Manfaat Bermain ... 19
4. Prinsip-perinsip Bermain ... 20
5. Kategori Bermain ... 21
D. Lego Block ... 23
1. Definisi Lego Block ... 23
2. Manfaat Lego Block ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26
B. Metode dan Desai Penelitian ... 26
C. Penjelasan Istilah ... 29
D. Instrumen Penelitian... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Temuan ... 41
1. Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Pos PAUD Mianan V pada Observasi Awal ... 41
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Penerapan Permainan Lego Blok Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Di Pos PAUD Mianan V ... 42
3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Pos PAUD Mianan V Setelah Diberikan Permainan Lego Blok 75 B. Pembahasan ... 77
1. Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Sebelum Diberikan Permainan Lego Block ... 77
(8)
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Permainan Lego Block Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Anak Di Kelompok A Pos PAUD Minana V ... 79
3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Pos PAUD Miana V Setelah Diberikan Permainan Lego Block 81 BAB V PENUTUP ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Rekomendasi ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... xiv
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan ... 13
Tabel 3.1 Data Peserta Didik Pos Paud Miana V... 26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi ... 30
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Permainan Lego Block... 31
Tabel 3.4 Format Pedoman Observasi ... 33
Tabel 3.5 Format Pedoman Observasi ... 34
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara ... 36
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara ... 36
Tabel 3.8 Format Catatan Lapangan ... 37
Tabel 4.1 Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Pos Paud Miana V Pada Observasi Awal ... 41
Tabel 4.2 Hasil Karya Anak Melalui Permainan Lego Block Berdasarkan Warna Dan Bentuk ... 42
Tabel 4.3 Siklus I Tindakan I ... 50
Tabel 4.4 Mencipta 1-2 Bentuk Mengunakan Lego Block ... 56
Tabel 4.5 Siklus I Tindakan Ii ... 59
Tabel 4.6 Hasil Karya Anak ... 64
Tabel 4.7 Siklus Ii Tindakan I ... 67
Tabel 4.8 Hasil Karya Anak Mencipra Bentuk ... 72
Tabel 4.9 Siklus Ii Tindakan Ii ... 74
Tabel 4.10 Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego Block... 76
(10)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kemampuan Motorik Halus Anak pada Observasi Awal ... 42 Diagram 4.2 Kemampuan Motorik Halus Melalui Permainan Lego Block
Awal Siklis I ... 51 Diagram 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego
Block Pada Akhir Siklus I ... 60 Diagram 4.4 Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego
Block Pada Awal Siklus II... 68 Diagram 4.5 Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego
Block Pada Akhir Siklus II ... 75 Diagram 4.6 Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 27
Gambar 4.1 Anak Menyusun Lego Block Berdasarkan Bentuk dan Warna .... 47
Gambar 4.2 Anak Menyusun Lego Block Kearah Atas ... 47
Gambar 4.3 Anak Membuat 1-2 Bentuk Mengunakan Lego Block ... 48
Gambar 4.4 Guru memperkenalkan lego block... 55
Gambar 4.5 Anak merapihkan Lego Block ... 56
(12)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Pos PAUD Miana V kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelompok A tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 8 anak, yang terdiri dari 3 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Adapun alasan penelitian dilakukan di Pos PAUD Miana V karena dapat memberikan alternatif kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak kelompok A dalam menerapkan pembelajaran melalui permainan lego block.
Tabel 3.1
Data Peserta Didik Pos PAUD Miana V
NO NAMA Jenis Kelamin
1 AF Perempuan
2 AN Perempuan
3 FD Laki-laki
4 FT Laki-laki
5 NN Perempuan
6 SY Perempuan
7 YA Laki-laki
8 YS Perempuan
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang akan di lakukan secara kolaboratif. Penelitian secara Kolaboratif ini dilaksanakan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan guru adapun kolaborasi yang di lakukan adalah bentuk kerjasama antara peneliti dengan guru kelas kelompok A dalam merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas menurut Mulyasa (2012, hlm.11)
“bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan
belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbinga dan arahan guru, dengan
(13)
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah “model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart” (dalam Arikunto, 2010, hlm. 137). Pelaksanakaan penelitian ini terjadi dalam beberapa siklus yang saling berkaitan dengan setiap tahapanya yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting) kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan pada siklus selanjutnya. Secara fisual tahapan dalam setiap siklus dapat digambarkan seperti di bawah ini.
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010, hlm. 137)
Berdasarkan desain yang digambarkan di atas, tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan permainan lego block untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di paparkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan ini sering dikenal sebagai planning. Pada tahapan ini peneliti merancang kegiatan pembelajaran sebagai pedoman untuk memberikan tindakan terhadap permasalahan yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
Perencanaan I
SIKLUS I
Pelaksanaan I
Refleksi I
Observasi I
Perencanaan II
Pelaksanaan II
SIKLUS II
Refleksi II
Observasi II
(14)
permainan lego block. Peneliti dan guru berkolaborasi membuat sekenario pembelajaran, kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak, menetapkan indikator keberhasilan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan permainan lego block, menentukan media dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, serta merancang bentuk tugas evaluasi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak mengunakan permainan lego block.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahapan ini yaitu melaksanakan rencana yang sudah direncanakan sebelumnya. Guru memberikan pembelajaran dengangn menggunakan media lego block yang sudah dirancang sesuai dengan materi pebelajaran, penggunaan permainan lego block untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
3. Pengamatan (Observasi)
Kegiataan observasi atau pengamatan dilakukan peneliti selama proses tindakan berlangsung, observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak dari tindakan yang diberikan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang dampak permainan lego block terhadap kemampuan motorik halus anak sehingga diperoleh data dari hasil tindakan yang diberikan dalam setiap siklus. Data tersebut dapat digunakan untuk merancang dan sekaligus sebagai bahan refleksi pada siklus selanjutnya.
4. Refleksi
Refleksi merupakan suatu rujukan yang digunakan untuk mengkaji apa yang telah dilakukan. Menurut Wardani (2006, hlm. 2.32) menyatakan bahwa tahapan refleksi merupakan tahapan penting yang merupakan kegiatan analisis yang dilakukan untuk merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang munculnya sesuai dengan harpkan atau tidak. Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas untuk mendiskusikan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Refleksi dilakukan pada setiap siklus dimulai dari siklus I sampai pada siklus yang menunjukan bahwa tujuan yang diharapkan telah tercapai. Melalui hasil refleksi inilah peneliti akan menentukan keputusan untuk menentukan siklus lanjutan ataupun tidak. Karena permasalahan tarkait dengan meningkatan kemampuan motorik halus anak melalui permainan lego block dirasa cukup terpecahkan.
(15)
C. Penjelasan Istilah
1. Kemampuan Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah pengoorganisasian pengunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan kemampuan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dengan objek (Sumantri, 2005, hlm.143). dengan dimensi kemampuan jari jemari, kecermatan dan koordinasi mata dan tangan dengan indikator menyusun kepingan lego block.
2. Permainan Lego Block
Menurut Latif, Zukhairina, Zubaidah, dan Afandi (2013) lego block merupakan salah satu bentuk alat permainan pembangunan dan alat main pembangunan berfungsi untuk mengembangkan aspek sosial emosional dalam hubungan dengan teman sebaya, meningkatkan bahasa dalam kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kekuatan dan koordinasi motorik halusdan kasar serta dapat meningkatkan perkembangan aspek kognitif seperti mengenal konsep, bentuk, pengetahuan, dan pemetaan. Lego block yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat main pembangunan yang terbuat dari pelastik dengan berbagai warna dan ukuran. Cara memainkan lego block yaitu anak membentuk mengunakan lego block menghubungkan kepingan lego block dengan cara ditekan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010, hlm. 203) menyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agara pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cemat, lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, pedoman wawancara, dan pedoman pengamatan.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui pengaruh perkembangan kemampuan mtorik halus anak sebelum dan susudah diberikan tindakan, maka diperlukan sebuah istrumen penelitian yang tepat agar permasalahan yang diteliti dapat terefleksikan dengan baik. adapun kisi-kisi instrumen yang disusun oleh peneliti sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun.
(16)
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego Block
NO Variabel Dimensi Indikator
Teknik Pengumpulan
Data
1 Kemampuan Motorik Halus Kemampuan mengkoordinasikan mata dengan tangan.
a. Anak dapat memisah-misahkan lego block sesuai bentuk dan warna
b. Anak dapat menyusun 10 lego block kearah atas
c. Anak dapat menyusun 10 lego block ke arah samping
d. Anak dapat mencipta 1-2 bentuk bangunan menggunakan lego block
e. Anak dapat mencipta 3-5 bentuk bangunan menggunakan lego block
f. Anak dapat
menceritakan hasil karyanya lego block
Observasi Dokumentasi Catatan lapangan
Sumber : kurikulum taman kanak-kanak pedoman pengembangan program pembelajaran di taman kanak-kanak. Kemendiknas Dirjen Manejemen Pendidikan Dasar dan Menengah 2010
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Permainan Lego Black
Variabel Sub Variabel
Sub indikator Indikator
Teknik Pengumpula n Data Bermain lego block Perencanaan Pembelajara n a. Komponen-komponen pembelajaran b. Perencanaan pembelajaran
1. Guru menyusun tujuan
pembelajaran 2. Guru menyusun
materi
pembelajaran 3. Guru menyusun
metode pembelajaran 4. Guru media
pembelajaran 5. Guru menyusun
(17)
evaluasi pembelajaran 1) Catatan
penilaian anak 2) Buku kegiatan
anak
1. Guru menyusun Kurikulum yang digunakan 2. Guru menyusun
program semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), dan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Pelaksanaan pembelajaran dengan bermain lego block
a. Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Penutup 1. Menyiapkan media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran bermain lego block 2. Menginformasikan tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan anak
3. Meyiapkan anak dalam kegiatan pembelajaran bermain lego block 1. Memberikan informasi mengenai permainan lego block 2. Mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan bermain lego block. 3. Guru mengamati
anak dalam kegiatan
(18)
pembelajaran bermain lego block
1. Mengevaluasi kegiatan yang telah di lakukan
E. Taknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat di lakukan dalam berbagai setitng, sumber, dan dengan berbagai cara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui empat teknik yaitu observasi (pengamatan), wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Secara rinci penjelasan dari empat teknik tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk melakukan penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung dan sistematis, menurut Sukmadinata (2010, hlm. 220) menyatakan Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut dapat berkenaan dengan cara guru mengajar dan siswa belajar. Observasi pada penelitian ini dilakukan sebelum diberikan tindakan, selama tindakan, dan setelah tindakan.
a. Sebelum diberikan tindakan
Observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak dan aktivitas pembelajaran yang diberikan guru untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak sebelum diterampkan permainan lego block.
b. Selama tindakan
Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran mengunakan permainan lego block.
c. Setelah tindakan
Observasi dilakukan untuk mengtahui kemampuan motorik halus anak setelah diberikan permainan lego block.
(19)
Tabel 3.4
Format Pedoman Observasi
Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego Block
Nama :
Klompok :
NO Kemampuan Motorik Halus Anak Penilaian
BB MB BSH
1 Anak dapat memisah-misahkan lego block sesuai bentuk dan warna
2 Anak dapat menyusun 10 lego block kearah atas 3 Anak dapat menyusun 10 lego block ke arah samping 4 Anak dapat mencipta 1-2 bentuk bangunan
menggunakan lego block
5 Anak dapat mencipta 2-5 bentuk bangunan menggunakan lego block
6 Anak dapat menceritakan hasil karyanya lego block
Keterangan :
BB : Belum Berkembang (Anak tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran walau dengan bantuan guru) skor 1
MB : Mulai Berkembang (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan bantuan guru) skor 2
BSH : Berkembang Sesuai Harapan (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa bantuan guru) skor 3
Tabel 3.5
Format Pedoman Observasi
Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego Block
Pedoman Observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran melalui kegiatan bermain lego block di kelompok A PAUD Miana V.
Hari :
Tanggal :
Dimensi Kategori Kegiatan Pengamatan Keterangan
YA TIDAK
Perencanaan Kegiatan
1. Guru menyusun tujuan pembelajaran
2. Guru menyusun materi pembelajaran
3. Guru menyusun metode
(20)
4. Guru media pembelajaran 5. Guru menyusun evaluasi
pembelajaran
6. Guru menyusun Kurikulum
yang digunakan
7. Guru menyusun program
semester, Rencanan
Kegiatan Mingguan (RKM) , dan rencana Kegiatan Harian (RKH)
Pelaksanaan Pembelajaran dengan
bermain lego
block
Pendahuluan.
1. Guru menyiapkan media
yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran bermain lego block
2. Guru menginformasikan
tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan anak
3. Guru meyiapkan anak dalam
kegiatan pembelajaran bermain lego block Kegiatan Inti
1. Guru memberikan informasi
mengenai permainan lego
block
2. Guru mengarahkan anak
untuk mengikuti kegiatan bermain lego block.
3. Guru mengamati anak dalam
kegiatan pembelajaran bermain lego block Penutup.
1. Guru mengevaluasi kegiatan yang telah di lakukan 2. Wawancara
Menurut Asrori (2007, hlm. 110) Wawancara adalah salah satu cara pemantauan peneliti dan penggalian data yang diperoleh melalui ungkapan secara lisan oleh sumber yang terkait. Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi secara jelas tentang kemampuan motorik halus anak sebelum diberikan perlakuan, proses pelaksanaan kegiatan bermain lego block dan dampak
(21)
dari tindakan melalui permainan lego block terhadap kemampuan motorik halus anak. dalam penelitian tindakan kelas ini wawancara akan dilakukan kepada guru untuk mengetahui sejauh mana kemampuan motorik halus kelompok A Pos PAUD Miana V. Berikut ini merupkan instrumen pedoman wawancara.
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara
Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Pos PAUD Miana V
Tabel 3.7 Pedoman Wawanc ara Kemamp uan Motorik Halus Anak Melalui Permaina n Lego Block di Pos PAUD Miana V Sesudah Tindakan
NO Pertanyaan Jawaban
1 Bagaiman kemampuan motorik halus anak kelompok A pada saat ini ?
2 Bagaimana cara guru menstimulasi kemampuan motorik halus anak kelompok A?
3 Metode apa saja yang digunakan oleh guru dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak kelompok A ?
4 Apakah guru pernah menerapkan permainan lego block dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak ?
5 Kendala apa saja yang di temukan guru dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak ?
6 Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Pos PAUD Miana V?
NO Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana pendapat guru mengenai permainan lego block yang erat kaitanya dengan perkembangan kemampuan motorik halus anak?
2 Apa saja kendala yang di hadapi oleh guru dalam proses menstimulasi kemampuan motorik halus melalui kegiatan bermain lego block ?
3 Bagaimana evaluasi hasil belajar motorik halus setelah menggunakan kegiatan bermain lego block ?
4 Bagaimana kemampuan motorik halus anak kelompok A setelah distimulasi
(22)
3. C atatan Lapanga n
Catatan lapangan adalah kegiatan untuk mencacat hasil temuan atau kejadian penting selamam proses pembelajaran seperti: berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah, semuanya dicacatan dalam catatan lapangan (Wiriatmadja, 2008). Dalam penelitian ini catatan lapangan bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang terjadi selama proses kegiatan bermain lego block dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos PAUD Miana V. Catatan lapangan berisikan seluruh aktifitas yang di tampilkan peserta didik ketika melakukan kegiatan bermain lego block dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus.
Tabel 3.8
Format Catatan Lapangan
Tempat Penelitian : Tanggal penelitian : Kegiatan yang di observasi : Siklus
Hasil catatan lapangan 4. Dokumentasi
Dokumntasi digunakan sebagai bukti nyata adanya aktivitas pembelajaran dalam menerapkan permainan lego block untuk meningkatan kemampuan motorik halus anak, selain itu dokumentasi dijadikan sebagai data pelengkap. Menurut Sukmadinata (2013, hlm. 221) dokumentasi dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang di capai anak. Dokumentasi dilakukan terhadap data-data yang dapat menunjang penelitian.
G. Teknik Analisis Data
melalui kegiatan bermain lego block ? 5 Bagaimana saran guru mengenai kegiatan
permain lego block dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak ?
(23)
Menurut Sugiono (2013, hlm. 335) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis, data yang di peroleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan kedalam kategori, menjarkan kedalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari dan, membuat kesimpulan sehinga mudah di pahami. Menurut Suyadi (2010, hlm. 131) dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat 2 jenis data yang dapat di kumpulkan peneliti yaitu:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat di analisis secara deskriptif, dalam hal ini peneliti mengunakan analisi statistikdeskriptif. Misalnya mencari nilai rata, persentasi, keberhasilan belajar, dll.
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang siswa, tentang tingkat pemahaman terhadap kegiatan pembelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode pembelajaran baru, ekspresi siswa saat kegiatan, aktifitasi siswa dalam mengikuti kegiatan, perhatia siswa, antusias, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapat di analisis secara kuantitatif.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisi interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Menurut Matthew Miles dan Michael Huberman (dalam Hopkins, 2011, hlm. 237) mendeskripsikan model interaktif analisis data sebagai berikut:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses menseleksi data mentah yang muncul dalam catatan-catatan lapangan tertulis dan merangkumnya sesuai dengan fokus masalah. Keseluruhan rangkuman data hasil observasi mengenaik permainan lego block untuk peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos PAUD Miana V. Dalam penelitian ini proses reduksi dirangkum dalam tiga kategori penilaian yaitu:
1. BB : Belum Berkembang (Anak tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran walau dengan bantuan guru). Skor 1
2. MB : Mulai Berkembang (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan bantuan guru). Sekor 2
3. BSH : Berkembang Sesuai Harapan (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa bantuan guru). Sekor 3
(24)
Data-data yang telah direduksi kemudian akan disajikan atau di tampilkan. Tampilan data bertujuan sebagai penghimpunan informasi secara terorganisir yang memungkinkan kita menarik kesimpulan dan melaksanakan tindakan lebih lanjut.
Melihat tampilan-tampilan data membantu kita untuk memahami apa yang terjadi dan melaksanakan suatu analisis atau tindakan lebih lanjut yang didasarkan pada pemahaman tersebut. Data deskripsi dalam penelitian ini akan di paparkan melalui: 1) Siklus-siklus penelitian. Data dalam deskripsi ini di sajikan secara konstekstual
sesuai dengan siklus-siklus yang di lakukan. dengan demikian dalam penelitian ini di rinci data keseluruhan, setiap siklus dan tahap di sajikan dalam tabel dan grafik guna memudahkan dalam mengevaluasi setiap tahapan.
2) Tabel, diagram dan grafik sangat baik digunakan untuk menyajikan data hasil observasi sehinga refleksi dapat di lakukan dengan mudah
3) Untuk memperoleh hasil otentik maka penelitian ini di sertai dengan foto. c. Mengambil kesimpulan (verivikasi)
Setelah peneliti melakukan reduksi data dan display data, analisis selanjutnya yaitu mengabil kesimpulan mengnai pengaruh tindakan kegiatan bermain lego block dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang terkait pada akhir siklus satu kesimpulan yang sudah direvisi pada akhir siklus dua dan seterusnya kesimpulan terakhir pada akhir siklus.
Untuk memperjelas peningkatan kemampuan motorik halus dalam kegiatan bermain lego block yang dikuasi peserta didik di Pos PAUD Miana V sebelum dan sesudah penelitian tindakan kelas, dalam menganalisis data yang telah di kumpulkan digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan P :Persentase K : Jumlah Kategori
N : jumlah item x jumlah anak K
P = ______ X 100% N
(25)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui permainan lego blok di Kelompok A Pos PAUD Miana V kota Bandung, secara umum menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak meningkat signifikan melalui kegiatan permainan lego block, selanjutnya dapat disimpulkan:
1. Profil kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos PAUD Miana V Tahun ajaran 2015-2016 sebelum diberikan tindakan menunjukan bahwa secara umum rata-rata kemampuan motorik halus anak kelompok A masih dalam kategori belum berkembang. Hal ini di sebabkan oleh pemilihan metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang kurang menyenangkan dan kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk melatih kemampuan motorik halusnya.
2. Pelaksanaan kegiatan permainan lego block sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak, kegiatan dilakuakn dalam dua siklua. Pelaksanaan siklus I anak masih mengalami kesulita saat kegiatan bermain lego block, bentuk lego block yang dibuat anak terjatuh terus menerus dan hanjur, susunan lego block yang dibuat tidak tersabung satu sama lain karena saat membentuk anak kurang menekan lego block. Pelaksaan siklus II anak semakin baik saat melakukan kegiatan bermain lego block karena bentuk yang dibuat anak semakin kokoh dan tidak terjatuh. Permainan lego block dimainkan dengan cara anak mengambil lego block, memegang lego block dan menggengam lego block kemudian membentuk dengan cara menekan lego block dan mencabut lego block yang telah di susun. Kegiatan ini di lakukan untuk melatih kekuatan jari jemari anak dan koordinasi mata dan tangan anak.
3. Peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah diberikan tindakan melalui permainan lego block menunjukan hasil rata-rata kemampuan motorik halus anak meningkat cukup signifikan peningkatan kemampuan terlihat dari semakin banyaknya anak yang sudah mencapai tahap mulai betrkembang (MB) dan berkembang sesuai harapan (BSH). Dapat disimpulkan bahwa permainan lego block dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos PAUD Miana V.
(26)
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan saat penelitian, terdapat beberapa rekomendasi dengan harapan dapat di jadikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan dunia pendidikan anak usia dini. Adapun rekomendasi ini dii tujukan untuk:
1. Bagi Guru
Hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak dengan media untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 2. Bagi Sekolah
a. Melaksanakan parenting memberikan pemahaman kepada orang tua tentang kemampuan motorik halus anak tidak terbatas pada kemampuan anak untuk menulis.
b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan ataupun pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan sebagai pendidik anak usia dini. c. Sekolah hendaknya memfasilitasi pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak dengan menyedikan media pembelajaran, menyusun program yang lebih baik dan variatif serta menyenangkan bagi anak.
d. Penerapan bermain lego block dapat di terapkan di sekeloah sebagai salah satu cara untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halus untuk anak.
3. Bagi Para Peneliti Berikutnya
Peneliti diharapkan agar dapat mengangkat permasalahan lain dengan mengunakan permain lego block sehinga dapat memberikan temuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran di TK. Hasil penelitian ini di harapkan menjadi perbandingan sekaligus landasan bagi peneliti berikutnya baik berhubungan dengan kemampuan motorik halus.
(1)
dari tindakan melalui permainan lego block terhadap kemampuan motorik halus anak. dalam penelitian tindakan kelas ini wawancara akan dilakukan kepada guru untuk mengetahui sejauh mana kemampuan motorik halus kelompok A Pos PAUD Miana V. Berikut ini merupkan instrumen pedoman wawancara.
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara
Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Pos PAUD Miana V
Tabel 3.7 Pedoman Wawanc ara Kemamp uan Motorik Halus Anak Melalui Permaina n Lego Block di Pos PAUD Miana V Sesudah Tindakan
NO Pertanyaan Jawaban
1 Bagaiman kemampuan motorik halus anak kelompok A pada saat ini ?
2 Bagaimana cara guru menstimulasi kemampuan motorik halus anak kelompok A?
3 Metode apa saja yang digunakan oleh guru dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak kelompok A ?
4 Apakah guru pernah menerapkan
permainan lego block dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak ?
5 Kendala apa saja yang di temukan guru dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak ?
6 Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Pos PAUD Miana V?
NO Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana pendapat guru mengenai permainan lego block yang erat kaitanya dengan perkembangan kemampuan motorik halus anak?
2 Apa saja kendala yang di hadapi oleh guru dalam proses menstimulasi kemampuan motorik halus melalui kegiatan bermain
lego block ?
3 Bagaimana evaluasi hasil belajar motorik halus setelah menggunakan kegiatan bermain lego block ?
4 Bagaimana kemampuan motorik halus anak kelompok A setelah distimulasi
(2)
3. C atatan Lapanga n
Catatan lapangan adalah kegiatan untuk mencacat hasil temuan atau kejadian penting selamam proses pembelajaran seperti: berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah, semuanya dicacatan dalam catatan lapangan (Wiriatmadja, 2008). Dalam penelitian ini catatan lapangan bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang terjadi selama proses kegiatan bermain
lego block dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos
PAUD Miana V. Catatan lapangan berisikan seluruh aktifitas yang di tampilkan peserta didik ketika melakukan kegiatan bermain lego block dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus.
Tabel 3.8
Format Catatan Lapangan Tempat Penelitian :
Tanggal penelitian : Kegiatan yang di observasi : Siklus
Hasil catatan lapangan 4. Dokumentasi
Dokumntasi digunakan sebagai bukti nyata adanya aktivitas pembelajaran dalam menerapkan permainan lego block untuk meningkatan kemampuan motorik halus anak, selain itu dokumentasi dijadikan sebagai data pelengkap. Menurut Sukmadinata (2013, hlm. 221) dokumentasi dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang di capai anak. Dokumentasi dilakukan terhadap data-data yang dapat menunjang penelitian.
G. Teknik Analisis Data
melalui kegiatan bermain lego block ? 5 Bagaimana saran guru mengenai kegiatan
permain lego block dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak ?
(3)
Menurut Sugiono (2013, hlm. 335) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis, data yang di peroleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan kedalam kategori, menjarkan kedalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari dan, membuat kesimpulan sehinga mudah di pahami. Menurut Suyadi (2010, hlm. 131) dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat 2 jenis data yang dapat di kumpulkan peneliti yaitu:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat di analisis secara deskriptif, dalam hal ini peneliti mengunakan analisi statistikdeskriptif. Misalnya mencari nilai rata, persentasi, keberhasilan belajar, dll.
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang siswa, tentang tingkat pemahaman terhadap kegiatan pembelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode pembelajaran baru, ekspresi siswa saat kegiatan, aktifitasi siswa dalam mengikuti kegiatan, perhatia siswa, antusias, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapat di analisis secara kuantitatif.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisi interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Menurut Matthew Miles dan Michael Huberman (dalam Hopkins, 2011, hlm. 237) mendeskripsikan model interaktif analisis data sebagai berikut:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses menseleksi data mentah yang muncul dalam catatan-catatan lapangan tertulis dan merangkumnya sesuai dengan fokus masalah. Keseluruhan rangkuman data hasil observasi mengenaik permainan lego block untuk peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos PAUD Miana V. Dalam penelitian ini proses reduksi dirangkum dalam tiga kategori penilaian yaitu:
1. BB : Belum Berkembang (Anak tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran walau dengan bantuan guru). Skor 1
2. MB : Mulai Berkembang (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan bantuan guru). Sekor 2
3. BSH : Berkembang Sesuai Harapan (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa bantuan guru). Sekor 3
(4)
Data-data yang telah direduksi kemudian akan disajikan atau di tampilkan. Tampilan data bertujuan sebagai penghimpunan informasi secara terorganisir yang memungkinkan kita menarik kesimpulan dan melaksanakan tindakan lebih lanjut.
Melihat tampilan-tampilan data membantu kita untuk memahami apa yang terjadi dan melaksanakan suatu analisis atau tindakan lebih lanjut yang didasarkan pada pemahaman tersebut. Data deskripsi dalam penelitian ini akan di paparkan melalui: 1) Siklus-siklus penelitian. Data dalam deskripsi ini di sajikan secara konstekstual
sesuai dengan siklus-siklus yang di lakukan. dengan demikian dalam penelitian ini di rinci data keseluruhan, setiap siklus dan tahap di sajikan dalam tabel dan grafik guna memudahkan dalam mengevaluasi setiap tahapan.
2) Tabel, diagram dan grafik sangat baik digunakan untuk menyajikan data hasil observasi sehinga refleksi dapat di lakukan dengan mudah
3) Untuk memperoleh hasil otentik maka penelitian ini di sertai dengan foto. c. Mengambil kesimpulan (verivikasi)
Setelah peneliti melakukan reduksi data dan display data, analisis selanjutnya yaitu mengabil kesimpulan mengnai pengaruh tindakan kegiatan bermain lego block dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang terkait pada akhir siklus satu kesimpulan yang sudah direvisi pada akhir siklus dua dan seterusnya kesimpulan terakhir pada akhir siklus.
Untuk memperjelas peningkatan kemampuan motorik halus dalam kegiatan bermain lego block yang dikuasi peserta didik di Pos PAUD Miana V sebelum dan sesudah penelitian tindakan kelas, dalam menganalisis data yang telah di kumpulkan digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan P :Persentase K : Jumlah Kategori
N : jumlah item x jumlah anak K
P = ______ X 100% N
(5)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui permainan lego blok di Kelompok A Pos PAUD Miana V kota Bandung, secara umum menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak meningkat signifikan melalui kegiatan permainan lego block, selanjutnya dapat disimpulkan:
1. Profil kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos PAUD Miana V Tahun ajaran 2015-2016 sebelum diberikan tindakan menunjukan bahwa secara umum rata-rata kemampuan motorik halus anak kelompok A masih dalam kategori belum berkembang. Hal ini di sebabkan oleh pemilihan metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang kurang menyenangkan dan kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk melatih kemampuan motorik halusnya.
2. Pelaksanaan kegiatan permainan lego block sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak, kegiatan dilakuakn dalam dua siklua. Pelaksanaan siklus I anak masih mengalami kesulita saat kegiatan bermain lego block, bentuk lego block yang dibuat anak terjatuh terus menerus dan hanjur, susunan lego
block yang dibuat tidak tersabung satu sama lain karena saat membentuk anak kurang
menekan lego block. Pelaksaan siklus II anak semakin baik saat melakukan kegiatan bermain lego block karena bentuk yang dibuat anak semakin kokoh dan tidak terjatuh. Permainan lego block dimainkan dengan cara anak mengambil lego block, memegang
lego block dan menggengam lego block kemudian membentuk dengan cara menekan lego block dan mencabut lego block yang telah di susun. Kegiatan ini di lakukan
untuk melatih kekuatan jari jemari anak dan koordinasi mata dan tangan anak.
3. Peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah diberikan tindakan melalui permainan lego block menunjukan hasil rata-rata kemampuan motorik halus anak meningkat cukup signifikan peningkatan kemampuan terlihat dari semakin banyaknya anak yang sudah mencapai tahap mulai betrkembang (MB) dan berkembang sesuai harapan (BSH). Dapat disimpulkan bahwa permainan lego block dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A Pos PAUD Miana V.
(6)
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan saat penelitian, terdapat beberapa rekomendasi dengan harapan dapat di jadikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan dunia pendidikan anak usia dini. Adapun rekomendasi ini dii tujukan untuk:
1. Bagi Guru
Hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak dengan media untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 2. Bagi Sekolah
a. Melaksanakan parenting memberikan pemahaman kepada orang tua tentang kemampuan motorik halus anak tidak terbatas pada kemampuan anak untuk menulis.
b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan ataupun pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan sebagai pendidik anak usia dini. c. Sekolah hendaknya memfasilitasi pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak dengan menyedikan media pembelajaran, menyusun program yang lebih baik dan variatif serta menyenangkan bagi anak.
d. Penerapan bermain lego block dapat di terapkan di sekeloah sebagai salah satu cara untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halus untuk anak.
3. Bagi Para Peneliti Berikutnya
Peneliti diharapkan agar dapat mengangkat permasalahan lain dengan mengunakan permain lego block sehinga dapat memberikan temuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran di TK. Hasil penelitian ini di harapkan menjadi perbandingan sekaligus landasan bagi peneliti berikutnya baik berhubungan dengan kemampuan motorik halus.