PENGGUNAAN MEDIA KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SLOGAN: penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VIII b di SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS SLOGAN

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Tri Sugiarti NIM 1000962

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Koran untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Slogan (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran

2013/2014)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014 Yang membuat pernyataan,

Tri Sugiarti NIM 1000962


(3)

TRI SUGIARTI

PENGGUNAAN MEDIA KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SLOGAN

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Dra. Novi Resmini, M.Pd. NIP 196711031993032003

Pembimbing II,

Sri Wiyanti, S.S., M.Hum. NIP 197803282006042001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... i

UCAPAN TERIMA KASIH...ii

ABSTRAK...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah... 5

1.3Rumusan Masalah... 6

1.4Tujuan Penelitian ... 6

1.5Manfaat Penelitian ... 7

1.6Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1Hakikat Media dalam Pembelajaran ... 9

2.2Klasifikasi Media Pembelajaran ... 12

2.3Pemilihan dan Penggunaan Koran Sebagai Media Pembelajaran ... 13

2.4Keterampilan Menulis ... 17

2.4.1 Pengertian Keterampilan Menulis ... 17

2.4.2 Tujuan Menulis ... 17

2.4.3 Keterampilan Menulis Slogan ... 18

2.5Penelitian Terdahulu ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1Lokasi dan Subjek Penelitian... 22


(6)

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.1.2 Subjek Penelitian ... 22

3.2Desain Penelitian ... 22

3.3Metode Penelitian ... 25

3.4Definisi Operasional ... 26

3.5Instrumen Penelitian ... 27

3.6Proses Pengembangan Instrumen ... 29

3.6.1 Pengujian Kredibilitas ... 29

3.6.2 Pengujian Transferability ... 29

3.6.3 Pengujian Depenability ... 29

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.7.1 Observasi ... 29

3.7.2 Angket/ Kuesioner ... 31

3.7.3 Wawancara ... 31

3.7.4 Dokumen ... 31

3.7.5 Tes ... 32

3.7.6 Catatan Lapangan ... 32

3.7.7 Jurnal Siswa ... 32

3.8 Analisis Data... 33

3.8.1 Tahap-Tahap Analisis Data ... 33

3.8.2 Teknik Analis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1Deskripsi Data Identifikasi Masalah... 35

4.2Deskripsi Data Tindakan Siklus I dalam Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran di Kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014 ... 37

4.2.1 Bentuk Rencana Tindakan Siklus I ... 37

4.2.2 Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 37

4.2.3 Observasi Tindakan Siklus I... 44

4.2.4 Refleksi Tindakan Siklus I ... 46


(7)

4.3Deskripsi Data Tindakan Siklus II dalam Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran di Kelas VIII B SMP

Pasundan 4 Bandung TahunAjaran 2013/ 2014 ... 56

4.3.1 Bentuk Rencana Tindakan Siklus II ... 56

4.3.2 Bentuk Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 57

4.3.3 Observasi Tindakan Siklus II ... 59

4.3.4 Refleksi Tindakan Siklus II ... 60

4.3.5 Hasil Tindakan Siklus II ... 63

4.4 Pembahasan ... 69

4.4.1 Bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran ... 69

4.4.2 Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran ... 74

4.4.3 Evaluasi Pembelajaran Menulis Slogan dengan Mengguna- kan Koran ... 76

4.4.3.1 Evaluasi Proses ... 76

4.4.3.2 Evaluasi Hasil ... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 80

5.2Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(8)

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(9)

PENGGUNAAN KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SLOGAN

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Tri Sugiarti

Novi Resmini, Sri Wiyanti

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia

[email protected] Abstrak

Penelitian ini dilakukan dilatarbelakangi dari keluhan guru mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai rendahnya kemampuan dan motivasi siswa dalam kompetensi dasar nomor 12.3 yaitu menulis slogan untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan pada siswa kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung dengan penggunaan koran sebagai media pembelajarannya. Adapun rumusan masalah penelitian yaitu: 1) bagaimanakah bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014; 2) bagaimanakah proses pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014; 3) bagaimanakah hasil pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas dengan mengadopsi desain/ rancangan proses dan kegiatan model Elliot dengan modifikasi (Hopkins, 1993 : 49). Berdasarkan data yang ditemukan, prosentase hasil kemampuan siswa pada tindakan siklus I didapatkan slogan hasil siswa dengan kualifikasi sangat baik (SB) berjumlah 79,72%, kualifikasi baik (B) berjumlah 17,56%, kualifikasi cukup berjumlah 10,81%, dan tidak ada satu pun slogan siswa yang masuk pada kualifikasi kurang atau berjumlah 0%. Sementara itu, di siklus II keterampilan siswa dalam menulis slogan telah mengalami peningkatan yang besar siswa yang masuk kualifikasi sangat baik (SB) mengalami peningkatan sebanyak 11,66% dan tidak ada siswa yang masuk pada kualifikasi kurang. Hal ini menunjukan, penggunaan koran sebagai media pada pembelajaran menulis slogan mampu meningkatkan keterampilan menulis slogan pada siswa kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung.

Kata-kata kunci: koran, menulis slogan, penelitian tindakan kelas

Abstract

This research was conducted against the backdrop of Bahasa Indonesia subject teachers’ complaints regarding the lack of ability and motivation of students in the


(10)

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

basic competencies number 12.3 namely writing slogans for various purposes with the choice of words and sentences that are varied, and persuasive. This research aims to improve skills in writing slogans of the eighth grade students in Pasundan 4 Bandung junior high school with using newspapers as a medium of learning. The research questions include: 1) the form of slogan writing by using newspapers lesson plan in class VIII B Pasundan 4 Bandung junior high school class of 2013/2014; 2)the learning process of slogan writing by using newspapers in in class VIII B Pasundan 4 Bandung junior high school class of 2013/2014; 3) the results of slogan writing by using newspapers lesson in class VIII B Pasundan 4 Bandung junior high school class of 2013/2014. The research method used was classroom action research by adopting Elliot’s design/ drafting process and activity models with modifications (Hopkins, 1993: 49).Based on the found data, it is obtained that the students' abilities result percentage in the action cycle 1 is in excellent qualifications (SB) which amounts to 79.72%, in good qualification (B) amounts to 17.56%, average qualification amounts to 10,81%, and none of the students’ slogans that are in less qualification or amount to 0%. Meanwhile, in the second cycle students' skills in writing slogans improved significantly. Students with excellent qualification (SB) had increased by 11.66% and there are no students who went in less qualification. This shows that the use of newspaper as a medium in slogan writing teaching can improve students’ slogan writing skills in class VIII B Pasundan 4 Bandung junior high school


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Menurut Djiwandono (2008, hlm. 8) bahwa kemampuan menulis adalah kemampuan untuk mengungkapkan diri melalui kata-kata dan kalimat yang disampaikan secara tertulis. Sementara itu, menurut Tarigan (2008, hlm. 3) keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi tanpa tatap muka dengan pihak lain. Dengan menulis, seseorang dapat menyampaikan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain tanpa tatap muka langsung atau seseorang dapat menghasilkan sebuah karya berupa tulisan yang bermanfaat bagi orang lain baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang walaupun dirinya sudah meninggal dunia. Ungkapan seorang

penulis, Helvy Tiana Rosa, “Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi.”

Keterampilan menulis tidak begitu saja dapat dimiliki oleh seseorang. Namun, perlu ada proses belajar karena menulis merupakan kegiatan yang sekaligus menuntut beberapa pengetahuan yaitu pengetahuan menyangkut isi tulisan, aspek-aspek kebahasaan, dan teknik penulisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Morsey (Tarigan, 2008) sebagai berikut.

Menulis dipergunakan untuk melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.

Seseorang bisa mendapatkan keterampilan menulis di sekolah karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah formal dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA) terdapat standar kompetensi yang bertujuan untuk menjadikan siswa terampil dalam menulis. Namun, kenyataannya masih banyak siswa yang kesulitan dalam menulis sehingga minat menulis pada siswa rendah. Hal ini dapat menjadi evaluasi


(12)

2

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

terhadap proses pembelajaran menulis di setiap jenjang pendidikan sehingga guru dan pihak yang terkait dapat mencari berbagai inovasi yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran menulis.

Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, siswa memiliki keharusan untuk belajar menulis berbagai jenis teks yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kurikulum kompetensi tingkat satuan pendidikan (KTSP). Salah satu jenis teks adalah slogan dan slogan merupakan jenis teks yang tercantum pada kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum berbasis KTSP tingkat sekolah menengah pertama (SMP)

kelas VIII semester 2 yaitu kompetensi dasar nomor 12.3 yaitu “Menulis

slogan untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang

bervariasi, serta persuasif.”

Slogan adalah suatu pesan yang berisi kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat (Martanti dan Supraptiwi, 2009, hlm. 186). Pesan yang disampaikan pada slogan memuat pemberitahuan dan informasi yang bertujuan sebagai penyemangat, peringatan, atau penyuluhan yang dapat dijadikan visi, misi, harapan, dan tujuan instansi, organisasi, atau lembaga tertentu sehingga kalimat yang digunakan harus persuasif, menarik, singkat, dan jelas. Menurut Yusni (2009, hlm. 9) slogan adalah motto atau frasa yang digunakan pada konteks politik, komersial, agama, dan lainnya sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan.

Di era sekarang ini, slogan marak digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, misalnya: perusahaan untuk mempromosikan produk dagangannya, pemerintahan untuk mengimbau masyarakat, komunitas dan

sebagainya. Beberapa contoh slogan produk dagangan, antara lain: “Apapun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro”, “Harian Kompas, Amanat Hati Nurani Rakyat”, “Orang Pintar, Minum Tolak Angin”. Dengan demikian,

slogan merupakan hasil karya keterampilan menulis yang bermanfaat bagi berbagai kalangan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki keterampilan menulis slogan untuk berbagai keperluan.


(13)

3

Di dunia pendidikan, slogan dinilai berperan penting untuk membangkitkan semangat siswa dalam kegiatannya di sekolah karena slogan memungkinkan dijadikan tindakan. Guru dapat menggunakan slogan sebagai pembangkit motivasi siswa agar terpacu giat belajar. Apalagi terdapat buku motivasi yang berjudul “Ubah Slogan Jadi Tindakan” yang menerangkan begitu berpengaruhnya slogan untuk kesuksesan seseorang. Selain itu, pesan-pesan yang disampaikan melalui slogan lebih mudah diingat siswa.

Kompetensi dasar menulis slogan di sekolah merupakan kompetensi yang tepat untuk diajarkan kepada siswa, mengingat slogan ini bermanfaat khususnya bagi siswa dan umumnya bagi masyarakat. Dalam pembelajaran di sekolah, untuk menghasilkan karya tulisan slogan, siswa diharapkan mampu menemukan ide, mampu menentukan diksi, dan mampu merangkai kata sehingga tercipta karya slogan untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif. Namun, kenyataannya banyak siswa yang mengalami kesulitan melakukan proses tersebut dan kurangnya motivasi dalam membuat slogan (Surtini, 2010, hlm. 3).

Apabila kesulitan dan kurangnya motivasi siswa dalam menulis slogan dibiarkan, keberadaan pembelajaran menulis slogan menjadi tidak bermakna bagi mereka. Selain itu, tujuan pembelajaran untuk mencetak siswa yang terampil membuat slogan tidak akan tercapai.

Penelitian mengenai menulis slogan telah dilakukan oleh Surtini (2012)

dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Slogan Melalui Metode

Picture and Picture pada Siswa Kelas VIII.” Dalam penelitian ini diterangkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis slogan masih tergolong rendah. Penelitian mengenai penggunaan media untuk meningkatkan keterampilan

menulis slogan telah dilakukan oleh Yusup (2010) dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Slogan pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Wiradesa Kabupaten Pekalongan Melalui Gambar Karikatur di Media

Massa.” Yusup menyebutkan di dalam latar belakang penelitiannya, di lapangan masih banyak siswa yang belum bisa menulis slogan dengan maksimal karena pembelajaran menulis slogan diajarkan sepintas dan tidak


(14)

4

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tuntas. Sementara itu, penelitian lain mengenai menulis poster telah dilakukan

oleh Wahyuni (2013) dengan judul ”Penerapan 3M (Meniru, Mengolah,

Mengembangkan) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran Menulis Poster (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII E di SMP

Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).” Keterampilan menulis

slogan erat kaitannya dengan menulis poster karena kalimat yang gunakan baik untuk slogan maupun poster harus menarik, singkat, dan jelas. Namun, poster lebih mengutamakan ilustrasi gambar, sedangkan slogan hanya memfokuskan pada pesan atau kalimat. Dalam penelitian Wahyuni diterangkan hasil wawancara dengan seorang guru bahasa Indonesia dan beberapa siswa kelas VIII bahwasanya siswa masih kesulitan mencari kata, ide, dan kurangnya motivasi dalam menulis poster. Begitu pun, masalah yang dialami siswa kelas VIII B di SMP Pasundan 4, peneliti menemukan bahwasanya mereka mengalami kesulitan dalam mencari ide dan kurang motivasi dalam menulis slogan.

Berdasarkan identifikasi masalah pembelajaran menulis slogan yang dipaparkan di atas maka peneliti akan melakukan upaya penyelesaian yaitu dengan memilih jalan penggunaan media untuk membantu guru dalam merangsang ide dan meningkatkan motivasi siswa dalam menulis slogan. Menurut Hamalik (Kusnadi dan Sutjipto, 2011, hlm. 19) pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Terdapat batasan mengenai pengertian media yang telah diungkapkan oleh banyak pakar atau organisasi. Menurut Schram (Susilana dan Riyana, 2008, hlm. 5) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, terdapat banyak bentuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran, maka guru harus memilih dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat. Salah satu bentuk media yang dapat digunakan adalah media cetak. Koran atau surat kabar terkategori sebagai media cetak. “Koran adalah lembaran-lembaran kertas


(15)

5

bertuliskan kabar (berita) dsb, terbagi di kolom-kolom (delapan sampai sembilan kolom), terbit setiap hari atau secara periodik ” (KBBI offline versi 1.5, 2013).

Menurut Budiantana (Saputra dkk., 2012, hlm. 2 ) objek bacaan berupa artikel dan teks bacaan yang terdapat dalam koran/ surat kabar menekankan pada hal-hal yang bersifat teknis, fakta, sumber primer, bukti, dan contoh. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan keterampilan menulis slogan melalui koran dengan cara mencari dan menemukan ide khususnya dari berita yang dimuat pada koran. Siswa juga dapat merasakan bahwasanya menulis slogan merupakan kebutuhan yang ada di masyarakat, sehingga motivasi siswa menulis slogan menjadi meningkat.

Berdasarkan penelitian Ratna (Saputra dkk., 2012, hlm. 2), pemanfaatan media masa, baik berupa media cetak (koran, majalah, jurnal) ataupun media elektronik (televisi, radio, internet) dapat membangkitkan minat siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan bukti meningkatnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggunakan media pembelajaran berupa koran dengan disertai penggunaan metode pembelajaran yang mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran menulis slogan.

Penggunaan media pembelajaran tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya unsur lain berupa metode atau teknik yang berfungsi sebagai cara untuk mengantarkan pembelajaran agar sampai pada tujuan. Peneliti akan memilih beberapa teknik atau metode yang disesuaikan dengan hasil refleksi yang telah dilakukan peneliti sehingga menunjang tindakan penelitian.

1.2Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan-permasaahan pada pembelajaran menulis slogan. Permasalahan itu dapat dipaparkan sebagai berikut:

1) sebagian siswa masih tergolong rendah dalam keterampilan menulis slogan;

2) sebagian siswa masih kesulitan dalam menemukan ide, menentukan diksi, dan merangkai kata dalam menulis slogan;


(16)

6

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3) sebagian siswa kurang memiliki motivasi untuk menulis slogan; 4) pembelajaran menulis slogan diajarkan sepintas dan tidak tuntas; 5) dalam pembelajaran menulis slogan biasanya guru jarang

menggunakan media sehingga selama proses pembelajaran kurang menarik dan menumbuhkan motivasi pada siswa.

1.3Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) bagaimanakah bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014?

2) bagaimanakah proses pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014?

3) bagaimanakah hasil pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan:

1) bentuk rencana pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014;

2) proses pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2014/2015; 3) hasil pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di

kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis


(17)

7

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pelbagai teori menulis dan media pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan baru mengenai penerapan teori-teori tersebut, khususnya sebagai alternatif yang dapat bermanfaat bagi terlaksananya proses pembelajaran menulis slogan sehingga tercapai hasil pembelajaran yang diharapkan.

1.5.2 Manfaat Kebijakan

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan pihak pemangku kebijakan pendidikan untuk mempertahankan kompetensi dasar menulis slogan di tingkat sekolah menengah pertama.

1.5.3 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini memiliki manfaat praktis sebagai berikut. 1) Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran menulis slogan yang mengesankan dan menjadikan siswa SMP kelas VIII B di Pasundan 4 Bandung menjadi terampil dalam menulis slogan, memiliki motivasi untuk menulis slogan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan serta menjadi siswa yang kritis dan kreatif, menjadi seorang yang peka terhadap kehidupan sekitar, serta menjadi seorang yang menginspirasi.

2) Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi sumber acuan bagi para guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan memanfaatkan koran untuk merangsang ide dan motivasi siswa dalam menulis slogan. Selain itu, dapat menginspirasi para guru untuk terampil membuat atau menggunakan berbagai slogan untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa terbiasa dengan kalimat slogan. 3) Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menginspirasi dan memberikan kesempatan kepada SMP Pasundan 4 Bandung untuk memanfaatkan hasil dari menulis slogan siswa kelas VIII atau memberi kesempatan kepada siswa dalam membuat slogan untuk berbagai keperluan sekolah.


(18)

8

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Hadirnya slogan-slogan di sekolah memungkinkan untuk membangkitkan semangat siswa dalam kegiatannya di sekolah dan menjadikan siswa lebih memiliki motivasi untuk menjadi siswa yang unggul.

1.6Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab satu sampai bab lima. Skripsi ini terdiri dari lima bab, pada bab satu sebagai pendahuluan dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab dua merupakan kajian pustaka yang memaparkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai penggunaan koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan dan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian.

Bab tiga merupakan metodologi penelitian yang berisi penjabaran mengenai metode penelitian tindakan kelas, termasuk beberapa komponen lainnya yaitu lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab empat merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas dua hal, yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu, memaparkan pembahasan atau analisi temuan.

Bab lima merupakan simpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Pasundan 4 Bandung yang berlokasi di Jalan Kebon Jati No. 31. Dalam memilih lokasi ini, awalnya peneliti menerima informasi mengenai permasalahan pembelajaran di SMP Pasundan 4 Bandung lalu dilanjutkan dengan melakukan identifikasi masalah sebagai upaya pembuktian. Hasil dari kegiatan identifikasi tersebut terbukti ditemukan berbagai macam masalah dan hambatan yang dialami siswa serta guru dalam pembelajaran salahsatunya dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam standar kompetensi menulis slogan.

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Siswa kelas VIII ini berjumlah 39 orang dengan komposisi siswa laki-laki sebanyak 22 orang dan siswa perempuan sebanyak 17 orang. Alasan peneliti memilih kelas ini adalah berdasarkan keluhan dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai rendahnya kemampuan dan motivasi siswa dalam standar kompetensi menulis salahsatunya kompetensi dasar nomor 12.3 yaitu menulis slogan untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif.

3.2 Desain Penelitian

Secara skematis desain/ rancangan proses dan kegiatan penelitian ini mengadopsi model Elliot dengan modifikasi (Hopkins, 1993 : 49) karena peneliti menganggap desain ini merupakan desain yang sederhana tetapi jelas.


(20)

23

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Desain dapat digambarkan sebagai berikut.

Bagan 3.1 Rancangan Proses dan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Sesuai dengan Model Elliot dengan Modifikasi (Hopkins, 1993 : 49)

Berdasarkan desain di atas, prosedur penelitian dijelaskan sebagai berikut.

1) Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan kegiatan awal yang dilakukan peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas dan mengecek keadaan di lapangan.

Dalam kegiatan studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu Ibu Hj. Dian Risdiana, S.Pd. dan menyebarkan angket pada

Mengidentifikasi Masalah

Mengecek Keadan di Lapangan

Perencanaan: 1. Langkah/ Tindakan 1 2. Langkah/ Tindakan 2

Observasi/ Pengaruh

Pelaksanaan (Siklus 1) Langkah 1

Reconnaissance Diskusi Kegagalan & Pengaruhnya

Refleksi

Revisi Perencanaan (Siklus 2) Langkah 1,2


(21)

24

seluruh siswa kelas VIII B. Dalam kegiatan mengecek keadaan di lapangan, peneliti menugaskan siswa untuk membuat slogan.

2) Perencanaan Pelaksanaan Penelitian

Tahapan perencanaan pelaksanaan penelitian dijabarkan sebagai berikut.

1. Menentukan waktu dan kelas penelitian

Perencanaan waktu pelaksanaan tindakan yaitu pada April 2014, tindakan siklus ke-1 pada 14 Mei 2014 dan siklus ke-2 pada 28 Mei 2014. Kelas yang dijadikan subjek penelitian tindakan kelas yaitu kelas VIII B dengan komposisi jumlah siswa laki-laki orang dan perempuan orang.

2. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang disediakan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini berupa: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar angket, lembar pertanyaan wawancara, lembar catatan lapangan, lembar observasi aktivitas guru dan murid.

3) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengambilan atau pengumpulan data hasil lembar catatan lapangan serta lembar observasi guru dan murid.

Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I (siklus I) yaitu pengertian slogan, jenis-jenis slogan, kriteria slogan, dan tahap-tahap membuat slogan dengan media koran.

Materi pada tindakan siklus II, guru meyampaikan strategi menulis slogan yaitu strategi 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) yang bertujuan supaya siswa dapat dengan mudah merangkai kata atau kalimat slogan sehingga menjadi slogan yang menarik dan pendek.


(22)

25

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4) Refleksi

Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan mengkajinya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini. Adapun refleksi yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. merenungkan kembali mengenai keunggulan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan;

2. menganalisis permasalahan yang menyangkut komponen yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kondisi kelas, dan minat siswa terhadap pembelajaran membuat slogan; 3. penyusunan kembali komponen yang ada pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai upaya pengembangan;

4. menganalisis temuan-temuan untuk tiap siklusnya, yaitu mendeskripsikan pembelajaran untuk tiap sesinya dan melihat serta menilai kamajuan hasil karya siswa untuk tiap siklusnya. 3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan meneliti media penyaji pembelajaran bahan cetak yaitu koran untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis slogan pada siswa kelas VIII B semester 2 di SMP Pasundan 4 Bandung. Pemilihan metode penelitian merujuk pada pernyataan Stephen dan Robin McTaggart (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2007, hlm. 197) menyatakan bahwa Penelitian tindakan merupakan pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan mengubahnya dan menganalisis dampak dari perubahan tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa (2009, hlm. 37) tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran, bukan hanya untuk menyampaikan pengetahuan.

Menurut Syamsuddin dan Vismaia (2007, hlm. 200) bidang garapan penelitian tindakan kelas yang perlu mendapat perhatian adalah (1) media pembelajaran, baik cetak maupun non cetak, elektronik, dan non elektronik;


(23)

26

(2) lingkungan belajar; (3) materi pembelajaran; (4) kurikulum; dan (5) model-model pembelajaran.

3.4 Definisi Operasional

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam bentuk definisi operasional sebagai berikut.

1) Koran atau surat kabar adalah media komunikasi massa dalam bentuk cetakan yang dijadikan sebagai media pembelajaran menulis slogan. Indikator koran atau surat kabar yang tepat untuk dijadikan media pembelajaran, yaitu lugas, sederhana, lazim, umum, singkat dan padat, sistematis dalam penyajian, berbahasa netral, menarik, kalimatnya pendek, bentuk kalimatnya aktif, dan menggunkan bahasa positif. 2) Slogan adalah pekataan atau kalimat pendek yang menarik dan

mencolok serta mudah diingat yang bertujuan untuk menyampaikan ide yang didapatkan dari tulisan koran. Indikator slogan yang baik dalam penelitian ini, yaitu memuat ide sesuai dengan isi koran yang dipilih, memuat diksi yang relevan dengan isi tulisan pada salah satu berita koran yang dipilih, memuat rangkaian kalimat/ kata yang persuasif, sesuai dengan penentuan ide yang sesuai dengan berita koran yang dipilih, memuat rangkaian kalimat/ kata yang pendek, sesuai dengan penentuan ide yang sesuai dengan berita koran yang dipilih.

3) Keterampilan menulis slogan adalah sebuah kemampuan dalam mengungkapkan ide dan informasi yang di dapat dari koran dalam bentuk slogan untuk berbagai keperluan dengan pilihan kalimat yang persuasif, menarik, mencolok, singkat, dan jelas. Indikator siswa terampil dalam menulis slogan yaitu siswa yang telah menghasilkan slogan sesuai indikator slogan yang baik sebagaimana telah peneliti sampaikan sebelumnya.


(24)

27

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk mendapat data yang akurat, diperlukan instrumen yang baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dalam penilitian ini memfokuskan pada kompetensi dasar nomor 12.3 Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif. Peneliti berharap setelah dilaksanakannya pembelajaran ini dengan memanfaatkan koran sebagai media ditunjang dengan teknik/metode pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan keterampilan menulis slogan siswa. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik dan matang merupakan aspek penting yang mendukung tercapainya tujuan dari pembelajaran dan penelitian ini. Dengan demikian, peneliti merancang RPP dengan sabaik mungkin yang dapat dilihat pada lampiran.

2) Format Angket/ kuesioner

Angket yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal langsung memilih. Menurut peneliti, angket merupakan instrumen yang penting dalam penelitian ini karena berfungsi untuk mengetahui minat siswa dalam menulis slogan dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan koran dalam pembelajaran menulis slogan. Angket secara langsung akan diberikan pada siswa kelas VIII B SMP Pasundan 4. Format angket yang digunakan peneliti dapat dilihat pada lampiran.

3) Pedoman Wawancara

Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) dengan maksud menghimpun informasi dari interviewee. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data


(25)

28

untuk mendapatkan informasi yang dicari dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab (Satori dan Komariah, 2011, hlm. 130). Peneliti melakukan teknik wawancara untuk mengetahui permasalahan pembelajaran. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti dapat dilihat pada lampiran

4) Pedoman Pengkajian Data Dokumen

Dokumen yang akan dikaji oleh peneliti berupa silabus, hasil karya peserta didik, hasil penilaian guru, buku teks yang dipakai dalam pembelajaran, dan lembar kerja siswa. Pengkajian data dokumen bertujuan untuk menganalisis permasalahan dan hal-hal yang perlu dikembangkan oleh peneliti.

5) Pedoman Tes dan Asesmen Alternatif

Peneliti melakukan pengambilan data menggunakan tes atau hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen untuk mengetahui informasi mengenai siswa dilihat dari segi pengetahuan, sikap, bakat dan lainnya. Pedoman Tes dan Asesmen dapat dilihat pada lampiran.

6) Pedoman Observasi

Peneliti menggunakan pedoman observasi sebagai pedoman pengamatan terhadap berbagai kegiatan yang sedang berlangsung di kelas ketika peneliti melakukan tindakan. Pedoman observasi dirancang dengan memerhatikan fokus penelitian dan kegiatan apa yang harus diamati baik yang umum maupun yang khusus, serta penentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan. Pedoman observasi yang digunakan dapat dilihat pada lampiran.

7) Format Catatan Lapangan

Peneliti menggunakan catatan lapangan dengan tujuan untuk mencatat segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data ketika pelaksanaan tindakan penelitian. Catatan saat pengumpulan data ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata


(26)

29

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan. Format catatan lapangan yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran.

8) Format Jurnal Siswa

Jurnal siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai respon siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Data tersebut dapat membantu peneliti untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Jurnal siswa ini diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus. Format jurnal siswa yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran.

3.6Proses Pengembangan Instrumen 3.6.1 Pengujian Kredibilitas

Uji kredibiitas yang dilakukan oleh peneliti terhadap data hasil penelitian, antara lain:

1) perpanjangan pengamatan 2) meningkatkan ketekunan 3) triangulasi

4) diskusi dengan teman 5) analisis kasus negatif

6) member check (pengecekan anggota) 3.6.2 Pengujian Transferability

Uji transferability ini dapat dilakukan ketika laporan penelitian telah selesai dan dilakukan oleh pembaca. Peneliti akan menyajikan laporan penelitian dengan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya agar pembaca memperoleh gambaran yang jelas. Dengan demikian, laporan penelitian ini dapat memenuhi standar transferabilitas.

3.6.3 Pengujian Depenability

Pelaksanaan penelitian ini secara berkala telah melalui audit pembimbing agar teruji depenability-nya. Laporan penelitiannya pun akan dilampirkan jejak aktivitas lapangannya.


(27)

30

3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Observasi

Peneliti melakukan observasi karena observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi, diantaranya : 1) memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik

yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum maksudnya yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan. Sedangkan observasi kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi tersebut hanya memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di dalam kelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran tertentu.

2) menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan. Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang akan ditempuh oleh peneliti, sebagai berikut.

1) Pertemuan Perencanaan

Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan menyamakan persepsi antara observer (pengamat) dan observee (yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan diamati.

2) Observasi Kelas

Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi di dalam kelas.

3) Diskusi Balikan

Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan dan


(28)

31

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi saling mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada informasi yang diperoleh selama observasi.

Peneliti menggunakan jenis observasi partisipan (participant observation). Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan sampai mengetahui apa tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

3.7.2 Angket/ Kuesioner

Dalam penelitian ini, alasan pemilihan angket adalah untuk mengembangkan data yang telah diperoleh dari wawancara. Menurut peneliti, angket merupakan teknik pengumpulan data yang efektif untuk mengumpulkan data dari responden (siswa) dengan jumlah yang cukup banyak dalam waktu yang singkat. Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan permasalahan yang ada di lapangan. Bentuk pertanyaan yang dipilih oleh peneliti untuk angket/ kuesioner adalah pertanyaan tertutup. Menurut Ratna (2010, hlm. 239) pertanyaan tertutup dengan memberikan kata-kata kunci tertentu, atau menyediakan sejumlah jawaban sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang dianggap tepat. 3.7.3 Wawancara

Wawancara adalah aktivitas tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara, narasumber atau informan (Satori & Komariah, 2011, hlm. 130).

Peneliti menggunakan jenis wawancara formal terstruktur. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengecek permasalahan yang ada di lapangan.

3.7.4 Dokumen

Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, dan karya bentuk (Satori &


(29)

32

Komariah, 2011, hlm. 146). Peneliti memilih studi dokumentasi untuk menjadi pelangkap dari penggunaan teknik observasi dan wawancara. Dokumen yang dikumpulkan merupakan dokumen yang dianggap mendukung dan menambah pembuktian hasi dari observasi dan wawancara. 3.7.5 Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis (prestasi, hasil belajar,minat, bakat, sikap, dan lain-lain). Tes dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis slogan setelah dilakukan upaya penggunaan koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan. Jenis tes yang dipilih oleh peneliti adalah tes tertulis dengan bentuk uraian.

3.7.6 Catatan Lapangan

Peneliti menggunakan catatan lapangan dengan tujuan untuk mencatat segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data ketika pelaksanaan tindakan penelitian. Catatan saat pengumpulan data ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan. Peneliti akan mengubah catatan lapangan ke dalam catatan yang lengkap. Proses penyusunan catatan lapangan terus berlanjut selama ada ada catatan dari lapangan hasil observasi dan studi dokumentasi. Peneliti menganggap catatan-catatan lapangan menjadi rekaman paling penting dari semua yang peneliti amati, bicarakan, dan pikirkan tentang pelaksanaan penelitian. Dengan demikian, peneliti dapat menyusun laporan penelitian secara komprehensif.

3.7.7 Jurnal Siswa

Jurnal siswa ini berfungsi untuk memuat masukan berharga berupa kritik dan saran dari siswa untuk guru mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, kesulitan dan hambatan yang dialami siswa, dan kesan yang dirasakan oleh siswa selama pembelajaran.


(30)

33

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.8Analisis Data

3.8.1 Tahap-Tahap Analisis Data

Metode analisis yang dipilih oleh peneliti untuk memperoleh kepastian peningkatan keterampilan menulis slogan pada siswa kelas VIII B SMP Pasundan 4 adalah metode Miles & Hubberman (dalam Das, 2011, hlm. 5) dengan tahapan sebagai berikut.

1) Reduksi data (memilah data penting, relevan, dan bermakna dari data yang tidak berguna);

2) Sajian deskriptif (narasi, visual gambar, tabel) dengan alur sajian yang sistematis dan logis;

3) Penyimpulan dari hasil yg disajikan (dampak PTK dan efektivitasnya).

Model analisis ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Bagan 3.2 Model Analisis Data Miles & Hubberman

3.8.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini merujuk pada metode kualitatif interpretatif. Data yang dihasilkan dari penerapan metode ini adalah data kualitatif. Ratna (2010) mengungkapkan bahwa data kualitatif terdiri atas kata-kata yang dikumpulkan melalui berbagai cara, seperti wawancara,

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Verifikasi/Penarikan Kesimpulan


(31)

34

observasi, dokumen, rekaman, dan dengan sendirinya berbagai bentuk catatan tertulis. Menurut Ratna, walaupun data kualitatif tidak terlepas dari penggunaan bagan, tabel, bahkan statistik, tetapi data tersebut tetap diakhiri dengan uraian melalui kata-kata, sehingga analisisnya terkandung dalam kata-kata tersebut. Dengan kata lain, data primernya adalah kata-kata dan data sekundernya adalah tabel dan statistik.

Menurut Miles dan Huberman (Ratna, 2010, hlm. 310) menyatakan bahwa secara garis besar tahap-tahap dalam proses analisis data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Seluruh data yang telah didapatkan dan dideskripsikan setelah melakukan penelitian akan diidentifikasi maknanya dengan merujuk pada tujuan penelitian.


(32)

35

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(33)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.1.1 Bentuk Rencana Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran di Kelas VIII B SMP Pasundan 4 Tahun Ajaran 2013/2014

Berdasarkan rumusan penelitian yang telah dirancang dan tindakan penelitian yang telah dilakukan bahwasanya bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014 disusun untuk dua siklus. Namun, hal yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu pemilihan media pembelajaran. Peneliti memilih media pembelajaran berupa koran sebagai solusi atas permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran menulis slogan sehingga setiap siklus menggunakan media yang sama.

RPP siklus I terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, tujuan pembelajaran, teknik pembelajaran, bahan pembelajaran, alat dan media pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber pembelajaran, penilaian, rambu-rambu analisis proses dan hasil menulis slogan menggunakan koran, serta lembar kerja siswa disesuaikan dengan permasalahan awal yang ditemukan oeh peneliti di kelas VIII B yaitu:

1) sebagian siswa masih tergolong rendah dalam keterampilan menulis slogan;

2) sebagian siswa masih kesulitan dalam menemukan ide, menentukan diksi, dan merangkai kata dalam menulis slogan;

3) sebagian siswa kurang memiliki motivasi untuk menulis slogan; 4) pembelajaran menulis slogan diajarkan sepintas dan tidak tuntas; 5) dalam pembelajaran menulis slogan biasanya guru jarang

menggunakan media sehingga selama proses pembelajaran kurang menarik dan menumbuhkan motivasi pada siswa


(34)

81

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Pada siklus I hal yang menunjang keberhasilan tindakan selain media, peneliti juga memerhatikan beberapa hal yaitu materi pembelajaran yang akan disampaikan lebih banyak mencakup pengertian slogan, fungsi slogan, jenis-jenis slogan beserta tujuannya, kriteria slogan, dan tahap-tahap membuat slogan dengan menggunakan koran. Sementara itu, teknik pembelajarannya dipilih teknik peer editing sebagai teknik yang dinilai oleh peneliti dapat membuat siswa lebih cepat menghasilkan slogan yang sesuai dengan kriteria.

Pada siklus I ini pun menekankan pada pembentukan kesadaran siswa terhadap pentingnya dan asyiknya menulis slogan. Adapun hasil refleksi pada siklus I, antara lain:

1) perlu melaksanakan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan memberi semangat pada siswa;

2) perlu memberikan sikap tegas kepada siswa yang susah diatur;

3) memberikan penekanan mengenai penilaian guru kepada siswa ketika proses menulis slogan;

4) memilih metode pembelajaran yang mampu membuat siswa mudah menulis slogan yang menarik dan pendek;

5) menyediakan koran yang lebih banyak;

6) memilih bagian koran yang sekiranya bagus untuk dijadikan ide menulis slogan;

7) memberikan pemahaman mengenai alasan apa yang harus dikemukakan dalam mengisi pertanyaan “Kemukakan alasan memilih berita tersebut!”; 8) memberikan pemahaman bahwa slogan dampaknya akan cukup besar

bagai masyarakat jadi membuat hanya untuk mengajak orang pada kebaikan.

RPP siklus II disusun setelah peneliti melakukan refleksi terhadap tindakan siklus I. Pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan refleksi yaitu RPP yang terdiri dari: (1) pemilihan metode, teknik, atau strategi yang mampu membuat siswa mudah menulis slogan yang menarik dan pendek; (2) guru menyampaikan materi yang memberikan pemahaman mengenai alasan apa yang harus dikemukakan


(35)

82

dalam mengisi pertanyaan “Kemukakan alasan memilih berita tersebut!”; (3) guru membimbing siswa agar berusaha dan mudah menulis slogan dengan media koran.

5.1.2 Proses Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran di Kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

Proses pembelajaran siklus I berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran secara umum berjalan dengan baik dari kegiatan awal/ pendahuluan sampai kegiatan akhir walaupun ada beberapa kendala atau hambatan seperti: ketika materi disampaikan terdapat beberapa siswa yang kurang memerhatikan dan ada beberapa siswa yang terlihat mengantuk. Selain itu, ketika koran telah dibagikan kepada siswa ternyata koran yang disediakan kurang banyak sehingga pada setiap kelompok terdapat beberapa siswa yang tidak memperoleh bagian utnuk membaca dan berpartisipasi aktif dalam pengerjaan latihan serta ada pula siswa yang ingin menukar koran yang didapatkan kelompoknya karena dirasa tidak ada konten yang bagus untuk dijadikan slogan, ada juga satu siswa yang hanya melihat-lihat gambar saja dan enggan untuk membaca bahkan berjalan-jalan di kelas ketika orang lain sibuk mengerjakan, ada tiga orang siswa yang menyatakan pusing dan bingung karena harus menulis kata-kata yang indah dan mudah diingat oleh orang lain, terdapat kekhawatiran pada siswa bahwasanya bisa jadi ada orang yang akan memanfaatkan slogan untuk merugikan orang lain, ada sisiwa yang sudah memiliki pemahaman bahwa buat apa belajar slogan karena ketika nanti dewasa pasti banyak pesaingnya, untuk tugas individu ternyata hasilnya cukup bagus namun ada beberapa siswa yang kurang paham dalam mengisi soal “Kemukakan alasan memilih berita tersebut”.

Proses pembelajaran di siklus II pun berjalan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran. Hampir seluruh siswa kelas VIII B mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat dan serius. Beberapa kendala-kendala yang dihadapi di siklus I mengalami perubahan di siklus II. Adapun perubahan yang terjadi di siklus II antara lain: Di awal pembelajaran, guru menegaskan mengenai penilaian guru terhadap proses belajar siswa. Selain itu, guru mengusahakan


(36)

83

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan dengan pembawaan guru yang menyenangkan dan adanya slogan kelas Peneliti menilai hal ini berpengaruh baik terhadap seluruh siswa bahkan beberapa siswa yang awalnya susah diatur menjadi lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, seperti: beberapa siswa laki-laki yang awalnya senang berjalan-jalan tidak jelas di kelas dan beberapa siswa perempuan yang senang ngobrol menjadi lebih fokus dalam mememerhatikan guru, membaca koran, dan menulis slogan.

Di siklus II ini setiap siswa diberikan koran sehingga seluruh siswa dapat membaca koran untuk menemukan ide dan tidak ada lagi siswa yang ingin menukarkan koran yang didapatkan. Siswa dapat dengan mudah menemukan kata yang menarik dan menulis slogan yang pendek dengan strategi 3M sehingga siswa menjadi lebih cepat dan bagus dalam menulis slogan walaupun ternyata ada beberapa siswa yang dapat menulis slogan tanpa meniru contoh slogan yang disediakan dan hasilnya tidak kalah bagus. Namun, di siklus II ini terdapat sembilan orang siswa yang tidak hadir. Sembilan orang tersebut terdiri dari delapan orang yang telah menghasilkan slogan berkualifikasi sangat baik dan satu orang menghasilkan slogan berkualifikasi baik sehingga tidak begitu memerlukan untuk mengikuti siklus II.

5.1.3 Hasil Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran di Kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

Hasil pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran dari siklus I sampai siklus II sesuai dengan tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yaitu diharapkan siswa kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung mengalami peningkatan dalam keterampilan menulis slogan. Hal ini terbukti bahwsanya pada tindakan siklus I dari 37 siswa yang hadir didapatkan presentase hasil kemampuan siswa menulis slogan yang masuk pada kualifikasi sangat sangat baik (SB) yaitu 79,72%, kualifikasi baik (B) berjumlah 17,56%, kualifikasi cukup 10,81%, dan tidak ada satu pun slogan siswa yang masuk pada kualifikasi kurang atau berjumlah 0%. Begitu pun, di


(37)

84

siklus II keterampilan siswa dalam menulis slogan telah mengalami peningkatan yang besar. Apabila dilihat dari jumlah presentase hasil kemampuan pada siklus I dan siklus II, siswa yang masuk kualifikasi sangat baik (SB) terdapat peningkatan sebanyak 11,66% dan tidak ada yang masuk pada kualifikasi kurang. Peningkatan praktik pembelajaran juga dialami oleh guru. Menurut observer pada siklus I pembawaan guru kurang semangat dan menyenangkan tetapi di siklus II observer menilai pembawaan guru lebih menyenangkan, semangat, dan secara umum lebih baik.

Dari hasil pembelajaran, peneliti menemukan bahwasanya koran cocok digunakan baik sebagai media maupun bahan ajar untuk meningkatkan dan digunakan dalam pembelajaran menulis slogan di SMP kelas VIII.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil peneitian yang memuaskan maka peneliti berkeinginan untuk memberikan saran demi terwujudnya pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan. Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut.

1) Guru bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis slogan di SMP kelas VIII diharapkan dapat memanfaatkan media koran untuk merangsang ide dan motivasi siswa dalam menulis slogan. Guru pun diharapkan dapat terampil membuat atau menggunakan berbagai slogan untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa terbiasa dengan kalimat slogan.

2) Diharapkan ada penelitian-penelitian lain mengenai pemilihan media jenis lainnya yang tepat untuk meningkatkan proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran.


(38)

85

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(39)

DAFTAR PUSTAKA .

Akhadiah, Sabarti. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Barkley, E. E., Cross, K.P. & Major, C.H. (2012). Collaborative learning techniques. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Djiwandono, Soenardi. (2008). Tes bahasa bagi pengajar bahasa. Jakarta: Indeks. Duwi, Saputra. (2012). Penerapan media surat kabar dalam meningkatkan kemampuan membaca di kelas V SDN 30 Batu Ampar. Artikel Penelitian pada PGSD FKIP, Universitas Tanjungputra.

Irawan, Yusni. (2009). Penggunaan bahasa dalam slogan iklan film Indonesia. (Skripsi). FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kustandi, C. & Sutjipto, B. (2011). Media pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Martanti, & Supraptiwi. (2009). Kreatif berbahasa Indonesia untuk SMP dan MTs kelas VIII. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa, H.E. (2009). Praktik penelitian tindakan kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurillah, Camelia N. (2013). Efektivitas metode teams games tournament dalam pembelajaran menulis slogan atau poster pada siswa kelas VIII MTS Buatanul Ulum Wedarijaksa Pati Tahun Ajaran 2012/2013. FPBS, IKIP PGRI Semarang.

Ratna, N.K. (2010). Metodologi penelitian kajian budaya dan ilmu sosial humaniora pada umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Resmini, Novi. (1998). Pembelajaran menulis cerita melalui implementasi prosedur menulis terbimbing di kelas 4 sekolah dasar. (Tesis). Program Pascasarjana, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Malang, Malang.

Saputra, Duwi. (2012). Penerapan media surat kabar dalam meningkatkan kemampuan membaca di kelas V SDN 30 Batu Ampar.(Skripsi). Jurusan Pendidikan Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura, Pontianak.


(40)

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Satori, D. & Komariah, A. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Semi, M. Atar. (2005). Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Surtini. (2012). Peningkatan keterampilan menulis slogan melalui metode picture and picture pada siswa kelas VIII. (Skripsi). PBS FKIP, UNTAN, Pontianak. Susilana, R. & Riyana, C. (2008). Media pembelajaran: hakikat, pengembangan,

pemanfaatan, dan penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syamsuddin, & Damaianti, V. S. (2007). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyuni, D.T. (2012). Peningkatan kemampuan menulis slogan melalui metode kontruktivisme. Dalam Dinamika [Online], Vol. 3, No. 2, Oktober 2012. Wahyuni. (2013). Penerapan strategi 3M (meniru-mengolah-mengembangkan)

untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis poster (Penelitian tindakan kelas siswa kelas VIII-E di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). (Skripsi). FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wiyanto, Asul dkk. (2006). Mampu berbahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo. Yusup, Nur Kholis. (2010). Peningkatan keterampilan menulis slogan pada siswa

kelas VIII SMP Muhammadiyah Wiradesa Kabupaten Pekalongan melalui gambar karikatur di media massa. (Skripsi). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Semarang.


(1)

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dalam mengisi pertanyaan “Kemukakan alasan memilih berita tersebut!”; (3)

guru membimbing siswa agar berusaha dan mudah menulis slogan dengan media koran.

5.1.2 Proses Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran di Kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

Proses pembelajaran siklus I berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran secara umum berjalan dengan baik dari kegiatan awal/ pendahuluan sampai kegiatan akhir walaupun ada beberapa kendala atau hambatan seperti: ketika materi disampaikan terdapat beberapa siswa yang kurang memerhatikan dan ada beberapa siswa yang terlihat mengantuk. Selain itu, ketika koran telah dibagikan kepada siswa ternyata koran yang disediakan kurang banyak sehingga pada setiap kelompok terdapat beberapa siswa yang tidak memperoleh bagian utnuk membaca dan berpartisipasi aktif dalam pengerjaan latihan serta ada pula siswa yang ingin menukar koran yang didapatkan kelompoknya karena dirasa tidak ada konten yang bagus untuk dijadikan slogan, ada juga satu siswa yang hanya melihat-lihat gambar saja dan enggan untuk membaca bahkan berjalan-jalan di kelas ketika orang lain sibuk mengerjakan, ada tiga orang siswa yang menyatakan pusing dan bingung karena harus menulis kata-kata yang indah dan mudah diingat oleh orang lain, terdapat kekhawatiran pada siswa bahwasanya bisa jadi ada orang yang akan memanfaatkan slogan untuk merugikan orang lain, ada sisiwa yang sudah memiliki pemahaman bahwa buat apa belajar slogan karena ketika nanti dewasa pasti banyak pesaingnya, untuk tugas individu ternyata hasilnya cukup bagus namun ada beberapa siswa yang kurang paham dalam mengisi

soal “Kemukakan alasan memilih berita tersebut”.

Proses pembelajaran di siklus II pun berjalan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran. Hampir seluruh siswa kelas VIII B mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat dan serius. Beberapa kendala-kendala yang dihadapi di siklus I mengalami perubahan di siklus II. Adapun perubahan yang terjadi di siklus II antara lain: Di awal pembelajaran, guru menegaskan mengenai penilaian guru terhadap proses belajar siswa. Selain itu, guru mengusahakan


(2)

83

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan dengan pembawaan guru yang menyenangkan dan adanya slogan kelas Peneliti menilai hal ini berpengaruh baik terhadap seluruh siswa bahkan beberapa siswa yang awalnya susah diatur menjadi lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, seperti: beberapa siswa laki-laki yang awalnya senang berjalan-jalan tidak jelas di kelas dan beberapa siswa perempuan yang senang ngobrol menjadi lebih fokus dalam mememerhatikan guru, membaca koran, dan menulis slogan.

Di siklus II ini setiap siswa diberikan koran sehingga seluruh siswa dapat membaca koran untuk menemukan ide dan tidak ada lagi siswa yang ingin menukarkan koran yang didapatkan. Siswa dapat dengan mudah menemukan kata yang menarik dan menulis slogan yang pendek dengan strategi 3M sehingga siswa menjadi lebih cepat dan bagus dalam menulis slogan walaupun ternyata ada beberapa siswa yang dapat menulis slogan tanpa meniru contoh slogan yang disediakan dan hasilnya tidak kalah bagus. Namun, di siklus II ini terdapat sembilan orang siswa yang tidak hadir. Sembilan orang tersebut terdiri dari delapan orang yang telah menghasilkan slogan berkualifikasi sangat baik dan satu orang menghasilkan slogan berkualifikasi baik sehingga tidak begitu memerlukan untuk mengikuti siklus II.

5.1.3 Hasil Pembelajaran Menulis Slogan dengan Menggunakan Koran di Kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

Hasil pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran dari siklus I sampai siklus II sesuai dengan tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yaitu diharapkan siswa kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung mengalami peningkatan dalam keterampilan menulis slogan. Hal ini terbukti bahwsanya pada tindakan siklus I dari 37 siswa yang hadir didapatkan presentase hasil kemampuan siswa menulis slogan yang masuk pada kualifikasi sangat sangat baik (SB) yaitu 79,72%, kualifikasi baik (B) berjumlah 17,56%, kualifikasi cukup 10,81%, dan tidak ada satu pun slogan siswa yang masuk pada kualifikasi kurang atau berjumlah 0%. Begitu pun, di


(3)

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

siklus II keterampilan siswa dalam menulis slogan telah mengalami peningkatan yang besar. Apabila dilihat dari jumlah presentase hasil kemampuan pada siklus I dan siklus II, siswa yang masuk kualifikasi sangat baik (SB) terdapat peningkatan sebanyak 11,66% dan tidak ada yang masuk pada kualifikasi kurang. Peningkatan praktik pembelajaran juga dialami oleh guru. Menurut observer pada siklus I pembawaan guru kurang semangat dan menyenangkan tetapi di siklus II observer menilai pembawaan guru lebih menyenangkan, semangat, dan secara umum lebih baik.

Dari hasil pembelajaran, peneliti menemukan bahwasanya koran cocok digunakan baik sebagai media maupun bahan ajar untuk meningkatkan dan digunakan dalam pembelajaran menulis slogan di SMP kelas VIII.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil peneitian yang memuaskan maka peneliti berkeinginan untuk memberikan saran demi terwujudnya pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan. Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut.

1) Guru bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis slogan di SMP kelas VIII diharapkan dapat memanfaatkan media koran untuk merangsang ide dan motivasi siswa dalam menulis slogan. Guru pun diharapkan dapat terampil membuat atau menggunakan berbagai slogan untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa terbiasa dengan kalimat slogan.

2) Diharapkan ada penelitian-penelitian lain mengenai pemilihan media jenis lainnya yang tepat untuk meningkatkan proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran.


(4)

85

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(5)

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

.

Akhadiah, Sabarti. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Barkley, E. E., Cross, K.P. & Major, C.H. (2012). Collaborative learning techniques. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Djiwandono, Soenardi. (2008). Tes bahasa bagi pengajar bahasa. Jakarta: Indeks. Duwi, Saputra. (2012). Penerapan media surat kabar dalam meningkatkan kemampuan membaca di kelas V SDN 30 Batu Ampar. Artikel Penelitian pada PGSD FKIP, Universitas Tanjungputra.

Irawan, Yusni. (2009). Penggunaan bahasa dalam slogan iklan film Indonesia. (Skripsi). FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kustandi, C. & Sutjipto, B. (2011). Media pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Martanti, & Supraptiwi. (2009). Kreatif berbahasa Indonesia untuk SMP dan MTs kelas VIII. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa, H.E. (2009). Praktik penelitian tindakan kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurillah, Camelia N. (2013). Efektivitas metode teams games tournament dalam pembelajaran menulis slogan atau poster pada siswa kelas VIII MTS Buatanul Ulum Wedarijaksa Pati Tahun Ajaran 2012/2013. FPBS, IKIP PGRI Semarang.

Ratna, N.K. (2010). Metodologi penelitian kajian budaya dan ilmu sosial humaniora pada umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Resmini, Novi. (1998). Pembelajaran menulis cerita melalui implementasi prosedur menulis terbimbing di kelas 4 sekolah dasar. (Tesis). Program Pascasarjana, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Malang, Malang.

Saputra, Duwi. (2012). Penerapan media surat kabar dalam meningkatkan kemampuan membaca di kelas V SDN 30 Batu Ampar.(Skripsi). Jurusan Pendidikan Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura, Pontianak.


(6)

Tri Sugiarti, 2014

Penggunaan media koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Satori, D. & Komariah, A. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Semi, M. Atar. (2005). Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Surtini. (2012). Peningkatan keterampilan menulis slogan melalui metode picture and picture pada siswa kelas VIII. (Skripsi). PBS FKIP, UNTAN, Pontianak. Susilana, R. & Riyana, C. (2008). Media pembelajaran: hakikat, pengembangan,

pemanfaatan, dan penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syamsuddin, & Damaianti, V. S. (2007). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyuni, D.T. (2012). Peningkatan kemampuan menulis slogan melalui metode kontruktivisme. Dalam Dinamika [Online], Vol. 3, No. 2, Oktober 2012. Wahyuni. (2013). Penerapan strategi 3M (meniru-mengolah-mengembangkan)

untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis poster (Penelitian tindakan kelas siswa kelas VIII-E di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). (Skripsi). FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wiyanto, Asul dkk. (2006). Mampu berbahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo. Yusup, Nur Kholis. (2010). Peningkatan keterampilan menulis slogan pada siswa

kelas VIII SMP Muhammadiyah Wiradesa Kabupaten Pekalongan melalui gambar karikatur di media massa. (Skripsi). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Semarang.


Dokumen yang terkait

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Upaya meningkatkan motivasi belajar matematika melalui pemberian kartu skor partisipasi siswa : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 9 181

Penggunaan metode resitasi untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa : penelitian tindakan kelas di sman 5 bekasi

2 12 200

Penerapan metode e-learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas vii pada mata pelajaran IPS terpadu: penelitian tindakan kelas di SMP IT Al-Atiqiyah Cipanengah-Sukabumi.

0 6 139

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9