PENGARUH PEMBERIAN MSG SEJAK DALAM KANDUNGAN TERHADAP JUMLAH SPERMA DAN KEMAMPUAN FERTILISASI PADA MNECIT (MUS MUSCULUS L.).
Judul Skripsi
:
Pengaruh
Pemberian
MSG
Sejak
dalam
Kandungan Terhadap Jumlah Sperma dan
Kemampuan Fertilisasi pada Mencit (Mus
musculus L.)
Nama Mahasiswa
:
Wenny Alfyonita S
Nim
:
409220042
Program Studi
:
Biologi
Jurusan
:
Biologi
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi
Prof. Dr. Herbert Sipahutar. MS., M.Sc.
NIP. 19610626 198710 1 001
Mengetahui:
(2)
iii
Pengaruh Pemberian MSG Sejak dalam Kandungan terhadap Jumlah Sperma dan Kemampuan Fertilisasi pada Mnecit (Mus musculus L.)
Wenny Alfyonita S (409220042)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandungan terhadap jumlah sperma / ml dan kemampuan fertilisasi pada mencit (Mus musculus L.) Penelitian ini mengkaji bagaimana MSG mempengaruhi jumlah sperma / ml dan kemampuan fertilisasi mencit. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial dan kemudian di uji dengan Uji t menggunakan SPSS 17.0. Sebanyak 12 ekor induk mencit betina hamil dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok permberian 4g/kg BB MSG. Kemudian diambil 24 ekor anak dari induk mencit (masing - masing induk diambil 2 ekor mencit jantan); 12 ekor kontrol dan 12 ekor pemberian MSG 4g/kg BB. Dari 12 ekor anak mencit pemberian MSG diambil 6 ekor untuk pengamatan jumlah sperma dan 6 ekor untuk pengamatan kemampuan fertilisasi. Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukan bahwa pemberian MSG sejak dalam kandungan memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah sperma (0.05) dan diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata (0.05) pada pengamatan berat badan, berat testis, morfologi sperma abnormal, viabilitas sperma dan kemampuan fertilisasi.
Kata Kunci: Monosodium Glutamat (MSG), Jumlah Sperma / ml, Kemampuan Fertilisasi.
(3)
iv
The Effect of MSG Inserted in the Womb of the Number of Sperm and Fertilization Ability of Mice (Mus musculus L.)
Wenny Alfyonita S (409220042)
ABSTRACT
The aim of this study was to determine the effect of MSG in the womb to the number of sperm / ml and fertilization ability in mice (Mus musculus L.). This research tells how MSG can affects the number of sperm / ml and fertilization ability of mice. This study was an experimental research with completely non-factorial randomized design and then tested with the t test using SPSS 17.0. A total of 12 pregnant mices were divided into 2 groups; the control group and the experiment group 4g/kg BB MSG. Then 24 pups taken from their parent (Each parents were taken 2 male mices), 12 for control and 12 for 4g/kg BB MSG. From the 12 mice pups of MSG, 6 mices taken for observation number of sperm / ml and 6 for the ability of fertilization. The results of this research indicates that MSG in the womb gives significant effect on number of sperm / ml (0.05) and the obtained results were not significantly different from (0.05) which are the weight, testis weight, abnormal sperm morphology, sperm viability and fertilization ability of the mice.
Keywords: Monosodium Glutamate (MSG), number of sperm / ml, fertilization ability.
(4)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Batasan Masalah
3
1.3.
Rumusan Masalah
3
1.4.
Tujuan Penelitian
3
1.5.
Manfaat Penelitian
3
BAB II. Tinjauan Pustaka
2.1. Monosodium Glutamat (MSG)
4
2.1.1.
Sejarah MSG
4
2.1.2. Sumber-sumber MSG
4
2.1.3. Sifat Kimia MSG
5
2.1.4. Metabolisme Monosodium Glutamat
5
2.1.5. Efek Biologis MSG
6
2.1.6 Efek Monosodium Glutamat terhadap Fungsi Reproduksi
7
2.2. Mencit
9
2.2.1. Ciri-ciri Umum Mencit
9
2.2.2. Fisiologi Reproduksi Mencit Jantan
11
2.2.3 Kopulasi
15
2.2.4 Kerangka Berpikir
16
2.3. Hipotesis
17
BAB III. Metodologi Penelitian
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
19
3.2. Populasi dan Sampel
19
3.3. Pemeliharaan Hewan Uji
19
3.4. Alat dan Bahan Penelitian
20
3.4.1. Alat Penelitian
20
3.4.2. Bahan Penelitian
20
3.4.2.1. Bahan Biologis
20
3.4.2.2. Bahan Kimia
20
3.5. Desain Penelitian
20
3.6. Prosedur Kerja
23
3.6.1. Preparasi MSG
23
3.6.2. Pemberian MSG
23
3.6.5. Teknik Pengambilan Cauda Epididimis
23
3.7. Pengamatan
(5)
viii
3.7.2. Pengamatan Berat Testis
23
3.7.3. Pengamatan Jumlah Sperma
24
3.7.4. Pengamatan Morfologi Sperma
25
3.7.5. Pengamatan Viabilitas Sperma
25
3.7.6. Pengamatan Kemampuan Fertilisas
26
3.8. Teknik Analisis Data
26
BAB IV. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian
28
4.1.1. Berat Badan
28
4.1.2. Berat Testis
29
4.1.3. Jumlah Sperma Mencit
30
4.1.4. Morfologi Sperma Abnormal
31
4.1.5. Viabilitas Sperma
34
4.1.6. Kemampuan Fertilisasi
34
4.2. Pembahasan
35
4.2.1. Pengaruh Pemberian MSG terhadap Berat Badan
35
4.2.2. Pengaruh Pemberian MSG terhadap Berat Testis
35
4.2.3. Pengaruh Pemberian MSG terhadap Jumlah Sperma Mencit
36
4.2.4. Pengaruh Pemberian MSG terhadap Morfologi Sperma
38
4.2.5. Pengaruh Pemberian MSG terhadap Viabilitas Sperma
39
4.2.6. Pengaruh Pemberian MSG terhadap Kemampuan Fertilisasi
40
BAB V.Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
41
5.2. Saran
41
(6)
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Nilai Fisiologis Mencit
10
Tabel 4.1. Pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandung terhadap
rerata berat badan mencit
28
Tabel 4.2. Pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandung terhadap
rerata berat testis mencit
29
Tabel 4.3. Pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandung terhadap
rerata jumlah sperma mencit
30
Tabel 4.4. Pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandung terhadap
Morfologi sperma abnormal mencit
31
Tabel 4.5. Pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandung terhadap
Viabilitas sperma mencit
34
Tabel 4.6. Pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandungan
(7)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Kimia MSG
5
Gambar 2.2. Mencit (Mus musculus L.)
10
Gambar 2.3. Spermatogenesis Pada Mencit
14
Gambar 2.4. Skema Kerangka Berpikir
17
Gambar 3.1. Skema Desain Penelitian
22
Gambar 3.2. Haemocytometer
24
Gambar 4.1. Perbandingan rerata berat badan mencit perlakuan MSG
dan kontrol
29
Gambar 4.2 Perbandingan Morfologi Sperma Mencit MSG
dan Kontrol
32
Gambar 4.3. Morfologi sperma mencit dengan perbesaran 400 x
(8)
xi
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1. Data Berat Badan Mencit
45
Lampiran 2. Data Pengamatan
49
Lampiran 3. Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS V 17.0
50
(9)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Infertilitas merupakan masalah yang dialami pria dan wanita diseluruh dunia. Di negara Amerika, Jepang ditemukan kasus infertil baik pria maupun wanita sekitar 80% dari 400 juta pasangan. berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (1996) diperkirakan ± 3,5 juta pasangan mengalami infertilitas. Saat ini, para ahli memastikan angka infertilitas meningkat mencapai 15-20% dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia (Kurniawan, 2009). Untuk itu diperlukan pengendalian infertilitas, salah satunya adalah kewaspadaan perubahan gaya hidup, yaitu mengurangi makanan cepat saji yang bayak mengandung penyedap rasa (Elpiana, 2012). Menurut Mifda infertilitas dapat berupa abnormalitas volume semen, kualitas dan kuantitas sperma. Penyebab utama infertilitas pada wanita adalah akibat kelainan oosit, yaitu kegagalan ovulasi secara teratur atau tidak terjadi ovulasi sama sekali. Berbagai gangguan yang menyebabkan oligoovulasi atau anovulasi juga merupakan penyebab amenorea dan dibagi menjadi tiga kelompok yakni disfungsi hipotalamus, penyakit pada hipofisis dan disfungsi ovarium. Penyebab anovulasi pada hipotalamus yang paling sering adalah kelainan berat badan dan komposisi tubuh, latihan fisik yang berat, stres dan perjalanan jauh (Mifda, 2012).
MSG dapat menambah kenikmatan rasa makanan (Loliger, 2000), sehingga
monosodium Glutamat (MSG) digunakan sebagai penambah rasa makanan di seluruh
dunia dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam amino (Geha, 2000). MSG
digunakan di seluruh dunia pada hampir semua jenis sayuran, kaldu dan lauk-pauk. MSG juga hadir dalam berbagai makanan olahan seperti daging kalengan dan daging olahan beku, saus tomat, mayones, kecap, sosis, makanan ringan, beberapa produk olahan keju, bumbu mie instan, dan sebagainya. Penggunaan MSG kadang-kadang “tersembunyi” di balik label makanan dengan nama yang berbeda MSG adalah bubuk putih yang bersifat cepat larut dalam air atau air liur. Setelah larut, MSG terurai menjadi natrium dan glutamat. Glutamat adalah asam
(10)
amino nonesensial yang ditemukan di hampir semua protein. Di Amerika Serikat, MSG termasuk dalam daftar bahan makanan yang aman menurut Food and Drug Administration. Komite Ilmiah Uni Eropa juga menilai MSG sebagai zat makanan yang aman. Di Jepang, MSG adalah zat aditif makanan yang boleh digunakan tanpa pembatasan. Di Indonesia sendiri, BPOM menyatakan bahwa MSG termasuk bahan makanan yang dianggap aman (Anonim, 2010).
Penggunaan MSG di beberapa negara cukup tinggi misalnya di negara Jepang, kira-kira sampai 15.000 ton pertahun, di negara Korea, kira-kira 30.000 ton pertahun, di negara Amerika, kira 26.000 pertahun, sedangkan di Indonesia kira-kira 17.000 ton pertahun (Dhindsa, 1981). Di Indonesia rata-rata asupan MSG perhari pada masyarakat adalah 0,6 gram (Widharto, 2000), atau 0,3 – 1,0 g per hari (Geha, 2000). Taiwan adalah Negara yang paling tinggi konsumsi MSG per kapita, mencapai 3 g per hari sedangkan Amerika adalah Negara paling rendah konsumsi MSG per kapita, hanya 0,5 gram per hari (Sukawan, 2008).
Nosseir (2012) telah melakukan penelitian terhadap tikus putih yang
disuntikkan 4 ml/KgBB MSG menunjukkan terjadinya perubahan morfometrik
seperti penurunan berat testis, penurunan diameter tubulus, penurunan jumlah sperma dan terdapat sperma abnormal. Menurut Sukmaningsih (2011) kerusakan spermatogenesis terjadi melalui pretestikular dan testikular. Mekanisme pretestikuler menghambat spermatogenesis melalui poros hipotalamus, hipofisis dan testis. Dalam mekanisme testikuler, gangguan spermatogenesis bersifat sitotoksik. MSG juga menyebabkan stress oksidatif karena terbentuknya radikal bebas yang berlebihan.
Diketahui bahwa MSG bersifat embriotoksik dan teratogenik menurut penelitian Sabri (2006) dengan pemberian MSG yang pada induk mencit dimulai sejak umur kehamilan 0 hari hingga kehamilan 16 hari secara oral dengan dosis 2,4; 4,8; 9,6 mg/ml aquades. Telah dilaporkan pula bahwa, MSG menyebabkan penurunan jumlah fetus hidup, peningkatan pesentase kehilangan praimplantasi serta meningkatkan secara nyata persentase fetus yang mengalami malformasi.
Berdasarkan berbagai penelitian tentang efek MSG pada sistem reproduksi, terutama pada proses spermatogenesis diketahui bahwa MSG dapat merusak hipotalamus sehingga mengakibatkan terganggunya sistem kerja hormon-hormon yang mempengaruhi spermatogensis. Akibat MSG spermatogenesis terganggu dan
(11)
mempengaruhi jumlah sperma dan juga mempengaruhi daya fertilisasi. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian MSG secara oral sejak dalam kandungan terhadap kualitas sperma dan kemampuan fertilisasi mencit jantan (Mus musculus L.).
1.2Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi jumlah sperma, morfologi sperma, viabilitas sperma
dan lama waktu kopulasi pada mencit (Mus musculus L.) yang diberi MSG sejak
dalam kandungan.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandungan terhadap
kualitas sperma mencit jantan (Mus musculus L.)?
2. Bagaimana pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandungan terhadap
kemampuan fertilisasi mencit jantan (Mus musculus L.)?.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian MSG sejak masa embrio terhadap
jumlah sperma mencit jantan (Mus musculus L.)
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian MSG sejak masa embrio terhadap
kemampuan fertilisasi mencit jantan (Mus musculus L.).
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber informasi pada pembaca tentang pengaruh MSG terhadap
fungsi sistem reproduksi.
2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya akan dampak konsumsi
MSG terhadap sistem reproduksi.
3. Sebagai bahan pertimbangan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan
(12)
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan analisiss data secara statistik, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian MSG sejak dalam kandungan dapat menurunkan kualitas
sperma pada mencit. Pada pengamatan jumlah sperma, terjadi penurunan secara signifikan sehingga MSG memberikan pengaruh
nyata (α:0.05) terhadap jumlah sperma pada mencit perlakuan MSG
(67.66 X 106/ml ± 20.95 X 106/ml) lebih kecil dari mencit kontrol (X
106/ml ± 25.62 X 106). Namun MSG memberikan pengaruh tidak
nyata pada penurunan persentase sperma abnormal dan persentase
viabilitas sperma pada mencit (Mus musculus L.).
2. Pemberian MSG sejak dalam kandungan memberikan pengaruh tidak
nyata terhadap penurunan kemampuan fertilisasi pada mencit.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diajukan saran yaitu perlu adanya penelitian lanjutan dengan menggunakan MSG dengan dosis dan lama pemberian yang efektif terhadap jumlah sperma dan kemampuan
(13)
41
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010), Kontoversi Bahaya Efek Samping MSG, http://majalahkesehatan.com/kontroversi-bahaya-efek-samping-msg/, (Diakses 7 Februari 2013).
Anonim, (2013), Mencit, http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit, (Diakses 9 Februari 2013)
Ardyanto, D, T, (2004), MSG dan Kesehatan: Sejarah, Efek dan Kontroversinya,
Inovasi,1: 52-56.
DeMello, M.A. et al, (2001). Glucose tolerance and insulin action in monosodium glutamate (MSG) obese exercise-trained rats. Physiol Chem Phys Med.
33(1): 63-71
Dhindsa K.S. (1981). Histological Changes in The Thyroid Gland Induced By Monosodium Glutamat In Mice. An Atlas of Human Anatomy.
Elpiana, (2012), Pengaruh Monosodium Glutamat terhadap Kadar Hormon
Testosterone dan Berat Testis pada Tikus Jantan (Rattus norvegicus),
Tesis, Fakultas Kedokteran, UNAND.
Hirata, A.E., Vaskevicius, P., Dolnikoff, M.S. (1997). Monosodium glutamate (MSG)-obese rats develop glucose intolerance and insulin resistance to peripheral glucose uptake. Braz J MedBiol Res. 30(5): 671-4
Garattini, S. (2000), Glutamic Acid, Twenty Years Later. Journal of Nutrition,
130: 901S-909S.
Geha, R., Beiser A., Ren, C. Patterson, R., Greenberger, P., Grammer, L., Ditto A., Harris, K., Saughnessy, M., Yarnold, P., Corrent, J., Saxon, A. (2000), Review of alleged reaction to monosodium glutamate and outcome of a multicenter double- blind placebo- controlled study, The Journal of
Nutrition, 130: 1058S-1062S.
Inyang, B., Ojewunmi, O., Ebuehi, O., (2010), Toxicological Effects of Monosodium Glutamate on The Liver Enzyme Markers and Lipid Profile of Adult Wistar Rats, Asian Journal of Biochemical and
Pharmaceutical Research,02: 266-273.
Ismail, N, H., (2012), Assessment of DNA Damage in Testes from Young Wistar Male Rat Treated with Monosodium Glutamate, Life Science Journal, 01: 930-939
(14)
42
Janqueira, L, C., (2007), Histologi Dasar: Teks & Atlas, Ed 10, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Loliger, J. (2000), Function and importance of glutamate for savory of foods. The
Journal of Nutrition, 130: 915S-920S.
Liputo, P, K., (2006), Studi Histopatologi Pengaruh Pajanan Asap Rokok Kretek
terhadap Organ Reproduksi Betina Tikus Putih (Rattus rattus), Skripsi,
Fakultas Kedokteran IPB, Bogor
Mackey, D,. Savage, A. (2010), Read This! Level 2 Student's Book: Fascinating
Stories from the Content Areas, Cambridge University Press.
Mifda, (2012), Infertilitas dan Penanganannya, http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2012/07/07/infertilitas-dan-penanganannya-469716.html, (Diakses 6 Februari 2013).
Nayanatara, A., Vinodini, N., Damodar, G., Ahamed, B., Ramaswamy, C., Shabarinath., Bath, R. (2008), Role of ascorbic acid in monosodium glutamate mediated effect on testicular weight, sperm morphology and sperm count, in rat testis. Journal of Chinesse Clinical Medicine 3:1-5. Nosseir, N, S., Ali, M, H, M., Ebaid, H, M., (2012), A Histological and
Morphometric Study of Monosodium Glutamate Toxic Effect on Testicular Structure and Potentiality of Recovery in Adult Albino Rats,
Research Journal of Biology, 02: 66-78.
Pramesemara, (2010), Spermatogenesis pada Mencit (Mus musculus), http://pramareola14.wordpress.com/2010/07/24/spermatogenesis-pada-mencit-mus-musculus/, (Diakses 9 Februari 2013).
Prawirohardjono, W., Dwiprahasto, I., Astuti I., Hadiwandowo, S., Kristin, E., Muhammad, M., Kelly, M. F. (2000) The Administration to Indonesians of Monosodium L- Glutamate in Indonesian Foods. The Journal of
Nutrition 130: 1074S-1076S.
Rajagukguk, A, I, S, (2012), Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Karakteristik Sperma Mencit Jantan Dewasa (Mus musculus) yang Telah dipapari MSG Secara
Kronis, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Medan.
Rugh, R. (1976), The mouse its reproduction and development, Burgess Publishing Company, Minneapolis.
(15)
43
Russell, L, D., Hikim, A, P, S., Legg, E, D., Histological and Histopathological
Evaluation of The Testis. Cache river press. 1-40.
Sabri, E., Supriharti, D., Utama, G, E., (2006), Efek Pemberian Monosodium Glutamat (MSG) terhadap Perkembangan Embrio Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW Selama Periode Praimplantasi Hingga Organogenesis,
Jurnal Biologi Sumatra, 1: 8-14.
Sandjaja, (2009), Kamus Gizi: Pelengkap Kesehatan Keluarga, Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Setijono, M, M., (1985), Mencit (Mus musculus) sebagai Hewan Percobaan,
Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Sihotang, L, L., (2012), Pengaruh Pemberian Ekstrak Kelopak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Tingkah Laku Reproduksi Mencit Jantan
Dewasa (Mus musculus L.) yang dipapari oleh MSG Secara Kronis,
Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Medan. Siregar, J. H, (2009), Pengauh Pemberian Vitamin C terhadap Jumlah Sperma dan
Jumlah Sel Leydig Mencit Jantan (Mus musculus L.) yang Telah
dipaparkan Monosodium Glutamat (MSG), Tesis, Fakultas Kedokteran,
USU, Medan.
Sukhorum, W., Yimdee, J., Kanla, P., Hipkaeo, W., Cahichoon, A, (2012), Effects of Monosodium Glutamate (MSG) on Reproductive Organs in Male Rats. Proccedings: 1stAsean Plus Three Graduate Research Congress,
411-414
Tjay, T. H., Rahardja, K, (2007), Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tobing, H. A. L, (2009), Yang Benar dan Salah Tentang MSG , PT Gramedia, Jakarta.
Vinodini, N., Nayanatara, A., Damodara, G., Ahamed, B., Ramaswamy, C., Shabarinath., Bath. R. (2008), Effect of monosodium glutamate- induce oxidative damage on rat testis, Journal of Chinesse Clinical Medicine. 3:
370-373.
Walker, R., Lupien, J, R. (2000). The Safety Evalition of Monosodium Glutamat.
(1)
amino nonesensial yang ditemukan di hampir semua protein. Di Amerika Serikat, MSG termasuk dalam daftar bahan makanan yang aman menurut Food and Drug Administration. Komite Ilmiah Uni Eropa juga menilai MSG sebagai zat makanan yang aman. Di Jepang, MSG adalah zat aditif makanan yang boleh digunakan tanpa pembatasan. Di Indonesia sendiri, BPOM menyatakan bahwa MSG termasuk bahan makanan yang dianggap aman (Anonim, 2010).
Penggunaan MSG di beberapa negara cukup tinggi misalnya di negara Jepang, kira-kira sampai 15.000 ton pertahun, di negara Korea, kira-kira 30.000 ton pertahun, di negara Amerika, kira 26.000 pertahun, sedangkan di Indonesia kira-kira 17.000 ton pertahun (Dhindsa, 1981). Di Indonesia rata-rata asupan MSG perhari pada masyarakat adalah 0,6 gram (Widharto, 2000), atau 0,3 – 1,0 g per hari (Geha, 2000). Taiwan adalah Negara yang paling tinggi konsumsi MSG per kapita, mencapai 3 g per hari sedangkan Amerika adalah Negara paling rendah konsumsi MSG per kapita, hanya 0,5 gram per hari (Sukawan, 2008).
Nosseir (2012) telah melakukan penelitian terhadap tikus putih yang disuntikkan 4 ml/KgBB MSG menunjukkan terjadinya perubahan morfometrik seperti penurunan berat testis, penurunan diameter tubulus, penurunan jumlah sperma dan terdapat sperma abnormal. Menurut Sukmaningsih (2011) kerusakan spermatogenesis terjadi melalui pretestikular dan testikular. Mekanisme pretestikuler menghambat spermatogenesis melalui poros hipotalamus, hipofisis dan testis. Dalam mekanisme testikuler, gangguan spermatogenesis bersifat sitotoksik. MSG juga menyebabkan stress oksidatif karena terbentuknya radikal bebas yang berlebihan.
Diketahui bahwa MSG bersifat embriotoksik dan teratogenik menurut penelitian Sabri (2006) dengan pemberian MSG yang pada induk mencit dimulai sejak umur kehamilan 0 hari hingga kehamilan 16 hari secara oral dengan dosis 2,4; 4,8; 9,6 mg/ml aquades. Telah dilaporkan pula bahwa, MSG menyebabkan penurunan jumlah fetus hidup, peningkatan pesentase kehilangan praimplantasi serta meningkatkan secara nyata persentase fetus yang mengalami malformasi.
Berdasarkan berbagai penelitian tentang efek MSG pada sistem reproduksi, terutama pada proses spermatogenesis diketahui bahwa MSG dapat merusak hipotalamus sehingga mengakibatkan terganggunya sistem kerja hormon-hormon yang mempengaruhi spermatogensis. Akibat MSG spermatogenesis terganggu dan
(2)
1.2Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi jumlah sperma, morfologi sperma, viabilitas sperma dan lama waktu kopulasi pada mencit (Mus musculus L.) yang diberi MSG sejak dalam kandungan.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandungan terhadap
kualitas sperma mencit jantan (Mus musculus L.)?
2. Bagaimana pengaruh pemberian MSG sejak dalam kandungan terhadap kemampuan fertilisasi mencit jantan (Mus musculus L.)?.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian MSG sejak masa embrio terhadap jumlah sperma mencit jantan (Mus musculus L.)
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian MSG sejak masa embrio terhadap kemampuan fertilisasi mencit jantan (Mus musculus L.).
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber informasi pada pembaca tentang pengaruh MSG terhadap fungsi sistem reproduksi.
2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya akan dampak konsumsi MSG terhadap sistem reproduksi.
3. Sebagai bahan pertimbangan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kadar konsumsi MSG sehari-hari.
(3)
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan analisiss data secara statistik, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian MSG sejak dalam kandungan dapat menurunkan kualitas sperma pada mencit. Pada pengamatan jumlah sperma, terjadi penurunan secara signifikan sehingga MSG memberikan pengaruh nyata (α:0.05) terhadap jumlah sperma pada mencit perlakuan MSG (67.66 X 106/ml ± 20.95 X 106/ml) lebih kecil dari mencit kontrol (X
106/ml ± 25.62 X 106). Namun MSG memberikan pengaruh tidak nyata pada penurunan persentase sperma abnormal dan persentase viabilitas sperma pada mencit (Mus musculus L.).
2. Pemberian MSG sejak dalam kandungan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap penurunan kemampuan fertilisasi pada mencit.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diajukan saran yaitu perlu adanya penelitian lanjutan dengan menggunakan MSG dengan dosis dan lama pemberian yang efektif terhadap jumlah sperma dan kemampuan fettilisasi pada mencit (Mus musculus L.).
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010), Kontoversi Bahaya Efek Samping MSG,
http://majalahkesehatan.com/kontroversi-bahaya-efek-samping-msg/, (Diakses 7 Februari 2013).
Anonim, (2013), Mencit, http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit, (Diakses 9 Februari 2013)
Ardyanto, D, T, (2004), MSG dan Kesehatan: Sejarah, Efek dan Kontroversinya,
Inovasi,1: 52-56.
DeMello, M.A. et al, (2001). Glucose tolerance and insulin action in monosodium
glutamate (MSG) obese exercise-trained rats. Physiol Chem Phys Med.
33(1): 63-71
Dhindsa K.S. (1981). Histological Changes in The Thyroid Gland Induced By
Monosodium Glutamat In Mice. An Atlas of Human Anatomy.
Elpiana, (2012), Pengaruh Monosodium Glutamat terhadap Kadar Hormon
Testosterone dan Berat Testis pada Tikus Jantan (Rattus norvegicus),
Tesis, Fakultas Kedokteran, UNAND.
Hirata, A.E., Vaskevicius, P., Dolnikoff, M.S. (1997). Monosodium glutamate (MSG)-obese rats develop glucose intolerance and insulin resistance to
peripheral glucose uptake. Braz J MedBiol Res. 30(5): 671-4
Garattini, S. (2000), Glutamic Acid, Twenty Years Later. Journal of Nutrition,
130: 901S-909S.
Geha, R., Beiser A., Ren, C. Patterson, R., Greenberger, P., Grammer, L., Ditto A., Harris, K., Saughnessy, M., Yarnold, P., Corrent, J., Saxon, A. (2000), Review of alleged reaction to monosodium glutamate and outcome of a
multicenter double- blind placebo- controlled study, The Journal of
Nutrition, 130: 1058S-1062S.
Inyang, B., Ojewunmi, O., Ebuehi, O., (2010), Toxicological Effects of Monosodium Glutamate on The Liver Enzyme Markers and Lipid
Profile of Adult Wistar Rats, Asian Journal of Biochemical and
Pharmaceutical Research,02: 266-273.
Ismail, N, H., (2012), Assessment of DNA Damage in Testes from Young Wistar
Male Rat Treated with Monosodium Glutamate, Life Science Journal,
(5)
42
Janqueira, L, C., (2007), Histologi Dasar: Teks & Atlas, Ed 10, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Loliger, J. (2000), Function and importance of glutamate for savory of foods. The
Journal of Nutrition, 130: 915S-920S.
Liputo, P, K., (2006), Studi Histopatologi Pengaruh Pajanan Asap Rokok Kretek
terhadap Organ Reproduksi Betina Tikus Putih (Rattus rattus), Skripsi,
Fakultas Kedokteran IPB, Bogor
Mackey, D,. Savage, A. (2010), Read This! Level 2 Student's Book: Fascinating
Stories from the Content Areas, Cambridge University Press.
Mifda, (2012), Infertilitas dan Penanganannya,
http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2012/07/07/infertilitas-dan-penanganannya-469716.html, (Diakses 6 Februari 2013).
Nayanatara, A., Vinodini, N., Damodar, G., Ahamed, B., Ramaswamy, C., Shabarinath., Bath, R. (2008), Role of ascorbic acid in monosodium glutamate mediated effect on testicular weight, sperm morphology and
sperm count, in rat testis. Journal of Chinesse Clinical Medicine 3:1-5.
Nosseir, N, S., Ali, M, H, M., Ebaid, H, M., (2012), A Histological and Morphometric Study of Monosodium Glutamate Toxic Effect on Testicular Structure and Potentiality of Recovery in Adult Albino Rats,
Research Journal of Biology, 02: 66-78.
Pramesemara, (2010), Spermatogenesis pada Mencit (Mus musculus),
http://pramareola14.wordpress.com/2010/07/24/spermatogenesis-pada-mencit-mus-musculus/, (Diakses 9 Februari 2013).
Prawirohardjono, W., Dwiprahasto, I., Astuti I., Hadiwandowo, S., Kristin, E., Muhammad, M., Kelly, M. F. (2000) The Administration to Indonesians
of Monosodium L- Glutamate in Indonesian Foods. The Journal of
Nutrition 130: 1074S-1076S.
Rajagukguk, A, I, S, (2012), Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Kelopak Bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Karakteristik Sperma Mencit Jantan Dewasa (Mus musculus) yang Telah dipapari MSG Secara
Kronis, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Medan.
Rugh, R. (1976), The mouse its reproduction and development, Burgess Publishing
(6)
Russell, L, D., Hikim, A, P, S., Legg, E, D., Histological and Histopathological
Evaluation of The Testis. Cache river press. 1-40.
Sabri, E., Supriharti, D., Utama, G, E., (2006), Efek Pemberian Monosodium
Glutamat (MSG) terhadap Perkembangan Embrio Mencit (Mus musculus
L.) Strain DDW Selama Periode Praimplantasi Hingga Organogenesis,
Jurnal Biologi Sumatra, 1: 8-14.
Sandjaja, (2009), Kamus Gizi: Pelengkap Kesehatan Keluarga, Penerbit Buku
Kompas, Jakarta.
Setijono, M, M., (1985), Mencit (Mus musculus) sebagai Hewan Percobaan,
Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Sihotang, L, L., (2012), Pengaruh Pemberian Ekstrak Kelopak Air Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Tingkah Laku Reproduksi Mencit Jantan
Dewasa (Mus musculus L.) yang dipapari oleh MSG Secara Kronis,
Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Medan.
Siregar, J. H, (2009), Pengauh Pemberian Vitamin C terhadap Jumlah Sperma dan
Jumlah Sel Leydig Mencit Jantan (Mus musculus L.) yang Telah
dipaparkan Monosodium Glutamat (MSG), Tesis, Fakultas Kedokteran,
USU, Medan.
Sukhorum, W., Yimdee, J., Kanla, P., Hipkaeo, W., Cahichoon, A, (2012), Effects of Monosodium Glutamate (MSG) on Reproductive Organs in Male
Rats. Proccedings: 1stAsean Plus Three Graduate Research Congress,
411-414
Tjay, T. H., Rahardja, K, (2007), Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Tobing, H. A. L, (2009), Yang Benar dan Salah Tentang MSG , PT Gramedia,
Jakarta.
Vinodini, N., Nayanatara, A., Damodara, G., Ahamed, B., Ramaswamy, C., Shabarinath., Bath. R. (2008), Effect of monosodium glutamate- induce
oxidative damage on rat testis, Journal of Chinesse Clinical Medicine. 3:
370-373.
Walker, R., Lupien, J, R. (2000). The Safety Evalition of Monosodium Glutamat.