Sarah Nandya Mutiara, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Pos PAUD Miana V kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelompok A tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 8 anak,
yang terdiri dari 3 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Adapun alasan penelitian dilakukan di Pos PAUD Miana V karena dapat memberikan alternatif kegiatan
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak kelompok A dalam menerapkan pembelajaran melalui permainan lego block.
Tabel 3.1 Data Peserta Didik Pos PAUD Miana V
NO NAMA
Jenis Kelamin
1 AF
Perempuan 2
AN Perempuan
3 FD
Laki-laki 4
FT Laki-laki
5 NN
Perempuan 6
SY Perempuan
7 YA
Laki-laki 8
YS Perempuan
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas Classroom Action Research yang akan di lakukan secara kolaboratif. Penelitian secara
Kolaboratif ini dilaksanakan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan guru adapun kolaborasi yang di lakukan adalah bentuk kerjasama antara peneliti dengan guru kelas
kelompok A dalam merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran di dalam kelas. Penelitian tindakan
kelas menurut Mulyasa 2012, hlm.11 “bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan
belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan treatment yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama
dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbinga dan arahan guru, dengan
maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran”.
Sarah Nandya Mutiara, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah “model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
Taggart” dalam Arikunto, 2010, hlm. 137. Pelaksanakaan penelitian ini terjadi dalam beberapa siklus yang saling berkaitan dengan
setiap tahapanya yaitu perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observating, dan refleksi reflecting kemudian diikuti dengan adanya perencanaan
ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan pada siklus selanjutnya. Secara fisual tahapan dalam setiap siklus dapat digambarkan seperti di bawah
ini.
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto, 2010, hlm. 137 Berdasarkan desain yang digambarkan di atas, tahapan-tahapan pelaksanaan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan permainan lego block untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di paparkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan ini sering dikenal sebagai planning. Pada tahapan ini peneliti merancang kegiatan pembelajaran sebagai pedoman untuk memberikan tindakan
terhadap permasalahan yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
Perencanaan I
SIKLUS I
Pelaksanaan I Refleksi I
Observasi I Perencanaan II
Pelaksanaan II SIKLUS II
Refleksi II
Observasi II
dan Seterusnya
Sarah Nandya Mutiara, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
permainan lego block. Peneliti dan guru berkolaborasi membuat sekenario pembelajaran, kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak, menetapkan indikator keberhasilan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan permainan lego block, menentukan media dan
alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, serta merancang bentuk tugas evaluasi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus
anak mengunakan permainan lego block. 2.
Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pada tahapan ini yaitu melaksanakan rencana yang sudah direncanakan
sebelumnya. Guru memberikan pembelajaran dengangn menggunakan media lego block yang sudah dirancang sesuai dengan materi pebelajaran, penggunaan
permainan lego block untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 3.
Pengamatan Observasi Kegiataan observasi atau pengamatan dilakukan peneliti selama proses tindakan
berlangsung, observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak dari tindakan yang diberikan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap
secara objektif tentang dampak permainan lego block terhadap kemampuan motorik halus anak sehingga diperoleh data dari hasil tindakan yang diberikan dalam setiap
siklus. Data tersebut dapat digunakan untuk merancang dan sekaligus sebagai bahan refleksi pada siklus selanjutnya.
4. Refleksi
Refleksi merupakan suatu rujukan yang digunakan untuk mengkaji apa yang telah dilakukan. Menurut Wardani 2006, hlm. 2.32 menyatakan bahwa tahapan refleksi
merupakan tahapan penting yang merupakan kegiatan analisis yang dilakukan untuk merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang munculnya sesuai
dengan harpkan atau tidak. Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas untuk mendiskusikan hasil dari kegiatan yang telah
dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Refleksi dilakukan pada setiap siklus dimulai dari siklus I sampai pada siklus yang menunjukan bahwa
tujuan yang diharapkan telah tercapai. Melalui hasil refleksi inilah peneliti akan menentukan keputusan untuk menentukan siklus lanjutan ataupun tidak. Karena
permasalahan tarkait dengan meningkatan kemampuan motorik halus anak melalui permainan lego block dirasa cukup terpecahkan.
Sarah Nandya Mutiara, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN LEGO BLOCK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
C. Penjelasan Istilah