PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survey pada Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi Sarjana Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh Iin Maelina h

0901065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN M ANAJEM EN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOM I DAN BISNIS


(2)

Oleh Iin Maelinah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Iin Maelinah

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey Pada Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. H. Hari Mulayadi, M.Si NIP. 19590515 198601 1 001


(4)

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Disman, M.S. NIP. 19590404 199903 1 001

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Iin Maelinah NIM. 0901065


(5)

Iin Maelinah (0901065), Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon) dibawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi, M. Si.

Sektor industri kecil dan menengah merupakan sektor industri yang memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan perekonomian daerah. Keberhasilan usaha dapat dinilai ketika suatu usaha berhasil mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan. Sebagian besar keberhasilan usaha ditentukan oleh kompetensi kewirauahaan. Keberhasilan usaha pada industri emping melinjo di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.

Penelitian ini disusun untuk memperoleh temuan mengenai 1) bagaimana gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon 2) bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon 3) bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Objek dalam penelitian ini adalah pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan (X) dan variabel terikat adalah keberhasilan usaha (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan tekhnik simple random sampling dan jumlah responden sebanyak 57 orang. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana, dengan alat bantu software computer SPSS 21.0 for windows. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh sebesar 83,2% terhadap keberhasilan usaha. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Penulis merekomendasikan upaya yang harus dilakukan pengusaha emping melinjo untuk mencapai keberhasilan usaha dengan memperhatikan kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha dan memaksimalkan keberhasilan usahanya.


(6)

Iin Maelinah (0901065), Influence of Entrepreneurship Competence for Business Success (Case Study on Entrepreneur Emping Melinjo in Kabupaten Cirebon) Under the guidance of Dr. H. Hari Mulyadi, M. Si.

Small and medium industrial sector is a sector which has a major contribution in improving the local economy. Business success can be judged as an attempt successfully achieve the goals or objectives set. Much of the success of a business is determined by kewirauahaan competence. The success of the venture industry in Cirebon melinjo decreased in the last three years.

This study is structured to obtain findings regarding 1) how is the level of entrepreneurial competencies employers melinjo in Cirebon 2) how is the success rate of business entrepreneurs melinjo in Cirebon 3) the influence of entrepreneurial competence to business success businessman melinjo in Cirebon. The object of this research is the entrepreneur melinjo in Cirebon. The independent variable in this study is the entrepreneurial competence (X) and the dependent variable is the success of the business (Y). This type of research is descriptive and verification, the method used is explanatory survey with simple random sampling technique and the number of respondents as many as 57 people. Data analysis technique used is a simple linear regression, with the tools of computer software SPSS 21.0 for windows. The results obtained in the study stated that the entrepreneurial competence has the effect of 83.2% to the success of the business. From research to test the hypothesis can be seen that the entrepreneurial competence has a significant influence on the success of the business.

The author recommends that efforts should be made businessman melinjo to achieve business success by taking into account the entrepreneurial competencies owned by businessman and maximize their business success.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR GAMBAR………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang Penelitian……… 1

1.2. Identifikasi Masalah………. 12

1.3. Rumusan Masalah………...………. 15

1.4. Tujuan Penelitian………... 16

1.5. Kegunaan Penelitian……… 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENILITIAN DAN HIPOTESIS………... 17

2.1. Kajian Pustaka………... 17

2.1.1Konsep Kewirausahaan....………...…….…... 17

2.1.1.1Kompetensi Kewirausahaan dalam Kewirausahaan.……... 17

2.1.1.2Definisi Kompetensi………...………... 25

2.1.1.3Definisi Kompetensi Kewirausahaan …...………... 26

2.1.1.4Karakteristik Kompetensi Kewirausahaan……….. 28

2.1.2Konsep Keberhasilan Usaha………... 37

2.1.2.1Definisi Keberhasilan Usaha………... 37

2.1.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha……… 42


(8)

2.1.3Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha.. 49

2.1.4Orisinalitas Penelitian………...……… 52

2.2. Kerangka Pemikiran………... 55

2.3. Hipotesis………... 59

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………... 60

3.1 Objek Penelitian………... 60

3.2 Metode Penelitian……… 61

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan……… 61

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian……… 62

3.2.3 Jenis dan Sumber Data………... 67

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………... 69

3.2.4.1Populasi………. 69

3.2.4.2Sampel………... 70

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampel……….. 71

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data……… 72

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas………... 73

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas………... 74

3.2.6.2Hasil Pengujian Realibilitas………... 78

3.2.7 Teknik Analisis Data………...……….. 80

3.2.7.1Analisis Deskriptif………. 82

3.2.7.2Analisis Verifikatif …….…...….... 83

3.2.8 Pengujian Hipotesis………...………... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 92

4.1 Gambaran Umun Objek Penelitian... 92

4.1.1 Sejarah Industri Emping Melinjo Kabupaten Cirebon... 92

4.1.2 Identitas Sentra Industri Emping Melinjo... 93

4.2 Karakteristik Responden... 94

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 94


(9)

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 95

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Usaha... 96

4.3 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi Kewirausahaan... 97

4.3.1 Pengetahuan………….... 97

4.3.2 Keterampilan... 99

4.3.3 Kemampuan Individu…………...... 101

4.4 Tanggapan Responden terhadap Keberhasilan Usaha... 102

4.4.1 Laba (Profitability)... 102

4.4.2 Produktivitas dan Efisiensi…………... 104

4.4.3 Daya Saing... 106

4.4.4 Etika Usaha... 108

4.4.5 Terbangunnya Citra yang Baik... 109

4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 111

4.5.1 Hasil Uji Asumsi Regresi... 111

4.5.1.1 Hasil Uji Normalitas... 111

4.5.1.2 Hasil Uji Linieritas Data... 112

4.5.1.3 Diagram Pencar... 113

4.5.2 Analisis Regresi Linear Sederhana... 114

4.5.3 Analisis Korelasi... 116

4.5.4 Analisis Koefisien Determinasi... 118

4.6 Pembahasan Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha... 119

4.6.1 Pembahasan Kompetensi Kewirausahaan... 119

4.6.2 Pembahasan Keberhasilan Usaha... 124

4.6.3 Pembahasan Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha... 128

4.7 Implikasi Hasil Penelitian... 130

4.7.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis... 130


(10)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 134

5.1 Kesimpulan... 134

5.2 Rekomendasi... 135

DAFTAR PUSTAKA... 137


(11)

DAFTAR TABEL

No.

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas…..………. 2

1.2 Jumlah Industri Kecil, Menengah dan Besar di Indonesia...…... 3

1.3 Tabel Potensi Wilayah di Jawa Barat………... 4

1.4 Komoditi Unggulan Kabupaten Cirebon………... 5

1.5 Perkembangan Sentra Industri Emping Melinjo Kabupaten Cirebon……….... 6

1.6 Data Perkembangan Emping Melinjo Kabupaten Cirebon……. 7

1.7 Gambaran Masalah Keberhasilan Usaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon………... 11

2.1 Ciri-ciri Entrepreneurship….......……….... 29

2.2 Orisinalitas Penelitian……….. 52

3.1 Operasional Variabel Penelitian……….. 63

3.2 Jenis dan Sumber Data………... 68

3.3 Jumlah Pengusaha Emping Melinjo... 69

3.4 Proporsi Sampel Emping Melinjo………... 71

3.5 Hasil Uji Validitas Kompetensi Kewirausahaan (X)... 76

3.6 Hasil Uji Validitas Keberhasilan Usaha (Y)…………... 77

3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas………... 80

3.8 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ………. 83

3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 88

3.10 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisiensi Determinasi………... 89

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…... 95

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 95

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Usaha... 96


(12)

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan

Individu………...…………. 101

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Laba (Profitability)………..... 102

4.9 Tanggapan Responden Terhadap Pencapaian Produktivitas dan Efisiensi Perusahaan………... 105

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Daya Saing…... 106

4.11 Tanggapan Responden Terhadap Etika Usaha... 108

4.12 Tanggapan Responden Terhadap Terbangunnya Citra Baik…... 110

4.13 Hasil Pengujian Normalitas Model Kolmogrov-Smirnov... 112

4.14 Output Uji Linearitas... 113

4.15 Output Koefisien Regresi..……..………....……... 115

4.16 Output Koefisien Korelasi..……..………..…... 117

4.17 Model Summary..……..………...……… 117

4.18 Descriptive Statistics..……..………...…... 117

4.19 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kompetensi Kewirausahaan... 119

4.20 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Keberhasilan Usaha... 124


(13)

DAFTAR GAMBAR

No.

Gambar Judul Gambar Hal

1.1 Persentase Produktivitas Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

Tahun 2012-2014... 7

1.2 Rata-rata Laba Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon…... 8

2.1 Entrepreneurial Process... 23

2.2 Skema Keberhasilan SuHubungan atu Usaha………Faktor-faktor yang Mempengaruhi ... 43

2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha 58 2.4 Paradigma Penelitian..………... 59

3.1 Garis Normal Probability Port... 85

3.2 Diagram Pencar... 86

4.1 Diagram Pencar………... 114

4.2 Diagram Garis Linier Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha………... 116

4.3 Hasil Kontinum Kompetensi Kewirausahaan………... 121


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

1 Kuisioner 2 Koding X 3 Koding Y

4 Uji Validitas dan Reliabilitas Vaiabel X dan Y 5 Analisis Regresi Linier Sederhana

6 Tabel distribusi F 7 Tabel distribusi t 8 r Product Moment

9 Laporan Akhir Kegiatan Bimbingan 10 Curriculum Vitae


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih lambat tahun ini, namun kecepatan pertumbuhan akan naik tahun depan, termasuk di Tiongkok, seiring mulai pulihnya ekonomi negara-negara maju yang akan meningkatkan permintaan ekspor dari kawasan ini. Demikian ulasan East Asia Pacific Economic Update yang dirilis Bank Dunia hari ini. Tetapi di Indonesia, yang masih mengandalkan ekspor komoditas, pertumbuhan akan turun menjadi 5,2 persen tahun ini, dibandingkan 5,8 persen pada tahun 2013. Hal ini disebabkan turunnya harga komoditas, belanja pemerintah yang lebih rendah dari yang diperkirakan dan ekspansi kredit yang lebih lambat.

Sektor industri khususnya Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian pemerintah dalam usaha membangkitkan kembali perekonomian nasional yang terpuruk. Usaha kecil memegang peranan penting dalam perekonomian di hampir semua Negara yang sedang berkembang. Di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2013) sekitar 94,53% dari usaha yang ada di Indonesia merupakan usaha kecil yaitu sebanyak 41 juta lebih.

Di Indonesia berdasarkan PDB yang dihasilkan dan berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS, 2014) sekitar Rp 7.427,1 Triliun naik 5,42 persen dari tahun


(16)

perekonomian nasional, maka maju mundurnya industri di Indonesia turut pula mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Maka pemerintah terus berusaha meningkatkan sektor-sektor industri yang memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

TABEL 1.1

LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON MIGAS

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014

1 Makanan, Minuman dan Tembakau

7,57 7,27 7,28

2 Tekstil, Brg, kulit & Alas kaki

1,9 1,90 1,89

3 Brg. Kayu & Hasil hutan lainnya

1,04 1,05 1,06

4 Kertas dan Barang cetakan 0,82 0,83 0,82 5 Pupuk, Kimia & Barang dari

karet

2,64 2,54 2,44

6 Semen & Brg. Galian bukan logam

0,7 0,71 0,67

7 Logam Dasar Besi & Baja 0,4 0,40 0,39 8 Alat Angkut Mesin &

Peralatannya

5,66 5,93 5,76

9 Barang Lainnya 0,14 0,13 0,14

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto

20,87 20,76 20,45

Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)

Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan industri pengolahan non migas tahun 2014 mengalami penurunan yaitu hanya 20,45 persen dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 20,76 persen. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah harus terus


(17)

berupaya untuk meningkatkan kembali industri pengolahan sehingga industri pengolahan non migas mampu untuk mengalami pertumbuhan positif.

Keberadaan IKM memang harus tetap dipertahankan dan dikembangkan agar dapat terus berperan dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Kedudukan IKM di tengah-tengah kehidupan masyarakat telah mendapat tempat yang sesuai, banyak menyerap tenaga kerja, mampu berdampingan dengan perusahaan besar dan ikut memperlancar kegiatan perekonomian negara. Untuk mengetahui pertumbuhan IMKM dibandingkan dengan jenis usaha besar dapat dilihat melalui Tabel 1.2 berikut:

TABEL 1.2

JUMLAH INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN BESAR DI INDONESIA

Indikator Tahun

2012

Tahun 2013

Tahun 2014 Jumlah Unit

Usaha

Usaha Kecil 573.601 602.195 653.105 Usaha

Menengah

42.631 44.280 46.173

Usaha Besar 4.838 4.952 5.738 Jumlah

Tenaga Kerja (Orang)

Usaha Kecil 3.627.164 3.919.992 4.031.772 Usaha

Menengah

2.759.852 2.844.669 2.988.546

Usaha Besar 2.839.711 2.891.224 2.905.145 Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI (2014)

Pada Tabel 1.2 berdasarkan jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerja pada usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar tiap tahunnya selalu


(18)

meningkat. Salah satu penyumbang pembangunan ekonomi di Indonesia adalah provinsi Jawa Barat.

Jumlah IKM yang terdapat di Jawa Barat menurut Badan Pusat Statistik mencapai 8.214.262 unit dengan jumlah sentra UMKM di Jawa Barat mencapai 138 sentra yang tersebar di beberapa wilayah dan setiap wilayah mempunyai potensi yang berbeda. Adapun potensi yang dimiliki Jawa Barat sebagai berikut:

TABEL 1.3

TABEL POTENSI WILAYAH DI JAWA BARAT

No. Wilayah Potensi

1 Bogor, Depok, Bekasi, Puncak, Cianjur

Pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata

2 Purwakarta, Subang, Karawang

Pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata dan pertambangan.

3 Sukabumi, dsk Agribisnis, peternakan, pariwisata, dan kelautan 4 Cirebon, Indramayu,

Majalengka,

Kuningan, Sumedang

Agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan dan pariwisata.

5 Priangan Timur-Pangandaran

Pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan,

6 Sukabumi dan sekitarnya

Peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral.

7 Kawasan khusus cekungan Bandung

pertanian, hortikultura, industri nonpolutif,

industri kreatif, perdagangan, jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan meningkatkan manajemen pembangunan yang berkarakter kabupaten/kota. Sumber: LPPD Provinsi Jawa Barat (2014)


(19)

Tabel 1.3 dapat dilihat potensi wilayah di Jawa Barat bermacam-macam, dalam pertanian, agribisnis, agroindustri hingga industri kreatif. Salah satu wilayah yang memiliki potensi dan turut serta dalam perekenonomian di Jawa Barat adalah Cirebon. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, komoditi yang dihasilkan industri Kabupaten Cirebon lebih dari 100 jenis yang sebagian besar dipasarkan di dalam negeri. Terdapat 19 jenis komoditi yang telah dipasarkan ke luar negeri, diantaranya meubeler (kerajinan rotan), udang beku, sumpit kayu, daging rajungan, paha kodok, ikan teri, minyak kenanga, bawang goreng, manisan kolang kaling, batu alam, arak, emping melinjo, batik, sandal karet, ubin keramik, kerajinan kulit kerang, driver kanvas. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Cirebon. Berikut ini adalah data beberapa komoditi unggulan di Kabupaten Cirebon.

TABEL 1.4

KOMODITI UNGGULAN KABUPATEN CIREBON N

o. Jenis Komoditi

Unit Usaha

Tenaga Kerja

Nilai Investasi (Rp 000,00)

Produksi Nilai Produksi

1 Meubel

/Kerajinan Rotan

1.260 54.291 209.003.612 66.123 Ton 1.514.244.78

1

2 Meubel Kayu 1.218 7.185 49.313.078 971.099 Pcs 252.222.915

3 Emping Melinjo

132 1.194 632.965 1.012 Ton 24.175.643

4 Roti & Makanan Ringan

417 5.029 7.586.165 13.202 Ton 146.142.050

5 Batu Alam 341 1.979 10.951.000 4.910.13 m2 172.882.201

6

Sandal Karet 20 225 1.182.156 35.250

Kodi


(20)

7

Batik :  Perajin

Trusmi  Perajin

Ciwaringin  Tempat lain

402 3.680 10.455.250 18.545

Kodi 53.221.000

8

Konveksi 593 5.950 14.928.500 5.010.000

Pcs

19.375.750

9 Kerajinan Kulit Kerang

7 681 1.250.000 290.000

Pcs

199.335.000 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon (2014)

Pada Tabel 1.4 dari sembilan sentra kerajinan yang ada di Kabupaten Cirebon, salah satunya yang dapat dikembangkan dan memiliki potensi adalah Industri Kecil Menengah (IKM) Emping Melinjo. Sentra IKM Emping Melinjo tersebar pada tiga wilayah di Kabupaten Cirebon diantaranya ada di desa Tuk, Astana, dan Gintung Ranjeng. Berikut daftar industri emping melinjo di Kabupaten Cirebon.

TABEL 1.5

PERKEMBANGAN SENTRA INDUSTRI EMPING MELINJO KABUPATEN CIREBON

No Desa Kecamatan Tahun

2012 2013 2014

1 Tuk Kedawung 74 65 55

2 Astana Gunungjati 38 44 37

3 Giuntung Ranjeng

Ciwaringin 42 35 40

Kabupaten Cirebon 154 144 132

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon (2014)

Tabel 1.5 menunjukkan terjadi pertumbuhan pada jumlah unit usaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon, pada tahun 2012 sebanyak 154 unit usaha dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 144 dan pada tahun 2014 industri emping melinjo Kabupaten Cirebon mengalami penurunan kembali menjadi 132 unit usaha. Hal ini menunjukan perlu dikembangkan kembali industri emping


(21)

melinjo Kabupaten Cirebon sehingga mampu menjadi sektor industri unggulan untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Cirebon dan mampu menjadi unggulan untuk sektor industri makanan di Indonesia.

TABEL 1.6

DATA PERKEMBANGAN EMPING MELINJO KABUPATEN CIREBON

Tahun

Unit Usaha (Unit)

Tenaga Kerja (Orang)

Nilai Investasi

Kapasitas Produksi (Ton)

Nilai Produksi (Rupiah)

2012 154 1.260 209.003.612 1.012 20.250.000.000

2013 144 865 192.996.711 970 9.109.900.000

2014 132 730 189.342.500 520 4.010.000.000

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon (2014) Berdasarkan Tabel 1.6 menunjukkan penurunan industri emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Penurunan tersebut terjadi pada berbagai sektor di industri emping tersebut. Tenaga kerja pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 730 tenaga kerja dibandingkan tahun 2013. Hal ini dikarenakan citra baik akan industri emping melinjo semakin menurun sehingga minat kerja pada kalangan usia remaja untuk bekerja di pabrik emping semakin menurun. Hal tersebut menyebabkan pengusaha kesulitan untuk mencari tenaga kerja dan mempertahankan tenaga kerja yang ada pada perusahaan.

Sejumlah pengusaha emping di Kabupaten Cirebon mengaku kesulitan untuk merekrut karyawan di pabrik miliknya. Pasalnya, para karyawan yang ada, mereka lebih memilih bekerja sebagai pelayan dan mengadu nasib diluar kota Cirebon. (Sumber: http://ekbis.sindonews.com diakses tanggal 28 Agustus 2014, 20:52 WIB).


(22)

GAMBAR 1.1

PERSENTASE PRODUKTIVITAS EMPING MELINJO DI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2012-2014

Berdasarkan Tabel 1.6 jumlah produksi pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 570 ton dibandingkan tahun 2012 yang mecapai 1.012 ton, dan pada Gambar 1.1 menunjukan tingkat produktivitas pada industri emping melinjo mengalami penurunan. Penurunan produktivitas terjadi dikarenakan pengusaha kurang memperhatikan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menyebabkan penurunan pada produktivitas perusahaan emping melinjo. Nilai produksi mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2014. Pengusaha menyatakan penurunan nilai produksi tersebut dapat mempengaruhi pencapaian pendapatan pengusaha yang didapatkan oleh perusahaan emping melinjo di Kabupaten Cirebon.

Adapun grafik perkembangan total laba pengusaha emping melinjo Di Kabupaten Cirebon dapat dilihat di bawah ini:

0 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000


(23)

Sumber: Disperindag Kabupaten Cirebon, Data diolah (2014) GAMBAR 1.2

LABA PENGUSAHA EMPING MELINJO DI KABUPATEN CIREBON

Berdasarkan Gambar 1.2 rata-rata laba setiap pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan, pada tahun 2012 mencapai Rp. 2.197.470.000,- sedangkan pencapaian pendapatan pengusaha pada tahun 2013 hanya mencapai Rp. 1.350.900.000,- dan pada tahun 2014 mencapai Rp. 752.820.000,- setiap tahunnya. Hal ini menunjukan keberhasilan usaha dalam hal pencapaian laba pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan.

Penurunan pendapatan ini merupakan salah satu hal yang mengindikasikan terjadinya penurunan keberhasilan usaha. Henry Faizal Noor (2008:397), mengungkapkan “Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya”. Pendapat tersebut mengatakan bahwa tujuan utama dari sebuah perusahaan di mana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan usaha yaitu meningkatnya laba perusahaan, produktivitas usaha yang bertambah, daya saing yang tinggi dengan perusahaan lain serta citra yang baik.

2012 2013

2014 Rp.

2.197.470.000 Rp.

1.350.900.000 Rp.


(24)

Menurut Zimmerer yang dikutip oleh Tunchalong Rungwitoo (2012:247) menyatakan bahwa:

Entrepreneurs should posses the knowledge with respect to these six guidelines: (1) knowing the business in depth,(2) developing a solid business plan, (3) managing financial resources, (4) understanding financial statement, (5) learning to manage people effectively, (6) monitoring constantly.”seorang wirausaha harus memiliki 6 kompetensi yaitu: (1) mengetahui bisnis, (2) membuat rencana bisnis, (3) mengendalikan keuangan perusahaan, (4) memahami pengelolaan keuangan, (5) mengetahui cara mengorganisasikan manajemen sumber daya manusia, (6) mampu mengontrol perusahaan.

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas menunjukan suatu hambatan dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu menurunnya tenaga kerja, menurunnya jumlah produksi, menurunnya nilai produksi pada industri serta menurunnya pendapatan yang dihasilkan pengusaha. Kompetensi kewirausahaan berkaitan erat dengan kemampuan wirausaha mempertahankan usahanya untuk mencapai keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan usaha para pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon harus menerapkan kompetensi-kompetensi kewirausahaan yang ada. Menurut Porter dalam Suryana (2011:173) mengungkapkan bahwa:

Untuk mencapai keberhasilan usaha perusahaan harus menciptakan daya saing khusus sebagai bargaining power dalam persaingan untuk menciptakan nilai tambah yang tinggi melalui potensi sumber daya (resources) yang terdiri atas 5 kategori yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Teknologi, Sumber Daya Modal dan Sumber Daya Infrastuktur. Selain itu sebagai perusahaan yang berkenaan dengan struktur organisasi dan modal perusahaan, serta kondisi persaingan/rivalry akan mempengaruhi competitive strategy. Hal tersebut harus didukung pula oleh kondisi permintaan dan industri pendukung lainnya seperti koordinasi dengan supplier.

Suryana (2010:4) menyatakan, wirausaha yang sukses pada umumnya ialah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu untuk melaksanakan


(25)

pekerjaan/kegiatan. Suryana (2003:64) mengungkapkan, dalam beberapa penelitian terhadap usaha kecil menunjukan bahwa sebagian besar wirausaha yang berhasil cenderung memilki tingkat keterampilan khusus yang cukup. Oleh karena itu, keterampilan diperlukan seorang pengusaha. Adapun gambaran masalah keberhasilan usaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon sebagai berikut:

TABEL 1.7

GAMBARAN MASALAH KEBERHASILAN USAHA EMPING MELINJO DI KABUPATEN CIREBON

No Indikator Masalah yang terjadi

1 Laba Pertumbuhan laba pada emping melinjo di Kabupaten Cirebon semakin tahun semakin menurun, jika terus terjadi penurunan laba maka pengusaha emping melinjo akan mengalami kebangkrutan.

2 Produktivitas dan Efisiensi

Produktivitas emping melinjo mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan yang dilakukan dan akhirnya akan mempengaruhi laba perusahaan.

3 Daya Saing Selain emping melinjo ada juga kerupuk kulit dan roti sebagai makanan ringan. Oleh karena itu, persaingan industri makanan ringan sangat ketat. Jika emping melinjo tidak bisa mempertahankan pelanggannya maka sulit untuk bertahan ditengah persaingan.

4 Etika Usaha Etika usaha pengusaha emping melinjo harus disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi sehingga dapat menghasilkan inovasi yang sesuai dengan jaman. Agar perusahaan dapat mempertahankan daya saingnya.

5 Terbangunnya Citra Baik

Industri emping melinjo yang besar dan sudah lama berdiri di nilai pelanggan memiliki citra yang baik karena tumbuhnya rasa kepercayaan terhadap produk ataupun merk tersebut. Ini sangat tidak menguntungkan untuk industri emping melinjo yang kecil dan baru berdiri.

Sumber: Hasil wawancara, 2014


(26)

masih banyak pengusaha yang dalam perusahaannya tidak terdapat struktur organisasi dan pembagian kerja yang jelas, serta tidak adanya semangat bersaing dari para pengusaha dimana dalam hal ini mereka banyak yang membuka usaha hanya untuk memenuhi kebutuhan makan saja sehingga menghambat terhadap perkembangan usahanya.

Penulis beranggapan permasalah tersebut penting untuk dikaji dan dicari solusi pemecahannya mengingat fungsi dan peran dari sektor Industri Kecil Menengah terhadap perekonomian. Mengingat pentingnya permasalahan tersebut berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis tertarik mengkaji permasalahan tersebut dalam penelitian ini dengan judul “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon”.

1.2Identifikasi Masalah

Dalam kegiatan wirausaha terdapat satu tujuan yang semua orang inginkan. Tujuan tersebut adalah dapat tercapainya keberhasilan dalam kegiatan usahanya. Tidak ada seorang wirausaha pun yang tidak menginginkan keberhasilan dalam bisnis yang dijalaninya. Untuk mencapai tujuan keberhasilan usaha tersebut dapat diraih oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha adalah dengan dimilikinya kompetensi kewirausahaan. Tetapi, pada kenyataannya sangat banyak pelaku wirausaha yang tidak memiliki kompetensi dalam pelaksanaan kegiatan bisnisnya. Kebanyakan wirausaha hanya memiliki modal “nekat” dalam kegiatan bisnisnya, dalam kata lain para wirausaha melakukan kegiatan bisnisnya tanpa didasari dengan kemampuan serta skill dalam penguasaan bisnis yang dikerjakan. Kompetensi


(27)

kewirausahaan itu sendiri meliputi pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan seorang wirausaha atas kegiatan bisnis yang sedang atau akan dilakukannya. Wirausaha yang tidak memiliki kompetensi biasanya tidak memiliki pemikiran kreatif dan inovatif akan produk-produk yang akan dihasilkannya. Biasanya mereka hanya meniru produk orang lain yang dirasa sudah dikenal di pasaran. Sehingga produk yang dihasilkannya pun terkesan seragam dan tidak memiliki suatu nilai yang baru serta nilai ekonomis pada produk tersebut karena para konsumen lebih baik memilih untuk membeli produk tersebut kepada orang yang lebih dahulu memproduksi barang atau produk tersebut.

Masalah akan keberhasilan usaha ini pun dialami oleh para pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon. Terlepas dari kenaikan unit usaha dari tahun ke tahunnya, tetapi terdapat pula pengusaha yang tidak berhasil dalam kegiatan bisnisnya sehingga harus meninggalkan bisnis tersebut atau mengalami kebangkrutan. Kenaikan jumlah unit usaha dari tahun ke tahunnya kebanyakan hanya dialami oleh pengusaha yang memiliki modal yang besar. Budaya pengusaha emping melinjo yang memiliki modal yang besar biasanya setelah bisnis mereka maju, maka mereka akan memberikan bisnis emping yang sama kepada anggota keluarga mereka khususnya pada anak-anak mereka sehingga membuat peningkatan jumlah unit usaha terus naik dari tahun ke tahunnya dan juga peningkatan tersebut merupakan peningkatan secara umum se-Kota Cirebon tidak terdapat data khusus per-Kecamatan yang memungkinkan adanya penurunan. Berbeda dengan para pengusaha emping melinjo khususnya pengusaha yang memiliki modal kecil, mereka sulit untuk bersaing dalam segi finansial dengan pengusaha emping yang


(28)

memiliki modal yang besar. Selain itu, kompetensi wirausaha mereka pun bisa dikatakan rendah karena mereka terkesan banyak yang memaksakan kegiatan bisnisnya yang telah menjadi budaya di daerah tersebut khususnya di Kabupaten Cirebon.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil, dimana menurut Tulus Tambunan (2002:14), bahwa keberhasilan usaha atau kegagalan usaha suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kekuatan dari dalam perusahaan sendiri untuk tumbuh berkembang mandiri secara berkesinambungan.

Menurut Tulus Tambunan (2002:11), bahwa keberhasilan usaha atau kegagalan usaha suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kekuatan dari dalam perusahaan sendiri untuk tumbuh berkembang mandiri secara berkesinambungan dan faktor eksternal adalah kekuatan dari luar perusahaan yang dapat membantu perusahaan dapat berkembang secara berkesinambungan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan wirausaha menurut Tulus Tambunan (2002: 11) adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor Internal perusahaan terdiri dari: kualitas SDM, penguasaan teknologi, struktur organisasi, sistem manajemen partisipasi, kultur/budaya bisnis, modal yang kuat, jaringan dalam berbisnis, dan tingkat entrepreneurship. 2. Faktor Eksternal


(29)

Faktor ekternal itu sendiri yaitu: kebijakan ekonomi, birokrat, politik, tingkat demokrasi, sistem perekonomian, sosio-kultur masyarakat, sistem pemburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi lingkungan, dan tingkat pendidikan masyarakat.

Dalam penelitian ini permasalahan hanya terbatas pada faktor-faktor dominan saja, hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan disiplin ilmu yang penulis miliki. Maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasikan masalah ke dalam tema sentral

Industri kecil emping melinjo di Kabupaten Cirebon merupakan salah satu industri unggulan yang memiliki peranan penting terhadap pendapatan daerah Kabupaten Cirebon. Keberhasilan usaha pada pengusaha emping melinjo Kabupaten Cirebon mengalami penurunan hingga 50% dari tahun 2011 hingga 2014 yang ditandai dengan penurunan produktivitas dan penurunan pendapatan pengusaha. Pada tahun 2011 pendapatan emping melinjo di Kabupaten Cirebon Rp 2.197.470.000 dan pada tahun 2014 penurunannya mencapai 50% dari tahun 2011 yaitu hanya Rp 752.820.000. Sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan usaha, pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon diperlukan perbaikan pada kompetensi yang dimiliki pengusaha emping melinjo. Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi kewirausahaan dalam kaitannya mencapai keberhasilan usaha.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penulis menetapkan masalah yang ingin dijawab adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

2. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon


(30)

3. Bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

3. Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

1.5Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan akademis bagi beberapa pihak diantaranya:

1. Kegunaan Akademis

Diharapkan hasil penelitian ini akan menambah khasanah kepustakaan dan bahan referensi bagi penelitian yang akan datang khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan dan keberhasilan usaha.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi penambah masukan-masukan kepada pengusaha dalam menjelaskan dan mendeskripsikan tentang meningkatkan keberhasilan usaha melalui kompetensi kewirausahaan.


(31)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah tanggapan responden tentang kompetensi kewirausahaan, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode pengembangan yang dipergunakan adalah cross sectional. Menurut Uma Sekaran dalam Mulyadi (2011:141) menjelaskan penelitian cross sectional adalah penelitian dimana data dikumpulkan hanya sekali (yang dilakukan selama periode hari, minggu, atau bulan) untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Menurut Sugiyono (2009:61), pengertian Independen variable (variabel bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah Kompetensi Kewirausahaan (X) yang memiliki dimensi 1. Pengetahuan; 2. Keterampilan; 3. Kemampuan Individu.

Variabel dependen (Variabel Terikat) Menurut Sugiyono (2009:61), pengertian variabel dependen (variabel terikat) adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Adapun variabel terikat (dependent variable) adalah Keberhasilan Usaha (Y), yang terdiri dari dimensi Laba (profitability), Produktivitas dan Efisiensi, Daya Saing, Etika Usaha, Terbangunnya Citra Baik.


(32)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2009:11) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

Berdasarkan keterangan para ahli diatas, maka penelitian deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena apa adanya. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai Kompetensi Kewirausahaan (X) yang memiliki dimensi 1. Pengetahuan; 2. Keterampilan; 3. Kemampuan Individu. Bagaimana gambaran Keberhasilan Usaha (Y) Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon.

Adapun penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2008:8) adalah sebagai berikut: “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan.” Dalam penelitian ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, dalam penelitian ini diuji mengenai pengaruh Kompetensi Kewirausahaan (X) terhadap Keberhasilan Usaha (Y) Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon.


(33)

Berdasarkan jenis penelitian tersebut yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode explanatory survey. Sugiyono (2012:11) menyatakan bahwa:

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 31) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Sesuai dengan judul skripsi yaitu : “ Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon“, maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Independent adalah suatu variabel tidak terikat atau bebas dimana keberadaannya tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, bahkan variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Kompetensi Kewirausahaan diindentifikasi sebagai variabel yang independent (X) dengan dimensi 1. Pengetahuan; 2. Keterampilan; 3. Kemampuan Individu.

Variabel Dependent adalah variabel tidak bebas atau terikat, artinya variabel ini dipengaruhi oleh sesuatu yang dihasilkan variabel independent. Keberhasilan Usaha diidentifikasi sebagai variabel yang dependent (Y) dengan


(34)

dimensi Laba (profitability), Produktivitas dan Efisiensi, Daya Saing, Etika Usaha, Terbangunnya Citra Baik.

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN Variabel /

Subvariabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No Item

1 2 3 4 5 6

Kompetensi Kewirausahaan (X)

Kompetensi Kewirausahaan diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan, dan

kualitas individu yang berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil. Suryana (2011:37) Pengetahuan Pengetahuan Tentang Usaha Emping Pengetahuan Pesaing Tingkat pengetahuan tentang industri emping melinjo (produksi, operasional, keuangan dan sumber daya manusia)

Interval 1

Tingkat pengetahuan akan

kelebihan pesaing

Interval 2

Tingkat pengetahuan akan

kekurangan pesaing

Interval 3

Pengetahuan Pemasaran Tingkat pengetahuan tentang memasarkan produk

Interval 4

Pengetahuan Pembukuan Keuangan Tingkat pencatatan/pe mbukuan keuangan

Interval 5

Keterampilan Keterampilan Konseptual dalam Mengatur Tingkat keterampilan dalam mengatur strategi usaha


(35)

Variabel / Subvariabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No Item

1 2 3 4 5 6

Strategi dan Memperhitun gkan Resiko Tingkat keterampilan dalam memperhitun gkan resiko

Interval 7

Keterampilan Kreatif dalam Menciptakan Nilai Tambah

Tingkat keterampilan dalam menciptakan inovasi produk

Interval 8

Tingkat keunggulan inovasi produk dengan pesaing

Interval 9

Keterampilan dalam Memimpin dan Mengelola Tingkat Tingkat keterampilan dalam mengatur usaha

Interval 10

Tingkat keterampilan dalam mengatur karyawan

Interval 11

Keterampilan Berkomunika si dan Berinteraksi Tingkat keterampilan berkomunika

si dengan

karyawan

Interval 12

Tingkat kedekatan dengan karyawan

Interval 13

Tingkat keterampilan berkomunika

si dengan

konsumen

Interval 14

Keterampilan teknik dalam bidang usaha

Tingkat penguasaan

alat dalam


(36)

Variabel / Subvariabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No Item

1 2 3 4 5 6

Kemampuan Individu  Percaya Diri Tingkat kepercayaan akan keberhasilan usaha dalam

6 bulan

kedepan

Interval 16

 Memiliki inisiatif

Tingkat mengaplikasi kan ide-ide baru

Interval 17

 Memiliki motif berprestasi Tingkat kemampuan untuk memajukan usaha

Interval 18

Memiliki jiwa kepemimpin an Tingkat keteladanan yang ditunjukkan pada karyawan

Interval 19

 Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan Tingkat kemampuan meminimalka n resiko dalam pengambilan keputusan

Interval 20

Keberhasilan Usaha (Y) Keberhasilan Usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam

mencapai tujuannya (Henry Faizal Noor, 2008:397) Laba Kemampuan meningkatka n laba Tingkat pertumbuhan laba dalam 4 bulan terakhir

Interval 21

Tingkat penjualan usaha

Interval 22

Produktivitas dan Efisiensi Kemampuan Tingkat produksi barang yang dihasilkan


(37)

Variabel / Subvariabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No Item

1 2 3 4 5 6

meningkatka n jumlah produksi Tingkat kemampuan memanfaatka n bahan baku usaha dengan optimal

Interval 24

Tingkat kemampuan membatasi pengeluaran yang tidak perlu

Interval 25

Daya Saing Kemampuan bersaing dengan kompetitor Tingkat kemampuan bersaing dengan competitor

Interval 26

Tingkat kemampuan dalam meningkatka

n jumlah

konsumen

Interval 27

Tingkat kemampuan dalam berinovasi

Interval 28

Etika Usaha Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan Tingkat pencapaian kepercayaan karyawan terhadap perusahaan dengan kompetensi

dan etika

yang dimiliki perusahaan

29

Tingkat kemampuan


(38)

Variabel / Subvariabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No Item

1 2 3 4 5 6

baik dengan pelanggan Tingkat penerimaan masyarakat mengenai etika usaha yang dimiliki

31

Terbangunnya Citra yang Baik Kemampuan membangun citra baik perusahaan Tingkat kemampuan membangun

citra baik

perusahaan 32 Tingkat komplain dari konsumen 33

Sumber : merujuk pada berbagai sumber

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam dua kelompok data yaitu:

1. Data primer

Data diperoleh dari pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon mengenai kompetensi kewirausahaan serta keberhasilan usaha yang berupa angket. Menurut Sugiyono (2011:193) menjelasakan data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah seluruh data yang diperoleh dari angket (tanggapan responden) yang disebarkan kepada sejumlah pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian.


(39)

2. Data sekunder

Menurut Sugiyono (2011:193) menjelaskan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data yang diperoleh dari sumber-sumber informasi yang mendukung dalam penelitian ini adalah jurnal, artikel, situs internet, buku-buku dan literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti serta dokumen-dokumen, laporan-laporan yang ada di dalam lembaga yang bersangkutan.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Jenis Data Sumber Data Kategori

Data 1 Pertumbuhan

Ekonomi Dunia

http://www.worldbank.org/in/news/press- release/2014/10/06/world-bank-expects- slower-growth-in-developing-east-asia-pacific-in-2014

Sekunder

2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Badan Pusat Statistik Sekunder

3 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas

Badan Pusat Statistik Sekunder

4 Pertumbuhan Industri Kecil, Menengah dan Besar

Badan Pusat Statistik Sekunder

5 Potensi Wilayah Di

Jawa Barat

LPPD Provinsi Jawa Barat Sekunder 6 Komoditi unggulan

Kabupaten Cirebon

Dinas Perindustrian Kabupaten Cirebon Sekunder

7 Perkembangan Sentra industri emping melinjo Kabupaten Cirebon

Dinas Perindustrian Kabupaten Cirebon Sekunder


(40)

No. Jenis Data Sumber Data Kategori Data Kabupaten Cirebon

9 Data Produktivitas Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon

Dinas Perindustrian Kabupaten Cirebon Sekunder

10 Tanggapan responden tentang kompetensi kewirausahaan

Responden Primer

11 Tanggapan responden tentang keberhasilan usaha

Responden Primer

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2013-2014

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Sugiyono (2012:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah 132 orang pengusaha di Kabupaten Cirebon (sumber: http://www.bisnis-jabar.com diakses 20:37, 19 Agustus 2014).

TABEL 3.3

JUMLAH PENGUSAHA EMPING MELINJO

No. Wilayah Jumlah

1 Kecamatan Kedawung 55

2 Kecamatan Gunungjati 37

3 Kecamatan Ciwaringin 40


(41)

3.2.4.2Sampel .

Penulis tidak mungkin meneliti semua populasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya. Oleh karena itu penulis melakukan penarikan sampel yang dianggap mewakili. (Sugiyono, 2011:81).

Adapun pengertian dari sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Husein Umar (2008:141), mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Slovin dengan rumus sebagai berikut:

2

1 Ne N n

 

Keterangan:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = presisi yang ditetapkan

Berdasarkan perhitungan di atas, maka untuk mendapatkan sampel yang dapat mewakili dari populasi berjumlah 57 responden, sampel di Kecamatan Kedawung berjumlah 19 responden, Kecamatan Gunungjati berjumlah 19 responden dan Kecamatan Ciwaringin berjumlah 19 reponden. Hasil tersebut dari perhitungan 57 dibagi 3 maka didapat 19 responden dari 3 Kecamatan di Kabupaten Cirebon. Adapun daftar proporsi sampel emping melinjo per


(42)

TABEL 3.4

PROPORSI SAMPEL EMPING MELINJO

No. Wilayah Jumlah

1 Kecamatan Kedawung 19

2 Kecamatan Gunungjati 19

3 Kecamatan Ciwaringin 19

Jumlah 57

Dari setiap Kecamatan di Kabupaten Cirebon sampel yang diambil 19 responden hal tersebut sudah mewakili Kecamatannya masing-masing. Dari 19 responden tersebut pada umumnya masalah yang terjadi karena laba yang didapat tiap tahun menurun cukup drastis dan kurangnya inovasi produk yang dihasilkan dari 19 responden di tiap Kecamatan.

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampel

Sugiyono (2011:116) menyatakan bahwa, “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini penulis menggunakan teknik Simple Random Sampling. Menurut Riduwan (2012:58) Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dan anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling sebagai berikut :

1. Menentukan populasi dengan menginventarisasi pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Dalam penelitian ini, populasi berjumlah 132 pengusaha.

2. Menentukan ukuran sampel dari besarnya populasi, yaitu sebesar 57 responden (hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin).


(43)

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sugiyono, 2011:224).

Sumber data dalam penelitian ini, penulis berusaha mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai teknik, meliputi :

1. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, jurnal asing maupun nasional, situs web-site dan majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti.

2. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran dari indikator variable X dan variable Y. Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Langkah-langkah penyusunan kuesioner sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga


(44)

c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval

3. Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti. Studi literatur ini tersebut diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: 1) perpustakaan, 2) skripsi, tesis 3) buku asing maupun Indonesia, 4) internet, serta 5) artikel dan lain sebagainya.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011:121). Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel (Sugiyono, 2011:122).

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Suharsimi Arikunto, 2009:86).

Penelitian ini menggunakan data interval, yaitu data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama (Riduwan, 2012:85).


(45)

Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 21.0. for windows.

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas

Validitas adalah ukuran mengenai tingkat ketepatan suatu data yang sesungguhnya dengan data hasil penelitian. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mengungkapkan data dari variabel ayng diteliti sudah tepat.

Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Menurut Sherri L. Jackson (2012:85) “Validity is an indication of whether

the instrument measuring what it claims to measure”. Validitas adalah indikasi apakah instrumen mengukur apa yang dikatakannya untuk diukur.

Adapun untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari nilai korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor keseluruhan yang merupakan jumlah setiap skor butir.

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:


(46)

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung ≥ rtabel).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel).

Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows. Besarnya koefisiensi korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.5 di bawah ini:

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut:

(Riduwan, 2012:98) Keterangan:

= nilai t hitung

r = koefisien korelasi

=

kuadrat koefisien korelasi n = banyaknya responden

Dengan keputusan pengujian validitas menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel dengan α = 0,05 dan dk = n-2.


(47)

3. Jika maka, pertanyaan tersebut tidak valid.

Hasil uji coba intrumen penelitian untuk variabel Keterampilan Wirausaha berdasarkan hail perhitungan validitas item intrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21 for windows menunjukan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel

yang bernilai 0,374. Sepertidapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.

TABEL 3.5

HASIL UJI VALIDITAS KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

No Pernyataan rhitung rtabe l Ket.

Kompetensi Kewirausahaan (X) 1. Pengetahuan

1 Pengetahuan tentang industri emping melinjo 0.597 0.374 Valid 2 Pengetahuan akan kelebihan pesaing 0.761 0.374 Valid 3 Pengetahuan akan kekurangan pesaing 0.586 0.374 Valid 4 Pengetahuan tentang memasarkan produk 0.743 0.374 Valid 5 Pencatatan/pembukuan keuangan 0.745 0.374 Valid

2. Keterampilan

6 Keterampilan dalam mengatur strategi usaha 0.786 0.374 Valid 7 Keterampilan dalam memperhitungkan resiko 0.753 0.374 Valid 8 Keterampilan dalam menciptakan inovasi produk 0.712 0.374 Valid 9 Keunggulan inovasi produk dengan pesaing 0.818 0.374 Valid 10 Keterampilan dalam mengatur usaha 0.729 0.374 Valid 11 Keterampilan dalam mengatur karyawan 0.779 0.374 Valid 12 Keterampilan berkomunikasi dengan karyawan 0.858 0.374 Valid

13 Kedekatan dengan karyawan 0.823 0.374 Valid

14 Keterampilan berkomunikasi dengan konsumen 0.801 0.374 Valid 15 Penguasaan alat dalam produksi 0.784 0.374 Valid


(48)

No Pernyataan rhitung rtabe l Ket.

kedepan 0.738 Valid

17 Mengaplikasikan ide-ide baru 0.786 0.374 Valid 18 Kemampuan untuk memajukan usaha 0.873 0.374 Valid 19 Keteladanan yang ditunjukkan pada karyawan 0.803 0.374 Valid 20 Kemampuan meminimalkan resiko dalam

pengambilan keputusan 0.819 0.374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 21.0 For Windows) Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel kompetensi kewirausahaan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi kemampuan individu dengan item pernyataan kemampuan untuk memajukan usaha yang bernilai 0,873. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi pengetahuan dengan item pernyataan pengetahuan akan kekurangan pesaing yang bernilai 0.586.

Hasil uji validitas dari instrumen keberhasilan usaha sebagai variabel Y dapat dilihat pada Tabel 3.6 yang disampaikan sebagai berikut.

TABEL 3.6

HASIL UJI VALIDITAS KEBERHASILAN USAHA

No Pernyataan rhitung rtabe l Ket.

Keberhasilan Usaha (Y) 1. Laba

1 Pertumbuhan laba dalam 4 bulan terakhir 0.418 0.374 Valid

2 Penjualan usaha 0.568 0.374 Valid

2. Produktivitas dan Efisiensi

3 Produksi barang yang dihasilkan 0.471 0.374 Valid 4 Kemampuan memanfaatkan bahan baku usaha

dengan optimal 0.509 0.374 Valid

5 Kemampuan membatasi pengeluaran yang tidak

perlu 0.483 0.374

Valid 3. Daya Saing

6 Kemampuan bersaing dengan kompetitor 0.424 0.374 Valid 7 Kemampuan dalam meningkatkan jumlah konsumen 0.425 0.374 Valid 8 Kemampuan dalam berinovasi 0.441 0.374 Valid

4. Etika Usaha


(49)

perusahaan dengan kompetensi dan etika yang

dimiliki perusahaan 0.470 Valid

10 Kemampuan membina hubungan baik dengan

pelanggan 0.583 0.374

Valid 11 Penerimaan masyarakat mengenai etika usaha yang

dimiliki 0.521 0.374 Valid

5. Terbangunnya citra yang baik

12 Kemampuan membangun citra baik perusahaan 0.492 0.374 Valid

13 Komplain dari konsumen 0.470 0.374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 21.0 For Windows) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang

bernilai 0.374. Berdasarkan Tabel 3.3 pada instrumen keberhasilan usaha dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi etika usaha dengan item pernyataan kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan yang bernilai 0,583. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi laba dengan item pernyataan pertumbuhan laba dalam 4 bulan terakhir yang bernilai 0.418.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178), Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Sedangkan Sugiyono (2010:172) menyatakan, Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.


(50)

menghasilkan data yang sama. Sherri L. Jackson (2012:81) “Reliability is

indication of consistency or stability of a measuring instrument”. Reliabilitas adalah indikasi dari konsistensi atau stabilitas dari sebuah alat ukur.

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunaan rumus Cronbach Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

[ ] [ ∑ ] (suharsimi arikunto, 2010:196) Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal σt2 = Varian total

∑ σb2 = Jumlah varian butir soal

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini:

∑ ∑

(suharsimi arikunto, 2010:184)

Keterangan:

N = Jumlah sampel N = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih σ2

= Nilai varians

Hasil uji reliabilitas ditentukan oleh ketentuan sebagai berikut:

1. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Untuk mempermudah reliabilitas guna mendapatkan data yang akurat dan meminimalkan kesalahan data dilakukan dengan bantuan software SPSS. Uji


(51)

reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai hasil dengan tabel metode yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha. Menurut Sarjono (2011:45) kuesioner yang dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.7 berikut:

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

Variabel rhitung rtabe l Keterangan

Kompetensi Kewirausahaan 0.873 0,374 Reliabel

Keberhasilan Usaha 0.583 0,374 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 21.0 For Windows)

3.2.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal penelitian. Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sugiyono (2011:244).

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others. Analisis data adalah proses mencari dan menyususun secara sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk angket. Angket disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.


(52)

1. Menyusun data

Kegiatan menyusun data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data, kelengkapan identitas responden, dan isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul.

3. Tabulasi data

Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberi skor pada tiap item

Dalam penelitian ini, pernyataan dari angket terdiri dari 7 kategori sebagai berikut:

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

4. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik.

5. Tabulasi data

Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

d. Memberi skor pada tiap item

e. Menjumlahkan skor pada setiap item

f. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian 6. Menganalisis Data


(53)

Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik, menginterprestasi data agar diperoleh suatu kesimpulan.

7. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode analisis analytical (explanatory), maka dilakukan analisis regresi linier.Karena penelitian ini menganalisis dua variabel, yaitu kompetensi kewirausahaan (X) dan keberhasilan usaha (Y), maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala semantic differential. Skala ini dikembangkan oleh Osgood dan digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya’ terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya (Sugiyono, 2011:97).

3.2.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:


(54)

Variabel X terfokus pada penelitian Kompetensi Kewirausahaan yang terdiri dari Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan Individu.

2. Analisis Deskriptif Keberhasilan Usaha (Y)

Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap Keberhasilan Usaha yang meliputi komponen Laba (profitability), Produktivitas dan Efisiensi, Daya Saing, Etika Usaha, Terbangunnya Citra Baik.

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran persentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut:

TABEL 3.8

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN

NO KRITERIA PENAFSIRAN KETERANGAN

1 0% Tidak Seorangpun

2 1%-25% Sebagian Kecil

3 26%-49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51%-75% Sebagian Besar

6 76%-99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch Ali (1985:184)

3.2.7.2 Analisis Verifikatif

Teknik analisis data yang digunkan untuk melihat pengaruh Kompetensi Kewirausahaan (X) terhadap Keberhasilan Usaha (Y) yaitu menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya menganalisis dua variabel.

Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan kausial dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi sederhana. Analisis ini


(55)

digunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel independen (X) yaitu Kompetensi Kewirausahaan terhadap variabel dependen (Y) yaitu Keberhasilan Usaha.

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan kausal dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi sederhana. Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel independen (X) yaitu kompetensi kewirausahaan terhadap variabel dependen (Y) keberhasilan usaha. Sebelum melakukan analisis menggunakan regresi sederhana terlebih dahulu uji asumsi klasik normalitas dan linieritas.

a. Uji Asumsi Regresi 1. Uji Normalitas

Salah satu syarat untuk melakukan analisis regresi ialah normalitas. Data yang mengandung data ekstrim biasanya tidak memenuhi normalitas. Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana data diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis prametik. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan dengan menggunakan Normal Propability Port.

Suatu model regresi memiliki data berdistribusi normal apabila sebaran datanya terletak di sekitar garis diagonal pada Normal Propability Port yaitu dari kiri bawah kanan atas. Pengujian kenormalan data juga dilakukan menggunakan uji Liliefors yang diolah menggunakan SPPS. Kriteria pengujian adalah jika signifikansi > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Gambar 3.1 memperhatikan normal Propability Port yang digunakan untuk mendeteksi


(1)

Perbaikan yang harus yaitu meningkatkan kualitas produk agar sesuai dengan keinginan pelanggan serta memanfaatkan bahan baku digunakan secara optimal untuk memperkecil pengeluaran. Semakin rendah tingkat pengeluaran maka semakin tinggi biaya yang didapat sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang maksimal. Jika tidak mendapat perhatian maka keberhasilan usaha sulit untuk tercapai.

3. Terdapat pengaruh sebesar 83,2% antara kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha sehingga kompetensi kewirausahaan diharapkan meningkatkan kompetensi kewirausahaan yang dimiliki agar mendapatkan keberhasilan usaha yang lebih tinggi. Dengan memperkuat kompetensi kewirausahaan secara otomatis akan mempengaruhi keberhasilan usaha pada pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai kompetensi kewirausahaan tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda.

4. Sebagai bahan rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya pada, para peneliti dapat mengangkat beberapa kekurangan permasalahan mengenai kompetensi kewirausahaan, keterampilan wirausaha, serta perilaku wirausaha pada pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rivan Fauzi. 2011. Hubungan sikap kewirausahaan dengan keberhasilan usaha tukang sepatu di Kecamatan Bandung Kulon. Universitas Pendidikan Indonesia

Anwar Mangkunegara. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Amin Widjajanta Tunggal. 2009. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Harvarindo Anjar Pratiwi. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

usaha pedagang kaki lima di Pasar Klewer Tahun 2009. Universitas Pendidikan Indonesia.

Asep Hermawan. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo

Bachtiar Hasan dan Setiadji. 2010. Cara Praktis Membangun Wirausaha. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2014. Profit Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Cirebon: BPS.

Benjamin James Inyang & Rebecca Oliver Enuoh dalam International Business Research Vol. 2 No. 2 2009

Buchari Alma. 2011. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Carson, Mark. 2012. Entrepreneurship: teori, jejaring, sejarah. Alih Bahasa: Benri Sjah. Jakarta: Rajawali Pers.

Dwisani Rahmayani. 2011. Pengaruh Kompetensi Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha. Repositori Universitas Pendidikan Indonesia.

Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Henry Faizal Noor. 2008. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hienerth, Christoph dan Keßler, Alexander. 2011. Measuring Success in Family Business: The Concept of Configurational Fit. Family Business. Vienna University of Economics and Business Administration. Vol. 19 No. 2. pp. 115-134.

Hisrich, Robert D, Michael P. Peters, Dean A. Shepherd . 2008. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat


(3)

Husein Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Jackson, Sherri L. 2012. Research Method: A Modular Approach 2nd edition.

Wadsworth/Cengange Learning

Kasmir. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kenneth Chukwujioke. 2013. The Relative Contribution of Management Skills to Entrepreneurial Success: A Survey of Small and Medium Enterprises (SMEs) in the Trade Sector. Business Administration Department, College of Management Sciences, University of Agricultural, makurdi, Nigeria. Vol. 7. No. 1. pp. 8-16.

Kuratko and Hotgest. 2012. Entrepreneurship: Theory, Process, Practice. Florida: Thomson South-Western.

Mathew, Philip. 2010. Factors Affecting Business Success Of Small & Medium Enterprises (SMEs). United Kingdom: Sri Khishna. International Research & Educational Consortium International Journal. Vol. 1. No.2. pp. 24-35.

Mochamad Ali. 1985. Penelitian Pendidikan dan Prosedur Strategi. Bandung: Angkasa.

Mokaya, Namusonge dan Sikalieh. 2012. The Concept of Entrepreneurship. Monalisa. 2010. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan

Usaha Pada CV. Karaos Cattering Di Bandung. Skripsi Unikom Bandung.

Md. Aminul Islam, Mohammad Aktaruzzaman Khan, Abu Zafar Muhammad Obaidullah, dan M. Syed Alam. 2011. Effect of Entrepreneur and Firm Characteristics on the Business Success of Small and Medium Enterpries (SMEs) in Bangladesh. International Journal of the business and management. Canadian Center of Science and Education. Vol. 6, No. 3. pp. 243-257.

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta : Ghalia. Murnieks, Charles., Mosakowski, Elaine., Cardon, Melissa S. 2012. Pathways of

Passion: Identity Centrality, Passion, and Behavior Among Entrepreneurs. Journal of Management, Vol. 16 No. 9. pp. 329-348. Perez, Esther Hormiga dan Canino, Rosa M. Batista. 2009. The Importance of the

Entrepreneur’s Perception of “Success”. Review of International


(4)

Pradhan, Rabindra Kumar dan Nath, Papri. 2012. Perception of Entrepreneurial Orientation and Emotional Intelligence: A Study on India’s Future Techno-Manager. Global Business Review 13(1) 89 – 108. Los Angeles, London, New Delhi, Singapore, Washington DC. SAGE P. B. Riyanti. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.

Jakarta: Grasindo.

Riduwan. 2010. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

_______. 2012. Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.

Risma Rahmatunnisa. 2010. Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Konveksi di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Repositori Universitas Pendidikan Indonesia.

Rungwinto Tunchalong. 2012. Strategic Management:Theory and Case Study. The Application of McKinsay Matrix in Determination of Route Attractiveness and Resources Allocation in Kenya Airways.

S Anil Kumar. 2008. Small Bussiness and Entrepreneurship. I. K. Internasional Pvt Ltd.

Simpeh, Kwabena Nkansah. 2011. Entrepreneurship Theories and Empirical Research: A Summary Review of Literature. European Journal of Business Management. www.iiste.org ISSN 1905 ISSN 2222-2839 Vol. 3, No. 6, 2011

Sitepu, Nirwana SK. 1994. Analisis Korelasi dan Regresi. Bandung: Statistika FMIPA Universitas Padjajaran

Siwan Mitchelmore & Jennifer Rowley. 2010

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. ________. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(5)

_______________. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

_______________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

_______. 2009. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat _______. 2012. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat

T.H. Tambunan, T. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia (Beberapa isu penting). Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Theo Suhardi. (2009). Entrepreneurship (Kewirausahaan) Menumbuhkan kembangkan Usaha Mikro dan Kecil. Bandung: UNPAD Press Uma Sekaran. 2009. Research Methods For Business (Metodologi Penelitian

Untuk Bisnis). Jakarta: Salemba Empat.

Usman, Husnaini. 2009. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi. 2008. Asas-Asas Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Winarno. 2011. Pengembangan Sikap Entrepreneurship dan Intrapreneurship. Jakarta: PT Indeks.

Wiratno Masykur. 2008. Pengantar Kewirausahaan: Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis. Yogyakarta: BPTE UGM

Zimmerer, Thomas W dan Scarborough Norman M. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

Literatur majalah dan sumber lain

http://ekbis.sindonews.com diakses tanggal 28 Agustus 2014, 20:52 WIB). http://www.bisnis-jabar.com diakses 20:37, 19 Agustus 2014)

http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2014/10/06/world-bank-expects-slower-growth- in-developing-east-asia-pacific- in-2014

Dinas Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Departemen Perdagangan Republik Indonesia Badan Pusat Statistik

LPPD Provinsi Jawa Barat 2014 Kamus Besar Bahasa Indonesia 2012 Undang-undang No. 13/2013