PENGARUH ASPEK-ASPEK PRILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survey pada Pengusaha Tahu di Kabupaten Sumedang.

(1)

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey pada Pengusaha Tahu di Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh Siti Wahyuni

0901764

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH ASPEK-ASPEK PRILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey pada Pengusaha Tahu di Kabupaten Sumedang)

Oleh Siti Wahyuni

0901764

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Siti Wahyuni

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa seijin dari penulis.


(3)

3

SITI WAHYUNI

PENGARUH ASPEK-ASPEK PRILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey pada Pengusaha Tahu di Kabupaten Sumedang) disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing

Prof. Dr. H. Disman, MS. NIP. 19590209 198412 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

... Error!

Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ...

... Error!

Bookmark not defined.

ABSTRAK ...

... Error!

Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ...

... Error!

Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ...

... Error!

Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ...

... Error!

Bookmark not defined.

1.1. Latar belakang ...

Error! Bookmark not defined.

1.2. Rumusan Masalah ...

Error! Bookmark not defined.

1.3. Tujuan Penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

1.4. Manfaat Penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

... Error!

Bookmark not defined.

2.1. Tinjauan Pustaka ...


(5)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.1. Usaha Dan Usaha Kecil ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.2. Keberhasilan Usaha ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1. Pengertian Keberhasilan Usaha ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3. Indikator Keberhasilan Usaha ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.3. Konsep Laba ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.3.1. Teori Laba...

Error! Bookmark not defined.

2.1.4. Konsep Pasar Persaingan Monopolistis ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.4.1. Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistis ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.5. Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.6. Konsep Kewirausahaan ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.6.1. Pengertian Kewirusahaan ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.6.2. Ciri-Ciri Wirausaha ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.7. Unsur-unsur Perilaku Kewirausahaan ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.7.1. Kreativitas ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.7.2. Inovasi ...

Error! Bookmark not defined.

2.1.7.3. Keberanian Mengambil Resiko ...


(6)

3

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2. Penelitian Terdahulu ...

Error! Bookmark not defined.

2.3. Kerangka Pemikiran ...

Error! Bookmark not defined.

2.3.1. Keterikatan Kreativitas dan Keberhasilan Usaha ...

Error! Bookmark not defined.

2.3.2. Keterikatan Inovasi dan Keberhasilan Usaha ...

Error! Bookmark not defined.

2.3.3. Keterikatan Keberanian Menghadapi Resiko dan Keberhasilan Usaha....

Error! Bookmark not defined.

2.4. Hipotesis ...

Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ...

... Error!

Bookmark not defined.

3.1. Objek dan Subjek Penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

3.2. Metode Penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

3.3. Populasi dan Sampel Penetilian ...

Error! Bookmark not defined.

3.3.1. Populasi ...

Error! Bookmark not defined.

3.3.2. Sampel ...

Error! Bookmark not defined.

3.4. Operasionalisasi Veriabel ...

Error! Bookmark not defined.

3.5. Teknik Pengumpulan Data ...

Error! Bookmark not defined.

3.6. Teknik Pengolahan Data ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.1. Analisis Instrumen ...


(7)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.1.1. Tes Validitas ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.1.2. Tes Reliabilitas...

Error! Bookmark not defined.

3.6.2. Teknik Analisis data ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.3. Uji Hipotesis ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.3.1. Uji Hipotesis Koefisien Regresi Keseluruhan (Uji-F) ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.3.2. Koefisien Determinasi Majemuk (R2) ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.3.3. Uji-t Koefisien Regresi Parsial ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.4. Uji Asumsi Klasik ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.4.1. Multikolinieritas ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.4.2. Heteroskedastisitas ...

Error! Bookmark not defined.

3.6.4.3. Autokorelasi ...

Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...

... Error!

Bookmark not defined.

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

4.2. Profil Responden ...

Error! Bookmark not defined.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

Error! Bookmark not defined.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Umur ...


(8)

5

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir...

Error! Bookmark not defined.

4.3. Gambaran Umum Variabel Penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

4.3.1. Kreativitas ...

Error! Bookmark not defined.

4.3.2. Inovasi ...

Error! Bookmark not defined.

4.3.3. Keberanian Menghadapi Resiko ...

Error! Bookmark not defined.

4.3.4. Keberhasilan Usaha ...

Error! Bookmark not defined.

4.4. Hasil Uji Prasyaratan Analisis ...

Error! Bookmark not defined.

4.4.1. Hasil Uji Multikolinearitas ...

Error! Bookmark not defined.

4.4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...

Error! Bookmark not defined.

4.5.3 Hasil Uji Autokorelasi ...

Error! Bookmark not defined.

4.5. Hasil Penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

4.5.1. Pengujian Hipotesis ...

Error! Bookmark not defined.

4.5.1.1. Analisis Regresi Secara Simultan (Uji F) ...

Error! Bookmark not defined.

4.5.1.2. Koefisien Determinasi ...

Error! Bookmark not defined.

4.5.1.3. Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t) ...

Error! Bookmark not defined.

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

4.7. Implikasi Pendidikan ...


(9)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

... Error!

Bookmark not defined.

5.1. Kesimpulan ...

Error! Bookmark not defined.

5.2. Saran ...

Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ...

... Error!

Bookmark not defined.

LAMPIRAN ...

... Error!


(10)

i

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku KewirausahaanTerhadap Keberhasilan Usaha

(Survey pada Pengusaha Tahu di Kabupaten Sumedang) Oleh :

Siti Wahyuni

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh kreatifitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha, dengan responden pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang. Variabel kretifitas diukur melalui tingkat kreativitas pada pengembangan kualitas pribadi. Variabel inovasi diukur melalui inovasi produk dan inovasi proses. Sedangkan keberanian menghadapi resiko diukur melalui kesiapan pengusaha menghadapi objective risk (kegagalan alami, subjective risk (kegegalan yang diperkirakan), dan uncertainty (kegagalan akibat ketidak pastian sesuatu). Keberhasilan usaha diukur dengan laba rata-rata yang diperoleh pengusaha setiap bulannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey (eksplanatory survey) dengan sampel jenuh, yaitu 86 pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang. Sedangkan analisis data menggunakan regresi linier sederhana dan berganda dengan bantuan komputer program SPSS 21.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama, tingkat kretivitas, inovasi, kebranian menghadapi resiko, serta keberhasilan usaha dari pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang berkategori tinggi. Kedua,kretifitas berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Ketiga,inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Keempat,keberanian menghadapi resiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Kata Kunci:Kreativitas, Inovasi, Keberanian Menghadapi Resiko, Keberhasilan


(11)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The Influence of Entrepreneurship Behavior Aspects toward Success in Business

(A Survey of Tofu Entrepreneurs in Sumedang Region) By

Siti Wahyuni

This research aimed to obtain a picture of the influence of creativity, innovation, and courage in confronting risk towards the success in business of tofu entrepreneurs in Sumedang region. The creativity variable was measured by creativity level on self quality development. The innovation variable was measured by product innovation and process innovation. Meanwhile, courage in confronting risk was measured by observing entrepreneurs’ readiness in facing objective risk, subjective risk, and uncertainty. Lastly, success was measured by calculating the monthly average profit obtained by entrepreneurs.

The research method used survey method namely explanatory survey toward 86 tofu entrepreneurs in Sumedang region as total sampling. While the data analysis used simple and double linear regression by using SPSS 21, computer aided program.

The result of the research showed that: First, creativity level, innovation, courage in confronting risk, and success in business of tofu entrepreneurs in Sumedang region could be categorized as high level. Second, creativity could affect success in business. Third, Innovation positively and significantly affected success in business. Last, courage in confronting risk also positively and significantly affected success in business.

Keywords: Creativity, Innovation, Courage in Confronting Risk, Success in


(12)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kewirausahaan merupakan sifat, cirri, dan watak sesrorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan iniovasi ke dalam dunia nyata secara kreatif, meskipun sampai sekarang ini belum ada terminology yang persis sama tentang kewirausahaan (enterprenearship), akan tetapi pada umumnya memiliki hakikat yang hampir sama yaitu merujuk pada sifat, watak dan cirri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras yang mewujudkan gagasan inovasi ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh di kalangan masyarakat.

Sikap dan perilaku merupakan kesatuan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan sehari-hari. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi, dan insentif, sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan. Dengan demikian sikap dan perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan oleh adanya tekanan/pengaruh lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam diri sendiri dan dari luar lingkungan bergaul maka tumbuhlah sikap dan perilaku individu yang spesifik.

Proses kreatifitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko hanya dillakukan oleh orang – orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen) berinisiatif (energik dan percaya diri) memiliki motif berprestasi (berorientasiu hasil dan berwawasan ke depan) memiliki jiwa yang berkepemimpinan (berani tampil beda) dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka tantangan).

Kreatif adalah kemauan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalam kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing).


(13)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatifitas adalah kemampuan untuk menemukan suatu hal yang baru dan berbeda. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan suatu hal yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode dan cara sesuatu yang baru dan berbeda yang di ciptakan melalui proses berfikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value aded) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah suatu peluang bagi wirausaha, ide kreatif akan muncul apabila wirausaha “look at old think something new or different”. Serta keberanian menghadapi resikoadalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis dari seorang wirausahawan.

Pada umumnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang mempunyai tujuan untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata dirasakan oleh semua masyarakat, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, mengurangi tingkat kemiskinan, mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, dan struktur perekonomian yang seimbang.

Usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dalam membangun perekonomian di suatu Negara atau daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui sangat besar. Hal ini dapat di lihat dari kontribusi UMKM terhadap lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan sebagai penggerak peningkatan ekspor manufaktur/nonmigas.

Batasan usaha kecil menurut Undang-undang No.20/2008 Pasal 6 tentang UMKM, disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut:

1.Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2.Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)


(14)

3

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan menurut Bank Indonesia (SK. Direktur BI No.31/24//Kep/DER tanggal 5 Mei 1998) Usaha mikro adalah usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Dimiliki oleh keluarga sumber daya lokal dan teknologi sederhana. Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry.

Pertumbuhan ekonomi 2013 tetap tinggi apabila pemerintah mengalokasikan belanja pembangunan yang lebih besar untuk infrastruktur. Pembenahan infrastruktur akan memperlancar arus barang dan jasa, mempertahankan daya beli masyarakat, dan mendorong konsumsi domestik.Dan yang lebih penting adalah, harus di perhatikan peran dan fungsi sektor rill yang sudah terbukti menjadi penyelamat Perekonomian Indonesia dari serangan arus Global dan Krisis Ekonomi Dunia.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka fokus pertumbuhan ekonomi seharusnya dikontribusikan oleh pertumbuhan sektor rill dibandingkan sektor Moneter dan keuangan yang tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran. Konsentrasi pada sektor rill khususnya bisa dilakukan dengan fokus pemberdayaan dan peningkatan jumlah wiraswasta dan wirausaha Indonesia.

Melalui pemberdayaan masyarakat menjadi wirausaha melalui pengembangan usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).Maka akan di harapkan tumbuh sentra sentra produksi kecil dan Menengah yang di tata kelola dengan baik,sehingga kontribusinya terdahap pertumbuhan Ekonomi di Daerah Daerah makin dominan.Ini lah yang di harapkan bisa membangkitkan daya beli Masyarakat Daerah khususnya dan Nasional pada Umumnya.

UMKM lebih di fungsikan lagi dan juga Sumber Daya Manusia yang terlibat di dalam nya agar di tingkatkan keterampila mereka, di maksud agar bisa memanajemen usaha usaha mereka dengan baik sesuai dengan tujuan nya, meningkatkan pendapatan dan hasil penjualan serta mampu menaikan tingkat kesejahteraan anggotanya.

Sektor UMKM harus di kedepankan dengan cara memberi kemudahan dalam pendanaan, memperbaharui kemampuan teknologi, membuka akses pasar


(15)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan diversifikasi macam macam produk, maka akan melahirkan pengusaha-pengusaha lokal yang bisa berkompetisi secara nasional maupun di tingkat internasional, yang nantinya akan berdampak pada penciptaan pengusaha-pengusaha baru yang siap mengembangkan produk-produk lokal dan potensi lokal di Daerah Daerah sentra Produksi.

Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus ditunjang dengan program-program sektor perbankan melalui pemberian kredit dalam jumlah yang lebih besar,tidak hanya di sektor Industri dan properti yang justru hanya menciptkana tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata di semua sektor. Bahkan kontribusi sektor UKM telah menyelamatkan perekonomian Indonesia saat dilanda krisis ekonomi tahun 1997/1998.

Indonesia membutuhkan banyak sekali pengusaha-pengusaha wiraswata dan wirausaha baru untuk menunjang agar perekonomian Indonesia agar bisa lebih maju, sekaligus mendorong terciptanya lapangan kerja baru, diharapkan bisa menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang selama ini jadi momok dalam perekonomian Indonesia. Menurut Hipmi negeri ini butuh 4 juta wirausahan muda untuk menyamai negara-negara maju.

Konsentrasi kepada UMKM akan lebih bermakna bagi Masyarakat pedesaan yang secara langsung bisa menikmati kontribusinya daripada sektor korporasi yang selama ini justru hanya menciptkana ketidak merataan ekonomi.

Badan pusat statistika (2009) menyebutkan bahwa jumlah UMKM tercatat 42,3 juta atau 99,90 persen dari total jumlah yunit usaha. UMKM, menyerap tenaga kerja sebanyak 79 juta atau 99,40 persen dari total angkatan kerja. Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB sebesar 56,70 persen, kemudian sumbangan terhadap penerimaan devisa negara melalui kegiatan ekspor sebesar Rp. 75,80 triliun atau 19,90 persen dari total ekspor.

Namun tidak demikian dengan apa yang terjadi pada kondisi UMKM di kabupaten Sumedang. Berkembangnya sektor usaha kecil terlihat pula dalam perkembangan jumlah usaha kecil yang ada di kabupaten Sumedang. Namun karena kesepakatan china ASEAN Free Trade Area(CAFTA), mengancam


(16)

5

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar). Produk lokal dinilai masih belum mampu untuk bersaing dengan barang-barang dari cina. Kondisi usaha di Sumedang saat ini, produk yang dihasilkannya masih kalah bersaing. UMKM daerah belum mampu dihadapkan pada tantangan besar menghadapi pasar bebas tersebut. Ditambah lagi, dengan kebiasaan masyarakat yang lebih menyenangi produk-produk impor termasuk dari cina, menjadikan produk lokal lebih terpuruk.

Salah atu jenis usaha kecil yang banyak berkembang di Kabupaten Sumedang dan menjadi salah satu sektor andalan bagi Kabupaten Sumedang adalah usaha tahu. Usaha industri tahu adalah sebuah usaha yang tidak berasal dari sumber-sumber alam yang terdapat di suatu tempat yang di perlukan untuk produksi tahu, sehingga dalam usaha industri tahu ini, merupakan usaha produksi yang dilakukan dengan memanfaatkan input untuk menghasilkan suatu output yang diharapkan. Ini dapat di artikan bahwa dalam proses produksi pada usaha industri tahu adalah adanya aktivitas langsung dari sumber daya yang di gunakan untuk menghasilkan output.

Walaupun usaha tahu merupakan jenis usaha kecil, akan tetapi tidak dapat di pungkiri keberadaan usaha tahu di kabupaten Sumedang yang di pelopori oleh ONG BUNG KENG (Tahu Bungkeng) sejak tahun 1928, telah mampu menyerap banyak tenaga kerja. Jumlah pengusaha tahu putih di kabupaten sumedang berdasarkan laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumedang tahun 2009 adalah sebanyak 232 pengusaha dan telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 812 orang.

Tabel 1.1

Tabel Produk Unggulan UKM Sumedang Tahun 2012

Nama Produk

Jumlah Unit Usaha

(Unit)

Kapasitas Produksi (Kg/Tahun)

Nilai Investasi (Jutaan Rupiah)

Tenaga Kerja (Orang)

Tahu 232 202.078.586 331.358 812

Ubi Cilembu 30 57.000 6.000 55


(17)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Opak Ketan 178 929.808 7.675 958

Sale Pisang 56 9.119.900 3.400 236

Oncom 10 256.000 38.989 62

Senapan Angin 32 5.693 35.913 167

Meubel Kayu 176 48.599 221.353 1.492

Kerajinan

Kayu 40 100.000 9,520 240

Kerajinan

Wayang Golek 60 18.400 7,815 180

Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab.Sumedang

Berdasarkan data diatas, walaupun industri tahu nilai investasi dibawah industri mebel kayu, tapi jumlah usahanya terbanyak di bandingkan dengan industri–industri yang lain yang terbesar di 20 kecamatan di Sumedang yang berarti usaha ini menjadi andalan masyarakat untuk menopang perekonomian keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya karena mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. Selain itu, tahu juga merupakan khas daerah Sumedang yang sudah dikenal seluruh Jawa Barat dan mungkin juga Indonesia.

Namun kenyataan yang terjadi pengrajin tahu dan tempe di sejumlah daerah menjerat akibat tingginya harga kacang kedelain sebagai bahan baku. Dari Rp. 6.800 kg pada Oktober 2012 menjadi Rp. 7.600/kg pada Desember 2012, berlanjut menjadi Rp. 9.400/kg di bulan Oktober 2013 dan Rp. 8.800/kg di November 2013. Akibat kenaikan ini, pengrajin tahu dan tempe merugi. Ribuan perajin pun memilih menghentikan produksi.

Kebijakan impor kedelai yang diterapkan beberapa tahun silam, ternyata tidak banyak membantu menyeimbangi pasokan kedelai dalam negeri sementara, kalangan petani kedelai sendiri tidak banyak memiliki pilihan. Para perajin tempe dan tahu ternyata lebih memilih kedelai impor, karena mampu menghasilakan produk yang lebih baik.

Tekanan kedelai impor terhadap industri atau UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) sktor tempe dan tahu mulai terjadi ketika pemerintah menghapus tata niaga kedelai yang semula dilakukan oleh Bulog lalu dialihkan kepada


(18)

7

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

importir umum. Hal itu merupakan agenda neolib, yakni WTO (organisasi perdagangan niaga) dan IMF (Dana Moneter Internasional). Dengan bebasnya impor kedelai dan tidak adanya proteksi (bea masuk nol persen) mengakibatkanharga kedelai di pasar domestik mengalami tekanan. Meningkatkan impor kedelai juga nyata-nyata telah menghancurkan usaha pertanian kedelai di dalam negeri.

Hal ini bisa terlihat dari data berikut yang menunjukkan penurunan jumlah produksi tahu pada periode bulan September 2010 sampai Desember 2010. Dari data yang diperoleh dari industri tahu di Kabupaten Sumedang pada empat bulan terakhir yaitu bulan September-Desember 2010 mencerminkan adanya penurunan jumlah produksi tahu.

Tabel 1.2

Jumlah Produksi Pengusaha Tahu di Kabupaten Sumedang Januari-April 2013

Bulan

Produksi Perusahaan Sindang

Sari

Tanjung

Rasa Palasari

Saluyu Sari

Jembar Manah

Sari

Bumi Bungkeng

Januari 524 1.005 287 3.450 3.196 3.220 3.424

Februari 506 679 2.345 2.987 2.765 2.700 2.345

Maret 459 543 2.246 3.708 2.985 2.457 2.456

April 487 770 2.006 2.015 2.097 2.598 3.001

Jumlah 1.976 2.997 6.884 12.160 11.043 10.975 11.226 Rata-rata 494 749,25 1.721 3.040 2.760,75 2.743,75 2.806,5

Sumber: Data diperoleh dari 7 pengusaha tahu di Kab.Sumedang (diolah)

Bahkan pada saat menjelang dan sebelum lebaran, omzet penjualan tahu di Sumedang bisa mencapai Rp. 3 miliar dalam 14 hari. Kondisi ini membuat nilai investasi untuk usaha tahu di Sumedang bisa mencapai Rp. 1,4 triliun. Sadar dengan kondisi tersebut, Pemkab Sumedang berencana akan membangun Tahu Industrial Park, yaitu suatu kawasan terpusat dengan beberapa kegiatan tentang tahu seperti pusat pengkajian dan penelitian tahu, museum tahu, sentra penjualan tahu, kualitas SDM dan berbagai lokasi kegiatan lainnya. Tahu Industrial Park


(19)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan salah satu program strategis yang tercantum dalam arah kebijakan pembangunan daerah Sumedang tahun 2013.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha, kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap keberhasilan usaha tahu di

Kabupaten Sumedang?

3. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang?

4. Bagaimana pengaruh keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Gambaran tingkat keberhasilan usaha, kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang.

4. Untuk mengetahui pengaruh keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :


(20)

9

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu ekonomi, khususnya ekonomi mikro terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan yang dapat dijadikan pertimbangan berbagai pihak, diantaranya yaitu bagi Pemerintah Daerah, Departemen Perdagangan dan Perindustrian Indonesia dan para pengusaha tahu sendiri demi pencapaian pendapatan yang maksimum.


(21)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Objek dan Subjek Penelitian

Menurut Suryana (2010: 30) “objek penelitian merupakan sasaran dari

penelitian yang akan dilaksanakan. Objek penelitian memuat tentang variabel-variabel penelitian beserta karakteristik/unsur yang akan diteliti, populasi

penelitian, sampel penelitian, unit sampel penelitian dan tempat penelitian”.

Objek dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua variabel diantaranya, satu variabel terikat (Y) yaitu Keberhasilan Usaha dan satu variabel bebas (X) yaitu Aspek-aspek Perilaku Kewirausahaan.

Subjek dalam penelitian ini adalah para pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang.

1.2. Metode Penelitian

Suryana (2010: 16) menyatakan bahwa “metode penelitian merupakan langkah-langkah kerja atau prosedur penelitian yang akan dilakukan pada saat

mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data”.

Menurut Nazir (2005: 44) yang dimaksud dengan metode penelitian, yaitu

“bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan

prosedur bagaiamana suatu penelitian dilakukan”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, yaitu metode penelitian yang menekankan kepada usaha untuk memperoleh informasi mengenai status atau gejala pada saat penelitian, memberikan gambaran-gambaran terhadap fenomena-fenomena, juga lebih jauh menerangkan hubungan, pengujian hipotesis serta mendapatkan makna dari implikasi suatu masalah yang diinginkan.


(22)

39

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3. Populasi dan Sampel Penetilian

1.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan populasi menurut Ridwan dan Kuncoro (2012:37) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yag ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang yang berjumlah 86 orang (Laporan Disperindag Kabupaten sumedang Tahun 2013).

1.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:81) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilik oleh populasi tersebut. Karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga maka peneliti mengambil sampel dari populasi yang ada di Kabupaten Sumedang untuk diteliti, dan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh. Menurut Riduwan (2007:248), sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel. Karena populasi kurang dari 100 maka teknik sampling yang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 86 orang pengusaha dan biasa disebut dengan sampling jenuh atau sensus.

1.4. Operasionalisasi Veriabel

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan didalam menafsirkan permasalahan yang penulis teliti, maka berikut ini buat penjabaran konsep yang dapat dijadikan pedoman dalam menemukan aspek-aspek yang diteliti, adapun tabel operasional variabel sebagai berikut:

Tabel 3.1


(23)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Keberhasilan Usaha (Y) Keberhasilan usaha adalah peningkatan kegiatan usaha yang dilihat dari aspek penjualan, keuntungan dan banyaknya pelanggan,

keberhasilan usaha yang terjadi pada suatu perusahaan sangat tergantung pada wirausaha itu sendiri. (Kartika H.T dan Trimueti , 2005:68)

Keuntungan atau laba

Laba yang diperoleh dalam satu bulan

¶ = TR – TC Dimana:

¶ = Keuntungan TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya

Interval

Kreativitas (X1) Kreatifitas merupakan sekumpulan ide baik berupa pengetahuan maupun

pengalaman yang berada dalam pikiran manusia yang

kemudian digabungkan menjadi sesuatu hal yang sifatnya kreatif yang berguna baik pada dirinya maupun orang lain atau organisasi dalam situasi atau kondisi yang tidak menentu. (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010:210)

Kreatif pada pengembangan kualitas pribadi

1. Nilai intelektual dan artistik

Ordinal 2. Minat akan

kompleksitas 3. Peduli pada

pekerjaan dan pencapaian 4. Tekun

5. Pemikiran mandiri 6. Toleransi terhadap

keraguaan 7. Otonomi 8. Percaya diri

Inovasi (X2)

Inovasi adalah kreatifitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atassumber daya yang kita miliki. (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010:213)

Inovasi Produk 1. Meningkatkan mutu produk

Ordinal 2. Menciptakan produk

baru

Inovasi Proses 1. Meningkatkan kemampuan tenaga kerja 2. Meningkatkan kemampuan modal 3. Meningkatkan Netralitas 4. Melakukan perubahan keterampilan


(24)

41

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Resiko (X3)

Keberanian menghadapi resiko adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010:159)

resiko yang terjadi secara alami Subjektive Risk 1. Barani menghadapi

resiko yang

diperkirakan terjadi Uncertainty 1. Berani menghadapi resiko ketidakpastian

1.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam pengujian anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Angket

Angket yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pernyataan maupun pertanyaan tertulis. Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu suatu skala yang terdiri dari sejumlah pertanyaan atau pernyataanyang semuanya menunjukan sikap terhadap objek yang akan diukur. Untuk setiap pertanyaan disediakan lima pilihan jawaban. b. Studi Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik dari

fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara teliti. Studi yang digunakan ini bersifat kuantitatif yakni dengan mencatat peristiwa-peristiwa tentang analisis tipe tingkah laku tertentu.

c. Studi Dokumentasi, yaitu dengan cara mencari data yang diperlukan sesuai dengan variabel yang diteliti, baik berupa catatan, laporan dan dokumen. d. Studi Literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

data dari bahan-bahan, majalah dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan.


(25)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.6. Teknik Pengolahan Data

Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian ini, yaitu:

3.6.1. Analisis Instrumen

Agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden dilakukan 2 macam tes yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

3.6.1.1. Tes Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas instrumen, digunakan teknik Korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus dibawah ini:

r

xy = n ΣXY − ΣX . ΣY

n .ΣX 2− ΣX 2 . n .ΣY 2− ΣY 2

(Suharsimi Arikunto, 2010:213) Keterangan:

rxy = koefisien validitas yang dicari

X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item instrumen

= jumlah skor dalam distribusi X = jumlah skor dalam distribusi Y

2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X 2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y N = Jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut : rxy< 0,20 = validitas sangat rendah

0,20 – 0,39 = validitas rendah 0,40 – 0,59 = validitas sedang/cukup 0,60 – 0,89 = validitas tinggi


(26)

43

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,90 – 1,00 = validitas sangat tinggi

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisian korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingan dengan tabel korelasi tabel nilai r dengan derajat kebebesan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak responden.

Jika ryx> r0,05 maka valid, dan jika rxy< r0,05 maka tidak valid. Adapun hasil dari uji validitas instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Instrumen

Item soal Validitas Keterangan Item

soal Validitas Keterangan

Y 1,000 Valid 11 0,616 Valid

1 0,321 Valid 12 0,245 Valid

2 0,426 Valid 13 0,372 Valid

3 0,617 Valid 14 0,652 Valid

4 0,483 Valid 15 0,204 Valid

5 0,197 Valid 16 0,200 Valid

6 0,175 Valid 17 0,749 Valid

7 0,569 Valid 18 0,515 Valid

8 0,242 Valid 19 0,796 Valid

9 0,170 Valid 20 0,534 Valid

10 0,557 Valid 21 0,728 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data

Dari hasil perhitungan setiap item soal kuesioner diperoleh nilai ttabel

dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 86-2, yaitu 0,143. Dengan demikian semua item kuesioner dalam penelitian ini valid.

3.6.1.2. Tes Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2010:221).Rumus untuk menghitung reliabilitas angket adalah :

11 =

2 1 21 2 1 + 1 21 2


(27)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Suharsimi Arikunto, 2010:224) Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

r1/21/2 =rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Selanjutnya dengan taraf signifikansi α = 0,05, nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak responden.

Jika r11> rtabel maka reliabel, dan jika r11<rtabel maka tidak reliabel. Adapun hasil dari uji reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Item soal Reliabilitas Keterangan Item

soal Reliabilitas Keterangan

Y 1,000 Reliabel 11 0,762 Reliabel

1 0,486 Reliabel 12 0,394 Reliabel

2 0,598 Reliabel 13 0,542 Reliabel

3 0,763 Reliabel 14 0,789 Reliabel

4 0,651 Reliabel 15 0,339 Reliabel

5 0,329 Reliabel 16 0,333 Reliabel

6 0,299 Reliabel 17 0,857 Reliabel

7 0,725 Reliabel 18 0,680 Reliabel

8 0,390 Reliabel 19 0,886 Reliabel

9 0,291 Reliabel 20 0,696 Reliabel

10 0,715 Reliabel 21 0,842 Reliabsel

Sumber: Hasil pengolahan data

Dari hasil perhitungan setiap item soal kuesioner diperoleh nilai ttabel

dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 86-2, yaitu 0,143. Dengan demikian semua item kuesioner dalam penelitian ini reliabel.

3.6.2. Teknik Analisis data

Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan melalui analisis statistik. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik dimana data yang digunakan adalah data-data berskala


(28)

45

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

minimal interval. Mengingat skor yang diperoleh dari variabel bebas mempunyai tingkat pengukuran ordinal, maka perlu ditingkatkan menjadi interval melalui MSI (Methods of Succesive Interval).

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data melalui MSI adalah :

1. Hitung frekuensi masing-masing kategori responden.

2. Tentukan nilai proporsi untuk masing-masing kategori responden.

3. Jumlah nilai proporsi menjadi proporsi kumulatif untuk masing-masing kategori responden.

4. Diasumsikan proporsi kumulatif (PK) mengikuti distribusi normal baku, maka untuk setiap nilai PK (untuk masing-masing kategori masing-masing responden) akan didapat nilai Z (dari tabel normal baku).

5. Hitung nilai densitas (Z) untuk masing-masing nilai Zi

6. Hitung SV (Skala Velue) untuk masing-masing kategori responden, secara umum rumus yang digunakan sebagai berikut :

� = −

Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = a0+ β1X1+ β2X2 + β3X3 +e

Dimana :

Y = Keberhasilan Usaha a0 = Konstanta

β1,2,3 = Koefisien regresi

X1 = Kreativitas X2 = Inovasi

X3 = Keberanian Menghadapi Resiko e = Variabel pengganggu


(29)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.3. Uji Hipotesis

Untuk uji hipotesis maka penulis menggunkan uji statistik berupa Uji Hipotesis Koefisien Regresi Keseluruhan (Uji-F), Uji Koefisien Determinasi Majemuk (R2), dan Uji-t Koefisien Regresi Parsial.

3.6.3.1. Uji Hipotesis Koefisien Regresi Keseluruhan (Uji-F)

Pengujian hipotetsis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap variabel terikat Y untuk diketahui berapa besar pengaruhnya. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencari F hitung dengan formula sebagai berikut :

=

2 ( 1)

(1− 2)

(Yana Rohmana, 2010:78) 2. Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya mencari F tabel berdasarkan besaran α = 0,05 dan df dimana besarannya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k).

3. Perbadingkan F hitung dengan F tabel, dengan kriteria Uji-F sebagai berikut:

 Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat Y).

 Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh positif terhadap variabel terikat Y).

3.6.3.2. Koefisien Determinasi Majemuk (R2)

Menurut Yana Rohmana (2010:76) menjelaskan dalam regresi berganda kitaakan menggunakan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang dimiliki. Dalam hal ini mengukur seberapa besar proporsi variansi variabel dependen dijelaskan oleh semua variabel independen.

R2 dinamakan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Dinamakan demikian oleh karena 100 R2 % dari pada variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y


(30)

47

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atas X (Sudjana, 2005:368).Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R2) adalah sebagai berikut:

2 = = 2

12

(Yana Rohmana, 2010:76) Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka buhungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat atau dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka buhungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin tidak erat atau jauh, atau dengan kata lain lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.

3.6.3.3. Uji-t Koefisien Regresi Parsial

Uji-t bertujuan untuk menguji tingkat signifikansi dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain konstan.Langkah-langkah uji-t sebagai berikut:

1. Membuat hipotesis melalui uji satu arah (one tile test)

Ho: βi = 0, artinya masing-masing variabel Xi tidak memiliki pengaruh positif terhadap Y dimana i = 1,2,3,4.

H1 : βi ≠ 0, artinya masing-masing variabel Xi memiliki pengaruh positif terhadap Y dimana i = 1,2,3,4.

2. Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai-nilai t kritis dari tabel

distribusi t pada α dan degree of fredom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut :

= �1 − �1

∗ �1 ( )

(Yana Rohmana, 2010:74) Dimana �1∗ merupakan nilai dari hipotesis nol.


(31)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= �

(Yana Rohmana, 2010:74) 3. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel) dengan α = 0,05.

Keputusannya menerima atau menolak H0, sebagai berikut :

 Jika t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau menerima H1, artinya variabel itu signifikan.

 Jika t hitung < nilai t kritisnya maka H0 diterima atau menolak H1, artinya variabel itu tidak signifikan.

3.6.4. Uji Asumsi Klasik

Dalam menggunakan model regresi berganda dengan metode OLS adalah harus bebas dari uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas, heteroskedatis dan autokorelasi.

3.6.4.1. Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas antara satuvariabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel-variabel yang nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Ada beberapa cara untuk mendeteksi keberadaan multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati, 2001:166), yaitu:

1. Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi (biasanya berkisar 0,8 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas. 2. Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi,

perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.

3. Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4. Regresi Auxiliary. Menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.


(32)

49

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Variance inflation factor dan tolerance. (VIF)

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dengan uji Variance Inflation Factor dan Tolerance (VIF), dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Untuk melihat gejala multikolinearitas, kita dapat melihat dari hasil Collinerity Statistics. Hasil VIF yang lebih besar dari lima menunjukan adanya gejala multikolinearitas.

Apabila terjadi multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Tanpa ada perbaikan 2. Dengan perbaikan:

 Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori).

 Menghilangkan salah satu variabel independen.

Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series.

 Transformasi variabel.

 Penambahan Data.

3.6.4.2. Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan

δ2

. inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177). Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan atau varian yang sama.Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :

 Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.

 Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.


(33)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2005:147), yaitu sebagai berikut :

1. Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :

 Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.

 Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

3. Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk, diantaranya: 1 i 2 1 i 1 i 2 1

i X atau û X

û      

4. Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :

 

         1 n n d 6 -1 rs 2 2 1 Dimana :

d1= perbedaan setiap pasangan rank n = jumlah pasangan rank

5. Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik, dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual.

3.6.4.3. Autokorelasi

Asumsi penting lainnya yang akan diuji dalam penelitian ini adalah uji autokorelasi. Autokorelasi menggambarkan suatu keadaan dimana tidak adanya


(34)

51

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

korelasi antara variabel pengganggu disturbance term. Adanya gejala autokorelasi dalam model regresi OLS dapat menimbulkan :

1) Estimator OLS menjadi tidak efisien karena selang keyakinan melebar

2) Varian populasi 2 diestimasi terlalu rendah (underestimated) oleh varians residual taksiran ( ^2).

3) Akibat butir b, R2 bisa ditaksir terlalu tinggi (overestimated)

4) Jika 2 tidak diestimasi terlalu rendah, maka varians estimator OLS ( ^i). 5) Pengujian signifikansi (t dan F) menjadi lemah.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi pada model regresi antara lain dengan metode Grafik, uji loncatan (Runs Test) atau uji Geary (Geary Test), uji Durbion Watson (Durbin Watson d test), uji Breusch-Godfrey (Breusch-Godfrey test) untuk autokorelasi berorde tinggi.

Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi dapat diuji melalui beberapa cara di bawah ini:

1) Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual dengan trend waktu.

2) Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).

3) Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi

4) Uji dDurbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan Durbin-Watson tabel.Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik positif maupun negatif, jika digambarkan akan terlihat seperti pada gambar 3.1 berikut:

Menolak H0 Bukti autokorelasi

positif

Menolak H0*Bukti autokorelasi

negatif

Daerah keragu-raguan

Daerah keragu-raguan Menerima H0 atau H*0 atau

kedua-duanya

d

0 dL du 4-du 4-dL 4


(35)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Statistika d Durbin- Watson Sumber: Gudjarati 2001: 216 Keterangan:

dL = Durbin Tabel Lower

dU = Durbin Tabel Up

H0 = Tidak ada autkorelasi positif H*0 = Tidak ada autkorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watsondengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Uji ini mengahasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL dan dU).


(36)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan tentang pengaruh kreatifitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha pada pengusa tahu di Kabupaten Sumedangdapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat kretivitas, inovasi, keberanian menghadapi resiko, serta keberhasilan usaha dari pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang berkategori tinggi. Artinya bahwa pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang sudah memiliki aspek – aspek perilaku kewirausahaan ( kreatifitas, inovasi, keberanian menghadapi resiko ) dan keberhasilan usaha yang dilihat dari indikator – indikator yang diteliti.

2. Kraetivitas berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Artinya semakin tinggi tingkatkreativitaspengusaha maka semakin tinggi tingkat keberhasilan usaha yang dijalankannya, namun besaran perubahannya tidak sama.

3. Inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Artinya semakin tinggi tingkat inovasi pengusaha maka semakin tinggi tingkat keberhasilan usaha yang dijalankannya.

4. Keberanian menghadapi resiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Artinya semakin tinggi tingkat keberanian mengahapi resiko dari pengusahamaka semakin tinggi tingkat keberhasilan usaha yang dijalankannya.

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Membentuk asosiasi atau organisasi maupun koperasi sebagai tempat untuk


(37)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengusaha dapat lebih terbuka terhadap pengalaman atau pemikiran-pemikiran yang baru.

2. Kepada pemerintah ataupun dinas terkait agar sering memberikan pelatihan, diklat, penyuluhan kepada pengusaha terkait dengan usaha yang dijalani sehingga pengusaha bisa meningkatkan kreativitasnya dalam berusaha. Selain itu dengan mengadakan pelatihan akuntansi sederhana dan penyuluhan mengenai betapa pentingnya pencatatan keuangan dalam sebuah usaha. 3. Mengingat adanya pengaruh yang signifikan antara kretifitas, inovasi, dan

keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang, maka akan memberikan manfaat bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut dengan menambah beberapa variabel-variabel lainnya.


(38)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Bahtiar Hasan dan Setiaji.2010. Cara Praktis Membangun Wirausaha. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Bappeda Kabupaten Sumedang.2013. Sambutan Bupati Kabupaten Sumedang.[Online].Tersedia:http//mcapsumedang.Files.Wordpress.com/2 013/05/Sambutan-bupati-Ikpj-2012.pdf.[Diakses 20 juni 2013]

Buchari Alma 2009. Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung:Alfabeta.

Chamdan Purnama dan Suyanto.2010.Motivasi Dan Kemampuan Dalam Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil. Jurnal manajemen dan Kewirausahaan. 12(2), 177-184

Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2013. Data Statistik Perindustrian danPerdagangan Kabupaten Sumedang Tahun 2013. Kabupaten Sumedang: Disperindag.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumedang. 2013.Profil Industr tahu sumedang Kabupaten sumedang Tahun 2013.

Elsa Novianti.2007. Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Pengalaman Terhadap Perkembangan Usaha (Studi Kasus Pengusaha Makanan Ranginang di Desa Cikoneng Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana Pada Pendidikan Ekonomi UPI. Tidak Diterbitkan.

Fipy Palupi.2006.Pengaruh Modal Kerja Dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey Pada Pengusaha Tahu Di Sentra Industri Tahu Dan Tempe Cibuntu Kota Bandung). Skripsi Sarjana PadaPendidikan Ekonomi UPI. Tidak Diterbitkan.

Farida Hadi.2011. Pengaruh Prilaku Kewirausahaan Terhadap KeberhasilanUsaha (Studi Pada Usaha Pengelasan Besi Di Jalan Bogor Kecamatan Batununggal). Skripsi Sarjana Pada Pendidikan Ekonomi UPI. Tidak Diterbitkan.


(39)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Winardi.2004.Manajemen Prilaku Organisasi.Jakarta : Kencana PrenadaMedia Group.

Kartika Hendra Titisari dan Trimurti.2005.Pengaruh Aspek Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Industri Makanan Berskala kecil di Surakarta. Gema, th.XVIII/33/2005, 62-77.

Muchlisin Riadi. 2013. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. [Online]. Tersedia :http://www.kajianpustaka.com/2013/01/usaha-mikro-kecil-dan

menengah.html. [ Diakses 29 Maret 2013]

Suryana 2006. Kewirausahaan-Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses Menuju Sukses.Jakarta: Salemba 4.

Suryana. (2010b). Buku Ajar Perkuliahaan Metodologi Penelitian Model Praktis

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. [Online]. Tersedia di:http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/196006

021986011-SURYANA/FILE_7.pdf. Diakses 5 Oktober 2013.

Rohmana, Yana. 2010. Econometrika Teori dan Aplikasi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Tulus T.H Tambunan. 2009.UMKM di Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia. Zimmerer, T.W dan Norma M.S. 2008.Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha


(1)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

korelasi antara variabel pengganggu disturbance term. Adanya gejala autokorelasi dalam model regresi OLS dapat menimbulkan :

1) Estimator OLS menjadi tidak efisien karena selang keyakinan melebar

2) Varian populasi 2 diestimasi terlalu rendah (underestimated) oleh varians residual taksiran ( ^2).

3) Akibat butir b, R2 bisa ditaksir terlalu tinggi (overestimated)

4) Jika 2 tidak diestimasi terlalu rendah, maka varians estimator OLS ( ^i). 5) Pengujian signifikansi (t dan F) menjadi lemah.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi pada model regresi antara lain dengan metode Grafik, uji loncatan (Runs Test) atau uji Geary (Geary

Test), uji Durbion Watson (Durbin Watson d test), uji Breusch-Godfrey (Breusch-Godfrey test) untuk autokorelasi berorde tinggi.

Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi dapat diuji melalui beberapa cara di bawah ini:

1) Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual

dengan trend waktu.

2) Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).

3) Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi

4) Uji dDurbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan Durbin-Watson tabel.Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik positif maupun negatif, jika digambarkan akan terlihat seperti pada gambar 3.1 berikut:

Menolak H0 Bukti

autokorelasi positif

Menolak H0*Bukti

autokorelasi negatif Daerah keragu-raguan Daerah keragu-raguan Menerima H0 atau H*0 atau

kedua-duanya

d

0 dL du 4-du 4-dL 4


(2)

52

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Statistika d Durbin- Watson Sumber: Gudjarati 2001: 216 Keterangan:

dL = Durbin Tabel Lower

dU = Durbin Tabel Up

H0 = Tidak ada autkorelasi positif H*0 = Tidak ada autkorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watsondengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Uji ini mengahasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL dan dU).


(3)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan tentang pengaruh kreatifitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha pada pengusa tahu di Kabupaten Sumedangdapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat kretivitas, inovasi, keberanian menghadapi resiko, serta keberhasilan usaha dari pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang berkategori tinggi. Artinya bahwa pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang sudah memiliki aspek – aspek perilaku kewirausahaan ( kreatifitas, inovasi, keberanian menghadapi resiko ) dan keberhasilan usaha yang dilihat dari indikator – indikator yang diteliti.

2. Kraetivitas berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Artinya semakin tinggi tingkatkreativitaspengusaha maka semakin tinggi tingkat keberhasilan usaha yang dijalankannya, namun besaran perubahannya tidak sama.

3. Inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Artinya semakin tinggi tingkat inovasi pengusaha maka semakin tinggi tingkat keberhasilan usaha yang dijalankannya.

4. Keberanian menghadapi resiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Artinya semakin tinggi tingkat keberanian mengahapi resiko dari pengusahamaka semakin tinggi tingkat keberhasilan usaha yang dijalankannya.

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Membentuk asosiasi atau organisasi maupun koperasi sebagai tempat untuk


(4)

80

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengusaha dapat lebih terbuka terhadap pengalaman atau pemikiran-pemikiran yang baru.

2. Kepada pemerintah ataupun dinas terkait agar sering memberikan pelatihan, diklat, penyuluhan kepada pengusaha terkait dengan usaha yang dijalani sehingga pengusaha bisa meningkatkan kreativitasnya dalam berusaha. Selain itu dengan mengadakan pelatihan akuntansi sederhana dan penyuluhan mengenai betapa pentingnya pencatatan keuangan dalam sebuah usaha. 3. Mengingat adanya pengaruh yang signifikan antara kretifitas, inovasi, dan

keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang, maka akan memberikan manfaat bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut dengan menambah beberapa variabel-variabel lainnya.


(5)

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Bahtiar Hasan dan Setiaji.2010. Cara Praktis Membangun Wirausaha. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Bappeda Kabupaten Sumedang.2013. Sambutan Bupati Kabupaten Sumedang.[Online].Tersedia:http//mcapsumedang.Files.Wordpress.com/2 013/05/Sambutan-bupati-Ikpj-2012.pdf.[Diakses 20 juni 2013]

Buchari Alma 2009. Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum.

Bandung:Alfabeta.

Chamdan Purnama dan Suyanto.2010.Motivasi Dan Kemampuan Dalam

Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil. Jurnal manajemen dan

Kewirausahaan. 12(2), 177-184

Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2013. Data Statistik Perindustrian

danPerdagangan Kabupaten Sumedang Tahun 2013. Kabupaten

Sumedang: Disperindag.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumedang. 2013.Profil Industr

tahu sumedang Kabupaten sumedang Tahun 2013.

Elsa Novianti.2007. Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Pengalaman Terhadap Perkembangan Usaha (Studi Kasus Pengusaha Makanan Ranginang di Desa Cikoneng Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana Pada Pendidikan Ekonomi UPI. Tidak Diterbitkan.

Fipy Palupi.2006.Pengaruh Modal Kerja Dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey Pada Pengusaha Tahu Di Sentra Industri Tahu Dan Tempe Cibuntu Kota Bandung). Skripsi Sarjana PadaPendidikan Ekonomi UPI. Tidak Diterbitkan.

Farida Hadi.2011. Pengaruh Prilaku Kewirausahaan Terhadap KeberhasilanUsaha (Studi Pada Usaha Pengelasan Besi Di Jalan Bogor Kecamatan Batununggal). Skripsi Sarjana Pada Pendidikan Ekonomi UPI. Tidak Diterbitkan.


(6)

2

Siti Wahyuni, 2014

Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Winardi.2004.Manajemen Prilaku Organisasi.Jakarta : Kencana PrenadaMedia Group.

Kartika Hendra Titisari dan Trimurti.2005.Pengaruh Aspek Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Industri Makanan Berskala kecil di Surakarta. Gema, th.XVIII/33/2005, 62-77.

Muchlisin Riadi. 2013. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. [Online]. Tersedia :http://www.kajianpustaka.com/2013/01/usaha-mikro-kecil-dan

menengah.html. [ Diakses 29 Maret 2013]

Suryana 2006. Kewirausahaan-Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses Menuju Sukses.Jakarta: Salemba 4.

Suryana. (2010b). Buku Ajar Perkuliahaan Metodologi Penelitian Model Praktis

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. [Online]. Tersedia di:http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/196006

021986011-SURYANA/FILE_7.pdf. Diakses 5 Oktober 2013.

Rohmana, Yana. 2010. Econometrika Teori dan Aplikasi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Tulus T.H Tambunan. 2009.UMKM di Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia. Zimmerer, T.W dan Norma M.S. 2008.Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha